• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN GEDUNG MALL 5 LANTAI (+ 1 BASEMENT ) DI SURAKARTA DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN GEDUNG MALL 5 LANTAI (+ 1 BASEMENT ) DI SURAKARTA DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERENCANAAN GEDUNG MALL

5 LANTAI (+ 1 BASEMENT ) DI SURAKARTA

DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN

MENENGAH (SRPMM)

Tugas Akhir

untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

diajukan oleh :

MOHAMMAD AVIF NOVA SOFIANTO NIM : D100 130 017

kepada:

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

(2)

ii

Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

Surakarta, Dekan Fakultas Teknik

Ir. Sri Sunarjono,M.T.,Ph.D. NIK : 733

Ketua Progdi Teknik Sipil

Mochamad Solikin,S.T.,M.T.,Ph.D NIK :792

HALAMAN PENGESAHAN

PERENCANAAN GEDUNG MALL 5 LANTAI (+ 1 BASEMENT ) DI SURAKARTA DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN

MENENGAH (SRPMM)

Tugas Akhir

Diajukan dan dipertahankan pada Ujian Pendadaran Tugas Akhir di hadapan Dewan Penguji

Pada tanggal Oleh :

MOHAMMAD AVIF NOVA SOFIANTO NIM : D100 130 017

Susunan Dewan Penguji Pembimbing

Budi Setiawan,. ST.,MT NIK : 785

Anggota I Dewan Penguji

Ir. Ali Asroni., M.T NIP : 484

Anggota II Dewan Penguji

Yenny Nur Chasanah., ST.,M.T NIP : 921

(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Mohammad Avif Nova Sofianto NIM : D 100 130 017

Fakultas/Jurusan : Teknik / Teknik Sipil

Judul : Perencanaan Struktur Gedung Mall 5 Lantai (+1 Basement) di Surakarta dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM).

` Menyatakan bahwa tugas akhir/skripsi yang saya buat dan serahkan ini, merupakan hasil karya sendiri , kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan dari mana sumbernya. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang telah dibuat.

Surakarta, --- Yang menyatakan,

(4)

iv MOTTO

Komputasi termutakhir pun belum bisa menggantikan Engineering Judgement seorang Experienced Engineer.

(Professor Wilson)

Jika kita tidak bisa menjelaskan hal yang kompleks secara sederhana itu artinya pemahaman kita belum mendalam.

(Dr. A. Einstein)

Kesempurnaan bukan tercipta lewat sebuah kemudahan, namun lahir dari jalan panjang, jauh dan juga terjal.

(Mikhail Karasov)

Selesaikanlah masalah atau terus hidup dalam permasalahan dan jawablah persoalan, bukannya mempersoalkan sebuah jawaban.

(Mikhail Karasov)

What we do in live will echoing to the eternity (Mikhail Karasov)

Life but nothing or die for something (Fyodor Dtoryetsky)

(5)

v

PERSEMBAHAN

 Untuk orang tuaku, Ibu Eny Sofiati dan Bapak Soetrisno yang senantiasa mendoa’kan, memberikan semangat dan mencurahkan kasih sayangnya sampai terselesaikannya Tugas Akhir ini dan sampai kapanpun. Semoga kami dijadikan anak yang berguna bagi nusa dan bangsa.

 Adik-adikku Yusuf Alwi dan Ramadhani.

 Seluruh Dosen teknik sipil UMS yang telah mengajarkan ilmunya berdasarkan keahlian pada bidang masing-masing.

 Seluruh rekan-rekan kontrakan CUBE.

 Teknik Sipil UMS angkatan 2013, adik dan kakak tingkat Teknik Sipil UMS yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Semoga tetap solid.

(6)

vi PRAKATA

Assalamu’alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wataa’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga dapat terselesaikannya penyusunan Tugas Akhir ini yang berjudul “PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG MALL 5 LANTAI (+1

BASEMENT) DI SURAKARTA DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL

MOMEN MENENGAH (SRPMM)”. Tugas Akhir ini disusun guna melengkapi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S-1 pada Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Bersama dengan selesainya Tugas Akhir ini penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1). Bapak Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta .

2). Bapak Mochamad Solikin, S.T., M.T., Ph.D., selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3). Bapak Budi Setiawan, S.T., M.T., selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan dorongan, arahan serta bimbingan yang sangat bermanfaat bagi Penulis.

4). Bapak Ir. Ali Asroni M.T., dan Ibu Yenny Nur Chasannah S.T., M.T., selaku Anggota Dewan Penguji, yang telah memberikan dorongan, arahan serta bimbingan yang juga sangat bermanfaat bagi Penulis.

5). Bapak Ir. Achmad Karim, M.T., selaku Pembimbing Akademik.

6). Bapak dan Ibu dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan. 7). Bapak, ibu, dan keluarga tercinta yang selalu memberikan do’a dan dukungan

baik material maupun spiritual.

