BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Basis Gigitiruan
Basis gigitiruan merupakan bagian dari gigitiruan yang bersandar pada jaringan lunak sebagai tempat perlekatan anasir gigitiruan. Berbagai bahan yang digunakan awalnya di antaranya adalah kayu, tulang, ivory, keramik, metal, aloi dan berbagai macam polimer. Kemudian berkembang menggunakan bahan lain seperti vulkanit, nitroselulosa, fenol formaldehid, vinil plastik dan porselen.19 Saat ini lebih dari 95% gigitiruan dibuat menggunakan resin akrilik3
2.1.1 Klasifikasi Bahan
Bahan basis gigitiruan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu logam dan non logam.20
2.1.1.1 Logam
Bahan logam dicatat telah digunakan sebagai bahan basis gigitiruan pada abad ke-18 dan abad ke-20. Beberapa jenis bahan logam yang digunakan sebagai bahan basis gigitiruan adalah kobalt kromium aloi emas, aluminium dan stainless steel. Walaupun bahan logam mempunyai keuntungan seperti kekuatannya yang baik, stabil dan resisten terhadap abrasi namun bahan logam masih mempunyai banyak kelemahan seperti penyesuaian yang sulit pada gigi, tidak bisa di-reline dan estetis yang kurang baik.19
2.1.1.2 Non Logam
2.1.1.2.1 Termoplastik
Resin termoplastik adalah resin yang dilunakkan berulang kali, dicetak pada suhu dan tekanan tinggi tanpa mengalami perubahan kimia. Resin termoplastik dapat dileburkan, mengeras setelah dibentuk dan larut dalam larutan organik. Seluloid selulosanitrat, resin vinil, polikarbonat, polysterene, termoplastik akrilik dan nilon merupakan contoh bahan termoplastik yang digunakan sebagai basis gigitiruan.20
2.1.1.2.2 Termosetting
Termoset adalah bahan yang dalam pemrosesannya mengalami perubahan kimia. Hasil akhirnya berbeda dari bahan awalnya setelah diproses, bahan ini tidak dapat dilunakkan kembali kepada bentuk lain karena bahan ini hanya dapat dibentuk sekali saja melalui pemanasan. Nama lain untuk termoset adalah thermohardening polymer. Vulkanit, fenol formaldehid dan resin akrilik merupakan contoh bahan
thermohardening yang digunakan sebagai bahan basis gigitiruan.20
2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas
Resin akrilik merupakan bahan basis gigitiruan yang paling banyak digunakan saat ini.11 Resin akrilik terdiri dari 3 jenis, yaitu resin akrilik polimerisasi sinar, swapolimerisasi dan polimerisasi panas. Bahan basis gigitiruan yang sering dipakai adalah resin akrilik polimetil metakrilat jenis polimerisasi panas.
2.2.1 Komposisi
Komposisi RAPP terdiri atas : 1. Polimer
Polimer : butiran atau granul polimetilmetakrilat Inisiator : 0,2-0,5% benzoil peroksida
Pigmen/pewarna : garam cadmium atau besi atau pewarna organik
Plasticizer : dibutil phthalate Opacifiers : zinc atau titanium oxide
2. Monomer
Monomer : metil metakrilat
Agen Cross-linked : Ethyleneglycole dimethlacrylate (1-2%)
Inhibitor : hidrokuinon (0,006%)
Agen cross-linked dapat berfungsi sebagai jembatan atau ikatan kimia yang menyatukan 2 rantai polimer. Apabila etilen glikol dimetilmetakrilat dimasukkan ke dalam adukan, beberapa ikatan akan terbentuk yang mana merupakan suatu struktur disebut jaringan 3 dimensi. Cross-linked ini memberikan peningkatan ketahanan terhadap deformasi serta mengurangi solubilitas dan penyerapan air.19
2.2.2 Manipulasi
Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet dengan menggunakan teknik compression-moulding. Perbandingan polimer dan monomer biasanya 3:1 berdasarkan volume atau 2:1 berdasarkan berat. Bahan yang telah dicampur akan melewati empat stadium yaitu:19
1. Stadium pertama: stadium basah, seperti pasir (wet sand stage)
2. Stadium kedua: stadium lengket berserat (tacky fibrous) selama polimer larut dalam monomer (sticky stage)
3. Stadium ketiga: stadium lembut, seperti adonan, sesuai untuk diisi ke dalam mold (dough stage / gel stage)
