• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertahanan masa awal pendudukan Belanda di Batavia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertahanan masa awal pendudukan Belanda di Batavia."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Sejarah Jakarta Barat

Jakarta Barat terkenal dengan peninggalan masa kolonial Belanda seperti Gedung Balaikota (kini menjadi Museum Sejarah), kawasan Pecinaan (Glodok) dan juga sejumlah Mesjid Tua serta benteng-benteng pertahanan masa awal pendudukan Belanda di Batavia.

Kotamadya Jakarta Barat mempunyai luas wilayah : 12.615,14 Ha dan terletak antara 106 – 48 BT, 60 – 12 LU dan dibatasi oleh wilayah sebagai berikut: Sebelah Selatan : Kotamadya Jakarta Selatan dan Kabupaten / Kodya Tangerang, Sebelah Barat : Kabupaten dan Kotamadya Tangerang, Sebelah Timur : Kotamadya Jakarta Utara dan Kotamadya Jakarta Pusat, sedangkan Sebelah Utara : Kabupaten / Kodya Tangerang dan Kodya Jakarta Utara. Wilayah ini secara administratif terbagi menjadi 8 Kecamatan dan 56 Kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 127,11 Km2.

Peraturan Pemerintah Nomor : 25 Tahun 1978, wilayah DKI Jakarta di bagi menjadi 5 (lima) wilayah kota administrasif. Wilayah kotamadya Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan setingkat dengan Kotamadya Tingkat II. Walikotamadya yang bertanggungjawab langsung kepada Gubernur KDKI Jakarta Berdasarkan

(2)

Penetapan Presiden RI No.2 Tahun 1961 tentang Pemerintahan DKI Jakarta dan Penjelasan Undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintah di daerah, bahwa tugas, wewenang dan kewajiban Walikotamadya adalah menjalankan Pemerintahan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dalam wilayah.

Tugas-tugas tersebut meliputi bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, kesejahteraan masyarakat, sosial politik, agama, tenaga kerja, pendidikan, pemudan dan olah raga. Kependudukan perekonomian dan pembangunan fisik prasarana lingkungan serta bidang-bidang lain yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Pemukiman di daerah sangat padat penduduk seperti Kelurahan Kali Anyar sudah tidak layak huni dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan.

Mata pencaharian penduduk Kodya Jakarta Barat: 1. Pertanian : 1.02 %

2. Pertambangan : 0.30 % 3. Industri : 23.24 %

4. Listrik/gas/air minum : 1.17 % 5. Perdagangan : 33.28 %

6. Angkutan dan Komunikasi : 6.22 % 7. Keuangan/Asuransi : 3.47 %

8. Bagunan : 5.66 %

(3)

Prestasi yang diperoleh:

1. Penataan proyek percontohan GDN Kyai Tapa; 2. Penataan kawasan Glodok Pancoran;

3. Penataan kawasan Polgar;

4. Piagam dari Menteri Dalam Negeri tentang keberhasilan pembangunan revitalisasi kota tua;

5. Penataan Kali Mookervart; dan 6. Penataan Kali Angke Anyar.

4.1.2 Sejarah Suku Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan

Suku Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan Kota Administrasi Jakarta Barat adalah instansi pemerintah yang bernaung di bawah Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan Provinsi DKI Jakarta yang bertugas melaksanakan urusan komunikasi, Informatika dan Kehumasan di wilayah kota administrasi Jakarta Barat. Suku Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan Kota Administrasi Jakarta Barat sebelumnya bernama Bagian Humas dan Protokol, terbentuk pada Bulan Februari 2009 dikarenakan adanya perubahan struktur dan tugas yang dilakukan oleh Walikota Jakarta Barat serta adanya pemisahan tugas antara Humas dan Protokol.

(4)

4.1.3 Fungsi Dan Tugas Suku Dinas Komunikasi, Informasi dan Kehumasan

Suku Dinas Komuniasi, Informatika dan Kehumasan merupakan unit kerja kominfomas yang mempunyai tugas melaksanakan urusan komunikasi, informatika dan kehumasan di wilayah kota administrasi. Adapun fungsi dari Kominfomas adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dinas komunikasi, informatika dan kehumasan;

2. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan komunikasi, informatika, dan kehumasan;

3. Pelaksanaan kehumasan;

4. Pengelolaan, pembinaan dan pengembangan teknologi informasi; 5. Pengelolaan, pembinaan dan pengembangan komunikasi;

6. Pembinaan pos dan telekomunikasi;

7. Pembinaan dan pengembangan tenaga fungsional pranata kehumasan dan pranata komputer;

8. Pengembangan jejaring kerja kehumasan;

9. Publikasi, pelayanan informasi dan pendokumentasian kegiatan kebijakan pemerintah daerah;

10. Fasilitasi dan pengoordinasian akses publik terhadap pemerintah daerah;

11. Pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan klarifikasi sikap masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah;

(5)

12. Pengelolaan media cetak dan elektronik;

13. Pelayanan, pembinaan, dan pengendalian perizinan dan atau rekomendasi usaha pos, telekomunikasi dan informatika;

14. Pemungutan. Penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi di bidang komunikasi dan informatika;

15. Pengawasan dan pengendalian kegiatan penyelenggaraan usaha pos, telekomunikasi dan informatika;

16. Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah; 17. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan dinas

komunikasi, informatika dan kehumasan; dan

18. Pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.

4.1.4 Deskripsi Pekerjaan Suku Dinas Kominfomas Jakarta Barat 1. Kepala Suku Dinas Kominfomas

Kepala Suku Dinas Kominfomas mempunyai tugas sebagai berikut: a. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi

Suku Dinas;

b. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi subbgian, seksi dan sekelompok jabatan fungsional;

c. Melasanakan koordinasi dan kerjasama denga satuan Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan / atau

(6)

instansi pemerintah/swasta dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas; dan

d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Suku Dinas.

2. Subbagian Tata Usaha

Subbagian tatausaha merupakan satuan kerja staff Suku Dinas dalam pelaksanaan tugas administrasi Suku Dinas. Subbagian Tata usaha dipimpin oleh seorang Kepala subbagian yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Suku Dinas.

Subbagian tata usaha mempunyai tugas antara lain sebagai berikut:

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. Mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas;

d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Dokumen Palaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas;

(7)

e. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian; f. Melaksanakan pengelolaan keuangan; g. Melaksanakan pengelolaan barang;

h. Melaksanakan surat-menyurat dan kerasipan;

i. Memelihara dan merawat prasarana dan sarana kerja;

j. Memelihara kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor;

k. Melaksanakan pengelolaan ruang rapat/pertemuan Suku Dinas; l. Melaksanakan upacara dan pengaturan acara Suku Dinas; m. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas yang terkait dengan

tugas Subbagian Tata Usaha;

n. Mengoordinasikan penyusunan laporan (kegiatan, keuangan, kinerja dan akuntabilitas) Suku Dinas; dan

o. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Tata Usaha.

3. Seksi Kehumasan

Seksi kehumasan merupakan satuan kerja lini Suku Dinas dalam pelaksanaan kerjasama, kemitraan, pembinaan dan pengembangan kehumasan di wilayah administrasi. Seksi kehumasan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Suku Dinas. Seksi Kehumasan memiliki tugas antara lain sebaga berikut:

(8)

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggara (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. Melaksanakan penyiapan materi untuk media massa; d. Melaksanaan penyelenggaraan kemitraan dengan pers;

e. Melaksanakan penyebarluasan informasi dan sosialisasi kebijakan Pemerintah Daerah melalui publikasi di media massa; f. Melakukan analisa dan monitoring pemberitaan si media massa; g. Melaksanakan penyediaan/contributor informasi kota

administrasi kemudahan media center (media online, media elektronik internal dan media lainnya);

h. Melaksanakan pengelolaan radio siaran kota administrasi;

i. Melaksanakan penerbitan serta pendistribusian media tercetak kota administrasi;

j. Mendukung pemanfaatan informasi public melalui media luar ruang dan penerangan public kota administrasi;

k. Melaaksanakan pengolahan dan pelayanan informasi public kota administrasi;

l. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data informasi kehumasan kota administrasi;

(9)

m. Melakukan pemantauan aspirasi masyarakat di tingkat kota administrasi;

n. Melakukan penyuluhan langsung kepada masyarakat di tingkat kota administrasi;

o. Menyipkan bahan laporan Suku Dinas yang terkait dengan tugas Seksi Kehumasan; dan

p. Melaporkan dan mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas Seksi Kehumasan.

