Agromedicine dan
pertanian kota
Bahan kuliah PIP
• Agribisnis tanaman obat (agromedicine) makin berkembang sesuai dengan meningkatnya
penggunaan obat tradisional dan makin mahalnya obat modern
• Indonesia punya potensi keanekaragaman hayati yang besar dalam tanaman obat
• Heyne (1927) menyebut ada 40 ribu jenis plasma nutfah dan 1000 jenis di antaranya adalah tanaman obat
• Secara tradisi, masyarakat Indonesia sudah lama mengenal tanaman obat dan cara-cara
penggunaannya dan terbukti sangat membantu kesehatan masyarakat
• Depkes menyebut ada 49% penduduk Indonesia yang menggunakan obat tradisional (jamu)
• Hal ini wajar mengingat jamu bersifat aman, murah, dan mudah diperoleh
• Penggunaan jamu meninggalkan resep2 ramuan yang sampai saat ini masih
dikenal dan digunakan masyarakat
• Walau obat modern berkembang pesat,
• Perkembangan selanjutnya adalah ditemukannya bukti ilmiah yang
menyebutkan bahwa jamu secara medis bisa dipertanggung jawabkan
• Misal, pada jahe ditemukan kandungan zat aktif gingerol yang secara klinis
berpotensi sebagai antiartritis rematoid dengan menghambat pelepasan
• Perhatian cukup besar dari para ahli dan
ilmuwan terhadap obat tradisional makin nyata terutama seiring dengan munculnya jenis
penyakit “baru” yang sangat ditakuti seperti
kanker, jantung, diabetes, dan darah tinggi
• Selain itu terjadi perkembangan manarik pula yaitu ditetapkannya obat tradisional sebagai
• Penetapan oleh pemerintah tersebut
menunjukkan semakin besar peluang obat tradisional untuk didayagunakan
pemanfaatannya
• Perkembangan yang sangat menarik
adalah upaya memasukkan ilmu tentang jamu ke dalam kurikulum pendidikan
• Perkembangan obat tradisional dalam negeri mendapat saingan dari Cina, Thailand, Korea, dan India
• Kenyataan ini harus dilihat sebagai
tantangan untuk makin meningkatkan
• Hal yang perlu dilakukan untuk
mengembangkan tanaman obat di wilayah perkotaan antara lain: pengenalan teknik budidaya yang baik dan benar sesuai
kondisi perkotaan, pengadaan bibit unggul yang mudah diperoleh dan harganya