• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN INTERAKSI SEKOLAH DENGAN ORANGTUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PANDUAN INTERAKSI SEKOLAH DENGAN ORANGTUA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Kurikulum 2013 telah diimplementasikan mulai tahun 2013 yang dilaksanakan secara bertahap. Pada tahun 2014 implementasikan kurikulum 2013 dilaksanakan di semua sekolah, pada tahun 2015 implementasi kurikulum dilaksanakan pada 9,322 sekolah dasar di 444 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013 ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar-Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menenga, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melaksanakan program pendampingan bagi guru di sekolah dasar agar memiliki pemanhaman, sikap dan ketrampilan yang sejalan dengan kurikulum 2013. Dalam pelaksanaannyam keberhasilan program pendampingan perlu di dukung oleh ketersediaan panduan yang secara teknis mampu mimbimbing dan mengarahkan guru melaksanakan praktik pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 tersebut. Panduan teknis yang telah disusun adalah:

1. Panduan Teknis Pendampingan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar 2. Panduan Teknis Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) Di Sekolah Dasar

3. Panduan Teknis Pembelajaran di Sekolah Dasar 4. Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar

5. Panduan Teknis Pengisian Rapor dan Buku Induk di Sekolah Dasar

6. Panduan Teknis Remedial Dan Pengayaan di Sekolah Dasar

7. Panduan Teknis Pengembangan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar

8. Panduan Teknis Pelaksanaan Bimbingan Psiko-Edukatif di Sekolah Dasar

9. Panduan Teknis Interaksi Sekolah Dengan Orangtua di Sekolah Dasar

(2)

11. Panduan Teknis Pengembangan Muatan Lokal di Sekolah Dasar

12. Panduan Teknis Menyusun Buku I – Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar

Panduan Teknis ini di susun sebagai acuan bagi guru, Kepala Sekolah, Pengawas, para pembina pada Dinas Pendidikan, pemangku kepentingan, orangtua, serta masyarakat dalam melaksanakan, membina dan memfasilitasi kurikulum 2013 di SD. Sesuai dengan dinamika yang ada, upaya perbaikan panduan ini perlu dilakukan.

Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan panduan ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan atas dedikasi dan sumbangan pemikirannya. Semoga panduan ini dapat memberi manfaat dalam menyukseskan pelaksanaan kurikulum 2013 di SD.

Jakarta, Juli 2015 Direktur Pembinaan SD

Ibrahim Bafadal

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……….. Daftar Isi ... Bab I PENDAHULUAN .………

A. Latar Belakang ………... B. Dasar Hukum……….. C. Tujuan ……….

Bab II INTERAKSI ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN...

A. Peran keterlibatan orang tua... B. Bentuk-bentuk Interaksi ...

Bab III KEGIATAN KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM

PEMBELAJARAN...

A. Kegiatan Orang tua dalam Pembelajaran ... B. Contoh Kegiatan Orang Tua berkaitan dengan pembelajaran... C. Bagaimana Orang tua menilai anaknya di rumah...

1. Bab IV MONITORING DAN

EVALUASI ...

2. A. Perencanaan Monitoring dan Evaluasi...

3. B. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi ...

4. C. Laporan Monitoring dan Evaluasi ...

5. D Indikator Keberhasilan Melalui Evaluasi Diri Sekolah...

6. E Faktor

Pendukung...

BAB V PENUTUP... Daftar Pustaka ...

(4)
(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahun pelajaran 2013/2014, Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013 bagi sekolah rintisan. Kerangka Dasar dan struktur kurikulum tersebut diatur dalam Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014, serta permen 103 tahun 2014 tentang proses pembelajaran. Sebagai perbaikan dari kurikulum sebelumnya, pada jenjang Sekolah Dasar (SD) adalah desain pembelajaran yang dirancang tematik-integratif. Jadi bukan lagi tiap matapelajaran memiliki tujuan pembelajaran atau kompetensi yang berbeda satu sama lain, melainkan semua matapelajaran diarahkan untuk menunjang kompetensi yang sama. Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran melalui penggunaan tema. Pada pembelajaran tematik terpadu, peserta didik tidak mempelajari materi mata pelajaran secara terpisah. Semua mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar sudah melebur menjadi satu kegiatan pembelajaran yang diikat dengan tema, namun kegiatan pembelajaran tersebut tetap dikembangkan dari kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Kompetensi yang dicapai terdiri atas tiga aspek, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pembelajaran Tematik Terpadu dengan proses pendekatan saintifik dan penilaian otentik membawa implikasi perubahan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. Perubahan tersebut mengakibatkan perubahan juga pada buku peserta didik, buku guru, sistem penilaian, pelaksanaan program remedial dan pengayaan, dan kepedulian orang tua dalam mendampingi anaknya.

