• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kesiswaan di SD Negeri Salamsari (Penerimaan Peserta Didik Baru) Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Kesiswaan di SD Negeri Salamsari (Penerimaan Peserta Didik Baru) Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Kesiswaan

2.1.1 Pengertian Manajemen

Menurut George Terry dalam Sagala (2013:53) adalah :

“Management is a distinct prosess consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by the of

human beings and other resources”.

Kutipan di atas mempunyai arti bahwa manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan melalui orang atau sumber daya lain untuk mewujudkan tujuan. Proses yang dikemukakan George Terry inilah yang secara populer dikenal dengan singkatan POAC (planning, organizing, actuating, controlling).

Di sisi lain Ali Imron (2003:4) menyebutkan manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan.

(2)

untuk mewujudkan tujuan tercapai secara efektif dan efisien.

2.1.2 Pengertian Manajemen Kesiswaan

Istilah manajemen kesiswaan merupakan frase

yang berasal dari gabungan kata yaitu : “Manajemen” dan “Siswa”. Menurut arti bahasa, manajemen berarti

(3)

bidang operasional manajemen berbasis sekolah. Oleh sebab itu, manajemen kesiswaan menjadi aspek penting untuk dipahami dan dilaksanakan oleh kepala sekolah. Manajemen kesiswaan tidak hanya sebagai aktivitas kegiatan yang diprogram sekolah seperti kegiatan penerimaan siswa baru, penempatan, serta pembinaan siswa, tetapi juga diharapkan potensi yang dimiliki siswa baik potensi rohaniah dan jasmaniah, dapat berkembang secara maksimal agar nantinya pada saat siswa tersebut lulus dari jenjang pendidikan sekolah, siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan (Hermawan, 2010:4).

(4)

maka pengertian manajemen kesiswaan dalam penelitian ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Knezvich, 1961 (Dirjen Dikti, 2007) yaitu manajemen kesiswaan merupakan pemberian suatu layanan yang menitikberatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, serta layanan siswa di dalam maupun di luar kelas, seperti pengenalan, pendaftaran, layanan individual yang mencakup pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai para siswa tersebut matang di jenjang sekolah.

2.1.3 Perencanaan Peserta Didik

Gibson dalam Sagala (2010:56) mengemukakan pengertian bahwa perencanaan mencakup kegiatan menentukan sasaran dan alat sesuai untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan yang dibuat secara matang akan berfungsi sebagai kompas untuk mencapai tujuan organisasi.

Banghart dan Trull dalam Sagala (2010:56) juga

(5)

Sergiovanni dalam Sagala (2010:57) menegaskan:

“plans are guides, approximation, gool post, and compass

setting not irrevocable commitments or dicision

commandments”.

Kutipan di atas mempunyai arti bahwa perencanaan adalah tuntutan, taksiran, pos tujuan, dan letak pedoman, yang telah jadi komitmen dan pernyataan keputusanyang tidak dapat ditarik kembali yang diatur dan disepakati bersama-sama oleh kepala sekolah dan staf.

Perencanaan adalah proses menentukan sasaran, alat, tuntutan-tuntutan, taksiran, pos-pos tujuan, pedoman, kesepakatan yang menghasilkan program-program yang terus berkembang, pendapat ini disampaikan oleh Sagala (2013:58).

Perencanaan atau planning adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut apa yang akan dilakukan di masa mendatang, kapan, bagaimana, dan siapa yang akan melakukannya, Prihatin (2011:15).

Berdasarkan uraian di atas bahwa perencanaan merupakan proses sasaran, alat, dan tuntutan yang bertujuan untuk membantu terlaksananya program sekolah. Perencanaan harus luwes, mampu

menyesuaikan terhadap kebutuhan, dapat

(6)

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam manajemen peserta didik adalah mengadakan perencanaan. Oleh karena itu peserta didik merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan manajemen sekolah secara keseluruhan maka perencanaan peserta didik juga merupakan bagian dari perencanaan sekolah secara keseluruhan.

Perencanaan peserta didik adalah suatu aktivitas memikirkan di muka tentang hal-hal yang harus dilakukan berkenaan dengan peserta didik di sekolah, baik sejak peserta didik akan memasuki sekolah maupunmereka akan lulus dari sekolah. Yang direncanakan adalah hal-hal yang harus dikerjakan berkenaan dengan penerimaan peserta didik sampai dengan pelulusan peserta didik.

