8
Dalam penelitian ini, teori yang akan dikaji adalah: (1) pembelajaran IPA, (2) hasil belajar, (3) aktivitas belajar, dan (4) model pembelajaran TAI.
2.1.1 Pembelajaran IPA
Dalam proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan inti karena dengan belajar anak dapat memperoleh perubahan tingkah laku.
Setiap proses belajar mengajar yang berlangsung secara harmoni, guru dituntut untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, baik rencana pembelajarannya maupun pelaksanaanya. Dengan demikian pembelajaran bisa berlangsung secara efektif, efisien, dan dapat diterima oleh siswa.
Menurut Winkel (Ahmad 2012: 6) “merumuskan pengertian belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap”.
Senada dengan pendapat di atas, menurut Usman (Ahmad 2012: 8) “pembelajaran sebagai suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasr hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”.
Dengan demikian pembelajan adalah suatu proses interaksi antara guru dengan siswa yang berisi berbagai kegiatan yang bertujuan agar terjadi proses belajar (perubahan tingkah laku) pada diri peserta didik.
terdiri dari sosial science dan natural science. Namun science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi, dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati oleh indra maupun yang tidak dapat diamati dengan indra. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati, menurut Kardi dan Nur (Trianto 2012: 136).
Sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu, yaitu :
a) Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap;
b) Menanamkan sikap hidup ilmiah;
c) Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan;
d) Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya;
e) Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan. Laksmi (Trianto, 2013:142)
Pembelajaran IPA menurut Susanto (2013: 167) adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
Dengan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran IPA adalah ilmu yang mempelajari berbagai macam benda-benda yang ada di seluruh alam semesta, kegiatan pembelajaran dapat dilakukan melalui pengamatan, diskusi dilakukan sesuai dengan prosedur untuk mendapatkan suatu kesimpulan tertentu.
2.1.2 Hasil Belajar
hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengfakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya Winkel (Purwanto 2013: 45).
Berbagai kecakapan hasil belajar tersusun dalam bagan sebagai berikut:
Gambar:
Secara umum penilaian terhadap hasil belajar dapat dilakukan dengan tes (tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan), pemberian tugas, p
penilaian proyek, penialaian produk, penilaian sikap, dan penilaian berbasis potofolio (Widoyoko, 2012: 33). Setiap teknik penilaian memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga penilaian hasil belajar yang komprehensif memer lebih dari satu teknik penilaian.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh seorang siswa sebagai hasil proses
2.1.3 Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan
interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas
adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, Hasil
Pembelajaran
rbagai kecakapan hasil belajar tersusun dalam bagan sebagai berikut:
mbar: Bagan Klasifikasi Hasil Pembelajaran
Secara umum penilaian terhadap hasil belajar dapat dilakukan dengan tes (tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan), pemberian tugas, penilaian kinerja, penilaian proyek, penialaian produk, penilaian sikap, dan penilaian berbasis potofolio (Widoyoko, 2012: 33). Setiap teknik penilaian memiliki kelebihan dan kekurangan
masing, sehingga penilaian hasil belajar yang komprehensif memer lebih dari satu teknik penilaian.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh seorang siswa sebagai hasil proses pembelajaran.
Aktivitas Belajar
ktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan
interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang ikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik,
Output Hard Skills Soft Skills Personal Skills Outcome Social Achievemment
rbagai kecakapan hasil belajar tersusun dalam bagan sebagai berikut:
Secara umum penilaian terhadap hasil belajar dapat dilakukan dengan tes (tes enilaian kinerja, penilaian proyek, penialaian produk, penilaian sikap, dan penilaian berbasis potofolio (Widoyoko, 2012: 33). Setiap teknik penilaian memiliki kelebihan dan kekurangan masing, sehingga penilaian hasil belajar yang komprehensif memerlukan
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah hasil yang
ktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang (2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik,
mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan belajar. Dalam aktivitas tersebut, dibutuhkan sebuah proses agar tujuan belajar dapat dicapai secara maksimal, aktivitas lebih didominasi oleh siswa, sedangkan guru sendiri hanya sebagai fasilitator saja.
2.1.3.1 Aktivitas-Aktivitas Belajar
Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari suatu situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa saja yang akan dilakukan dalam rangka belajar, bahakan situasi itulah yang memepengaruhi dan menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Setiap situasi di manapun dan kapanpun memberikan kesempatan belajar kepada seseorang (Syaiful 2011: 39-45). Beberapa macam jenis aktivitas belajar yaitu:
1) Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa diharuskan mendengarkan apa yang guru sampaikan. Siswa ditunutut untuk jadi pendengar yang baik, di sela-sela ceramah itu, ada aktivitas mencatat hal-hal yang dianggap penting.