4. Seksi Teknologi Informasi, Komunikasi, Pos dan Telekomunikasi Seksi Teknologi Informasi, Komunikasi, Pos dan Telekomunikasi merupakan satuan kerja lini Suku Dinas dalam pelaksanaan pengelolaan, pembinaan teknologi informasi, pos dan telekomunikasi, pelayanan jasa perposan, pelayanan jasa pertelekomunikasian serta pembangunan dan pengembangan teknologi informasi. Seksi Teknologi Informasi, Komunikasi, Pos dan Telekomunikasi dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Suku Dinas.

Seksi Teknologi Informasi, Komunikasi, Pos dan Telekomunikasi mempunyai tugas sebagai berikut:

(10)

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingup tugasnya;

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Suku Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. Melasanakan proses penerbitan ijin wartel dan warnet kota administrasi;

d. Melaksanakan pendataan terhadap penyelenggara jasa perposan, jasa pertelekomunikasian, dan kegiatan informastika serta filatelis ota administrasi;

e. Melaksanakan pemberian rekomendasi izin penyelenggaraan jaringan tetap tertutup lokal wireline (end to end) kota administrasi;

f. Melaksanaan penerbitan izin usaha perdagangan alat perangkat telekomunikasi;

g. Melaksanakan pengawasan dan pemantauan kegiatan jasa perposan, pertelekomukasian dan informatika kota administrasi; h. Melaksanakan perencanaan, pembangunan, pengembangan, dan

pemeliharaan teknologi informasi di lingkungan kota administrasi;

i. Melaksanakan perencanaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan perangkat jaringan dan sarana penunjang teknologi informasi di lingkungan kota administrasi;

(11)

j. Melaksanakan pemantauan, pencatatan dan sosialisasi infrastruktur teknologi informasi di lingkungan kota administrasi; k. Melaksanaan penyusunan dan sosialisasi standar prosedur

operasi, petunjuk teknis, petunjuk operasional,dan dokumentasi bidang-bidang teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan kota administrasi;

l. Melaksanakan back up dan recovery terhadap data/informasi dan sistem informasi, serta infrastruktur teknologi informasi di lingkungan kota administrasi;

m. Melaksanakan pelatihan dan pengembangan wawasan terhdap publik dan aparatur dalam bidang pendayagunaan teknologi informasi di lingkungan ota administrasi;

n. Melaksanakan evaluasi dan pengendalian pendayagunaan teknologi informasi di lingkungan kota administasi;

o. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama teknis dalam perencanaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan bidang teknologi informasi di lingkungan kota administrasi; p. Melaksanakan konsultasi dan penaggulangan masalah teknologi

informasi tingkat kota administrasi;

q. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama teknis bidang infrastruktur teknologi informasi tingkat kota administrasi;

(12)

r. Menyiapkan bahan laporan Suku Dinas yang terkait dengan tugas Seksi Teknologi Informasi, Komunikasi, Pos dan Telekomunikasi; dan

s. Melaporkan dan mempertanggungjawaban pelaksanaan tugas Seksi Teknologi Informasi, Komunikasi, Pos dan Telekomunikasi.

5. Unit Pelaksaaan Teknis

Dinas Kominfomas dapat mempunyai unit pelaksanaan teknis untuk melaksanakan fungsi pelayanan langsung kepada masyarakat atau untuk melaksanakan fungsi pendukung terhadap tugas dan fungsi Dinas Kominfomas

6. Kelompok Jabatan Fungsional

Dinas Kominfomas dapat mempunyai jabatan funsional, pejabat fungsional melakukan tugas dalam susunn organisasi struktural Dinas

Kominfomas. Dalam rangka mengembangkan

profesi/keahlian/kompetensi pejabat fungsional dibentuk kelompok pejabat fungsional untuk lingkup Dinas dan Subkelompok Fungsional untuk lingkup Suku Dinas Kominfomas yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

(13)

4.1.5 Visi, Misi, Tujuan Jakarta Barat 1. Visi

Visi Jakarta Barat adalah:

“Terwujudnya Kota Administrasi Jakarta Barat sebagai kota Jasa yang nyaman dan Sejahtera”.

2. Misi

Misi Jakarta Barat :

a. Membangun Tata Pemerintahan yang baik guna terwujudnya sebagai sebagai kota jasa dan wisata budaya dan bersejarah.

b. Meningkatkan Kualitas lingkungan perkotaan yang berkelanjutan. c. Memberdayakan Masyarakat dgn mengembangkan nilai, norma

serta pranata sosial.

d. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Masyarakat.

3. Tujuan

Tujuan Jakarta Barat:

a. Meningkatkan Profesional Aparatur.

b. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Permukiman.

c. Meningkatkan Kapasitas Lembaga Sosial Kemasyarakatan serta mendorong partisipasi masyarakat.

d. Mewujudkan Pelayanan Prima yang menyentuh kehidupan seluruh lapisan Masyarakat.

(14)

4.1.6 Visi dan Misi Suku Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan 1. Visi

Memberikan Layanan Terbaik Di Bidang Teknlogi Informasi Guna Mewujudkan Good Governance Menjadikan Teknologi Informasi sebagai pendorong terwujudnya pemerintahan dan masyarakat yang berbudaya informasi menuju bangsa yang mandiri, demokratis dan sejahtera.

2. Misi

1. Mewujudkan efisiensi dan transparansi pelayanan masyarakat dengan teknologi informasi

2. Mewujudkan komunikasi data dan informasi antar instansi serta ketersediaan sarana/prasarana teknologi informasi

3. Menjadi bank data dan penyedia informasi bagi pimpinan dalam mengambil keputusan dan pelayanan masyarakat

4. Mewujudkan aparatur dan masyarakat berwawasan teknologi informasi

(15)

4.1.7 Susunan Bagan Organisasi Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Kota Administrasi

Gambar 4.1 Struktur orgnaisasi

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan setelah melakukan penelitian melalui deskriptif kualitatif yang dilakukan penulis kepada key informan yaitu Public Relations Kominfomas

Suku Dinas Komunikasi, Infomatika dan Kehumasan Kota

Adminstrasi

Dra.Wiwik Wijayanti,M.si

Subbagian Tata Usaha Dra.Amba Damanik,MM

Seksi Pos dan Telekomunikasi Dra.Siti Maemunah Seksi Sistem Informasi Drs.Sugiono Seksi Infrastruktur Teknologi Informasi H.Muhammad Sidik,S.sos Map Seksi Kehumasan Rahmat Mulyadi,S.soo SubKelompok Pejabat Fungsional

(16)

Jakarta Barat dengan Rahmat Mulyadi bertempat di kantor Walikota Jakarta Barat dan beberapa narasumber pembanding yaitu dari Bapak Miskam staff dari Sudin Dukcapil, pegawai Kelurahan Kemanggisan, Bapak Yusuf bertempat di Kemanggisan, wawancara juga dilakukan dengan salah seorang wartawan yaitu Bapak Harry Widianto, kemudian wawancara juga dilakukan oleh salah satu masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah sekitar Kelurahan Kemanggisan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan dan menginterprestasikan data yang diperoleh dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh nara sumber utama dan para nara sumber lainnya untuk mengetahui aktifitas dari Kominfomas Jakarta Bartat untuk mensosialisasikan program e-KTP di wilayah Jakarta Barat khususnya 1. Latar Belakang Sosialisasi Program e-KTP

Sebenarnya yang menjadi latar belakang atau permasalahaan mengapa Pemeritah melakukan program sosialisasi tentang program e-KTP adalah pertama masyarakat masih banyak yang memiliki kartu identitas ganda bahkan ada juga yang memalsukannya, padahal jika diketahui maksudnya itu adalah untuk pendataan penduduk secara detail dan jika dipatuhi akan berefek positif bagi masyarakat. Misalnya pada Pemilu dan Pilkada biasanya kita sering bermasalah yang tidak terdata oleh kantor kelurahan dan hal tersebut tidak akan terjadi lagi karena dengan

(17)

adanya e-KTP ini akan membentuk pendataan secara akurat sehingga seluruh WNI juga berhak memilih terjamin hak pilhnya pada saat Pemilu dan Pilkada nanti.

Kedua program sosialisasi e-KTP ini adalah sebagai solusi dari banyaknya masyarakat yang masih memiliki KTP lebih dari satu dan menutup kemungkinan untuk pemalsuan, yang biasanya teroris menggunakan kartu identitas ganda agar jati dirinya tidak diketahui oleh siapapun.

Oleh karena itu pemerintah melakukan sosialisasi ini agar masyarakat mengetahui tujuan dari pembuatan e-KTP ini, dan hal ini merupakan kewajiban kita sebagai instansi terkait untuk membantu mensosialisasikan dalam pelaksanaan pembuatan e-KTP ini agar terlaksana dengan baik, terstruktur dan merata.