Setelah adonan mencapai stadium dough, adonan dimasukkan kedalam mould
gips dan kuvet ditempatkan di bawah pengepresan dan dipasangkan baut pada kuvet selanjutnya diproses dalam waterbath dengan waktu dan suhu terkontrol untuk memulai polimerisasi. Umumnya RAPP dipolimerisasi dengan suhu konstan pada 700C selama 90 menit dan dilanjutkan dengan proses kuring pada suhu 1000C selama 30 menit.21
Setelah prosedur polimerisasi diselesaikan kuvet dibiarkan dingin secara perlahan hingga mencapai suhu kamar untuk memungkinkan pelepasan internal stress yang cukup sehingga meminimalkan perubahan bentuk basis. Selanjutnya dilakukan pemisahan kuvet dan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah fraktur atau membengkoknya basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. Setelah dikeluarkan dari kuvet, basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas dihaluskan dengan kertas pasir dari kasar sampai halus. Proses akhir pemolesan biasanya menggunakan pumis di bawah air. 21
2.2.3 Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan resin akrilik polimerisasi panas adalah: 1. Harga murah dan pembuatan mudah
2. Mudah direparasi/ modifikasi 3. Tidak larut dalam cairan mulut 4. Estetik sangat baik
5. Ikatan kimia yang baik pada gigitiruan akrilik Kerugian resin akrilik polimerisasi panas adalah:22 1. Daya tahan fatik rendah
2.2.4 Sifat-Sifat 2.2.4.1 Sifat Fisis
Sifat fisis merupakan sifat suatu bahan yang diukur tanpa diberikan tekanan atau gaya dan tidak mengubah sifat kimia dari bahan tersebut.
1. Pengerutan
Ketika monomer metilmetakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli (metilmetakrilat), kepadatan massa bahan berubah dari 0,94 menjadi 1,19g/cm3. Perubahan menghasilkan pengerutan volumetrik sebesar 21%. Akibatnya, pengerutan volumetrik yang ditunjukan oleh massa terpolimerisasi sekitar 6-7% sesuai dengan nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium dan klinis.21
2. Perubahan dimensi
Pemrosesan akrilik yang baik akan menghasilkan dimensi stabilitas yang bagus. Proses pengerutan akan diimbangi oleh ekspansi yang disebabkan oleh penyerapan air. Penelitian laboratoris menunjukkan bahwa ekspansi linier yang disebabkan oleh penyerapan air adalah hampir sama dengan pengerutan termal yang diakibatkan oleh penyerapan air.21
3. Solubilitas
Meskipun basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas larut dalam berbagai pelarut dan sejumlah kecil monomer dilepaskan, basis resin akrilik polimerisasi panas umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.21
4. Penyerapan air
memerlukan periode 17 hari untuk menjadi jenuh dengan air. Dari hasil klinikal menunjukan bahwa penyerapan air yang berlebihan bisa menyebabkan diskolorisasi.21
5. Porositas
Adanya gelembung / porositas di permukaan dan di bawah permukaan dapat mempengaruhi sifat fisis, estetik, dan kebersihan basis gigitiruan yang lebih tebal. Porositas disebabkan oleh penguapan monomer yang tidak bereaksi dan berat molekul polimer yang rendah, disertai temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih bahan tersebut. Porositas juga dapat terjadi karena penggunaan perbandingan polimer dan monomer yang tidak tepat serta pengadukan yang tidak tepat antara komponen polimer dan monomer. Timbulnya porositas dapat diminimalkan dengan adonan resin akrilik yang homogen, penggunaan perbandingan polimer dan monomer yang tepat serta prosedur pengadukan yang terkontrol dengan baik.21
2.2.4.2 Sifat Mekanis
Kekuatan tarik merupakan tekanan yang menyebabkan terpisahnya rantai molekul-molekul polimer. Kekuatan tarik merupakan kekuatan yang sering menyebabkan terjadinya retak pada bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. Kekuatan fatik adalah kekuatan yang menyebabkan patahnya basis gigitiruan akibat pembengkokan yang berulang yang disebabkan oleh pemakaian gigitiruan yang terlalu lama.
