• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III BUSINESS MODEL CANVAS"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

36

BUSINESS MODEL CANVAS

Sebagai bisnis yang bergerak di industri makanan, “Sushi Dessert” menawarkan jenis makanan ringan yang belum pernah ditawarkan sebelumnya. Sebagai bisnis trendsetter di bidang kuliner, dalam pengembangan bisnis modelnya

“Sushi Dessert” mengadopsi pola bisnis model “Nine Building Blocks” yang

dikembangkan oleh Osterwalder dan Pigeur (2010).

Melalui teori dari Osterwalder dan Pigneur (2010) yang membahas mengenai teori “Nine Building Blocks” pada tahap pendirian awal bisnis baru serta mengetahui bagaimana cara untuk menjelaskan gambaran bisnis yang akan dijalankan, serta menganalisa dan mendesain bisnis model dari usaha tersebut. Pola bisnis model berdasarkan dari ide para pemimpin bisnis. Teknik dalam menjalankan bisnis serta membantu untuk memberikan gambaran bisnis tersebut berjalan. Mengintrepretasikan strategi yang akan dijalankan oleh bisnis “Sushi Dessert”. Mengetahui bagaimana proses bisnis yang telah dilakukan sebelumnya dapat berjalan dengan baik atau tidak terhadap bisnis yang akan dijalankan. Mengkolaborasikan setiap teori yang ada di dalam “Nine Building Blocks” agar bisnis “Sushi Dessert” dapat terealisasi dengan jelas gambaran bisnisnya.

(2)

Bisnis model kanvas “Nine Building Blocks” merupakan konsep bisnis hasil penyederhanaan dari konsep bisnis yang rumit. Melalui pola bisnis ini, kita dapat melakukan evaluasi konsep bisnis yang akan dijalankan secara sederhana. Pendekatan model bisnis kanvas ditampilkan melalui selembar kanvas yang terdiri dari 9 elemen dasar yaitu: value proposition, customer segments, channel, customer relationship,

revenue streams, key resources, key activities, key partnerships, cost structure.

3.1 Value Proposition

“Sushi Dessert” merupakan bisnis yang berjalan di industri makanan

yang menawarkan makanan ringan dalam bentuk baru yang belum pernah ada sebelumnya. Selain menu yang sudah ada, “Sushi Dessert” juga menawarkan

menu custom yang berarti konsumen dapat membebaskan konsumen dalam

memilih menu sesuai keinginan dengan membuat sendiri model mereka sendiri.

Sushi merupakan makanan khas Jepang yang memiliki image di mata

masyarakat sebagai makanan yang tergulung dimana inti dari makanan digulung oleh suatu lapisan dasar sebagai kulit pembungkusnya.

(3)

Sumber: http://www.sushitei.co.id/sushi-tei/# Gambar 3.1 Gambar Menu Sushi Restoran Sushi Tei

Kebanyakan restoran sushi yang sudah ada saat ini menawarkan sushi sebagai menu utama/main menu dengan menggunakan nasi sebagai lapisan luar yang membungkus daging sapi, ikan, crab stick dan lain-lain sebagai inti.

“Sushi Dessert” memiliki keunikan yang belum pernah ditawarkan oleh

restoran lain.

Berdasarkan pola bisnis model “Nine Building Blocks” Osterwalder dan Pigeur (2010). Value proposition dari bisnis “Sushi Dessert” adalah :

1. Newness

“Sushi Dessert” merupakan konsep makanan ringan baru yang

disajikan dalam tampilan sushi. Sushi yang ditawarkan oleh “Sushi

Dessert” berbahan dasar tepung sebagai kulit luar yang melapisi

buah-buahan dengan tambahan rumput laut kering (nori) pada bagian luar serta taburan topping. “Sushi Dessert” dapat dinikmati sebagai makanan pembuka, cemilan ataupun makanan penutup. Karena menggunakan

(4)

bahan dasar buah-buahan, “Sushi Dessert” dapat dikonsumsi oleh banyak konsumen.

2. Customization

“Sushi Dessert” menghadirkan menu custom bagi konsumen yang

ingin menikmati hidangan sesuai dengan yang diinginkan. Menu custom yang memperbolehkan konsumen untuk memilih buah-buahan dan

topping yang akan dihidangkan sesuai dengan keinginannya. Pemilihan

buah-buahan dapat berupa satu jenis buah ataupun dapat juga ditambahkan lebih dari satu jenis buah-buahan sebagai isi didalam sushi tersebut. Selain buah-buahan, konsumen juga dapat menentukan topping yang akan ditaburkan pada hidangan sesuai dengan keinginan konsumen.