Pada dasarnya ada di UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan pada pasal 64 ayat 3 menegaskan bahwa dalam KTP disediakan ruang untuk memuat kode keamanan dan rekaman elektronik bagi setiap penduduk wajib memiliki KTP di Indonesia, dan terwujudnya tertib database kependudukan. Penerbitan NIK kependudukan dapat menghindarkan adanya KTP ganda seperti yang sudah diterangkan di awal dan sehingga pemalsuan KTP semakin sulit serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan public dan pembangunan sektor lain semakin optimal pula.

(18)

Untuk mensosialisaikan hal ini kepada masyarakat, maka dibutuhkan strategi-strategi komunikasi agar masyarakat dapat mengerti dan mengetahui tentang program e-KTP khususnya di wilayah Jakarta Barat.

Mengenai program ini, salah satu dari masyarakat di Kelurahan Kemanggisan, Bapak Syarif Hidayat memberi komentar sebagai berikut:

“Saya mengetahui program e-KTP awalnya lihat-lihat berita

di televisi yang sedang marak di perbincangkan akhir-akhir ini dan saya juga dapat panggilan dari Kantor Kelurahan untuk pelaksanaan pembuatan e-KTP ini”.44

Kemudian ia juga menambahkan pendapatnya mengenai program pemerintah ini, yakni sebagai berikut :

“Sangat bagus yah menurut saya karena kan sekarang banyak teroris-teroris yang pakai KTP ganda jadi biar lebih aman aja negara kita mudah-mudahan dengan adanya program ini, dan karena ini program Pemerintah saya yakin kalau ini baik.”.45

Salah seorang wartawan yang terlibat dalam aktifitas sosialisasi program e-KTP, Harry Widianto juga mengemukakan bahwa ia mengetahui adanya program ini dengan jawaban sebagai berikut :

“ ya, saya mengetahuinya tentang program pemerintah mengenai e-KTP”.46

44 Hasil wawancara dengan Syarif Hidayat pada tanggal 26-12-2011 45

Hasil wawancara dengan Syarif Hidayat pada tanggal 26-12-2011

46

(19)

Bapak Harry Widianto juga memberi pendapat mengenai kebijakan pemerintah, yakni sebagai berikut :

“Menurut saya maksud dari program tersebut baik, agar masyarakat sadar akan pentingnya KTP ya, dan lagipula KTP kan juga untuk tanda pengenal atau identitas diri seseorang. Apalagi dengan program e-KTP ini untuk Pemilu tahun depan agar masyarakat mendapatkan panggilan untuk memilih hak mereka”.47

Sedangkan dari pihak Sudin Dukcapil Jakarta Barat, Bapak Miskam juga memberikan pendapat mengenai program sosialisai e-KTP, yakni sebagai berikut :

“Ya saya setuju sekali dengan adanya program e-KTP ini, karena ini kan program Pemerintah dan sebagai Sudin Dukcapil Jakarta Barat kami harus bekerja ekstra agar dengan adanya program ini dapat disosialisasikan secara merata dan meluas khususnya di wilayah Jakarta Barat agar program ini berjalan sesuai dengan harapan dan mampu mencapai hasil yang maksimal”.48

Staff Kelurahan Kemanggisan, Bapak Yusuf memberikan pendapat terhadap kebijakan pemerintah mengenai e-KTP, yakni sebagai berikut:

“Saya sangat setuju dengan diadakannya program e-KTP ini karena sebagai salah satu solusi permasalahan kependudukan di negara kita”.49

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa semua narasumber tahu, menyetujui dan mendukung program ini dan sebagai salah satu solusi dari masalah yang terjadi tentang pendataan kependudukan di Indonesia.

47 Hasil wawancara dengan Bapak Harry Widianto pada tanggal 22-12-2011 48

Hasil wawancara dengan Bapak Miskam pada tanggal 25-12-2011

49

(20)

a. Pengenalan Situasi

Langkah awal dalam proses kerja dan kegiatan humas adalah pengenalan situasi. Hal ini dilakukan karena setelah masalah terjadi, humas harus segera mencari tahu apa yang terjadi untuk menentukan langkah selanjutnya dalam merencanakan program.

Langkah ini memberikan landasan bagi semua langkah proses pemecahan masalah lainnya dengan menentukan “apa yang sedang terjadi saat ini.?”

Public Relations Kominfomas, Bapak Rahmat Mulyadi

mendefinisikan permasalahan yang terjadi dengan adanya program pemerintah mengenai e-KTP:

“Hal ini karena di Indonesia dengan jumlah penduduknya yang besar memerlukan data kependudukan yang akurat, e-KTP menjadi salah satu solusinya. Untuk mensukseskan program tersebut Public Relations Kominfomas Jakarta Barat melaksanakan Sosialisasi Penerapan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP), agar masyarakat mengetahui dan paham tentang prosedur dan pemanfaatan e-KTP. Hasil yang diharapkan dalam sosialisasi ini adalah mencegah dan menutup peluang adanya KTP ganda atau KTP palsu sehingga memberikan rasa aman dan kepastian hukum bagi penduduk.50

Dalam pengenalan situasi kemudian Public Relations Kominfomas Jakarta Barat juga menetapkan tugasnya dalam mensosialisasikan program e-KTP di Jakarta Barat:

“ Tugasnya ya untuk membantu dalam aktifitas sosialisasi program E-KTP di wilayah Jakarta Barat, seperti menetapkan

50

(21)

hal yang akan dilakukan dalam aktifitas ini dan menyusun strategi-strateginya”.51

Sedangkan tugas dari Sudin Dukcapil Jakarta Barat selaku pelaksana dari aktifitas sosialisasi program E-KTP di Jakarta Barat, menuturkan bahwa memiliki tugas sebagai berikut:

“Kalau berbicara tentang tugasnya yaitu melaksanaan persiapan teknis dan administrasi serta penyediaan sarana dan prasarana, melakukan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Biro Pemerintahan, menerbitkan daftar penduduk wajib KTP WNI dan WNA dan mencetak panggilannya, menyampaikan yang ada pada daftar tersebut dan Surat panggilan penduduk kepada Lurah kepada Suku Dinas yang kemudian menyampaikan panggilan tersebut melalui Lurah untuk WNI dan kepada Suku Dinas untuk WNA, selanjutnya melakukan.52

Dalam hal sosialisasi program e-KTP ini Kelurahan Kemanggisan juga turut berperan khususnya untuk wilayah Kelurahan Kemanggisan dan memiliki tugas tersendiri untuk mencapai tujuan, berikut penuturan Bapak Yusuf selaku Staff Kelurahan Kemanggisan:

”Tugas kami sebagi instansi Kelurahan Kemanggisan dalam aktifitas sosialisasi ini ya diantaranya adalah menerima daftar penduduk wajib KTP WNI dan surat paggilannya, kemudian menandatanganinya, membuat jadwal panggilan, lalu surat panggilan tersebut diberikan kepada RT/RW untuk diberikan ke masyarakat, yang kemudian kami juga membantu dalam melakukan sosialisasi untuk bertatap muka langsung dengan pengurus RW dan tokoh masyarakat di tiap lingkungan, setelah melakukan sosialisasi kami menyediakan tempat pelayanan untuk proses pengambilan data untuk e-KTP.”53

51 Hasil wawancara dengan Bapak Rahmat Mulyadi pada tanggal 27-12-2011 52

Hasil wawancara dengan Bapak Rahmat Mulyadi pada tanggal 25-12-2011

53

(22)

Menurut hasil wawancara dari Public Relations

Kominfomas, Bapak Rahmat Mulyadi menjelaskan bahwa tugasnya dalam aktifitas sosialisasi program e-KTP adalah melakukan stategi-strategi dimana pada saat pelaksaan program e-KTP dari persiapan sampai tahap evaluasi.

Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil juga menerangkan tugasnya secara detail yang sudah diterapkan sampai saat ini walaupun belum semua sampai menunggu diterbitkannya e-KTP tersebut.

Menurut hasil wawancara dari narasumber pembanding dari salah satu masyarakat di Kelurahan Kemanggisan, Bapak Syarif Hidayat terungkap bahwa mereka pun mengetahui beberapa tugas dan fungsi dari Public Relations Komifomas dengan Sudin Dukcapil Jakarta Barat pada aktifitas sosialisasi program e-KTP yakni berikut penuturannya:

“ Tugasnya Sudin Dukcapil ya menginformasikan kepada masyarakat dan membantu dalam pelaksanaan sosialisasi ya, misalnya ke masing-masing kecamatan gitu terus ke kelurahan baru sampai ke masing-masing RT/RW biar lebih merata, dan fungsinya mengawasi berjalannya aktifitas tersebut kali ya”.54

Menurut Public Relations Kominfomas, Bapak Rahmat Mulyadi dalam mendefinisikan masalah atau pengenalan situasi apa yang terjadi saat ini adalah karena di Indonesia dengan jumlah

54

(23)

penduduknya yang besar memerlukan data kependudukan yang akurat, e-KTP menjadi salah satu solusinya.