(7)

vii

9). Semua pihak– pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penyusun, senantiasa mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wataa’ala. Aamiin.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu segala koreksi dan saran yang bersifat membangun Penyusun harapkan guna penyempurnaan Tugas Akhir ini. Besar harapan Penyusun semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi Penyusun dan Pembaca. Wassalamu’alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Surakarta, 2020

(8)

viii DAFTAR ISI

halaman HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PENGESAHAN ... SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ILMIAH ... MOTTO ... PERSEMBAHAN ... PRAKATA ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ... DAFTAR NOTASI ... ABSTRAK ... BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah ... 1 C. Tujuan Perencanaan... 2 D. Manfaat Perencanaan ... 2 E. Batasan Masalah ... 2

F. Keaslian Tugas Akhir ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Konsep Perancangan Struktur Gedung Tahan Gempa ... 5

1. Daktilitas ... 5

2. Sistem rangka pemikul momen ... 5

3. Sendi plastis ... 5

B. Pembebanan Struktur... 6

1. Kekuatan komponen struktur ... 6

2. Kombinasi beban metode ultimit ... 7

(9)

ix

C. Beban Gempa ... 8

1. Parameter percepatan batuan dasar ... 8

2. Kelas situs tanah ... 8

3. Perioda alami fundamental pendekatan ... 9

4. Kontrol perioda fundamental struktur ... 10

5. Beban geser dasar statis ekuivalen akibat gempa (V) ... 10

6. Berat total seismik efektif struktur (Wt) ... 10

7. Koefisien modifikasi respons (R) ... 11

8. Faktor keutamaan bangunan (Ie) ... 11

9. Jumlah ragam ... 13

10. Parameter respons terkombinasi ... 13

11. Syarat gaya geser dasar ... 14

BAB III LANDASAN TEORI ... 15

A. Perencanaan Atap Rangka Baja (LRFD SNI 03-1729-2002)... 15

1. Perencanaan gording ... 15

2. Perencanaan kuda-kuda ... 16

3. Perencanaan sambungan (las) ... 17

B. Perencanaan Struktur Pelat dan Tangga ... 18

1. Perancangan pelat beton bertulang ... 18

2. Perancangan tangga beton bertulang ... 19

C. Perancangan Balok ... 21

1. Perhitungan tulangan longitudinal balok ... 21

2. Perhitungan tulangan geser balok ... 21

3. Torsi balok ... 21

D. Perancangan Kolom ... 25

1. Perhitungan tulangan longitudinal kolom ... 25

2. Perhitungan tulangan geser kolom ... 26

E. Perancangan Fondasi dan Sloof ... 27

1. Perencanaan fondasi tiang pancang ... 27

1a). Perhitungan daya dukung tiang pancang ... 27

(10)

x

1c). Metode pengangkatan tiang ... 29

2. Perencanaan poer fondasi ... 33

2a). Tinjauan geser 1 arah ... 33

2b). Tinjauan geser 2 arah ... 34

2c). Penulangan poer fondasi... 35

3. Perencanaan balok sloof ... 36

BAB IV METODE PERENCANAAN ... 37

A. Data Perencanaan ... 37

B. Alat Bantu Perencanaan ... 38

C. Peraturan yang Digunakan ... 38

D. Tahapan Perencanaan ... 39

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR ATAP ... 41

A. Rencana Atap... 41

B. Perhitungan Panjang Batang Kuda-Kuda Utama ... 42

C. Perencanaan Gording ... 43

1. Data-data perencanaan ... 43

2. Analisa pembebanan ... 45

3. Kontrol kekuatan dan keamanan gording ... 48

4. Perencanaan sagrod ... 51

D. Perencanana Kuda-Kuda ... 52

1. Data-data perencanaan ... 52

2. Analisa pembebanan ... 52

3. Analisa mekanika ... 61

4. Perencanaan profil batang kuda-kuda ... 70

E. Perencanaan Sambungan ... 79

1. Alat sambung las ... 79

BAB VI PERENCANAAN PLAT, TANGGA, DINDING DAN BALOK ANAK ... 80

A. Perencanaan Plat Atap ... 80

1. Denah plat atap ... 80

(11)

xi

3. Analisis pembenan plat atap ... 81

4. Perhitungan momen plat atap ... 81

5. Penulangan plat atap A1 ... 83

B. Perencanaan Plat Lantai ... 91

1. Denah plat lantai ... 91

2. Data-data perencanaan ... 94

3. Analisis pembebanan plat lantai ... 95

4. Perhitungan momen plat lantai ... 95

5. Penulangan plat lantai B1 ... 97

C. Perencanaan Plat Lantai Basement ... 107

1. Perencanaan plat lantai basement ... 107

2. Data-data perencanaan ... 107

3. Analisis pembebanan ... 108

4. Perhitungan momen plat lantai basement ... 108

5. Perhitungan penulangan plat lantai basement ... 110

D. Perencanaan Tangga ... 111

1. Perhitungan anak tangga ... 111

2. Data-data perencanaan ... 112

3. Analisis pembebanan ... 113

4. Anlisa mekanika (momen pada tangga ) ... 113

5. Perhitungan tulangan tangga ... 114

E. Perencanaan Dinding Penahan (Kantilever) ... 123

1. Konstruksi dinding penahan ... 123

2. Data-data perencanaan ... 124

3. Analisis stabilitas dinding penahan ... 124

4. Perhitungan tulangan dinding penahan ... 127

F. Perencanaan Balok Anak ... 134

1. Tulangan longitudinal balok ... 134

2. Tulangan geser balok ... 135

3. Tulangan torsi balok ... 138

(12)

