• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil tes awal maupun tes akhir merupakan data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil tes awal maupun tes akhir merupakan data"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil tes awal maupun tes akhir merupakan data mentah, karena data yang diperoleh belum diolah atau dianalisis sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Data-data yang terdapat dalam penelitian ini diolah dan dianalisis berdasar pada langkah-langkah penelitian yang telah diuraikan pada bab III.

Untuk mengetahui gambaran tingkat kebugaran jasmani siswa yang berangkat dan pulang sekolah menggunakan sepeda, jalan kaki, dan naik angkutan umum siswa SMP Negeri 3 Margahayu Kabupaten Bandung tahun pelajaran 2010/2011 dapat dilihat dari hasil tes lari 12 menit Copper.

Adapun hasil pengolahan dan analisis data, penulis uraikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani

Siswa Yang Berangkat Dan Pulang Sekolah Menggunakan Sepeda Siswa SMP Negeri 3 Margahayu Kabupaten Bandung NO NAMA UMUR KELAS KELILIN

G UKUR AN (m) JUMLAH UKURAN ( km ) KATEGORI 1 M rahman 14 8B 7 260 2360 2,36 SEDANG 2 Ahmad 13 8A 7 265,5 2365,5 1,77 SEDANG 3 Rizkin 14 8I 8 250 2050 2,05 SEDANG 4 Rizky 13 7I 7 269 2069 2,07 SEDANG 5 sahrul 14 7A 6 70 1870 1,87 KURANG SEKALI

(2)

6 Waldi 12 7I 7 50 2150 2,15 SEDANG 7 Agung 13 7I 8 270,6 1770,6 1,77 KURANG 8 A.G.nugra ha 13 7I 6 263,6 2063,6 2,06 SEDANG 9 Aditya 12 7E 6 160 1960 1,96 KURANG SEKALI 10 Fikri 13 7A 6 132,7 1632,7 1,63 KURANG SEKALI

Tabel 4.1 menunjukan hasil dari tes lari 12 menit terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa SMP Negeri 3 Margahayu Kabupaten Bandung. Siswa yang menggunakan sepeda, dari tes lari 12 menit, menghasilkan 5 orang berkategori sedang, 2 orang berkategori kurang, 3 orang berkategori kurang sekali,

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani

Siswa Yang Berangkat Dan Pulang Sekolah Mengunakan kendaraan Siswa SMP Negeri 3 Margahayu Kabupaten Bandung

NO NAMA UMUR KELA S KELILIN G UKURA N (m) JUMLAH UKURAN ( km ) KATEGORI 1 M bagas 13 8G 7 50 2150 2,15 KURANG 2 Ipan m 13 8I 6 31,5 1831,5 1,83 KURANG SEKALI 3 Dicky 14 8I 7 114,5 2214,5 2,21 SEDANG 4 Ryan 14 8A 6 60,1 1860,1 1,86 KURANG SEKALI 5 L royan 13 8I 6 125,6 1925,6 1,93 KURANG SEKALI 6 Taufik H 12 7E 6 162,6 1962,6 1,96 KURANG SEKALI 7 Aan 13 8B 6 232 2032 2,03 SEDANG 8 Ravi R 11 7E 6 132,4 1932,4 1,93 KURANG SEKALI

(3)

9 Sugianto mp 12 7D 5 195,3 1695,3 1,7 KURANG SEKALI 10 Hadiar 13 7C 6 162,6 1962,6 1,96 KURANG SEKALI

Tabel 4.2 menunjukan hasil dari tes lari 12 menit terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa SMP Negeri 3 Margahayu Kabupaten Bandung. Siswa yang menggunakan kendaraan, dari tes lari 12 menit menghasilkan 1 orang berkategori sedang, 1 orang berkategori kurang, 7 orang berkategori kurang sekali.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani

Siswa Yang Berangkat Dan Pulang Sekolah Dengan Berjalan kaki Siswa SMP Negeri 3 Margahayu Kabupaten Bandung NO NAMA UMUR KELA

S KELILIN G UKURA N (m) JUMLAH UKURAN ( km ) KATEGORI 1 Ilham 13 7D 7 290,9 2390,9 2,39 SEDANG 2 Mubarok z s 14 9C 6 32,5 1832,5 1,83 KURANG 3 M ginanjar 12 7A 6 9,4 1809,4 1 81 KURANG 4 Yoga N 13 8H 7 248,9 2348,9 2,35 SEDANG 5 Billi 13 8A 8 177 2577 2,58 BAIK 6 Rizki A 12 7B 7 140,6 2240,6 2,24 SEDANG 7 Wildan 13 8A 9 20,2 2720,2 2,72 BAIK 8 Rudi 13 8D 8 42,2 2442,2 2,44 SEDANG 9 ahmad wildan 13 8D 9 31,5 2731,5 2,73 BAIK

(4)

Tabel 4.3 menunjukan hasil dari tes lari 12 menit terhadap tingkat kebugaran jasmani siswa SMP Negeri 3 Margahayu Kabupaten Bandung. Siswa yang berjalan kaki, dari tes lari 12 menit menghasilkan 4 orang berkategori sedang, 2 orang berkategori kurang, 3 orang berkategori baik, dan 1 orang berkategori luar biasa.