(6)

Untuk dapat berpartisipasi secara efektif, orang tua perlu memahami kebutuhan dan program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah, termasuk prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran. Melalui pemahaman ini orang tua diharapkan mampu menempatkan posisinya secara tepat dalam membantu pencapaian keberhasilan pendidikan di sekolah.

Terjalinnya interaksi dan komunikasi antara orang tua dengan guru dalam memperkuat proses pembelajaran di sekolah, pada hakekatnya merupakan upaya menyelaraskan nilai-nilai inti yang berlaku di rumah dan sekolah (value of genuine home-school partnership) dapat berjalin rapat.

Melalui langkah ini diharapkan terbangun persepsi yang sama antara sekolah dan orang tua dalam mendukung proses pembelajaran yang akan diberikan. Kegiatan belajar anak di sekolah sesuai dengan harapannya sebagai anak, harapan orang tua, dan harapan gurunya. Kerjasama yang harmonis antara orang tua dengan guru, dalam hal ini kehadiran orang tua sebagai ‘partner’ sekolah menjadi sebuah keharusan. Keterlibatan orang tua, secara efektif dan proporsional, akan memberi dampak yang positif dalam memperkuat proses pembelajaran yang dilaksanakan di Sekolah Dasar. Orang tua mampu menjadi mitra dengan peranan penting bagi proses pendidikan anak serta keterlibatan mereka dalam memberikan pengalaman belajar tidak hanya di sekolah. Orang tua juga harus berperan ekstra sebagai mitra dalam membantu anak mengerjakan tugas dengan tidak menilai tugas tersebut dari baik buruk, tetapi lebih mengenal pemikiran sang anak dengan membiarkan anak memberikan alasan perihal jawabannya.

(7)

maka karakter dan kreativitas anak akan terbentuk. Hal ini sesuai dengan amanat Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang proses pembelajaran di sekolah dasar, di mana interaksi dengan orang tua merupakan bagian dari proses pembelajaran. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar sebagai Direktorat Teknis menyusun panduan teknis inreaksi sekolah dengan orang tua sebagai petunjuk teknis operasional pedoman umum. Dengan adanya panduan ini diharapkan pemahaman orang tua, kesabaran dan keuletan dalam mendampingi anak-anaknya belajar dapat bersinergi dengan sekolah.

Pedoman ini mencakup substansi sebagai berikut : 1. Kebutuhan kerjasama orang tua dengan sekolah 2. Bentuk kerjasama antara orang tua dengan sekolah

3. Petunjuk praktis bagi orang tua dalam mendampingi anak pada proses pembelajaran di sekolah.

B. Dasar Hukum

Peraturan perundang-undangan yang melatari kebijakan di atas adalah sebagai berikut:

1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar

dan Menengah

3. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

4. Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah

5. Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI

6. Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 044 Tahun 2002 tentang

Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

8. Permendikbud no 57 tahun 2014 tentang kerangka dasar dan strukturkurikulum.

9. Permendikbud no 60 tahun2014 tentang KTSP di sekolah dasar

(8)

11.Permendikbud no 63 tahun 2015 tentang pendidikan kepramukaan. 12.Permendikbud 103 tahun 2014 tentang proses pembelajaran di sekolah

dasar

13.Permendikbud 104 tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar.

C. Tujuan

Secara umum pedoman ini bertujuan untuk memfasilitasi kerjasama orang tua dengan sekolah dalam upaya mendukung pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Secara khusus pedoman ini bertujuan untuk :

1. Memberikan panduan tentang peran orang tua dan keluarga untuk mendukung kesuksesan anak dalam pembelajaran di sekolah.

2. Memberikan panduan teknis pendampingan kepada orang tua dalam pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar.

3. Meningkatkan konsep diri yang positif, karena anak dapat menunjukkan keberadaan orang tuanya di hadapan guru dan teman-temannya

4. Anak akan memperoleh pola didik yang berimbang ketika di sekolah dan di rumah

5. Perkembangan anak dapat terpantau dengan baik oleh guru maupun orang tua, sehingga dapat dikembangkan seoptimal mungkin

Oleh karena itu Melalui Panduan praktis ini diharapkan:

1. Terciptanya kesamaan pemahaman tentang Pembelajaran di Sekolah Dasar dalam Kurikulum 2013 antara Orang Tua dan Sekolah

2. Terciptanya keseimbangan pola didik antara di sekolah dan di rumah 3. Terciptanya hubungan/ interaksi yang wajib bagi peserta didik

dengan orang tua

BAB II

INTERAKSI ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN

(9)

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan

utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia

dilahirkan, dan berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi

serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu

mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak budi pekerti

dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima

dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai

dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.

Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap

pendidikan anak- anaknya lebih bersifat pendidikan watak dan

budi pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan sosial, seperti

tolong menolong, bersama-sama saling menjaga kebersihan

rumah, menjaga kesehatan dan sejenisnya selain membimbing

anak dalam belajar.

Ada sebuah contoh/ilustrasi yang menggambarkan betapa

pentingnya peran orang tua terhadap anak dalam keteladanan

bersikap dan bertutur kata :

Pernah suatu ketika saya menumpang pulang dari sekolah

bersama wali murid, dalam mobil yang ber-AC anak kecilnya

yang belum sekolah membuka kaca jendela untuk melihat

pemandangan di luar, si Bapak pun langsung memarahinya dan

berkata : ”Bodoh kamu, kalau AC nyala jangan buka jendela!”, si

Anak pun langsung menyahutnya: “Bapak yang bodoh.”

(10)

merokok di atas motor. Sungguh seorang bapak yang tidak

memiliki rasa empati.

Dari dua kisah di atas tampak ironis dengan apa yang guru

ajarkan di sekolah. Kata-kata sopan hingga sikap tanggung

jawab tidak lagi dipakai di luar lingkungan sekolah, mana

mungkin terbentuk karakter dari jiwa suci seorang anak. Sekolah

hanyalah penunjang pendidikan seorang anak, orang tualah yang

mempunyai peran utama dalam mendidik anaknya, maka peran

sekolah bukan hanya untuk anak tapi juga untuk orang tuanya.

Dari sinilah

kerjasama

dianggap perlu bagi sekolah terhadap

orang tua guna mewujudkan sinergi antara orang tua, anak dan

sekolah.

B. Bentuk-bentuk Interaksi

Selain peran orang tua, ada berbagai macam bentuk atau cara

keterlibatan orang tua yang

salah satunya mendorong dan meningkatkan prestasi belajar

anak, antara lain sebagai berikut :

1. Menyediakan fasilitas belajar seperti: adanya ruangan belajar

memenuhi persyaratan agar dapat digunakan untuk belajar.

Cukup cahaya, adanya sirkulasi udara yang baik dalam

ruangan belajar,mempunyai perabotan untuk belajar seperti :

meja belajar dan kursi belajar. Adanya buku-buku pelajaran,

baik buku-buku wajib ataupun buku-buku penunjang pelajaran

dan lain-lain.

(11)

a. Mengingatkan anak untuk mengerjakan PR

b. Mengingatkan/mendampingi anak mengulang pelajaran

yang telah diberikan oleh guru di sekolah.

c. Menganjurkan anak agar setiap membaca materi pelajaran

dibuat ringkasannya supaya mudah diingat.

d. Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah.

Belajar haruslah teratur sesuai dengan waktu-waktu yang

telah diatur sendiri. Karena itu perlu membagi waktu yang

seefisien mungkin dan janganlah belajar seenaknya saja

tanpa rencana. Tentukan terlebih dahulu apa yang akan

harus dicapai dan ditemukan dalam waktu belajar satu atau

dua jam. Perlu diingat bahwa belajar yang terlalu lama pun

tidak efektif dan hanya membuang-buang waktu. Dalam

penggunaan waktu belajar awali dulu dengan yang mudah

baru ke yang sulit.

3. Mengenal kesulitan-kesulitan anak dalam belajar

a. Kesulitan yang datang dari dalam diri si anak, seperti: mata

cepat lelah

apabila lama membaca buku pelajaran, adanya kelainan

pada mata, dll.

b. Kesulitan yang datang dari luar diri si anak, seperti:

buku-buku pelajaran yang tidak lengkap dan lain-lain, ruangan

belajar yang tidak nyaman, bising, panas/pengap, kurang

cahaya/udara. Kesemuanya itu dapat mempengaruhi

prestasi belajar.

(12)

Ha ri/tgl

Agenda peserta didik Catatan peserta

didik Jumat, 15

Mei 2015

Tugas : mencari informasi tentang hak dan kewajiban anggota keluarga

Melakukan wawancara kepada ayah, ibu, dan kakak

Catatan guru Yth. Orang tua Dimohon membantu untuk memberikan informasi yang mendukung penugasan ananda. .. Tanda tangan

Catatan orang tua: Tugas sudah dikerjakan, namun anak kami mengalami kesulitan dalam menyusun pertanyaan untuk wawancara Tanda tangan

Buku pengumuman kegiatan pembelajaran KI 1 dan KI 2

BAB III

KEGIATAN KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM

PEMBELAJARAN

Pengembangan Karakter dalam tema: Yth. Orang tua

Pada tema ... ini karakter yang dikembangkan dan diamati pada pembelajaran : teliti, peduli dan tanggung jawab. Mohon bantuan Bapak/ Ibu untuk membantu mengembangkan dan mengamati sikap tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

(13)

A. Kegiatan Orang Tua dalam pembelajaran

Orang tua peserta didik adalah bagian dari sekolah. Sehingga memiliki kewajiban yang sama dalam mendidik anak. Di samping itu kerjasama yang terbangun dengan baik akan menghasilkan keuntungan bersama yang pada akhirnya dapat menunjang keberhasilan anak.

