Makalah Asuhan Keperawatan Maternitas pada Klien
dengan Kista Ovarium
Disusun Oleh:
Alfi Lailla H.
(1302086)
Andini Banowati
(1302087)
Dwi Rahmawati
(1302094)
D3 KEPERAWATAN 2C
STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
2015
Puji Syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Maternitas ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam beserta seluruh keluarga dan para shahabatnya. Dan semoga kita semua mendapat syafa’at beliau di Yaumul Qiyamah nanti. Aamiin.
Penulisan makalah ini dengan judul “Makalah Asuhan Keperawatan Matenitas pada Klien dengan Kista Ovarium”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas harian mata kuliah Keperawatan Maternitas sekaligus sebagai bahan pustaka tambahan untuk dijadikan referensi para pembaca.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat kerja keras dan usaha, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Sri Sat Titi Hamranani, S. Kep., Ns., M. Kep. selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Maternitas yang telah mendorong kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami selaku penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan oleh kami demi perbaikan makalah selanjutnya.
Klaten, ... Februari 2015
Kelompok
ii
KATA PENGANTAR ...ii
DAFTAR ISI ...iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Tujuan Penulisan ...1
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian ...2
B. Etiologi ...2
C. Tanda dan Gejala ...3
D. Klasifikasi/ Stadium ...4
E. Patofisiologi...4
F. Penatalaksanaan: Medis dan Prinsip Keperawatan ...5
G. Pathways ...6
BAB III KONSEP KEPERAWATAN A. Data Fokus ...7
B. Diagnosa Keperawatan ...9
C. Perencanaan ...10
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ...17
B. Saran ...17
DAFTAR PUSTAKA ...18
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker. Perjalanan penyakit yang sillent killer
atau secara diam diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserang kista ovarim dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar.
Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker ovarium. Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap. Sehingga dengan ini pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan.
Di Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan laporan program dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas tahun 2010, kasus penyakit tumor terdapat 7.345 kasus terdiri dari tumor jinak 4.678 (68%) kasus dan tumor ganas 2.667 (42%) kasus, kasus terbanyak ditemukan di Kota Semarang (Dinkes Jateng, 2010).
Kista ovarium memiliki jenis dan klasifikasi yang cukup banyak. Tergantung dari mana kista itu berasal. Untuk lebih lanjutnya akan penulis bahas pada BAB II Konsep Dasar.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Kista Ovarium 2. Mengetahui etiologi Kista Ovarium
3. Mengetahui tanda dan gejala Kista Ovarium 4. Mengetahui klasifikasi/ stadium Kista Ovarium 5. Mengetahui patofisiologi Kista Ovarium
6. Mengetahui penatalaksanaan baik medis maupun berdasarkan prinsip keperawatan 7. Mengetahui pathway dari Kista Ovarium
8. Dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada klien Kista Ovarium 9. Dapat mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan klien Kista
Ovarium berdasarkan prioritas masalah
10. Dapat menentukan perencanaan pada klien Kista Ovarium
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).
Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair (Soemadi, 2006).
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium ( Agusfarly, 2008).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005).
B. Etiologi
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium,tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium :
1. Perut terasa penuh, berat, kembung
2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha.
5. Nyeri sanggama
6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera:
1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba 2. Nyeri bersamaan dengan demam
3. Rasa ingin muntah
D. Klasifikasi/ Stadium
1. Kista non neoplasma. Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan progresterone diantaranya adalah:
a. Kista non fungsional. Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam korteks.
b. Kista fungsional
menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
2)Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi.
3)Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.
4)Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.
2. Kista neoplasma
a. Kistoma ovarii simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.
b. Kistodenoma ovarii musinoum. Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain.
c. Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium).
d. Kista Endrometreid. Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya
dengan endometroid.
e. Kista dermoid. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis
E. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.
F. Penatalaksanaan: Medik dan Prinsip Keperawatan
a. Medis
Pengobatan kista ovari yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
b. Prinsip Keperawatan
Pada prinsipnya yang harus dilakukan perawat adalah tindakan keperawatan seperti melakukan asuhan keperawatan yang holistik dan sesuai dengan prioritas masalah klien. Untuk kasus seperti ini, yang dilakukan perawat adalah melakukan pengamatan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada klien.