Slameto (2009:26) mengemukakan dalam suatu organisasi kegiatan perencanaan mutlak harus ada. Dalam suatu organisasi yang baik, bukan sekedar perencanaan yang dituntut, melainkan suatu

perencanaan yang sungguh-sungguh baik.

Perencanaan semacam ini adalah merupakan fase pertama dari setiap pekerjaan.

Menurut Slameto (2009:26) setiap perencanaan yang baik setidak-tidaknya harus memiliki 5 unsur yang kita sebut 5 P, yaitu :

a. Purpose , yaitu tujuan yang akan dicapai. Tujuan ini harus dirumuskan secara jelas, terperinci, dan operasional;

(7)

c. Procedure, yaitu sistem komunikasi yang ada dalam organisasi. Yang dimaksud di sini adalah jalur-jalur komunikasi sebagai akibat adanya pembagian tugas wewenang dan tanggung jawab;

d. Progress, yaitu gambaran tentang tahap-tahap pencapaian tujuan. Dalam perencanaan harus nampak standar-standar tingkat keberhasilan;

e. Program, yaitu uraian lebih rinci dalam operasional tentang kegiatan sehari-hari dalam rangka kegiatan pelaksanaan perencanaan.

Dengan perencanaan yang baik setiap anggota organisasi akan tahu secara tepat tujuan yang akan dicapai bersama, sehingga dapat merupakan petunjuk bagi setiap anggota orang organisasi. Hal ini sangat membantu usaha koordinasi kerjasama anggota yang satu dengan yang lain, di samping itu perencanaan yang baik dapat menjadi kontrol/pengawasan yang baik terhadap kegiatan orang-orang maupun pengawasan terhadap kemajuan-kemajuan yang dicapai dan penyelewengan-penyelewengan yang terjadi. Dengan demikian dapat dihindarkan pemborosan sumber daya yang ada.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi akan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik apabila di dalamnya terdapat perencanaan program yang sistematis.

2.1.4 Pengorganisasian

(8)

mengorganisasikan adalah proses mempekerjakan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dengan cara terstruktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran pengorganisasian yang tepat akan membuat posisi orang jelas dalam struktur dan pekerjaannya melalui pemilihan, pengalokasian dan pendistribusian kerja yang profesional. Gorton dalam Sagala (2013:58) :

“Organizing the school involves more that identifying positif

and devining relationship on an organizing chart, the most important factor that an administrator should consider in

organizing a school are the people associated with it”.

Pengorganisasian yang efektif membagi habis dan menstruktur tugas-tugas ke dalam sub-sub atau komponen-komponen organisasi secara proporsional.

Dalam pengorganisasian ini kepala sekolah membagi tugas pada guru dalam kepanitiaan penerimaan siswa baru atau penerimaan peserta didik baru.

2.1.5 Pelaksanaan (actuating)

(9)

telah ditentukan atau diorganisir sebelumnya. Menggerakkan (actuating) menurut George Terry dalam Sagala (2013:60) berarti merangsang anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemampuan yang baik. Maka kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan personal sekolah.

Dari ketiga pendapat tersebut, implementasi program sekolah dapat diartikan sebagai penerapan atau operasionalisasi suatu perencanaan dalam rangka mencapai tujuan. Implementasi program harus dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak secara proporsional dan profesional, sehingga menumbuhkan semangat partisipasi. Sekolah dalam melaksanakan programnya juga harus terbuka, yaitu tidak ada pelaksanaan program sekolah yang hanya diketahui oleh individu atau kelompok tertentu saja. Semua

pelaksanaan program tersebut dapat

dipertanggungjawabkan secara prosedural dan profesional, sehingga menumbuhkan tingkat kepercayaan publik dan pihak-pihak lain semakin tinggi.

(10)

2.1.6 Pengawasan (controlling)

Dari beberapa pakar dalam Sagala (2010:65) mengemukakan pengertian, pertama, Stoner menyatakan bahwa pengawasan adalah mencatat perkembangan ke arah tujuan dan memungkinkan mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Kedua, Hadari Nawawi menegaskan bahwa pengawasan berarti kegiatan mengukur tingkat efektifitas kerja personal dan tingkat efisiensi penggunaan metode dan alat tertentu dalam usaha mencapai tujuan. Ketiga, Johnson mengemukakan bahwa pengawasan sebagai fungsi sistem yang melakukan penyesuaian terhadap rencana, mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan sistem hanya dalam batas-batas yang dapat ditoleransikan.