Partisipasi orang tua peserta didik di sekolah sangatlah penting. Baik itu dalam kaitannya dengan anak didik secara langsung maupun dalam hubungan kerjasama untuk meningkatkan pembelajaran. Pembelajaran memadukan secara utuh potensi anak yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Seluruh pembelajaran dirancang untuk menstimulus ketiga ranah tersebut dengan menggunakan berbagai metode dan sarana belajar. Belajar tidak boleh lagi hanya terpaku pada pembahasaan konsep dan teori saja. Setiap pokok bahasan harus berupaya menarik minat anak terhadap pokok bahasan serta membimbing mereka untuk masuk pada dunia aplikasinya. Misalnya :

1. Parent teaching: adalah program sekolah yang melibatkan orang tua sebagai guru untuk mengajarkan pokok bahasan tertentu. Tujuannya adalah peserta didik dapat memperoleh wawasan lebih mendalam karena yang menjadi pembicara kompeten dibidangnya dan sebagai variasi dalam pembelajaran. parent teaching dimana orang tua peserta didik ikut mengajar di kelas. Contoh ada orang tua yang pernah mengajarkan pada pelajaran IPS, beliau diminta menjelaskan tentang materi ‘uang’. Bidang lain, orang tua peserta didik yang memiliki keahlian di bidang IT, sehingga mengajarkan kepada para orang tua bagaimana berinternet sehat, situs-situs apa saja yang bermanfaat, dll.

(14)

3. Market day: adalah program untuk melatih peserta didik sejak dini tentang wirausaha. Acaranya yaitu seperti bazar. Peserta didik menyiapkan kebutuhan untuk dijual di sekolah. Sekolah sudah menyiapkan tenda dan tempat, peserta didik hanya menyiapkan kebutuhan bahan mentah, kemudian mengolahnya hingga siap jual.

4. Career day: adalah kegiatan bersifat keahlian yang diberikan sesuai dengan profesi orang tua peserta didik. Orang tua peserta didik yang memiliki keahlian profesi ikut terlibat dalam berpartisipasi di sekolah. Pemberdayaan karir orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran: kegiatan ini merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan orang tua yang memiliki profesi yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Sebagai contoh, orang tua peserta didik yang berprofesi sebagai doktrer gigi dapat dilibatkan untuk memberikan sosialisasi tentang cara menyikat gigi yang benar kepada peserta didik pada pembelajaran penjaskes Program ini cukup diminati peserta didik karena peserta didik diajar langsung oleh ahli yang sesuai dengan profesinya, misalnya dokter, arsitek, dll. Ada pula orang tua peserta didik yang memberikan sumbangan keahlian terkait dengan ilmu kesehatan, yaitu dengan penyuluhan kesehatan gigi dan kejiwaan anak. Orang tua peserta didik ada pula yang memberikan ilmunya yaitu mengajarkan qiro’ati.

Partisipasi keahlian dalam career day sangat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran khususnya yang berkaitan dengan profesi tertentu. Peserta didik juga merasa senang karena langsung bertemu dengan orang tua yang memiliki profesi tertentu dan juga memotivasi peserta didik untuk meraih cita-cita.

5. Family gathering : yaitu kegiatan rekreasi bersama-sama dengan keluarga. Biasanya dilaksanakan setelah ujian akhir atau kenaikan kelas. Pengumpulan biaya dimusyawarahkan melalui forum komite kelas.

(15)

Contoh kegiatan orang tua yang berkaitan dengan pembelajaran, di mana kegiatan tersebut sesuai juga dengan langkah-langkah kegiatan yang berada di kelas adalah :

1. Anak diberi motivasi dan dibiasakan dalam mengamati yang nantinya mereka akan menjadi seorang pengamat yang jeli, yaitu melalui kegiatan sehari – hari di rumah, lingkungan sekitar, dan di masyarakat.