Kekuatan impak adalah kekuatan yang menyebabkan suatu bahan menjadi patah akibat benturan yang tiba-tiba. Kekuatan transversal merupakan ukuran kekuatan terhadap tekanan yang terjadi pada bahan basis gigitiruan akibat pengunyahan.24
2.2 Kekuatan Transversal Resin Akrilik Polimerisasi Panas
Kekuatan transversal atau fleksural adalah kekuatan dari suatu batang uji yang terdukung pada kedua ujungnya dan beban diberikan di tengah-tengahnya. Uji kekuatan transversal dapat memberikan gambaran tentang ketahanan benda dalam menerima beban pada waktu pengunyahan.
Uji kekuatan transversal lebih banyak digunakan daripada uji kekuatan tarik untuk bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas karena kekuatan transversal dapat mewakili tipe-tipe kekuatan yang diterima oleh gigitiruan selama pengunyahan.
Kekuatan transversal dari resin akrilik polimerisasi panas dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti berat molekul, ukuran partikel polimer, monomer sisa, plasticizer, jumlah dari ikatan silang pada rantai molekul, porositas, dan ketebalan dari basis gigitiruan. Absorbsi air dengan cara berdifusi ke dalam matriks resin akan menurunkan kekuatan transversal karena peningkatan air akan menyebabkan bertambahnya jarak antara rantai molekul yang akan bertindak sebagai plasticizer25,26
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Orsi IA (2004) menyatakan bahwa nilai kekuatan transversal dengan merek QC 20 adalah 947,7 Kg/cm2. Penelitian Lee (2007) menyatakan bahwa kekuatan transversal resin akrilik polimerisasi panas adalah 827 Kg/cm2.26 Kekuatan transversal yang diperlukan bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas berdasarkan ISO 1567: 1999 adalah 662 kg/cm2.27
2.4 Bahan Pembersih Gigitiruan 2.4.1 Pengertian
Bahan pembersih gigitiruan dapat berupa krim, pasta, gel atau larutan yang dibuat untuk membersihkan gigitiruan penuh atau gigitiruan sebagian lepasan. Bahan pembersih gigitiruan yang efektif harus mempunyai kemampuan untuk menghilangkan lapisan plak bakteri dan mencegahnya terbentuk kembali serta memiliki kemampuan untuk menghilangkan debris makanan, kalkulus, dan stain.28,29
Bahan pembersih gigitiruan yang ideal umumnya memiliki persyaratan seperti tidak toksik, mempunyai kemampuan menghancurkan atau melarutkan tumpukan bahan organik dan anorganik yang terdapat pada gigitiruan, tidak merusak bahan-bahan yang dipergunakan dalam pembuatan gigitiruan, tidak merusak pakaian dan bahan lainnya apabila dengan tidak sengaja tertumpah, stabil pada penyimpanan dan bersifat bakterisidal serta fungisidal.9
2.4.3 Klasifikasi
Pembersihan gigitiruan dapat dilakukan secara mekanis, kemis atau gabungan keduanya28
2.4.3.1 Mekanis
Pembersihan secara mekanis dilakukan dengan menyikat gigitiruan dengan sikat dan sabun atau pasta pembersih gigitiruan, serta menggunakan pembersih ultrasonik. Metode pembersihan ini memiliki keuntungan yaitu mudah, murah dan cepat, namun pembersihan seperti ini juga dapat mengikis basis gigitiruan dan menyebabkan kekasaran pada gigitiruan akibat terlalu kasarnya bulu sikat atau pasta pembersih yang digunakan bersifat abrasif. Sikat gigi biasa tidak di desain untuk membersihkan area-area sempit pada permukaan gigitiruan. Pasien disarankan untuk menyikat gigitiruan degan air dan sikat kecil yang lembut secara perlahan, teratur, dan hati-hati agar dapat menjangkau semua basis gigitiruan.28
2.4.3.2 Kemis
Pembersihan secara kemis dilakukan dengan merendam gigitiruan ke dalam bahan kimia yang tersedia dalam bentuk bubuk dan tablet. Bahan pembersih kemis dapat dibagi menjadi 5 kelompok tergantung pada pemilihan dan mekanisme kerjanya, antara lain:
Saat ini dikenal dengan nama alkalin peroksida. Alkalin peroksida merupakan bahan pembersih yang bekerja cepat, mudah digunakan dan relatif efektif pada gigitiruan yang tidak memiliki plak yang keras dan kalkulus di permukaan jika digunakan dengan benar dan teratur. Bahan pembersih alkalin peroksida umumnya tersedia dalam 2 bentuk utama, yaitu bubuk dan tablet, dan penggunaan bahan pembersih ini ditambah dengan air.
