• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUTHA- Pembuatan Isomer Cis Dan Trans

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RUTHA- Pembuatan Isomer Cis Dan Trans"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010 I. JUDUL PERCOBAAN :

Pembuatan Cis dan Trans – Kalium Bisoksalato Diaquokromat (III) II. TANGGAL PERCOBAAN :

Selasa, 19 Maret 2013 III. TUJUAN PERCOBAAN :

1. Mempelajari pembuatan garam kompleks kalium bisoksalato diaquokromat(III).

2. Mempelajari sifat–sifat cis dan trans garam kompleks kalium bisoksalato diaquokromat(III).

IV. TINJAUAN PUSTAKA :

Stereokimia adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga dimensi, yakni bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relatif terhadap yang lain. Isomer geometri ialah bagaimana ketegaran (rigidity) dalam molekul dapat mengakibatkan isomeri. Dua gugus yang terletak pada satu sisi ikatan pi disebut cis (latin, “pada sisi yang sama”). Gugus-gugus yang terletak pada sisi-sisi yang berlawanan disebut trans (latin, “berseberangan”).

Isomer adalah molekul atau ion yang mempunyai susunan kimia sama, tetapi struktur berbeda. Perbedaan struktur biasanya tetap ada di dalam larutan, isomer dalam senyawa kompleks yang penting ialah isomer geometri dan isomer optis. Kompleks yang hanya mempunyai isomeri hanya kompleks-kompleks yang bereaksi sangat lambat atau kompleks yang inert. Ini disebabkan karena kompleks yang bereaksi cepat atau kompleks-kompleks yang labil, sering bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil.

Isomer geometri adalah stereoisomer yang posisinya tidak bisa saling dipertukarkan (interconverted) tanpa memutus ikatan kimianya. Berdasarkan pada jenis isomer geometrinya senyawa atau ion kompleks dapat dibedakan menjadi cis dan trans. Untuk kompleks oktahedral ada dua tipe kompleks yang memiliki bentuk cis dan trans yaitu MA4B2 dan

MA3B3. M merupakan atom atau ion pusat sedangkan A dan B merupakan ligan monodentat.

Jika ligan monodentat diganti dengan multidentat, misalkan bidentat, maka akan dihasilkan tipe kompleks, ML2B2, L merupakan ligan bidentat.

(2)

2 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat dengan cara mencampur komponen– komponen non kompleks (penyusun kompleks). Berdasarkan pada perbedaan kelarutan antara bentuk cis dan trans maka kedua jenis isomer itu dapat dipisahkan. Sebagai contoh trans-dioksalatodiakuokrom(II) klorida dapat dikristalkan secara pelan-pelan dengan melakukan penguapan larutan yang mengandung campuran bentuk cis dan trans. Dengan penguapan kesetimbangan bentuk cis ↔ trans dapat digeser ke kanan karena kelarutan isomer trans lebih rendah. Selain itu, pemisahan isomer cis dan trans berbeda, misalnya kompleks cis-diklorbis (trietilstibin) paladium dapat dikristalkan dalam larutan bensen meskipuyn dalam larutan hanya ada 60 % bentuk cis.

Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan tak dapat ditempa dengan berat. Ia melebur pada 1765ºC. Logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat. Jika tak terkena udara, akan membentuk ion-ion kromium(II) :

Cr + H+ → Cr2+ + H2 ↑

Cr + HCl → Cr2+

+ 2Cl- + H2 ↑

Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium sebagian atau seluruhnya menjadi teroksidasi ke keadaan tervalen:

4Cr2+ + O2 + 4H+ → 4Cr3+ + 2H2O

Untuk kompleks planar segiempat, isomer cis–trans terjadi pada kompleks platina (II) dengan rumus Pt (NH3)2Cl2. Untuk rumus jenis MX2Y2, bahwa jika bentuknya bujur sangkar

bidang, dua susunan isomer adalah mungkin. Dalam Pt(NH3)Cl2 kedua ligan klorida (dan

kedua ligan amonia) dapat disusun sehingga berada pada kedudukan yang saling berdampingan, yang dinamai cis (latin, pada sisi ini) atau pada kedudukan yang berseberangan yang dinamai trans (latin, di seberang). Gambar isomer cis dan trans, yaitu:

(3)

3 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

Untuk bangun tetrahedral, hanya satu susunan yang mungkin. Membuat model-model molekul akan membantu menunjukkan mengapa pendapat ini berlaku. Isomeri bujur sangkar-bidang dapat dibedakan satu dengan lainnya, karena etilenadiamina akan bereaksi dengan isomer cis untuk menggantikan kedua klorida itu, tetapi tak akan bereaksi dengan isomer trans. Rupanya molekul H2NCH2CH2NH2 dapat membentuk dua ikatan dengan sudut 90º

tetapi tak dapat mengitari Pt untuk membentuk ikatan dengan sudut 180º.