Menu custom dapat dinikmati ditempat ataupun pemesanan khusus untuk

acara-acara seperti acara ulang tahun, pernikahan, meeting dan lain-lain.

3.2 Customer Segments

Sebagai bisnis yang menawarkan makanan ringan, customer segments

"Sushi Dessert" adalah segmented market dimana bisnis model yang

mendukung kebutuhan gaya hidup konsumen saat ini yang membutuhkan tempat berkumpul bersama teman, keluarga dan melakukan perjanjian dengan klien. "Sushi Dessert" melalui penawaran makanan ringan yang sehat, konsumen dapat menikmati waktu berkumpul bersama dengan menggurangi kekhawatiran terhadap pemilihan asupan seperti contoh adalah makanan

(5)

ringan yang menggandung lemak tinggi kurang baik bagi konsumen yang memiliki penyakit kolesterol ataupun masalah penyakit lainnya. "Sushi

Dessert" dapat dinikmati oleh semua konsumen dari anak-anak, remaja,

dewasa dan orang tua karena berbahan dasar buah-buahan, dan semua konsumen yang ingin menikmati cemilan sehat. Mengutamakan segmented

market bisnis karena konsumen yang dituju "Sushi Dessert" adalah kelas

menengah keatas, jadi pendistribusian produknya harus disesuaikan dengan tempat-tempat yang memiliki segmen menengah keatas agar produk yang ditawarkan ke konsumen tepat sasaran sesuai dengan konsumen yang dituju. Mengutamakan kualitas produk, tempat yang nyaman, dan memberikan pelayanan yang terbaik secara langsung kepada konsumen. Belum ada pesaing lain yang bergerak dalam bisnis "Sushi Dessert" saat ini menjadi salah satu kelebihan value proposioning yang ditawarkan ke konsumen, sehingga dapat disebut sebagai pionir dalam bisnis "Sushi Dessert".

Berikut pembagian segmen konsumen berdasarkan letak geografis, demografis dan psikografis khususnya di wilayah Jakarta, Indonesia.

1. Geografis

Lokasi memiliki pengaruh terhadap penjualan produk. Lokasi yang mudah dicapai oleh konsumen akan menjadi nilai tambah untuk meningkatkan penjualan. Mall merupakan lokasi paling strategis untuk produk baru karena merupakan tempat yang banyak dilalui oleh

(6)

pengunjung mall yang menjadi konsumen "Sushi Dessert", selain itu juga dapat mengurangi biaya promosi.

Lokasi yang akan menjadi target bisnis ini adalah mall-mall yang berada pada segmen kelas menengah ke atas. Pada umumnya membuka usaha di mall lebih mudah untuk mendapatkan awareness dari konsumen pengunjung mall. Melalui media promosi seperti brosur, banner dan lain-lain diharapkan pengunjung mall akan mencoba dan berlanjut menjadi promosi word of mouth untuk mendapatkan konsumen lainnya. Pada awal bisnis ini, lokasi yang dipilih adalah mall Senayan City dengan jumlah pengunjung pada hari regular rata-rata 75.000 pengunjung (http://industri.kontan.co.id/news/senayan-city-mendulang-pengunjung-selama-imlek)

Selain itu, Senayan City berada pada lokasinya yang strategis, yaitu di kawasan Senayan, dekat dengan kawasan SCBD yang merupakan pusat bisnis dan dekat dengan universitas Bina Nusantara dan universitas Prof.Dr. Moestopo. Lokasinya yang bebas three in one memudahkan pengunjung untuk menuju Senayan City. Tersedia pula U turn tepat di depan main entrance Senayan City, yang makin mempermudah akses menuju Senayan City, serta jalan 47 yang menghubungkan Jl. Asia Afrika dan Jl. Simprug.

(7)

2. Demografis

Segmen demografis merupakan pembagian segmen konsumen berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, ras dan lain-lain. Segmen demografis yang menjadi target pemasaran produk "Sushi

Dessert" konsumen dengan usia 20-40 tahun ke atas yang memiliki

profesi sebagai pekerja ataupun pelajar yang dikhususkan pada bangku kuliah dengan tingkat daya beli kelas menegah ke atas. Namun segmen pendapatan yang menjadi target adalah konsumen dengan pendapatan kelas menegah keatas.

