• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. Tanggungjawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) perusahaan adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. Tanggungjawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) perusahaan adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tanggungjawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) perusahaan adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan, (Hendrik Untung, 2007:1). Tanggung jawab sosial secara lebih sederhana dapat dikatakan sebagai timbal balik perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya karena perusahaan telah mengambil keuntungan atas masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dimana dalam proses pengambilan keuntungan tersebut seringkali perusahaan menimbulkan kerusakan lingkungan ataupun dampak sosial lainnya.

Penerapan CSR dalam perusahaan-perusahaan diharapkan selain memiliki komitmen financial kepada pemilik atau pemegang saham (shareholders), tapi juga memiliki komitmen sosial terhadap para pihak lain yang berkepentingan, karena CSR merupakan salah satu bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang.

(2)

Adapun tujuan CSR adalah :

1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara fundamental adalah baik.

2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial diantara organisasi dan masyarakat. Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya akuntabilitas sosial.

3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan tradisional dan tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor.

Untuk itulah pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR) perlu diungkapkan dalam perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada masyarakat, (Rusmanto, 2004 : 83).

B. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Semakin meningkatnya tutntutan masyarakat terhadap kepedulian lingkungan dan sosial, semakin meningkat pula pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan dalam laporan tahunan perusahaaan. Menurut Sofyan Syafri (2004:363), pengungkapan pelaporan CSR perusahaan terkandung pada annual report yang telah dibuat oleh perusahaan tersebut. Perusahaan memiliki kewajiban dalam pengungkapan laporan CSR tersebut khususnya perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur memiliki kontribusi yang cukup besar dalam masalah-masalah polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena perusahaan

(3)

manufaktur adalah perusahaan yang paling banyak berinteraksi dengan masyarakat. Pengungkapan sosial ( social disclosure) sering disebut juga sebagai pengungkapan tanggung jawab sosial, corporate social reporting, dan social accounting. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keselulruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal khususnya pemegang saham.

Secara implisist, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah memberikan suatu aturan mengenai pengungkapan sosial dalam PSAK (No.1 : 9) yang menyatakan bahwa “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khusunya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

Pernayataan PSAK di atas secara tidak langsung menyarankan perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab akan masalah sosial dan lingkungan. Hal ini merupakan bentuk dari kepedulian akuntansi akan masalah-masalah sosial yang merupakan wujud pertanggungjawaban sosial perusahaan.

(4)

1. Pengukuran Pengungkapan Sosial

Pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan dalam laporan tahunan dapat diukur dengan cara menghitung indeks pengungkapan tanggung jawab sosial. Indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur melalui beberapa tahap, yaitu : 1) Melalui checklist terhadap item-item yang berhubungan dengan

kategori pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang tercantum dalam laporan tahunan perusahaan.

2) Menjumlahkan item-item yang telah di checklist

3) Membagi total item yang telah di checklist dengan 78 item. Tahap-tahap tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

PS = 100% 78items x perusahaan oleh n diungkapka yang Item

Checklist pengungkapan tanggung jawab sosial dilakukan dengan menggunakan 78 item pengungkapan.

Pengungkapan kinerja sosial pada laporan tahunan perusahaan seringkali dilakukan secara seukarela oleh perusahaan. Dan alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial secara sukarela, (Henny dan Murtanto, 2001 : 27) antara lain :

a. Internal Decision Making

Alasan ini terbentuk ketika informasi yang dibutuhkan oleh manajemen harus tersedia, sehingga dapat dijadikan sebagai ukuran dalam menentukan afektivitas dari informasi sosial tertentu dalam

(5)

mencapai tujuan sosial perusahaan. Semua data yang tersedia nantinya akan dianalisis dan dibandingkan antara biaya dari pengungkapan dengan manfaat yang diperoleh oleh suatu perusahaan.

b. Product Differentiation

Alasan ini terbentuk ketika manajer dari perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial memiliki insentif untuk membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat, yaitu dengan cara bertanggungjawab dalam mengungkapkan informasi.

c. Enlightened Self Interest

Alasan ini terbentuk ketika perusahaan mulai menyadari bahwa stakeholder memiliki peranan penting dalam mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan melakukan pengungkapan dengan tujuan untuk menjaga keselarasan sosial dengan para stakeholder yang terdiri dari : pemegang saham, kreditur, karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat.

2. Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Menurut Henny dan Murtanto (2001 : 26-27), pengelompokkan teori yang dipergunakan oleh para ahli peneliti untuk menjelaskan kecenderungan pengungkapan sosial ke dalam tiga kelompok :

(6)

a) Decision usefulness study

Teori ini menyatakan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial dilakukan karena informasi tersebut dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan dan ditempatkan pada posisi yang moderately important.

b) Economy theory studies

Teori ini menyebutkan bahwa kecenderungan perusahaan dalam melakukan pengungkapan didasarkan pada agency theory yang menganalogikan manajemen sebagai agen dari suatu principal. Prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain. Namun pengertian user tersebut telah berkembang menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan. Sebagai agen, manajemen akan berupaya mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan public (stakeholders).

c) Social and political theory studies

Teori ini menyebutkan bahwa kecenderungan perusahaan dalam melakukan pengungkapan sosial adalah sebagai reaksi terhadap tekanan-tekanan dari lingkungannya agar perusahaan merasa eksistensinya dan aktivitasnya terlegitimasi.

Selain itu menurut Harahap (2003 : 351-352) ada beberapa paradigma yang menimbulkan kecenderungan perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya :

(7)

a. Kecenderungan Terhadap Kesejahteraan Sosial

Kecenderungan ini didasarkan pada kenyataan bahwa kelangsungan hidup manusia, kesejahteraan masyarakat hanya dapat lahir dari sikap kerjasama antar unit-unit masyarakat itu sendiri, sehingga timbul kesadaran dan kebutuhan pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap lingkungan sosialnya.

b. Kecenderungan Terhadap Kesadaran Lingkungan

Kecenderungan ini didasarkan pada kenyataan bahwa manusia adalah makhluk di antara bermacam-macam makhluk yang mendiami bumi yang saling mempunyai keterkaitan dan sebab akibat serta dibatasi oleh sifat keterbatasan dunia itu sendiri, baik sosial, ekonomi, dan politik. Akibat semakin meningkatnya kesadaran perusahaan terhadap kenyataan tersebut, sehingga timbul kebutuhan tentang perlunya melakukan pertanggungjawaban sosial kepada stakeholder.

c. Perspektif Ekosistem

Kecenderungan ini didasarkan pada perspektif perusahaan yang sadar bahwa kegiatan ekonomi yang dilakukan akan menimbulkan dampak bagi ekosistem yang berada disekitarnya.

(8)

d. Ekonomisasi vs Sosialisasi

Kecenderungan ini didasarkan pada ekonomi yang mengarahkan perhatian hanya kepuasan individual sebagai unit yang selalu mempertimbangkan cost dan benefit tanpa memperhitungkan kepentingan masyarakat. Sebaliknya, sosialis memfokuskan perhatiannya terhadap kepentingan sosial dan selalu memperhatikan efek sosial yang ditimbulkan oleh kegiatannya.

3. Tema Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Tema dalam pengungkapan tanggung jawab sosial beranekaragam dan terdiri dari beberapa macam item pengungkapan. Menurut Ismail Solihin (2009 : 107), Pengungkapan tanggung jawab sosial digolongkan sebagai berikut :

a. Lingkungan

Tema ini berkaitan dengan kepedulian perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya terhadap lingkungan sekitar, contohnya pengelolaan limbah, penggunaan sumber daya alam, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan.

b. Energi

Tema ini berkaitan dengan penggunaan energi dalam proses produksi agar dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Tema ini meliputi pemanfaatan barang bekas untuk memproduksi energi,

(9)

penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang, dan kebijakan energi perusahaan.

c. Karyawan

Tema ini berkaitan dengan keberadaan dan keterlibatan karyawan yang telah memberikan kontribusinya untuk mencapai tujuan perusahaa. Tema ini dibagi menjadi dua, yaitu : (1) kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, yang meliputi : promosi keselamatan dan kesehatan fisik maupun mental tenaga kerja, dan (2) lain-lain tenaga kerja, meliputi : jumlah tenaga kerja, presentasi gaji untuk pension dan statistic perputaran tenaga kerja.

d. Produk

Tema ini berkaitan dengan informasi kualitatif serta riset-riset yang dilakukan dalam pengembangan atas produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Tema ini meliputi : informasi atas mutu produk yang dicerminkan dalam penerimaan penghargaan dan membuat produk lebih aman untuk konsumen.

e. Keterlibatan Masyarakat

Tema ini meliputi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Tema ini meliputi : aktivitas

(10)

yang terkait dengan pemberian kesehatan, pendidikan dan seni kepada masyarakat.

f. Umum

Tema ini berkaitan dengan kebijakan pengungkapan informasi sosial serta informasi-informasi lainnya. Tema ini meliputi tujuan atau kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.

C. Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Aktivitas sosial perusahaan merupakan salah satu komponen yang digunakan dalam laporan tahunan. Belum adanya standar buku yang mengatur tentang pelaporan aktivitas sosial perusahaan menyebabkan adanya keanekaragaman bentuk pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan.

Setiap perusahaan mempunyai kebijakan yang berbeda-beda mengenai pengungkapan sosial yang sesuai dengan karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan dapat digunakan sebagai penunjuk prediktor kualitas pengungkapan. Hal ini dilatarbelakangi oleh sejauh mana perusahaan melakukan pengungkapan sosial akan sangat tergantung pada karakteristik-karakteristik dari perusahaan yang bersangkutan. Menurut Yuliansyah dan Megawati (2007 : 12), hubungan antara karakteristik perusahaan dengan

(11)

pengungkapan sosial akan memberikan gambaran tentang tipe dan jumlah informasi sosial yang disediakan oleh perusahaan.

Mengingat banyaknya karakteristik perusahaan yang dapat mempengaruhi pertanggungjawaban sosial maka, penelitian ini akan melihat apakah size (ukuran) perusahaan, profitabilitas, leverage, dan jumlah dewan komisaris akan berpengaruh atau tidak terhadap pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh perusahaan.

1. Size Perusahaan

Size perusahaan merupakan variable yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalan laporan tahunan yang dibuat. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar disbanding perusahaan kecil. Secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban sosial. Pengungkapan sosial yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis bagi perusahaan. Dengan mengungkapkan kepedulian pada lingkungan melalui pelaporan keuangan, maka perusahaan dalan jangka waktu panjang bisa terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat. Ada dugaan bahwa perusahaan yang kecil akan mengungkapkan lebih rendah kualitasnya dibanding perusahaan besar. Hal ini karena ketiadaan sumber daya dan dana membuat pertanggungjawaban sosialnya.

(12)

Disamping itu, perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang berukuran lebih kecil. Alasan lain adalah perusahaan besar dan memiliki biaya keagenan yang lebih besar tentunya akan mengungkapkan informasi yang lebih luas hal ini adalah dilakukan untuk mengurangi biaya keagenan yang dikeluarkan. Lebih banyak pemegang saham, berarti memerlukan lebih banyak juga pengungkapan,hal ini dikarenakan tuntutan dari para pemegang saham dan para analis pasar modal. Sembiring (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar mungkin akan memeiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan dalam laporan tahunan, yang merupakan media untuk menyebarkan informasi tentang tanggung jawab sosial keuangan perusahaan.

Size = Total Aktiva

2. Profitabilitas

Pengungkapan mengenai pertanggungjawaban sosial perusahaan mencerminkan suatu pendekatan perusahaan dalam melakukan adaptasi dengan lingkungan yang dinamis dan bersifat multidimensi. Hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan profitabilitas perusahaan telah diyakini mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial yang sama dengan gaya manajerial yang dilakukan pihak manajemen unutuk membuat suatu perusahaan

(13)

memperoleh keuntungan (Sembiring,2005). Pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan merupakan cerminan suatu pendekatan manajemen dalam menghadapi lingkungan yang dinamis dan multidimensional serta kemampuan untuk mempertemukan tekanan sosial dengan reaksi kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, keterampilan manajemen perlu dipertimbangkan untuk survive dalam lingkungan perusahaan masa kini.