Urutan kira-kira dari pengaruh trans yang makin naik adalah: H2O, OH-, NH3 < Cl-,

Br- < SCN-, I-, NO2-, C6H5- < SC(NH2)2, CH3- < H-, PR3,< C2H4, CN-, CO. Ditekankan di sini

bahwa efek trans hanyalah fenomena belaka. Ini merupakan efek gugus terkoordinasi terhadap laju subtitusi dalam posisi trans terhadapnya dalam kompleks segiempat atau oktahedral. Deret efek trans terbukti sangat berguna untuk menerangkan prosedur sintetik yang telah dikenal, dan mencari prosedur sintetik yang berguna. Sebagai contoh ditinjau sintesis isomer cis dan trans dari [Pt(NH3)2Cl2] sintesis isomer cis dicapai dengan

mereaksikan ion [PtCl4]2- dengan amonia. Karena Cl- mempunyai pengaruh mengarahkan

trans lebih besar daripada NH3, subtitusi NH3 ke dalam [Pt(NH3)Cl3]- kurang layak terjadi

pada posisi trans terhadap NH3 yang sudah ada, sehingga isomer cis lebih disukai.

Teori Medan Kristal

Menurut Teori Medan Kristal (CFT), interaksi antara logam transisi dan ligan diakibatkan oleh tarikan antara kation logam yang bermuatan positif dan elektron bukan-ikatan ligan yang bermuatan negatif. Teori ini dikembangkan menurut perubahan energi dari lima degenerasi orbital-d ketika dikelilingi oleh ligan-ligan. Ketika ligan mendekati ion logam, elektron dari ligan akan berdekatan dengan beberapa orbital-d logam dan menjauhi

(4)

4 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

yang lainnya, menyebabkan hilangnya kedegeneratan (degeneracy). Elektron dari orbital-d dan dari ligan akan saling tolak menolak. Oleh karena itu, elektron-d yang berdekatan dengan ligan akan memiliki energi yang lebih besar dari yang berjauhan dengan ligan, menyebabkan pemisahan energi orbital-d. Pemisahan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

 sifat-sifat ion logam.

 keadaaan oksidasi logam. Keadaan oksidasi yang lebih besar menyebabkan pemisahan yang lebih besar.

 susunan ligan disekitar ion logam.

 sifat-sifat ligan yang mengelilingi ion logam. Efek ligan yang lebih kuat akan menyebabkan perbedaan energi yang lebih besar antara orbital 3d yang berenergi tinggi dengan yang berenergi rendah.

Struktur kompleks yang paling umum adalah oktahedral; dalam struktur ini, enam ligan membentuk oktahedral di sekitar ion logam. Pada oktahedral simetri, orbital-d akan berpisah menjadi dua kelompok energi dengan perbedaan energi Δoct. Orbital dxy, dxz dan dyz

akan memiliki energi yang lebih rendah daripada orbital dz2 and dx2-y2. Hal ini dikarenakan

orbital dxy, dxz dan dyz memiliki posisi yang lebih jauh dari ligan-ligan, sehingga mendapatkan

gaya tolak yang lebih kecil. Kompleks tetrahedral juga merupakan struktur yang umum; dalam struktur ini, empat ligan membentuk tetrahedral disekitar ion logam. Dalam pemisahan medan kristal tetrahedral, orbital-d kembali berpisah menjadi dua kelompok dengan perbedaan energi Δtet. Orbital dz2 dan dx2-y2 akan memiliki energi orbital yang lebih rendah,

dan dxy, dxz dan dyz akan memiliki energi orbital yang lebih tinggi. Hal bertolak belakang

dengan struktur oktahedron. Selain itu, dikarenakan elektron ligan pada simetri tetrahedal tidaklah berorientasi pada orbital-orbital-d, pemisahan energi akan lebih kecil daripada pemisahan energi oktaherdal. Struktur geometri datar persegi juga dapat dideskripsikan oleh CFT.

Besarnya perbedaan energi Δ antara dua kelompok orbital tergantung pada beberapa faktor, seperti sifat-sifat ligan dan struktur geometri kompleks. Beberapa ligan selalu menghasilkan nilai Δ yang kecil, sedangkan beberapa lainnya akan selalu menghasilkan nilai

(5)

5 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

yang lebih besar. Alasan di balik perbedaan ini dapat dijelaskan dengan teori medan ligan . Deret spektrokimia berikut adalah daftar-daftar ligan yang disusun berdasarkan perbedaan energi Δ yang dihasilkan (disusun dari Δ yang kecil ke Δ yang besar):

I− < Br− < S2− < SCN− < Cl− < NO3− < N3− < F− < OH− < C2O42− < H2O < NCS− < CH3CN < py < NH3 < en < 2,2'-bipiridina < phen < NO2− < PPh3 < CN− < CO

Keadaan oksidasi logam juga memengaruhi besarnya Δ antara aras energi (energy level) yang tinggi dan rendah. Semakin tinggi keadaan oksidasi logam, semakin tinggi pula Δ. Kompleks V3+

akan memiliki Δ yang lebih besar dari kompleks V2+. Hal ini dikarenakan perbedaan rapatan muatan yang mengijinkan ligan lebih dekat dengan ion V3+ daripada ion V2+. Jarak antar ligan dan ion logam yang lebih kecil akan menyebabkan nilai Δ yang lebih besar karena elektron logam dan ligan lebih berdekatan, sehingga gaya tolak menolak menjadi lebih besar.

