• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Pembuatan Cis dan Tran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Pembuatan Cis dan Tran"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

A.JUDUL PERCOBAAN

“Pembuatan cis dan trans - kalium dioksalato diakuokromat (III)”

B.WAKTU PERCOBAAN

Kamis, 24 Oktober 2013 pukul 13.00 – 16.00 WIB

C.TUJUAN PERCOBAAN

1. Mempelajari pembuatan garam kompleks kalium dioksalato diakuokromat(III)

2. Mempelajari sifat-sifat cis dan trans garam kompleks kalium dioksalato

diakuokromat(III)

D.DASAR TEORI

1. Isomer

Isomer adalah senyawa yang memiliki rumus kimia yang sama, akan tetapi

memiliki penataan struktur yang berbeda. Tidak hanya dalam senyawa-senyawa

organik, senyawa kompleks juga mengalami isomerisasi. Banyak senyawa koordinasi

dengan struktur/rumus kimia yang cukup rumit. Selain itu bervariasinya jenis ikatan

dan struktur geometris yang mungkin terbentuk memungkinkan banyaknya jenis isomer

yang berbeda dalam senyawaan kompleks.

1.1 Isomer dalam senyawa kompleks

Alfred Werner telah berusaha mengklasifikasikan jenis-jenis isomeri yang terjadi dalam senyawa kompleks. Werner menggolongkan isomeri senyawa

kompleks menjadi beberapa macam, yaitu isomer polimerisasi, ionisasi, ikatan

terhidrat, koordinasi, posisi koordinasi, isomer geometris dan isomer optis. Sampai

saat ini, penggolongan isomer yang telah dilakukan oleh Werner tersebut masih

dipakai secara luas di bidang kimia.

Jenis isomeri yang paling penting dan paling sering teramati dalam senyawa

kompleks adalah isomer geometris dan isomer optis

Isomer geometris, yang kadang-kadang juga disebut sebagai isomer cis-trans,

disebabkan oleh perbedaan letak atom atau gugus atom dalam ruang. Pada

(2)

Pt

dua substituen atau dua macam ligan. Substituen dapat berada pada posisi yang

bersebelahan atau berseberangan satu sama lain. Jika gugus substituen letaknya

bersebelahan, maka isomer tersebut merupakan isomer cis. Sebaliknya jika

substituen berseberangan satu sama lain, isomer yang terjadi merupakan isomer

trans.

Contoh isomeri geometris pada segiempat planar seperti yang terjadi pada

kompleks [Pt(NH3)2Cl2]. Isomer cis dan trans dari kompleks ini masing-masing

ditunjukkan dalam Gambar (1) dan (2)

Isomer cis dari kompleks [Pt(NH3)2Cl2] diperoleh dengan menambahkan

NH4OH kedalam suatu larutan ion [PtCl4]2-. Sedangkan isomer trans dari

kompleks yang sama dapat disintesis dengan mereaksikan [Pt(NH3)4]2+ dan

HCl,

Isomer optis, pada senyawa kompleks, isomer optik umum dijumpai dalam

kompleks oktahedral yang melibatkan gugus bidentat dan memiliki isomer cis

dan trans. Isomer cis dari kompleks semacam ini tidak memiliki bidang simetri,

sehingga akan memiliki isomer optis. Misalnya pada kompleks [Co(en)2Cl2]+,

yang memiliki bentuk isomer geometris cis dan trans. Salah satu isomer yang

tidak aktif secara optis (dalam hal ini isomer trans dari kompleks [Co(en)2Cl2]+

disebut sebagai bentuk meso dari kompleks tersebut. Isomer-isomer dari

kompleks ini ditunjukkan pada Gambar 3 – 5.

(3)

1.2 Isomer senyawa cis dan trans-kalium bioksalato diakuokromat(III)

Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat dengan cara mencampur

komponen–komponen non kompleks (penyusun kompleks). Berdasarkan pada

perbedaan kelarutan antara bentuk cis dan trans maka kedua jenis isomer itu dapat

dipisahkan. Sebagai contoh trans-dioksalatodiakuokrom(II) klorida dapat

dikristalkan secara pelan-pelan dengan melakukan penguapan larutan yang

mengandung campuran bentuk cis dan trans. Dengan penguapan kesetimbangan

bentuk cistrans dapat digeser ke kanan karena kelarutan isomer trans lebih

rendah. Selain itu, pemisahan isomer cis dan trans berbeda, misalnya kompleks

cis-diklorbis (trietilstibin) paladium dapat dikristalkan dalam larutan benzena

meskipun dalam larutan hanya ada 60 % bentuk cis.

Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan tak

dapat ditempa dengan berat. Ia melebur pada 1765ºC. Logam ini larut dalam asam

klorida encer atau pekat. Jika tak terkena udara, akan membentuk ion-ion

kromium(II) :

Cr + H+→Cr2+ + H2↑

Cr + HCl →Cr2+

+ 2Cl-+ H2↑

Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium sebagian atau seluruhnya

menjadi teroksidasi ke keadaan tervalen:

4Cr2++ O2+ 4H+→4Cr3++ 2H2O

E. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

- Gelas kimia 200 mL 1 buah

- Kaca arloji 2 buah

- Pembakar spiritus 1 set

- Pompa vakum 1 set

- Cawan penguapan 1 buah

- Gelas ukur 25 mL 1 buah

(4)

2. Bahan

- Asam oksalat, H2C2O4

- Kalium dikromat, K2Cr2O7

- Etanol

- Larutan amonium hidroksida encer (0,1M)

F.ALUR KERJA

1. Pembuatan Isomer Trans˗ Kalium dioksalato diakuokromat(III), K[Cr(C2O4)2(H2O)2]

3 gram H2C2O4.2H2O

Terbentuk Kristal

Persen Hasil

-Disaring

-Dicuci dengan akuades

-Dicuci dengan etanol

-Dikeringkan

-Dicatat hasilnya dan dinyatakan dalam persen -Dimasukkan ke dalam gelas kimia 50 mL

-Dilarutkan dg sedikit akuades mendidih

-Ditambah sedikit demi sedikit larutan 1 gram K2Cr2O7

yg dilarutkan dengan sedikit akuades panas

-Ditutup dengan kaca arloji

-Diuapkan larutan dengan penangas sampai ½ volum

-Dibiarkan menguap pada suhu kamar sampai ⅓ volum

(5)

2. Pembuatan Isomer Cis- Kalium bioksalato diakuokromat(III), K[Cr(C2O4)2(H2O)2]

-Dicampurkan dalam cawan penguapan

-Diteteskan setetes akuades

-Ditutup dengan kaca arloji

-Dikocok ringan, jangan sampai menjadi larutan

1 gram H2C2O4.2H2O + 3 gram K2Cr2O7

Gas CO2 dan H2O

-Ditambah 5 ml etanol

-Diaduk sampai dihasilkan endapan

-Dilalukan dekantir

Persen Hasil

-Dikeringkan dalam oven suhu 370C sampai konstan

-Dicatat hasilnya dan dinyatakan dalam persen

-Diamati warna

-Diuji titik leleh

(6)

3. Uji Kemurnian Isomer

-Ditempatkan pada kertas saring

-Ditambah sedikit larutan NH4OH 0,1M

Sedikit Kristal Isomer Trans

Padatan Coklat Muda (Tidak Larut)

-Ditempatkan pada kertas saring

-Ditambah sedikit larutan NH4OH 0,1M

Sedikit Kristal Isomer Cis

(7)

G.HASIL PENGAMATAN

NO PROSEDUR HASIL PENGAMATAN REAKSI

1 Pembuatan Isomer Trans K[Cr(C2O4)2(H2O)2]

- Akuades : larutan tidak berwarna - Etanol : larutan tidak berwarna

Sesudah

reaksi berlangsung eksoterm (gelas kimia terasa panas)

- Setelah campuran kedua larutan

diuapkan : endapan biru

kehitaman, volum berkurang - Kristal setelah disaring :

terbentuk kristal hitam basah - Dicuci dengan air : kristal hitam - Dicuci dg etanol : kristal hitam

- Setelah kering (suhu 37oC) :

- dimasukkan ke dalam gelas

kimia 50 mL

- dilarutkan dg sedikit akuades

mendidih

- + sedikit demi sedikit larutan

1 gram K2Cr2O7 yg dilarutkan dengan sedikit akuades panas

(8)

N O

PROSEDUR HASIL PENGAMATAN REAKSI

2 Pembuatan Isomer Cis

K[Cr(C2O4)2(H2O)2]