xii

BAB VII ANALISIS BEBAN PADA STRUKTUR ... 143

A. Beban Gravitasi pada Struktur Gedung ... 143

1. Data umum ... 143

2. Perhitungan beban mati dan beban hidup pada struktur ... 147

3. Validasi beban mati dan beban hidup pada struktur ... 153

B. Pembebanan Gempa SNI 1726-2012 ... 154

1. Klasifikasi situs tanah ... 154

2. Respons spektrum desain melalui situ PU ... 155

3. Faktor keutamaan bangunan dan kategori desain seismik .. 157

4. Perhitungan koefisien beban gempa ... 157

5. Analisis gempa Equialent Lateral Force (ELF) ... 157

6. Analisis gempa dengan metode respon spektrum ... 161

C. Analisis Mekanika Struktur ... 167

1. Hasil analisa mekanika ... 168

2. Validasi hasil output software SAP 2000 ... 168

BAB VIII PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA ... 172

A. Kombinasi Pembebanan ... 172

1. Kombinasi beban pada balok ... 172

2. Kombinasi beban pada kolom ... 173

B. Kontrol Kecukupan Dimensi Struktur ... 174

1. Kecukupan dimensi balok ... 174

1a). Efisiensi dimensi dan kontrol tulangan lentur ... 174

1b). Kontrol tulangan torsi ... 176

2. Kecukupan dimensi kolom ... 176

2a). Pembuatan diagram desain kolom (600/600) ... 176

2b). Efisiensi dimensi kolom ... 181

3. Dimensi akhir struktur ... 184

4. Simpangan antar lantai struktur ... 184

C. Perencanaan Struktur Portal dengan SRPMM ... 186

1. Perencanaan balok SRPMM ... 186

(13)

xiii

1b). Momen desain balok ... 189

1c). Panjang penyaluran tulangan ... 191

1d). Selimut momen balok ... 192

1e). Tulangan geser balok ... 193

1f). Tulangan torsi balok ... 196

2. Perencanaan kolom SRPMM ... 197

2a). Perhitungan tulangan longitudinal kolom K_205 akibat gaya portal sumbu X ... 197

2b). Perhitungan tulangan longitudinal kolom K_205 akibat gaya portal sumbu Y ... 201

2c). Perhitungan tulangan geser kolom ... 202

2d). Kuat desain kolom biaksial ... 205

BAB IX PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH ... 215

A. Perencanaan tiang pancang ... 215

1. Spesifikasi tiang pancang ... 215

2. Daya dukung izin ... 216

3. Keamanan pengangkatan tiang ... 217

4. Perhitungan jumlah tiang ... 219

5. Efisiensi kelompok tiang ... 220

6. Beban maksimum masing-masing tiang ... 221

B. Perencanaan Poer ... 222

1. Kontrol tegangan geser 1 arah ... 222

2. Kontrol tegangan geser 2 arah ... 223

3. Penulangan poer ... 224

C. Perencanaan Sloof ... 227

1. Pembebanan sloof ... 227

2. Analisa mekanika sloof ... 228

3. Penulangan sloof ... 229

3a). Penulangan longitudinal sloof ... 230

(14)

xiv

BAB X KESIMPULAN DAN SARAN ... 236

A. Kesimpulan ... 236

B. Saran ... 237

DAFTAR PUSTAKA ... 239 LAMPIRAN

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Pemasangan sendi plastis ... 6

Gambar III.1. Skema perencanaan kuda-kuda baja ... 18

Gambar III.2. Ukuran anak tangga (T dan I) ... 19

Gambar III.3. Skema perhitungan tulangan plat ... 20

Gambar III.4. Skema perhitungan tulangan longitudinal balok SRPMM .. 22

Gambar III.5. Skema perhitungan tulangan geser balok SRPMM ... 23

Gambar III.6. Skema perhitungan tulangan torsi balok ... 23

Gambar III.7. Penentuan rasio tulangan (ρt) dengan membuat diagram desain kolom tanpa satuan ... 25

Gambar III.8. Skema perhitungan tulangan geser kolom SRPMM ... 26

Gambar III.9. Skema perhitungan kebutuhan tiang ... 28

Gambar III.10. Momen dan gaya geser tiang pengangkatan satu titik ... 29

Gambar III.11. Momen dan gaya geser tiang pengangkatan dua titik ... 30

Gambar III.12. Skema perhitungan tulangan longitudinal tiang pancang .... 31

Gambar III.13. Skema perhitungan tulangan geser tiang pancang ... 32

Gambar III.14. Tegangan geser 1 arah ... 33

Gambar III.15. Tegangan geser 2 arah ... 34

Gambar III.16. Skema perhitungan tegangan geser pada poer fondasi ... 35

Gambar III.17. Skema perhitungan penulangan poer ... 36

Gambar VI.1. Flow chart langkah-langkah perencanaan ... 40

Gambar V.1. Denah rencana atap ... 41

Gambar V.2. Bentuk kuda-kuda utama. ... 42

Gambar V.3. Penampang baja profil kanal C100 x 50 x 20 x 3,2 ... 44

Gambar V.4. Pembebanan akibat beban mati ... 53

Gambar V.5. Pembebanan akibat beban hidup ... 57

Gambar V.6. Pembebanan akibat beban angin kanan ... 59

Gambar V.7. Pembebanan akibat beban angin kiri ... 70

Gambar VI.1. Denah plat atap ... 80

Gambar VI.2. Penulangan plat atap A1 ... 91

(16)