Dalam menganalisis siapa saja yang terlibat dalam aktifitas sosialisasi program e-KTP ini khususnya di Jakarta Barat, Public

Relations Kominfomas, Bapak Rahmat Mulyadi mengungkapkan

bahwa:

“Pihak-pihak yang terlibat dalam aktifitas sosialisasi ini diantaranya adalah Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil bekerjasama dalam penyampaian informasi ke tiap-tiap kecamatan, kelurahan, RW, RT dan tokoh masyarakat disana yang bertujuan agar informasi cepat sampai dan lebih cepat serta lebih merata.”55

Jadi pihak-pihak yang terkait dalam aktifitas sosialisasi ini adalah seluruh jajaran yang ada di Jakarta Barat khususnya Suku Dinas Kepedudukan & Catatan Sipil ke bawah yang langsung terjun berhadapan dengan masyarakat.

Pada aktifitas sosialisasi ini pastinya ada keterlibatan Kelurahan, siapa saja pihak yang terlibat di Kelurahan, berikut penuturan dari Staff Kelurahan Kemanggisan, Bapak Yusuf:

“Yang terlibat pada sosialisasi e-KTP banyak sekali ya, terutama yang pasti itu seluruh perangkat daerah turut terlibat dalam sosialisasi ini, Petugas Kelurahan, RT dan RW serta Tokoh masyarakat di tiap wilayah membantu dalam mensosialisasikan program e-KTP dan ini berlaku wajib karena merupakan tugas”.56

Pada hal ini penulis menyimpukan bahwa pihak yang terlibat dalam aktifitas sosialisasi e-KTP adalah seluruh Perangkat

55

Hasil wawancara dengan Bapak Rahmat Mulyadi pada tanggal 27-12-2011

56

(24)

daerah yang dimulai dari Kominfomas, Suku Dinas Kependuduka & Catatan Sipil, Camat, Lurah, RT/RW bahkan tokoh masyarakatnya.

b. Penetapan tujuan

Langkah selanjutnya setelah mengetahui masalah (Pengenalan Situasi) dapat dibuat penetapan tujuan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Dalam penetapan tujuan untuk menyukseskan aktifitas sosialisasi program e-KTP yang dilakukan oleh Public Relations Kominfomas, Bapak Rahmat Mulyadi, beliau menjelaskan pentingnya membuat strategi komunikasi untuk menyosialisasikan program e-KTP yaitu:

“Strategi yang digunakan untuk mensosialisasikannya banyak dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti media massa dan informasi publik.”57

Jadi pentingnya membuat strategi komunikasi dalam program e-KTP ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa e-KTP bukan hanya kartu pengenal saja. Dengan demikian tujuannya adalah masyarakat dapat mengerti, paham dan tidak keliru dan salah paham tentang e-KTP, karena ini adalah suatu perubahan paradigma baru dan harus dilakukan dengan mengedukasi dan mempersuasi dengan menyampaikan hal-hal yang sifatnya positif dan bermanfaat bagi masyarakat dan

57

(25)

jajaran yang ada di wilayah Jakarta Barat tentang program e-KTP ini agar tepat sasaran.

Kemudian menurut Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat juga membenarkan tentang strategi yang di lakukan untuk mempersuasi dan mengedukasi agar pesan dapat dipahami oleh masyarakat.

“ Edukasi melalui pemberitaan di tayangan televisi dan siaran radio mampu mempersuasikan masyarakat akan pentingnya dan dampak positif dari e-KTP.”58

Sedangkan menurut Staff Kelurahan Kemanggisan, Bapak Yusuf mengenai strategi komunikasi yang digunakan untuk mensosialisasikan program ini adalah sebagai berikut:

“Stategi yang digunakan oleh kami yaitu memberikan informasi mengenai keuntungan yang diperoleh masyarakat jika mereka sudah menggunakan e-KTP”.59

Di dalam aktifitas sosialisasi program e-KTP pastinya ada tujuan dan harapan yang ingin dicapai Bapak Rahmat Mulyadi seperti yang dikemukakan sebagai berikut:

“Ya, Tujuan dari sosialisasi ini agar komunikasi yang disampaikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam aktifitas sosialisasi mampu diterima oleh masyarakat dengan baik dan mampu dipahami, sedangkankan harapannya sudah pasti kita semua disini ingin program e-KTP ini berjalan dengan baik dan mampu memberikan hasil yang.”60

58 Hasil wawancara dengan Bapak Miskam pada tanggal 25-12-2011 59

Hasil wawancara dengan Bapak Yusuf pada tanggal 28-12-2011

60

(26)

Didalam sosialisasi program ini Public Relations

Kominfomas melakukannya secara berkala, Bapak Rahmat Mulyadi menegaskan bahwa:

“Sudah pasti iya, jika tidak dilakukan sosialisasi secara yang berkala maka masyarakat tidak akan peduli dengan adanya program ini.”61

Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa peran eksternal dan internal begitu berpengaruh terhadap pembentukan program komunikasi e-KTP. Karena sebuah lembaga harus mampu mengoptimalkan sosialisasi programnya agar informasi yang diterima masyarakat dapat dimengerti, sebab sosialisasi yang optimal menjadi input yang positif terhadap keberhasilan program e-KTP ini.

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Miskam, staff Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil terungkap bahwa tujuan utama strategi komunikasi Public Relations yang dilakukan oleh Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat yang bekerjasama dengan Kominfomas Jakarta Barat dalam menyosialisasikan program e-KTP itu adalah bagaimana pesan kunci yang ingin disampaikan oleh Sudin Dukcapil benar-benar sampai dan dapat diterima oleh khalayak sasaran. Seperti yang di informasikan di bawah ini:

61

(27)

Hal ini seperti yang dikomunikasikan oleh Public Relations Kominfomas, Bapak Rahmat Mulyadi tentang keuntungan dari aktifitas sosialisasi e-KTP yaitu:

“ keuntungannya adalah ternyata kerja kita selama ini membuahkan hasil walaupun masih belum 100% tapi setidaknya sudah dikatakan cukup baik, karena yang diharapkan dari sosialisasi ini mampu meberikan informasi yang cepat dan tepat sasaran dan itu merupakan keuntungannya”.62

Keuntungan dari sosialisasi tersebut tidak terlepas dari peran khalayak internal dan khalayak eksternal yang dituju Public

Relations Kominfomas. Tentu saja Public Relations Kominfomas

membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, sehingga mampu mendekati dengan sasaran yang diharapkan oleh Public Relations Kominfomas Jakarta Barat.

c. Penetapan Khalayak

Tahap selanjutnya setelah penetapan khalayak adalah bertindak dan berkomunikasi. Setelah penetapan tujuan tersebut maka Public Relations Kominfomas Jakarta Barat menindak lanjut program yang telah dibuat.

Public Relations Kominfomas, Bapak Rahmat Mulyadi

mengemukakan kegiatan komunikasi yang dilakukan Sudin Dukcapil dalam menyampaikan pesan kepada khalayak sasaran, adalah sebagai berikut:

62

(28)

“ Pada saat kita mengemukakan strategi sosialisasi itu berbagai macam cara yang dilakukan, yang salah satunya waktu itu Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta mengadakan rapat koordinasi. Lalu Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat juga mengadakan pertemuan yang di hadiri oleh seluruh Camat, Lurah, RT, dan RW yang berada di wialyah Jakarta Barat untuk turut serta mensukseskan sosialisasi program e-KTP ini.”63

Public Relations Kominfomas dalam menyampaikan pesan

dilakukan melalui hampir di semua media cetak maupun media elektronik dalam menyampaikan program-program komunikasinya, karena media berfungsi sebagai penyalur informasi dan juga berperan dalam pembentukan pendapat umum dimasyarakat. Seperti yang dinyatakan oleh Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat bahwa:

“ Media massa, karena media massa itu menjangkau lebih luas masyarakat yang mengetahuinya entah dengan melihat, mendengar bahkan membaca. Ilkan atau tayangan di tv sangat efektif, karena tv merupakan teknologi audio yang secara tidak langsung akan mempersuasikan masyarakat tentang e-KTP dan akan memberikan efek pehaman untuk yang melihatnya.”64

