• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOMOR 61 EW JALAN TOL JORR W2 UTARA CONNECTING JAKARTA. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NOMOR 61 EW JALAN TOL JORR W2 UTARA CONNECTING JAKARTA. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JALAN TOL JORR W2 UTARA

(2)

JALAN TOL JORR W2 UTARA

CONNECTING JAKARTA

Aries R. Prima – Engineer Weekly

1

Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

“Salah satu keunikan jalan tol ini adalah tidak

seluruhnya dibangun menggunakan perkerasan tanah

merah. Pada paket 4 pembangunannya menggunakan

lime stone pada timbunan tinggi”

PT Marga Lingkar Jakarta (MLJ), merupakan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang membangun dan mengoperasikan Jalan Tol Ruas Lingkar Luar Jakarta (JORR) Seksi W2 Utara berdasarkan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) No. 257 Tanggal 7 Juli 2006 dan Akta Pendirian No. 26 tanggal

24 Agustus 2009 yang baru pertama kalinya berkolaborasi dengan Pemprov DKI.

Komposisi kepemilikan sahamnya, terdiri dari 65% PTJasa Marga (Persero) Tbk dan 35% PT Jakarta Marga Jaya (yang mewakili Pemprov

DKI). Jalan ini menjadi penghubung “missing

link” antara bagian Barat dan Selatan Jakarta.

Salah satu keunikan jalan tol ini adalah tidak seluruhnya dibangun menggunakan perkerasan tanah merah. Pada paket 4 pembangunannya menggunakan lime stone pada timbunan tinggi.

TUJUAN PEMBANGUNAN

Tujuan pembangunan Jalan Tol Ruas Lingkar Luar Jakarta (JORR) Seksi W2 Utara adalah menghubungkan “missing link” antara bagian Barat dan Selatan

(3)

Jakarta. Salah satunya adalah untuk mempercepat waktu tempuh perjalanan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Sebelum ada Jalan Tol Ruas Lingkar Luar Jakarta (JORR) Seksi W2 Utara, untuk menuju ke arah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pengguna jalan harus melewati Jalan Tol Lingkar Dalam terlebih dahulu.

TAHAP PEMBANGUNAN

Pembangunan jalan tol ini dilaksanakan pada periode tahun 2009 sampai dengan 2013. Pengoperasian ruas jalan tol sepanjang 7,67 km dari Meruya sampai dengan Ulujami secara penuh dilakukan sejak 21 Juli 2014.

Sebelumnya pengoperasian dilakukan secara bertahap. Tahap I, segmen Meruya - Ciledug

sepanjang5,59km,padatanggal4Januari 2014dan tahap II, segmen Ciledug - Ulujami sepanjang 2,08 km, pada tanggal 21 Juli 2014.

DESKRIPSI TEKNIS

Jalan Tol ini menghubungkan wilayah Jakarta Selatan dengan Jakarta Barat, sekaligus integrasi keutuhan JORR. Panjang Jalan Tol ini 7,67 km, terbagi ke dalam 2 (dua) segmen pembangunan dan 4 (empat) paket. Segmen I terdiri dari paket 1 dan paket 2 (Kebon Jeruk - Joglo), sedangkan Segmen II daripaket3danpaket4(Joglo-Ulujami).

KELENGKAPAN PEMBANGUNAN

Sebagai pelengkap, telah dibangun 4 jembatan

(interchange) dan 9 Gerbang Tol di Jalan Tol

Ruas Lingkar Luar Jakarta (JORR) Seksi W2 Utara.

(4)

3

Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

JALAN TOL JORR W2 UTARA

CONNECTING JAKARTA

PROSES PEMBANGUNAN

Proses pembangunan jalan tol JORR W2 Utara menghadapi berbagai kendala, antara lain

keterlambatan yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi saat musim hujan. Sehingga, untuk mempercepat proses pekerjaan diputuskan untuk menggunakan lime stone pada paket IV.

Penggunaan lime stone untuk timbunan tinggi pada jalan tol ini menjadi keunikan tersendiri bagi ruas jalan tol Marga Lingkar Jakarta. Dengan menggunakan lime stone proses pembangunan menjadi lebih cepat

(5)

Dengan proses penyelesaian yang lebih cepat dari rencana, jalan tol ini dapat digunakan sebelum Lebaran tahun 2014, sehingga mampu

memperlancar arus kendaraan selama Idul Fitri.

