• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN RISIKO KARIES MENGGUNAKAN KARTU INDIKATOR RISIKO KARIES BALITA (KIRI KALI) PADA BALITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN RISIKO KARIES MENGGUNAKAN KARTU INDIKATOR RISIKO KARIES BALITA (KIRI KALI) PADA BALITA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 1, No.1 Bulan September, 2020, ISSN: 2721-2033

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN RISIKO KARIES MENGGUNAKAN KARTU INDIKATOR RISIKO KARIES

BALITA (KIRI KALI) PADA BALITA

Muhammad Fiqih Sabilillah 1, Isnar Nurul Alfiyah 2

1Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tasikmalaya

1Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tasikmalaya

ABSTRAK

Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut utama yang berhubungan dengan gizi yang ditemukan pada balita. Selain itu, kesehatan gigi dan mulut juga memerlukan perhatian akan asupan gizinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Hubungan Status Gizi dengan Risiko Karies menggunakan Kartu Indikator Risiko Karies Balita (KIRI KALI) pada Balita. Penelitian ini menggunakan rancangan analitik korelatif dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah populasi 67 siswa. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dalam bentuk tabel (boxplot atau diagram), kemudian analisis bivariat menggunakan korelatif spearman untuk menganalisis hubungan status gizi dengan risiko karies menggunakan kartu indikator risiko karies balita. Hasil penelitian ini didapatkan data distribusi frekuensi berdasarkan faktor risiko yaitu 35 siswa (52,23%) berisiko karies tinggi, 24 siswa (35,83%) berisiko sedang dan 8 siswa (11,94%) berisiko rendah. Distribusi frekuensi berdasarkan status gizi menunjukan bahwa 9 siswa (13,43%) memiliki status gizi dengan kriteria lebih, 48 siswa (71,64%) memiliki status gizi dengan kriteria normal dan 10 siswa (14,93%) memiliki status gizi dengan kriteria kurang. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan status gizi dengan risiko karies menggunakan kartu indikator risiko karies balita, dengan uji spearman didapatkan hasil Sig .000.

Kata Kunci :

Risiko Karies, Status Gizi, Balita

ABSTRCT Key word:

Caries Risk, Nutrition Status, Toddler

Dental caries is a major dental and oral disease associated with nutrition found in toddlers. In addition, dental and oral health also requires attention to nutritional intake. This study aims to analyze the relationship of nutritional status with caries risk using the Toddler Caries Risk Indicator Card (KIRI KALI) in toddlers.

This study used a correlative analytic design with a cross sectional design. The study sample used a purposive sampling method with a population of 67 students. Data analysis using descriptive statistics in the form of tables (boxplot or diagram), then bivariate analysis using correlative spearman to analyze the relationship of nutritional status with caries risk using a toddler caries risk indicator card. The results of this study obtained frequency distribution data based on risk factors, namely 35 students (52.23%) at high risk of caries, 24 students (35.83%) at moderate risk and 8 students (11.94%) at low risk. Frequency distribution based on nutritional status shows that 9 students (13.43%) have nutritional status with more criteria, 48 students (71.64%) have nutritional status with normal criteria and 10 students (14.93%) have nutritional status with criteria less. This study shows that there is a relationship between nutritional status and caries risk

(2)

using a toddler caries risk indicator card, with the Spearman test obtained Sig .000.

PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Indikator status kesehatan gigi dan mulut telah ditetapkan mengacu pada Global Goals for Oral Health 2020 yang dikembangkan oleh FDI dan WHO. Salah satu program teknis yang disarankan adalah agar negara-negara di dunia mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta meningkatkan upaya promosi kesehatan gigi dan mulut (Kemenkes, R.I., 2012;

Kassebaum, et al, 2017). Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kartu indikator risiko karies balita (KIRI KALI). Kartu indikator risiko karies balita (KIRI KALI) digunakan sebagai upaya pencegahan primer terhadap terjadinya karies pada anak (Kemenkes, R.I., 2012).

Kartu indikator risiko karies balita atau yang disingkat menjadi KIRI KALI merupakan kartu untuk mengukur risiko karies yang terjadi pada balita sehingga dapat memudahkan orang tua memantau kesehatan gigi anak terhadap terjadinya karies.