xvi

Gambar VI.4. Denah plat lantai 2 ... 92

Gambar VI.5. Denah plat lantai 3 ... 93

Gambar VI.6. Denah plat lantai 4 ... 93

Gambar VI.7. Denah plat lantai 5 ... 94

Gambar VI.8. Penulangan plat lantai B1 ... 104

Gambar VI.9. Denah plat lantai basement ... 107

Gambar VI.10. Penulangan lantai basement C1 ... 111

Gambar VI.11. Denah dan sketsa konstruksi tangga. ... 112

Gambar VI.12. Beban dan momen pada tangga ... 114

Gambar VI.13. Penulangan tangga dan bordes ... 122

Gambar VI.14. Sketsa dinding penahan kantilever ... 123

Gambar VI.15. Gaya-gaya yang bekerja pada dinding penahan ... 125

Gambar VI.16. Penulangan dinding penahan kantilever ... 133

Gambar VI.17. Diagram gaya geser balok A_10 ... 136

Gambar VI.18. Penulangan dan selimut momen balok A_10 ... 142

Gambar VII.1. Model 3D struktur pada software SAP 2000. ... 143

Gambar VII.2. Spesifikasi teknis Hyundai LUXEN Elevator 1S-CO ... 146

Gambar VII.3. Spesifikasi teknis Hyundai S-1000 (35o) Escalators ... 146

Gambar VII.4. Pemilihan wilayah dan koordinat pada situs PU ... 156

Gambar VII.5. Diagram respons spektrum dari aplikasi PU ... 156

Gambar VII.6. Output waktu getar eksak struktur pada SAP2000 ... 158

Gambar VII.7. IBC 2012 Seismic Load pattern pada SAP2000 v.15 ... 160

Gambar VII.8. Table output Base Reactions SAP2000 ... 160

Gambar VII.9. Response Spectrum IBC 2012 Function SAP2000 ... 161

Gambar VII.10. Modal Case SAP2000 ... 162

Gambar VII.11. Load Case gempa respon spektrum arah X SAP2000 ... 163

Gambar VII.12. Table output Modal Period and Frequencies SAP2000 ... 164

Gambar VII.13. Table output Modal Participating Mass Ratios SAP2000 ... 165

Gambar VII.14. Base Reactions SAP2000 gempa statik dan gempa dinamik 166 Gambar VII.15. Base Reactions SAP2000 gempa statik dan gempa dinamik setelah dimodifikasi faktor koreksi ... 167

(17)

xvii

Gambar VIII.1. Diagram interaksi kolom 600/600 tanpa satuan dengan

mutu bahan f’c = 25 MPa dan fy = 350 MPa ... 181

Gambar VIII.3. Plot nilai Q dan R kolom K_205 pada setiap beban kombinasi ... 183

Gambar VIII.4. Selimut momen balok B_299 ... 193

Gambar VIII.5. Diagram gaya geser balok B_299 ... 193

Gambar VIII.6. Penulangan balok B_299 ... 196

Gambar VIII.7. Plot nilai Qd dan Rd kolom K_205 dari beberapa kombinasi beban akibat gaya portal sumbu X ... 200

Gambar VIII.8. Plot nilai Qd dan Rd kolom K_205 dari beberapa kombinasi beban akibat gaya portal sumbu Y ... 201

Gambar VIII.9. Penulangan kolom K_205 ... 205

Gambar VIII.10. Diagram interaksi kuat desain kolom K_205 arah Sumbu X ... 211

Gambar VIII.11. Diagram interaksi kuat desain kolom K_205 arah Sumbu Y ... 211

Gambar VIII.12. Plot Nilai Pux kolom K_205 ujung atas pada kombinasi beban IV (1,2.D+L+E(-)) pada diagram M-N arah sumbu X ... 212

Gambar VIII.13. Plot Nilai Pux kolom K_205 ujung atas pada kombinasi beban IV (1,2.D+L+E(-)) pada diagram M-N arah sumbu Y ... 213

Gambar IX.1. Spesifikasi tiang pancang WIKA BETON ... 215

Gambar IX.2. Macam metode pengangkatan tiang pancang ... 217

Gambar IX.3. Penempatan tiang pancang kolom K_205 ... 220

Gambar IX.4. Tegangan geser 1 arah ... 222

Gambar IX.5. Tegangan geser 2 arah ... 223

Gambar IX.6. Penulangan pondasi tiang pancang pada kolom K_205 ... 227

Gambar IX.7. Momen sloof C_07 pada saat musim kemarau ... 228

Gambar IX.8. Momen sloof C_07 pada saat musim hujan ... 229

Gambar IX.9. Penulangan longitudinal sloof C_07 ujung kiri ... 232

Gambar IX.10. Gaya geser sloof C_07 (kombinasi beban I = 1,4D) ... 233

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Klasifikasi situs tanah ... 9