3. Psikografis

Segmentasi psikografis "Sushi Dessert" yaitu gaya hidup. Gaya hidup kosumen saat ini yang suka berkumpul bersama teman, keluarga dan melakukan perjanjian dengan klien di suatu tempat sambil menikmati makanan ringan. Hal ini berdasarkan pengamatan dimana saat ini cafe ataupun resto yang banyak diminati oleh konsumen sebagai tempat berkumpul dan berbincang-bincang bersama teman, klien ataupun keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup konsumen yang suka berkumpul, Selain tempat, "Sushi Dessert" menawarkan jenis makanan ringan baru yang dapat dinikmati oleh konsumen baik dari menu yang sudah disediakan maupun menu yang dapat di customized oleh konsumen sesuai dengan selera konsumen.

(8)

3.3 Channels

Channel menurut Osterwalder & Pigneur (2010) merupakan media

yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan value proposition kepada konsumen.

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010) terdapat lima tahapan channel yaitu:

1. Awareness

Awareness konsumen terhadap produk dan servis yang telah diberikan

kepada konsumen. Dengan menggunakan brosur, banner, sticker, POP

(point of purchase) mempermudah awareness pengunjung mall akan

kehadiran “Sushi Dessert”. Melihat dari jenis makanan yang disajikan di tempat tersebut belum ada sehingga memudahkan bisnis “Sushi Dessert” untuk menarik konsumen.

Kerjasama dengan media komunikasi seperti internet memudahkan bisnis “Sushi Dessert” dipasarkan seperti melalui website, facebook,

twitter, dan media lain yang berhubungan dengan kegiatan promosi dalam

rangka pengenalan produk baru yang akan dipasarkan ke masyarakat luas. 2. Evaluasi

Mengevaluasi bagaimana bisnis tersebut telah sesuai dengan value

proposition yang dimiliki oleh perusahaan. Melalui forum yang pada website, facebook dan twitter dimana konsumen dapat membagi

(9)

promosi secara tidak langsung untuk mengenalkan “Sushi Dessert” ke konsumen lainnya. Pencantuman hotline customer care untuk menerima kritik dan saran konsumen untuk dijadikan bahan evaluasi dalam perbaikan kualitas produk dan pelayanan.

3. Purchase

Selain pembelian secara langsung di outlet, pelayanan pesan antar juga disediakan. Pelayanan pesan antar dapat dilakukan via telepon maupun pemesanan lewat website dimana menu tertera pada website beserta dengan gambaran menu untuk memudahkan konsumen dalam menentukan pilihan tanpa harus bertanya terlebih dahulu.

Rekanan bisnis dalam melakukan pembayaran yang baik dilakukan untuk berbagai transaksi keuangan bertujuan untuk memudahkan sistem keuangan. Bekerjasama dengan pihak bank dengan pengadaan credit card,

debit card, dan lainnya untuk memberikan kemudahan konsumen dalam

transaksi pembayaran. 4. Delivery Channel

Melalui media-media promosi seperti media internet yaitu website,

facebook, twitter yang menampilkan gambaran setiap menu yang

ditawarkan dan media promosi cetakan seperti brosur, banner dan lain-lain.

(10)

5. After Sales

Memberikan pelayanan yang terbaik setelah menjual produk menjadi nilai lebih untuk pengembangan usaha. Menjalin hubungan baik dengan konsumen melalui pemberitahuan info terbaru baik diskon maupun produk-produk baru kepada pemegang kartu keanggotaan, serta pemberian diskon kepada pemegang member yang berulang tahun. Mencantumkan

hotline telepon pada website untuk mempermudahkan konsumen

mendapatkan informasi mengenai “Sushi Dessert”.

3.4. Customer Relationship

Demi mewujudkan hubungan yang baik dengan konsumen, maka “Sushi Dessert” melakukan customer relationship dengan cara penjualan langsung kepada konsumen atas produk yang ditawarkan kepada pelanggan. Pada bagian customer relationship yang terdapat pada bisnis “Sushi Dessert” menggunakan 3 hubungan customer relationship agar dapat meminimalisasi modal pada saat memulai bisnis yaitu:

1. Personal Assistance

Supaya kebutuhan konsumen terpenuhi, maka “Sushi Dessert” menerapkan pekerja yang melingkupi manager, koki, dan pegawai. Setiap pekerja yang meliputi koki dan pegawai dibagi kedalam shift. Pemilihan koki yang berpengalaman dalam bidang pastry serta memberikan pelatihan kepada setiap pegawai mengenai bagaimana jenis produk yang akan

(11)

ditawarkan serta memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Melalui pelayanan yang diberikan oleh pegawai kepada konsumen, diharapkan pegawai mengenal lebih baik apa yang menjadi produk kesukaan dari konsumen.