Faktor resiko karies dapat diketahui dari kebiasaan balita sebagai berikut; konsumsi minum susu botol saat tidur malam, konsumsi makanan manis diantara 2 waktu makan, sebelum tidu malam tidak menyikat gigi dan memiliki kebiasaan mengemut makanan (Kemenkes, R.I., 2012). Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2007, sebanyak 75% gigi masyarakat Indonesia mengalami karies akan tetapi yang memiliki motivasi untuk menambal gigi berlubang hanya sekitar 1,6% dan ada sekitar 43% penderita penyakit gigi atau kelainan gigi yang belum memeriksakan giginya. Angka ini, dengan kata lain memperlihatkan masih rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut karena 43% penduduk Indonesia mempunyai gigi berlubang yang tidak dirawat (Maulana, et al, 2017). Pada tahun 2013 dilakukan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), diperoleh prevalensi karies nasional indeks DMF-T adalah 4,6 mulut yaitu untuk mencegah peradangan gingiva dan sariawan (Sitompul, et al, 2015). Gizi dapat diartikan dalam pemahaman yang luas. Gizi bukan hanya sekedar membahas mengenai jenis makanan serta manfaat yang dapat diakibatkan pada tubuh manusia.

Namun, gizi juga membahas tentang proses mendapatkan dan pengolahan serta pertimbangan yang perlu dilakukan dalam upaya menciptakan kestabilan kesehatan (Jackson, et al, 2016).

Kadar zat makanan (gizi) pada setiap bahan makanan memang tidak sama, ada yang rendah dan ada yang tinggi, karena itu dengan memperhatikan “Empat Sehat, Lima Sempurna” yang selalu dianjurkan pemerintah, setiap bahan makanan akan saling melengkapi zat makanan atau gizinya yang selalu dibutuhkan tubuh manusia guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik serta energi yang cukup guna melaksanakan kegiatannya. Zat makanan (gizi) yang diperlukan tubuh manusia ada yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (pangan nabati) dan ada pula yang berasal dari hewan (pangan hewani) (Kusmana, et al, 2017).

Kesinambungan asupan gizi harus diperhatikan secara tepat sesuai dengan kebutuhan usia dan berat badan. Karbohidrat sebagai unsur gizi merupakan zat-zat organik yang

(3)

mempunyai stuktur molekul yang berbeda-beda, meskipun terdapat persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Karbohidrat memegang peran penting dalam unsur gizi karena merupakan sumber energi bagi manusia dan harganya relatif murah. Sumber karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan (Maulani, et al, 2016).

Data RISKESDAS (2013) menyatakan bahwa masalah gigi pada anak balita sebesar 10,4%. Hasil data Profil Kesehatan JABAR (2015) di Kota Cirebon menunjukkan balita yang BB/U<2 SD sebanyak 15%. Hal ini juga didukung dengan data penjaringan tahun 2015 Puskesmas Sitopeng Kota Cirebon dimana terdapat 319 anak balita yang memiliki gigi karies dari total 360 balita, sedangkan pada data status gizi terdapat 14 anak dengan status gizi kurang.

Penelitian yang dilakukan oleh Bertalina, dkk, (2017) menyatakan bahwa status gizi balita mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian karies gigi anak balita.

Selain itu penelitian yang dilakukan Putri dkk (2017) didapatkan sedangkan sebanyak 15 provinsi memiliki prevalensi karies diatas prevalensi karies nasional (Sabilillah, 2015).

Karies merupakan penyakit jaringan gigi yang ditandai kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fissure dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa.

Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa (Alifiani, 2017). Karies adalah penyakit infeksi pada gigi yang paling sering terjadi pada usia dewasa, muda dan tua sehingga apabila tidak dirawat maka akan bertambah buruk dan dapat menimbulkan rasa sakit yang berpotensi menyebabkan kehilangan gigi (Maulana, et al, 2017).

Zat gizi yang penting untuk pertumbuhan gigi adalah vitamin D dan mineral, hampir 90% dari seluruh tubuh kalsium dan fosfor terdapat pada tulang dan gigi. Vitamin lainnya meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi misalnya vitamin C, berfungsi untuk memperkuat pemeliharaan di dalam rongga (92,9%) anak mempunyai status gizi normal dan (64,3%) anak mempunyai karies gigi. Jumlah subyek dengan riwayat karies gigi sulung sebanyak 37 anak (77,1%) sedangkan status gizi murid TK Kartika XX–16 Manado terdiri dari 93,75% status gizi normal dan 6,3% bermasalah gizi sehingga dapat disimpulkan murid TK Kartika XX–16 Manado umumnya mempunyai status karies gigi pada kategori tinggi sedangkan status gizi cukup baik (Rengkuan, 2017). Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang “Hubungan Status Gizi dengan Risiko Karies Menggunakan Kartu Indikator Risiko Karies Balita (KIRI KALI) pada Balita”.