Tabel II.2. Faktor keutamaan bangunan (Ie) untuk gedung dan non gedung ... 12

Tabel V.1. Panjang batang penyusun kuda-kuda utama ... 43

Tabel V.2. Momen kombinasi perencanaan gording ... 48

Tabel V.3. Panjang masing-masing batang kuda-kuda baja ... 53

Tabel V.4. Beban mati pada kuda-kuda baja ... 56

Tabel V.5. Hasil perhitungan gaya batang kuda-kuda baja ... 62

Tabel V.6. Validasi hasil hitungan gaya batang kuda-kuda baja ... 69

Tabel V.7. Kombinasi pembebanan kuda-kuda ... 70

Tabel V.8. Perencanaan dimensi batang kuda-kuda ... 78

Tabel VI.1. Hasil perhitungan momen plat atap ... 82

Tabel VI.2. Tulangan dan momen desain plat atap ... 90

Tabel VI.3. Hasil perhitungan momen plat lantai ... 95

Tabel VI.4. Tulangan dan momen desain plat lantai ... 105

Tabel VI.5. Hasil perhitungan momen plat lantai basement ... 108

Tabel VI.6. Penulangan dan momen desain plat lantai basement ... 110

Tabel VI.7. Momen pada konstruksi tangga ... 114

Tabel VI.8. Tulangan dan momen desain konstruksi tangga ... 123

Tabel VI.9. Perhitungan gaya vertikal dan momen ... 125

Tabel VI.10. Perhitungan gaya horizontal dan momen ... 126

Tabel VI.11. Kombinasi momen balok A_10 ... 134

Tabel VI.12. Kombinasi gaya geser balok A_10 ... 135

Tabel VI.13. Kombinasi momen torsi balok A_10 ... 138

Tabel VI.14. Penulangan dan momen desain balok A_10 ... 141

Tabel VII.1. Beban mati dan beban hidup struktur pada tiap lantai ... 153

Tabel VII.2. Hasil hitungan beban dengan SAP2000 dan manual ... 153

Tabel VII.3. Perhitungan N-SPT Bore log BH-1 ... 154

(19)

xix

Tabel VII.5.a. Gaya geser gempa statik arah X ... 169

Tabel VII.5.b. Gaya geser gempa statik arah Y ... 169

Tabel VII.6.a. Momen akibat gempa X pada kolom lantai 5 di tiap as ... 169

Tabel VII.6.b. Momen akibat gempa Y pada kolom lantai 5 di tiap as ... 170

Tabel VIII.1. Hasil hitungan Q dan R dengan  sebesar 1%, 2%, 3%, dan 4% dengan fc’ = 25 MPa, fy = 350 MPa ... 180

Tabel VIII.2. Beban kombinasi pada kolom K_205 ... 181

Tabel VIII.3. Nilai Q dan R kolom K_205 akibat beban kombinasi ... 182

Tabel VIII.4. Dimensi balok yang efisien pada tiap as bangunan ... 184

Tabel VIII.5. Dimensi kolom yang efisien... 184

Tabel VIII.6. Kontrol story drift di setiap lantai pada portal sumbu X (as-5) ... 185

Tabel VIII.7. Kontrol story drift di setiap lantai pada portal sumbu Y (as-D) ... 185

Tabel VIII.8. Kombinasi momen balok B_299 ... 186

Tabel VIII.9. Momen perlu pada balok B_299 ... 186

Tabel VIII.10. Penulangan dan momen desain balok B_299... 192

Tabel VIII.11. Kombinasi gaya geser balok B_299 ... 193

Tabel VIII.12. Penentuan rasio tulangan (ρ) kolom K_205 akibat gaya portal sumbu X berdasarkan beberapa kombinasi beban ... 199

Tabel VIII.13. Penentuan rasio tulangan (ρ) kolom K_205 akibat gaya portal sumbu Y berdasarkan beberapa kombinasi beban ... 201

Tabel VIII.14. Kombinasi gaya geser kolom K_205 di sendi plastis ... 202

Tabel VIII.15. Kombinasi gaya geser kolom K_205 diluar sendi plastis ... 203

Tabel VIII.16. Nilai kuat desain kolom K_205 arah Sumbu X ... 210

Tabel VIII.17. Kontrol kemampuan kolom K_205 ujung atas ... 214

(20)

xx

Tabel IX.1. Daya dukung tiang pancang berdasarkan N-SPT (BH-1) ... 217

Tabel IX.2. Kombinasi pembebanan momen sloof C_07... 229

Tabel IX.3. Kombinasi pembebanan gaya geser sloof C_07... 229

Tabel IX.4. Momen perlu pada sloof C_07 ... 230

(21)

xxi

DAFTAR NOTASI

Acp = luasan yang dibatasi oleh tepi luar penampang (termasuk rongga), mm2. A0 = luasan yang dibatasi oleh garis pusat (centerline) dinding pipa, mm2. A0h = luasanyang dibatasi garis begel terluar, mm2.

As = luas tulangan tarik pada struktur, mm2. A’s = luas tulangan tekan, mm2.

Asb = luas tulangan bagi (pada pelat), mm2.

Ast = As + A’s = luas total tulangan longitudinal (pada balok), mm2. As,b = luas tulangan tarik pada kondisi seimbang (balance), mm2. As,maks = batas maksimal luas tulangan tarik pada beton bertulang, mm2. As,min = batas minimal luas tulangan tarik pada beton bertulang, mm2. As,u = luas tulangan yang diperlukan, mm2.

