TEORI-TEORI
POLITIK
PEMERINTAH
AN
Oleh: Ahmad Mustanir
Tatap Muka #3
Teori Sistem
Pemerintahan
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK MUHAMMADIYAH RAPPANG
Pengertian Sistem Pemerintahan
•
Bagir Manan
. Sistem pemerintahan berkaitan dengan
tata cara pertanggung jawaban penyelenggaraan
pemerintahan eksekutif
dalam tatanan negara demokrasi.
•
Mahfud MD
. Sistem pemerintahan adalah mekanisme
kerja dan kordinasi atau
hubungan antara
ketiga cabang
kekuasaan, yaitu
legislatif, eksekutif dan yudikatif
.
•
Secara harfiah
sistem pemerintahan dapat diartikan
sebagai bentuk
hubungan antar lembaga negara
dalam
1. Sistem Pemerintahan
Parlementer
• Adalah sistem pemerintahan yang menggabungkan kekuasaan eksekutif dan kekuasaan legislatif dalam suatu lembaga
pemegang kedaulatan rakyat yang bernama parlemen. Kedudukan kepala negara di pegang oleh raja, ratu,
presiden, ataupun sebutan lain yang sesuai dengan bahasa resmi yang digunakan di suatu negara, sedangkan jabatan kepala
pemerintahan disebut perdana menteri.
• Fungsi presiden sebagai kepala negara hanya bersifat
simbolik dalam organisasi negara, sedangkan fungsi perdana menteri dalam kegiatan pemerintahan adalah menjalankan kekuasaan tata usaha negara dalam lingkungan jabatan
1. Sistem Pemerintahan Parlementer . . . .
•
Ciri sistem parlementer
menurut
Bagir Manan
adalah
adanya dua kelembagaan eksekutif, yaitu
eksekutif yang menjalankan dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan dan eksekutif yang tidak dapat dimintapertanggungjawaban atas penyelenggaraan pemerintahan.
Eksekutif pertama
berada ditangan kabinet atau dewan
menteri, sedangkan
eksekutif kedua
adalah kepala negara,
yaitu raja bagi kerajaan dan presiden bagi republik.
Kabinet atau dewan menteri bertanggung jawab kepada
badan perwakilan rakyat, sedangkan kepala negara tidak
dapat di ganggu gugat. Maksud bertanggung jawab adalah
eksekutif dapat dijatuhkan melalui mosi tidak percaya
1. Sistem Pemerintahan Parlementer . . . .
Douglas V.Verney
dikutip
Jimly Asshiddiqie
dalam
pokok-pokok hukum tata negara Indonesia pasca reformasi
mengemukakan sejumlah
prinsip pokok yang di praktikan
dalam sistem parlementer
, yaitu:
1.
Hubungan antara lembaga parlemen dan pemerintah
tidak murni terpisahkan
2.
Fungsi eksekutif dibagi dalam dua bagian yaitu
real
executive
dan
nominal executive
1. Sistem Pemerintahan Parlementer . . . .
...prinsip pokok
4.
Pemerintah bertanggung jawab kepada parlemen,
karena pemerintah tidak dipilih oleh rakyat secara
langsung sehingga pertanggung jawaban kepada
rakyat juga bersifat tidak langsung, yaitu melalui
parlemen
5.
Kepala pemerintahan dapat memberikan pendapat
kepada kepala negara untuk membubarkan parlemen
6.
Menganut prinsip supremasi parlemen sehingga
kedudukan parlemen lebih tinggi dari pada
bagian-bagian dari pemerintahan
1. Sistem Pemerintahan Parlementer . . . .
Benjamin Reilly mengemukakan beberapa kelebihan sistem parlementer:
1) Kemampuan untuk memfasilitasi masuknya kelompok-kelompok ke dalam badan legislatif dan eksekutif.
Kabinet dalam sistem parlementer dipilih dari anggota badan legislatif sehingga kabinet merupakan koalisi dari beberapa partai yang berbeda.
2) Fleksibilitas dan kapasitas untuk beradaptasi dengan perubahan keadaan. Parlemen dapat memberhentikan
eksekutif dari jabatannya sehingga lebih fleksibel dan mudah menyesuaikan dengan keadaan.
3) Saling mengawasi dan mengimbangi. Dengan membuat
1. Sistem Pemerintahan Parlementer . . . .
Benjamin Reilly mengemukakan beberapa kelemahan sistem parlementer:
1) Pengambilan keputusan cenderung lambat atau sulit. Koalisi yang dibentuk dalam sistem parlementer menyebabkan
eksekutif lebih mudah mengalami deadlock karena
ketidakmampuan partai-partai anggota koalisi mencapai kesepakatan mengenai isu-isu tertentu.
2) Kurangnya akuntabilitas dan kedisiplinan. Karena koalisi dibentuk dari partai-partai yang berbeda, sulit bagi pemilih untuk menilai kinerja pemerintahan dan menentukan pihak yang bertanggung jawab atas keputusan tertentu.
2. Sistem Pemerintahan
Presidensial
• Karakterisitiknya adalah badan perwakilan tidak memiliki supremacy of parliament karena lembaga tersebut bukan lembaga pemegang kekuasaan negara. Untuk menjamin stabilitas sistem presidensial, presiden dipilih baik secara langsung maupun melalui perwakilan, untuk masa jabatan tertentu dan presiden memegang jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan.