2. Communities

Membangun hubungan antar sesama anggota khususnya bagi para mahasiswa dan pekerja yang selalu dinamis dengan kemajuan teknologi saat ini dilakukan dengan cara membuat komunitas jejaring sosial seperti

facebook, twitter, dll. Melalui forum ini diharapkan ada hubungan

timbal-balik antara bisnis “Sushi Dessert” dengan pelanggannya sebagai salah satu cara untuk membangun customer feedback konsumen. Jejaring digunakan untuk dapat sharing informasi mengenai kesehatan serta tips-tips yang berguna bagi kesehatan serta promo yang berlaku khususnya bagi yang memiliki kartu keanggotaan khususnya bagi mahasiswa dengan menunjukkan kartu mahasiswa Bina Nusantara (Binus ID) karena lokasi yang dekat dengan kampus. Bagi pekerja kantoran dapat memiliki kartu keanggotaan dari "Sushi Dessert" dengan mengeluarkan sejumlah biaya untuk pembuatan kartu tersebut, yang nantinya kartu tersebut dapat digunakan sebagai kartu diskon bagi pelanggan.

3. Co-creation

Membangun hubungan dengan konsumen dengan hasil kreasi konsumen dilakukan untuk menyambut hari raya dan menambah antusias

(12)

konsumen dalam menyalurkan ide yang berhubungan dengan produk-produk yang ditawarkan oleh “Sushi Dessert”. Meluncurkan produk-produk limited

edition yang dapat hasil kreasi khusus dari "Sushi Dessert" kepada

konsumen.

3.5 Revenue Streams

Revenue streams yang akan digunakan dalam bisnis “Sushi Dessert”

adalah:

1. Sales

Produk yang ditawarkan oleh “Sushi Dessert” seperti makanan yang berupa sushi yang berisikan buah-buahan segar menjadi pendapatan utama dari hasil penjualan produk kepada konsumen. Produk disajikan semenarik mungkin untuk menarik minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan, dan juga meningkatkan pendapatan bisnis. Penjualan minuman berupa ocha (minuman teh hijau khas Jepang) serta jus buah-buahan yang menyehatkan untuk dikonsumsi.

2. Customer Membership

Bagi konsumen yang tertarik untuk menjadi membership dari “Sushi

Dessert”, konsumen dengan membayar biaya member dan mereka akan

mendapatkan benefit berupa diskon pada saat melakukan kunjungan berikutnya serta konsumen mendapatkan kabar terbaru tentang program serta mengenai produk “Sushi Dessert” terbaru.

(13)

3. Franchise

Jika ada investor yang ingin bekerja sama dengan bisnis ”Sushi

Dessert”, maka investor dapat menginvestasikan uangnya serta dalam

pengembangan usaha bisnis yaitu berupa membuka outlet-outlet dari “Sushi Dessert” dan ikut berpartisipasi menjadi rekanan bisnis. Investor yang menjadi rekanan bisnis dapat mengetahui bagaimana proses pengolahan dari bahan mentah menjadi barang jadi serta mengetahui bisnis dari “Sushi Dessert” untuk mengembangkan usaha.

3.6 Key Resources

Agar menunjang kegiatan operasional perusahaan yang baik dan mewujudkan value proposition yang sesuai dengan bisnis “Sushi Dessert”, memerlukan sumber daya yang layak dan sesuai standar. Sumber daya tersebut dapat berupa sumber daya fisik, intelektual, manusia, dan keuangan. 1. Fisik

Sumber daya fisik dalam bisnis “Sushi Dessert” meliputi aset fisik bisnis seperti tempat untuk mendirikan bisnis “Sushi Dessert” yang meliputi kursi, meja, dan dekorasi yang mengutamakan kenyamanan pengunjung dan bertemakan cozy yang diharapkan dapat menunjang bisnis tersebut sesuai dengan segmen pasar. Lokasi untuk bisnis “Sushi

Dessert” adalah di daerah mall Senayan City karena lokasi tersebut

(14)

mall. Perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan

operasional seperti pakaian khusus untuk pegawai, EDC Machine, lokasi bisnis, line untuk customer representative, logo “Sushi Dessert”, dan

website yang dijadikan sebagai media komunikasi melalui jejaring sosial.

2. Intelektual

Salah satu sumber daya yang penting dalam bisnis ini adalah sumber daya intelektual. Sumber daya tersebut mencakup merek bisnis, hubungan kerjasama seperti kemitraan seperti bank, dan komunitas-komunitas kuliner. Hal paling utama dari bagian ini adalah hasil produk yang memiliki cita rasa unik dan dioleh dengan kualitas yang terbaik dengan menggunakan resep khusus untuk menjadikan produk “Sushi Dessert”. 3. Manusia

Dalam menjalankan bisnis “Sushi Dessert” diperlukan sumber daya manusia untuk menunjang kegiatan operasional bisnis. Sumber daya dalam usaha “Sushi Dessert” meliputi koki atau juru masak yang memiliki keahlian dalam bidang pastry, bertujuan agar hasil kreasi produk yang ditawarkan memiliki cita rasa yang baik dan sesuai dengan

skill yang dimiliki.

