• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI PT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI PT."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

YUSTA MERI AVUN

NIM.110500071

PROGRAM STUDI BUDIDAYATANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimatan Timur.

Nama : Yusta Meri Avun

NIM : 110500071

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan

Jurusan : Manajemen Perkebunan

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat, SP, M.Sc NIP. 197210252001121001

Lulus ujian pada tanggal: 11 Juni 2015

Pembimbing, Penguji I, Penguji II,

Rossy Mirasari, SP, MP NIP. 19780624 200501 2 002

Riama Rita Manullang, SP, MP NIP. 19701116 200003 2 002

Yuanita, SP, MP NIP.196611252001122001

(3)

rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Kalpataru Sawit Plantation (KSP) Desa Batu-batu, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur dengan lancar dan tanpa ada halangan apapun.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena intu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak ir. Hasanudin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian negeri Samarinda.

2. Bapak ir. M. Masrudy, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 3. Bapak Nur HIdayat, SP, M.Sc selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

4. Ibu Mirasari, SP, MP selaku Dosen Pembimbing

5. Ibu Riama Rita Manullang, SP, MP dan Ibu Yuanita SP, MP selaku Dosen penguji 1 dan II.

6. Bapak Bimo Febrianto selaku Projek Manager di PT. Kalpataru Sawit Plantation.

7. Bapak Rosyid AR sebagai Askep PT. Kalpataru Sawit Plantation.

8. Bapak Hendara Samad sebagai asisten afdeling dua sekaligus pembimbing di lapangan.

9. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.

(4)

kesempurnaan, baik dari segi penyusunan materi laporan maupun dari segi pengetahuan . Namun demikian penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca.

Penulis,

(5)

HALAMAN PENGESAHAN ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR LAMPIRAN ... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2

C. Hasil Yang Diharapkan ... 2

II. TINJAUAN UMUM PRUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 3

B. Manajemen Perusahaan ... 3

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ... 5

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Survey Areal dan Pembukaan Lahan ... 6

1. Pemancangan ... 6

B. Pembibitan Awal (Main-Nursery) ... 8

1. Pengendalian Gulma ... 8

2. Pemupukan ... 9

3. Prnyiraman ... 10

4. Pengendalian hama ... 12

C. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) ... 14

1. Pemeliharaan Piringan ... 14

2. Kastrasi ... 15

3. Sensus Pokok ... 16

D. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) ... 18

1. Pengendalian Gulma ... 18

2. Penunasan ... 20

(6)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesumpulan ... 27

B. Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

(7)

1. Peta kerja devisi 2……….31 2. Struktur Organisasi PT. Kalpataru Sawit Plantation……….32 3. Dokumentasi Kegiatan Praktek Kerja Lapang………..33

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komoditas kelapa sawit dalam perekonomian Indonesia cukup memegang peranan penting dalam strategis karena komoditas ini mempunyai prospek yang cerah sebagai sumber devisa, permintaan minyak kelapa sawit digunakan sebagai bahan minyak mentah industri non pangan. Jika dilihat dari biaya produksinya, komoditas kelapa sawit jauh lebih murah biaya produksinya daripada minyak nabati lainnya. Minyak kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah di masa minyak sawit (Fauzi, 2004).

Kelapa sawit di Indonesia dewasa ini merupakan komoditas primadona, luasnya terus berkembang dan tidak hanya merupakan monopoli perkebunan besar Negara atau perkebunan swasta. Saat ini perkebunan rakyat sudah berkembang pesat. Perkebunan kelapa sawit yang hanya semula hanya di Sumatera Utara dan di Daerah Istimewa Aceh saat ini sudah berkembang di beberapa Provinsi, antara lain Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Irian Jaya, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan khususnya Kalimantan Timur yang sedang dalam tahap perluasan daerah budidaya tanaman kelapa sawit

(Sastrosayono, 2006).

Maka dari itu Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai Program Praktek Kerja Lapang dengan harapan agar para lulusannya mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya serta dapat

(9)

mengaplikasikannya secara langsung dengan ketentuan yang ada di lapangan.

B. Tujuan

Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan bertujuan agar mahasiswa : 1. Dapat membandingkan antara teori yang diperoleh di perkuliahan dan

praktik langsung di lapangan.

2. Memahami cara kerja di lapangan dengan melibatkan diri untuk pemahaman lebih lanjut dalam proses budidaya kelapa sawit.

3. Menambah wawasan mahasiswa sebagai bekal apabila berminat masuk ke dalam dunia kerja

C. Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari praktik kerja lapang :

1. Dapat membandingkan dan memahami urutan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan struktur perusahaan.

2. Dapat memahami / mempelajari semua tahapan proses budidaya kelapa sawit.

3. Menambah wawasan dan mampu menerapkan hasil PKL pada saat terjun langsung ke dunia kerja.

4. Memahami penggunaan alat-alat, bahan dan prasarana yang ada di lapangan.

5. Menambah pengetahuan mahasiswa agar mampu berfikir secara praktis mengenai proses yang ada di lapangan.

(10)

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Kalpataru Sawit Plantation(KSP) merupakan perusahaan swasta yang berlokasi di Desa Batu-Batu Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. PT. Kalpataru Sawit Plantation di bawah naungan Mahakam Sawit Plantation Grup(MSPG) yang mempunyai delapan perusahaan lainnya yang bergabung di MSPG. Kalpataru Sawit Plantation didirikan pada tahun 2008 dengan luasan areal keseluruhan 1,769,33 ha luas tanam.

