Laporan praktikum Hari / Tanggal : Jum’at, 16 Maret 2012
Biokimia Umum Waktu : 14.00 – 17.20
PJP : dr. Husnawati
Asisten : Fitri Rosary
LIPID
KELOMPOK 4 :1. Indrie Astuti J3P211006 2. Tiara Hartani J3P211020 3. Dhiyang Sahputra J3P211038
PARAMEDIK VETERINER PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENDAHULUAN
Latar belakang
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lemak tidak larut dalam air karena berat jenis lemak lebih rendah dari air, ia akan mengapung di atas air. Lipid larut pada larutan yang bersifat nonpolar seperti : eter, kloroform, benzena, karbontetraklorida, xylena, alkhol, dan aseton. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lemak juga memiliki sifat mudah membentuk noda (greasy spot) yang mudah diperlihatkan jika kita teteskan minyak ke kertas akan meninggalkan noda lemak yang tidak mudah dihapus. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul.
Lipid di kelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lipid sederhana (simple lipids) dan kelompok lipid kompleks (complex lipid). Lipid sederhana mencakup senyawa-senyawa yang tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam atau basa dalam air dan terdiri dari subkelompok-kelompok: steroid,prostaglandin dan terpena. Lipid kompleks meliputi subkelompok-kelompok yang mudah terhidrolisis menjadi zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida.
Pada praktikum uji kualitatif lipid, kami menggunakan bahan / sampel yaitu: mentega, lemak hewan, gliserol, kolestrol, dan kanji/pati, sedangkan pelarutnya kami menggunakan kloroform, eter, dan air.
Tujuan:
METODE KERJA
Bahan dan Alat:
Bahan yang dipakai dalam percobaan ini yaitu: mentega, lemak hewan, gliserol, kolestrol, kanji/pati, asam sulfat pekat, dan asam asetat anhidrat, sedangkan pelarut yang digunakan adalah kloroform, eter, dan air.
Alat yang dipakai dalam percobaan ini yaitu: tabung reaksi, pipet tetes, pipet volumetri, pembakar bunsen, penjepit tabung reaksi, rak tabung reaksi, korek api, batang pengaduk.
Metode kerja:
Uji Kelarutan
Masukkan 2 ml pelarut ke dalam tabung reaksi bersih. Bubuhkan sedikit bahan percobaan ke dalam tabung, kocok isi tabung kuat-kuat.
Uji Akrolein
Masukkan sedikit Kristal KHSO4 ke dalam tabung. Bubuhkan 3 – 4 tetes
bahan percobaan, panaskan langsung di atas api, mula-mula dengan api kecil. Bandingkan bau akrolein dengan bau SO2 yang trbang dari karbohidrat yang di
panaskan.
Uji Ketidakjenuhan
Masukkan 10 cc kloroform ke dalam tabung reaksi bersih. Tambahkan 10 tetes reagen hubl iod (larutan iod dalam alcohol yang mengandung sedikit HgCl2).
Uji Salkowski untuk Kolestrol
Larutkan beberapa milligram kolestrol di dalam 3 ml kloroform anhidrat. Tambahkan asam sulfat pekat, dengan volume yang sama, kocok tabung perlahan – lahan. Biarkan lapisan cairan warna terpisah dan amati warna yang terjadi. Uji Lieberman Buchard untuk Kolestrol
Hasil Pengamatan Keterangan : (++) sangat larut
( + ) larut ( - ) Tidak larut
Sampel / bahan Hasil
Keterangan : (++) sangat bau apek ( + ) bau apek
Keterangan : ( + ) berwarna merah (lemak jenuh) ( - ) tidak berwarna (lemak tidak jenuh) Tabel 4 uji salkowski dan Lieberman buchard
Sampel /bahan Uji salkowski Uji Lieberman buchard
Pada uji akrolein yaitu uji untuk mengetahui ada atau tidak adanya gliserol. Gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam minyak/lemak bila mengalami dehidrasi akan membentuk aldehid akrilat yang disebut juga akrolein. Senyawa pendehidrasi dalam uji ini adalah KHSO4 yang menghasilkan SO2 pada
pembakaran. Hasil dari uji akrolein ini adalah hampir semua bahan yang di uji memiliki bau yang sama dengan bau akrolein kecuali pati / kanji tidak memiliki bau pada saat pembakaran.
