• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas 1 Politik Pertanian Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas 1 Politik Pertanian Pertanian"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Oktaviana Yusmiyanti NIM : 4441120795

Pengertian Politik Pertanian

Widodo (1983) mengemukakan bahwa politik pertanian adalah bagian dari politik ekonomi di sektor pertanian, sebagai salah satu sektor dalam kehidupan ekonomi suatu masyarakat.

Menurut Monke dan Pearson (1989) politik pertanian adalah campur tangan pemerintah di sektor pertanian dengan tujuan meningkatkan efisien yang menyangkut alokasi sumber daya untuk dapat menghasilkan output nasional yang maksimal dan memeratakan pendapatan, yaitu mengalokasikan keuntungan pertanian antargolongan dan antardaerah, keamanan persediaan jangka pendek, kestabilan harga jangka pendek, dan menjamin ketersediaan bahan makanan jangka panjang.

Mubyarto (1987) menyebutkan bahwa politik pertanian pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah untuk memperlancar dan mempercepat laju pembangunan pertanian, yang tidak saja menyangkut kegiatan petani, tetapi juga perusahaan-perusahaan pertanian dan perkebunan, perusahaan-perusahaan pengangkutan, perkapalan, perbankan, asuransi, serta lembaga-lembaga pemerintah dan semi pemerintah yang terkait dengan kegiatan sektor pertanian.

Sumber: Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Andi Offset.

Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian

(2)

Harga merupakan cerminan dari interaksi antara penawaran dan permintaan yang bersumber dari sektor rumah tangga (sebagai sektor konsumsi) dan sektor industri (sebagai sektor produksi). Penetapan harga dasar oleh pemerintah menimbulkan konsekuensi lanjut terhadap pemerintah sehingga pemerintah harus ikut campur tangan dalam rantai pemasaran karena adanya imperfeksi pasaryang merugikan produsen dan atau konsumen.

Kebijakan harga produk pertanian bertujuan untuk mencapai salah satu atau kombinasi dari tujuan-tujuan berikut :

 Kontribusi terhadap anggaran pemerintah.  Pertumbuhan devisa negara.

 Mengurangi ketidakstabilan harga.

 Memperbaiki distribusi pemasaran dan alokasi sumber daya.

 Memberikan arah produksi, serta meningkatkan taraf swasenbada pangan dan serat-seratan.  Meningkatkan pendapatan dan taraf kesejahteraan penduduk.

 Keadaan produsen dikatakan lebih baik apabila surplus produsen lebih tinggi dan sebaliknya keadaan konsumen dikatakan lebih baik bila surplus konsumen mengalami kenaikan.

2. Kebijakan produksi

Masalah pangan merupakan salah satu masalah nasional yang sangat penting dari keseluruhan proses pembangunan dan ketahanan nasional suatu bangsa. Pangan menyangkut kesejahteraan hidup dan kelangsungan hidup suatu bangsa karena merupakan salah satu kebutuhan manusia, selama itu pula diperlukan pangan karena manusia tidak dapat bertahan hidup lama tanpa makan.

Kedudukan pangan di Indonesia adalah salah satu sektor yang sangat strategis karena: a. Banyaknya pihak yang terlibat dalam bidang produksi, pengolahan, dan distribusi

b. Meskipun terlihat ada kecenderungan menurunnya total pengeluaran rumah tangga yang dibelanjakan untuk konsumsi bahan pangan, namun masih merupakan bagian terbesar dari seluruh pengeluarannya, terutama untuk pangan beras.