Dalam operasionalnya PT. Kalpataru Sawit Plantation, terdiri dari 3 afdeling dan pembibitan. Hak Guna Usaha(HGU) seluas 15.136 ha meliputi batas wilayah : Desa Perangat, Marang Kayu, Tanjung Limau, Suka Damai, Salo Cela, Badak Baru, Badak Mekar, Tanah Datar.

B. Manajemen Perusahaan

1. Project Manager

Merupakan pemegang jabatan tertinggi di PT. Kalpataru Sawit Plantation dengan membawahi seluruh organisasi lainnya yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan lapangan dan administrasi.

2. Asisten Kepala (Askep)

Merupakan pemegang jabatan tertinggi kedua setelah manager, Askep atau Asisten Kepala membawahi seluruh Asisten divisi dan kegiatan yang ada di kantor.

(11)

3. Surveyor

Surveyor adalah orang yang membawahi tracker yang bekerja sebagai pendasaian kebun seperti tentang pembukaan lahan di dalam perusahaan Kalapataru Sawit Plantation.

4. Tracker

Tracker adalah yang membawahi Surveyor yang bekerja sebagai pembukaan lahan seperti pemancangan, pengukuran lahan, sensus dan lain-lain

5. Bima Mitra

Bima Mitra adalah oran yang membina semua kemitraan yang ada di dalam PT. Kalpataru Sawit Plantation yang menyangkut masalah sosial, permasalahan komplik lahan dan termsuk legal di perusahaan. 6. Kasie Administrasi

Kasie Administrasi sama dengan Kepala Tata Usaha. Kasie Administrasi bertanggung jawab atas semua permasalahan yang ada di kantor besar, seperti masalah pembukuan, bagian tanaman,personalia, kasir, pembelian, pergudangan dan office boy.

7. Asisten Lapangan

Asisten Lapangan adalah pembantu Asiten Divisi yang bertugas di Lapangan untuk mengarahkan dan mengawasi mandor dan karyawan. 8. Checker

Checker adalah orang yang bekerja sebagai penghitung jumlah janjang atau buah yang sudah di panen di dalam TPH.

(12)

9. Krani Divisi

Krani Divisi adalah orang yang bertanggung jawab atas semua harian kerja (HK) karyawan.

10. Mandor

Mandor pembantu koordinator Divisi yang bertugas di Lapangan untuk mengawasi karyawan yang bekerja

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Program PKL ini dilaksanakan di PT. Klapataru Sawit Plantaion (KSP) di Desa Batu-Batu Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Program PKL ini dilaksanakan kurang lebih dua bulan terhitung mulai tanggal 03 Maret sampai 30 April 2015.

(13)

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

A. Survei Areal dan Pembukaan Lahan 1. Pemancangan

a. Tujuan

1) Sebagai pedoman untuk pembuatan sarana jalan, parit. 2) Memberikan tanda-tanda untuk pembuatan lubang tanam sesuai populasi yang direncanakan.

3) Mencengah dan mengatasi timbulnya pengaruh kekurangan cahaya untuk mendapatkan letak dan barisan tanaman yang teratur.

b. Dasar teori

Pancang adalah kayu yang ditancapkan ditempat-tempat yang akan ditanami tanaman kelapa sawit. Pancang ini sebagai tanda untuk membuat lubang tanam. Pemasangan pancang ini tidak mudah karena harus memperhatikan kelurusan barisan, juga harus memperhatikan kelurusan diagonalnya. Pemasangan pancang dilakukan dari sisi timur atau barat sebagai patokannya.

(Sastrosayono, 2007).

c. Alat dan Bahan

Alat : Meteren, Kompas, GPS dan Parang. Bahan : Anak pancang, cat berwarna merah

d. Prosedur kerja

1) Meteren, kompas, parang, anak pancang dan penanda disiapkan.

(14)

2) Sebelum melakukan pemancangan terlebih dahulu ditentukan titik pusat sebagai patokan.

3) Pancang ditancapkan sesuai dengan lebar jarak yang telah ditentukan (Lampiran ).

4) Anak pancang ditancapkan setinggi 2,5 m dan bagian atasnya diberi tanda cat berwarna merah.

5) Meteren ditarik membentuk segitiga untuk menentukan titik tanam pertama pada baris atau jalur kedua, ketiga dan seterusnya.

e. Hasil Yang Dicapai

Berdasarkan kegiatan pemancangan yang telah dilakukan di lapangan pemancangan dilakukan masing-masing tim pancang atau tim survey selama 1 hari kerja (HK). Pelaksanaan pemancangan di perkebunan di kerjakan dengan sistem borongan. Dalam sehari hanya mendapat upah Rp 135.000,00

B. Pembibitan Utama (Main Nursery)

1. Pengendalian Gulma

a. Tujuan

Untuk membersihkan gulma yang tumbuh pada polybag yang dapat menghambat pertumbuhan akibat persaingan baik hara maupun sinar matahari antara bibit dengan gulma sehingga pertumbuhan bibit lebih optimal.

b. Dasar Teori

Menurut Setyamidjaja (1991), pada umumnya gulma yang tumbuh dalam polybag sangat mengganggu pertumbuhan bibit

(15)

karena gulma mudah melakukan regenerasi sehingga unggul dalam persaingan dengan tanaman budidaya. Kehadiran gulma dalam perkebunan kelapa sawit tidak dikehendaki karena dapat mengakibatkan.