G. Pathway
KONSEP KEPERAWATAN
A. Data Fokus
1. Identitas klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat, serta data penanggung jawab
2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit: biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang: Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah.
b. Riwayat kesehatan dahulu: Sebelumnya tidak ada keluhan.
c. Riwayat kesehatan keluarga: Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
d. Riwayat perkawinan: Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya kista ovarium.
e. Riwayat kehamilan dan persalinan: Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
f. Riwayat menstruasi: Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan sampai amenorhea.
4. Pemeriksaan Fisik: Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
a. Kepala
1) Hygiene rambut 2) Keadaan rambut b. Mata
2) Konjungtiva: anemis/tidak 3) Mata: simetris/tidak c. Leher
1) Pembengkakan kelenjer tyroid 2) Tekanan vena jugolaris. d. Dada
Pernapasan
1) Jenis pernapasan 2) Bunyi napas 3) Penarikan sela iga e. Abdomen
1) Nyeri tekan pada abdomen. 2) Teraba massa pada abdomen. f. Ekstremitas
1) Nyeri panggul saat beraktivitas. 2) Tidak ada kelemahan.
g. Eliminasi, urinasi
1) Adanya konstipasi 2) Susah BAK 5. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
6. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
7. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan.
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan tidur karena merasa nyeri
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium
1) Pemeriksaan Hb
b. Ultrasonografi
1) Untuk mengetahui letak batas kista.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Preoperasi
a. Nyeri kronis b/d ageninjuri biologi
b. Cemas b/d diagnosis dan rencana pembedahan
c. PK: perdarahan
2. Post operasi
a. Nyeri akut b/d agen injuri fisik
b. Resiko infeksi b/d tindakan invasif dan pembedahan
NO DIANGOSA
KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
1. Nyeri akut b.d agen injuri biologi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
v Tanda vital dalam rentang normal
Pain Management
§ Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§ Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§ Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
§ Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§ Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§ Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
§ Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
§ Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
§ Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
§ Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
§ Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
§ Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
2. Kecemasan bd diagnosis dan pembedahan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam
v Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
v Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
v Vital sign dalam batas normal
v Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya memberikan keamanan dan mengurangi takut
mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
3. PK: Perdarahan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapakan pasien menunjukkan perdarahan dapat diminimalkan
Monitor tanda-tanda perdarahan gastrointestinal
Awasi petheciae, ekimosis, perdarahan dari suatu tempat
Monitor vital sign
Catat perubahan mental
Hindari aspirin
Awasi HB dan factor pembekuan
Post Operasi
NO DIANGOSA
KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
1. Nyeri akut b.d agen injuri fisik
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri
§ Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§ Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§ Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
§ Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§ Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
§ Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
§ Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
§ Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
§ Ajarkan tentang teknik non farmakologi
§ Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
§ Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
2. Resiko infeksi b.d penurunan
pertahanan primer
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapakan infeksi terkontrol
v Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya,
v Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
v Jumlah leukosit dalam batas normal
v Menunjukkan perilaku hidup sehat
Tingktkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik bila perlu
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
Monitor hitung granulosit, WBC
Monitor kerentanan terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring pengunjung terhadap penyakit menular
Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
Pertahankan teknik isolasi k/p
Berikan perawatan kuliat pada area epidema
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
tanda dan gejala infeksi
v Kowlwdge : disease process
v Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
v Pasien bebas dari bau
v Pasien tampak pasien dengan membersihkan tubuh pasien (oral,tubuh,genital)
Kista adalah suatu jenis tumor, emyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga seringnya memakai kesuburan. (Soemadi, 2006).
Kasus kista ovari terdapat manifestasi klinis yang jelas yaitu adanya nyeri pada saat haid di abdomen suprapubic dengan pemeriksaan penunjang lab yaitu USG untuk memastikan diagnosa kista ovari. Pemeriksaan dini lebih baik dilakukan apabila ada manifestasi klinis lain.
B. Saran
1. Untuk pasien kista ovari perlu adanya bantuan keluarga dalam melakukan aktivitas pasca operasi.
2. Untuk pasien kista ovari dianjurkan miring kiri untuk menghindari muntah dan aspirasi.
3. Untuk pasien kista ovari sebaiknya mengkonsumsi nutrisi tinggi protein untuk mempercepat penyembuhan luka.
DAFTAR PUSTAKA
Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.
Mansjoer, Arief dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.
Manuaba. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:EGC.
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of America: Mosby.
Meidian, JM. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America: Mosby.