• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SEHAT DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SEHAT DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SEHAT DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM

MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Oleh

Ai Kurniasih, H. Yus Darusman dan H.Dedi Heryadi Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Abstract

The purpose of this research was to know relationship between the implementation healthy program with the student behavior in maintenance environmental hygiene of school; knowing relastionship between the healthy life motivation with participation in maintenance environmental hygiene of school; to know relationship between the implementation healthy program and the healthy life motivation with the student behavior in maintenance environmental hygiene of school This research used corellasional deskriftive method. The population were student of Senior High School in Cigalontang Tasikmalaya were 210 people, intake sampel use stratified proporsional random sampling 30 % so the sum of sample is 53 student. Technique analyse data use linear analysis regresi and duplicate constructively program SPSS Version 16.The result of this research were relationship between there are relationship between the implementation healthy program with the student behavior in maintenance environmental hygiene of school with correlation coefficient equal to 0,653 which the strong of category and give contribution equal to 42,7%; there are relationship between the healthy life motivation with the student behavior in maintenance environmental hygiene of school with correlation coefficient equal to 0,608 which the i strong of category and give contribution equal to 37%; there are relationship between the implementation healthy program and the healthy life motivation with the student behavior in maintenance environmental hygiene of school with correlation coefficient equal to 0,703 which the strong of category and give contribution equal to 49,4%,.

Key Word : the implementation healthy program, healthy life motivation the student behavior in maintenance environmental hygiene of school

Abstrak

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan program sekolah sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan mengetahui hubungan antara motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan; untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan program sekolah sehat sebagai manajer K3 dan motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah Penelitian ini menggunakan metode deskriftif korelasional. Populasinya seluruh adalah siswa di SMAN 1 Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.yang berjumlah 210 orang. Pengambilan sampel menggunakan stratified proporsional random sampling sebanyak 30% sehingga jumlah sampel sebanyak 53 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier dan ganda dengan bantuan program SPSS versi 16. Berdasarkan hasil penelitian, maka ditemukan bahwa terdapat hubungan antara pelaksanaan program sekolah sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah dengan koefisien korelasi sebesar 0,653 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi sebesar 42,7%; terdapat hubungan antara motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah dengan koefisien korelasi sebesar 0,608 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi sebesar 37%, ; terdapat hubungan antara pelaksanaan program sekolah sehat dan motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah

(2)

2

dengan koefisien korelasi sebesar 0,703 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi sebesar 49,4%,.

Kata Kunci : Pelaksanaan program sekolah sehat, motivasi hidup sehat, perilaku siswa memelihara kesehatan lingkungan

PENDAHULUAN

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 bahwa “kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Untuk pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Memelihara kesehatan merupakan hak asasi manusia, maka status kesehatan bangsa Indonesia ini tidak hanya dihasilkan oleh kinerja kementerian kesehatan saja, melainkan merupakan upaya bersama masyarakat dan pemerintah, termasuk kementerian non-kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan dukungan masyarakat dan departemen lain yang perlu terus dikembangkan untuk meluruskan persepsi bahwa upaya kesehatan bukan menjadi tanggung jawab pemerintah, yaitu sektor kesehatan saja, melainkan departemen atau kementerian lain sebagai bagian dari upaya kerja sama sinergis dalam bidang kesehatan. Kesehatan lingkungan harus dipelihara agar mendukung kesehatan keluarga dan setiap orang yang hidup di sekitarnya.

Memelihara kesehatan lingkungan sekolah merupakan kewajiban bersama antara guru, siswa, karyawan, dan semua unsur yang ada di dalamnya. Sekolah merupakan suatu sistem sosial yang mempunyai organisasi yang unik dan pola relasi sosial diantara para anggotanya yang bersifat unik pula. Oleh karena itu, sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.

Selain itu, sekolah sebagai subsistem sosial berfungsi dalam mengintegrasikan sebuah subsistem yang ada didalamnya. Baik penyusunan tujuan dan nilai dari

(3)

3

masyarakat untuk menentukan tujuan sekolah, maupun penggunaan pengetahuan untuk menjalankan tugas sekolah yaitu pengajaran dan pembelajaran sesuai tuntutan keperluan masyarakat sebagai suatu keunikan. Di dalamnya diperlukan pengatahuan tentang pendidikan, pisikologi, komunikasi, bahasa dan lain sebagainya bagi pelaksanaan tugas pembelajaran.