Tabel 4.4

Daftar Siswa Hasil Tes Lari 12 Menit Pada Tiap Kategori

kategori sedang baik

luar

biasa kurang kurang sekali

sepeda 5 2 3

jalan kaki 4 3 1 2

angkutan

umum 2 1 7

Tabel 4.4 menunjukan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa SMP Negeri 3 Margahyu Kabupaten Bandung yang menggunakan sepeda dikategorikan cukup baik karena tingkat kebugaran jasmani siswa yang menggunakan sepeda masih terlatih, sedangkan tingkat kebugaran jasmani bagi siswa yang berjalan kaki dikategorikan baik. Hal ini terjadi karena siswa tersebut sering melakukan pergerakan tubuh sehingga tingkat kebugaran jasmani pun tetap terjaga, sedangkan tingkat kebugaran jasmani siswa yang menggunakan kendaraan masih sangat kurang karena tingkat untuk menggerakan tubuh sangatlah minim dan tidak terlatih. Hal ini karena tubuh selalu dibantu oleh kendaraan dan jarang sekali dipergunakan untuk gerak sehingga tingkat kebugaran jasmani sangatlah rendah.

(5)

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani

DATA HASIL OBSERVASI

sepeda kendaraan jalan kaki

2,36 2,15 2,39 1,77 1,83 1,83 2,05 2,21 1.81 2,07 1,86 2,35 1,87 1,93 2,58 2,15 1,96 2,24 1,77 2,03 2,72 2,06 1,93 2,44 1,96 1,7 2,73 1,63 1,96 3,12 JUMLAH 19,69 19,57 22,4 RATA-RATA 1.969 1.957 2.24

Tabel 4.5 menunjukan hasil tingkat kebugaran jasmani siswa SMP Negeri 3 Margahayu Kabupaten Bandung yang naik sepeda, jalan kaki, dan menggunakan angkutan umun yang telah melalui tes lari 12 menit. Hasil menunjukan bahwa rata-rata sepeda 1,969, jalan kaki 1,957, dan kendaraan 2,24. Hal ini menggambarkan besarnya tingkat kebugaran jasmani terdapat pada siswa yang melakukan jalan kaki.

Langkah selanjutnya adalah melakukan uji normalitas dari data hasil tes tersebut. Tujuannya adalah menetapkan teknik pengujian hipotesis yaitu jika data berdistribusi normal, maka menggunakan pengujian parametrik dan sebaliknya jika data bersubsidi tidak normal, maka menggunakan pengujian non parametrik. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.6 di bawah ini.

(6)

4.2 Uji Normalitas Data Kebugaran Jasmani Siswa SMP Negeri 3 Margahayu Kabupaten Bandung

Untuk menentukan jenis pengujian yang akan digunakan dalam uji perbedaan rata-rata, asumsi kenormalan terhadap distribusi data kebugaran jasmani yang akan dianalisis juga merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk pengujian statistika parametric. Oleh sebab itu, sebelum dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata, akan dilakukan uji normalitas pada masing-masing data.

Mengingat sampel dalam penelitian ini berukuran 10 maka hasil pengujian yang digunakan adalah uji Kolmogorov-smirnova dengan taraf signifikansi 5%. Adapun output dari analisis uji normalitas Kolmogorov-Smirnova ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut ini

Tabel 4.6

Out Put SPSS Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

kebugaran_jasmani sepeda .147 10 .200* .973 10 .913

kendaraan .189 10 .200* .966 10 .853

jalan_kaki .175 9 .200* .895 9 .223

a. Lilliefors Significance Correction

(7)

Hipotesis yang digunakan pada pengujian ini adalah:

Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak.

2) Jika nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05 maka Ho diterima. Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh nilai signifikansi dari naik sepeda, kendaraan, dan jalan kaki masing-masing adalah 0,91 , 0,85 dan 0,22. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga berdasarkan kriteria pengambilan keputusan dinyatakan bahwa H0 diterima. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena kedua sampel berdistribusi normal, maka dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan Levene’s Test (Uji Levene), sehingga uji kesamaan dua rata-rata dilakukan dengan statistik uji parametrik.