• Sebagai kepala pemerintahan dan satu satunya kepala
2. Sistem Pemerintahan Presidensial . . . .
Beberapa
prinsip pokok
yang bersifat universal dalam
sistem presidensial menurut
Douglas V Verney
, yaitu:
1)
Terdapat pemisahan kekuasaan yang jelas antara
cabang kekuasaan eksekutif dan legislatif
2)
Presiden merupakan eksekutif tunggal
3)
Kekuasaan eksekutif presiden tidak terbagi, yang ada
hanya presiden dan wakil presiden
2. Sistem Pemerintahan Presidensial . . . .
...prinsip pokok
yang bersifat universal
5)
Presiden mengangkat para menteri sebagai pembantu atau
sebagai bawahan yang bertanggung jawab kepadanya
6)
Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan
eksekutif dan sebaliknya;
7)
Presiden tidak dapat membubarkan dan memaksa
parlemen
8)
Jika dalam sistem parlementer berlaku supremasi
parlemen, dalam sistem presidensial berlaku prinsip
supremasi konstitusi. Oleh karena itu pemerintahan
2. Sistem Pemerintahan Presidensial . . . . Douglas V Verney mengemukakan beberapa kelebihan sistem
presidensial yaitu:
1)Stabilitas eksekutif didasarkan atas masa jabatan presiden yang tertentu. Hal ini bertolak belakang dengan instabilitas eksekutif dalam sistem pemerintahan parlementer yang disebabkan oleh seringnya penggunaan kekuasaan legislatif untuk menumbangkan kabinet melalui mosi tidak percaya sebagai hasil dari hilangnya dukungan di legislatif terhadap kabinet.
2)Pemilihan oleh rakyat dipandang sebagai sesuatu yang lebih demokratis dibandingkan dengan pemilihan eksekutif yang dilaksanakan secara tidak langsung dalam sistem parlementer.
Demokrasi tidak mewajibkan popular election untuk semua pejabat publik, tetapi kepala pemerintahan adalah seseorang yang sangat penting dan sebagai office holders yang kuat dalam demokrasi.
2. Sistem Pemerintahan Presidensial . . . .
Douglas V Verney mengemukakan beberapa kelemahan sistem presidensial yaitu:
1)Masalah yang muncul dari konflik legislatif-eksekutif mengarah pada terjadinya deadlock dan paralysis. Apabila terjadi perbedaan pendapat antara eksekutif dan legislatif, tidak ada metode institusional untuk
menyelesaikan persoalan ini. Menurut Afent Lijphart hal ini dapat dihindari dengan tetap memisahkan kedua cabang kekuasaan tersebut, tetapi tidak membuat keduanya seimbang. Dengan kata lain, dilakukan dengan
meningkatkan kekuasaan presiden dibandingkan dengan kekuasaan legislatif atau dapat pula dengan “mengorbankan” kekuasaan legislatif dengan tujuan membuka jalan bagi sistem pemerintahan yang lebih aktif dan efektif
2)Kekakuan sementara sehingga segala sesuatunya menjadi rigid, spesifik, dan terjadwal
3. Sistem Pemerintahan
Referendum
Adalah
variasi dari kedua sistem pemerintahan
parlementer dan presidensial.
Tugas pembuat
undang-undang berada di bawah pengawasan
rakyat
yang mempunyai hak pilih.
Pada pemerintahan dengan sistem referendum,
pertentangan yang terjadi antara eksekutif dan
legislatif jarang terjadi
. Anggota-anggota dari
3. Sistem Pemerintahan Referendum . . . .
Dikenal
tiga sistem referendum
:
1)
Referendum obligatoir
, yaitu referendum yang
harus mendapat persetujuan langsung dari rakyat
sebelum undang-undang tertentu di berlakukan.
Persetujuan rakyat mutlak harus diberikan dalam
pembuatan suatu undang-undang yang mengikat
seluruh rakyat karena dianggap sangat penting.
Contohnya, persetujuan yang diberikan oleh
3. Sistem Pemerintahan Referendum . . . .
...
tiga sistem referendum
:
2) Referendum fakultatif
, yaitu referendum yang dilaksanakan
apabila dalam waktu tertentu sesudah suatu undang-undang
diumumkan dan dilaksanakan, sejumlah orang tertentu
mempunyai hak suara menginginkan diadakannya
referendum. Apabila referendum menghendaki
undang-undang tersebut dilaksanakan, undang-undang-undang-undang tersebut
terus berlaku. Akan tetapi, apabila undang-undang tersebut
ditolak dalam referendum itu, undang-undang tersebut
tidak berlaku lagi
3) Referendum konsultatif
, yaitu referendum yang
3. Sistem Pemerintahan Referendum . . . .
Kelebihan:
•
Setiap masalah negara, rakyat langsung ikut serta
menanggulanginya
dan kedudukan pemerintah yang stabil
menyebabkan pemerintahan memperoleh pengalaman yang
baik dalam menyelenggarakan kepentingan rakyatnya
Kelemahan:
•
Tidak setiap masalah dapat diselesaikan oleh rakyat
.
Hal ini karena untuk mengatasinya, diperlukan
pengetahuan yang cukup oleh rakyat. Keuntungan lain
adalah kedudukan pemerintah tersebut stabil sehingga
membawa akibat pemerintah akan memperoleh
CP : 0812 4163 143 BBM: 542E137D
FB: AHMAD MUSTANIR
TWEETER: @AHMADMUSTANIR LINE ID: AHMADMUSTANIR
PATH: AHMAD MUSTANIR
EMAIL: AHMADMUSTANIR74@GMAIL.COM AHMADMUSTANIR74@YAHOO.CO.ID