• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Awal Subyek Penelitian

Kondisi awal merupakan keadaan anak sebelum penelitian tindakan kelas yaitu melakukan pengamatan awal berupa kegiatan prasiklus yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kedisiplinan anak dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil observasi di kelas yang telah dilakukan di Kelompok Bermain Satya Parahita Tegalrejo Salatiga menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan anak belum berkembang dengan baik. Dalam prasiklus ini, peneliti juga melakukan penelitian terhadap aktifitas yang dilakukan anak didik saat proses kegiatan pembelajaran. Sehingga dapat dilihat seberapa besar kedisiplinan anak yang muncul dalam aktivitas di sekolah. Dalam permendiknas No 58 tahun 2009 menyatakan bahwa tingkat pencapaian perkembangan anak usia 4-5 tahun adalah: “anak mampu menunggu giliran”. Diamati melalui aspek sebagai berikut: (1) anak dapat mengantri saat mencuci tangan, (2) anak dapat mengantri saat menganbil worksheet dari guru, (3) anak dapat mengantri saat mengembalikan worksheet di depan kelas.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, kedisiplinan peserta didik di Kelompok Bermain Satya Parahita Tegalrejo Salatiga masih tergolong rendah dalam mengantri, hal ini terlihat pada saat

(2)

34

pembelajaran berlangsung seperti: pada saat guru membagikan worksheet anak-anak saling mendahului tidak mendengar arahan guru untuk mengantri. Jumlah keseluruhan anak di Kelompok Bermain Satya Parahita Tegalrejo Salatiga berjumlah 8 anak terdiri dari 2 anak laki-laki dan 6 anak perempuan, namun yang bermasalah dalam kelas ini berjumlah 6 anak (75%) dimana anak yang kedisiplinan dalam mengantri tergolong kurang berjumlah 3 anak (37.5%) dan yang berkategori cukup juga 3 anak (37.5%) dan berkategori baik 2 anak (25%). Berikut hasil kedisiplinan anak yang diperoleh melalui observasi Prasiklus dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Hasil Kedisiplinan Anak Prasiklus

Kriteria Jumlah Anak %

Baik ( 7-9 ) 2 25%

Cukup ( 5-6 ) 3 37.5%

Kurang ( 3-4 ) 3 37.5%

(3)

35

Diagram 4.1 Kedisiplinan Anak Prasiklus

Dari tabel dan diagram di atas dapat di ketahui bahwa persentase hasil belajar indikator menunjukkan kedisiplinan anak yang berkategori Baik hanya 25%, berkategori Cukup 37.5%, serta berkategori Kurang 37.5%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator yang diinginkan belum tercapai.

4.2. Deskripsi Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada minggu keempat bulan Mei 2015 selama 2 minggu yaitu satu minggu 2 kali pertemuan waktu 2 jam 10 menit. Pada siklus I peneliti menyampaikan materi pembelajaran sesuai tema pada minggu tersebut kemudian dikaitkan dengan indikator yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan kedisiplinan anak. Adapun

25%

37.5% 37.5%

Kondisi Awal Kedisiplinan Anak

(4)

36

kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembelajaran pada siklus I ini adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi.

4.2.1 Pelaksanaan Siklus I

a. Pertemuan Pertama (Jumat, 29 Mei 2015)

Pada pertemuan pertama pada siklus I ini guru menerapkan kedisiplinana anak dalam mengantri, yaitu mengantri saat mencuci tangan. Di pertemuan pertama guru mengajak anak-anak untuk menonton video budaya antri, setelah itu guru melontarkan pertanyaan serta memberikan pesan yang baik pada anak, setelah menonton video budaya antri tersebut. Guru member aktivitas mencuci tangan. Di hari pertama ini kedisiplinan anak dalam mengantri masih belum terlihat, masih ada anak yang tidak tertib, ingin mendahului temannya walaupun sudah diarahkan guru.

Tabel 4.2 Kedisiplinan Anak Pada Siklus I

Kriteria F %

Baik ( 7–9 ) 4 50%

Cukup ( 5–6 ) 2 25%

Kurang ( 3-4 ) 2 25%

(5)

37

Dari tabel 4.2 di atas dapat di ketahui bahwa persentase hasil belajar indikator menunjukkan kedisiplinan anak yang berkategori Baik 50%, berkategori Cukup 25%, serta berkategori Kurang 25%. dapat terlihat bahwa kedisiplinan anak pada siklus I pertemuan pertama meningkat menjadi 50%, namun belum mencapai target yang ditentukan. Oleh karena itu dilanjutkan dengan pertemuan kedua.

b. Pertemuan Kedua (Senin, 01 Juni 2015)

Bahasan pembelajaran dihari ini guru menggunakan gambar, serta menceritakan kejadian yang ada pada gambar tersebut. Setelah itu guru menyampaikan peraturan dalam pembelajaran dengan melakukan pembiasaan kegiatan mengantri dalam pembelajaran di kelas yang mengarahkan/memotivasi anak yang berkaitan dengan kedisiplinan, setelah itu guru memberikan aktivitas pada anak yang berkaitan dengan mengantri seperti mengantri saat mengambil dan mengumpulkan worksheet dari guru, di sini guru mengamati anak yang tertib dan yang tidak tertib saat mengantri mengambil dan mengumpulkan worksheet dari guru.

(6)

38 4.2.2 Pengamatan

Saat pembelajaran siklus I dilaksanakan, masih ada beberapa anak yang kedisiplinannya dalam kegiatan pembiasaan mengantri belum terstimulasi penuh, dampaknya masih ada yang ingin mendahului temannya pada saat mengantri dikarenakkan asyik berbicara sendiri dengan temannya sehingga tidak mendengar arahan guru, dan hasil yang ingin dicapaipun belum memenuhi indikator keberhasilan. Saat siklus I dilaksanakan juga cara penyampaian yang disampaikan oleh guru masih belum menarik perhatian anak-anak dan cara guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan anak-anak masih kurang.

4.2.3 Refleksi

Hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I selama 2 kali pertemuan, bahwa kedisiplinan anak mulai meningkat. Pada siklus I pertemuan kedua belum mencapai target indikator keberhasilan yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu 80%. Target yang dicapai pada siklus pertama pertemuan kedua sebesar 50% untuk kriteria baik, 25% untuk kriteria cukup, 25% untuk kriteria kurang. Dari hasil siklus I maka perlu dilakukan yaitu dilanjutkan siklus II agar target indikator tercapai menjadi 80%. Pada siklus I ada beberapa hambatan yang muncul ketika pembelajaran berlangsung yaitu : Kedisiplinan anak dalam pembiasaan kegiatan mengantri masih belum

(7)

39

terstimulus sepenuhnya ( tidak mendengar arahan dari guru, dan belum bisa mengantri dengan baik).

Melihat hambatan yang terjadi pada siklus I maka penulis dan guru kelas berbicara untuk mencari solusi perbaikan pembelajaran, pada siklus II penulis dan guru bersepakat untuk memberikan reward berupa stiker untuk anak-anak yang aktif pada pertemuan pertama dan kedua siklus II. Urutan kegiatan divariasikan tujuan tersebut adalah untuk memotivasi anak supaya mereka mau mengikuti kegiatan mengantri dengan fokus, sehingga anak-anak bisa semangat dalam mengikuti kegiatan mengantri dengan baik sampai selesai.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Kedisiplinan Anak pada Siklus I

No Kriteria Siklus I Pertemuan I Pertemuan II F % F % 1 Baik ( 7-9 ) 4 50% 5 62.5% 2 Cukup ( 5-6 ) 2 25% 2 25% 3 Kurang ( 3-4 ) 2 25% 1 12.5% Total 8 100% 8 100%

(8)

40

Grafik 4.1 Kedisiplinan Anak pada Siklus I

Dari tabel dan grafik di atas dapat terlihat bahwa pelaksanaan siklus I pertemuan pertama kedisiplinan anak meningkat menjadi 50% dari kondisi awal, namun belum berhasil dipertemuan pertama sehingga dilanjutkan dipertemuan kedua. Bisa terlihat dipertemuan kedua kedisiplinan anak lebih meningkat menjadi 62.5% tetapi belum mencapai target yang diinginkan yaitu 80%.

4.3 Deskripsi Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada minggu kedua bulan Juni 2015 selama 1 minggu, yaitu 2x pertemuan waktu 2 jam 10 menit. Siklus II dilaksanakan sama seperti siklus I peneliti menyampaikan materi pembelajaran sesuai tema pada minggu tersebut kemudian dikaitkan dengan indikator yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu kedisiplinan. Adapun kegiatan yang

Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua 50 62.5 25 25 25 12.5

(9)

41

dilaksanakan selama proses pembelajaran pada siklus II ini adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi.

4.3.1 Pelaksanaan Siklus II (Perbaikan)

a. Pertemuan Perama (Sabtu, 06 Juni 2015)

Di pertemuan pertama pada siklus II ini, guru mengulangi kegiatan tentang mengantri sama seperti siklus I. Pada hari iniguru menerapkan kegiatan mengantri mencuci tangan. Namun pada kegiatan awal guru bercapak-cakap sambil menunjukkan gambar yang mengarahkan pada kegiatan mengantri mencuci tangan. Setelah itu guru memberikan aktivitas pada anak, yaitu kegiatan mencuci tangan, di awal kegiatan guru sudah memberikan arahan pada anak ketika mengantri anak-anak harus antri terlebih dahulu. Pada saat mengantri mencuci tangan anak-anak sudah terlihat tertib, walaupun masih ada beberapa anak yang masih diarahkan.

(10)

42

Tabel 4.4 Kedisiplinan Anak Pada Siklus II

Criteria Frekuensi %

Baik ( 7-9 ) 6 75%

Cukup ( 5-6 ) 1 12.5%

Kurang ( 7-9 ) 1 12.5%

Total 8 100%

Dari tabel 4.4 di atas dapat di ketahui bahwa persentase hasil belajar indikator menunjukkan kedisiplinan anak yang berkategori Baik 75%, berkategori Cukup 12.5%, serta berkategori Kurang 12.5%. dapat terlihat bahwa kedisiplinan anak pada siklus II pertemuan pertama meningkat menjadi 75%, namun belum mencapai target yang ditentukan. Oleh karena itu dilanjutkan dengan pertemuan kedua.

b. Pertemuan Kedua (Kamis, 11 Juni 2015)

Pada hari kedua ini guru bercakap-cakap tentang tema/sub tema hari ini, yaitu alat komunikasi/kegunaan surat. guru menjelaskan tentang semua alat komunikasi , seperti: surat, televisi, handphone, laptop, lonceng, kentongan dan lain-lain. Tetapi yang lebih difokuskan hari ini adalah surat dan kantor pos. Setelah itu guru menanyakan pada anak siapa yang pernah ke kantor pos, dan apa kegunaannya, anak-anak mulai antusias

(11)

43

menceritakan kalau mereka pernah ke kantor pos mengikuti orang tuanya untuk mengirim surat atau pun pemaketan barang untuk keluarganya yang jauh. Sebelum guru memberikan tugas pada anak-anak, terlebih dahulu guru menjelaskan cara menirim surat melalui kantor pos. setelah itu guru memberikan aktivitas pada anak-anak, yaitu membuat surat dengan menyuruh anak-anak untuk menggambar bebas di kertas HVS dan tujuan anak-anak menulis surat tersebut untuk dikirim ke orang tuanya. Guru memberikan kesempatan pada anak-anak untuk menganbil worksheet di depan kelas dengan tertib dan tidak rebutan.

Setelah selesai mengerjakan tugas, guru menyuruh anak untuk maju kedepan dengan tertib, dan suasana kelas di buat seperi kantor pos. guru menjadi petugas kantor pos dan anak-anak mengantri dengan sabar saat menirim surat. Aktivitas ini mengajarkan anak untuk sabar dalam menunggu giliran. Dihari kedua siklus II ini anak-anak saat mengantri sudah dilakukan dengan baik meskipun masih ada satu anak yang saat mengantri masih ingin mendahului teman yang lain tetapi saat ditegur dan diarahkan guru, anak tersebut menaati dan mau mendengarkan guru.

(12)

44

Tabel 4.5 Rekapitulasi Kedisiplinan Anak Pada Siklus II

No Kriteria Siklus II Pertemuan I Pertemuan II f % f % 1 Baik ( 7-9 ) 6 75% 7 87.5% 2 Cukup ( 5-6 ) 1 12.5% 1 12.5% 3 Kurang ( 3-4 ) 1 12.5% 0 0% Total 8 100% 8 100%

Grafik 4.2 Kedisiplinan Anak pada Siklus II

Dari tabel grafik di atas dapat terlihat bahwa kedisiplinan anak pada siklus II pertemuan pertama meningkat menjadi 75%, namun belum memenuhi indikator. Sedangkan dipertemuan kedua kemampuan anak mengenal bilangan sudah meningkat dan memenuhi indikator keberhasilan yakni 87.5% dari jumlah anak.

Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua 75 87.5 12.5 12.5 12.5 0

(13)

45 4.3.2 Pengamatan

Observasi yang dilakukan dengan melibatkan guru dengan menggunakan lembar observasi. Berikut aspek yang diamati untuk aktivitas siswa : (1) anak dapat mengantri saat mencuci tangan, (2) anak dapat mengantri saat mengambil worksheet dari guru, (3) anak dapat mengantri saat mengumpulkan worksheet di depan kelas. Pada siklus II ini anak-anak sudah bisa disiplin melalui pembiasaan kegiatan mengantri dan anak-anak juga aktif, tertib dan tenang meskipun masih ada satu anak yang belum tertib aktivitas guru (mengkondisikan siswa, memberi motivasi dan mengakhiri kegiatan belajar mengajar) cara guru mengajar juga sudah berkembang dan menguasai kelas. Pada akhir pembelajaran guru mengingatkan kembali tugas anak-anak di rumah setelah pulang sekolah.

4.3.3 Refleksi

Berdasarkan hasil pemgamatan observer terhadap anak-anak Kelompok Bermain Satya Parahita ini, kedisiplinan anak melalui pembiasaan kegiatan mengantri sudah mencapai target 80% dari jumlah anak, ada anak yang berhasil 87% dan hanya satu anak yang masih cukup berkembang 12.5%. dengan pembiasaan kegiatan mengantri dapat kita lihat bahwa kedisiplinan anak meningkat dan tak luput usaha guru memberikan motivasi dan penguatan kepada

(14)

anak-46

anak sehingga minat dan konsentrasi anak untuk mengikuti pelajaran dengan baik juga tercapai. Dengan demikian penelitian tindakan kelas ini telah berhasil.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Kedisiplinan Anak Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

No Kedisiplinan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Kriteria F % F % F %

1 Baik ( 7-9 ) 2 25% 5 62.5% 7 87.5%

2 Cukup ( 5-6 ) 3 37.5% 2 25% 1 12.5%

3 Kurang ( 3-4 ) 3 37.5% 1 12.5% 0 0%

Grafik 4.3 Kedisiplinan Anak Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

Kondisi Awal Siklus I Siklus II 25 62.5 87.5 37.5 25 12.5 37.5 12.5 0

(15)

47

Dari tabel grafik di atas terlihat bahwa kedisiplinan anak dari kondisi awal belum meningkat, sehingga dilakukan tindakan yaitu melalui siklus I dan siklus II. Pada siklus I kedisiplinan anak belum juga mencapai indikator keberhasilan (62.5%), oleh karena itu peneliti melanjutkan tindakan siklus ke II, dengan melalui siklus II kedisiplinan anak tercapai dan memenuhi indikator keberhasilan yaitu 87.5%.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan penelitian pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa melalui pembiasaan kegiatan mengantri ternyata telah meningkatkan kedisiplinan anak pada Kelompok Bermain Satya Parahita Tegalrejo Salatiga Tahun ajaran 2014/2015. Hal ini terlihat dari cara anak-anak mengikuti dan menaati arahan yang diberikan oleh guru dengan pembiasaan anak-anak lebih tertib dan menuruti arahan dari guru. Dari hasil observasi juga menunjukkan peningkatan terhadap kedisiplinan anak yakni pada siklus II telah mencapai 87.5%.

Hal ini sejalan dengan pandangan Hurlock (dalam Tu’u, 2004) mengatakan Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang menunjuk kepada kegiatan belajar mengajar. Istilah tersebut sangat dekat dengan istilah bahasa inggris disciple yang berarti seorang yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti seseorang pemimpin. Guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari

(16)

48

mereka cara hidup yang menuju ke hidup yang berguna dan bahagia. budaya merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kedisiplinan dimana individu itu dilahirkan. Budaya mengantri merupakan salah satu bentuk tingkat pencapaian dalam hal mengajarkan kedisiplinan yang terdapat di kurikulum pendidikan anak usia dini saat ini. Dalam istilah bahasa inggris lain discipline berarti (1) taat, tertib, atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri; (2) latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu sebagai kemampuan mental atau karakter moral; (3) hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki; (4) kumpulan atau system peraturan-peraturan bagi tingkah laku. Menurut Muhamad, (2009) menyatakan dengan pembiasaan ini dapat menanamkan perilaku baik dalam menanamkan disiplin diri pada peserta didik untuk melakukan kegiatan yang dilakukan dengan sendiri tanpa ada paksaan. Menanamkan kebiasaan antri sangat penting dilakukan sedini mungkin. Pembiasaan antri ini dilakukan agar anak terbiasa untuk bersikap antri bukan hanya di sekolah tetapi dimanapun mereka berada baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat. Banyak hal yang dapat dipelajari oleh anak, contohnya melalui kegiatan antri mencuci tangan anak dapat belajar menghargai teman, belajar sabar menunggu giliran, dan juga belajar untuk melakukan pola hidup teratur. Dan disesuaikan dalam permendiknas No 58 tahun 2009 menyatakan bahwa tingkat pencapaian perkembangan anak usia 4-5 tahun yang bertujuan dalam meningkatkan

(17)

49

kedisiplinan anak adalah: “anak mampu menunggu giliran”. dan diamati melalui aspek sebagai berikut: (1) Anak dapat mengantri saat mencuci tangan, (2) Anak dapat mengantri saat mengambil worksheet dari guru, (3) Anak dapat mengantri saat mengumpulkan worksheet di depat kelas.

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh hasil penelitian Eltin John (2009) dengan judul Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Anak di Kelas melalui Cerita, menemukan hasil

menunjukkan terdapat peningkatan disiplin anak ketika belajar di dalam kelas.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Aisan Sanipon

(2013) dengan judul Meningkatkan Kedisiplinan Anak Melalui

Pembiasaan Di Kelompok B Paud Negeri Pembina Palu, menemukan hasil bahwa melalui metode pembiasaan dapat meningkatkan kedisiplinan anak. Hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian Sapta Wibawati, Marwawi, Halida (2014) dengan judul Peningkatan Disiplin Melalui Pembiasaan Toilet Training Pada Anak Usia 4-5 Tahun, menemukan hasil bahwa Melalui pembiasaan toilet training dapat meningkatkan disiplin pada anak usia 4-5 tahun di TK Mujahidin I Pontianak.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Kedisiplinan Anak Prasiklus
Diagram 4.1 Kedisiplinan Anak Prasiklus
Tabel 4.2 Kedisiplinan Anak Pada Siklus I
Grafik 4.1 Kedisiplinan Anak pada Siklus I
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pembelajaran siklus II dikelas V yang diampu oleh bapak Nur Baidi dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2X35 menit) pada hari kamis 13 Agustus 2009. pada siklus

Refleksi dilakukan berdasarkan pengalaman atau temuan obsever pada siklus II yakni diantaranya: (1) Kegiatan pembelajaran siklus II berlangsung sesuai dengan

Tabel hasil observasi aktivitas siswa siklus I (terlampir). Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media grafis sudah

Peneliti melaksanakan proses refleksi setelah selesai dilaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus II, ada beberapa keberhasilan pembelajaran yang dilakukan guru antara

Pembelajaran pada siklus II ini dilakukan untuk memperbaiki tindakan dari siklus I. Sebelum pelaksanaan pada siklus II , berdasarkan pengamatan peneliti pada

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 April 2011 hari Rabu dengan materi tentang hafalan surat Al-Fiil. Anak-anak berbaris dihalaman sekolah sebelum masuk ke kelas

Untuk siklus ini, kegiatan belajar mengajar dengan metode Jigsaw sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana, meski peran guru masih cukup dominan untuk memberikan

Seperti pada siklus I pertemua I dan II, dalam siklus II pertemuan ke I ini pun selama proses pembelajaran berlangsung juga dilakukan pengamatan, baik pengamatan terhadap