Selain itu Bapak Rahmat Mulyadi juga menanggapi media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak sebagai berikut :

“ Kalau kita mengkategorikan media elektronik dan cetak itu lebih spesifik ya agak sulit, kalau media elektronik itu hanya pemberitaan saja, tapi kita sudah membuatnya dengan internet, siaran radio, spanduk, baliho, dan sebagainya”.65

63 Hasil wawancara dengan Bapak Miskam pada tanggal 25-12-2011 64

Hasil wawancara dengan Bapak Miskam pada tanggal 25-12-2011

65

(29)

Berdasarkan uraian di atas, hal ini dikuatkan dari pernyataan berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti tentang strategi komunikasi yang dilakukan Public Relations Kominfomas empat orang narasumber pembanding yaitu Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat, Bapak Miskam mengungkapkan yaitu :

“ Ya, memang kita sampai saat ini baru memberikan informasi melalui pemberitaan di baliho, spanduk jalan, dan juga kominikasi langsung ke jajaran perangkat desa atau biasa kita sebut Lurah, RT atau RW untuk ikut serta.”66

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Yusuf mengenai target dari sosialisasi program ini di jelaskan bahwa:

”Pada sosialisasi ini kami menargetkan untuk seluruh warga kami khususnya yang ada di Kelurahan Kemanggisan paham mengenai e-KTP dan kedepannya semuanya sudah menggunakan e-KTP, hal ini diperkuat dengan informasi-informasi yang diberikan melalui media massa yang mebantu berjalannya kegiatan sosialisasi ini”.67

Senada dengan pernyataan Bapak Miskam : Bapak Harry Widianto salah seorang wartawan dalam kutipannya pun menuturkan hal yang sama:

“ Saya membantu dari pekerjaan dari Public Relations Kominfomas Jakarta Barat untuk memberikan informasi melalui pemberitaan kepada masyarakat yang ditayangkan di media televisi yang masyarakat bisa lihat di tayangan berita.”68

66 Hasil wawancara dengan Bapak Miskam pada tanggal 25-12-2011 67

Hasil wawancara dengan Bapak Yusuf pada tanggal 28-12-2011

68

(30)

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada salah seorang masyarakat di Kelurahan Kemanggisan, Syarif Hidayat menuturkan tentang strategi komunikasi e-KTP yaitu:

“ Contoh programnya waktu itu saya lihat juga di televisi tentang pemberitaan untuk pembuatan e-KTP di Indonesia secara serempak.”69

Dan Bapak Syarif Hidayat menambahkan pendapatnya tentang strategi sosialisasi program e-KTP yang dilakukan oleh Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil:

“Menurut saya sih sudah baik tapi harus lebih rutin dan menyeluruh untuk penyampaian informasinya, cuma harapan saya berharap dengan adanya e-KTP ini untuk pendataan di Kelurahan akan lebih baik dan lebih mudah.”70

Karena Public Relations Kominfomas saat ini mengemban tugas membuat strategi komunikasi menyosialisaikan dan memberikan pemahaman program e-KTP kepada khalayak, Public

Relations Kominfomas juga harus dapat membuat program

tersebut agar dapat menjangkau masing-masing khalayak. Seperti dituturkan Bapak Rahmat Mulyadi sebagai berikut ini:

“Seperti yang tadi saya sudah katakan, strategi komunikasinya kan melalui berbagai aliran media, jadi untuk menjangkau sasaran khalayaknya itu tergantung media yang digunakan, kalau melihat Indonesia itu kan luas, banyak berbagai pulau-pulau, media televisi itu belum tentu dilihat oleh masyarakat, media cetak nasional juga belum tentu di baca oleh masyarakat, makanya kepada Perangkat Daerah juga diharapkan ikut mengambil andil dalam sosialisasi di daerahnya masing-masing”.71

69 Hasil wawancara dengan Bapak Syarif Hidayat pada tanggal 26-12-2011 70

Hasil wawancara dengan Bapak Syarif Hidayat pada tanggal 26-12-2011

71

(31)

Staff Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil selaku narasumber pembanding dari Bapak Miskam mengungkapkan tentang strategi komunikasi yang di lakukan adalah:

“Sebenarnya strategi komunikasi yang dilakukan kami dan Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil salama ini dalam menyosialisasikan program tersebut masih terbatas di media massa saja. Masih ada beberapa masyarakat yang belum tahu program ini oleh karena itu dibutuhkannya peran serta dari Pejabat dari daerah setempat untuk mensosialisasikannya.”72

d. Pemilihan media dan teknik-teknik publik

Adapun kegiatan bentuk kerjasama yang dilakukan oleh

Public Relations Kominfomas dengan media massa dalam

menyukseskan program e-KTP seperti yang dituturkan oleh Bapak Rahmat Mulyadi berdasarkan hasil wawancara berikut ini:

“ Bentuk kerjasamanya, kalau Talk Show baru di saluran televisi pemerintah, bersama TVRI melakukan sosialisasi berbagai kebijakan-kebijakan Kemendagri. Kita juga membuat siaran pers e-KTP kemudian mengadakan jumpa pers memberikan penjelasan kepada wartawan maksud dari program e-KTP”.73

Bentuk dari sosialisasi program e-KTP ini tentu saja tidak lepas dari peran berbagai pihak termasuk pihak-pihak yang menyiapkan data untuk media massa seperti diutarakan oleh Bapak Rahmat Mulyadi berikut ini:

“ Sudin Dukcapil itu kan unit kerja yang mempunyai tugas mengolah data kependudukan masyarakat terutama di ruang

72

Hasil wawancara dengan Bapak Miskam pada tanggal 25-12-2011

73

(32)

lingkupnya dan Sudin Dukcapil melanjutkan tindakan tersebut ke struktur yang bisa berhadapan langsung dengan masyarakat.”74

Berdasarkan uraian di atas, hal ini dikuatkan dari pernyataan salah satu Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat, Bapak Miskam:

“ Iya kami berperan sebagai informan kepada masyarakat yang ada di Jakarta Barat.”75

Dan beliau menambahkan tentang beberapa media yang diajak berkerjasama diantaranya yaitu:

“ Media yang digunakan diantaranya adalah stasiun pemancar milik pemerintah dan pemberitaan yang sedang marak memperbincangkan e-KTP masih banyak yah seperti baliho, spanduk, dan lain sebagainya.”76

Pada wawancara dengan Staff Kelurahan Kemanggisan, Bapak Yusuf mengungkapkan mengenai media yang digunakan untuk mensosialisasikan e-KTP sebagai berikut:

“Media yang digunakan oleh pemerintah pusat yang pastinya sudah menggunakan media elektronik seperti televisi radio dan internet, namun kami hanya menggunakan spanduk, baliho dan poster-poster yang sudah disiapkan oleh Kominfomas dan Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil dan memasangnya di tempat-tempat yang strategis disekitar Kelurahan Kemanggisan agar masyarakat di wilayah sini mengetahui adanya sosialisasi program e-KTP”.77

Selain pihak-pihak tersebut adapula pihak yang berkompeten dalam menentukan media massa saja yang terlibat.

74 Hasil wawancara dengan Bapak Rahmat Mulyadi pada tanggal tanggal 27-12-2011 75 Hasil wawancara dengan Bapak Miskam pada tanggal 25-12-2011

76

Hasil wawancara dengan Bapak Miskam pada tanggal 25-12-2011

77

(33)

Pihak tersebut akan bersinergi dengan Suku Dinas Kominfomas dalam pencapaian program yang ideal dengan publik.

Dalam wawancaranya dengan peneliti, Bapak Rahmat Mulyadi selaku Public Relations Kominfomas menyebutkan bahwa peran yang menentukan media mana saja itu mulai dari top pimpinan. Lebih lengkapnya, berikut penuturannya:

“ Yang menentukan media mana saja itu mulai dari top pimpinan, seperti Kepala Suku Dinas Kominfomas Provinsi DKI Jakarta, sebagai Public Relations Kominfomas hanya memberikan usulan dan saran yang media yang akan digunakan untuk menunjang aktifitas sosialisasi E-KTP”.78

e. Perencanaan Anggaran

Penyusunan dan perencanaan anggaran dilakukan oleh Dinas Dukcapil DKI, dalam melakukan aktivitas atau kegiatan banyak faktor yang mempengaruhi anggaran atau biaya. Faktor-faktor tersebut seringkali terdiri dari variabel dan unsur-unsur yang berlainan. Seperti yang dikemukakan oleh Public Relations Kominfomas, Bapak Rahmat Mulyadi sebagai berikut:

”Perencanaan anggaran dilakukan oleh Dinas Dukcapil DKI Jakarta, pada pembicaran awal biasanya telah mendapatkan gambaran tentang apa saja yang akan dilakukan dan besarnya biaya untuk melakukan kegiatan tersebut. Nah, dari situ kami bisa melakukan perencanaan anggaran untuk project tersebut.”79

Public Relations Kominfomas melakukan perencanaan

anggaran sebelum diajukan kepada Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil DKI Jakarta. Pada pembicaraan awal mereka telah

78

Hasil wawancara dengan Bapak Rahmat Mulyadi pada tanggal 27-12-2011

79

(34)

mendapatkan gambaran tentang apa saja yang akan dilakukan dan besarnya biaya untuk melakukan kegiatan tersebut.