Spin-tinggi dan spin-rendah

Diagram medan kristal [Fe(NO2)6]3−

Ligan-ligan yang menyebabkan Δ pemisahan orbital-d yang lebih besar disebut sebagai ligan-ligan medan kuat, seperti CN− dan CO. Senyawa kompleks yang memiliki ligan medan kuat tidak akan menempatkan elektron-elektronnya ke orbital yang berenergi tinggi. Hal ini sesuai dengan asas Aufbau. Kompleks yang demikian disebut sebagai "spin-rendah". Sebagai contoh, NO2− yang merupakan ligan medan kuat, menghasilkan Δ yang besar. Ion oktahedron [Fe(NO2)6]3− yang memiliki 5 electron-d akan memiliki diagram pemisahan oktahedron yang kelima elektronnya berada di aras

(6)

6 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010 Diagram medan kristal [FeBr6]3−

Sebaliknya, ligan-ligan (seperti I− dan Br−) yang menghasilkan Δ orbital-d yang kecil disebut ligan medan lemah. Dalam kasus ini, adalah lebih mudah menempatkan elektron di aras energi orbital yang lebih tinggi daripada menempatkan dua elektron pada orbital yang sama. Ini dikarenakan gaya tolak antar dua elektron lebih besar daripada Δ. Oleh karena itu, masing-masing elektron akan ditempatkan pada setiap orbital-d terlebih dahulu sebelum dipasangkan. Hal ini sesuai dengan kaidah Hund dan menghasilan kompleks "spin-tinggi". Sebagai contoh, Br− adalah ligan medan lemah dan menghasilkan Δoct yang lebih kecil.

Makan, ion [FeBr6] 3−

, yang juga memiliki 5 elektron-d, akan memiliki diagaram pemisahan elektron yang kelima orbitalnya dipenuhi secara tunggal.

Agar pemisahan spin rendah terjadi, energi yang dibutuhkan untuk menempatkan elektron ke orbital yang sudah berlektron tunggal harus lebih kecil dari energi yang dibutuhkan untuk menempatkan elektron tambahan ke orbital eg sebesar Δ. Jika energi yang

diperlukan untuk memasangkan dua elektron lebih besar dari menempatkan satu elektron di orbital eg, pemisahan spin tinggi akan terjadi.

Energi pemisahan medan kristal untuk kompleks logam tetrahedron (empat ligan), Δtet, kira-kira sama dengan 4/9Δoct. Oleh karena itu, energi yang diperlukan untuk

memasangkan dua elektron biasanya lebih besar dari energi yang diperlukan untuk menempatkan elektron di orbital yang berenergi lebih tinggi. Sehingga, kompleks tetrahedron biasanya merupakan spin-tinggi.

Diagram pemisahan ini dapat membantu kita dalam memprediksikan sifat-sifat magnetik dari senyawa koordinasi. Senyawa yang memiliki elektron yang takberpasangan

(7)

7 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

pada diagram pemisahannya bersifat paramagnetik dan akan ditarik oleh medan magnet. Sedangkan senyawa yang tidak memiliki elektron takberpasangan pada diagram pemisahannya bersifat diamagnetik dan akan ditolak oleh medan magnet.

Energi stabilisasi medan kristal

Energi stabilisasi medan kristal (Bahasa Inggris:crystal field stabilization energy), disingkat CFSE, adalah stabilitas yang dihasilkan dari penempatan ion logam pada medan kristak yang dibentuk oleh sekelompok ligan-ligan. Ia muncul karena ketika orbital-d terpisah pada medan ligan, beberapa dari orbital itu akan memiliki energi yang lebih rendah. Sebagai contoh, pada kasus oktahedron, kelompok orbital t2g memiliki energi yang lebih rendah dari

energi orbital pada sentroid. Sehingga, jika terdapat sembarang elektron yang menempati orbital-orbital ini, ion logam akan menjadi lebih stabil pada medan ligan relatif terhadap sentroid dengan nilai yang dikenal sebagai CFSE. Sebaliknya, orbital-orbital eg (pada kasus

oktaheral) memiliki energi yang lebih tinggi daripada sentroid, sehingga menempatkan elektron pada orbital tersebut menurunkan CFSE.

Energi stabilisasi medan kristal oktahedron

Jika pemisahan orbital-d pada medan oktahedron adalan Δoct, tiga orbital t2g

distabilkan relatif terhadap sentroid sebesar 2/5 Δoct, dan orbital-orbital eg didestabilkan

sebesar 3/5 Δoct.

Stabilisasi medan kristal dapat digunakan dalam menjelaskan geometri kompleks logam transisi. Alasan mengapa banyak kompleks d8 memiliki geometri datar persegi adalah

(8)

8 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

karena banyaknya stabilisasi medan kristal yang dihasilkan struktur geometri ini dengan jumlah elektron 8.

Warna kompleks logam transisi

Warna-warna cerah yang terlihat pada kebanyakan senyawa koordinasi dapat dijelaskan dengan teori medan kristal ini. Jika orbital-d dari sebuah kompleks berpisah menjadi dua kelompok seperti yang dijelaskan di atas, maka ketika molekul tersebut menyerap foton dari cahaya tampak, satu atau lebih elektron yang berada dalam orbital tersebut akan meloncat dari orbital-d yang berenergi lebih rendah ke orbital-d yang berenergi lebih tinggi, menghasilkan keadaam atom yang tereksitasi. Perbedaan energi antara atom yang berada dalam keadaan dasar dengan yang berada dalam keadaan tereksitasi sama dengan energi foton yang diserap dan berbanding terbalik dengan gelombang cahaya. Karena hanya gelombang-gelombang cahaya (λ) tertentu saja yang dapat diserap (gelombang yang memiliki energi sama dengan energi eksitasi), senyawa-senyawa tersebut akan memperlihatkan warna komplementer (gelombang cahaya yang tidak terserap).