MANAJEMEN PERUSAHAAN

MLJ merupakan entitas anak Jasa Marga yang berkolaborasi dengan PT Jakarta Marga Jaya (mewakili

Pemprov DKI). Didirikan untuk melaksanakan pengusahaan Jalan Tol JORR W2 Utara, yang meliputi pendanaan, perencanaan teknik, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol serta usaha-usaha lainnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan serta perundang-undangan yang berlaku.

(6)

5

Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

JALAN TOL JORR W2 UTARA

CONNECTING JAKARTA

PERUSAHAAN PEMBANGUN

Tiga kontraktor BUMN besar dan satu kontraktor swasta yang telah berpengalaman menjadi

pelaksana pembangunan Jalan Tol Ruas Lingkar Luar Jakarta (JORR) Seksi W2 Utara. Kontraktor tersebut mempunyai tanggung jawab pada

masing-masing Segmen, yaitu Paket I oleh PT

Wijaya Karya, Paket II oleh PT Adhi Karya, Paket III oleh PT Waskita Karya, Paket IV oleh PT Jaya Kontruksi.

Kerja sama, kemampuan, kapasitas dan kekuatan keempat perusahaan ini telah mengukir prestasi di bidang pembangunan Jalan Tol.

(7)

Rudianto Handojo

Latar belakang terbangunnya teknologi suatu proses sangat kental dengan negara penghasilnya. Kali ini penulis akan menggambarkan pengalaman saat terlibat dalam proses pemilihan teknologi industri rafinasi gula pada sekitar tahun 1993.

Saat itu belum ada industri rafinasi gula di

Indonesia. Industri tersebut praktis tertutup untuk dibangun. Baru dipelajar ikemudian bahwa ternyata industri rafinasi gula teleh berkembang di dunia internasional sebagai jalan keluar atas proses panen tebu yang sangat singkat.

Bila tebu terlalu cepat dipanen, kadar gulanya masih rendah. Bila terlambat dipanen dan diproses, praktis akan cenderung terjadi fermentasi. Artinya kadar gulanya akan menurun.

Karena itu proses penggilingan tebu harus dilakukan secepatnya, mengolah tebu dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat. Hal ini terbentur dengan kapasitas proses yang cukup panjang untuk menjadi gula putih dan gudang penyimpanannya.

Sifat gula sangat higroskopis sehingga mudah menjadi lembab dan malah mencair . Ini tenyu merepotkan penyimpanan dan pengapalannya karena kelembaban dan suhu ruangan harus terjaga. Karena itu dikembangkan proses giling yang cepat menjadi raw-sugar atau gula mentah. Yaitu gula yang masih agak kotor , berwarna coklat kekuningan, dan penyimpanannya dapat berupa gunungan bulk. Transportasinya menjadi lebih praktis karena tinggal menggunakan screw-conveyor dimuatkan ke kapal angkut dalam palka yang luas.

Kapal akan bergerak dari negara rodusen ke negara konsumen. Nah di negara konsumen dibangunlah pabrik rafinasi gula untuk membuat gula lebih bersih dan murni dengan warna yang putih.Prinsip rafinasi adalah seolah mencuci menjadi bersih. Derajat putihnya dinyatakan dalam ICUMSA 40-60, sesuai dengan kualitas gula industri..

Indonesia, dengan mayoritas pabrik gula yang dibangun pada tahun 1900-an menghasilkan gula dengan derajat putih ICUMSA 200-300.

Saat peluang membangun terbuka, penulis mengikuti upaya memilih teknologi yang paling tepat untuk Indonesia.

Di Australia ,yang banyak menghasilkan gula, memiliki pabrik rafinasi gula dengan kapasitas 500 ton per hari . Di negara tersebut pabrik dilayani oleh hanya 20 orang karyawan. Praktis seluruh proses dilakukan secara otomatis. Latar belakangnya adalah minimnya ketersediaan tenaga dan upah yang

mahal.

Di Thailand lain lagi. Dengan kapasitas yang sama, mereka memperkerjakan sekitar 200 orang

karyawan. Pendekatannya separuh otomatis separuh manual. Untuk yang menuntut presisi tinggi seperti derajat putih dan ukuran bulirnya, dilakukan secara otomatis. Di sini dijumpai fakta bahawa mirip di Indonesia, terdapat cukup banyak angkatan kerja dean remunerasi yangwajar.