Av,u = luas tulangan geser/begel yang diperlukan, mm2.

a = tinggi blok tegangan tekan beton persegi ekuivalen, mm.

ab = tinggi blok tegangan tekan beton persegi ekuivalen kondisi balance, mm. b = ukuran lebar penampang struktur, mm.

C = koefisien bebab gempa, bergantung pada situs tanah tempat struktur dibangun dan perioda fundamental struktur.

Cd = faktor amplifikasi defleksi

Cu = koefisien batas atas untuk perioda yang dihitung bergantung pada SD1 Cc = gaya tekan beton, kN.

Ci = koefisien momen pelat pada arah sumbu-i.

Clx = koefisien momen lapangan pelat pada arah sumbu-x (bentang pendek). Cly = koefisien momen lapangan pelat pada arah sumbu-y (bentang panjang). Ctx = koefisien momen tumpuan pelat pada arah sumbu-x (bentang pendek). Cty = koefisien momen tumpuan pelat pada arah sumbu-y (bentang panjang). Cs = koefisien respon seismik.

D = beban mati (dead load), N, N/mm, atau Nmm. = lambang batang tulangan deform (tulangan ulir).

(22)

xxii db = diameter batang tulangan, mm.

dd = jarak antara pusat berat tulangan tarik pada baris paling dalam dan tepi serat beton tekan, mm.

d’d = jarak antara pusat berat tulangan tekan pada baris paling dalam dan tepi serat beton tekan, mm.

ds = jarak antara pusat berat tulangan tarik dan tepi serat beton tarik, mm. ds1 = jarak antara pusat berat tulangan tarik baris pertama dan tepi serat beton

tarik, mm.

ds2 = jarak antara pusat berat tulangan tarik baris pertama dan baris kedua, mm. d’s = jarak antara pusat berat tulangan tekan dan tepi serat beton tekan, mm. E = beban yang diakibatkan oleh gempa (eartquake load), N atau Nmm. Ec = modulus elastisitas beton, MPa.

Es = modulus elastisitas baja tulangan, MPa. fct = kuat tarik beton, MPa.

f’c = kuat tekan beton dan mutu beton yang disyaratkan pada beton umur 28 hari, MPa.

Fa = koefisien situs untuk parameter respon spektral Ss.

Fi = beban gempa nominal statik ekuivalen pada lantai ke-i, kN.

fi = gaya geser pada selimut segmen tiang (untuk pasir = N/5, lempung fi=N) Fv = koefisien situs untuk parameter respon spektral S1.

fr = faktor reduksi beban hidup.

fs = tegangan tarik baja tulangan, Mpa. F’s = tegangan tekan baja tulangan, Mpa.

fy = kuat leleh baja tulangan longitudinal, MPa. fyt = kuat leleh baja tulangan transversal, MPa.

H = tinggi total gedung diukur dari penjepitan lateral, m. h = ukuran tinggi penampang struktur, mm.

hi = ketinggian lantai ke-i dari taraf penjepitan lateral, m. I = momen inersia, mm4.

Ie = faktor keutamaan bangunan yang bergantung pada fungsi bangunan dan kategori resiko akibat kejadian gempa.

(23)

xxiii K = faktor momen pikul, MPa.

Kmaks = faktor momen pikul maksimal, MPa. Kr = kategori resiko bangunan.

L = beban hidup (life load), N, N/mm, atau Nmm.

ld = panjang penyaluran tegangan tulangan tarik atau tekan, mm. ldb = panjang penyaluran tegangan dasar, mm.

ldh = panjang penyaluran tulangan kait, mm. lhb = panjang penyaluran kait dasar, mm. li = panjang segmen tiang yang ditinjau, m. ln = bentang bersih kolom atau balok, mm.

lo = jarak sendi plastis pada ujung bawah kaki kolom atau kaki dinding, mm. m = jumlah tulangan maksimal per baris selebar balok.

Md = momen desain struktur, kNm.

MD = momen lentur diakibatkan oleh beban mati, kNm. ME = momen lentur diakibatkan oleh beban gempa, kNm. Mi = momen pelat pada arah sumbu-I, Nmm.

ML = momen lentur diakibatkan oleh beban hidup, kNm.

Mlx = momen lapangan pelat pada arah sumbu-x (bentang pendek), kNm. Mly = momen lapangan pelat pada arah sumbu-y (bentang panjang), kNm. Mn = momen nominal aktual struktur, kNm.

Mn,maks = momen nominal aktual maksimal struktur, kNm

Mtx = momen tumpuan pelat pada arah sumbu-x (bentang pendek), kNm. Mty = momen tumpuan pelat pada arah sumbu-y (bentang panjang), kNm. Mu = momen perlu atau momen terfaktor, kNm.

Mu,x = momen terfaktor yang bekerja searah sumbu X, kNm. Mu,y = momen terfaktor yang bekerja searah sumbu Y, kNm. N = nilai standard penetration test

n = jumlah total batang tulangan pada hitungan balok. P = beban aksial kolom.

Pa = daya dukung izin tiang, ton.

(24)

xxiv

PD = beban aksial yang diakibatkan oleh beban mati, kN. PE = beban aksial yang diakibatkan oleh beban gempa, kN. Ph = keliling yang dibatasi garis begel terluar, mm.

PL = beban aksial yang diakibatkan oleh beban hidup, kN. Pn = beban aksial nominal kolom, kN.