Seperti yang dijelaskan di atas, ligan-ligan yang berbeda akan menghasilkan medan kristal yang energinya berbeda-beda pula, sehingga kita bisa melihat warna-warna yang bervariasi. Untuk sebuah ion logam, medan ligan yang lebih lemah akan membentuk kompleks yang Δ-nya bernilai rendah, sehingga akan menyerap cahaya dengan λ yang lebih panjang dan merendahkan frekuensi ν. Sebaliknya medan ligan yang lebih kuat akan menghasilkan Δ yang lebih besar, menyerap λ yang lebih pendek, dan meningkatkan ν. Sangtalah jarang energi foton yang terserap akan sama persis dengan perbedaan energi Δ; terdapat beberapa faktor-faktor lain seperti tolakan elektron dan efek Jahn-Teller yang akan memengaruhi perbedaan energi antara keadaan dasar dengan keadaan tereksitasi.

Warna-warna yang terlihat

Roda warna mendemonstrasikan warna senyawa yang akan terlihat jika ia hanya menyerap satu gelombang cahaya. Sebagai contoh, jika senyawa tersebut menyerap warna merah, maka ia akan tampak hijau.

(9)

9 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010 λ diserap vs warna terpantau

400nm Ungu diserap, Hijau-kuning terpantau (λ 560nm) 450nm Blue diserap, Kuning terpantau (λ 600nm) 490nm Biru-hijau diserap, Merah terpantau (λ 620nm) 570nm Kuning-hijau diserap, Ungu terpantau (λ 410nm) 580nm Kuning diserap, Biru tua terpantau (λ 430nm) 600nm Jingga diserap, Biru terpantau (λ 450nm) 650nm Merah diserap, Hijau terpantau (λ 520nm) V. ALAT dan BAHAN :

Alat – Alat :

 Gelas Kimia 100 ml 2 Buah  Gelas Kimia 50 ml 2 Buah

 Gelas Arloji 2 Buah

 Pemanas Spiritus 1 Set  Cawan Penguapan 1 Buah  Gelas Ukur 10 ml 1 Buah

 Pipet Tetes 4 Buah

 Timbangan Digital 1 Buah

 Oven 1 Buah

 Eksikator 1 Buah

 Kertas Saring 4 Buah

Bahan – Bahan :  Asam Oksalat, H2C2O4

 Kalium dikromat, K2Cr2O7

 Etanol

 Larutan amonium hidroksida encer (0,1 M)  Aquades

(10)

10 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010 VI. CARA KERJA :

a. Pembuatan Isomer trans kalium bis oksalatodiakuokromat (III)

3 gram asam oksalat dihidrat

- Dilarutkan dengan 2 tetes aquades mendidih dalam gelas kimia 50 mL

Asam oksalat dihidrat + Air

- Ditambah 1 gram kalium dikromat yang dilarutkan (sedikit demi sedikit) dengan 2 tetes aquadest panas

- Ditutup gelas kimia dengan kaca arloji - Dikocok dengan kuat

Larutan ungu kehitaman mengental dan terbentuk gas

- Diuapkan diatas penangas (samapi volume separuh) - Dibiarkan menguap pada suhu kamar(sampai volume

menjadi 1/3)

Larutan ungu kehitaman mengental

Kristal Hitam

- Disaring kristalnya

- Dicuci dengan aquades dingin - Dicuci dengan etanol

(11)

11 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

b. Pembuatan Isomer cis-kalium bisokasalatodiakuokromat(III)

c. Uji Kemurnian Isomer

1 gram kalium dikromat

Pelepasan uap air dan CO2

3 gram asam oksalat

- Dicampur dalam cawan penguapan - Ditambah 2 tetes aquades panas - Ditutup dengan kaca arloji - Dikocok dengan kuat

- Ditambah 5 ml Etanol

- Diaduk sampai dihasilkan endapan - Dilakukan dekantasi

- Ditambah etanol sampai seluruhnya berkristal - Disaring

- Dikeringkan dalam oven 400C - Dicatat beratnya sampai konstan

Kristal Isomer Cis (Hasil Percobaan Hasil randemen, warna, TL ?

- Ditempatkan pada kertas saring

- Ditetesin dengan larutan ammonium encer

Warna Hijau tua menyebar pada kertas saring (Cis)

Padatan berwarna coklat yang tidak larut (Trans)

(12)

12 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010 VII. HASIL PENGAMATAN :

No Perlakuan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan Sebelum Sesudah

1. Pembuatan Isomer trans kalium bis oksalatodiakuokromat (III) - as.oksalat dihidrat: serbuk putih - kalium dikromat: serbuk kristal jingga (+++) - as.oksalat dihidrat + air: endapan putih - kalium dikromat + air: endapan jingga (+++)

- lar. as.oksalat dihidrat + kalium dikromat: larutan ungu kehitaman kental, terbentuk gas putih

Setelah lar. diuapkan: larutan ungu kehitaman + kristal hitam kental - setelah dioven : terbentuk kristal hitam Massa : - berat I: 0,794 gr - berat II: 0,786 gr - berat III: 0,645 gr 4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7  2K [Cr(C2O4)2(H2O )2] Massa kristal teoritis = 2,0604 gram - kompleks trans-kalium bioksalatodiakuo kromat(III) dapat dibuat dari pencampuran asam oksalat dihidrat dan kalium kromat yang asam oksalat dilarutkan terlebih dahulu kemudian dicampur sehingga membentuk kristal hitam.