(3)

a. Adanya perbedaaan dalam pola konsumi antar tempat. Secara umum, pola konsumsi pangan di Indonesia digolongkan menjadi dua yaitu daerah yang masyarakatnya merupakan konsumen beras utama atau mengarah ke beras dan daerah yang masyarakatnya di samping mengkonsumsi beras juga mengkonsumsi bahan bukan beras sebagai bahan pokoknya b. Tingkat konsumsi yang berbeda antar tempat lebih mempersulit keadaan dalam alokasi dan

distribusi pangan.

c. Konsumsi pangan meningkat terus, khususnya beras.

d. Jumlah penduduk yang cukup besar dan meningkat terus membawa konsekuensi untuk terus meningkatkan penyeediaan kebutuhan pangan.

e. Tidak meratanya penyebaran penduduk antar daerah membawa dampak terhadap masalah distribusi pangan .

Sementara ciri produksi pangan di Indonesia antara lain:

a. Adanya ketimpangan antara tempat yang berkaitan dengan kerumitan dalam pemasaran dan distribusinya.

b. Selain produksi pangan tidak merata menurut tempat, juga tidak merata menurut waktu yang pada akhirnya akan menimbulkan kendala tambahan dalam struktur distribusi, serta secara langsung akan berpengaruh terhadap harga yng akan diterima petani dan yang harus dibayarkan oleh konsumen

c. Produksi pertanian, khususnya padi-padian setiap tahun selalu berfluktuasi, dipengaruhi oleh kondisi cuaca, serangan hama dan penyakit tanaman, banjir, bencana alam dan lain-lain. d. Produksi berada ditangan jutaan petani kecil yang tersebar tidak merata dan umumnya

mereka hanya mengusahakan lahan relative sempit kurang dari 0,5 Ha, sehingga menyulitkan pengumpulan untuk didistribusikan kedaerah lain yang memerlukannya.

Mengingat upaya untuk mencapai tingkat keseimbangan yang tinggi antara pangan dan kesempatan kerja adalah hal yang sangat penting tidak saja ditinjau dari kesejahteraan sosial melainkan juga merupakan usaha yang strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh maka dengan adanya usaha tani yang areanya sempit dan tersebar tersebut menimbulkan kesulitan tersendiri dalam pengembangan produksi.

(4)

Pemberian subsidi kepada petani merupakan salah satu kebijakan utama pembangunan pertanian yang telah lama dilaksanakan pemerintah dengan cangkupan dan besaran yang berubah dari waktu ke waktu. Pemberian insentif tidak saja didasarkan oleh pertimbangan ekonomi, tetapi juga karena desakan dan dorongan politik dan sosial. Bisa terjadi, pemberian subsidi dan dukungan harga bagi petani lebih didominasi oleh pertimbangan politik dan sosial. Sebagai contoh, berbagai penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa penggunaan pupuk pada usahatani sawah telah berlebihan sehingga pemberian subsidi harga pupuk yang terus meningkat merupakan kebijakan yang tidak tepat dipandang dari pertimbangan ekonomi. Namun demikian, pemberian subsidi pupuk yang terus meningkat mendapatkan dukungan politik dari parlemen maupun masyarakat luas karena dipandang bijaksana menolong petani yang sebagian besar masih hidup dalam kemiskinan.

Ada dua argumentasi yang melandasi pentingnya pemerintah memberikan bantuan kepada petani:

 Pertama, suatu kewajiban pemerintah membantu petani yang sebagian besar merupakan masyarakat miskin yang tidak mempunyai kapasitas yang memadai untuk mengembangkan kapasitas produksi pertanian sementara eksistensi produksi pertanian ke depan masih sangat diperlukan;

 Kedua, melindungi petani miskin dari ancaman eksternal akibat ketidakadilan perdagangan dalam rangka memberdayakan mereka menjadi masyarakat yang mandiri mampu menghidupi dirinya dan juga menjaga eksistensi sektor pertanian ke depan. Beberapa fakta yang mendukung argumentasi ketidakmampuan petani mengembangkan kapasitas produksi pertaniannnya antara lain :

Pertama, walaupun terjadi penurunan insiden kemiskinan dari 19,14% pada tahun 2000 menjadi 16.60% pada tahun 2004, namun jumlah penduduk miskin secara absolute sangat besar yaitu sekitar 36 juta dan diperkirakan sekitar 20 juta diantarnya berada di wilayah pedesaan. Dari sekitar 20 juta penduduk miskin di pedesaan sekitar 55 persen bergantung pada sektor pertanian.

