• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum yang saat ini diberlakukan oleh pemerintah Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan yang diarahkan untuk pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, seni, serta pergeseran paradigma pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik.

Berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan sekarang ini memberikan keleluasaan guru dalam melakukan pembelajaran mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan, termasuk dalam menyusun soal tes sebagai alat evaluasi. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2007 pasal 1 ayat 2 tentang Standar Penilaian Pendidikan, penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.

Penilaian tersebut meliputi kegiatan (a) menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. (b) mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran. (c) mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih. (d) melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. (e) mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik. (f) mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik. (g) memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. (h) melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. (i) melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik (hlm. 7).

(2)

Tes sebagai salah satu alat penilaian hasil belajar mempunyai peranan yang penting dalam mengukur prestasi hasil belajar siswa.

Menurut Silverius (1991:13) langkah-langkah penyusunan tes antara lain menetapkan tujuan, analisis sumber materi belajar, menyusun kisi-kisi soal, menulis indikator soal, menulis soal, uji coba, analisis soal, revisi soal, menentukan soal yang baik serta merakit soal menjadi tes. Analisis soal menjadi langkah yang penting karena untuk menentukan kualitas soal sehingga soal tersebut dapat digunakan atau tidak. Tes yang baik perlu diperhatikan aspek kualitatif dan kuantitatifnya. Sesuai dengan perkembangan dalam dunia pendidikan, maka alat evaluasi yang digunakan harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat itu. Begitu juga kualitas dari alat evaluasi diharapkan memenuhi syarat secara kualitatif dan kuantitatif. Dari aspek kualitatif dapat dilihat dari segi materi, konstruksi, bahasa maupun jenjang soal. Sedangkan dari aspek kuantitatif meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda soal dan tingkat kesukaran soal. Soal- soal yang telah diuji kualitasnya dapat dimasukkan dalam bank soal seperti Bank Soal Nasional maupun Bank Soal Regional.

Analisis instrumen terhadap soal ulangan akhir semester mata pelajaran Fisika kelas X yang telah diujikan di SMA Negeri 4 Kediri Tahun Ajaran 2011/2012 sebagai salah satu alat evaluasi yang dibuat sendiri oleh guru mata pelajaran, tetapi instrumen ini sebelumnya tidak diujicobakan terlebih dahulu, sehingga belum diketahui apakah instrumen ini sudah memenuhi stantard dalam penyusunan tes. Soal ulangan sebagai alat evaluasi hasil belajar yang belum pernah diujicobakan perlu diketahui kualitasnya dari segi ketercapaian syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembedanya, serta kualitas dari segi materi, konstruksi, bahasanya dan daya ukur terhadap kemampuan siswa terhadap setiap kompetensi dasar yang harus dicapai. Menurut Arikunto (2008:

57) soal dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila sesuai dengan kurikulum, memenuhi syarat aspek materi, konstruksi dan bahasa, mempunyai validitas, reliabilitas, dan daya pembeda yang tinggi, tingkat kesukaran yang sedang serta dapat mengukur pencapaian kompetensi siswa .

Membuat tes dan evaluasi diperlukan waktu yang panjang dan berbulan- bulan, yang akan terkait dengan dinas pendidikan kabupaten, litbang, maupun pihak sekolah. Selain itu juga perlu dana yang tidak sedikit karena melibatkan banyak pihak yang terkait. Hal ini yang membuat banyak guru jarang melakukan analisis hasil tes yang telah diselengarakannya. Tes yang digunakan di sekolah-sekolah seharusnya juga tes-tes yang sudah standart.

(3)

Akan tetapi, untuk membuat tes yang standart memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar (Suwarto 2009:43).

Analisis butir tes juga akan membantu dalam pengembangan tes kedepannya. Analisis terhadap hasil tes dalam jumlah yang banyak dan subjek yang juga dalam jumlah besar tidaklah sesederhana bila dilakukan secara manual maupun dengan bantuan kalkulator biasa. Akhir-akhir ini sudah tersedia banyak program statistika komputer yang dapat dimanfaatkan guna menghitung parameter item dan telah tersedia pula program khusus untuk analisis hasil tes. Hal ini harusnya disadari oleh guru-guru untuk menggunakan alat bantu yang sesuai dan praktis serta cepat.

Meski demikian tidak sedikit guru yang belum menggunakan program statistik komputer tersebut untuk analisis hasil tes karena kurangnya pengetahuan guru tentang program ini. Untuk mempermudah analisis tes sebagai pemanfaatan program komputer dalam pendidikan SPSS. SPSS dapat dimanfaatkan untuk menghitung analisis kuantitatif dari hasil tes.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan yang timbul sebagai berikut:

1. Soal ulangan akhir semester mata pelajaran Fisika kelas X SMA Negeri 4 Kediri Tahun Ajaran 2011/2012 belum memenuhi standart proses penyusunan test.

2. Banyaknya guru yang tidak melakukan analisis hasil tes.

3. Rendahnya kualitas tes ditinjau dari aspek reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran butir tes.

4. Analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, efektivitas kunci dan efektivitas pengecoh soal ulangan akhir semester mata pelajaran Fisika kelas X SMA Negeri 4 Kediri Tahun Ajaran 2011/2012 belum menggunakan alat bantu yang sesuai.