%hasil kristal trans = 3,1547 %

3 gram asam oksalat dihidrat - Dilarutkan dengan 2 tetes aquades mendidih dalam gelas kimia 50 mL Asam oksalat dihidrat

+ Air - Ditambah 1 gram kalium dikromat yang dilarutkan (sedikit demi sedikit) dengan 2 tetes aquadest panas - Ditutup gelas kimia dengan kaca arloji - Dikocok dengan kuat Larutan ungu kehitaman mengental dan terbentuk gas

(13)

13 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010 - berat IV: 0,643 gr - berat V: 0,639 gr - berat VI: 0,508 gr - berat VII: 0,502 gr - berat VI: 0,502 gr Berat kertas saring = 0,437 gr Berat konstan = 0,065 gram %hasil = 3,1547 % - Diuapkan diatas penangas (samapi volume separuh) - Dibiarkan menguap pada suhu kamar(sampai volume menjadi 1/3) Larutan ungu kehitaman mengental Kristal Hitam Larutan ungu kehitaman mengental dan terbentuk gas

- Disaring kristalnya - Dicuci dengan aquades dingin - Dicuci dengan etanol - Dicatat hasil, dinyatakan dalam persen

(14)

14 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010 2 Pembuatan Isomer cis-kalium bisokasalato diakuokromat (III) - kalium dikromat: kristal jingga(++ +) - as.oksalat o dihidrat: serbuk putih - lar. as.oksalat dihidrat + kalium dikromat: larutan ungu kehitaman kental, terbentuk gas putih

Setelah lar. diuapkan: larutan ungu kehijauan + kristal hitam kental - setelah dioven : terbentuk kristal hitam Massa : - berat I: 2,098 gr - berat II: 2,090 gr - berat III: 2,091 gr - berat IV: 2,084 gr - berat V: 2,075 gr - berat VI: 2,076 gr Berat kertas saring = 0,516 gr Berat konstan = 1,560 gram %hasil = 75,7134 % 4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7  2K [Cr(C2O4)2(H2O )2] Massa kristal teoritis = 2,0604 gram - kompleks trans-kalium bioksalatodiakuo kromat(III) dapat dibuat dari pencampuran asam oksalat dihidrat dan kalium kromat yang asam oksalat dilarutkan terlebih dahulu kemudian dicampur sehingga membentuk kristal hitam. %hasil = 3,1547 % 1 gram kalium dikromat

Pelepasan uap air dan CO2 3 gram asam oksalat - Dicampur dalam cawan penguapan - Ditambah 2 tetes aquades panas - Ditutup dengan kaca arloji - Dikocok dengan kuat - Ditambah 5 ml Etanol - Diaduk sampai dihasilkan endapan - Dilakukan dekantasi - Ditambah etanol sampai seluruhnya berkristal - Disaring - Dikeringkan dalam oven 400C

(15)

15 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010 3 Uji Kemurnian Isomer

- kristal cis: hitam - kristal trans: hitam - warna hijau menyebar Sampel UV-Vis = larutan kuning kehijauan

hasil uji UV-Vis kristal cis berupa 2 puncak di daerah panjang gelombang 567 nm dengan absorbansi maksimum sebesar 0,090 dan daerah 350,50 nm dengan absorbansi maksimum 0,769. TL = 165 °C Penambahan NH3 encer dapat men- substitusikan ligan oksalat atau air, sehingga pada kristal cis terbentuk warna hijau sedangkan pada kristal trans terbentuk endapan coklat muda yang tak larut.  Hasil uji UV-Vis kristal trans berupa 1 puncak di daerah panjang gelombang 556 nm dengan absorbansi maksimum sebesar 0,109 sedangkan hasil uji UV-Vis kristal cis berupa 2 puncak di daerah panjang gelombang 567 nm dengan absorbansi maksimum sebesar 0,090 dan daerah 350,50 nm dengan absorbansi maksimum 0,769.  Berdasarka n uji kemurnian yang dilakukan, kristal cis yang diperoleh kurang murni karena didapatkan hasil berupa campuran

Kristal Isomer Cis (Hasil Percobaan) - Ditempatkan pada kertas saring - Ditetesin dengan larutan ammonium encer Diuji UV-Vis dan titik leleh

-Warna Hijau tua menyebar pada kertas

saring Kristal isomer trans

(hasil percobaan)

Padatan berwarna coklat yang tidak larut

- Ditempatkan pada kertas saring - Ditetesin dengan larutan ammonium encer - Diuji UV-Vis dan

(16)

16 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010 - padatan coklat muda tidak larut

Sampel UV-Vis = larutan coklat muda Hasil uji UV-Vis kristal trans berupa 1 puncak di daerah panjang gelombang 556 nm dengan absorbansi maksimum sebesar 0,109 TL = 158 °C. rasemik yang berwarna hijau setelah ditetesi ammonium dan berdasarkan uji UV-Vis diperoleh 2 puncak sedangkan kristal transnya cukup murni.