- Akuades : larutan tidak berwarna - Etanol : larutan tidak berwarna

Sesudah

endapan hitam hampir larut,

dilepaskan gas H2O dan CO2,

reaksi berlangsung eksoterm (cawan terasa panas)

- Campuran + etanol + diaduk :

endapan hitam kental

- Setelah didekantasi + etanol lagi :

(9)

3

Uji Kemurnian Isomer

Sebelum

- Kristal cis : hitam

- NH4OH : larutan tidak berwarna

Sesudah

- Uji kemurnian isomer :

Kertas saring + kristal + larutan amonium : kertas saring berwarna hijau tua

2K[Cr(C2O4)2(H2O)2](s) +

2NH3(aq) →

2K[Cr(C2O4)2(H2O)2](s)

Sebelum

- Kristal trans : hitam

- NH4OH : larutan tidak berwarna

Sesudah

- Uji kemurnian isomer :

Kertas saring + kristal + larutan amonium : jingga kecoklatan -ditempatkan pada kertas

saring

-+ sedikit larutan NH4OH

0,1M Sedikit kristal

isomer cis

Hijau tua

- ditempatkan pada kertas

saring

- + sedikit larutan NH4OH

0,1M Sedikit kristal

isomer trans

Padatan coklat muda (tidak

(10)

H. ANALISIS DATA

1. Pembuatan Isomer trans-kalium dioksalato diakuokromat(III)

Pada percobaan pembuatan isomer trans-kalium dioksalato diakuokromat (III)

langkah pertama yang dilakukan, yaitu memasukkan 3 gram asam oksalat dihidrat

(H2C2O4.2H2O), yang berupa kristal tidak berwarna, ke dalam gelas kimia 50 mL.

Lalu melarutkan asam oksalat dengan satu tetes akuades mendidih, menghasilkan

kristal sedikit larut, dan terbentuk endapan putih. Selanjutnya ditambah dengan

larutan 1 gram kalium dikromat (K2Cr2O7) yang dilarutkan dengan satu tetes akuades

panas yang menghasilkan kristal sedikit larut dan terbentuk endapan jingga.

Penambahan larutan kalium dikromat ke dalam larutan asam oksalat dilakukan dalam

sistem tertutup, yaitu dengan menutup gelas kimia dengan kaca arloji, dan

menghasilkan endapan biru kehitaman yang mengental serta timbul gas. Tujuan

dilakukan reaksi di dalam sistem tertutup adalah untuk mencegah keluarnya kalor,

karena reaksi yang berlangsung adalah reaksi eksoterm, hal ini ditunjukkan dengan

gelas kimia yang terasa panas. Reaksi yang terjadi adalah:

4H2C2O4.2H2O(aq) + K2Cr2O7(aq) → K[Cr(C2O4)2(H2O)2](s)+ 6CO2(g) + 7H2O(l)

Setelah kedua larutan tercampur secara homogen, dilakukan penguapan pada

campuran larutan tersebut di atas penangas air sampai tinggal setengah dari volume

larutan semula. Selanjutnya dibiarkan menguap dengan sendirinya pada suhu kamar

sampai tinggal sepertiga dari volume larutan semula. Tujuan dilakukan penguapan

yaitu untuk menghilangkan kadar akuades yang tidak diinginkan, sehingga tidak

mempengaruhi pembentukan garam kompleks yang diharapkan, yaitu garam

kompleks kalium bisoksalato diaquokromat (III), karena senyawa kompleks tersebut

hanya mengandung 2 molekul H2O dan 2 molekul C2O42- sebagai ligan dan

kalau dalam larutan tersebut masih banyak mengandung H2O kemungkinan ligan

H2O bertambah jumlahnya yaitu lebih dari yang dinginkan sehingga untuk

menghindarinya dilakukan penguapan.

Selanjutnya disaring kristal yang terbentuk, yaitu berupa kristal hitam basah,

kemudian dicuci dengan akuades dingin, dan setelah itu dengan etanol. Penambahan

etanol ini bertujuan untuk memadatkan seluruh endapan yang terbentuk hingga

terbentuk endapan yang berwarna hitam yang lebih padat. Kristal yang telah dicuci

selanjutnya dikeringkan pada suhu 370C sampai diperoleh berat konstan, dan pada

(11)

Berat I : 1,065 gram

Berat II : 1,038 gram

Berat III : 1,023 gram

Dari data replikasi tersebut didapatkan berat konstan kristal yang dihasilkan dari

percobaan, yaitu sebesar 1,023 gram. Persen hasil untuk pembuatan isomer trans

adalah sebagai berikut:

% hasil = m hasil praktikum

m teori x 100% =

1,023 gram

2,0604 gram x 100% = 49,65 %

(perhitungan lengkap dapat dilihat di lampiran)

Persen hasil sebesar 49.65%. Hal ini menunjukkan bahwa pembuatan isomer trans

-kalium bisoksalato diaquokromat (III) belum sempurna.