METODE

Rancangan penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah analitik korelatif dengan rancangan potong silang atau Cross Sectional yaitu mencari hubungan antara satu keadaan dengan keadaan lain, mengingat variabel bebas dan terikat pada jenis penelitian ini dilakukan pada saat yang bersamaan (dos Santos, 2014). Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa di RA Al Raudhah Kota Cirebon yang berjumlah 67 siswa.

(4)

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode non random sampling (tidak acak) yang dilakukan secara purposive sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Selain itu teknik pengambilan sampel ini berdasarkan kriteria tertentu, kebutuhan, tujuan penelitian maupun sifat sampel yang dapat diterima mewakilinya (Rodriguez, 2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang dilaksanakan pada RA Al-Raudhah Kota Cirebon terdiri dari laki-laki sebanyak 37 siswa (55,22%) dan perempuan sebanyak 30 siswa (44,78%). Jumlah jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan.

Distribusi frekuensi berdasarkan umur pada RA Al-Raudhah Kota Cirebon adalah sebagai berikut:

Table 1. Distribusi Frekuensi berdasarkan Umur

No. Umur Jumla

h Presentas

1 4 tahun 2 2,98% e

2 5 tahun 35 52,24%

3 6 tahun 30 44,78%

Jumlah 67 100%

Penelitian yang dilaksanakan pada RA Al-Raudhah Kota Cirebon terdiri dari siswa dengan umur 4 tahun sebanyak 2 siswa (2,98%), siswa dengan umur 5 tahun sebanyak 35 siswa (52,24%) dan siswa dengan umur 6 tahun sebanyak 30 siswa (44,78%).

Sebagian besar siswa di RA Al-Raudhah Kota Cirebon adalah siswa dengan umur 5 tahun.

Penelitian yang dilaksanakan pada RA Al-Raudhah Kota Cirebon terdiri dari siswa yang memiliki gigi tetap berjumlah 20 siswa (29,85%) dan siswa yang hanya memiliki gigi sulung berjumlah 47 siswa.

Penelitian yang dilaksanakan pada RA Al-Raudhah Kota Cirebon didapatkan seluruh siswa memiliki gigi sulung (100%) dan belum terganti menjadi gigi tetap.

Penelitian yang dilaksanakan pada RA Al-Raudhah Kota Cirebon didapatkan 9 siswa (13,43%) memiliki status gizi dengan kriteria lebih, 48 siswa (71,64%) memiliki status gizi dengan kriteria normal dan 10 siswa (14,93%) memiliki status gizi dengan kriteria kurang. Status gizi tersebut merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan menurut umur.

Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang ada dalam penelitian ini. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan status gizi dengan risiko karies menggunakan kartu indikator risiko karies balita. Hipotesis tersebut akan diuji dengan menggunakan uji korelatif spearman untuk menganalisis

(5)

hubungan status gizi dengan risiko karies menggunakan kartu indikator risiko karies balita. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi berdasarkan Hasil Analisis

Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat hubungan status gizi dengan risiko karies menggunakan kartu indikator risiko karies balita yang bermakna, hal ini ditunjukkan dengan hasil Sig .000.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian Hubungan Kartu Indikator Risiko Karies Balita (KIRI KALI) dengan Status Gizi pada Balita yang dilaksanakan di RA Al-Raudhah Kota Cirebon didapatkan bahwa 20 siswa telah tumbuh gigi tetap dan 59 siswa memiliki gigi yang berlubang. Penelitian yang dilaksanakan pada RA Al-Raudhah Kota Cirebon didapatkan 35 siswa (52,23%) berisiko karies tinggi, 24 siswa (35,83%) berisiko sedang dan 8 siswa (11,94%) berisiko rendah. Risiko karies didapatkan dari jumlah gigi yang berlubang dan faktor risiko meliputi minum susu botol saat malam hari, ngemil makanan manis, sebelum tidur malam tidak menyikat gigi dan kebiasaan mengemut makanan.