Manajer yang ditunjuk juga harus memiliki pengalaman terutama dalam bidang food and beverages yaitu supaya dia dapat mengatur proses operasional dan mengatasi permasalahan yang terdapat dalam bisnis tersebut.

(15)

Pegawai yang bekerja pada “Sushi Dessert” harus memiliki pengetahuan mengenai produk yang ditawarkan serta mengutamakan sopan-santun terhadap konsumen, supaya konsumen merasa nyaman saat berkunjung nantinya. Setiap perkerja dibagi kedalam dua shift waktu kerja.

4. Keuangan

Saat memulai bisnis “Sushi Dessert” memerlukan modal awal yang tidak sedikit, maka diperlukan adanya kerjasama dengan investor yang akan menginvestasikan uangnya kedalam bisnis “Sushi Dessert” agar bisnis tersebut berjalan dengan lancar dan berhasil dijalankan.

3.7 Key Activities

Pada key activites aktivitas bisnis dapat dikategorikan kepada

production, problem solving dan network/jaringan. Dimana key activities

mendukung apa yang menjadi value proposition. Hal tersebut dikarenakan key

activities memegang peranan untuk penilaian seberapa besar bisnis itu

berjalan bersama produknya. Dalam artian kata key activities menjadi pegangan dan menjadi kunci dalam kesuksesan sebuah bisnis ke depannya.

“Sushi Dessert” mempunyai beberapa key activities yang tentunya

bertujuan untuk mendukung kinerja dan kerja dari bisnis “Sushi Dessert” diantaranya adalah pelayanan yang ramah, produk yang unik dan rantai

(16)

distribusi yang diharapkan dapat menunjang semua aktivitas dari “Sushi

Dessert”.

Penjelasan dari key activities tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 1. Pelayanan yang ramah

Dari semua pengalaman dan semua yang terdapat dipasar usaha pada umumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan hal yang harus ditempuh dan merupakan keharusan. Tidak ada usaha yang tidak lepas dari kata pelayanan ini (service), namun tidak semua pelayanan itu dianggap memuaskan dan baik. Pelayanan yang ramah, penuh senyuman dan tegur sapa adalah sesuatu hal yang perlu dilakukan agar para pelanggan dapat menjadi nyaman dan betah karena pelayanan yang memuaskan.

Seperti layaknya sebuah rumah, desain “Sushi Dessert” sebagai tempat yang nyaman. Hal tersebut akan membuat image atau gambaran bahwa “Sushi Dessert” memang menjadi tempat yang menyenangkan.

Menyenangkan disini berarti setiap tamu harus disambut dengan senyuman dan sikap yang ramah. Memang terkadang sikap dan karakter dari seorang pelayan itu akan susah dikelola, namun dengan training dan pengetahuan serta lingkungan yang penuh dengan kekeluargaan akan membuat semua pelayan “Sushi Dessert” menjadi seorang yang lembut dan ramah bukan hanya terhadap konsumen, namun terhadap teman,

(17)

atasan maupun supplier akan mendapatkan keramahan dari pegawai

“Sushi Dessert”.

2. Produk yang unik dan menarik

Seperti pada penjelasan diawal, “Sushi Dessert” menyediakan produk yang berbeda dengan tempat makanan lain, karena inovasi ini merupakan inovasi yang belum pernah ada sebelumnya. Produk inovasi ini akan menjadi sebuah produk basi atau tertinggal jika tidak mempunyai inovasi lanjutannya. Oleh karena itu kami mencoba membuat tim riset dan pengembangan yang bertugas untuk meriset setiap model makanan sushi yang disuka maupun tidak disuka dan juga mengajak setiap dari konsumen untuk ikut serta dalam pengembangan produk.

Selain itu, “Sushi Dessert” menawarkan produk sushi yang dapat dipilih baik itu topping, model dan rasa untuk disantap langsung oleh konsumen. Hal ini bertujuan agar konsumen tidak bosan, namun tetap mempunyai menu-menu andalan untuk tetap menjamin rasa dan kualitas yang baik serta tentunya mempertahankan keunikkan dari produk “Sushi

Dessert”.