2. Pembuatan Isomer cis-kalium bioksalato diakuokromat(III)

Pembuatan isomer cis senyawa kalium dioksalato diakuokromat(III) dilakukan

dengan mereaksikan 1 gram kalium dikromat(kristal berwarna jingga) dengan 3 gram

asam oksalat dihidrat(kristal berwarna putih) di dalam cawan penguapan. Lalu

ditambahkan 1 tetes akuades untuk mempercepat reaksi kedua zat dan segera setelah

penambahan akuades cawan penguapan ditutup dengan kaca arloji. Dilakukan

prosedur demikian karena reaksi antara kalium dikromat dengan asam oksalat dihidrat

merupakan reaksi eksoterm (membuang kalor/panas) sehingga selama reaksi

berlangsung harus ditutup dengan kaca arloji untuk mencegah keluarnya kalor/panas.

Kedua jenis kristal higroskopis yang diberi setetes akuades tersebut meleleh dan

berubah menjadi larutan yang berwarna hitam secara perlahan-lahan. Dibiarkan

kedua kristal bereaksi namun jangan sampai menjadi larutan. Terjadinya perubahan

warna dari jingga dan putih menjadi coklat ini karena terbentuknya senyawa

kompleks kalium dioksalatodiakuokromat, dimana dalam senyawa kompleks

tersebut dua macam ligan dan satu atom pusat dari logam transisi. Reaksi

pembentukan isomer cis senyawa kalium dioksalato diakuokromat ditunjukkan

sebagai berikut :

4H2C2O4.2H2O(s) + K2Cr2O7(s) →K[Cr(C2O4)2(H2O)2](s)

Setelah semua kristal habis bereaksi segera ditambahkan 5 mL etanol.

Penambahan etanol ini bertujuan untuk memadatkan seluruh endapan yang

(12)

Endapan yang diperoleh didekantir untuk memisahkan air dan pengotor-pengotor lain

dari kristal yang dihasilkan.Endapan berupa kristal cis berwarna hitam lalu dioven

pada suhu 37oC agar kristal benar-benar kering. Setelah itu, kristal ditimbang dan

didapatkan berat konstan sebesar 1,373 gram. Persen hasil untuk pembuatan isomer

cis adalah sebagai berikut :

% hasil = m hasil praktikum

m teori x 100% =

1,373 gram

2,0604 gram x 100% = 66,64%

(perhitungan lengkap dapat dilihat di lampiran)

3. Uji Kemurnian Isomer

Uji ini bertujuan untuk membedakan yang mana isomer cis-kalium

dioksalatodiakuokromat dan isomer transnya. Uji kemurnian dilakukan dengan

beberapa cara yaitu uji dengan penetesan ammonia encer, uji UV- Vis, serta uji titik

leleh.

a. Uji dengan Larutan Ammonia Encer

Masing-masing kristal ditambahkan larutan ammonium encer (NH4OH) yang

berupa larutan tidak berwarna. Ammonium encer (NH4OH) seperti halnya oksalat

ataupun air yang mengikat krom, adalah juga merupakan suatu ligan.

Penambahannya dapat mensubstitusi ligan oksalat ataupun air. Akibatnya dalam

penambahan ini pada kristal kompleks, terdapat suatu bagian berupa larutan

berwarna hijau muda yang dengan cepat menyebar merata pada kertas saring.

Bagian ini yang disebut sebagai cis-kalium dioksalato diakuokromat sedangkan

untuk trans-kalium dioksalato diakuokromat. Kristal yang ditetesi amonia encer

akan membentuk padatan berwarna coklat tua yang tidak larut. Terlihat jelas pada

kertas saring berisi kristal kompleks.