1) Menurunkan kuantitas dan kualitas hasil produksi akibat bersaing dalam pengambilan unsur hara, air, sinar matahari, dan ruang hidup.

2) Produktivitas kerja terganggu

3) Secara umum kehadiran gulma akn meningkatkan biaya usaha tani karena adanya penambahan kegiatan di pertanaman. 4) Gulma dapat menjadi sarang hama dan penyakit.

c. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah arit,sedangkan bahan yang digunakan adalah kantong plastik.

d. Prosedur kerja

1) Gulma yang ada dalam polybag dicabut.

2) Gulma yang terdapat di sekitar polybag dirintis dengan menggunakan arit.

3) Gulma dikumpul dalam kantong plastik. 4) Gulma dibuang keluar dari areal pembibitan.

e. Hasil Yang Diharapkan

Pengendalian gulma yang dilaksanakan di lapangan menggunakan karyawan harian. Target dalam 1 hari kerja (HK) 1 orang harus mendapatkan 4240 polybag dengan upah Rp 91.000.

(16)

f. Pembahasan

Pada umumnya pengendalian gulma yang tumbuh dalam polybag dilakukan dengan cara dicabut karena sangat mengganggu pertumbuhan bibit yang menyebabkan terjadinya persaingan pengambilan unsur hara.

2. Pemupukan a. Tujuan

Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah serta menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan tanaman yang sehat meningkatka daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut.

b. Dasar Teori

Pemupukan bibit sangat penting dilaksanakan agar diperoleh bibit yang sehat, pertumbuhan cepat dan subur. Dosis dan jadwal pemupukan sangat bergantung pada umur dan pertumbuhan bibit di main nursery. Sebaiknya waktu pemupukan pada pagi hari

(Sunarko, 2009)

c. Alat dan Bahan

Alat : tas gendong yang terbuat dari karung beras Bahan : Pupuk NPK Mg 12 : 12 :17:2

d. Prosedur Kerja

1) menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Pupuk ditabur di sekeliling tanaman di dalam polybag sesuai dengan dosis yaitu 30g bagi bibit yang berumur 10-12 bulan.

(17)

3) Pemupukan ini dilakukan denga sistem manual dengan rotasi 2 kali sebulan.

e. Hasil Yang Diharapkan

Pemupukan yang dilaksanakan di lapangan menggunakan tenaga harian , target dalam 1 hari kerja 1 orang harus mendapatkan 3816 polybag dengan upah Rp 91.000,00. Sedangkan mahasiswa hanya mampu mndapatkan 50 polybag dalam sehari.

f. Pembahasan

Pelaksanaan pemupukan di lapangan tidak sesuai dengan SOP (standar operasional perusahaan) karena pekerja memupuk tanpa menggunakan takaran.

3. Penyiraman bibit

a. Tujuan

Pada pembibitan, penyiraman bertujuan agar kelembaban tanah tetap terjaga dan keperluan air untuk pembibitan tetap terpenuhi sehingga pertumbuhan tidak terhambat.

b. Dasar teori

Penyiraman bibit dilaksanakan setiap pagi dan sore hari dengan menggunakan sistem sumisamsui selama 60 menit atau setara dengan 2 L air perhari.

Penyiraman dilakukan dua kali sehari secara teratur dengan jumlah yang cukup kecuali jika turun hujan penyiraman hanya sekali saja. Jika musim kemarau, penyiraman harus dilakukuan dua kali sehari minimal 2 L / polybag (Sunarko, 2009)

(18)

c. Alat dan Bahan

Alat : Mesin pompa, pipa, sumisamsui, keran Bahan :Air, solar dan oli

d. Prosedur Kerja

1) Penyiraman dengan cara mekanis (sumisamsui)

a) sebelum melakukan penyiraman terlebih dahulu solar dan oli serta mesin di periksa.

b) Kemudian mesin dihidupkan lalu gulungan sumisamsui dibuka.

c) Semua keran diputar, lalu air akan mengalir dengan sendiri. d) Penyiraman dilakukan sehingga tanah di polybag benar-benar basah.

e. Hasil Yang Diharapkan

Kebutuhan air untuk semua bibit terpenuhi sehingga tidak ada bibit yang kekeringan. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari oleh 1 orang karyawan selama 2 jam.

f. Pembahasan

Kegiatan penyiraman dilakukan pada pagi hari jam 7 dan sore hari jam 4 dan penyiraman bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman agar dapat tumbuh secara optimal, penyiraman dilakukan selama 2 jam pada pagi hari dan 2 jam pada sore hari. Apabila pada malam hari terjadi hujan yang rata-rata curah hujannya di atas 6 mm, maka pada pagi hari tidak dilakukan penyiraman.