Hal ini sesuai dengan kriteria production dalam key activities yaitu menjadi model bisnis dari usaha “Sushi Dessert” itu sendiri.

3. Rantai Distribusi

Dengan adanya rantai distibusi yang baik, maka akan mencapai produksi yang maksimal. Hal ini bukan hanya dalam sebuah pabrik

(18)

atapun produk layanan berupa barang, namun dalam hal tempat makanan, rantai distribusi pun menjadi sesuatu hal yang menarik dan patut untuk di perhatikan. Sebagai contoh ketika sebuah tempat makanan mempunyai pemasok bahan makanan hingga kepada pengantaran dari lokasi satu ke lokasi dengan keadaan yang segar tentunya harus dengan ketepatan dan kehandalan rantai distribusi, atau taruhannya makanan tersebut tidak segar lagi atau tidak dalam kondisi yang baik.

Oleh karena itu sudah seharusnya penyiapan struktur organisasi rantai distibusi (supply chain) dibutuhkan agar pembelian bahan mentah dari supplier hingga kepada pendistribusian ke outlet-outlet “Sushi Dessert” ke depan dapat berjalan dengan baik.

3.8 Key Partnerships

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, key parterships merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dan menjadi salah satu hal yang dibutuhkan untuk menjadi kelangsungan hidup “Sushi Dessert” ataupun perusahaan lainnya. Sama seperti key activities, key partnerships dilakukan dengan cara membentuk jaringan-jaringan yang dibentuk untuk menjadi bagian perjalanan usaha “Sushi Dessert”. Jaringan yang dimaksudkan adalah mereka para supplier, baik itu supplier yang besar maupun yang kecil. Semua tergabung membangun sebuah jaringan dan membangun bisnis ini menjadi bisnis jangka panjang secara tidak langsung.

(19)

Mereka yang disebut sebagai key partnerships harus memilliki kualitas hubungan yang baik untuk dapat memberikan produk yang baik juga yang memiliki tujuan untuk mengembangkan produk dari “Sushi Dessert”.

Sebagai pembangun usaha makanan dan minuman maka sudah seharusnya jaringan-jaringan dalam rangka pemenuhan bahan baku makanan terus ditingkatkan.

“Sushi Dessert” pun memiliki banyak supplier bahan baku yang harus

dipergunakan untuk membuat sebuah sushi. Tidak jarang dari supplier “Sushi

Dessert” sudah mempunyai nama dan besar dibidangnya masing. Seperti

contohnya PT Indofood Sukses Makmur untuk pengambilan tepung terigu bogasari dengan kualitas yang tidak perlu diragukan dan tentunya dengan harga yang menarik dan murah, serta beberapa perusahaan penyedia buah-buahan dan beberapa supplier penyedia topping dari “Sushi Dessert” termasuk perusahaan-perusahaan jaringan yang dibentuk oleh “Sushi

Dessert” guna membangun usaha yang lebih baik dengan kualitas produk

yang baik.

Banyak yang dilakukan oleh “Sushi Dessert” dalam membentuk jaringan key partnership yaitu diantaranya dengan mengadakan gathering bersama supplier “Sushi Dessert” dimana bersama pergi ke suatu daerah ataupun hanya mempunyai waktu berkualitas dengan makan bersama para perwakilan supplier. “Sushi Dessert” pun juga akan memberi rewards kepada

(20)

tertentu dan beberapa pembinaan hubungan yang bertujuan untuk terus membangun hubungan yang baik.

Pada dasarnya semua yang dilakukan “Sushi Dessert” bertujuan untuk terus membangun kerja sama kepada supplier yang pada akhirnya juga dapat menunjang semua keperluan perjalanan bisnis dari “Sushi Dessert” sendiri.

3.9 Cost Structure

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka cost

structure semua biaya yang terhitung untuk menetapkan sebuah harga pada

produk barang dan jasa.

Pada cost structure sendiri terdapat dua bagian yang berguna untuk meminimalisasi biaya. Serta hal yang kedua adalah untuk memfokuskan nilai kreasi, yang berarti cost structure harus di diperhitungkan agar semua harga yang akan dijual di pasar tidak sembarangan, namun semua terhitung dengan tepat dan memiliki dasar yang tepat.

Memang benar tidak semua harga yang terdapat dipasaran atau yang dipunyai oleh sebuah tempat usaha baik itu makanan, minuman, jasa dan lain sebagainya harus mendasar pada cost structure, namun cost structure inilah yang menjadi dasar perhitungan berapa biaya operasional, atau biaya-biaya yang pada nantinya diperuntukkan untuk penetapan harga jual dari sebuah barang dan jasa tersebut.