Pada Kristal trans, terbentuk padatan coklat muda yang tidak larut saat

ditambahkan ammonium encer. Sedangkan pada kristal cis, padatan larut

membentuk warna hijau tua dan menyebar cepat pada kertas saring. Hal ini dapat

dijelaskan oleh pengaruh kekuatan efek trans dari beberapa ligan yang terkait

semisal pada urutan:

(13)

Pada kristal trans :

NH3 tidak dapat menstubtitusi ligan oksalat karena kekuatan ligan NH3

dibawah ligan oksalat berdasarkan kekuatan efek trans. Sehingga larutan

ammonium encer tak dapat melarutkan kristaltrans yang terbentuk. Namun efek

transnya diatas H2O, sehingga terjadi perubahan ligan H2O yang mengakibatkan

perubahan warna kristal menjadi coklat.

Pada kristal cis :

Efek tersebut mengalami kebalikan. NH3OH memiliki kekuatan efek cis yang

lebih besar dari asam oksalat, sehingga mampu mensubstitusi ligan oksalat dari

kompleks. Akibatnya kompleks menjadi larut dan pergantian ligan menyebabkan

perubahan warna menjadi hijau tua.

b. Uji Spektrofotometri UV-Vis

Tujuan pengujian UV-Visible untuk mengetahui panjang gelombang

maksimum kristal yang terbentuk. Pengujian UV-Visible dilakukan dengan

menguji larutan encer isomer cis dengan spektofotometri.

Kristal trans yang dilarutkan dalam air memiliki warna cokelat, sehingga dapat

diperkirakan bahwa spektranya akan memiliki panjang gelombang yang

maksimum pada rentang panjang gelombang visible yakni 380 nm-750 nm. Pada

pengujian UV-Vis diperoleh 2 puncak dengan absorbansi maksimum sebesar 0,171

pada panjang gelombang 566,40 nm dan absorbansi maksimum sebesar 0,229 pada

panjang gelombang 413,00 nm. Warna untuk trans adalah kecoklatan, yang

tergolong dalam warna kuning-hijau, serta panjang gelombang maksimum tersebut

masuk dalam rentang warna kuning-hijau (Underwood, 2002). Kemungkinan

transisi elektron yang terjadi pada n  π* yang perubahan energinya rendah.

Transisi elektronik terjadi antar orbital d dari logam transisi dan orbital dari ligan.

Kristal cis yang dilarutkan dalam air memiliki warna kuning kehijauan,

sehingga dapat diperkirakan bahwa spektranya akan memiliki panjang gelombang

maksimum pada rentang panjang gelombang visible yakni 380 nm-750 nm. Namun

pada pengujian UV-Vis diperoleh 2 puncak dengan absorbansi maksimum puncak

1 sebesar 0,260 pada panjang gelombang 353,40 nm dan absorbansi maksimum

(14)

Munculnya 2 puncak pada hasil uji UV-Vis kristal cis kemungkinan ada

beberapa faktor, antara lain dikarenakan kristal yang diperoleh masih tercampur

dengan reaktan, atau dapat dikatakan reaktan tidak seluruhnya menjadi produk,

adanya pengotor yang mempengaruhi absorbansi. Maka absorbansi maksimum

kristal cis sebesar 0,769 pada panjang gelombang 350,50 nm. Kemungkinan

transisi elektron yang terjadi pada n  σ* yang perubahan energinya lebih tinggi

daripada kristal trans. Transisi elektronik terjadi antar orbital d dari ligan. Sesuai

diagram perubahan energi transisi elektronik :

Kristal trans tergolong dalam sistem d4 dimana spin rendah energi pembelahan

∆o lebih kecil dari pada energi perpasangan (pairing energy =p) sehingga elektron

akan mengisi orbital t2g terlebih dahulu dan memenuhinya dengan berpasangan dan

barulah mengisi orbital eg. Sehingga konfigurasi elektron akan mengisi orbital

t2g3 eg1 pada sistem d4.

Sedangkan pada kristal cis juga tergolong dalam sistem d4, spin tinggi ∆o lebih

besar dari pada energi perpasangan, sehingga elektron akan mengisi orbital terlebih

dahulu dan mengisi orbital eg. Sehingga konfigurasi elektron akan mengisi orbital

t2g4 pada sistem d4.

c. Uji Titik Leleh

Pengujian titik leleh kristal yang terbentuk bertujuan untuk mengetahui titik

leleh kristal cis yang terbentuk dan mengetahui kemurniannya. Kristal murni akan

memiliki rentang leleh ± 1oC dari titik leleh kristal secara teori. Meskipun struktur

(15)

hingga >120oC mengingat Mr kedua kompleks adalah sama. Hasil pengujian titik

leleh trans-kalium dioksalato diakuokromat (III) sebesar 230oc sedangkan titik

leleh isomer cisnya sebesar 286oC.