Effervesen peroksida terbagi antara lain : Fittydent (Fittydent International GmbH), Steradent Original, Steradent Minty, Steradent Deep Clean Tablets,
Steradent Denture Cleansing Powder (Reckitt Dental Care, Reckitt And Colman Hull,
Inggris) ; Boots Effervescent Original, Boots Double Action, Boots Denture Cleansing Powder ( The Boots Company PLC, Nothingham, Inggris) ; Superdrug Original Superdrug Minty, Super Drug Extra Strength Tablets ( suoerdrug Stores
Plc, Croydon, Surrey, Inggris) ; Super Efferdent Tablet ( Warner Lambert Healthcare, Eastleigh, Hampshire, Inggris)28
2. Alkalin Hipoklorit
Alkalin hipoklorit merupakan bahan pembersih yang efektif dalam menghilangkan plak dan mempunyai efek dalam mencegah pembentukan kalkulus. Alkalin hipoklorit terbagi antara lain: Dentural (Martindale Pharmaceutical, Romford Essex, Inggris), Milton (procter And Gambler Ltd, Egham Surrey, Inggris)9
3. Asam
Bahan pembersih asam tersedia dalam bentuk cairan beserta sikatnya dalam pembungkus plastik. Bahan asam memiliki keunggulan dapat menghilangkan stain yang keras dan deposit kalkulus, tetapi dapat menyebabkan korosi pada basis gigitiruan logam.9
4. Desinfektan
Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, serta untuk membunuh dan menurunkan jumlah koloni mikroorganisme. Salah satu contoh desinfektan sintetis adalah klorheksidin (Smithkline Beecham Consumer Heatlhcare, Brentoford, Inggris) yang alami contohnya ekstrak biji pinang, lerak dan daun sirih yang memiliki khasiat antiseptik dan desinfektan28
5. Enzim
Penggunaan enzim proteolitik dapat menghidrolisis protein plak gigitiruan yaitu protein pelikel dan matriks interseluler sehingga susunan plak menjadi rusak dan plak terlepas dari gigitiruan. Bahan pembersih golongan enzim adalah Poliden (Glaxo Smith Kline, Irlandia)
Enzim merupakan senyawa berstruktur protein yang dapat berfungsi sebagai katalisator yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis dan dikenal sebagai biokatalisator.9
2.4.3.3 Mekanis-Kemis
Penggunaan pembersih secara mekanis berupa alat elektronik dengan ditambahkan bahan pembersih kemis merupakan salah satu contoh pembersihan gabungan kemis dan mekanis. Ultrasonik merupakan suatu alat pembersih gigitiruan berbentuk wadah yang dapat bergetar dimana gigitiruan dimasukkan ke dalam bersama dengan air sehingga plak pada gigitiruan dapat terlepas. Namun penggunaan alat ultrasonik ini lebih dianjurkan bila ditambahkan dengan bubuk atau tablet pembersih untuk meningkatkan efektivitas pembersihan.28
2.5 Biji Pinang
tumbuh di pinggir sungai. Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm, dengan ujung sobek dan bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Ada 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga betina panjang sekitar 1,5 cm, hijau, bakal buah beruang satu. Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah oranye. Biji satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda. Umbutnya dimakan sebagai lalab atau acar. Tak heran jika di ruas-ruas jalan tertentu, tanaman ini banyak ditanam berjejer. Selain untuk keindahan kota, juga bisa berfungsi untuk penghijauan.17,18
Gambar 1. Buah pinang
nama yang berbeda di sejumlah daerah. Di daerah Jawa Barat, orang menyebutnya jambe, penang atau wohan. Di daerah Sumatera, ada yang mengenalnya sebagai pinang, pineng, pineung, batang mayang, batang bongkah, batang pining, batang pinang, dan boni.18