Misalnya :

 Mengamati cara membersihkan kamar tidurnya sendiri  Mengamati cara menjaga kesehatan badan

 Mengamati cara menanam dan menyirami pohon

 Mengamati kejadian alam (hujan, sampah yang bau, banjir, gunung meletus)

 Mengamati masalah-masalah sosial (perayaan hari besar agama/nasional)

 Mendengarkan cerita / dongeng dari orang tua  Membaca buku cerita, majalah anak-anak  Membaca spanduk, reklame, iklan dll

2. Setelah kegiatan mengamati tersebut, kemudian orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya mengenai apa yang telah dilihat, didengar, dibaca, dan dirasakan terkait hasil pengamatan terhadap obyek yang diamati, sehingga menjadi seorang yang kritis dalam bertanya.

Misalnya :

 Setelah bangun tidur, apa yang harus aku lakukan?  Bagaimana terjadinya hujan, banjir, gunung meletus, dll?

 Setelah membaca majalah apa yang akan ditanyakan oleh anak dll.

3. Kegiatan berikutnya adalah orang tua mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi atau melakukan eksperimen, sehingga menjadi seorang yang berani mencoba.

Misalnya :

 Anak membuat minuman teh  Anak menyirami tanaman

(16)

(informasi apa saja yang disampaikan oleh anak kepada orang tua pada saat atau setelah kunjungan tersebut, apakah anak dapat mengambil kesimpulan hasil kegiatannya , dan orang tua memberikan respon terhadap informasi dari anak)

4. Anak juga dibiasakan untuk diajak berfikir dan menalar tentang hal-hal yang dilihatnya, mengapa kita perlu membersihkan tempat tidur, kenapa kita perlu mandi, kenapa kita perlu menyiram tanaman dan lain-lain.

5. Anak dibiasakan untuk menceritakan atau mengkomunikasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan kepada orang tua, dan orang tua mencatat hal-hal yang tadinya belum dapat dilakukan anak sampai anak tersebut dapat melakukan kegiatan dengan sangat baik.

C. Bagaimana Orang tua menilai anaknya di rumah?

Orang tua dapat menilai anak melalui hasil aktivitas belajar anak di rumah bersama orang tua apa adanya (penilaian otentik) untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar anak. Penilaian tersebut mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Hasil penilaian dapat diinformasikan kepada guru sebagai feedback melalui buku penghubung yang disediakan sekolah.

Contoh :

(17)

Pada setiap buku peserta didik terdapat bagian ”Belajar di Rumah” yang berisi kegiatan yang harus dilakukan peserta didik bersama orang tua. Orang tua diharapkan peran aktifnya untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan tugasnya.

Contoh pada kegiatan tersebut, orang tua meminta peserta didik untuk menyebutkan nama-nama teman barunya di sekolah.

Contoh yang dapat dilakukan orang tua :

 Bagaimana belajarnya hari ini di sekolah nak?

 Coba ingat – ingat kejadian apa saja yang tadi dialami di sekolah?  Apakah kamu sudah punya teman baru?

 Kalau sudah ceriterakan siapa saja teman baru mu itu?

 Orang tua memberikan penilaian terhadap apa yang telah dilakukan anaknya, dengan terlebih dahulu memberikan pujian,agar anak lebih termotifasi untuk belajar.

 Orang tua menyampaikan kepada guru hasil penilaiannya baik langsung maupun melalui buku penghubung.

Contoh pada Buku Peserta didik

Kelas I, Semester 2, Tema: lingkungan Bersih sehat dan Asri

Sub Tema : Lingkungan Rumahku pada pembelajaran 5 buku peserta didik hal 30 ada kegiatan bersama orang tua.

Belajar di Rumah

Kegiatan Bersama Orang Tua

(18)

Contoh yang dilakukan orang tua sebelum menyuruh pada anak misalnya :

1. Orang tua memberikan contoh mengumpulkan atau membereskan koran, kertas atau brosur bekas dan biarkan anak ikut membantu, atau ajaklah untuk mengumpulkannya, sehingga dia dapat mengamati pekerjaan yang dilakukan orang tuanya.(mengamati)

2. Sampaikan manfaat dari koran, kertas dan brosur bekas tersebut kepada

[image:18.595.125.248.82.199.2]

anak. Misalnya :ayo nak kita cari koran bekas, siapa tahu pada koran tersebut ada gambar – gambar yang berguna, atau ada gambar – gambar

alat kebersihan yang kita cari, yang memungkinkan dapat merangsang anak untuk bertanya.(menanya)

3. Memberikan motifasi kepada anak untuk mencari gambar alat kebersihan

pada koran bekas,majalah bekas dan lain – lain. Nah kalau sudah menemukan gambar alat – alat kebersihan ,ayo kita gunting lalu tempel pada buku gambar dan beri nama gambar tersebut. (mengumpulkan informasi)