Pengeluaran anggaran juga harus disesuaikan dengan program kegiatan yang akan dilaksanakan. Sejauhmana relevansinya antara anggaran dan tujuan yang ingin dicapai. Mengenai relevansi antara pengeluaran anggaran dengan pencapaian tujuan yang ingin dicapai, Public Relations Kominfomas, Bapak Rahmat Mulyadi mengatakan:

”Dalam penetapan anggaran elemen terpenting adalah bagaimana rencana yang kita buat dapat serealistis mungkin. Dengan adanya anggaran yang realistis, tujuan dan target sasaran dapat dicapai dengan mudah.”80

Dalam hal ini Public Relations Kominfomas melakukan perencanaan anggaran sebelum diajukan kepada Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil DKI Jakarta. Anggaran yang dibuat ditujukan untuk pelaksanaan kegiatan dan project tersebut. Serta anggaran yang dibuat harus serealistis mungkin agar tujuan dan target sasaran dapat dicapai dengan mudah.

Dalam menentukan anggaran biaya yang akan diajukan kepada Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil DKI Jakarta.

Public Relations Kominfomas membuat anggaran biaya yang

diajukan kepada Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil DKI

80

(35)

Jakarta dengan sangat realistis dengan event atau kegiatan yang akan dilaksanakan.

Seperti yang dikemukakan oleh Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat, Bapak Miskam menegaskan bahwa:

”Sebenarnya masalah perencanaan anggaran itu telah ditetapkan oleh Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil DKI Jakarta Barat, disini kami selaku Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil hanya menerima dari budget yang telah dianggarkan oleh Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat untuk dipergunakan dalam proses pelaksanaan program e-KTP.”81

Pada permasalah perencanaan anggaran Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat tidak memberikan perencanaan hanya saja menerima anggaran yang telah ditetapkan oleh Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil DKI Jakarta yang dipergunakan dalam program ini.

Seorang wartawan, Bapak Harry Widianto mengemukakan tentang anggaran dana yang ditetapkan oleh Dinas Dukcapil untuk program E-KTP.

”Ya, pada waktu itu saya pernah mendapat kabar bahwa untuk program E-KTP ini dalam APBD 2012, Dinas Dukcapil DKI Jakarta mengajukan anggaran sebesar Rp 7,4 miliar untuk pengadaan perangkat e-KTP ini yang diperkirakan harga satu perangkat e-KTP senilai Rp 41,3 juta yang terdiri dari 12 jenis barang, diantaranya kamera digital, komputer, pemindai retina mata, dan server. dan dipastikan untuk setiap kelurahan memiliki satu perangkat alat untuk memperlancar, sedangkan di Jakarta Barat sendiri memiliki 56 kelurahan.”82

81

Hasil wawancara dengan Bapak Miskam pada tanggal 25-12-2011

82

(36)

Dengan hasil wawancara dengan seorang wartawan, dapat diperoleh informasi bahwa Dinas Dukcapil DKI Jakarta telah mengajukan anggaran sebesar 7,4 miliar untuk program ini dan telah diperkirakan untuk membeli seperangkat alat sebesar 41,3 juta dan diperkirakan setiap kelurahan memilikinya.

Sedangkan Staff Kelurahan Kemanggisan menegaskan mengenai perencanaan anggaran untuk pelaksanaan sosialisasi program E-KTP sebagi berikut:

”Sebetulnya untuk perencanaan anggaran ini dilakukan oleh Dinas Dukcapil DKI Jakarta dan akan dibagikan ke setiap Sudin Dukcapil, namun di Kelurahan Kemanggisan kami mengajukan biaya yang realistis yang dikeluarkan untuk operasional penerbitan E-KTP sejauh ini masalah peralatan kami mendapatnya dari Dinas Dukcapil DKI Jakarta yang diberikan melalui Sudin Dukcapil Jakarta Barat”83

Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa anggaran tersebut dibuat oleh Dinas Dukcapil DKI Jakarta dan peralatan yang digunakan juga melalui anggaran tersebut hanya saja untuk biaya operasionala pada saat pelaksanaan setiap instansi menyusun terlebih dahulu secara realistis untuk diajukan ke Sudin Dukcapil. f. Pengukuran hasil

Setelah melakukan pengenalan situasi, penetapan tujuan, penetapan khalayak, pemilihan media dan teknik-teknik Public

Relations, kemudian melakukan perencanaan anggaran, dan

langkah terakhir adalah pengukuran hasil.

83

(37)

Dalam melakukan pengukuran hasil dilakukan penilaian melalui media. Public Relations Kominfomas menuturkan mengenai kendala atau hambatan dalam mengimplementasikan strategi komunikasi yang telah dibuat yaitu:

“Kendala-kendala yang dihadapi oleh tim kami adalah waktu pelaksanaan pembuatan E-KTP ini haarus disesuaikan pula di hari libur karena banyak masyarakat yang bekerja yang merasa kesulitan untuk dating dikarenakan kesulitan izin kerja. Ada juga kendala-kendala pada saat dilapangan tentang peralatn dan listrik yang bias mengganggu produktifitas.”84

Dalam wawancara dengan peneliti, Bapak Miskam selaku Sudin Dukcapil menyebutkan beberapa solusi yang ditanggapi karena adanya kendala tersebut, berikut penuturannya:

“Kami sekarang melayani pembuatan E-KTP di hari kerja sampai dengan jam 6 malam tapi di hari libur kami juga melayani sampai jam 4 sore jadi tak ada alasan bagi mereka yang bekerja yang mengatakan tidak ada waktu, dan untuk kendala dilapangan kami menshare masalah tersebut dengan pemerintah pusat”.85

Pernyataan di atas dibenarkan oleh salah seorang masyarakat di Kelurahan Kemanggisan yaitu Bapak Syarif Hidayat mengemukakan mengenai kendala yang dihadapi Sudin Dukcapil dalam rangka menyosialisasikan program E-KTP :

“Ya, banyak ya kendala dari segi waktu karena saya kan bekerja, untungnya saja masih bisa melayani di hari sabtu dan minggu, terus alatnya cuma satu jadinya lama nunggunya.”86

84 Hasil wawancara dengan Bapak Rahmat Mulyadi pada tanggal 27-12-2011 85

Hasil wawancara dengan Bapak Miskam pada tanggal 25-12-2011

86

(38)

Dan pernyataan tersebut dibenarkan oleh Bapak Harry Widianto salah wartawan tentang tanggapan yang disampaikan oleh Sudin Dukcapil yaitu:

“Ya kalau memang mereka bermasalah di waktu, maka Pihak Kelurahan pun membantu Sudin Dukcapil Jakarta Barat untuk meberikan pelayanan di hari libur.”87

Bapak Yusuf mengungkapkan hasil dari aktifitas sosialisasi yang telah dilakukan di lingkungan Kelurahan Kemanggisan sebagai berikut:

“Untuk hasil yang diperoleh belum terlihat secara totalitas karena semuanya belum berjalan baru setengah jalan kalau dapat dikatakan karena belum adanya penerbitan E-KTP, tapi jiak hasilnya kami dapat katakana ini sudah dilakukan secara optimal dan hasilnya pun cukup memuaskan walaupun dalam pelaksanaan mengalami beberapa hambatan namun hal tersebut tidak mematahkan tujuan kita dalam mensosialisasikan program E-KTP ini”.88

Kemudian Bapak Ramhat Mulyadi menyampaikan metode yang dilakukan untuk mengevaluasi strategi kominikasi yang dijalankan pusat informasi dan humas:

“ Sebenarnya kita berupaya untuk melakukan komunikasi melalui media-media, dan menganalisis berita-berita tentang kependudukan sesuai fungsinya dibidang Public Relations Kominfomas sehingga berita-berita itu bisa dianalisis, terutama pada yang kontra-kontra apa yang mereka tuntut? Melalui forum seperti talkshow kita bisa melihat langsung apa yang kita lakukan komunikasi kepada masyarakat apakah tingkat penolakan masih tinggi atau tidak walaupun sudah pasti ada dari pihak yang kontra terhadap program e-KTP ini.”89