Profitabilitas merupakan faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Hal ini berarti semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial. Profitabilitas itu sendiri merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari seluruh tingkat aktiva, penjualan, dan modal yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan menggunakan return on assets (ROA). ROA merupakan rasio pengukuran kemampuan perusahaan secara kesuluruhan dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh laba (Darsono & ashari, 2005 : 26):

Laba bersih

ROA = x 100 % Total Aktiva

(14)

3. Leverage

Financial leverage perusahaan yang lebih tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas dari pada perusahaan dengan rasio leverage yang lebih rendah. Pendapat lain mengatakan bahwa semakin tinggi leverage, kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Hal tersebut dilakukan agar mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang. Kontrak utang biasanya berisi tentang ketentuanbahwa perusahaan harus menjaga tingkat leverage tertentu (rasio utang /ekuitas), modal kerja, dan ekuitas pemegang saham. Semakin tinggi tingkat leverage, semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Untuk menghasilkan laba yang tinggi maka manajer harus mengurangi biaya-biaya (termasuk biaya untuk pengungkapan informasi sosial). Adapun rumus DER menurut Darsono dan Ashari (2005 : 26 ) adalah:

Total kewajiban

DER = x 100% Total Ekuitas

4. Jumlah Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen

(15)

puncak. Komposisi individu yang bekerja sebagai anggota dewan komisaris merupakan hal penting dalam memonitor aktivitas manajemen secara efektif. Dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan akan dipandang lebih baik, karena pihak dari luar akan menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan perusahaan dengan lebih obyektif dibanding perusahaan yang memiliki susunan dewan komisaris yang hanya berasal dari dalam perusahaan. Dewan komisaris terdiri dari inside dan outside director yang akan memiliki akses informasi khusus yang berharga dan sangat membantu dewan komisaris serta menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan pengendalian. Sedangkan fungsi dewan komisaris adalah mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi) dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan. Menurut Beassley (2001 : 545), ada tiga karakteristik penting dewan komisaris yang mendukung aktivitas manajemen. Karakteristik tersebut antara lain : (1) komposisi, (2) pemisahan antara pimpinan dewan komisaris dengan Chief Executive Officer (CEO), dan (3) ukuran dewan komisaris. Item dan kualitas informasi yang diungkapkan dalam laporan yang disiapkan manajemen dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan. Manajemen memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi yang menguntungkan dan “menyembunyikan” informasi yag tidak menguntungkan. Informasi yang menguntungkan akan diungkap

(16)

seluas-luasnya, sedangkan informasi yang tidak menguntungkan kelihatannya tidak diungkap dan sebagai hasilnya, para pemegang saham tidak akan mengetahui secara khusus informasi yang disembunyikan. Untuk mengatasi hal tersebut, pemegang saham mendelegasikan wewenang mereka dalam memonitor aktivitas manajemen kepada dewan komisaris. Penelitian berkaitan dewan komisaris di Indonesia yang dilakukan Arifin (2002), dia menemukan bahwa komposisi dewan komisaris yang diukur dengan rasio out side directors terhadap jumlah dewan komisaris mempunyai pengaruh yang signifikan (positif) terhadap pengungkapan sukarela. Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan bagian dari pengungkapan sukarela di Indonesia, hal ini dikarenakan belum adanya aturan yang mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan berkaitan dengan jumlah dewan komisaris. Semakin besar anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan memonitoring, sehingga yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen akan semakin besar untuk mengungkapkannya.

D. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pengungkapan sosial perusahaan dapat diartikan sebagai suatu proses pengkomunikasian dampak-dampak sosial dan lingkungan dari keseluruhan

(17)

aktivitas perusahaan dalam sebuah laporan kepada pihak-pihak tertentu dan masyarakat pada umumnya. Banyak sedikitnya informasi sosial yang diungkapkan oleh suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain besaran perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, dan profil perusahaan.

Size suatu perusahaan dapat dilihat dari nilai penjualan, modal, ataupun total aktiva. Semakin besar aktiva, modal yang ditanam, serta nilai penjualan suatu perusahaan, maka semakin banyak pula aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, hal ini turut membuat nama perusahaan dikenal dalam masyarakat. Perusahaan yang melakukan aktivitas lebih banyak, akan menimbulkan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan. Size atau ukuran perusahaan sabagai rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun, ukuran perusahaan merupakan karakteristik suatu perusahaan dalam hubungannya dengan struktur perusahaan, (Brigham dan Housten 2001 : 119).