4. Diskusikan dengan anak tentang manfaat dan kegunaan alat kebershan tersebut! (merumuskan informasi)

5. Contoh hasil gambar – gambar yang dicari, dan digunting serta ditempel pada buku gambar : ALAT PEMBERSIH

LANTAI EMBER

(19)

Berikan motivasi kepada anak agar mau memperlihatkan hasil pekerjaannya kepada guru. (menginformasikan)

6. Orang tua memberikan penilaian secara autentik tentang sikap, perilaku dan cara anak bekerja, kemudian dilaporkan kepada guru. (penilaian) 7. Guru bertanya kepada orang tua apakah benar kliping tersebut

dikerjaan oleh anak? Guru memberikan pujian kepada anak sehingga anak lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran berikutnya.

Contoh pada Buku Peserta didik

Kelas IV, Semester 1, Tema: Peduli Terhadap Makhluk Hidup

(20)

peliharaan, hewan ternak). Diskusi dikembangkan dari pengalam pribadi peserta didik.

Contoh yang dilakukan orang tua ketika berdiskusi dengan anak Coba Nak, kegiatan apa saja yang sudah kamu lakukan hari ini?

1. Hewan apa saja yang telah kamu lihat ? (mengamati)

2. Bagaimana perilaku yang baik terhadap hewan – hewan yang sudah diamati tersebut? (menanya)

3. Coba catat apa saja yang kamu ingat dari hasil pengamatan tersebut?( mengumpulkan informasi )

4. Diskusikan hasil yang dicatat dari pengamatan ( merumuskan hasil pengamatan )

5. Ceriterakan secara keseluruhan hasil dari pengamatan tersebut ( mengomunikasikan )

6. Orang tua menilai seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan anaknya dengan tidak lupa memberikan pujian agar anak lebih termotivasi untuk belajar.

7. Orang tua menyampaikan rangkaian kegiatan kepada guru melalui buku penghubung, guru membahas hasil kegiatan anak dengan orang tua untuk meningkatkan motivasi belajar berikutnya.

Contoh pada Buku Peserta didik

Kelas IV, Semester 2, Tema: Pahlawanku sub Tema Perjuangan para Pahlawan, Pembelajaran 3 hal 23.

Pada buku ada perintah untuk kerja sama dengan orang tua:

Ceriterakan tentang sosok Gajah Mada kepada orang tuamu! Sikap apakah yang kamu pelajari dari mereka? Mintalah orang tuamu untuk memberikan komentar.

Salah satu contoh yang harus dilakukan orang tua pada waktu anak belajar di rumah;

1. Tanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan di sekolah? apakah ada kesan – kesan yang menarik tentang pelajaran yang diajarkan guru di sekolah?

2. Anak menginformasikan tentang pelajaran yang harus didiskusikan dengan orang tua, yaitu tentang Patih Gajah Mada. 3. Orang tua mempersilahkan anaknya untuk menceriterakan

(21)

4. Orang tua bertanya tentang keteladanan atau sikap – sikap yang perlu ditiru dari sosok Gajah Mada.

5. Oarng tua memberikan komentar dan menanggapi hal – hal yang perlu diteladani.

6. Anak mencatat hal – hal yang dianggap perlu dan hasilnya harus diperlihatkan kepada guru. Kalau perlu hasil catatannya ditandatangani oleh orang tua.

7. Guru bertanya kepada orang tua apakah anaknya selalu berdiskusi dengan orang tua tentang pelajaran yang telah diajarkan di sekolah.

8. Guru memberikan respon dan mengulas hasil diskusi anak dengan orang tua agar anak lebih termotifasi untuk belajar lebih lanjut.

Contoh kerja sama dalam buku guru halaman 37 :

Kelas : III

Tema :5. Mengenal Olahraga dan Permainan TradisionaL Sub Tema : 5.1. Olahraga Tradisional di Daerahk

Pembelajaran ke- : 5

Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia, Matematika, PPKn

(22)
(23)

BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI

A. Perencanaan Monitoring dan Evaluasi:

Monitoring dan Evaluasi (ME) merupakan bagian integral dari pengelolaan pendidikan termasuk kegiatan kerjasama antara orang tua peserta didik dan sekolah. Pada proses perencanaan dilakukan dengan :

1. Menyusun indikator

2. Menyususn instrumen berdasarkan indikator 3. Menyusun petunjuk penilaian

4. Menyususn prosedur dan jadwal

B. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi

Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi adalah data yang akurat dan terbaru dan dianalisis dengan metode yang sesuai. Hasil Monitoring dan Evaluasi bertujuan untuk mendapatkan informasi sebagai masukan dalam pengambilan keputusan untuk perbaikan.

C. Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi

Hasil Monitoring dan Evaluasi dibuat sebagai bahan laporan kepada dinas terkait untuk mengetahui hasil dan melaksanakan tindak lanjutnya. Sistematika laporan sebagai berikut:

Sampul

Halaman judul Kata Pengantar Daftar Isi

Ringkasan Eksekutif Daftar Gambar Daftar Tabel

(24)

D. Metodologi Evaluasi (metode pengumpulan data, sumber data, instrumen, metode analisis data, dan prosedur ME).

BAB II HASIL EVALUASI A. Deskripsi Data

B. Hasil Pengolahan Data

1. Hasil Pengolahan Data Setiap Komponen

2. Hasil Pengolahan Data Keseluruhan Komponen BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran dan Tindak Lanjut LAMPIRAN

Contoh Instrumen Monitoring dan Evaluasi kerjasama orang tua dengan sekolah:

Isi dan lingkari jawaban yang tepat!

1. Menyediakan fasilitas belajar di rumah a. Ruang belajar

1) Ruang cukup cahaya 2) Sirkulasi udara yang baik 3) Nyaman untuk belajar b. Perabotan untuk belajar

1) Meja belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak 2) Kursi yang sesuai

3) Perabotan penunjang yang memadai (Rak/ almari buku dll) c. Buku-buku pelajaran

1) Tersedia buku pelajaran wajib 2) Tersedia buku-buku penunjang

3) Tersedia buku-buku hiburan sesuai kebutuhan anak 2. Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah

a. Mendampingi anak belajar di rumah 1) Selalu

2) Sering

3) Kadang-kadang 4) Tidak pernah

b. Mengingatkan anak untuk mengerjakan PR 1) Selalu

2) Sering

(25)

c. Mengingatkan anak untuk mengulang pelajaran yang telah diberikan oleh guru di sekolah

1) Selalu 2) Sering

3) Kadang-kadang 4) Tidak pernah

d. Menganjurkan anak untuk membuat ringkasan materi yang dibaca/ dipelajari

1) Selalu 2) Sering

3) Kadang-kadang 4) Tidak pernah

e. Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah 1) Selalu

2) Sering

3) Kadang-kadang 4) Tidak pernah

3. Mengenal kesulitan-kesulitan anak dalam belajar

a. Kesulitan yang datang dari dalam diri anak berkaitan dengan kondisi penglihatan

1) Sangat memahami 2) Memahami

3) Kurang memahami 4) Tidak memahami

b. Kesulitan yang datang dari dalam anak berkaitan dengan motivasi belajar

1) Sangat memahami 2) Memahami

3) Kurang memahami 4) Tidak memahami

c. Kesulitan yang datang dari luar diri anak berkaitan dengan kelengkapan buku

1) Sangat memahami 2) Memahami

3) Kurang memahami 4) Tidak memahami

d. Kesulitan yang datang dari luar diri anak berkaitan dengan kelengkapan ruangan belajar

1) Sangat memahami 2) Memahami

(26)

e. Kesulitan yang datang dari luar diri anak berkaitan dengan kelengkapan fasilitas perabotan untuk belajar

1) Sangat memahami 2) Memahami

3) Kurang memahami 4) Tidak memahami 4. Memahami buku penghubung

a. Manfaat buku penghubung 1) Sangat memahami 2) Memahami

3) Kurang memahami 4) Tidak memahami

b. Cara mengisi buku penghubung 1) Sangat memahami

2) Memahami

3) Kurang memahami 4) Tidak memahami

c. Keaktifan dalam mengisi buku penghubung 1) Selalu mengisi buku penghubung

2) Sering mengisi buku penghubung 3) Kadang mengisi buku penghubung 4) Tidak pernah mengisi buku penghubung 5. Melaksanakan kegiatan bersama di sekolah

a. Bentuk kegiatan kerjasama yang telah dilakukan orang tua peserta didik dengan sekolah:

1) ... 2) ... 3) ... 4) ... 5) ...

b. Tanggapan/ pendapat orang tua peserta didik terhadap kegiatan kerjasama dengan sekolah yang telah dilakukan selama ini: 1) ...

2) ... 3) ... 4) ... 5) ...

c. Faktor penghambat kegiatan kerjasama orang tua dengan sekolah: 1) ...

2) ... 3) ... 4) ... 5) ...

(27)

1) ... 2) ... 3) ... 4) ... 5) ...

e. Usulan/ masukan orang tua tentang kegiatan kerjasama dengan sekolah: 1) ... 2) ... 3) ... 4) ... 5) ...

Contoh instrumen tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah.