Dari ketiga pendapat tersebut bahwa pengawasan adalah merupakan salah satu kegiatan untuk mengetahui realisasi perilaku personal dan tingkah laku agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, tercatat untuk mengukur tingkat efektifitas kerja.

(11)

disebutkan bahwa pengawasan dan evaluasi sekolah terdapat lima hal, yaitu : program pengawasan, evaluasi diri, evaluasi dan pengembangan kurikulum, evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan, dan akreditasi sekolah. Masing-masing program tersebut harus dilaksanakan oleh sekolah, kecuali akreditasi dilakukan oleh dinas terkait.

2.1.7 Pentingnya Manajemen Kesiswaan

Pengelolaan manajemen kesiswaan di lembaga

pendidikan sangat penting, maka dalam

pelaksanaannya manajemen kesiswaan juga memiliki tujuan tertentu. Mulyasa (2014:46) mengemukakan bahwa manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. Tujuan manajemen kesiswaan menurut Prihatin (2011:9) yaitu : mengatur kegiatan-kegiatan kesiswaan agar berbagai kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah serta pembelajaran yang dilakukan di sekolah tersebut dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.

(12)

menyalurkan serta mengembangkan kecerdasan, bakat dan minat siswa bisa terpenuhi, d) dapat meraih kebahagiaan dan kesejahteraan hidup siswa agar bisa belajar baik dan meraih cita-cita.

Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen kesiswaan adalah untuk mengatur semua kegiatan-kegiatan kesiswaan yang ada di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur sehingga tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan dapat tercapai.

2.2 Penerimaan Peserta Didik Baru

Prihatin (2011:51) mengemukakan bahwa kegiatan penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian, oleh karena kalau tidak ada peserta didik yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani atau diatur. Sebelum pelaksanaan penerimaan peserta didik baru dimulai, perlu diadakan perencanaan oleh sekolah terlebih dahulu.

(13)

berhubungan dengan kegiatan penerimaan dan proses pencatatan atau perekapan data pribadi, yang nantinya tidak dapat terlepas dari pencatatan data hasil belajar para siswa serta berbagai hal lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan sekolah baik kurikuler maupun ko-kurikuler.

Dalam perencanaan penerimaan peserta didik baru sekolah membentuk kepanitiaan penerimaan peserta didik baru, rapat penentuan peserta didik baru, pembuatan, pemasangan, atau pengiriman pengumuman, pendaftaran peserta didik baru, seleksi, penentuan peserta didik yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima, dan registrasi peserta didik yang diterima.

2.2.1 Sensus Anak Usia Pra-Sekolah

Sensus sekolah adalah suatu sarana atau kegiatan mengumpulkan informasi yang berguna untuk perencanaan dalamberbagai kegiatan pada program sekolah, Atkinson dalam Prihatin ( 2011:22).

(14)

kemampuan peserta didik yang akan masuk ke sekolah tertentu pada tahun tertentu.

Sensus berguna untuk mengetahui animo anak usia pra sekolah sebagai sumber animo siswa masuk sekolah.

2.2.2 Perencanaan Daya Tampung

Penentuan jumlah peserta didik yang nantinya akan diterima perlu dilakukan agar layanan yang diberikan sekolah kepada peserta didik dapat diberikan secara merata dan optimal. Tim Dosen Administrasi Pendidikan (2009:207) menyebutkan bahwa sekolah hendaknya mempertimbangkan daya tampung per kelas serta jumlah peserta didik dalam satu kelas dalam menentukan besarnya jumlah peserta didik baru yang akan diterima. Secara tioritik ukuran per kelas menurut standar pelayanan minimal dengan jumlah tidak melebihi dari 32 peserta didik tiap rombongan belajar (Permendikbud RI No. 23 Tahun 2013:3).

(15)

2 dan 3. Penentuan banyak siswa yang diterima tergantung dari daya tampung untuk tahun tersebut.

Prihatin (2011:24) mengemukakan bahwa daya tampung kelas berdasarkan ukuran ruang disarankan 1,2 m perorang atau peserta didik. Daya tampung sekolah berdasarkan jumlah bangku dapat dibedakan antara yang single shift dan double shift.