Pnb = beban aksial nominal kolom pada kondisi balance, kN. Pu = beban aksial perlu atau aksial terfaktor, kN.

Pu,x = beban aksial perlu yang bekerja searah sumbu X, kN. Pu,y = beban aksial perlu yang bekerja searah sumbu Y, kN.

Pu = beban aksial perlu minimum pada batas nilai  yang mengikat dari 0,65 untuk kolom bersengkang atau 0,70 untuk kolom dengan tulangan spiral sampai 0,90, kN.

Po = beban aksial sentris atau beban aksial pada sumbu kolom, kN. Q = sumbu vertikal pada diagram interaksi kolom tanpa satuan, dihitung

dengan rumus Q= .Pn/(f’c.b.h) atau Q= Pu/(f’c.b.h).

Qb = .Pn/(f’c.b.h) = nilai Q pada kondisi regangan penampang balance. Qo = .Po/(f’c.b.h) = nilai Q pada beban sentris.

Q = Pu./(f’c.b.h) = nilai Q pada beban P. qc = tahanan ujung konus.

qD = beban mati terbagi rata, kN/m. qL = beban hidup terbagi rata, kN/m. qu = beban terfaktor terbagi rata, kN/m. R = faktor reduksi gempa

S = jarak 1 meter atau 1000 mm.

SDS = parameter desain percepatan respons spektral pada perioda pendek (0,2 detik).

SDSu = parameter desain percepatan respons spektral pada batas atas (ultimit). SD1 = parameter desain percepatan respons spektral pada perioda panjang (1,0 detik).

SF = faktor aman pondasi.

(25)

xxv terhadap pengaruh kelas situs.

SM1 = modifikasi percepatan respons spektral S1 yang sudah disesuaikan terhadap pengaruh kelas situs.

SS = parameter kecepatan respons spektral pada perioda pendek (0,2 detik). S1 = parameter kecepatan respons spektral pada perioda panjang (1,0 detik). s = spasi begel balok atau spasi tulangan pelat, mm.

Ta = waktu getar fundamental struktur untuk rumus pendekatan, detik. Tc = waktu getar fundamental struktur eksak, detik.

Tn = momen puntir (torsi) nominal, Nmm.

Tu = momen puntir (torsi) perlu atau torsi terfaktor, Nmm. U = kuat perlu atau beban terfaktor, N, N/mm, atau Nmm.

V = beban dasar nominal statik ekuivalen akibat gempa rencana, kN. Vc = gaya geser nominal yang dapat ditahan oleh beton, kN.

VD = gaya geser yang diakibatkan oleh beban mati, kN. VE = gaya geser yang diakibatkan oleh beban gempa, kN. VL = gaya geser yang diakibatkan oleh beban hidup, kN. Vn = gaya geser nominal pada struktur beton bertulang, kN.

Vs = gaya geser yang dapat ditahan oleh tulangan sengkang/begel, kN. Vu = gaya geser perlu atau gaya geser terfaktor, kN.

Vud = gaya geser terfaktor pada jarak d dari muka tumpuan, kN.

Wi = berat gedung termasuk beban hidup yang sesuai pada lantai ke-i, kN. Wt = berat total gedung termasuk beban hidup yang sesuai, kN.

1 = faktor pembentuk tegangan beton persegi ekuivalen yang nilainya bergantung mutu beton.

c = berat beton, kN/m3. Ω0 = faktor kuat lebih struktur ɛ’c = regangan beton (tanpa satuan).

ɛ’cu = regangan tekan beton pada batas retak. ɛs = regangan tarik baja tulangan.

ɛ’s = regangan tekan baja tulangan.

(26)

xxvi

PERENCANAAN GEDUNG MALL 5 LANTAI (+ 1 BASEMENT) DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

(SRPMM) DI SURAKARTA

MOHAMMAD AVIF NOVA SOFIANTO

Program Studi Teknik Sipil FT Universitas Muhammadiyah Surakarta ,Jl A.Yani Tromol Pos 1 Pabelan,Kartasura, Sukoharjo.

e-mail: avifnova099@gmail.com ABSTRAKSI

Kota Surakata atau yang biasa disebut Solo adalah salah satu kota besar di Indonesia dengan perkembangan ekonomi yang cukup pesat. Hal ini memicu para pengembang membuka beberapa pusat perbelanjaan di kota Surakarta untuk pengembangan bisnis mereka. Bangunan pusat perbelanjaan adalah bangunan dengan kategori cukup vital. Aspek teknis yang sering digunakan adalah SNI Indonesia rilisan terbaru. Bangunan pusat perbelanjaan ini direncanakan dengan rangka beton bertulang dengan sistem SRPMM. Aspek teknis berpedoman pada SNI 1726:2012, SNI 2847:2013, SNI 1727:2013 dan SNI 1729:2002. Mutu bahan yang digunakan adalah beton (f’c) = 25 MPa, tulangan polos BJTP 24 (begel), tulangan polos BJTP 30, dan tulangan deform BJTD 35. Sedangkan rangka atap dengan baja profil BJ41. Karena gedung berlokasi di Surakarta dengan Ss = 0,749 dan S1 = 0,314 maka gedung berada di wilayah gempa tinggi. Dan berdasarkan data N-SPT dari boring test, gedung berlokasi pada situs tanah sedang. Analisa mekanika struktur dengan bantuan software “SAP2000”. Perencanaan terdiri dari struktur atap, dan betonabertulang (plat lantai,atangga,abalok, sloof, kolom dinding penahan danafondasi). Rangka atap didesain dengan kuda-kuda tipe truss dengan baja profil pipa hollow. Plat beton atap dan bangunan digunakan ketebalan 120 mm dan 200 mm pada lantai basement. Pada plat lantai atap dipakai tulangan D10 dan D8, plat lantai bangunan dipakai tulangan D13 dan D8, plat lantai basemant dipakai tulangan D16 dan D10, plat tangga dipakai tulangan D13 dan D8. Dimensi balok induk yang dipakai antara lain 400/600 mm, 450/700 mm, dan