D. Indikator Keberhasilan melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

Keberhasilan suatu kegiatan dapat dilihat dari hasil evaluasi diri yang formatnya seperti contoh berikut ini:

No Kegiatan kerjasama/ interaksi Kete rlaks anaa n Pen yeb ab Ham bata n S ol u si

1. Menyediakan fasilitas belajar di rumah dengan memadai 2.

2.

Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah 3.

3.

Mengenal kesulitan-kesulitan belajar anak 4. 4. Memahami buku penghubung 5. 5. Mengisi buku penghubung

(28)

No Kegiatan kerjasama/ interaksi Kete rlaks anaa n Pen yeb ab Ham bata n S ol u si a. Parent teaching b. Mabit motivasi c. Market day d. Career day e. Family

gathering

E. Faktor Pendukung

Kegiatan interaksi/ kerjasama sekolah dan orang tua dapat terlaksana karena ada faktor pendukungnya. Faktor pendukung itu dapat diidentifikasi pada tabel berikut ini:

No Kegiatan kerjasama/ interaksi Pendukung

1. Menyediakan fasilitas belajar di rumah dengan memadai

2. Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah

3. Mengenal kesulitan-kesulitan belajar anak

4. Memahami buku penghubung 5. Mengisi buku penghubung

6. Melaksanakan kegiatan bersama di sekolah:

(29)
(30)

BAB V

PENUTUP

Filosofi keterlibatan orang tua dan peserta didik dalam pembelajaran, tidak lepas dari besarnya ketergantungan anak-anak terhadap orang tuanya, tanggung jawab utama mendidik anak adalah pada kedua orang tuanya. Guru adalah orang tua kedua bagi anak di sekolah. Untuk keberhasilan pendidikan anak di perlukan keselarasan antara guru dan orang tua baik di rumah maupun di sekolah. Partisipasi orang tua peserta didik sangat signifikan dalam membantu meningkatkan mutu pembelajaran yaitu berupa dukungan materi maupun nonmateri sehingga berdampak pada keberhasilan peserta didik. Setiap partisipasi yang dilaksanakan bisa menampung ide-ide dari masyarakat khususnya orang tua peserta didik dan juga peran tanggung jawab bersama antara sekolah dan orang tua peserta didik seiring perkembangan zaman (teknologi).

Partisipasi orang tua peserta didik dalam pembelajaran melalui komite kelas. Yaitu organisasi wali peserta didik di tingkat kelas sebagai wadah kerjasama antara wali peserta didik dan sekolah dalam rangka mendukung keberhasilan pendidikan peserta didik. Komite kelas dibentuk oleh orang tua/wali peserta didik bersama dengan sekolah pada setiap awal tahun pelajaran dengan struktur kepengurusan meliputi ketua, sekretaris, dan bendahara. Adapun wali kelas berperan sebagai pendamping sekaligus wakil dari sekolah dalam berkoordinasi/bermusyawarah. Pembentukan komite kelas dilatarbelakangi oleh keaktifan sekolah yang memahami bahwa keberhasilan pendidikan anak/peserta didik diperlukan keselarasan antara guru dan orang tua baik di rumah maupun di sekolah.

(31)
(32)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional.2008.Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Remedial. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Departemen Pendidikan Nasional.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 Tentang KTSP di SD Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Ektrakurikuler di SD

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Proses Pembelajaran di SD Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(33)
(34)
(35)

Gambar

gambar

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan nilai skor purata yang ditunjukkan kesemua peserta mengalami kenaikan skor LF secara positif dan konsisiten tetapi kesan skor HF peserta kajian yang menjalani sesi

Fraksi etil asetat memiliki kandungan total fenolik dan aktivitas penangkal radikal bebas lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi butanol, etanol 70% dan n-heksan selain itu

Dalam mengkaji peristiwa tutur pantun dan peribahasa yang terdapat pada novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck digunakanlah suatu pendekatan yang membahas bahasa dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) kritik masalah sosial yang ada di Jerman dalam roman Pünktchen Und Anton Karya Erich Kästner dan (2) bentuk penyampaian

Bila kita tindak lanjutin permasalahan yang terjadi di antrian ini adalah di antrian ini adalah bagaimana bagaimana kita bisa menemukan suatu nilai atau suatu waktu yang

Berdasarkan data pengamatan yang dilakukan oleh panelis, aroma dari donat kentang normal yaitu khas kentang, tidak bau asing.. Rasa merupakan faktor yang sangat penting dalam

Untuk diagram fasa dan paduannya dapat dilihat pada gambar 2.6 kesetimbangan fasa tembaga dimana pada diagram ini dapat dilihat temperature terbentuknya fasa cairan, fasa α dan

Dari data return ters ebut dapat ditentukan parameter parameter lain yang akan digunakan untuk perhitungan harga ops i As ia. Analis is Has il