(19)

4. Pengendalian Hama

a. Tujuan dari pengendalan hama:

1) Agar bibit tetap tumbuh

2) Agar bibit tidak mati karena serangan hama

b. Dasar Teori

Hama adalah salah satu faktor penting harus diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman kelapa sawit. Akibat yang ditimbulkannya sangat besar, seperti penurunan produksi, bahkan kematian tanaman.

Hama dapat menyerang tanaman menyerang tanaman kelapa sawit menghasilkan. Sebagian besar hama yang menyerang adalah golongan serangga dan sebagian lagi golongan mamalia (Fauzi,

dkk, 2012).

c. Alat dan Bahan

Alat :Kap solo, takaran

Bahan :Insektisida sevin 85 sp, kawat, kelerat

d. Prosedur Kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Untuk hama belalang dan ulat api menggunakan insektisida sevin 85 sp, berwarna hitam dengan lebar semprotannya 1,5 m. 3) Air dimasukkan ke dalam kap solo dan di campur insektsida

dengan 15 L air :30g insektisida.

4) Membuat jeratan / perangkap untuk landak.

5) Untuk hama tikus dikendalikan dengan menggunakan racun kelerat atau biasa disebut babon tikus.

(20)

e. Hasil Yang Dicapai

Dengan dilakukannya pengendalian hama, bibit dapat tumbuh lebih baik, hingga siap tanam di lapangan. Pengendalian hama yang dilaksanakan di lapangan menggunakan tenaga harian. Target dalam 1 hari kerja (HK) 1 orang harus mendapatkan 3816 polybag dengan upah Rp 91.000,00. Sedangkan mahasiwa hanya mampu mendapatkan 20 polybag saja.

f. Pembahasan

Pengndalian hama yang dilakukan di lapangan di PT. Kalpataru dilakukan pada sore hari atau saat senja agar langsung mengenai sasaran karena hama ulat dan belalang sering kali muncul menyerang bibit kelapa sawit di main nursery pada saat sore hari dan juga agar tidak tetiup angin sehingga lebih efektif mengenai sasaran. Di PT. Kalpataru yang digunakan untuk mngendalikan hama pada pembibitan main nursery menggunakan insektisida dengan merk dagang sevin 85 sp yang digunakan untuk mengendlikan hama ulat api dan belalang.

C. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

1. Pemeliharaan piringan

a. Tujuan

Mengurangi kompetisi unsur hara karena akar halus tanaman masih berada di sekitar piringan/ pokok serta mengurangi penyerapan unsur hara, air, dan sinar matahari, mempermudah pekerjaan untuk melakukan pemupukan dan konrol di lapangan.

(21)

b. Dasar Teori

Menurut pahan (2008) pengendalian gulma pada prinsipnya melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman pokok harus ditingkatkan sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu mengembangkan pertumbuhannya secara berdampingan atau pada waktu bersamaan dengan tanaman pokok.

c. Alat

Alat : Parang dan cangkul

d. Prosedur Kerja

1) menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Blok yang akan dilakukan penyiangan ditentukan berdasarkan intensitas serangan gulma.

3) Semua j enis gulma yang ada dalam piringan kelapa sawit dibersihkan dengan menggunakan cangkul dan parang.

4) Di area piringan kelapa sawit harus benar-benar bersih dari gulma.

e. Hasil Yang Diharapkan

Piringan kelapa sawit bersih dari gulma dan kacangan. Dengan dilakukannya pembersihan piringan, tanaman dapat tumbuh lebih baik. Pembersihan piringan yang dilaksanakan di lapangan menggunakan tenaga borongan dalam 1 pokok piringan kelapa sawit dengan upah Rp. 1000.

(22)

f. Pembahasan

Perawatan piringan dari gulma dilakukan secara manual dan mekanis menggunakan arit dan cangkul. Rotasi pengendalian gulma ini mempermudah aktivitas panen, pemupukan, penunasan, dan pengawasan serta mengurangi kompetisi denga gulam dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya serta mengurangi timbulnya hama dan penyakit.

2. Kastrasi a. Tujuan

Kastrasi dilakukan pada saat tanaman mencapai umur 23 bulan bertujuan untuk memaksimalkan fase vegetatif pada tanaman sehingga, tanaman menjadi kokoh pada fase generatif, sehingga pertumbuhan vegetatif akan menjadi lebih baik, tegakan pohon akan lebih seragam.

b. Dasar Teori

Kastrasi adalah pembuangan bunga pertama baik jantan maupun betina serta buah-buah pasir pada tanaman kelapa sawit yang belum siap untuk memasuki masa panen normal. Masa panen normal yaitu memasuki usia 12 bulan sejak mulai panen

(Anonim, 2007). c. Alat

Alat : Dodos

d. Prosedur Kerja

1) menyiapkan alat yang akan digunakan

(23)

3) Sebagian bunga jantan dan bunga betina serta buah pasir dibuang.

e. Hasil Yang Dicapai

Dengan dilakukannya kastrasi, tanaman dapat tumbuh lebih baik. Kastrasi yang dilaksanakan di lapangan menggunakan tenaga borongan dengan upah Rp.165.000,00/ha.

f. Pembahasan

Pelaksanaan kastrasi di PT. Kalpataru dilakukan pada tanaman TBM 2 pada umur 18-30 bulan dengan membuang sebagian bunga jantan dan bunga betina serta buah pasir denga tujuan agar berguna untuk mendukung pertumbuhan vegetatif kelapa sawit.