2.2.3 Langkah-Langkah Penerimaan Peserta Didik Baru

Penerimaan peserta didik baru yang dilakukan oleh sekolah merupakan langkah awal yang menentukan kelancaran, berhasil atau tidaknya upaya pendidikan di sekolah tersebut. Pada penerimaan peserta didik baru biasanya dilakukan sekolah mendekati tahun pelajaran baru serta melalui proses penghitungan yang tepat, maka perlu ditentukan terlebih dahulu daya tampung dari sekolah yang bersangkutan.

(16)

Kebijakan penerimaan peserta didik baru di Sekolah Dasar mengenai kriteria calon peserta didik baru yaitu berusia sekurang-kurangnya enam tahun. Adanya syarat pengecualian mengenai usia peserta didik yang usianya kurang dari enam tahun dilaksanakan berdasarkan rekomendasi tertulis dari pihak yang memiliki kompetensi dalam bidang tertentu, seperti konselor sekolah/madrasah ataupun psikolog. Hal tersebut tertuang dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Angka 4.a.1. maka dari itu, setiap sekolah dasar wajib menerima siswa baru tanpa melalui tes masuk dan tetap mengutamakan pada anak usia sekolah yang memiliki usia 7 sampai 12 tahun dari lingkungan sekitarnya tanpa adanya diskriminasi, serta sesuai daya tampung satuan pendidikan yang bersngkutan.

Prihatin (2011:57), adapun langkah-langkah penerimaan peserta didik baru atau siswa baru meliputi :

(17)

2. Rapat penerimaan peserta didik baru. Dalam rapat yang diadakan oleh panitia penerimaan peserta didik baru. Adapun yang ditulis dalam notula rapat yaitu : tanggal rapat, waktu rapat, tempat rapat, agenda rapat, daftar hadir peserta rapat dan hal-hal yang menjadi keputusan rapat.

3. Pembuatan, pemasangan/pengiriman pengumuman peserta didik baru. Setelah mendapatkan keputusan mengenai hasil rapat sebelumnya, kemudian dibuatlah pengumuman yang berisi gambaran singkat mengenai sekolah, persyaratan pendaftaran peserta didik, cara, waktu, tempat pendaftaran, biaya pendaftaran, waktu dan tempat seleksi, serta waktu pengumuman hasil seleksi diumumkan.

4. Pendaftaran peserta didik baru. Yang harus disediakan oleh panitia pada saat pendaftaran peserta didik baru seperti loket untuk mendaftar, loket untuk informasi serta formulir pendaftaran siswa baru. Hal-hal yang sebaiknya diketahui oleh calon siswa yang akan mendaftar yaitu yaitu mengenai kapan formulir pendaftaran bisa diambil, tentang bagaimana cara mengenai formulir pendaftaran, dan kapan formulirbtersebut dapat dikembalikan.

5. Seleksi peserta didik baru. Seleksi atau penyaringan peserta didik baru didasarkan atas dua pertimbangan yaitu : atas pertimbangan target dan atas pertimbangan nilai atau tingkat kemampuan yang telah ditetapkan.

6. Pengumuman peserta didik yang diterima. Dengan dasar pertimbangan yang telah ditetapkan, maka panitia penerimaan peserta didik baru mengadakan pengumuman bagi calon siswa yang memenuhi syarat. Berdasarkan hasil yang telah ditentukan terhadap peserta didik yang akan diterima, maka diperoleh tiga hal kebijakan sekolah, seperti peserta didik yang akan diterima,. Hasil penentuikti, 2007). Pengumuman dapat dilakukan dengan menempelkan daftar nama dan nomor pendaftaran di papan pengumuman atau mengirimkan surat pemberitahuan langsung ke alamat.

(18)

pendaftaran ulang dimulai dan ditutup. Menurut Arikunto (2012) hal ini diperlukan terutama bila ada kemungkinan bagi calon untuk mendaftarkan ke lebih dari satu sekolah. Jika pada batas waktu yang ditentukan calon belum mendaftar kembali, panitia dapat memanggil calon lain agar pemanfaatan fasilitas di sekolah dapat terpakai secara maksimal.