Profitabilitas adalah keuntungan yang mampu dicapai oleh suatu perusahaan pada saat menjalankan aktivitas bisnis. Profitabilitas yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang tinggi. Laba yang mampu dicapai oleh suatu perusahaan berasal dari pemanfaatan sumber daya perusahaan yang efektif dan efisien. Perusahaan dengan profit yang tinggi, mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci. Jadi semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka

(18)

semakin tinggi indeks kelengkapan pengungkapannya, (Almalia dan Retrinasari : 2007).

Leverage suatu perusahaan akan berpengaruh negatif dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan karena semakin tinggi tingkat leverage, semakin besar kemungkinan perusahaan untuk melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi (Belkaoui & Karpik, 1989, dalam Anggraini,2006). Supaya laba yang dilaporkan tinggi maka manager harus mengurangi biaya-biaya (termasuk biaya untuk mengungkapkan informasi sosial).

Berkaitan dengan jumlah dewan komisaris, semakin besar jumlah anggota dewan komisaris yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka kegiatan monitoring terhadap kinerja manajemen juga akan semakin kritis dan efektif. Manajemen akan lebih dituntut untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial yang telah mereka lakukan, (Indra Suryo dan Ivan Yustiavandana 2008 : 137).

(19)

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) telah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain :

1. Eddy Rismanda Sembiring (2005) yang melakukan penelitian berjudul “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar karakteristik suatu perusahaan mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian tersebut menggunakan variabel size, profitabilitas, profil, jumlah dewan komisaris dan leverage sebagai karakteristik perusahaan.

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa size perusahaan, profil dan jumlah dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Sedangkan profitabilitas menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ini berarti besar kecilnya profitabilitas tidak akan mempengaruhi tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil serupa juga didapat oleh rasio leverage yang dihasilkan dengan membandingkan antara rasio hutang terhadap modal. Dalam penelitian ini, leverage menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadapa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

(20)

2. Yuningsih (2004) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Praktek Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan Publik”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh karakteristik perusahaan terhadap praktek pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Hasil yang didapat adalah jumlah perusahaan, ROA, industry dan umur perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap praktek pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan.

3. Luciana Spica Almilia dan Ika Retrinasari (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan dalam Laporan Tahunan Manufaktur yang terdaftar di BEJ”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar karakteristik suatu perusahaan mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian tersebut menggunakan rasio likuiditas, leverage, rasio net profit margin, besar perusahaan, status perusahaan. Hasil yang didapat adalah rasio likuiditas, leverage, besar perusahaan dan status perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan wajib. Tidak ada variabel yang berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela. Rasio likuiditas, besar perusahaan, dan status perusahaan berpengaruh terhadap luas kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela.

4. Fr. Reni Retno Anggraini (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi

(21)

Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara jumlah prosentase kepemilikan manajemen, ukuran perusahaan, dan profitabilitas dengan kebijakan pengungkapan informasi sosial. Sedangkan pengaruh negative terjadi antara tingkat leverage dengan pengungkapan informasi sosial.

Referensi

Dokumen terkait

KAST adalah suatu program kemitraan yang melibatkan usaha besar dan usaha menengah (inti), usaha kecil (petani plasma) dengan melibatkan bank syairah sebagai pemberi dana

Struktur Modal tidak dapat digunakan sebagai variabel Moderasi untuk menjelaskan hubungan dengan Harga Saham, hal ini ditunjukkan oleh nilai t-hitung sebesar 0.212 dengan

Dari perancangan dengan obstacle dan menggunakan metode perhitungan kedua, didapat sebuah Radio Link System yang dapat bekerja dengan baik, hal ini dapat dilihat dari layout

Dari total 25 sampel diantaranya 21 sampel feses kelelawar, 3 sampel feses sapi, dan 1 sampel buah yang tergigit kelelawar menunjukkan hasil yang negatif hasil deteksi

Berdasarkan dari pernyataan diatas, penulis dapat simpulkan bahwa dilihat dari sisi pelaku akad jual beli, transaksi jual beli kain tenun secara online yang dilakukan

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahamat dan hidyah-Nya yang senantiasa dilimpahakan kepada penulis, sehingga bisa menyelasaikan skripsi

• Sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan

Kenyataan yang ada antara rencana dengan keadaan lapangan menyatakan bahwa hingga saat ini para pengguna jasa pelayanan SPEEDY belum berkembang lebih luas dari target yang