3. Sensus Pokok

a. Tujuan

Sensus pokok bertujuan untuk mengetahui jumlah pokok yang mati dan yang hidup, yang sudah menghasilkan dan yang belum menghasilkan dalam 1 blok, agar mempermudah kegiatan penyisipan. Data poko normal dan abnormal yang didapatkan lebih awal akan sangat bermanfaat untuk menyusun program penyisipan, sehingga didapatkan produksi / ha yang maksimal.

b. Dasar Teori

Sensus pokok dilakukan secara berkala menurut ketentuan dan secara umum bertujuan untuk mendapatkan data yang lengkap tentang keadaan sebenarnya di lapangan yang berhubungan

(24)

dengan produktivitas tanaman agar diperoleh hasil akhir yang maksimal.

Tiap Afdeling pada satu kebun diperlukan tim sensus yang beranggotakan 1 orang kepala kerja dan 2 orang pekerja sebagai anggota tetap pengaturan blok-blok yang akan disensus dilakukan oleh afdeling masing-masing. Asisten afdeling melakukan permintaan / pemesanan terhadap sarana sensus.

Petugas sensu harus bertanggung jawab terhadap pekerjaannya masing-masing. Misalnya petugas pencatat tidak melakukan kesalahan perhitungan pokok yang terlewati dan lain-lain, sedangkan petugas pengecat, bila diperlukan untuk tugas pembuatan tanda sensus/perbaikannya, menjaga agar cat tidak tumpah, mengering dan sebagainya ( Anonim, 2007).

c. Ala dan bahan

Alat : Papan triplek, pulpen / pensil, GPS Bahan : Cat dan GPS

d. Prosedur kerja

a) Menyiapkan alat dan bahan

b) Menentukan blok yang akan disensus c) Pohon kelapa sawit dihitung perbaris. ( )

d) Jumlah tanaman dihitung yang mati maupun yang hidup.

e. Hasil Yang Diharapkan

Satu tim sensus terdiri dari 2 orang, yaitu 1 petugas pencatat dan 1 petugas pengecat/ perhitungan. Sensus pokok yang

(25)

dilaksanakan di lapangan menggunakan tenaga harian denga upah perorang mendapatkan Rp. 91.382,00/ha.

f. Pembahasan

Dalam sensus pokok ini kita dapat mengetahui jumlah tanaman yang masih hidup dan yang mati sehingga dapat dilakukan penyulaman. Selain iu sensus juga dapat mengetahui keberhasilan tanaman yang ditanam.

D. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)

1. Pengendalian Gulma

a. Tujuan

Dalam budidaya tanaman kelapa sawit, pengendalian gulma harus dilakukan karena bertujuan untuk mengurangi persaingan dalam unsur hara, penyerapan air, dan sinar matahari.

Selain itu pengendalian gulma juga bertujuan untuk mengurangi serangan hama, karena gulma bisa menjadi inang (host) bagi hama.

b. Dasar Teori

Menurut Sastrosayono (2007) gulma diperkebunan kelapa sawit dikendalikan supaya secara ekonomis tidak berpengeruh secara nyata terhadap hasil produksi. Adanya gulma dapat menghambat pertumbuhan kelapa sawit dan menghambat jalan para pekerja (terutama gulma yang berduri), gulma menjadi pesaing tanaman kelapa sawit dan menyerap unsur hara dan air serta kemungkinan gulma menjadi tanaman inang bagi hama atau penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit.

(26)

c. Alat dan Bahan

Alat :Kap solo, takaran dosis, ember

Bahan :Herbisida Farm-up denga campuran medally, dejapu dan air.

d. Prosedur Kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Sebelum melakukan penyemprotan terlebih dahulu dilakukan identifikasi gulma di lapangan yang akan disemprot untuk menentukan jenis herbisida yang akan digunakan.

3) Herbisida Farm-up dengan campuran medally dan air dimasukkan ke dalam kap solo dengan dosis farm-up 100 ml dan dosis medally 2,5 g, sedangkan untuk dejafu tidak dicampur dengan herbisida lainnya yaitu denga dosis 20 ml untuk 15 liter air.

4) Herbisida farm-up dengan campuran medally pada gulma yang di gawangan,serta pasar pikul.

5) Herbisida dejafu disemprotkan pada pohon kelapa sawit yang terserang gulma berdaun lebar jenis kacang-kacangan.

6) Aplikasi yang digunakan nozzle dengan lebar semprotannya 1,5 m.

e. Hasil Yang Dicapai

Perawatan gawangan dan pasar pikul yang dilaksanakan di lapangan menggunakan tenaga borongan Rp.130.000,00/ha.

(27)

f. Pembahasan

Perawatan gawangan dan pasar pikul serta gulma yang menyerang pohon kelapa sawit dilakukan dengan cara chemis menggunakan farm-up dengan campuran medally dan untuk gulma mucuna atau gulma berdaun lebar jenis kacang-kacangan dilakukan dengan menggunakan dejavu dengan rotasi 2 kali setahun.

