Azmi Azizah, 2016
PENGARUH GERAK IRAMA TERHAD AP PENINGKATAN KEMAMPUAN ORIENTASI ARAH PAD A ANAK TUNAGRAHITA SED ANG D I SLB BINA ASIH CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan sempurna. Manusia memiliki
otak sebagai pusat kendali dalam tubuhnya. Otak merupakan organ yang sangat
penting dan menakjubkan dalam tubuh manusia. Otak mengendalikan sistem
saraf dan berbagai kerja organ. Manusia memiliki dua belahan otak yaitu otak
kiri dan otak kanan. Kedua otak ini bekerja saling berkoordinasi.
Masing-masing belahan memiliki fungsi yang berbeda. Otak kiri memiliki fungsi untuk
berpikir logika dan bahasa. Sedangkan otak kanan berfungsi lebih intuitif,
keruangan dan visual. Selain itu, masih banyak lagi fungsi dari kedua belahan
otak ini.
Otak kanan mengendalikan fungsi tubuh bagian kiri, sedangkan otak kiri
mengendalikan fungsi tubuh bagian kanan. Dari koordinasi kedua belahan otak
tersebut akan menghasilkan proses berpikir yang selaras dan dinamis. Apabila
terdapat masalah pada kedua belahaan otak tersebut, maka akan menghambat
koordinasi kerja saraf dalam tubuh. Apabila otak kanan terganggu, maka fungsi
tubuhpun mengalami gangguan seperti berkurangnya kesadaran akan anggota
tubuh, gangguan ingatan, kelumpuhan pergerakan anggota tubuh bagian kiri
dan sulit mengenali konsep ruang seperti arah kiri, kanan, depan, belakang,
atas, bawah. Sedangkan apabila otak kiri yang terganggu, maka fungsi tubuh
bagian kanan pun mengalami gangguan, mengalami hambatan dalam bahasa,
kelumpuhan saraf sensori tubuh bagian kanan, sulit untuk membaca, menulis
dan berhitung. Oleh karena itu, jika terjadi hambatan pada otak akan
berpengaruh terhadap berbagai kemampuan kognisi, persepsi, motorik, bahasa
dan lain-lain, sehingga dapat menghambat pada aktivitas sehari-hari.
Salah satu anak yang mengalami hambatan pada otak adalah tunagrahita.
Somantri (2005, hlm.104) mengemukakan bahwa “Tunagrahita atau
Azmi Azizah, 2016
PENGARUH GERAK IRAMA TERHAD AP PENINGKATAN KEMAMPUAN ORIENTASI ARAH PAD A ANAK TUNAGRAHITA SED ANG D I SLB BINA ASIH CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengalami hambatan, sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang
optimal.” yang dimaksud tahap perkembangan di sini adalah perkembangan
fisik, kognitif, bahasa, motorik dan lain sebagainya. Definisi anak tunagrahita
juga dikemukakan oleh AAMD (American Association of Mental Deficiency)
yaitu “Keterbelakangan mental menunjukkan fungsi intelek di bawah rata-rata
secara jelas dengan disertai ketidakmampuan dalam penyesuaian perilaku dan
terjadi pada masa perkembangan (Kauffman dan Hallahan dalam Eka, 1986).”
Seorang anak usia sepuluh tahun pada umumnya sudah mampu membaca
petunjuk arah, sedangkan untuk anak tunagrahita membedakan tangan kanan
kiri pun ia belum mampu. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa terdapat
kesenjangan antara perkembangan anak tunagrahita dengan anak pada
umumnya yang sebaya. Hal ini adalah dampak dari hambatan kecerdasannya
yang berpengaruh terhadap kemampuan keruangan.
Pemahaman konsep jarak dan hubungan antar ruang sangat erat kaitannya
dengan kecerdasan spasial atau ruang. Kemampuan ini didapat secara bertahap.
Kemampuan memahami konsep arah akan menyokong kemampuan yang terus
berlanjut, seperti kemampuan membaca dan menulis saat memasuki sekolah.
Semuanya itu terkait dengan pemahaman konsep arah. Anak tunagrahita
umumnya sulit memahami ruang khususnya orientasi arah. Mereka seringkali
bingung dalam membedakan arah. Terganggunya proses pengorientasian diri
terhadap arah ini berpengaruh terhadap interaksi gerak dengan lingkungan
sekitar. Selain itu, anak tunagrahita juga memiliki keterbatasan memori. Ketika
tunagrahita diajarkan bahwa ini adalah arah kiri anak dapat mengingatnya,
namun beberapa jam kemudian ketika diberikan pertanyaan yang sama ia sudah
lupa dan bingung menjawab mana arah kiri.