Sedangkan di China situasinya sangat berbeda. Di negara tersebut pabrik rafinasi gula dengan

kapasitas yang sama, 500 ton per hari dilayani oleh sekitar 2.000 orang. Mengapa demikian besar? Ternyata hampir 80% karyawannya adalah dari bagian perbengkelan. Di pabrik tersebut, saat itu, sangat lumrah terjadi kerusakan bagian-bagian tertentu. Hari ini satu pompa rusak. Lusanya pompa lain rusak. Minggu yang sama motor conveyor rusak, kemudian bagian boiler ada yang rusak. Semua segera diperbaiki. Mungkin normal selama 3 bulan, rusak lagi, perbaiki lagi dan jalan untuk 6 bulan. Demikian terus berjalan.

Apa yang terjadi di China adalah by-design, karena faktor angkatan kerja yang berlimpah. Negara berusaha membuka lapangan kerja dengan proses teknologi yang mulai dengan tidak canggih-canggih amat. Tapi dari proses bengkel yang dilakukan, lambat laun mereka mampu membangun teknologi yang berkualitas tinggi.

Yang perlu dipetik adalah bahwa saat kita membeli teknologi, kita wajib memahami latar belakangnya. Harus yang cocok dengan situasi negara kita.

(8)

Engineer Weekly

Pelindung: A. Hermanto Dardak, Heru Dewanto Penasihat: Bachtiar Siradjuddin Pemimpin Umum: Rudianto Handojo, Pemimpin Redaksi: Aries R. Prima, Pengarah Kreatif: Aryo

Adhianto, Pelaksana Kreatif: Gatot Sutedjo,Webmaster: Elmoudy, Web Administrator: Zulmahdi, Erni Alamat: Jl. Bandung No. 1, Menteng, Jakarta Pusat Telepon: 021- 31904251-52.

Faksimili: 021 – 31904657. E-mail: info@pii.or.id

Engineer Weekly adalah hasil kerja sama Persatuan Insinyur Indonesia dan Inspirasi Insinyur.

NEGARA PENGHASIL

BATUBARA TERBESAR,

TAHUN 2016

NEGARA KONSUMEN

BATUBARA TERBESAR,

TAHUN 2016

Juta ton

ekivalen

minyak

Sumber: The Economist, Pocket World in Figures, 2018 Edition

Juta ton

ekivalen

minyak

44,1

52,3

62,5

142,4

192,8

255,7

288,5

299,3

364,8

1.685,

70

Kazakhstan

Polandia

Colombia

Afrika

Selatan

Rusia

Indonesia

India

Australia

USA

China

48,8

62,7

75,3

81,6

85,1

87,3

119,9

358,4

411,9

1.887,

60

Polandia

Indonesia

Jerman

Korea Selatan

Afrika Selatan

Rusia

Jepang

USA

India

China

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti pendidik harus melaksanakan kegiatan penutup agar materi yang disampaikan dapat diserap dengan baik oleh siswa. Guru

Sebelum melakukan karakterisasi LED, terlebih dahulu dilakukan pemasangan IV-Meter yang dihubungkan ke computer dengan menggunakan software ELKAHFI 100 lalu pilih

Dilihat dari elastisitas produksi dan daerah produksi dalam proses produksi dapat diketahui bahwa faktor-faktor produksi berupa luas lahan, pupuk organik, pupuk

Tati dkk., Buruh Migran Pekerja Rumah Tangga (TKW-PRT) Indonesia: Kerentanan dan Inisiatif-inisiatif Baru untuk Perlindungan Hak Asasi TKW-PRT, Kuala Lumpur:

Hasil analisis dari penulis adalah sebagai berikut: Pola produksi untuk produk Pagar Ornamen yang tepat tahun 2001 adalah pola produksi moderat karena memiliki total Incremental

Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan. Tema secara spesifik dirumuskan dalam bentuk materi

merupakan dosen dari Jurusan.. Pendidikan Bahasa Inggris. Sebagai akhir dari kegiatan pelatihan ini, peserta diharapkan merancang dan membuat media ajar berbasis internet

Ditinjau dari jumlah dana yang terserap dan jumlah kegiatan penelitian, sebanyak lebih dari 500 judul kegiatan dalam waktu tiga tahun terakhir yang telah dilakukan oleh para