Sebagai suatu organisasi, sekolah selalu memiliki unsur atau komponen yang berfungsi dan saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Komponen-komponen tersebut terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, karyawan, supervisor dan peserta didik. Peranan sekolah sangat strategis dan menentukan kualitas generasi di masa depan. Inti kegiatan sistem persekolahan paling tidak ada dua jalan utama, yaitu: pertama; mendidik murid dalam berbagai program akademik atau keterampilan kognitif dan pengetahuan, kedua; mendidik pelajar dalam pengembangan individu dan keterampilan sosial serta pengetahuan yang diperlukan untuk fungsi pekerjaan dan sosial politik di masyarakat.

Keberadaan sekolah sebagai lembaga formal penyelenggaraan pendidikan memainkan peran strategi dalam keberhasilan sistem pendidikan nasional. Kepala sekolah sebagai manejer dan pemimpin adalah bertanggung jawab dalam menerjemahkan dan melaksanakan kebijakan sekolah. Suatu kebijakan sekolah tentu saja dibuat untuk memajukan sekolah sesuai tuntutan keperluan warga sekolah atau masyarakat luas. Kebijakan sangat penting bagi kehidupan peserta didik dan para guru. Tidak terkecuali peran administrator dan anggota komite sekolah adalah sangat menentukan, terkait dengan suatu kebijakan.

Upaya memelihara kesehatan lingkungan hidup sudah menjadi tugas dan kewajiban kita bersama. Seperti lingkungan tempat tinggal adalah menjadi tugas bagi semua warga yang tinggal dan menetap di sekitar lingkungan tersebut, tidak berbeda juga kesehatan lingkungan sekolah, maka kewajiban menjaga dan mengelola lingkungan hidup di sekolah adalah semua komponen sekolah, yaitu guru atau pendidik, siswa atau peserta didik, karyawan, petugas kesehatan, sehingga pada akhirnya tercipta lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan nyaman.

Berdasarkan hasil pengamatan di SMAN Cigalontang, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum memiliki kesadaran atau kepedulian terhadap memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari: (1) Masih banyak siswa yang membuang sampah sembarangan, (2) Dinding kelas yang masih banyak coretan, (3) Kamar mandi dan toilet siswa yang kotor dan berbau, (4) Masih ada sampah dan debu

(4)

4

di dalam kelas. Hal ini terlihat dari banyaknya para siswa yang membuang sampah secara sembarangan, walaupun guru sudah menegur dan menasehati. Itu semua terjadi akibat kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan tersebut terutama di sekolah. Sebagai warga sekolah tidak mau konsentrasi belajar menjadi terganggu akibat hal tersebut. Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan tindakan yang bersifat mengajak kesadaran siswa, sehingga menjadi disiplin dan taat terhadap aturan pelaksanaan program sekolah sehat.

Perilaku siswa yang kurang baik dalam memelihara kesehatan lingkungan antara lain disebabkan karena kurangnya kesadaran siswa terhadap pelaksanaan program sekolah sehat. Mencermati permasalahan yang muncul, maka sekolah berusaha untuk mewujudkan kesehatan lingkungan adalah program sekolah sehat. Sekolah sehat adalah sekolah yang dimana seluruh masyarakat yang ada di lingkungan sekolah dapat menerapkan pola hidup sehat yang di anjurkan oleh para pihak kesehatan. Program sekolah sehat diarahkan untuk membangun kesehatan siswa baik jasmani maupun rohani, melalui pemahaman, kemampuan dan tingkah laku, sehingga siswa bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk kesehatan mereka secara mandiri.