Kemampuan orientasi arah sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,
seperti untuk membaca petunjuk jalan, menunjukan letak suatu tempat dan
memahami perintah arah. Misalnya anak diperintahkan guru untuk pergi ke
kelas yang berada di sebelah kiri toilet, atau anak diperintahkan untuk
mengacungkan tangan kanan saat di kelas, atau diperintahkan untuk mengambil
Azmi Azizah, 2016
PENGARUH GERAK IRAMA TERHAD AP PENINGKATAN KEMAMPUAN ORIENTASI ARAH PAD A ANAK TUNAGRAHITA SED ANG D I SLB BINA ASIH CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
arah. Oleh karena itu, jika anak tunagrahita mengalami hambatan dalam
orientasi arah tentu berpengaruh terhadap aktivitasnya sehari-hari. Maka dari
itu penulis ingin meneliti lebih jauh tentang hal ini, sehingga dapat membantu
meminimalisir hambatan orientasi arah yang umum dialami oleh anak
tunagrahita. Minimalnya apabila anak sudah mampu membedakan arah, ia
dapat berguna bagi orang di sekitarnya, sehingga ketika diperintahkan untuk
pergi ke suatu tempat, anak dapat mengerti instruksi arah yang diberikan orang
lain.
Peneliti menemukan masalah orientasi arah di salah satu Sekolah Luar
Biasa (SLB) daerah Cianjur, salah seorang siswanya mengalami hambatan
tunagrahita sedang disertai hambatan penyerta spastik. Saat ini, siswa tersebut
duduk di kelas IV SDLB. Dalam pembelajaran, anak mengalami masalah
membedakan huruf. Siswa sering tertukar ketika membaca dan menunjukkan
bentuk huruf yang hampir sama, seperti huruf b dan d. Kemudian peneliti
memberikan penjelasan kepada anak bahwa huruf b menghadap ke kanan
sedangkan huruf d menghadap ke kiri. Ternyata anak tidak memahami tentang
konsep arah kanan dan kiri. Tidak sampai di situ, peneliti juga bertanya tentang
arah depan, belakang, atas dan bawah. Ternyata untuk atas dan bawah anak
sudah memahami, namun untuk depan dan belakang masih sering tertukar. Satu
tahun yang lalu, peneliti sempat memberikan intervensi tentang membedakan
arah kanan kiri, depan-belakang, atas-bawah, namun hanya dua kali pertemuan
hasilnya anak belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Kemudian
selang beberapa waktu yang lalu, peneliti melakukan studi pendahuluan untuk
mengetahui kemampuan orientasi arah pada anak tersebut, ternyata anak masih
belum dapat membedakan arah. Sedangkan guru kelasnya pun belum
memberikan intervensi lebih lanjut terhadap permasalahan anak ini. Oleh
karena itu, peneliti ingin meneliti lebih jauh tentang permasalahan ini.
Mengajarkan orientasi arah kepada anak tunagrahita dirasakan cukup
menantang karena anak memiliki keterbatasan memori dan hambatan dalam
keruangan. Peneliti perlu memikirkan metode yang mudah diingat dan menarik
bagi anak. Selain itu, latihannya perlu dilakukan secara konsisten dan terus
Azmi Azizah, 2016
PENGARUH GERAK IRAMA TERHAD AP PENINGKATAN KEMAMPUAN ORIENTASI ARAH PAD A ANAK TUNAGRAHITA SED ANG D I SLB BINA ASIH CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ada beberapa penelitian sebelumnya tentang orientasi arah di antaranya
adalah penelitian tentang “Efektivitas pembelajaran orientasi arah melalui
pendekatan kontekstual terhadap peningkatan pola gerak arah pada anak
tunagrahita ringan” (Cahya R, 2014, hlm. 1). Penelitian tentang “Gerak irama
salah satu alternatif untuk mengenalkan konsep ruang bagi anak kesulitan
belajar” (Fitrawati, 2013, hlm.1). Penelitian tentang “Penggunaan konsep ruang
melalui permainan bintang beralih untuk meningkatkan penguasaan arah bagi
anak tunagrahita” (Helda, 2009, hlm.746). Ketiga penelitian tersebut umumnya
menerapkan perlakuan melalui metode gerak dan permainan. Hasilnya
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan konsep ruang dan arah
pada masing- masing subjek yang diteliti.
Salah satu ilmu dalam pendidikan khusus yang menerapkan metode gerak
dan permainan dalam pembelajaran adalah gerak irama. Menurut Delphie, B
(2009, hlm.186) “Ilmu gerak irama dapat dipakai sebagai wahana guru kelas
dalam upaya menjembatani kesulitan-kesulitan peserta didik, dan penguasaan
materi pembelajaran yang akan diajarkan melalui kegiatan-kegiatan kreativitas
yang esensial berkaitan dengan pola gerak dan olah tubuh secara alami yang
dirancang sebagai bentuk permainan bersifat terapeutik atau penyembuhan.”.