2) Memandang
3) Meraba, Membau, dan Mencicipi atau Mengacap
Aktivitas meraba, membau, dan mengacap adalah indra yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. Artinya aktivitas meraba, membau, dan mengacap dapat memberikan kesempatan bagi seseorang untuk belajar. tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh suatu tujuan. Dengan demikian aktivitas-aktivitas meraba, membau, ataupun aktivitas mengacap dapat dikatakan belajar, apabila semua aktivitas itu didorong oleh kebutuhan, motivasi untuk mencapai tujuan dengan menggunakan situasi tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku.
4) Menulis atau Mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. Setiap orang mempunyai cara tertentu dalam mencatat pelajaran. Demikian juga dalam hal memilih pokok-pokok pikiran yang dianggap penting. Hal ini disebabkan pengetahuan yang seseorang miliki berbeda-beda, sehingga berbeda pula dalam menilai bahan yang akan dicatat. Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informsi, yang tidak hanya bersifat fakta-fakta, melainkan jug terdiri atas materiu hasil analisis dari bahan bacaan.
5) Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama di sekolah. Membaca di sini tidak mesti membaca buku belaka, tapi juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan hasil belajar, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan.
6) Membuat Ikhtisar ataun Ringkasan dan Menggarisbawahi
7) Menyusun Paper atau Kertas Kerja
Bila pembicaraan ini mempermaslahkan penyusunan paper, maka hal ini berhubungan erat dengan masalah tulis menulis. Penulisan yang baik sesuai dengan prosedur ilmiah dituntut dalam penuliasan paper ini. Penggunaan bahas Indonesia yang baik dan benar meenurut ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) dituntut, sehingga menghasilkan karya tulis yang bermutu tinggi.
8) Mengingat
Mengingat adalah salah satu aktivitas belajar. tidak ada seorangpun yang tidak pernah mengingat dalam belajar, kecuali orang gila yang yang tidak pernah belajar selama mengalami kegilaan. Karena orang gila tidak akan dapat mengingat kesan dari sikap dan perbuatannya dalam kegilaan itu. Perbuatan mengingat jelas sekali terlihat ketika seseorang sedang menghafal bahan pelajaran, berupa dalil, kaidah, pengertian, rumus, dan sebagainya.
9) Berpikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan sesuatu. Berpikir bukanlah sembarang berpikir, tetapi ada taraf tertentu, dari taraf berpikir yang rendangsampai taraf berpikir yang tinggi.
10) Latihan dan Praktik
Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat.belajar sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Latihan termasuk salah satu cara untuk memperkuat ingatan.
2.1.4 Model Pembelajaran TAI
Individualization dapat mendukung praktik-praktik ruang kelas, seperti pengelompokan siswa, pengelompokan kemampuan di dalam kelas, pengajaran terprogram, dan pengajaran berbasis komputer.
Tujuan TAI adalah untuk meminimalisasi pengajaran individual yang terbukti kurang efektif; selain juga ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta motivasi siswa dengan belajar kelompok.
Jadi pembelajaran TAI dapat diartikan sebagai pembelajaran yang berpusat pada meminimalisasikan pengajaran individual yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa dengan belajar kelompok.
2.1.4.1 Komponen-Komponen Model Pembelajaran TAI
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki 7 (tujuh) komponen, yaitu :
1) Tim
Siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang yang heterogen.
2) Tes Penempatan
Siswa diberikan pre-test. Mereka ditempatkan pada tingkatan yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja mereka dalam test ini, atau berupa hasil tes sebelumnya.
3) Materi
Guru menjelaskan materi pokok secara klasikal pada siswa yaitu dengan memperkenalkan konsep-konsep utama pada siswa sebelum mereka mengerjakan tugas secara individu.
4) Belajar Kelompok
disarankan untuk meminta bantuan dalam kelompok sebelum meminta bantuan kepada guru.
5) Skor dan Rekognisi
Diakhir pembelajaran guru menghitung skor kelompok. Skor ini didasarkan pada jumlah rata-rata dari nilai tes anggota kelompok.
6) Kelompok Pengajaran
Guru memberikan pengajaran kepada setiap kelompok tentang materi yang sudah didiskusikan, atau siswa dapat belajar bersama kelompoknya.
7) Tes Fakta
Guru memberikan tes untuk memgukur kemampuan siswa setelah diberikan materi. Pada penelitian ini tes diberikan setelah akhir pembelajaran. Slavin (dalam Huda 2013: 200-201).