2.2.4 Orientasi Siswa Baru

Orientasi peserta didik (siswa baru) adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Situasi dan kondisi ini menyangkut lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah . Lingkungan fisik sekolah seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tempat olah raga, gedung dan perlengkapan sekolah serta fasilitas-fasilitas lainnya yang disediakan lembaga. Sedangkan lingkungan sosial sekolah meliputi kepala sekolah, guru-guru, tenaga TU, teman sebaya, kakak-kakak kelas, peraturan atau tata tertib sekolah, layanan-layanan sekolah bagi peserta didik serta kegiatan-kegiatan dan organisasi kesiswaan yang ada di lembaga.

(19)

1) Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah;

2) Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sekolah;

3) Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kehidupan sekolah.

(20)

2.3 Pencatatan dan Pelaporan Peserta Didik

2.3.1 Ketatausahaan Peserta Didik

Setelah dilakukan kegiatan penerimaan peserta didik baru, maka kegiatan berikutnya yaitu memproses para siswa yang diterima tersebut dalam catatan-catatan yang dimiliki sekolah dibedakan atas dua jenis yaitu catatan untuk sekolah yang meliputi buku induk, buku klapper, serta catatan tata tertib sekolah. Selain itu juga ada catatan pada masing-masing kelas yang mencakup buku kelas, buku presensi kelas, serta berbagai buku lain mengenai catatan-catatan prestasi belajar (Arikunto, 2012).

Buku induk adalah buku kumpulan daftar murid sepanjang masa dari suatu jenjang sekolah. Catatan di dalam buku induk harus lengkap yakni mencakup data dan identitas setiap siswa. Dalam hal ini sebagian data dapat diambil dari formulir pendaftaran siswa baru yang telah diisi sebelumnya. Sedangkan buku klapper berfungsi untuk membantu buku induk dalam memuat data murid yang penting-penting (Suryosubroto, 2010).

(21)

Pada pelaporan prestasi belajar peserta didik, terdapat buku daftar nilai, buku legger, dan buku raport. Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan (2009:213) menjelaskan bahwa daftar nilai dimiliki oleh setiap guru bidang studi atau guru kelas, yang khusus untuk mencatat hasil nilai tes setiap siswa pada bidang studi atau mata pelajaran tertentu. Selain itu ada buku yang berguna sebagai kumpulan nilai dari semua bidang studi bagi setiap siswa yang dinamakan buku legger. Ada pula buku raport yang merupakan alat atau sarana untuk melaporkan prestasi belajar para siswa kepada orang tua atau siswa itu sendiri.

2.3.2 Perpindahan Peserta Didik

Perpindahan peserta didik atau perpindahan siswa dapat diterjemahkan sebagai proses perpindahan tempat pendidikan dari suatu lembaga pendidikan sejenis yang lainnya di wilayah RI (Prihatin, 2011:141).

(22)

Faktor penyebab tersebut dapat bersumber dari peserta didik itu sendiri, lingkungan keluarga, sekolah, ataupun lingkungan teman sebayanya (Dirjen Dikti, 2008).

2.4 Pengelolaan Kegiatan Kesiswaan

Secara operasional manajemen kesiswaan diharapkan dapat mendukung upaya pertumbuhan dan perkembangan kesiswaan melalui proses pendidikan di sekolah, salah satunya yaitu dengan pembinaan dan pengembangan siswa. Sesuai Permendiknas No. 39 Th. 2008 mengenai pembinaan kesiswaan. Pembinaan dan pengembangan siswa dilakukan oleh sekolah agar siswa atau peserta didik bisa memperoleh beraneka pengalaman belajar nantinya untuk bekal hidupnya dimasa yang akan datang. Sekolah dalam merancang kegiatan pembinaan dan pengembangan siswa biasanya melakukan kegiatan yang disebut kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler (Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, 2010:211).

Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam melakukan kegiatan kesiswaan yakni melakukan perkiraan, perumusan tujuan, kebijakan,

pemrograman, menyusun langkah-langkah,

(23)

kegiatan kesiswaan, mengembangkan potensi siwa secara optimal melalui kegiatan ekstrakurikuler, kelulusan dan pelepasan siswa (Hermawan, 2010). Berdasarkan Permendiknas No. 19 Tahun 2007, kegiatan kesiswaan terdiri atas empat jenis yaitu :

2.4.1 Kegiatan Ekstrakurikuler

Arikunto (dalam Suryosubroto, 2002:287) menyebutkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan (1988:57).