87 Hasil wawancara dengan Bapak Harry Widianto pada tanggal 22-12-2011 88

Hasil wawancara dengan Bapak Yusuf pada tanggal 28-12-2011

89

(39)

Sementara Bapak Syarif Hidayat selaku masyarakat, yang ikut berpartisipasi dalam program e-KTP menyarankan tentang strategi komunikasi yang dilakukan oleh Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil dalam menyosialisasikan program e-KTP, berikut saran dari Bapak Syarif Hidayat:

“ Sebenarnya sudah cukup baik tetapi saya sarankan Sudin Dukcapil dalam menyosialisasikan program tersebut dilakukan tidak hanya lebih dominan ke media saja, tetapi juga langsung ke lapangan bertemu dengan masyarakat, serta lakukan pendataan yang lebih detail dan terperinci agar seluruh masyarakat ikut berpartisipasi pada program e-KTP ini”.90

Sedangkan untuk melihat strategi kominikasi ini berhasil atau tidak , menurut Bapak Miskam menjelaskan dalam penuturan sebagai berikut:

“ Yaa…..kebijakan itu setidaknya membutuhkan minimal satu tahun karena setiap institusi pemerintahan mengeluarkan suatu kebijakan itu pasti akan mendapatkan pro dan kontra, dan untuk hasilnya belum bisa dikatakan berhasil atau tidak, lah wong programnya saja baru dimulai dan masih berjalan pengambilan data. Mudah-mudahan program ini berjalan dengan lancar”.91

Menurut Bapak Rahmat Mulyadi strategi komunikasi yang selesai dilakukan dalam mempublikasikan program e-KTP berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang memuaskan, berikut penuturannya:

“Untuk hasil belum berani kita untuk mengataannya, yang pasti harapannya kan ini hasilnya baik karena pengambilan data belum 100% jadi kami tidak bisa menginformasikannya.”92

90 Hasil wawancara dengan Bapak Syarif Hidayat pada tanggal 26-12-2011 91

Hasil wawancara dengan Bapak Miskam pada tanggal 25-12-2011

92

(40)

Jadi evaluasi dilihat dari program komunikasi tersebut dilaksanakan, yakni dengan melalui analisis media terhadap permasalahan pihak-pihak yang kontra.

Meskipun demikian dari hasil yang sudah dicapai, rencana strategi Public Relations Kominfomas terhadap kebijakan lainnya tetap harus diimplementasikan. Berikut penuturan dari Public

Relations Kominfomas:

“Ya jika strategi komunikasinya pasti berbeda di saat kebijakan terus bergulir penekanannya itu akan lebih tinggi dan lebih mendalam tetapi program e-KTP ini pada tahun 2011 masyarakat sudah diberikan sejumlah informasi tentang e-KTP, tujuan dan fungsinya”.93

Sebaiknya Public Relations Kominfomas Jakarta Barat dalam melakukan evaluasi tidak hanya terpaku pada analisis liputan media massa saja, tetapi juga harus melakukan survey secara langsung kepada para masyarakat umum apakah mereka sudah cukup paham terhadap program e-KTP tersebut.

TABEL 4.2

Enam Langkah Proses Public Relations Kominfomas Jakarta Barat Dalam Mensosialisasikan Program e-KTP di Jakarta Barat

No. Langkah-langkah

Penjabaran Teori Proses Kerja Public

Relations

Hasil dari Proses Kerja Public Relations Kominfomas

1. Pengenalan 1. Problem “ apa yang 1.Dalam mengidentifikasi permasalahan

93

(41)

Situasi sedang terjadi saat ini.?”

2. Analisis situasi (internal dan eksternal) “apa tugas dan fungsinya?”, “siapa saja yang terlibat?”

dalam menyosialisasikan program e-KTP, Public Relations Kominfomas harus segera mencari tahu apa yang terjadi untuk menentukan langkah selanjutnya dalam merencanakan program dengan terlebih dahulu mencari fakta dan data-data yang menjadi permasalahan ini. Langkah ini untuk mengetahui permasalahan apa yang muncul pada saat Public Relations Kominfomas menyosialisasikan tentang program e-KTP tersebut. Data-data yang didapatkan Public Relations

Kominfomas untuk mengidentifikasi permasalahan dalam menyosialisasikan program E-KTP didapat melalui analisia media massa. Hasil dari analisis media massa tersebut adalah sebagai berikut:

a. Persepsi masyarakat yang masih keliru tentang program e-KTP bahwa dengan adanya e-KTP ini mampu mengatasi pemalsuan identitas dan KTP ganda.

(42)

b. Tentang berbagai pihak-pihak yang kontra terhadap sebuah kebijakan pemerintah.

c. Tentang berbagai keluhan masyarakat terhadap dunia pencatatan kependudukan. Salah satunya

2. Setelah itu, Public Relations Kominfomas di dalam menyosialisasikan program e-KTP harus mengetahui tugas dan fungsinya dalam aktifitas sosialisasi program e-KTP , jika semuanya sudah mengetahui job desknya masing-masing maka pelaksanaan sosialisasi akan lebih terstruktur.

3. Masalah utama yang diidentifikasi oleh

Public Relations Kominfomas sehinga

memerlukan pembuatan strategi komunikasi dalam menyosialisasikan program e-KTP yaitu:

a. Tentang pemahaman masyarakat yang masih keliru yaitu persepsi mereka tentang e-KTP adalah yang fungsinya

(43)

disamakan dengan KTP biasa, padahal sudah menggunakan rekaman foto dari sidik jari dan iris mata.

b. Tentang berbagai pihak-pihak yang kontra tehadap sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Karena kebijakan apa saja yang dikeluarkan oleh sebuah institusi pemerintah termasuk Kemendagri pasti akan mendapatkan pro dan kontra.

2. Penetapan tujuan

1. Tujuan program “apa

solusi yang

diharapkan?”

2. Publik sasaran “siapa – dalam lingkungan internal dan eksternal ikut terlibat?”

Penjabaran strategi komunikasi yang disusun

Public Relations Kominfomas dan Suku

Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat adalah sebagai berikut:

1. Tujuan utama perencanaan strategi Public

Relations yang dilakukan oleh Public Relations Kominfomas dan Suku Dinas

Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat adalah untuk menyosialisasikan program e-KTP yang bertujuan untuk merombak paradigma masyarakat yang keliru dan salah paham atau distorsi tentang program e-KTP dengan

(44)

3 Penetapan Khalayak

Sasaran “apa yang harus dicapai pada setiap publik untuk mencapai tujuan program?”

mengedukasi dan mempersuasi sehingga masyarakat mengerti dan tidak keliru pemahamannya.

2. Untuk mengikut sertakan seluruh elemen yang langsung berhadapan dengan masyarakat dalam proses sosialisasi program E-KTP.

Khalayak yang menjadi sasaran program komunikasi dari strategi Public Relations Kominfomas adalah khalayak internal dan pihak eksternal, Pihak internal Public

Relations Kominfomas yaitu:

a. Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat, Kecamatan, Kelurahan, RW dan RW merupakan pihak internal dari Public Relations Kominfomas untuk membantu program sosialisasi e- KTP.

b. Pihak ekstenal adalah masyarakat umum dengan memberikan suatu pemahaman melalui informasi yang berlatar belakang kebijakan ini, agar masyarakat benar-benar mengerti dan

(45)

tidak salah paham tentang program e-KTP.

c. Tujuan dan harapan dari terlaksananya aktifitas sosilisasi program e-KTP. 4. Pemilihan

media dan teknik-teknik

Public Relations

3. Bagaimana memilih media yang digunakan untuk sosialisasi? Dan apa saja teknik-tekniknya dalam aktifitas sosialisasi?

1. Mengadakan rapat koordinasi dengan Kominfomas Jakarta Barat, Pejabat-pejabat Kecamatan, Kelurahan, RW, dan RT yang ada di wilayah Jakarta Barat. 2. Mengisi talk show di stasiun televisi

nasional untuk memberikasn edukasi kepada masyarakat melalui dialog interaktif dari pihak Kemendagri.

a. Melakukan kunjungan langsung ke masyarakat

b. Membuat siaran pers tentang e-KTP dan mengirimkan ke para wartawan media massa.

c. Mengadakan jumpa pers dengan memberikan penjelasan tentang program e-KTP kepada para wartawan media massa.