Selain itu gerak irama dapat melatih keterampilan motorik dan sosial. Dalam
gerak irama guru bebas merancang permainan disertai lagu-lagu, sehingga
dapat membuat pembelajaran lebih kreatif dan menyenangkan. Permainan
gerak disertai dengan aktivitas bernyanyi dan menari dapat membuat motivasi
belajar siswa lebih tinggi. Oleh karena itu, pembelajaran akan lebih mudah
masuk saat suasana hati siswa dalam keadaaan senang dan riang. Gerak irama
ini dapat diterapkan dalam pembelajaran orientasi arah bagi anak tunagrahita.
Peneliti berharap ketika pembelajaran dilakukan dalam bentuk permainan gerak
disertai nyanyian lagu-lagu tentang arah, siswa dapat lebih mudah memahami
praktek membedakan arah dan dapat mengingatnya melalui lagu.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan menerapkan gerak irama dalam pembelajaran orientasi arah.
Azmi Azizah, 2016
PENGARUH GERAK IRAMA TERHAD AP PENINGKATAN KEMAMPUAN ORIENTASI ARAH PAD A ANAK TUNAGRAHITA SED ANG D I SLB BINA ASIH CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Pengaruh Gerak Irama terhadap Peningkatan Kemampuan Orientasi Arah
pada Anak Tunagrahita Sedang di SLB Bina Asih Cianjur”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
peneliti mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat pada penelitian.
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Umumnya anak tunagrahita mengalami masalah dalam orientasi ruang dan
memori. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan orientasi arah. Anak
tidak dapat menyadari posisinya dalam suatu ruang. Selain itu karena
keterbatasan memorinya saat diajarkan tentang orientasi arah, anak cepat
lupa dalam mengingat arah, sehingga untuk mengajarkannya perlu dengan
metode konkret yaitu dengan cara anak dapat merasakan gerak tubuhnya
secara langsung. Pembelajarannya juga harus dilakukan berulang-ulang
agar masuk dalam memori jangka panjang anak.
2. Terdapat berbagai metode alternatif untuk melatih kemampuan orientasi
arah anak tunagrahita sedang. Dengan melihat karakteristik anak
tunagrahita sedang, maka diperlukan metode pembelajaran yang konkret,
mudah diingat dan menyenangkan. Metode permainan dan gerak menjadi
salah satu alternatif yang banyak diterapkan pada pembelajaran arah bagi
anak tunagrahita, seperti permainan bintang beralih, tari batok, pendekatan
pembelajaran kontekstual yang diaplikasikan dalam bentuk permainan
arah, gerak irama dan lain sebagainya Untuk belajar mengenal arah, anak
harus memiliki kesadaran arah yang baik. Hal ini dapat dilatih melalui
permainan yang menerapkan pola gerak arah, maka dari itu peneliti
memilih menerapkan gerak irama dalam pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan orientasi arah anak tunagrahita.
C. BATASAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukan di atas, terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan orientasi arah. Oleh karena
Azmi Azizah, 2016
PENGARUH GERAK IRAMA TERHAD AP PENINGKATAN KEMAMPUAN ORIENTASI ARAH PAD A ANAK TUNAGRAHITA SED ANG D I SLB BINA ASIH CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penerapan gerak irama dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
orientasi arah pada anak tunagrahita sedang.
D. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah gerak irama berpengaruh
terhadap peningkatan kemampuan orientasi arah anak tunagrahita sedang di
SLB Bina Asih Cianjur?”
E. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi dan gambaran mengenai pengaruh
gerak irama terhadap peningkatan kemampuan orientasi arah pada anak
tunagrahita sedang di SLB Bina Asih Cianjur.
b. Tujuan Khusus
1). Memperoleh data peningkatan kemampuan orientasi arah sebelum
diberikannya intervensi gerak irama pada anak tunagrahita sedang di
SLB Bina Asih Cianjur.
2). Memperoleh data peningkatan kemampuan orientasi arah setelah
diberikannya intervensi gerak irama pada anak tunagrahita sedang di
SLB Bina Asih Cianjur.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori penerapan
gerak irama dalam pembelajaran orientasi arah dan menambah inovasi
dalam mengembangkan kemampuan orientasi arah bagi anak tunagrahita
sedang.
b. Kegunaan Praktis
Sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengatasi permasalahan
orientasi arah pada anak tunagrahita sedang yaitu dalam membedakan
Azmi Azizah, 2016
PENGARUH GERAK IRAMA TERHAD AP PENINGKATAN KEMAMPUAN ORIENTASI ARAH PAD A ANAK TUNAGRAHITA SED ANG D I SLB BINA ASIH CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam pembelajaran ini guru dapat memanfaatkan benda-benda yang ada
di kelas, menciptakan permainan dan nyanyian tentang arah yang
diaplikasikan dalam bentuk permainan pola garis di lantai. Selain itu,
guru dapat menerapkan gerak irama pada pembelajaran sehari-hari agar