Sedangkan definisi kegiatan ekstrakurikuler menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah :

Kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum (Kurikulum SMK 1984, Depdikbud:6).

(24)

Hermawan (2007) menyatakan bahwa program kurikuler pada dasarnya merupakan upaya untuk mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan kompetensi sosial. Tujuan pendidikan tidak sekedar hanya menanamkan pengetahuan yang tertuang dari buku, tetapi juga membawa perkembangan mental, fisik dan sosial yang baik untuk para siswa. UNESCO (2005) menyebutkan bahwa :

Extracurricular activities are activities students in their spare times according to their interests and will for educational and recreational purposes.

Pupils’extracurricular activities are not isolated from

their curriculer activities but supplement the formal educational programme and contribute to the general education of the child. They also provide abundant opportunities for pupils to develop managerial ability and should therefore serve to supplement the curricular management training programs.

(25)

anggaran, serta tenaga kependidikan yang tersedia (Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, 2010:212).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal sesuai keadaan dan kebutuhan lingkungan.

Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan ekstra wajib dan ekstra pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler wajib yaitu kegiatan yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik yaitu pendidikan kepramukaan, sedangkan ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minat peserta didik. Permendikbud No. 62 Tahun 2014 mengemukakan bentuk kegiatan ekstrakurikuler pilihan sebagai berikut :

1. Krida, meliputi kegiatan kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Sekolah (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka);

(26)

3. Latihan atau olah bakat : pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;

4. Keagamaan : pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis al quran, retreat.

2.4.2 Pembinaan Prestasi Unggulan

(27)

tentang pembinaan kesiswaan mencakup sepuluh aspek, yaitu : 1. Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2. Budi pekerti luhur/akhlak mulia, 3. Kepribadian yang unggul, wawasan kebangsaan serta bela negara, 4. Prestasi akademik, seni, dan atau olah raga sesuai bakat dan minat yang dimiliki, 5. Demokrasi, hak asasi manusia atau HAM, pendidikan dalam politik, lingkungan hidup, kepekaan serta toleransi sosial yang menyangkut masyarakat majemuk, 6. Kreativitas, keterampilan, dan kewirausahaan, 7. Kualitas jasmani, kesehatan, serta gizi berbasis sumber gizi yang terdiversifikasi, 8. Sastra dan kebudayaan, 9. Teknologi informasi dan komunikasi atau TIK, 10. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris.

Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana penerimaan siswa baru dan kegiatan kesiswaan yang dilakukan di SD Negeri Salamsari kecamatan Kedu.

2.5 Peneliti terdahulu yang menulis tentang

manajemen kesiswaan sebagai berikut :

(28)

pengelompokan siswa dengan pola tertentu yang mengedepankan kenyamanan siswa dan guru. Ketiga, pelaksanaan (actuating) kesiswaan, dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yang kompleks seperti orientasi siswa baru, pembinaan dan pelayanan siswa, serta mutasi dan alumni siswa. Keempat, pengawasan (controlling) kesiswaan, berupa pemantauan dan penilaian siswa secara menyeluruh. Dalam melaksanakan manajemen kesiswaan ada beberapa faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi oleh SDIT Nur Hidayah Surakarta. Faktor pendukung meliputi : adanya kerja sama antar elemen sekolah, sarana prasarana yang lengkap dan mendukung, komitmen dan inovasi dari pelaksana manajemen, sistem informasi berupa website dan SMS Education, jalinan kerja sama dengan sejumlah TK, dan peran aktif orang tua siswa. Adapun faktor penghambat muncul dari siswa, guru, dan orang tua. Faktor penghambat tersebut antara lain : kurangnya komunikasi antar pengajar ekstrakurikuler, pilihan siswa yang berubah-ubah, serta longgarnya pengawasan dari orang tua.

2. Fadhilah (2014) tentang “Manajemen Kesiswaan pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Cot Gue Kabupaten

Aceh Besar”, menuliskan bahwa perencanaan,

(29)

seleksi siswa baru. semua perencanaan kesiswaan tersusun dengan baik dan terdokumentasi. Pelaksanaan manajemen kesiswaan yang menyangkut dengan PSB adalah penempatan siswa dalam ruangan kelas secara seimbang, pembinaan disiplin siswa,

pelaksanaan akademik, serta kegiatan

ekstrakurikuler.