Upaya mewujudkan disiplin dan ketaatan siswa terhadap aturan pelaksanaan program sekolah sehat, maka sekolah menerapkan tata tertib yang harus dilaksanakan oleh semua warga sekolah. Melalui penerapan tata tertib tersebut diharapkan siswa akan berperilaku yang baik dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah. Contoh tata tertib yang dilaksanakan antara lain:

1. Semua warga sekolah dilarang merokok di lingkungan sekolah 2. Siswa diwajibkan untuk jajan di kantin yang dimiliki sekolah

3. Guru wajib menegur para siswa yang melanggar tata tertib, misalnya membuang sampah sembarangan.

4. Memberi sanksi tersendiri bagi siswa yang melanggar tata tertib terutama tentang kebersihan lingkungan sekolah.

Faktor lain penyebab rendahnya perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan adalah kemauan ataupun motivasi hidup sehat. Apabila motivasi hidup sehat baik atau tinggi maka akan terbentuk perilaku baik dari siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan. Sebaliknya jika motivasi hidup sehat rendah atau kurang maka akan terbentuk perilaku kurang baik pada diri siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan. Menurut W.S. dalam Hamjah (2013: 3) motivasi adalah daya pengerak

(5)

5

dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu.Motivasi dalam kajian ini dikaitkan dengan motivasi hidup sehat. Motivasi hidup sehat adalah suatu dorongan atau usaha pada diri seseorang untuk menciptakan situasi, kondisi serta aktivitas guna mencapai tujuan tertentu yang ditunjukan untuk menciptakan hidup yang sehat. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu diketahui bagaimana hubungan pelaksanaan program sekolah sehat dan motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah di SMAN Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Adakah hubungan pelaksanaan program sekolah sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah?

2. Adakah hubungan motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah?

3. Adakah hubungan pelaksanaan program sekolah sehat dan motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah? Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut

1. Ada hubungan pelaksanaan program sekolah sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah

2. Adak hubungan motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah

3. Ada hubungan pelaksanaan program sekolah sehat dan motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan sekolah METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metoda deskriptif korelasional, sebab penelitian ini berkenaan dengan peristiwa-peristiwa atau fenomena-fenomena yang telah dan sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi objek penelitian masa kini. Hal ini sejalan dengan pendapat Azwar (2003: 7) bahwa:

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi.

(6)

6

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 210 orang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara pengambilan sampel dengan teknik proporsional random

sampling dalam arti semua anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk

diambil menjadi anggota sampel. Dalam penelitian jumlah sampel diambil 25% dari jumlah populasi, artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel ini dipakai dengan tujuan untuk lebih memenuhi keterwakilan sampel yang diambil terhadap populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 53 orang

Jika analisis data menggunakan SPSS maka pedoman pengambilan keputusan untuk uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Persyaratan kedua dalam pengujian persyaratan analisis adalah uji linieritas regresi. Pengujian hipotesis mengunakan rumus korelasi Product momen, uji korelasi ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel atau lebih yang bukan berarti hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat. Sedangkan sifat korelasinya akan menentukan arah korelasinya.

PEMBAHASAN

4.2.1 Pelaksanaan Program Sekolah Sehat

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 53 orang. Diperoleh skor minimum 76 dan skor maksimum 176, rata-ratanya sebesar 125,23 standar deviasi sebesar 24,46.

Gambar 1.1 Histogram Pelaksanaan Program Sekolah Sehat 0

20 40

Rendah Sedang Baik Sangat Baik 15

27

9

2

Pelaksanaan Program Sekolah Sehat

(7)

7 4.2.2 Motivasi Hidup Sehat

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 53 orang. Kemudian hasil dari tes diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan bahwa skor minimum sebesar 44 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 118. Dengan rata-rata (mean) 87,26 dengan standar deviasi 18,14.

Gambar 1.2 Histogram Motivasi Hidup Sehat 4.2.3 Perilaku Siswa dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan

Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 53 orang. Diperoleh skor minimum sebesar 68 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 162. Dengan rata-rata (mean) 116,28 dengan standar deviasi 24,74.

Gambar 1.3 Histogram Perilaku Siswa dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan

0 20 40

Rendah Sedang Baik Sangat Baik

17 21 14

1

Motivasi Hidup Sehat

0 50

Rendah Sedang Baik Sangat Baik

26 18

9

0

Perilaku Siswa Memelihara Kesehatan

(8)

8 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Hubungan Antara Pelaksanaan Program Sekolah Sehat (X1) dengan Perilaku

Siswa dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Y)

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara pelaksanaan program sekolah sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 33,507dan koefisien arah regresi b sebesar 0,661. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 33,507 + 0,661 X1

2. Hubungan Antara Motivasi Hidup Sehat (X2) dengan Perilaku Siswa dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan (Y)

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 43,906 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,829. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 43,906 + 0,829 X2.