Pada uji ketidakjenuhan yaitu untuk mengetahui apakah sampel-sampel ini termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh mempunyai ikatan rangkap yang dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada percobaan ini tingkat ketidakjenuhan dapat dilihat dengan angka iod. Angka iod adalah jumlah gram iod yang diikat oleh 100 gr lemak. Besarnya angka iod menunjukkan derajat ketidakjenuhan asam lemak. Makin tidak jenuh asam lemaknya, makin besar angka iodnya. Pada uji ini kolestrol menunjukan hasil negatif karena lemak tidak berwarna setelah diberi kanji dan termasuk lemak tidak jenuh, sedangkan lemak hewan, mentega, pati/kanji, dan gliserol menunjukan hasil positif karena lemak berwarna merah dan termasuk lemak jenuh.
Pada uji Salkowski yaitu bila sterol dengan konfigurasi tidak jenuh didalam molekulnya direaksikan dengan asam kuat dalam kondisi bebas air, maka akan memberikan warna yang karakteristik. Warna yang dihasilkan bervariasi dengan kondisi percobaan mula-mula warna yang timbul biru menjadi merah dibagian kloroform, sedangkan dibagian asam berwarna kuning dengan flouresensi hijau bila dilihat melalui sinar refleksi. Hal-hal tersebut menunjukkan adanya kolesterol. Pada uji ini menunjukan hasil positif karena menghasilkan warna kuning.
Perbedaan lemak jenuh dan tidak jenuh adalah asam lemak tidak jenuh memiliki titik lebur yang lebih rendah dibandingkan asam lemak jenuh. Contohnya, asam lemak jenuh C 18 (asam stearat) memiliki titih didih 70oC,
suatu bentuk monoenoat (asam oleat) melebur pada 130C dan pada suatu bentuk
dienoat (asam linoleat) pada -50C. Lemak jenuh umumnya berhubungan dengan
kolesterol. Sehingga makanan yang dikatakan berat, umumnya mengandung lemak jenuh. Lemak jenuh memang tidak baik bagi kesehatan. Kebanyakan atau terlalu sering mengkonsumsi lemak ini akan berakibat buruk pada kesehatan, bemacam-macam penyakit dapat terjadi akibat penimbunan lemak jenuh. Lemak tak jenuh lebih disukai, dikatakan lebih aman. Lemak ini tidak menimbulkan penyakit, bahkan dapat dipergunakan untuk diet, misalnya minyak kelapa (kelapa, kelapa sawit) lemak hewan (kecuali ikan) mengandung lemak jenuh, minyak kacang (soybean oil, corn oil, sunflower oil) mengandung lemak tidak jenuh. Lemak jenuh ada juga dalam butter, krim, gajih, makanan diproses seperti sosis dan kulit ayam. Contoh lemak tidak jenuh adalah minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah. Lemak jenuh terdiri dari molekul lemak yang semua / hampir semua atom C (karbon) nya mengikat atom H (hidrogen), pada lemak tak jenuh tidak semua atom C dari molekul lemaknya mengikat atom H.
Kesimpulan:
bahan mengandung gliserol yang membedakannya hanya intensitas bau yang ditimbulkan. Pada uji ketidakjenuhan bahan yang jenuh memberikan perubahan warna menjadi merah muda sedangkan yang tidak jenuh,tidak berwarna. Kolesterol adalah sterol utama pada jaringan hewan. Kolesterol dan senyawa turunan esternya, dengan asam lemaknya yang berantai panjang adalah komponen penting dari plasma lipoprotein.
Daftar pustaka
Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia: Jakarta.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta