3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis data yang dipakai oleh peneliti adalah Kuantitatif. Sumber data berasal dari eksternal perusahaan dan sifatnya primer
Data tersebut merupakan data primer karena data itu dikumpulkan sendiri oleh penulis.
3.2 Populasi Dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh karyawan professional, yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, yang berusia mulai dari 18 tahun. Umur tersebut ditentukan sesuai dengan Undang-undang Tenaga Kerja di Indonesia, bahwa umur minimal untuk bekerja adalah 18 tahun.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan sampling procedure dimana hasil analisis data sampel tersebut mampu menggambarkan keadaan dalam populasi secara akurat. Pengertian sampel menurut Malhotra (2004) sampel adalah sebuah grup dari populasi yang dipilih dalam penelitian.
Populasi yang digunakan adalah karyawan perhotelan dengan kategori bintang 5 di kota Surabaya. Pengertian dari populasi menurut Wikipedia (2011) adalah Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang berada pada wilayah tertentu dan pada waktu yang tertentu pula. Data dari sampel unit populasi digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ada.
Data dari sampel karyawan perhotelan di kota Surabaya digunakan untuk menjawab hal-hal yang berkaitan dengan variabel penting yang memicu kepuasan karyawan
Setiap sampel unit untuk karyawan dipilih dengan metode judgmental sampling. Judgmental sampling bersifat subjektif dan nilainya sepenuhnya bergantung pada persepsi keahlian dan kreativitas peneliti Untuk karyawan yang menjadi sampling unit dalam penelitian ini haruslah memiliki pengalaman kerja
dari karyawan Outsorcing maupun karyawan Casual harian yang umum dipakai di industry perhotelan.
Sample size adalah banyaknya jumlah koresponden yang harus dimiliki dalam melakukan penelitian (Malhotra, 2004). Hal kecukupan sampel perlu diperhatikan dalam penelitian ini. Ada banyak kriteria kecukupan sampel yang umumnya diterapkan. Walaupun pada dasarnya kriteria kecukupan sampel tersebut memiliki prinsip yang sama yaitu semakin banyak sampel yang diambil, maka pada umumnya semakin tinggi tingkat akurasi sampel tersebut dalam menggambarkan keadaan populasi (Malhotra,2004).
Untuk menentukan jumlah sampel yang dibutuhkan maka digunakan rumus oleh Slovin dimana formula yang dipakai adalah
(3.1) Slovin Formula
n = sample size N = population size
E = margin of error * desired
Untuk memenuhi syarat kecukupan sampel, maka pada penelitian ini terdapat total 150 karyawan tetap yang ada. Dengan demikian maka syarat kecukupan sampel agar terpenuhi dengan margin error 10% adalah 60 Karyawan
3.3 Instrumen dan Pengumpulan Data
Penelitian akan menggunakan metode survei data dengan menyebarkan kuesioner kepada pribadi yang telah memasuki dunia kerja. Kuesioner yang dibagikan akan disusun dengan menggunakan sistem skala likert. Metode pengumpulan data melalui kuisioner adalah sebagai berikut:
n = N__
1+NE²
1. Menyebarkan kuesioner secara langsung kepada karyawan perhotelan dengan kategori berbintang 5, diantaranya adalah Hotel Shangri-La Surabaya, JW Marriot Surabaya, Sheraton Surabaya.
2. Memberikan penjelasan kepada responden mengenai cara pengisian kuesioner agar responden paham dengan pernyataan tersebut
3. Mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden
4. Menyeleksi jawaban yang kurang sempurna (tidak diisi lengkap) atau tidak memenuhi syarat (minimal memiliki pengalaman kerja 2 tahun) 5. Melakukan deskripsi terhadap hasil kuesioner dari responden untuk
menjawab rumusan masalah yang telah diajukan penulis
3.4 Definisi Operasional Variabel
Defenisi operasional variabel yang akan digunakan untuk mengetahui secara detail pengertian dari variabel penelitian dan parameter pengukuran dan indikator-indikatornya dijabarkan sebagai berikut:
1. X1 =Motivasi kerja
Motivasi kerja dikategorikan menjadi 2 yaitu motivasi kerja positif dan motivasi kerja negatif dimana motivasi kerja positif digambarkan sebagai seseorang yang memiliki motivasi dalam dirinya untuk melakukan sesuatu aktivitas. Individu ini cenderung memiliki motivasi kerja yang tinggi dan cenderung menikmati apa yang ia kerjakan. Sedangkan Motivasi kerja negatif digambarkan sebagi seseorang yang tidak ada semangat dan dorongan untuk melakukan pekerjaan, seseorang yang tergolong dalam motivasi kerja negatif cenderung tidak memiliki tanggung jawab dan cenderung memilih tidak bekerja jika ada kesempatan tersebut.
2. X2 = Orientasi pencapaian
Orientasi pencapaian dibagi menjadi 3 aspek yaitu Intellectual Mastery, Orientation toward work, Competitiveness. Intellectual Mastery
kepada mereka. Orientation toward work merupakan orientasi pecapaian yang berorientasi kepada tujuan dalam pekerjaan dari masing-masing individu, dimana individu yang termasuk dalam golongan ini berupaya untuk melakukan perbaikan dalam kinerjanya ke arah yang lebih baik dan produktif. Competitiveness merupakan orientasi pecapaian yang berorientasi kepada memandang pekerjaan sebagai sebuah persaingan dan sebagai sebuah sarana untuk membandingkan kinerja dirinya dengan orang lain.
3. X3 =Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya
4. X4=Sistem kompensasi
Sistem kompensasi memiliki 2 macam pembagian yaitu, insetif finansial dan insetif psikologis. Yang tergabung di dalam insetinf finansial adalah insetif berupa kenaikan gaji, bou kerja, dan tunjangan-tunjangan lainnya. Sedangkan untuk insentif psikologis lebi berupa seperti kenaikan jabatan, pengakuan dalam perusahaan seperti penghargaan dan lain sebagainya
5. X5= Turnover Intention
Turnover intentions adalah keinginan secara sadar untuk mencari kesempatan kerja lain di tempat yang berbeda
Tabel 3.1 Indikator Variabel
Variable Operasional/indikator
Motivasi Kerja
Menuntaskan pekerjaan dengan baik Bekerja lembur tanpa dibayar
Memiliki komitmen terhadap pekerjaan Bersedia datang lebih awal ke tempat kerja Tidak Segan untuk membantu rekan kerja Mau melakukan pekerjaan tambahan
Menyukai adanya pemberian tanggung jawab dalam pekerjaan
Orientasi Pencapaian
Menyukai pekerjaan yang membutuhkan tingkat keahlian yang tinggi dan berusaha untuk mengerjakan pekerjaan lebih baik dari rekan kerja yang lain
Berusaha untuk mencapai tujuan dengan bekerja keras dan meningkatkan kemampuan pribadi untuk mencapai tujuan tersebut dan senantiasa melakukan perbaikan dalam kinerja ke arah yang lebih baik
Menikmati pekerjaan yang hanya memberikan penghargaan kepada yang paling baik dan berupaya keras untuk berkompetisi dengan orang lain dalam menuntaskan pekerjaan
Job Satisfaction
Kesempatan promosi yang jelas Rekan kerja yang baik
Pemimpin mau mengawasi, mengarahkan dan membina Pekerjaan sesuai dengan keinginan
Gaji yang kompetitif
Fasilitas dan kondisi kerja yang kondusif
Kesempatan karyawan untuk mengembangkan diri Kebebasan karyawan dalam menyelesaikan masalah pribadi/keluarga
Kompensasi Manajemen
Terdapat Bonus yang diberikan oleh perusahaan Tunjangan kesehatan yang memadai dari perusahaan Terdapat pemberian kendaraan kantor oleh perusahaan Terdapat tunjangan pensiun dari perusahaan
Terdapat pelatihan untuk meningkatkan kemampuan karyawan Mengharapkan pengakuan dari perusahaan dengan promosi karir
yang jelas
Turnover Intention
Profesi yang sama di perusahaan berbeda Intensi untuk mencari pekerjaan lain
3.5 Pengukuran variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, dengan interval penilaian untuk setiap jawaban responden adalah 1 sampai dengan 5 interval jawaban responden akan disesuaikan dengan pertanyaan yang diajukan, contoh alternatif jawaban yang digunakan untuk peningkatan kualitas kinerja, peningkatan layanan sistem informasi dan peningkatan efektivitas dan efisiensi manajemen internal yaitu: skor 5 = sangat setuju, skor 4 = setuju, skor 3 = kurang setuju, skor 2 = tidak setuju, dan skor 1 = sangat tidak setuju.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis kuantitatif, yaitu analisa yang didasarkan pada angka-angka dan perhitungan, dimana dari hasil perhitungan tersebut diperoleh suatu kesimpulan. Alasan menggunakan penelitian kuantitatif sebab tujuan dalam penelitian ini untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian melalui proses analisis data,yaitu dalam penelitian ini dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang kemudian kuesioner tersebut di proses melalui teknik analisis data. Teknik analisis data akan menggunakan software SmartPLS. Alasan memakai model ini karena ada struktur hubungan yang berjenjang antar variabel, dan software ini sesuai dengan kebutuhan penelitian.
3.6.1. Evaluasi Goodness of Fit Model PLS
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui berbagai kriteria goodness-of-fit. PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter sehingga teknik parametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan. Model pengukuran atau outer model
dengan indikator refleksif dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity
dari indikatornya dan composite realibility untuk blok indikator. Sedangkan outer model dengan indikator formatif dievaluasi berdasarkan pada substantive content -nya yaitu dengan membandingkan besar-nya relative weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut (Solimun, 2007).
Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat persentase varian yang dijelaskan yaitu dengan melihat R2 (R-square variabel eksogen) untuk konstruk laten dependen dengan menggunakan ukuran Stone-Geisser Q Square test dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur bootstrapping.
3.6.1.1. Goodness of Fit – Instrumen Penelitian
Convergent validity
Korelasi antara skor indikator refleksif dengan skor variabel latennya. Untuk penelitian ini loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup, karena merupakan tahap awal pengembangan skala pengukuran dan jumlah indikator per konstruk tidak besar, berkisar antara 3 sampai 7 indikator.
Discriminant validity
Pengukuran indikator refleksif berdasarkan cross loading dengan variabel latennya. Metode lain dengan membandingkan nilai square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk, dengan korelasi antar konstruk lainnya dalam model. Jika nilai pengukuran awal kedua metode tersebut lebih baik dibandingkan dengan nilai konstruk lainnya dalam model, maka dapat disimpulkan konstruk tersebut memiliki nilai discriminant validity yang baik, dan sebaliknya. Direkomendasikan nilai pengukuran harus lebih besar dari 0.50.
(3.2) Square root of average variance extracted (AVE)
Composite reliability 2 2 A V E v a r ( ) i i i i
(unobserved). Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit adalah 0.7, walaupun bukan merupakan standar absolut.
(3.3) Composite reliability
3.6.1.2. Goodness of Fit - Inner Model
Diukur menggunakan R-square variabel laten dependen dengan interpretasi yang sama dengan regresi; Q-Square predictive relevance untuk model konstruk, mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance; sebaliknya jika nilai Q-Square menunjukkan model kurang memiliki
predictive relevance. Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus:
Q2 = 1 – ( 1 – R12) ( 1 – R22 ) ... ( 1- Rp2 )
(3.4) Q-Square predictive relevance
dimana R12 , R22 ... Rp2 adalah R-square variabel eksogen dalam model persamaan.
Dengan asumsi data terdistribusi bebas (distribution free), model struktural pendekatan prediktif PLS dievaluasi dengan R-square untuk konstruk dependen,
Q-square test untuk relevansi prediktif.
2 2 ( ) ( ) var( )i i i c i