2. Penunasan a. Tujuan

Penunasan bertujuan untuk memangkas pelepah yang sudah tidak produktif. Mempermudah di dalam proses pemanenan serta pengutipan brondolan, mempertahankan jumlah pelepah setiap pokoknya minimal 56-64 pelepah.

b. Dasar Teori

Penunasan pemeliharaan adalah kegiatan pemotongan sebaiknya 8 bulan sekali. Pada saat penunasan harus diusahakan sampai batas songgo 2 sehingga setelah penunasan pelepah daun masih tersisa 48-56 pelepah. Bekas tunasan harus dekat dengan pokok kelapa sawit (Risza, 1995).

c. Alat :Dodos

d. Prosedur Kerja

1) menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2) Menentukan blok yang akan dilakukan penunasan

(28)

3) Pelepah yang kering atau yang tua dibuang dan sisakan songgo 2 potongan pelepah yang dekat dengan pohon kurang lebih 5 cm.

4) pelepah yang sudah dipotong disusun di pasar mati dengan arah membujur.

e. Hasil Yang Diharapkan

Penunasan atau prunning yang dilaksanakan di lapangan menggunakan tenaga borongan dengan upah Rp.3000,00/ pohon.

f. Pembahasan

Penunasan atau pruning dilakukan pada tanaman yang sudah menghasilkan dengan rotasi 1x1 tahun dan biasanya pruning pada PT.Kalpataru ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemanenan dengan membuang pelepah yang sudah tua dan kering dan menyisakan (2) yaitu sebagai penopang atau penyonggo buah, sebagai pemberi nutrisi dan makanan pada buah.

E. Panen dan Pengangkutan

1. Panen a. Tujuan

Panen bertujun untuk mendapatkan hasil minyak perhektar yang tinggi dengan mutu yang diterima oleh pasar. Pohon matang panen adalah pohon yang mempunyai minimal 1 tandan buah matang panen.

(29)

b. Dasar Teori

Kegiatan panen merupakan salah satu aktivitas untuk mendapatkan semua hasil tanam yang masa panennya harus diolah untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal.

Panen adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen dari pokoknya, selanjutnya bersama dengan berondolannya dikumpulkan untuk diangkut dan diproses atau diolah (Pabrik) (Fadli dkk, 2006).

Tanaman dinyatakan memasuki usia panen tanaman menghasilkan (TM) apabila sudah berumur 30 bulan setelah tanam. Kriteria matang panen yaitu:

Tabel:

1 Mentah Brodolan yang terlepas kurang dari 5 brondolan.

2 Matang / Masak Brondolan segar yang terlepas 5 atau lebih dari 5brondol.

3 Lewat matang 75% atau 100% brondolan luar terlepas. 4 Tandan kosong Brondolan yang sisa dalam tandan hanya 25%. 5 Tangkai panjang Panjang tangkai melebihi 3 cm dari pangkal

buah.

Panen juga sangat erat dengan kualitas potong buah yaitu memanen semua tandan buah segar (TBS) masak dan mengutip bersih seluruh brondolan untuk diantrikan ditempat pengumpulan hasil (TPH) serta menyusun pelepah yang dipotong pada gawang mati. Penurunan pelepah harus mendapakan perhatian agar mempertahankan songgo 2 dua pelepah ditandan bawah

(Nurhayati, 1997). c. Alat

(30)

d. Prosedur Kerja

1) Panen terdiri dari 1 orang mandor panen, 1orang kerani panen, pemanen dam pengambil brondolan.

2) Blok yang akan dipanen ditentukan oleh mandor.

3) Peralatan panen dan pengambilan brondolan disiapkan oleh masing-masing karyawan.

4) Pelaksanaan panen :

a) Siapkan tenaga kerja sebelum pelaksanaan panen, masing - masing pekerja yang akan panen harus mengetahui lokasi atau ancak panen.

b) Buah kelapa sawit yang siap dipanen harus sesuai dengan kriteria buah matang yaitu 2 - 5 brondolan yang jatuh ke tanah.

c) Semua brondolan yang tercecer di masukkan dalam karung.

d) Selesai penurunan buah, TBS siap angkut ke TPH dengan menggunakan tojok dan dimasukkan ke dalam tas keranjang.

e) Secara teratur TBS disusun ke TPH dengan 5 atau 10 perbaris untuk memudahkan perhitungan.

e. Hasil Yang Diharapkan

Pemanenan yang terarah dan aplikasi panen yang baik merupakan hal utama untuk mendapatkan rendemen crude palm oil (CPO) yang lebih optimal. Pemanenan dilakukan dengan tenaga kerja tetap dengan sistim gaji borongan dalam satu hari kerja

(31)

pemanenan diharuskan mendapatkan 130 tandan buah sawit dalam berat jenjang rata-rata (BJR) dibawah 3,5 dan diatas berat jenjang rata-rata (BJR) 3,5 harus mendapatkan tandan buah sawit 117, dan hasil selebihnya terhitung premi dengan harga Rp. 600/ tandan.

f. Pembahasan

Di PT. Klapataru tanaman sawit yang siap dipanen adalah kriteria buah kelapa sawit jika brondolan segar yang terlepas 2-5 dan sudah berwarna orange, biasanya pemanen melaksanakan kegiatan panen pada pagi dan sore hari untuk mengejar target panen karena biasanya di pagi hari pemanen belum bisa mendapatkan hasil yang sudah di targetkan.

2. Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut segera mungkin tandan buah segar (TBS) serta brondolannya.

b. Dasar Teori

Buah yang telah dipanen harus segera dikumpulkan dan diangkut ke TPH yang terdekat. Tandan-tandan buah disusun rapi di TPH dengan susunan 5 baris. Setelah terkumpul di TPH diangkut dan dibawa ke pabrik, kendaraan truk mulai mengangkut TBS sekitar jam 10.00 pagi sampainya truk ke pabrik tergantung jarak antara kebun dan pabrik. Semakin dekat jarak kebun dengan pabrik maka semakin cepat sampainya TBS ke pabrik(Pahan, 2008).

Buah kelapa sawit dari hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik agar segera dapat diolah, buah yang tidak segar

(32)

diolah akan menghasilakn minyak dengan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) tinggi, sehingga pengolahan harus segeraa dilaksanakan paling lambat 14 jam setelah pemanenan. Asam Lemak Bebas pada minyak kelapa sawit diakibatkan oleh kegiatan

Enzim Lifase yang biasanya terjadi sebelum pemerosesan buah

dilaksanakan. Buah kelapa sawit mengandung Enzim Lifase yang sangat aktif yang dapat memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, bilamana sruktur sel buah matang tersebut rusak (Anonim, 2008).

Adapun cara umtuk menghindari terbentuknya Asam Lemak Bebas (ALB) tersebut, pengangkutan buah dari kebun ke pabrik harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan secepatnya. Oleh karena itu buah kelapa sawit dari kebun secepatnya diangkut dengan alat angkutan yang tepat, yang dapat mengangkut buah sebanyak-banyaknya (Anonim, 2011).

Menurut (Anonim, 2011) faktor-faktor penyebab

keterlambatan buah masuk ke dalam pabrik.

1) Apabila jumlah unit tidak sesuai atau kurang dari jumlah kebutuhan.

2) Faktor jalan (tidak ada alat langsir mekanis dan manual) 3) Unit kendaraan rusak dan tidak ada penggantinya.

4) Kendala di pabrik (pabrik break down atau antrian panjang).

c. Alat

(33)

d. Prosedur Kerja

1) Operator yang akan mengangkut buah ke TPH harus mengetahui lokasi yang dipanen guna kelancara dalam pengangkutan.

2) Alat yang digunakan untuk mengangkut buah disiapkan. 3) Buah yang telah terangkut dimasukkan kedalam jonder baik tandan maupun brondolan.

4) Buah yang sudah diangkut diantar ke sentral buah untuk proses pengangkutan selanjutnya ke pabrik.

e. Hasil Yang Diharapkan

Pengangkutan tandan buah segar diangkut kesentral dengan menggunakan jonder, sebelum diangkut ke pabrik dengan harga Rp.1.500,000/ ton.

f. Pembahasan

Pengangkutan tandan buah segar di perkebunan Kalpataru dilaksanakan setelah semua buah dipanen kemudian pengangkutan tandan buah segar di TPH diangkut menggunakan jonder kemudian oleh jonder dibawa kesentral perusahaan. Setelah disentral buah diangkut menggunakan truk untuk diangkut ke pabrik.

(34)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari kegiatan praktik kerja lapang yang dilkukan disalah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Kalpataru Sawit Plantation dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada dasarnya teori yang mahasiswa pelajari diperkuliahan dan praktik lapang di perusahaan tidak terlalu jauh berbeda.

2. Mahasiswa mampu berpikir secara praktis dan mampu memahami teknik penggunaan alat dan bahan yang di gunakan dalam budidaya kelapa sawit tersebut dengan baik di lapangan.

3. Dengan melakukan praktik kerja lapang mahasiswa lebih mengetahui bagaimana tata cara melakukan pemeliharaan tanaman seperti pemancangan, pembibitan main nursery, panen, pemeliharaan pada tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan.

B. SARAN

Kegiatan PKL ini sangat bermanfaat dan penting bagi mahasiswa sehingga sebagaimana telah disebutkan di atas dai banyak atau sedikit pelajaran yang didapat maka kami perlu menambahkan saran demi meningkatkan efisiensi dan efektifitas demi meraih kinerja yang profesional di masa mendatang :

1) Perlu menerapkan sistem instruksi contok pada karyawan sebelum pelaksanaan kerja dan tidak hanya menyampaikan teori.

2) Perlu di tekankan adanya penambahan kendaraan sebagai pengangkut bibit untuk penyulaman sehingga tidak menunggu waktu yang lama.

(35)

3) Di perusahaan PT. Kalpataru Sawit Plantaion perlu penambahan karyawan agar tanaman kelapa sawit mendapatkan perawatan dengan baik dan benar sehingga tidak ada gulma yang lebat dan buah membusuk.

4) Perlu adanya perbaikan jalan agar kendaraan mudah untuk menempuh tempat yang di tuju, terutama untuk joder yang mengangkut buah.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Agro

tirta Kencana. Jakarta.