4.3 Uji Homogenitas Data Kebugaran Jasmani Siswa SMP Negeri 3 Margahayu Kabupaten Bandung

Levene’s Test bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel memiliki varians yang sama atau tidak. Out put pengolahan nilai postes dengan program SPSS Statistics 17.0 for Windows disajikan pada Tabel 4.7; di mana hipotesis yang digunakan pada pengujian ini adalah:

(8)

H1 : Terdapat perbedaan varians antara ketiga kelompok sampel

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05 maka Ho diterima

2) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho di tolak

Tabel 4.7

Out Put SPSS Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig. kebugaran_jasma ni Based on Mean 2.531 2 26 .099 Based on Median 2.063 2 26 .147

Based on Median and with adjusted df

2.063 2 17.621 .157

Based on trimmed mean

2.398 2 26 .111

Dari Tabel 4.7 tampak bahwa nilai F hitung untuk nilai postes dengan equal variance assumed (diasumsikan ketiga varians sama) adalah 2.53 dengan nilai signifikansi sebesar 0,09. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05; sehingga menurut kriteria pengambilan keputusan, Ho diterima atau tidak terdapat perbedaan varians antara kedua kelompok sampel. Dengan kata lain, data

(9)

kebugaran dari ketiga kelompok siswa memiliki varians yang sama (homogen). Oleh karena itu, akan dilakukan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji ANOVA.

4.4 Uji ANOVA

Setelah uji homogenitas varian dilanjutkan dengan uji Anova untuk menguji perbedaan kualitas tingkat kebugaran. Adapun pengujian Anova menggunakan tabel ringkasan Anova seperti tertera pada tabel berikut :

Ho :

µ µ

1

=

2 (rata-rata postes kelompok eksperimen sama dengan

rata-rata postes kelompok kontrol)

H1 :

µ µ

1

>

2 (rata-rata postes kelompok eksperimen lebih baik

daripada rata-rata postes kelompok kontrol)

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

1) Jika ½ nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak

2) Jika ½ nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05 maka Ho diterima

Berdasarkan Tabel 4.8 nilai signifikansi (2-tailed) dengan Equal Varianced assumed (diasumsikan kedua varians tidak sama) sebesar 0,00. Setengah dari nilai signifikansi ini, ½ (0,00) = 0,00. Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengambilan keputusan di atas, H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes kelompok eksperimen lebih baik. Dengan kata lain, tingkat kebugaran

(10)

jasmani yang berjalan kaki lebih baik daripada siswa yang menggunakan sepeda dan angkutan umum.

Tabel 4.8

Hasil Out Put SPSS Analisis ANOVA

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups .901 2 .451 7.646 .002

Within Groups 1.532 26 .059

Total 2.433 28

4.5 Diskusi Penemuan

Dari data yang telah dikumpulkan menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan kaki mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang lebih baik dibandingkan tingkat kebugaran jasmani siswa yang berangkat dan pulang sekolah menggunakan sepeda dan angkutan umum. Tingkat kebugaran jasmani siswa yang berangkat dan pulang sekolah menggunakan sepeda walaupun kurang dari tingkat kebugaran jasmani siswa yang berangkat dan pulang sekolah jalan kaki tetapi masih lebih baik dari siswa yang berangkat dan pulang sekolah menggunakan angkutan umum.

Kondisi ini terjadi karena dengan berjalan kaki, siswa akan memiliki kondisi fisik yang lebih kuat. Dengan berjalan kaki dapat meningkatkan ketahanan

(11)

jantung dan paru-paru, juga meningkatkan kemampuan tidak hanya untuk berlatih lebih lama dan lebih kuat tetapi juga melaksanakan tugas harian tanpa merasa lelah. Latihan berjalan kaki juga dapat membangun sistem kekebalan tubuh, dengan demikian kemungkinan terkena demam atau flu sangatlah kurang daripada kelompok yang tidak aktif bergerak (Nike Fitness Athlete and Educator, 2000:8-9).

Siswa yang berangkat dan pulang sekolah dengan menggunakan sepeda, untuk kebugaran jasmani sama terlatihnya dengan siswa yang berangkat dan pulangnya dengan berjalan kaki. Dengan jalan kaki secara bertahap, teratur, dan cukup lama maka jumlah dan besarnya pembuluh darah kita akan bertambah sehingga peredaran darah kita menjadi lebih efisien, sedangkan bersepeda menyebabkan kemampuan oksidasi otot-otot tersebut sehingga meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan yang luas, juga dapat mengurangi resiko terkena penyakit jantung ( Cris Carmichael, 1996:6).