2.1.4.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran TAI
Berdasarkan unsur-unsur pembelajaran menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization menurut pendapat para ahli, penulis menyimpulkan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model Team Assisted Individualization pada mata pelajaran IPA pokok bahasan pesawat sederhana yaitu sebagai berikut: 1) Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa
agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu. (Mengadopsi komponen Tes Pemempatan).
2) Guru memberikan materi secara singkat. (Mengadopsi komponen Materi).
3) Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis berdasarkan nilai ulangan harian siswa, setiap kelompok 4-5 siswa. (Mengadopsi komponen Tim).
5) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil kerjanya dan siap untuk diberi ulangan oleh guru.
6) Guru memberikan post-test untuk dikerjakan secara individu. (Mengadopsi komponen Tes Fakta).
7) Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil koreksi. (Mengadopsi komponen Skor dan Rekognisi).
2.1.4.3 Keuntungan Model Pembelajaran TAI
Ada beberapa keuntungan TAI yang memungkinkannya memenuhi pembelajaran efektif. Diantaranya adalah:
1) Meminimalisasi keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin 2) Melibatkan guru untuk mengajar kelompok-kelompok kecil yang heterogen. 3) Memudahkan siswa untuk melaksanakannya karena teknik operasional yang
cukup sederhana.
4) Memotivasi siswa untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, tanpa jalan pintas.
5) Memungkinkan siswa untuk bekerja dengan siswa lain yang berbeda sehingga tercipta sikap yang positif diantara mereka. Slavin (dalam Huda 2013: 200).
2.1.4.4 Kekurangan Model Pembelajaran TAI
Selain memiliki kelebihan model pembelajaran kooperatif TAI juga memiliki kekurangan, yaitu :
1) Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantungkan pada siswa yang pandai.
2) Tidak ada persaingan antar kelompok.
1) Untuk mencegah hal ini terjadi, siswa yang pandai ditunjuk sebagai ketua kelompok yang bertugas untuk membantu anggota kelompoknya dalam mencari solusi. Saling bekerja sama, jadi semua anggota kelompok berfikir bersama, tidak hanya bergantung kepada siswa yang pandai saja.
2) Untuk mencegah hal ini terjadi, maka penilaian hasil diskusi kelompok itu sangat diperlukan agar terjadi persaiangan antar kelompok untuk menjadi kelompok yang terbaik dan mendapatkan penghargaan.
2.2 Penelitian yang Relevan
meningkatkan kualitas pada mata pelajaran lain sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
aktivitas belajar siswa mata pelajaran IPA pada SD Negeri Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 tahun 2011/2012.
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian tersebut di atas, maka dapat diambil simpulan bahwa pembelajaran IPA di SD adalah perlunya keterlibatan langsung anak dalam pembelajaran dan pengalaman langsung sesuai dengan perkembangan kognitif anak.
Pada saat sebelum tindakan, belum diterapkan model pembelajaran yang inovatif. Mempengarui aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi rendah jauh dari harapan tujuan yang telah ditetapkan. Maka perlu diterapkan model pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Maka diterapkanlah model pembelajaran Team Assiested Individualization (TAI).
Diduga dengan melalui pembelajaran Team Assiested Individualization (TAI) akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Karena model pembelajaran Team-Assiested Individualization melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, menciptakan suasana menyenangkan dalam pembelajaran, membangun konsep secara progresif, memperluas pemahaman konsep dengan mendalam dan lebih komplek.
Sehingga aktivitas siswa akan meningkat, dengan meningkatnya aktivitas akan mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran sehingga hasil belajarnya pun akan meingkat.
Semuanya dipelajari sesuai dengan tahapan-tahapan anak yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian, hubungan-hubungan, simbol-simbol, kemudian mengaplikasikan konsep-konsep itu ke situasi yang baru.
Individualization akan merangsang aktivitas siswa berupa aktivitas membaca, menulis, mengamati, dan membuat laporan. Jika sebelumnya guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam proses pembelajaran, maka dengan penggunaan model pembelajaran Team Assiested Individualization siswa akan lebih banyak aktivitas belajar sehingga akan terjadi peningkatan hasil belajar.
2.4 Hipotesis Tindakan
Dari beberapa teori-teori yang telah dikemukakan dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut:
1) Dengan menggunakan model pembelajaran Team Assiested Individualization dapat meningkatkan kegiatan guru dan siswa apabila terjadi peningkatan secara signifikan minimal 15% untuk kegiatan guru dan 10% untuk kegiatan siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan pesawat sederhana kelas V SD Negeri Sendang 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014.