Penelitian yang dilaksanakan pada RA Al-Raudhah Kota Cirebon didapatkan 9 siswa (13,43%) memiliki status gizi dengan kriteria lebih, 48 siswa (71,64%) memiliki status gizi dengan kriteria normal dan 10 siswa (14,93%) memiliki status gizi dengan kriteria kurang. Status gizi tersebut merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan menurut umur. Hubungan status gizi dengan risiko karies menggunakan kartu indikator risiko karies balita yang bermakna, hal ini ditunjukkan dengan hasil Sig

.000. Rencana tahap berikutnya adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan gigi tentang Status Gizi pada balita.

2. Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan gigi tentang Risiko Karies menggunakan Kartu Indikator Risiko Karies Balita (KIRI KALI).

Risiko_Karies Status_

Gizi Spearman'

s rho Risiko_

Karies Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)

N 1.000 .657**

. .000

67 67

Status_

Gizi Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)

N .657** 1.000

.000 .

67 67

(6)

3. Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan gigi tentang Hubungan Status Gizi dengan Risiko Karies Menggunakan Kartu Indikator Risiko Karies Balita (KIRI KALI) pada Balita.

4. Memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi masyarakat tentang Hubungan Status Gizi dengan Risiko Karies Menggunakan Kartu Indikator Risiko Karies Balita (KIRI KALI) pada Balita.

5. Menambah bahan referensi untuk penelitian lain yang berkaitan dengan Hubungan Status Gizi dengan Risiko Karies Menggunakan Kartu Indikator Risiko Karies Balita (KIRI KALI) pada Balita.

6. Menambah kepustakaan bagi Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H., Adam, A.M. and Satria, A., 2016. A cross sectional study of nutritional status among a group of school children in relation with gingivitis and dental caries severity. Journal of Dentomaxillofacial Science, 1(3), pp.316-321.

Alifiani, H., 2017. Hubungan Kebiasaan Gosok Gigi dan Konsumsi Makanan Kariogenik Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah. Faletehan Health Journal, 4(4), pp.228-232.

Bayer, S.B., Siddiqui, F.B. and Ahmed, S.S., 2017. Correlation of Mid-Upper Arm Circumference with Body Mass Index and Waist-Hip Ratio in Haemodialysis Patients. Age, 48(11.81), p.30.

Behrman RL. 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Dian Rakyat.

Bertalina, B. and Simbolon, B., 2017. Hubungan Status Gizi Anak Balita dan Perilaku Ibu dalam Pemberian Asupan Makanan dengan Kejadian Karies Gigi. Jurnal Keperawatan, 10 (2), pp.215-220.

Chemiawan E, Gartika M, Indriyanti R. 2004. Perbedaan prevalensi karies pada anak sekolah dasar dengan program UKGS dan tanpa UKGS. Laporan Penelitian.

Bandung: Universitas Padjadjaran Bandung. Hlm 2-5.

dos Santos Junior, V.E., de Sousa, R.M.B., Oliveira, M.C., de Caldas Junior, A.F.

and Rosenblatt, A., 2014. Early childhood caries and its relationship with perinatal, socioeconomic and nutritional risks: a cross-sectional study. BMC Oral Health, 14(1), p.47.

Farsi N. 2007. Signs of oral dryness in relation to salivary flow rate, pH, buffering capacity and dry mouth complains. BMC Oral Health. Hlm 7-15.

(7)

Hess, S.Y., Abbeddou, S., Jimenez, E.Y., Somé, J.W., Vosti, S.A., Ouédraogo, Z.P., Guissou, R.M., Ouédraogo, J.B. and Brown, K.H., 2015. Small-quantity lipid- based nutrient supplements, regardless of their zinc content, increase growth and reduce the prevalence of stunting and wasting in young Burkinabe children: a cluster-randomized trial. PLoS One, 10(3), p.e0122242.

Ireland R. 2006. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy. 1st ed. UK: Blackwell Munksgaard. Hlm 75-82.

Jackson, P.A., Forster, J.S., Bell, J.G., Dick, J.R., Younger, I. and Kennedy, D.O., 2016. DHA supplementation alone or in combination with other nutrients does not modulate cerebral hemodynamics or cognitive function in healthy older adults.

Nutrients, 8(2), p.86.

Kassebaum, N.J., Smith, A.G.C., Bernabé, E., Fleming, T.D., Reynolds, A.E., Vos, T., Murray, C.J.L., Marcenes, W. and GBD 2015 Oral Health Collaborators, 2017. Global, regional, and national prevalence, incidence, and disability- adjusted life years for oral conditions for 195 countries, 1990–2015: a systematic analysis for the global burden of diseases, injuries, and risk factors. Journal of Dental Research, 96(4), pp.380-387.