Anonim. 2008.

http://puputwawan.wardpress.com/2011/06/25/pemeliharaan-tm-tanama n-menghasilkan-Kelapa-Sawit. (tanggal akses 12/04/2015)

Anonim.2011.http:/ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/12/21/agribisnis-Kelapa-Sawit-di-indonesia-424039. (tanggal akses 14/04/2015)

Fadli. L. M, dkk, 2006.Panen Kelapa Sawit.

Fauzi, 2004. Budidaya Kelapa sawit. Penebar swadaya. Jakarta.

Fauzi , dkk, 2012. Budidaya Pemanfaatan Hasil Limbah Analisisn Usaha dan

Pemasaran. jakarta

Nurhayati. 1997. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia. Purwakerto.

Pahan, I., 2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu hingga Hilir

Swadaya, Penebar Swadaya.

Rizsa, S. 1995. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta

Sastrosayono, S. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka Jakarta. Sastrosayono,S. 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka Jakarta. Setyamidjaja, D.1991. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta

Sunarko. 2009. Petunjuk Praktis Budi Daya & Pengolahan Kebun Kelapa Sawit.

(37)
(38)

Hendra Budiman KASI ADMIN KASI ADMIN KASI ADMIN KASI ADMIN Siswanto ASSISTANT AFD 1 ASSISTANT AFD 1 ASSISTANT AFD 1 ASSISTANT AFD 1 M H Farhan KERANI AFD 1 KERANI AFD 1 KERANI AFD 1 KERANI AFD 1

Cahyo Gutaman KERANI TANAMANKERANI TANAMANKERANI TANAMANKERANI TANAMANAkbar

KERANI PRODUKASI KERANI PRODUKASI KERANI PRODUKASI KERANI PRODUKASI Surya Dinata MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR Budi MANDOR MANDORMANDOR MANDOR M Tahir MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR Kasmiah MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR Adiansyah

Asst Rawat AFD 2 Asst Rawat AFD 2Asst Rawat AFD 2 Asst Rawat AFD 2

Hendra Samad

KERANI AFD 2 KERANI AFD 2KERANI AFD 2 KERANI AFD 2 Rahmad MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR MANDORMANDOR MANDOR hasriadi MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR Ramli MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR Ambotang SURVEYOR SURVEYOR SURVEYOR SURVEYOR Roni Pahlian BM BMBM BM

Vacant Asst Panen Afd 2Asst Panen Afd 2Asst Panen Afd 2Asst Panen Afd 2Sumarno

Ceker AFD 2 Ceker AFD 2 Ceker AFD 2 Ceker AFD 2 Lukman MANDOR MANDORMANDOR MANDOR Mulyono MANDOR MANDORMANDOR MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR ASSISTANT AFD 3 ASSISTANT AFD 3 ASSISTANT AFD 3 ASSISTANT AFD 3 Agus Setiawan KERANI AFD 3 KERANI AFD 3 KERANI AFD 3 KERANI AFD 3 Erviana MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR Yusril MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR Misran MANDOR MANDORMANDOR MANDOR Dalle MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR Anjas Krani BM Krani BM Krani BM Krani BM TRACKER TRACKERTRACKER TRACKER Aliyasdin MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR Muing CHECKER CHECKER CHECKER CHECKER Samsudin KERANI GUDANG KERANI GUDANG KERANI GUDANG KERANI GUDANG Ismail TRACKER TRACKERTRACKER TRACKER M Adi chandra

(39)

LAMPIRAN 3. Dokumentasi Kegiatan Praktik Kerja Lapang

Gambar 1. Pemancangan

(40)

Gambar 3. Penyiraman

(41)

Gambar 5. Pemeliharaan Piringan

(42)

Gambar 7. Prunning / Penunasan

(43)

Gambar 9. Tempat Pengumpulan Hasil

(44)

Gambar

Gambar 1. Pemancangan
Gambar 3. Penyiraman
Gambar 5. Pemeliharaan Piringan
Gambar 7. Prunning / Penunasan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dapat memberikan informasi kepada perusahaan Shopee atau pengusaha khususnya pada penjualanan online seberapa besar pengaruh Brand Awareness (kesadaran merek)

Kelembaban udara dan curah hujan mempunyai hubungan bermakna de- ngan kepadatan nyamuk Anopheles, sedangkan kepadatan nyamuk Ano- pheles mempunyai hubungan ber- makna

Dalam hal apapun juga, pernyataan ini hanya memberikan pendapat mengenai keadaan pada tanggal siaran pers ini, dan kami tidak berkewajiban untuk memutakhirkan atau merevisinya,

Pada pengujian dapat diketahui semua data valid dan sangat konsisten sehingga layak dalam melakukan penelitian Dari pengujian diatas dapat diketahui bahwasannya setiap data

Hal ini mengindikasikan bahwa masih sebahagian besar para dosen di UMN Al Wasliyah belum mengikuti pelatihan.Para dosen diharapkan dapat aktif untuk mengembangkan kompetensi

Pada bab IV ini akan dilakukan pembahasan model time series untuk forecasting tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Provinsi Riau, yang terdiri dari data

Hasil analisis secara mandiri, pemberian konsentrasi pupuk hayati dan air kelapa menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah daun (14 HST, 21 HST, 28

Kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan adalah wawancara dan observasi di bagian pihak yang terkait dengan pengadaan barang/jasa menggunakan