(17)

17 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010 VIII. PEMBAHASAN :

1. Pembuatan isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat

Percobaan ini dilakukan untuk membuat isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat . Pembuatan isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat dapat dilakukan dengan melarutkan 3 gram asam oksalat dihidrat yang berwarna putih dengan 2 tetes akuades panas. Asam oksalat dihidrat adalah asam oksalat yang mempunyai dua buah molekul air dan mempunyai rumus molekul H2C2O4.2H2O.

Asam oksalat dihidrat yang dilarutkan memberikan larutan yang berwarna putih. Di sisi lain kita juga membuat larutan kalium dikromat dengan cara melarutkan 1 gram kalium dikromat yang berwarna jingga (+++) dengan 2 tetes akuades panas. Penambahan akuades ini bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi antara reaktan. Larutan kalium dikromat berwarna jingga, ini disebabkan karena adanya logam transisi yang dapat menimbulkan warna yaitu logam krom. Selain itu, beker gelas yang digunakan untuk mereaksikan juga ditutup dengan gelas arloji, gunanya untuk mencegah keluarnya kalor yang berasal dari akuades panas. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 → 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2 + 7H2O

Setelah kedua larutan tersebut dicampurkan, warna larutan menjadi ungu kehitaman dan kental, proses terjadinya perubahan warna dari orange dan putih menjadi ungu kehitaman ini karena terbentuknya senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat, dimana dalam senyawa kompleks tersebut terdapat dua macam ligan dan satu atom pusat dari logam transisi. Ligan yang terbentuk yaitu ligan C2O42- dan H2O yang masing-masing berjumlah dua serta satu atom pusat

Cr(III). Selain itu juga timbul gas berwarna putih yaitu gas CO2.

Larutan yang telah dicampur tadi lalu diuapkan dengan menggunakan penangas air hingga larutan tinggal setengahnya dan melanjutkan penguapan pada suhu kamar. Tujuannya adalah agar H2O atau air yang tidak diperlukan atau tidak

diinginkan bisa habis dan tidak mempengaruhi pembentukan senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat, karena senyawa kompleks tersebut hanya mengandung 2 molekul H2O dan 2 molekul C2O42- sebagai ligan dan kalau dalam

(18)

18 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

larutan tersebut masih banyak mengandung H2O atau air kemungkinan ligan H2O

bertambah jumlahnya yaitu lebih dari yang dinginkan sehingga untuk menghindari itu diperlukan penguapan.

Setelah volumenya sepertiga saja maka saringlah kristal kemudian cuci dengan akuades dingin dan setelah itu dengan etanol, terbentuk endapan yang berwarna hitam yang merupakan isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat (III). Endapan yang dihasilkan ditimbang dan didapatkan berat endapan tersebut seberat 0,065 gram. Sehingga pada hasil perhitungan persen hasil isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat (III) sebesar 3,1547 %.

Perhitungan : 7H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2KCr (C2O4)2(H2O)2 + 6CO2 + 7H2O 0.0238 mol 0.0034 mol m : r : s : 0.0238 mol 0.0034 mol - -

-0.0068 mol 0.0204 mol 0.0238 mol

- - 0.0068 mol 0.0204 mol 0.0238 mol

[ ( ) ( ) ]

(19)

19 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

2. Pembuatan isomer cis kalium dioksalatodiakuokromat

Percobaan ini dilakukan untuk membuat isomer cis kalium dioksalatodiakuokromat. Pembuatan cis kalium dioksalatodiakuokromat (III) dilakukan dengan mereaksikan 3 gram kristal asam oksalat dihidrat dengan 1 gram kristal kalium dikromat dalam cawan pemanasan yang selanjutnya ditetesi dengan 1 tetes akuades dan ditutup cawan tersebut dengan gelas arloji selama reaksi berlangsung. Penetesan akuades dilakukan setelah kedua padatan bercampur karena kristal cis lebih cepat terbentuk daripada kristal trans.

Kedua jenis kristal higroskopis yang diberi setetes akuades tersebut meleleh dan berubah menjadi larutan yang berwarna hitam secara perlahan-lahan. Setelah semua kristal habis bereaksi dengan akuades kemudian ditambahkan 5 ml larutan etanol. Penambahan etanol ini bertujuan untuk memadatkan seluruh endapan yang terbentuk hingga terbentuk endapan yang berwarna hitam yang lebih padat. Kemudian kristal yang terbentuk dikeringkan dioven bersuhu 60 °C selama 8 hari. Kristal yang dihasilkan ditimbang dan didapatkan berat konstan kristal tersebut seberat 1,560 gram. Dari hasil perhitungan didapatkan persen hasil isomer cis kalium dioksalatodiakuokromat dalam kristal yang terbentuk sebesar .

Perhitungan : 7H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2KCr (C2O4)2(H2O)2 + 6CO2 + 7H2O 0.0238 mol 0.0034 mol m : r : s : 0.0238 mol 0.0034 mol - -

-0.0068 mol 0.0204 mol 0.0238 mol

- - 0.0068 mol 0.0204 mol 0.0238 mol

[ ( ) ( ) ]

(20)

20 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010 3. Uji kemurnian isomer

Uji ini bertujuan untuk membedakan yang mana isomer cis kalium dioksalatodiakuokromat dan isomer transnya. Uji kemurnian dilakukan dengan beberapa cara yaitu uji dengan penetesan ammonia encer, uji UV- Vis, serta uji titik leleh.

a. Uji dengan Larutan Ammonia Encer

Sedikit kristal kompleks yang diperoleh dari percobaan, diletakkan pada kertas saring. Lalu dilakukan penetesan ammonium encer. Pengujian kemurnian kristal dilakukan dengan cara meletakkan kristal pada kertas saring kemudian menambahkan larutan ammonium encer. Ammonia (NH3),

seperti halnya oksalat ataupun air yang mampu mengikat krom, juga merupakan suatu ligan. Penambahannya dapat mensubstitusi ligan oksalat atau air.