3. Isi pesannya adalah Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil ingin

(46)

menjadikan e-KTP sebagai solusi dari penggandaan identitas yang semakin mudah dan pemalsuan identitas yang biasanya sering digunakan oleh teroris sehingga membuat masyarakat tidak nyaman. e-KTP juga bias membantu pendataan penduduk secara akurat dalm Pemilu dan Pilkada yang akan datang agar mengurangi masalah yang timbul karena banyaknya masyarakat yang tidak terdaftar sebagai pemilih pada Pemilu dan Pilkada yang lalu.

5 Perencanaan Anggaran

Perencanaan anggaran yang di lakukan oleh

Public Relations untuk

membantu aktifitas sosialisasi program e-KTP

Dalam hal ini Public Relations Kominfomas menyusun anggaran secara realistis sebelum anggaran tersebut di ajukan oleh Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil DKI Jakarta. Dimana setiap Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil hanya menerima dana sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil sesuai dengan keperluan masing-masing daerahnya. Menurut pemberitaan di media massa yang ada bahwa dikemukakan bahwa Anggaran

(47)

6. Pengukuran hasil

1. Rencana evaluasi “bagaimana hasil yang disebutkan dalam tujuan dan sasaran program akan diukur?” 2. Umpan balik dan

penyesuaian program “bagaimana hasil evaluasi akan dilaporkan ke top manajer program dan dipakai untuk membuat perubahan program?”

APBD Tahun 2012 Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil DKI Jakarta menganggarkan 7,4 miliar rupiah untuk sosialisasi program e-KTP dan untuk membeli peralatan dalam aktifitas ini yang harga satu setnya sebesar 41,3 juta rupiah yang pada kemungkinan setiap kelurahan akan memiliki alat tersebut.

1. Untuk mengevaluasi hasil akhir program, Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil menggunakan analisis media untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat tentang program e-KTP. Melalui hasil evaluasi sederhana dari analisis media massa yang di lakukan oleh Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Terlihat bahwa dari jumlah pemberitaan dan kualitas pemberitaan yang dimuat di beberapa media, maka target penyebaran berita sudah tercapai. Di mana dalam pemberitaan tersebut menyebutkan bahwa pelaksaan pembuatan

(48)

e-KTP.

2. Berdasarkan hasil wawancara dengan para narasumber pembanding, yaitu Suku Dinas Kominfomas yang terlibat dalam aktifitas sosialisasi program e-KTP, RT sebagai pihak yang terjun langsung ke masyarakat dalam mensosialisasikan program e-KTP dan masyarakat yag merasakan dari sosialisasi program e-KTP yang sekarang membantu dalam pembuatan e-KTP agar rogram ini berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari pengetahuan mereka tentang program e-KTP baik melalui pemberitaan media massa maupun melalui individu yang memuat publikasi tentang program e-KTP. Selain itu, mereka umumnya dapat memahami maksud dari tujuan yang dikeluarkan oleh Kemendagri dalam menyosialisasikan program e-KTP sebagai solusi dari mahalnya pemalsuan identitas dan penggandaan identitas serta pendataan penduduk yang akurat.

(49)

4.3 Analisa Data

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa peran Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat dalam menyosialisasikan program e-KTP bekerja secara bersama-sama dengan unit-unit internal. Sejalan dengan teori bahwa Public Relations harus menentukan ruang lingkup, menentukan efek yang diinginkan, serta pembentukan team work yang solid dan profesional agar terciptanya citra yang positif.

Proses menganalisa hasil penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari hubungan antara teori atau konsep yang ada dengan hasil penelitian yang diperoleh. Dalam analisa data ini, penulis akan menguraikan hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara dan data-data lain sehingga dapat memberikan gambaran mengenai strategi komunikasi Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat dalam menyosialisasikan program e-KTP.

Dalam melaksanakan tugas untuk menyosialisasikan program e-KTP, Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil memerlukan perencanaan strategi Public Relations yang baik agar dapat menjangkau khalayak sasarannya. Untuk itu, mereka menerapkan enam (6) langkah proses kerja Publik Relations.

Langkah pertama yaitu Pengenalan merupakan langkah awal yang dilakukan Public Relations Kominfomas dalam proses kerja tersebut. Langkah pertama ini termasuk penyelidikan, pemeriksaan dan mengawasi

(50)

pengetahuan, opini, tingkah laku, dan perbuatan yang berhubungan dan mempengaruhi tindakan serta kebijakan organisasi. Mendefinisikan masalah (analisis situasi) adalah mencari informasi apa yang terjadi saat ini. Menurut hasil penelitian dalam menganalisis situasi yang terjadi,

Public Relations Kominfomas mencari dan mengumpulkan fakta-fakta dan

data-data dengan menganalisis persepsi masyarakat yang masih keliru tentang program e-KTP tersebut tersebut di berbagai media massa. Kemudian mereka membuat rancangan tugasnya dari Public Relations Kominfomas dan Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil dalam aktifitas sosialisasi program e-KTP, agar dalam pelaksanaan sosialisasi dapat lebih terarah karena sudah mengetahui job desknya dan bias mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencapai sasaran.

Setelah itu baru Public Relations Kominfomas Jakarta Barat mengidentifikasi masalah utama program ini yakni tentang pemahaman masyarakat yang masih keliru yaitu persepsi mereka tentang e-KTP. Tentang berbagai pihak-pihak yang kontra tehadap sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, karena kebijakan apa saja yang dikeluarkan oleh sebuah institusi pemerintah termasuk Kemendagri pasti akan mendapatkan pro dan kontra.

Langkah Public Relations Kominfomas Jakarta Barat dalam menganalisis situasi sudah sesuai dengan proses perencanaan strategi

Public Relations dan berjalan dengan baik, dan hasil dari analisis situasi di

(51)

E-KTP yang akan diterapkan di Indonesia sehingga sebelum diadakan sosialisasi ini telah dibuat pemberitaan kepada media massa tentang perencanaan tersebut.

Langkah Kedua yaitupenetapan tujuan dengan membuat keputusan mengenai tujuan program, publik, tindakan, strategi dan taktik. Perencanaan strategi komunikasi Public Relations Kominfomas untuk menyosialisasikan program e-KTP dirumuskan oleh Public Relations Kominfomas yang bekerja sama dengan beberapa unit kerja internal di Suku Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Jakarta Barat untuk mensosialisasikan program e-KTP.

Sejalan dengan teori bahwa Public Relations harus menjalin hubungan baik antara organisasi dengan publiknya, baik internal maupun eksternal, dalam rangka menanamkan pengertian dalam upaya menciptakan opini publik yang bertujuan agar terciptanya image atau citra yang positif bagi instansi.

Tujuan utama perencanaan strategi Public Relations yang dilakukan oleh Public Relations Kominfomas adalah untuk mensosialisasikan program e-KTP yang bertujuan untuk merombak paradigma masyarakat yang keliru dan salah paham atau distorsi tentang program e-KTP dengan mengedukasi dan mempersuasi sehingga masyarakat mengerti dan tidak keliru.

Dalam menyusun rencana dan program (strategi), khalayak yang menjadi sasaran program komunikasi Public Relations Kominfomas

Gambar

Gambar 4.1 Struktur orgnaisasi

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pada disain yang dibuat untuk beton geopolimer berdasarkan pengujian kuat tekan yang telah dilakukan menunjukkan hasil setara dengan disain beton biasa yang telah

Untuk menilai konservatisme akuntansi suatu perusahaan, hendaknya mempertimbangkan faktor Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur Kepemilikan Publik, Debt covenant

Fokus dari magang Jurusan Manajemen adalah untuk memperkenalkan dunia kerja kepada mahasiswa khususnya bidang manajemen, sehingga diharapkan dengan kegiatan magang

Data hasil dari kuesioner yang diperoleh dengan wawancara langsung pada customer, kemudian diolah dan dirangkum untuk dijadikan dasar dalam membuat Permintaan

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan program pelatihan dalam rangka peningkatan kompetansi guru SD dalam menyusun silabus dan RPP berbasis KTSP

HONDA CITY Matic IDS ‘03 Bln 11, Warna Campaign A / N: Sendiri, Ass All Rish Jln. JUAL CEPAT 83Jt. Kondisi Istimewa / Full Ori. Mobil Bagus sekali. Pak- et Kredit. Tebet

Sistem Informasi Laboratorium Klinik Keperawatan merupakan bagian dari sistem yang ada di institusi pendidikan keperawatan, dimana dalam pembuatan aplikasi sistem

Dari uraian diatas, maka pada penelitian ini akan dilakukan Advanced Oxidation Processes (AOPs) dengan menggunakan katalis heterogen Nano-Mn/Carbon Sphere (Nano- Mn/CS)