Tanaman Pinang (Areca catechu L.) telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu, khususnya buahnya yang digunakan untuk campuran makan sirih dan merupakan tanaman penghasil zat samak. Orang yang makan buah pinang diyakini memiliki gigi yang kuat meski usia telah lanjut. Pengobatan dengan buah tanaman ini sudah cukup terkenal sejak zaman dulu. Biji pinang bisa untuk mengobati beri-beri, cacingan, perut kembung, luka, diare, batuk berdahak, sakit gigi, bisul, eksema, sariawan, menguatkan gigi (digunakan bersama daun sirih dan kapur), juga sebagai obat sakit kulit, disentri, batu ginjal, menghindari penyakit gigi dan vitalitas seksual.13 Daunnya bisa untuk menambah nafsu makan dan mengobati sakit pinggang. Daun pohon pinang juga banyak dimanfaatkan untuk bungkus makanan. Buah pinang muda bisa digunakan untuk mengobati luka akibat kecelakaan (benturan, gesekan, tusukan, teriris atau terbakar). Caranya, daging buah pinang yang masih muda ditumbuk hingga halus, lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang terluka, sedangkan jus pinang muda bisa digunakan sebagai obat luar penyakit rabun mata. Anak yang menderita cacingan bisa disembuhkan dengan tanaman ini. Caranya, siapkan 30 gram serbuk biji pinang lalu rebus dengan 2 gelas air hingga mendidih. Air didihan ini kemudian dibiarkan hingga dingin lalu disaring. Air ini lalu diminumkan pada penderita cacingan sekaligus sebelum sarapan pagi. Menurut penelitian Titin Yulineri (2006) ekstrak biji dan akar pinang juga efektif dalam menurunkan jumlah bakteri streptococcus mutans. Bahkan setelah dibandingkan dengan obat kumur komersial yang ada di pasaran saat ini, ekstrak biji dan akar pinang tersebut terbukti lebih efektif dalam menghasilkan zona hambat bakteri
dalam menurunkan jumlah koloni candida albicans sehingga ekstrak biji pinang ini cocok digunakan sebagai bahan pembersih gigitiruan15,17,18,30,31
2.6 Mekanisme Pengaruh Ekstrak Biji Pinang Terhadap Kekuatan Transversal Resin Akrilik Polimerisasi Panas
Ekstrak biji pinang mengandung alkaloid seperti arekolin, arekolidine, guvakolin, guvasine, isoguvasine dan proantosidine, yaitu tanin yang termasuk dalam golongan flavonoid. Tanin tidak hanya untuk efek pengelat tetapi juga digunakan untuk perlindungan dan mempunyai daya antiseptik.10 Senyawa antijamur umumnya dijumpai pada golongan senyawa saponin, fenolat, flavonoid, terpenoid, steroid dan alkaloid dimana biji pinang mengandung senyawa-senyawa tersebut sehingga biji pinang memiliki sifat desinfektan.18
2.7 Landasan Teori
Basis Gigi Bahan Pembersih
Logam Non Logam
Termoplastik Termoset
RAPP
Definisi Komposisi Sifat-sifat Manipulasi Keuntungan
d k i
Fisis Mekanis
Kekuatan Transversal
Syarat Cara
Kimiawi Biologis
Mekanis Kems
M k i
Kemis
Enzim
Desinfektan
Efervesen Peroksida
Alkalin Hipokolit
Asam Sintetis
Tradisional
Daun Sirih
Ektrak Biji Pinang Ekstrak Lerak
Apakah ada pengaruh perendaman ekstrak biji pinang terhadap
2.8 Kerangka Konsep
Resin Akrilik polimerisasi panas Bahan Pembersih Gigitiruan
Sifat-sifat
Mekanis
Kekuatan Transversal
Desinfektan
Ektrak Biji Pinang
Fenol
Mendenaturasi ikatan protein pada
membran sel candida albicans
retak atau crazing
perusakan secara kimiawi ikatan antara molekul menurun penyerapan ke dalam resin akrilik
pemutusan rantai panjang polimer resin akrilik
penurunan kekuatan transversal
Menembus intisel
Sel menjadi lisis candida albicans
2.9 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Ada perbedaan kekuatan transversal antara basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas yang direndam dalam ekstrak biji pinang dengan konsentrasi 20% dan kontrol selama 2 jam, 6 jam, dan 8 jam.