5. Kurangnya kesesuaian standart kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dengan butir soal bentuk pilihan ganda.

(4)

6. Masih sedikitnya guru yang menggunakan program komputer untuk membantu analisis hasil tes.

7. Kurangnya pengetahuan guru tentang program statistik komputer sebagai alat bantu analisis hasil tes.

C. Pembatasan Masalah

Kualitas penelitian ilmiah bukan terletak pada keluasan masalahnya, tetapi terletak pada kedalaman pengkajian pemecahan masalah. Agar masalah dapat dijawab dan dikaji secara mendalam, maka permasalahan dibatasi pada:

1. Kompetensi dasar yang digunakan dalam penyusunan soal didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2. Butir soal yang diteliti adalah soal Ulangan Akhir Semester kelas X mata pelajaran Fisika kelas X SMA Negeri 4 Kediri Tahun Ajaran 2011/2012.

3. Soal-soal yang dianalisis dikhususkan pada soal bentuk objektif pilihan ganda.

4. Untuk perhitungan reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran soal, efektivitas kunci dan efektivitas pengecoh digunakan respon jawaban siswa kelas X SMA Negeri 4 Kediri Tahun Ajaran 2011/2012 bentuk pilihan ganda.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penyusun merumuskan masalah yang timbul yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana kesesuaian standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dengan butir soal Ulangan Akhir Semester mata pelajaran Fisika kelas X SMA Negeri 4 Kediri Tahun Ajaran 2011/2012 bentuk pilihan ganda?

2. Bagaimanakah validitas soal Ulangan Akhir Semester mata pelajaran Fisika kelas X SMA Negeri 4 Kediri Tahun Ajaran 2011/2012 ditinjau dari aspek materi, konstruksi dan bahasanya?

3. Bagaimanakah perbedaan analisis item soal ulangan akhir semester mata pelajaran Fisika kelas X SMA Negeri 4 Kediri Tahun Ajaran 2011/2012 ditinjau dari validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, efektivitas kunci dan efektivitas pengecohnya secara manual dan dengan program SPSS?

(5)

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Mengetahui kesesuaian standart kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dengan butir soal ulangan akhir semester mata pelajaran Fisika kelas X SMA Negeri 4 Kediri Tahun Ajaran 2011/2012 bentuk pilihan ganda.

2. Mengetahui validitas soal ulangan akhir semester mata pelajaran Fisika kelas X SMA Negeri 4 Kediri Tahun Ajaran 2011/2012 ditinjau dari aspek materi, konstruksi dan bahasanya.

3. Mengetahui perbedaan analisis item soal Ulangan Akhir Semester mata pelajaran Fisika kelas X SMA Negeri 4 Kediri Tahun Ajaran 2011/2012 ditinjau dari validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, efektivitas kunci dan efektivitas pengecohnya secara manual dan dengan program SPSS.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:

1. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi bagi mahasiswa dalam penyusunan penelitian analisis instrumen tes menggunakan program SPSS.

2. Bagi Guru khususnya penyusun soal Ulangan Akhir Semester mata pelajaran Fisika kelas X SMA Negeri 4 Kediri Tahun Ajaran 2011/2012, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan soal yang akan datang sehingga dapat menyempurnakan atau memperbaiki kualitas soal yang kurang baik dan sebagai referensi dalam memilih soal-soal, sehingga dapat dijadikan umpan balik untuk peningkatan

3. Bagi siswa, memberikan informasi tingkat penguasaan bahan ajar dan tingkat pencapaian kompetensi dasar. Jika hasil evaluasi menunjukkan siswa belum dapat mencapai kompetensi maka siswa dapat dimotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Sedangkan jika hasil evaluasi sudah memuaskan maka akan timbul motivasi untuk mempertahankannya di waktu yang akan datang.

(6)

4. Bagi sekolah, apabila guru mengadakan penilaian dengan alat tes yang tepat dan diketahui bagaimana hasil belajar siswanya maka dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum sehingga dapat membantu penentuan kebijakan sekolah selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Serta pelayanan publiknya pun masih sangat rendah dalam melakukan pelayanan-pelayanan kepada masyarakat kurangnya kebijakan atau peraturan yang ada dikantor kelurahan koya barat

Subjek penelitian adalah guru dan siswa, objeknya adalah pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris menggunakan media dua dimensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji apakah terdapat pengaruh variabel pendapatan, kesesuaian harga, pemahaman agama dan etika konsumsi

Menurut peneliti dari hasil penelitian tentang Efektivitas kebijakan pemerintah mengenai wajib belajar 9 tahun secara gratis bagi kaum proletar di Dusun Borah Desa

Pelaksanaan kerja sama yang tercantum pada Pasal II dari Memorandum Saling Pengertian ini akan dilakukan dengan pengaturan pelaksanaan yang akan disepakati oleh Para

Dari tabel hubungan pola makan dengan timbulnya gastritis menunjukkan bahwa sebagian besar responden (47%) memiliki pola makan kurang baik, mengakibatkan 5 responden

Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 1 Sayamerasapuasdengankualitas Pasta Gigi Pepsodent.. 2 Sayamerasapuas dengan aroma Pasta

- Setiap siswa mempelajari kerusakan yang terjadi dan melaksanakan perbaikan pada rangkaian sistem peneranganb.