Pada kristal trans, terbentuk padatan coklat muda yang tidak larut saat ditambahkan ammonium encer. Sedangkan pada kristal cis, padatan larut membentuk warna hijau tua dan menyebar cepat pada kertas saring. Hal ini dapat dijelaskan oleh pengaruh kekuatan efek trans dari beberapa ligan yang terkait semisal pada urutan:

H2O < OH < NH3 < Cl < Br < I = NO2 = PR3 << CO = C2H4 = CN

Pada kristal trans :

NH3 tidak dapat menstubtitusi ligan oksalat karena kekuatan ligan NH3

dibawah ligan oksalat berdasarkan kekuatan efek trans. Sehingga larutan ammonium encer tak dapat melarutkan kristal trans yang terbentuk. Namun efek transnya diatas H2O, sehingga terjadi perubahan ligan H2O yang

mengakibatkan perubahan warna kristal menjadi coklat. Pada kristal cis :

Efek tersebut mengalami kebalikan. NH3 memiliki kekuatan efek cis yang

lebih besar dari asam oksalat, sehingga mampu mensubstitusi ligan oksalat dari kompleks. Akibatnya kompleks menjadi larut dan pergantian ligan menyebabkan perubahan warna menjadi hijau tua.

(21)

21 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010 b. Uji UV-Vis

Tujuan pengujian UV-Visible untuk mengetahui panjang gelombang maksimum kristal yang terbentuk. Pengujian UV-Visible dilakukan dengan menguji larutan encer isomer cis dengan spektofotometri.

Kristal trans yang dilarutkan dalam air memiliki warna kecoklatan, sehingga dapat diperkirakan bahwa spektranya akan memiliki panjang gelombang maksimum pada rentang panjang gelombang visible yakni 380 nm-750 nm. Pada pengujian UV-Vis diperoleh 1 puncak dengan absorbansi maksimum sebesar 0,109 pada panjang gelombang 556 nm. Warna kecoklatan tergolong dalam warna kuning-hijau, serta panjang gelombang maksimum tersebut masuk dalam rentang warna kuning-hijau (Underwood, 2002).

Panjang gelombang ini masih masuk dalam rentang visible, dan juga absorbansi tersebut masih termasuk dalam rentang toleransi kesalahan minimum. Kemungkinan transisi elektron yang terjadi pada n  π* yang perubahan energinya rendah. Transisi elektronik terjadi antar orbital d dari logam transisi dan orbital dari ligan.

Kristal cis yang dilarutkan dalam air memiliki warna kuning kehijauan, sehingga dapat diperkirakan bahwa spektranya akan memiliki panjang gelombang maksimum pada rentang panjang gelombang visible yakni 380 nm-750 nm. Namun pada pengujian UV-Vis diperoleh 2 puncak dengan absorbansi maksimum puncak 1 sebesar 0,090 pada panjang gelombang 567 nm dan absorbansi maksimum puncak 2 sebesar 0,769 pada panjang gelombang 350,50 nm.

Munculnya 2 puncak pada hasil uji UV-Vis kristal cis dikarenakan kristal yang diperolah berwujud rasemik yaitu campuran 2 enansiomer yang ridak dapat memutar bidang polarisasi. Namun komposisi campuran kristal tidak sama karena absorbansi maksimumnya berbeda. Kristal trans memiliki rentang serapan sinar UV pada energi yang lebih rendah daripada kristal cis sehingga kemungkinan puncak pertama merupakan absorbansi

(22)

22 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

maksimum kristal trans pada campuran rasemik dan puncak kedua merupakan absorbansi maksimum kristal cis. Maka absorbansi maksimum kristal cis sebesar 0,769 pada panjang gelombang 350,50 nm. Panjang gelombang ini merupakan daerah rentang sinar UV bukan sinar visible sehingga hasil yang diperoleh telah sesuai dengan teori bahwa absorbansi maksimum kristal cis berada pada rentang sinar visibel karena perubahan energinya tinggi. Kemungkinan transisi elektron yang terjadi pada n  σ* yang perubahan energinya lebih tinggi daripada kristal trans. Transisi elektronik terjadi antar orbital d dari ligan. Sesuai diagram perubahan energi transisi elektronik :

Kristal trans tergolong dalam sistem d4 dimana spin rendah energi pembelahan ∆o lebih kecil dari pada energi perpasangan (pairing energi

=p) sehingga elektron akan mengisi orbital t2g terlebih dahulu dan

memenuhinya dengan berpasangan dan barulah mengisi orbital eg.

Sehingga konfigurasi elektron akan mengisi orbital t2g3 eg1 pada sistem d4.