3. Kartika Dewi (2013) menyimpulkan hasil penelitiannya antara lain, langkah-langkah penerapan manajemen kesiswaan pada penerimaan siswa baru meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan. Adapun faktor pendukung penerimaan siswa baru yaitu adanya kepedulian dan kerja sama komite, guru, dan wali murid, tersedianya dana dan daya tampung siswa yang masih memungkinkan. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu karena letak geografis, persaingan antar sekolah, tradisi, serta keberhasilan KB. Kegiatan kesiswaan yang telah dilakukan yang telah dilakukan SD Negeri di Gugus Ki Hajar Dewantara mencakup bimbingan konseling, ekstrakurikuler, pembinaan prestasi unggulan dan pelacakan alumni. Sedang faktor penghambat pelaksanaan program kegiatan kesiswaan SD Negeri di Gugus Ki Hajar Dewantara yaitu waktu kegiatan pelaksanaan kegiatan, letak geografis serta belumadanya buku panduan dalam pelaksanaan program kegiatan tersebut.

(30)

provisions in place for intellectually gifted primary school students in Queensland and to consider how the biliefs and attitudes of primary school stakeholders were reflected in the production of their school gifted education policies. Attitudes and perceptions of principals and teachers at four Queensland perimary schools are reported in this article. The major findings indicated that while reported attitudes towards acceleration and ability grouping were fairly positive overall, educators are still concemed about the possible adverse effects of grade-skipping on students’social and emotional development, and the connotations of elitism associated with full-time models of ability grouping. However, teachers’ knowledge and awareness of the affective characteristics of gifted students did not appear to influence their attitudes or beliefs regarding acceleration and ability grouping.

(31)

challenges. The students need to be exposed to various coping resources to enable them to quickly and smoothly adjust into the new life at university

2.6 Kerangka Berpikir

(32)

Kepala sekolah secara garis besar memiliki tanggungjawab yang berkaitan dengan manajemen kesiswaan yaitu memberikan layanan kepada siswa dengan cara memenuhi berbagai kebutuhan yang mereka perlukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah sebelumnya secara efektif dan efisien. Pencapaian hasil secara optimal yang diperoleh dari diri siswa, mempersyaratkan pelayanan dari para guru dan pengelola sekolah yang optimal pula. Guru merupakan tenaga kependidikan, maka guru juga bertanggungjawab atas terselenggaranya pembinaan kesiswaan di sekolah secara umum dan secara khusus terpadu dalam setiap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawab masing-masing, sehingga guru sebagai pendidik dapat lebih memahami, menguasai, dan

menerapkan kompetensi bidang pembinaan

kesiswaan.

Kepala Sekolah

Penerimaan Siswa Baru

SISWA

Manajemen Kegiatan Kesiswaan Kesiswaan

Referensi

Dokumen terkait

Masalah promosi kurang efektif dilaksanakan karena ada masalah intern sekolah yang terkait dengan mutu SMK Bhineka Karya 4 Ampel sendiri yaitu sarana dan

Maka dari itu perencanaan pendidikan berbasis karakter melalui pembinaan akhlak merupakan suatu proses persiapan kegiatan yang meliputi identifikasi kegiatan sekolah

Perencanaan peserta didik secara langsung akan berhubungan dengan kegiatan penerimaan dan proses pencatatan atau perekapan data pribadi peserta didik yang nantinya tidak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi konteks, input, proses, dan produk program manajemen berbasis sekolah pilar manajemen sekolah di SD Negeri Pengilon

Tahun ajaran 2016/2017 adalah tahun pertama diberlakukannya sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online di beberapa sekolah di Kabupaten Semarang, terutama di SMA

belajaran, dan kegiatan penilaian.. 34 Studi dokumentasi dengan cara mengumpulkan hasil ujian nasional/sekolah, prestasi akademik dan non akademik, RPP, lembar

Sekolah selalu menyampaikan tahapan pelaksanaan program beserta anggaran yang digunakan pada kepada komite sekolah pada saat rapat.Jadi kami hanya mengikuti

Pengguna Sistem Informasi Kantor PPDB 2020 Pengguna Hak Akses/Kegiatan Operator Sekolah - Mengelola jumlah pagu, profil, dan akun sekolah - Monitoring PIN, verifikasi berkas,