(27)

xxvii

450/750 mm dengan tulangan D22 dan Ø10. Dimensi balok anak yang dipakai 250/500 mm dengan tulangan D22 dan Ø8. Dimensi sloof yang dipakai antara lain 400/600 mm dan 450/700 mm dengan tulangan D22 dan Ø8. Dimensi kolom yang dipakai antara lain 650/650 mm dan 750/750 mm dengan tulangan D25 dan Ø10. Dinding penahan yang dipakai adalah tipe kantilever dengan tulangan D22, D19, D16, dan D13. Fondasi dengan tiang pancang persegi PT WIKA BETON ukuran 400/400 mm. Pile cap dipakai ketebalan 1000 mm dengan ukuran antara lain 2000 x 2000 mm, 2500 x 2500 mm, dan 3000 x 3000 mm dengan tulangan deform D22 dan D19.

(28)

xxviii ABSTRACTION

Surakata City or commonly called Solo is one of the major cities in Indonesia with fairly rapid economic development. This triggered the developers to open several shopping centers in the city of Surakarta for the development of their business. Shopping center buildings are vital buildings categories. The technical aspect that is often used is the latest Indonesian SNI. This shopping center building is planned with reinforced concrete frame with SRPMM system. Technical aspects are guided by SNI 1726: 2012, SNI 2847: 2013, SNI 1727: 2013 and SNI 1729: 2002. The quality of the material used is concrete (f'c) = 25

MPa, plain reinforcement of BJTP 24 (ties), plain reinforcement of BJTP 30, and deform reinforcement of BJTD 35.The roof truss with steel profile BJ41. Because the building is located in Surakarta with Ss = 0.749 and S1 = 0.314, the building is

in a high earthquake probability. And based on N-SPT data from the boring test, the building is located on a medium soil site. Analysis of structural mechanics with the help of software "SAP2000". Planning consists of a roof structure, and repeated concrete (slab, roof, floor, sloof, retaining wall column and ceiling). The roof truss is designed with hollow pipe steel profiles. Roof and building concrete slabs are used in thickness of 120 mm and 200 mm on the basement floor. On the roof floor plate Ø10 and Ø8 reinforcement, main floor plate using D13 and D8 reinforcement, basemant floor plate D16 and D10 reinforcement, D13 and D8 reinforcement. The dimensions of the main beam are used 400/600 mm, 450/700 mm, and 450/750 mm with reinforcement D22 and Ø10. Dimensions of beams are used 250/500 mm with reinforcement D22 and Ø8. Sloof dimensions used include 400/600 mm with reinforcement D22 and Ø8. Column dimensions are used 650/650 mm and 750/750 mm with reinforcement D25 and Ø10. Retaining wall used is a cantilever type with reinforcement D22, D19, D16, and D13. Foundation using product of PT WIKA CONCRETE piles of 400/400 mm size. Pile caps are used in thickness of 1000 mm with sizes including 2000 x 2000 mm, 2500 x 2500 mm, and 3000 x 3000 mm with deform reinforcement of D22 and D19.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hasil penelitian menunjukan bahwa 1 penetapan harga eceran tertinggi untuk pupuk bersubsidi di Kota Malang dasarkan pada alasan bahwa pupuk merupakan komoditas penting

Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode survey dengan melakukan pengamatan di lapangan untuk mengetahui morfologi dan karakteristik tanah bagi

(12) Pemimpin Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer (STEKOM) adalah Ketua sebagai penanggung jawab utama yang melaksanakan kebijakan umum dan menerapkan

15.5 Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, pemimpinan dan ketatausahaan jabatan sebagaimana ditetapkan dalam Bagian 15.3 dari Regulasi ini, Wakil Jaksa Agung untuk Kejahatan Berat 3

ANEKA TAMBANG Tbk pada tahun, 2010 – 2012 dinilai baik, dengan debt to asset ratio pada tahun’ 2010 jika dilihat dari standart industri maka kinerja keuangan perusahaan

Artinya guru yang menjadi wali kelas tersebut dalam memori siswa memiliki kepribadian yang baik sehingga bentuk reaksi siswa dari proses interpretasi dan persepsi

2) Pertumbuhan Datar Tematis, pertumbuhan lateral suatu kota tipe ini tidak mengikuti arah jalur transportasi yang ada, tetapi lebih banyak dilatarbelakangi oleh keadaan khusus,

Banyak orang Romawi juga percaya bahwa membuat wajah yang bagus pada patung seseorang akan membuat arwah mereka tenang setelah mati dan tidak bergentayangan.. Sekitar tahun 200