3. Hubungan antara Pelaksanaan Program Sekolah Sehat (X1) dan Motivasi Hidup

Sehat (X2) dengan Perilaku Siswa dalam Memelihara Kesehatan

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara pelaksanaan program sekolah sehat dan motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan.

Pengujian hipotesis menggunakan regresi dan korelasi berganda, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + b1X1 + b2X2. Dari hasil

analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 0,450 dan koefisien arah regresi b1 sebesar 0,454 dan arah regresi b2 sebesar

0,017. Bentuk hubungan antara ketiga variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y = 20,159 + 0,450 X1 +0,454 X2.

(9)

9 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Ada hubungan antara pelaksanaan program sekolah sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,653 yang termasuk kategoni keeratan kuat dan memberikan kontribusi (r2) sebesar 0,427, artinya pelaksanaan program sekolah sehat memberikan kontribusi sebesar 42,7% terhadap perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan. Semakin baik pelaksanaan program sekolah sehat, maka akan semakin baik perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan.

2. Ada hubungan antara motivasi hidup sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,608 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi (r2) sebesar 0,370, artinya bahwa motivasi hidup sehat memberikan kontribusi sebesar 37% terhadap perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan. Semakin baik motivasi hidup sehat, maka akan semakin baik perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan 3. Ada hubungan antara pelaksanaan program sekolah sehat dan motivasi hidup

sehat dengan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,703 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi (r2) sebesar 0,494 artinya pelaksanaan program sekolah sehat dan motivasi hidup bersih dan memberikan kontribusi sebesar 49,4 % terhadap perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan. Semakin baik pelaksanaan program sekolah sehat dan motivasi hidup sehat maka semakin baik perilaku siswa dalam memelihara kesehatan lingkungan.

Saran

Berdasarkan pada simpulan di atas, agar persepsi dan motivasi meningkat ysng perlu dilakukan adalah:

1. Dalam upaya meningkatkan perilaku siswa untuk memelihara kesehatan lingkungan akan lebih baik dilakukan kerja sama yang lebih efektif lagi diantara semua unsur terkait, yang bisa memotivasi siswa dalam memelihara kesehatan di lingkungan sekolah.

(10)

10

2. Dengan diternukannya beberapa hasil penelitian ini, dimana program sekolah sehat dan perilaku siswa dalam memelihara kesehatan di lingkungan sekolah masih kurang, maka diharapkan pemerintah mulai mengambil langkah-langkah untuk lebih bisa melaksanakan program sekolah sehat di lingkungan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. (2003). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Gambar 1.1   Histogram   Pelaksanaan Program Sekolah Sehat
Gambar 1.2  Histogram Motivasi Hidup Sehat   4.2.3  Perilaku   Siswa   dalam Memelihara  Kesehatan Lingkungan

Referensi

Dokumen terkait

Pada tabel 4.4 terlihat bahwa nilai probabilita F sebesar 0.000 yang berarti kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan variabel keputusan investasi (asset growth), keputusan pendanaan

Nilai koefisien regresi variabel prakerin sebesar 0,550 dan bernilai positif terhadap variabel kesiapan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan atau

0 Penjualan dan pengiriman adalah Kasir melakukan pengecekan untuk pembelian barang kemudian proses 1 sistem transaksi penjualan akan memproses dengan melihat data

Rokan Hilir 20,000,000 APBD Mei 2012 Juni - Agustus 2012 EK 340 - Pengadaan/Pemasangan instalasi dan meteran listrik Perkantoran Kecamatan Rimba Melintang Penunjukan Langsung 1

Pengetahuan tentang seks bebas pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Kasihan Bantul sebelum penyuluhan sex education yaitu kategori baik 10 (18,5%) responden, kategori cukup 37

Saya adalah mahasiswi Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang sedang melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

Menurut pengalaman anda apakah katekis menggunakan metode yang menarik dalam pelaksanaan pembinaan iman

Adapun penelitian lain yang membahas tentang kajian semiotika pada sebuah karya sastra, berjudul “Kajian Semiotika dalam novel Jentera Bianglala karya Ahmad Tohari” yang