I. SIMPULAN

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Senyawa kompleks cis dan trans-kalium dioksalato diakuokromat dapat dibuat dengan

cara mencampur komponen-komponen penyusun kompleks, yaitu asam oksalat

dihidrat(H2C2O4.2H2O) dengan kalium dikromat(K2Cr2O7) berdasarkan pada perbedaan

kelarutan (dalam percobaan ini penambahan akuades yang berbeda)

2. Sifat cis dan trans-kalium dioksalato diakuokromat yang didapatkan dari percobaan ini

antara lain :

 Pada uji UV-Vis, kristal trans menunjukkan 2 puncak yaitu absorbansi

maksimum sebesar 0,171 pada λ=566,40 nm dan absorbansi maksimum sebesar

0,229 pada λ=413,00 nm. Sedangkan kristal cis diperoleh 2 puncak dengan

absorbansi maksimum sebesar 0,260 pada λ=353,40 nm dan absorbansi

maksimum sebesar 0,011 pada λ=286,70 nm.

 Pada uji titik leleh, titik leleh isomer cis lebih tinggi yaitu ±286oC sedangkan

isomer trans ±230oC.

 Pada uji kemurnian isomer, isomer trans terbukti memiliki kelarutan yang lebih

rendah dari isomer cis karena setelah penambahan amonia padatan kristal tidak

larut.

3. Dari percobaan ini diperoleh kristal cis dan trans dari 1 gram kalium dikromat dan 3

gram asam oksalato dihidrat berwarna hitam dengan berat konstan 1,023 gram

untuk isomer trans-kalium dioksalato diakuokromat(III) dan persen hasil sebesar

49,65%. Sedangkan 1,373 gram untuk cis-kalium dioksalato diakuokromat(III) dan

(16)

J. TUGAS

1. Pada bagian manakah pada ion oksalat yang berperan sebagai bidentat dalam reaksi

pembentukan kompleksnya ?

Jawab :

Dari atom O yang berasal dari ligan C2O4

2-2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses pembentukan kompleks cis dan trans !

Jawab :

4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7→ 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2 + 7H2O

3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses uji kemurnian cis dan trans !

Jawab :

2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 2NH3 2K[Cr(NH3)2(H2O)2]

K. DAFTAR PUSTAKA

Cotton and Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI Press : Jakarta.

Fessenden & Fessenden. 1997. Kimia OrganikJilid 1. Erlangga. Jakarta.

Keenan, Kleinfelter,Wood. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jilid 2. Edisi Keenam.

Erlangga. Jakarta.

Shevla, G. 1990. Analisis Organik Kualitatif Makro Dan Semimakro. PT. Kalman Media

Pustaka. Jakarta.

Tim Dosen Kimia Anorganik.2013.Penuntun Praktikum Kimia Anorganik III Unsur –

Unsur Golongan Transisi.Surabaya : Laboratorium Kimia Anorganik, Jurusan

(17)

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Diket : massa H2C2O4 = 3 gram (Mr : 126 gr/mol)

massa K2Cr2O7 = 1 gram (Mr : 294 gr/mol)

Mr garam kompleks = 303 gram/mol, K[Cr(C2O4)2.(H2O)2]

Dit : massa garam kompleks yang dihasilkan

Jawab :

Perhitungan mol

 Mol H2C2O4.2H2O =

3 gram

126 gram /mol = 0,0238 mol

 Mol K2Cr2O7 =

1 gram

294 gram /mol = 0,0034 mol

Reaksi : 4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 K[Cr(C2O4)2.(H2O)2]

M 0,0238 mol 0,0034 mol -

R 0,0136 mol 0,0034 mol 0,0068 mol

S 0,0102 mol 0 0,0068 mol

Perhitungan massa garam kompleks

Massa = mol x Mr

= 0,0068 mol x 303 gram/mol = 2,0604 gram

Persen Hasil (% hasil)

Trans

% hasil = m hasil praktikum

m teori x 100% =

1,023 gram

2,0604 gram x 100%` = 49,65 %

Cis

% hasil = m hasil praktikum

m teori x 100% =

1,373 gram

(18)

Referensi

Dokumen terkait