Sedangkan pada kristal cis juga tergolong dalam sistem d4, spin tinggi ∆o lebih besar dari pada energi perpasangan, sehingga elektron akan

mengisi orbital terlebih dahulu dan mengisi orbital eg. Sehingga

(23)

23 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010 c. Uji Titik Leleh

Pengujian titik leleh kristal yang terbentuk bertujuan untuk mengetahui titik leleh kristal cis yang terbentuk dan mengetahui kemurniannya. Kristal murni akan memiliki rentang leleh ± 1oC dari titik leleh kristal secara teori. Meskipun struktur antara cis dan trans berbeda, namun perbedaan titik lelehnya tidak mungkin terpaut hingga >120oC mengingat Mr kedua kompleks adalah sama. Hasil pengujian titik leleh trans kalium bisoksalatodiakuokromat (III) sebesar 158 °C sedangkan titik leleh cis kalium bisoksalatodiakuokromat (III) sebesar 165 °C.

IX. KESIMPULAN :

Dari percobaan yang kami lakukan dapat kami simpulkan sebagai berikut :

1. Kompleks cis dan trans dapat dibuat dengan cara mencampur komponen-komponen penyusun kompleks, yaitu H2C2O4.2H2O dengan K2Cr2O4 dengan cara penambahan

aquadest dalam komposisi yang berbeda membentuk kristal berwarna hitam. Pembentukan kristal cis menjadi trans lebih lambat daripada trans menjadi cis. 2. Dari pembuatan kristal cis dan kalium disoksalatdiakuokromat(III) diperoleh kristal

berwarna hitam dengan berat konstan 0,065 gram untuk isomer trans kalium disoksalatodiakuokromat(III) dan 1,560 gram untuk cis kalium disoksalatodiakuokromat (III). Sehingga diperoleh pula persen hasil sebesar 3,1547 % untuk isomer trans kalium bisoksalatodiakuokromat (III) dan 75,7134 % untuk cis kalium bisoksalatodiakuokromat (III).

3. Hasil uji UV-Vis kristal trans berupa 1 puncak di daerah panjang gelombang 556 nm dengan absorbansi maksimum sebesar 0,109 sedangkan hasil uji UV-Vis kristal cis berupa 2 puncak di daerah panjang gelombang 567 nm dengan absorbansi maksimum sebesar 0,090 dan daerah 350,50 nm dengan absorbansi maksimum 0,769.

4. Titik leleh trans kalium bisoksalatodiakuokromat (III) sebesar 158 oC sedangkan titik leleh cis kalium bisoksalatodiakuokromat (III) sebesar 165 oC.

(24)

24 | Kelompok 2 / Pendidikan Kimia B 2010

5. Berdasarkan uji kemurnian yang dilakukan, kristal cis yang diperoleh kurang murni karena didapatkan hasil berupa campuran rasemik yang berwarna hijau setelah ditetesi ammonium dan berdasarkan uji UV-Vis diperoleh 2 puncak sedangkan kristal transnya cukup murni.

X. JAWABAN PERTANYAAN :

1. Pada bagian manakah pada ion oksalat yang berperan sebagai bidentat dalam reaksi pembentukan kompleksnya ?

Dari atom O yang berasal dari ligan (C2O4)2

2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses pembentukan kompleks cis dan trans ! 4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 → 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2 + 7H2O

3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses uji kemurnian cis dan trans ! 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 2NH3  2K[Cr(NH3)2(H2O)2]

XI. DAFTAR PUSTAKA :

Cotton and Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI Press : Jakarta. Fessenden & Fessenden. 1997. Kimia OrganikJilid 1. Erlangga. Jakarta.

Keenan, Kleinfelter,Wood. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jilid 2. Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.

Syabatini, Annisa.2009.Pembuatan Cis dan Trans Kaliumdioksalatodiakuokromat. http:/blogspot.com (diakses pada Minggu, 21 April 2013, Pukul : 20.00 WIB) Shevla, G. 1990. Analisis Organik Kualitatif Makro Dan Semimakro. PT. Kalman Media

Pustaka. Jakarta.

Tim Dosen Kimia Anorganik III.2013.Penuntun Praktikum Kimia Anorganik III Unsur – Unsur Golongan Transisi.Surabaya : Laboratorium Kimia Anorganik, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Unesa.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah volumenya sepertiga saja maka saringlah kristal kemudian cuci dengan akuades dan setelah itu dengan alkohol, terbentuk endapan yang berwarna coklat yang merupakan isomer

pada praktikum pembuatan aspirin, langkah pertama adalah melarutkan 3 gram asam salisilat pada 8 ml asam asetat anhidrida, larutan yang di dapat berwarna putih

atom pusat dan dapat membentuk kompleks stabil dengan satu atom pusat yang dalam hal ini adalah 4 ligan oksalat dan 2 ligan air. Setiap

Larutan standar 0,1 N kalium dikhromat – dibuat dengan melarutkan 4,9035 gram kalium dikhromat kering dan tergerus halus ke dalam akuades di dalam labu takar 1 liter dan

Penukar ion yang dibuat dari putih, ada pula yang berwarna poHmer pas 3901 sampai dengan kuning sampai kecok!atan dengan 3913, dalam bentuk asa. berat jenis 0,6 - 0,8

Digunakan etanol ini karena kemungkinan masih adalah senyawa cis yang bersifat polar yang masih terikat pada senyawa trans tersebut, dimana etanol ini bersifat mudah menguap

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,