(21)

Bila dilihat dari karakteristik dari struktur biaya, maka dapat disimpulkan bahwa cost structure memiliki perhitungan-perhitungan yang matang, agar harga jual yang akan ditetapkan akan mempunyai dasar yang tetap. Karakteristik dari struktur biaya tersebut adalah:

1. Fixed Cost

Biaya tetap ini merupakan biaya yang sudah pasti untuk dikeluarkan untuk setiap aktivitas atau kegiatan dari ”Sushi Dessert”. Melalui pengertiannya, maka dapat disimpulkan bahwa meskipun usaha tersebut dalam keadaan tersulit sekalipun, biaya ini harus tetap dikeluarkan. Oleh karena itu, pada fixed cost ini merupakan hal yang tidak boleh tertinggal dalam perhitungan cost structure.

Pada ”Sushi Dessert” biaya pasti yang harus dikeluarkan diantaranya adalah:

a. Biaya Gaji

Pegawai “Sushi Dessert” terdiri dari pegawai tetap yang bertugas untuk mengolah sushi, melayani para tamu atau konsumen (pramusaji), seorang kasir dan seorang seorang pembersih yang semua dibayarkan dengan mengikuti gaji (Upah Minimum Regional) UMR yang berlaku.

(22)

b. Biaya Operasional

Biaya listrik, air, gas, biaya sewa gedung pada Senayan City merupakan biaya yang sudah dipastikan menjadi fixed cost yang harus diperhitungkan.

c. Biaya bunga dan biaya penyusutan juga harus diperhitungkan dan menjadi biaya tetap yang harus diperhitungkan dalam cost structure.

2. Variable Cost

Sesuai dengan pengertiannya, maka variabel cost ini mengikuti kebutuhan yang mungkin saja dibutuhkan untuk menunjang seluruh kegiatan operasional “Sushi Dessert”.

Adapun variable cost yang dimiliki oleh “Sushi Dessert” adalah sebagai berikut:

a. Biaya Bahan Baku

Oleh karena “Sushi Dessert” merupakan usaha yang bergerak dibidang makanan dan minuman, maka tentunya ada bahan baku yang harus disediakan untuk membuat “Sushi Dessert” ini. Tentunya bahan baku yang disediakan harus sesuai dengan kebutuhan penjualan pada setiap harinya.

(23)

Hal ini disesuaikan dan didasarkan dari history penjualan. Oleh karena itu setiap penyediaan bahan baku harus melalui perhitungan yang tepat untuk penetapan biaya bahan baku sebagai variable cost di

cost structure.

b. Biaya penolong lainnya

Biaya ini terdiri dari adanya kegiatan-kegiatan yang mendukung penjualan dari “Sushi Dessert”. Seperti contohnya adalah melakukan promo dengan biaya diskon dan lain sebagainya.

3. Economies of Scale

Kesimpulan pengertian economies of scale adalah meminimalisasi biaya perusahaan dengan memaksimalkan sumber daya yang ada, seperti produksi ataupun biaya operasional lainnya. Sebagai contoh dengan adanya produksi 1000 buah televisi akan menghemat biaya produksi dibandingkan memproduksi 100 buah televisi. Hal ini disebabkan adanya biaya-biaya yang dapat dihemat dengan memproduksi dalam kapasitas yang besar tersebut dengan perhitungan-perhitungan yang sudah dilakukan sebelumnya.

Pada ”Sushi Dessert” sendiri, perhitungan biaya economic of scale terdiri dari beberapa hal. Hal pertama adalah perhitungan penggajian dan jumlah karyawan, yang harus diperhitungkan agar penggunaan karyawan dan pembayaran biaya gaji agar sesuai dengan harga yang akan dijual.

(24)

Hal kedua yang menjadi perhitungan dalam biaya economic of scale adalah tempat atau letak dari “Sushi Dessert”. Hal ini berkaitan dengan penggunaan yang efektif terhadap outlet yang tersedia, baik itu penggunaan untuk wilayah konsumen serta penggunaan wilayah untuk tempat pembuatan sushi tersebut, harus diperhitungkan secara jelas agar efektif dan efisien.

Hal yang ketiga adalah penggunaan bahan baku. “Sushi Dessert” harus benar-benar mengetahui harga bahan baku yang murah dengan supplier yang mempunyai kualitas dan harga yang terjangkau. Dengan mengetahui supplier yang baik, maka biaya bahan baku dapat terkontrol dengan perjanjian pembelian bahan baku dengan jumlah tertentu akan lebih murah dari harga satuan maka dari itu dengan pembelian dalam jumlah besar baik bagi perkembangan bisnis “Sushi Dessert” namun harus mengutamakan pemakaian jumlah produk yang diperlukan.