(5)

20041 dan 20052) atau dibawah $ 1 per hari masih jauh dibawah garis kemiskinan berdasarkan kriteria World Bank $ 2 per hari per kapita.

4. Kebijakan Pemasaran

Kegiatan pemerintah untuk mengatur distribusi barang (terutama beras) antar daerah dan atau antar waktu sehingga diantara harga yang dibayarkan konsumen akhir dan harga yang diterima oleh produsen terdapat marjin pemasaran dalam jumlah tertentu sehingga dapat merangsang proses produksi dan proses pemasaran.

Pemasaran yang tidak efisien menyebabkan bagian petani (farmer’s share) menjadi kecil, yang pada gilirannya tidak akan merangsang peninggkatan produksi lebih lanjut. Efisiensi pemasaran biasanya diukur dari besar-kecilnya margin pemasaran, setelah mempertimbangkan berbagai fungsi yang dijalankan dalam kegiatan pemasaran tersebut.

a. Margin Pemasaran

Perbedaan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir dengan harga yang diterima produsen disebut dengan margin pemasaran, yang dirumuskan sebagai berikut :

M = Pr-Pf

Dimana :

M : Margin Pemasaran

Pr : Harga ditingkat pengecer (retail price). Pf : Harga ditingkat petani (farn gate price).

(6)

M = II + CM Dimana :

M : Marjin pemasaran.

II : Keuntungan lembaga pemasaran.

CM : Biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran untuk menjalankan fungsi pemasaran.

Selisih antara harga ditingkat pengecer dn harga ditingkat petani disebut margin pemasaran yang besarnya sama dengan hasil kali antara selisih harga tersebut dengan jumlah yang dipasarkan.

b. Keseimbangan antartempat

Untuk meningkatkan guna antartempat dibutuhkan biaya transfer, sedangkan untuk meningkatkan guna antarwaktu dibutuhkan biaya penyimpanan. Keseimbangan antartempat dibedakan menjadi 2, yaitu keseimbangan antar tempat tanpa biaya transfer dan keseimbangan antartempat dengan biaya transfer. Biaya transfer adalah biaya yang dibutuhkan untuk memindahkan barang antar dua tempat.

Untuk melancarkan pemasaran hasil-hasil pertanian, pemerintah menentukan berbagai kebijakan, antara lain menetapkan rantai pemasaran yang sependek mungkin, membentuk kantor pemasaran bersama atau menetapkan pola, serta menunjuk distributor dan pengecer tertentu untuk komoditi yang tertentu pula.

Sumber:

http://pepagroakelompok1.blogspot.co.id/2011/06/kebijakan-pemerintah-dalam-subsidi.html

Referensi

Dokumen terkait

DI KAMPUNG CIRANGKONG DESA CIKEUSAL KECAMATAN TANJUNGJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah mengenai “B agaimana pertunjukan seni terebang gebes grup Candralijaya pada

Namun untuk analisis pengaruh tidak langsung, variabel budaya organisasi sebagai interverning memberikan pengaruh yang tidak signifikan positif baik antara variable

saat pengumpulan data penelitian, dilakukan dengan cara observasi non partisipan. Peneliti tidak terlibat dalam memainkan objek yang di teliti, melainkan hanya.. observasi

[r]

PERTUNJUKAN SENI TEREBANG GEBES GRUP CANDRALIJAYA PADA ACARA HAJAT LEMBUR.. DI KAMPUNG CIRANGKONG DESA CIKEUSAL KECAMATAN TANJUNGJAYA

Ruky (2001) menguraikan bahwa tercapai atau tidaknya suatu tujuan perusahaan tidak semata-mata karena perusahaan telah memiliki bawahan dengan kemampuan yang baik dan tinggi,

[r]