Siswa yang berangkat dan pulangnya dengan menggunakan kendaraan umum tingkat kebugaran jasmaninya sangatlah kurang baik dikarenakan siswa menjadi kurang bergerak dan mengakibatkan rangsangan alamiah yang sangat vital bagi kehidupan lewat kerja jasmaniah sebagian besar telah lenyap dan mengakibatkan kemunduran karena kurang gerak (hipokinesis). Akibat yang ditimbulkan karena kurang gerak antara lain penyakit jantung koroner, tekanan darah meninggi dan kegemukan (Sudarno Sp, 1992:2), sehingga berbagai penyakit bisa menghinggapi kesehatan siswa yang menggunakan kendaraan umum.

(12)

Banyak faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani siswa pada saat melakukan tes lari 12 menit. Siswa yang sering menggunakan otot-otot tubuhnya baik bagian atas maupun bagian bawah dalam kegiatan sehari-harinya, hasil tes lari 12 menitnya cenderung akan lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang jarang menggunakan otot-otot tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani siswa juga tergantung dari kondisi fisik siswa tersebut. Siswa yang tidur tepat waktu sekurang-kurangnya 8 jam di malam hari, kondisi fisiknya akan lebih optimal sehingga tidak mudah merasa kelelahan.

Hasil tes lari 12 menit juga dapat dipengaruhi oleh kebiasaan hidup dan faktor lingkungan di sekitar siswa. Kebiasaan hidup sehat akan berpengaruh terhadap kebugaran jasmani siswa itu sendiri.

Menurut Sadoso Sumosardjono (1996 : 8) terdapat beberapa keuntungan setelah berlatih gerak jalan secara bertahap, teratur dan cukup lama, yaitu: “Dengan jalan kaki secara bertahap, teratur, dan cukup lama maka jumlah dan besarnya pembuluh darah kita akan bertambah sehingga peredaran darah kita menjadi lebih efisien”. Hal tersebut akan menaikkan elastisitas pembuluh darah hingga dapat mengurangi kemungkinan pecahnya pembuluh darah jika tekanan darah kita naik. Secara otomatis peredaran darah kita akan bekerja lebih efisien yang berarti jantung yang mengalirkan darah kita ke seluruh tubuh akan lebih sempurna mengambil, mengedarkan. dan menggunakan oksigen. Jadi dengan berjalan kaki jantung kita akan mendapat keuntungan karena juga bekerja lebih efisien yaitu memompa darah lebih banyak dengan denyutan lebih jarang, serta akan lebih tahan terhadap kemungkinan serangan penyakit jantung.

Gambar

Tabel  4.1  menunjukan  hasil  dari  tes  lari  12  menit  terhadap  tingkat  kebugaran  jasmani  siswa  SMP  Negeri  3  Margahayu  Kabupaten  Bandung
Tabel  4.2  menunjukan  hasil  dari  tes  lari  12  menit  terhadap  tingkat  kebugaran  jasmani  siswa  SMP  Negeri  3  Margahayu  Kabupaten  Bandung
Tabel  4.3  menunjukan  hasil  dari  tes  lari  12  menit  terhadap  tingkat  kebugaran  jasmani  siswa  SMP  Negeri  3  Margahayu  Kabupaten  Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Mukim atau Kemukiman adalah kesatuan masyarakat hukum yang dipimpin oleh seorang Imeum Mukim yang berkedudukan sebagai unit pemerintahan yang membawahi beberapa Gampong yang

Adapun spesifikasi mesin dan peralatan yang digunakan pada Stasiun Kerja Press adalah sebagai berikut.. Oil

Pembelajaran Tematik mampu membantu siswa dalam mengembangkan Kompetensi Dasar (KD) dari beberapa mata pelajaran yang memiliki tema yang sama serta dapat.. mengaitkan materi

Berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti dari guru BK berdasarkan buku catatan kasus (permasalahan- permasalahan yang dialami peserta didik dalam belajar) yaitu masih

Dengan uji selang waktu pemberian air dan uji toleransi beberapa jenis leguminosa herba terhadap kondisi lingkungan, diharapkan dapat diperoleh informasi yang lebih jelas

Oleh itu satau Projek Inovasi Trainer Kit Sistem Pemasangan Perpaipan Domestik (Trainer Kit SPPD) telah dibangunkan oleh pensyarah Unit Penyelenggaraan Bangunan,