4. Economies of Scope

Pada economies of scope, “Sushi Dessert” memperhatikan dalam biaya yang termasuk dalam bahan baku. Dalam pengertian economies of

scope yang telah dipaparkan sebelumnya, maka economies of scope ini

merupakan perhitungan biaya yang memaksimalkan sumber daya yang ada dengan melebarkan sayap usaha dengan mempergunakan bahan yang sudah dimiliki sebelumnya tanpa harus memiliki investasi yang baru.

(25)

Sebagai contoh, ketika sebuah usaha mengharuskan membuat 1.000 buah televisi karena struktur biaya yang telah hitung lebih baik, namun dipasaran televisi tersebut hanya bisa dijual sebanyak 800, maka usaha tersebut harus memikirkan 200 buah yang tersisa tersebut harus tetap dapat terjual dengan cara mengurangi beberapa komponen yang baik dan menjadikan 200 buah televisi tersebut dijual dengan harga yang low atau

second level agar tetap terjual.

Maka dari ilustrasi dan penjelasan di atas, “Sushi Dessert” juga akan melakukan economies of scope yang dapat meminimalisasi biaya “Sushi

Dessert”. Hal ini dilakukan dengan ketika bahan baku yang ada seperti

buah-buahan yang sudah dibeli dengan harga yang baik dalam jumlah tertentu, namun ketika penjualan tidak mencapai jumlah bahan baku yang telah dibeli, maka “Sushi Dessert” akan mempergunakan bahan tersebut menjadi seperti jus buah segar untuk buah-buahan, sisa tepung sushi yang biasa di pakai untuk bahan pembuatan “Sushi Dessert”, dapat menjadi

pancake dan dapat dipakai untuk pembuatan produk lainnya agar

bahan-bahan baku yang digunakan tidak terbuang sia-sia ataupun kadarluarsa karena jarang digunakan dalam pembuatan produk utama dari “Sushi

(26)

- Suppliers : - Pelayanan - Newness - Personal Assistances - Segmented Market:

Distributor Bahan Baku Penduduk yang berumur

- Penjualan Produk - Customization - Communities 20-40thn

- Bank BCA

- Distribusi - Trend - Co-creation Mahasiswa/i

- Bina Nusantara Pekerja Kantoran

Key Channels

Resources

- Fisik - Awarness

- Manusia - Evaluation

- Intelektual - Purchase

- Keuangan - Delivery Channel

- After Sales

Cost Revenue

Structure Streams

- Fix Cost : Sallary, rent, etc Sales

- Variable Cost : Operational expense Customer Membership - Economies of Scale : maximum capacity room Joint Venture

- Economies of Scope : maximum effectivity product

Sumber: Penulis

Gambar 3.2 Bisnis Model Kanvas “Sushi Dessert”

Gambar

Gambar 3.1 Gambar Menu Sushi Restoran Sushi Tei
Gambar 3.2 Bisnis Model Kanvas “Sushi Dessert”

Referensi

Dokumen terkait

Aliran kas yang masuk berasal dari penerimaan penjualan yaitu penjualan tunai, sedangkan aliran kas keluar adalah untuk membeli bahan baku dan bahan penolong, ju

Berdasarkan data prakiraan penjualan jus yang dikombinasikan dengan prakiraan jumlah pasokan bahan baku buah segar, kapasitas produksi, laju kerusakan bahan baku buah segar, dan

Kartu_BB Produksi Penjualan Pembelian Order Pembelian Rencana Produksi Order Penjualan Harga Jual Standar BOP Standar Bahan Standar TKL Barang Jadi Bahan Penolong Bahan Baku

Pelanggan dapat mengetahui bahwa buah-buahan dan bahan dasar lainnya yang digunakan oleh D’Sumaya merupakan produk organik dengan cara melihat adanya label yang

EOQ merupakan jumlah barang bahan langsung yang harus dibeli setiap kali dilakuakan pembelian sehingga akan menimbulkan biaya yang paling rendah akan tetapi

Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang harus dibeli pada periode mendatang. Bahan baku yang harus dibeli diperhitungkan dengan

Bagian administrasi: menerima daftar bahan baku yang haru dibeli dari bagian produksi, melakukan pemeriksaan ulang persediaan yang ada dengan daftar yang telah

Jumlah bahan baku yang akan dibeli perusahaan tersebut dapat diperhitungkan dengan cara jumlah kebutuhan baku untuk proses produksi ditambah dengan rencana persediaan akhir dari