Kementerian Kesehatan., 2012. Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Jakarta, pp.1-3.

---., 2012. Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil dan Anak Usia Balita bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jakarta, pp.47-48.

Khotimah, H., 2015. Hubungan antara usia, status gizi, dan status imunisasi dengan kejadian campak balita. Jurnal Obstretika Scientia, 1(1), pp.23-32.

Kusmana, A. and Samjaji, S., 2017. Status Gizi Penderita Karies Gigi pada Mahasiswa Tingkat I D III Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Tasikmalaya Tahun 2015. Indonesian Oral Health Journal, 2(1).

Maulana, I., Kusmana, A. and Primawati, R.S., 2017. Hubungan Pengetahuan Karies dengan Performance Treatment Index (PTI) pada Mahasiswa/i. Actual Research Science Academic, 2(2), pp.15-22.

Maulani, A., Herrhyanto, N. and Suherman, M., 2016. Aplikasi Model Geographically Weighted Regression (GWR) untuk Menentukan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kasus Gizi Buruk Anak Balita di Jawa Barat. Jurnal

(8)

EurekaMatika (JEM), 4(1), pp.46-62.

Proverawati, A., 2010. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). NuhaMedika. Puspitawati, N. and Tri, S., 2013. Sanitasi Lingkungan yang Tidak Baik Memengaruhi Status Gizi pada Balita. Jurnal STIKES, 6(1).

Putri, M.H., Eliza, H. and Neneng, N., 2011. Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta: EGC. pp.104.

Putri, R.M., Maemunah, N. and Rahayu, W., 2017. Kaitan Karies Gigi dengan Status Gizi Anak Pra Sekolah. CARE, 5(1), pp.28-40.

Rengkuan, R.Y., Wowor, P.M. and Mintjelungan, C.N., 2017. Gambaran status karies dan status gizi pada murid TK Kartika XX-16 Manado. e-GIGI, 5(2).

Rodríguez, P.N., Martínez Reinoso, J., Gamba, C.A., Salgado, P.A., Mateo, M.T., Manto, M.D.C., Molgatini, S.L., Iglesias, V. and Argentieri, Á.B., 2015.

Association among salivary flow rate, caries risk and nutritional status in pre- schoolers. Acta Odontológica Latinoamericana, 28(2), pp.185-191.

Sabilillah, M.F., 2015. Perbedaan antara Audiovideo dengan Demonstrasi Pantum terhadap Perilaku, Status Kebersihan Gigi & Mulut Anak Slow Learner: Kajian terhadap Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut (Doctoral dissertation, Program Pascasarjana Undip), pp.1-6.

Sitompul, M. and Aritonang, E.Y., 2015. Analisis Kandungan Mineral Pada Tepung Campuran Pisang Awak Dan Tepung Beras Serta Sumbangan Mineralnya Terhadap Angka Kecukupan Gizi Bayi. Gizi, Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi, 1(2).

Sondang P, Hamada T. 2008. Menuju Gizi dan Mulut Sehat Pencegahan dan Pemeliharaan. Terbitan I. Medan: USU Press. Hlm 25-37.

Supariasa, I. D. N., dkk., 2013. Penilaian Status Gizi (Edisi Revisi). Jakarta: Penerbit Buku EGC.

Susanti, E., 2016. Hubungan Status Gizi terhadap Usia Menarche pada Remaja Putri Usia 10-16 Tahun di SMPN I Baso. Jurnal Kesehatan, 3(1)

Gambar

Table 1. Distribusi Frekuensi berdasarkan Umur
Tabel 2. Distribusi Frekuensi berdasarkan Hasil Analisis

Referensi

Dokumen terkait

ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR PADA HOTEL PONDOK

Dalam hal ini nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05, oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelompokan RVI bangunan berdasarkan bentuk atap tidak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara kompensasi, komunikasi, motivasi, terhadap disiplin kerjatenaga pengajar di lingkungan Politeknik Maritim Negeri

[r]

Mengembangkan budaya 5S (senyum, sapa, salam, sungkem, dan sopan) untuk Membentuk Karakter Cinta Damai. Penerapan budaya 5S dimaksudkan untuk membentuk

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh metode bercerita terhadap keterampilan berbicara pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mangkura

pengembangan pada Kampung Pesindon. Pada tahun 2011, Kampung Pesindon ditetapkan menjadi salah satu destinasi wisata batik di Kota Pekalongan yang mengalami perubahan