• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eko Sri Wahyuni Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Eko Sri Wahyuni Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak, Indonesia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

566 IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH ANATOMI FISIOLOGI HEWAN MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Eko Sri Wahyuni

Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura

Pontianak, Indonesia [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah anatomi-fisiologi hewan, mengetahui kreatifitas dosen pengampu mata kuliah anatomi-fisiologi hewan (dosen model) dalam menerapkan model pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan dalam dua siklus, adapun tahapan dalam Lesson study meliputi : plan, do, dan see. Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa semester III tahun ajaran 2013-2014 yang mengambil mata kuliah anatomi- fisiologi hewan sebanyak 28 orang yang dikelompokan secara heterogen menjadi 7 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 mahasiswa. Kegiatan penelitian ini melibatkan 8 orang observer yang merupakan dosen-dosen program studi pendidikan biologi. Instrumen penelitian berupa lembar observasi, tes kognitif dan angket. Hasil dari penelitian ini adalah Kemampuan mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari rata-rata tes kognitif pada siklus I dan II sebesar 95,79 dan 83,93. Kreatifitas dosen model dalam mengajar antara lain dengan menggunakan Model pembelajaran direct Instruction dan model kooperatif dengan diskusi dan Tanya jawab. Penggunaan model ini mempengaruhi keterlibatan mahasiswa dalam diskusi kelas dan LKS yang dirancang oleh dosen model mampu menggali kemampuan siswa dan mengetahui pengetahuan awal mahasiswa.

Kata kunci: Implementasi, lesson study, anatomi-fisiologi hewan.

1. PENDAHULUAN

Seorang mahasiswa sebagai calon guru yang sudah lulus dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) umumnya pada saat ia menjadi guru kurang lebih akan membelajarkan siswanya seperti cara dia dibelajarkan di LPTK. Ironisnya, seringkali dosen yang membelajarkan calon guru itu melupakan hal ini. Sehingga adanya kelemahan yang dialami mahasiswa misalnya mereka tidak mendapatkan pengetahuan praktis untuk peningkatan ”kemampuan sebagai ahli dan kemampuan sebagai pekerja” yang pada kenyataannya tidak pernah diajarkan (Sato, 2007). Dosen seringkali mengharapkan agar calon guru itu membelajarkan siswanya dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat siswa, yang inovatif, tetapi di dalam pelaksanaan perkuliahannya dosen seringkali

(2)

567

lupa bahwa ia juga seyogyanya juga menjadi model bagi mahasiswanya dalam membelajarkan materi perkuliahannya.

Dengan menganalisa permasalahan yang dihadapi calon guru, maka diperlukan upaya-upaya persiapan yang kontributif untuk meningkatkan SDM yang siap menghadapi tantangan masa depan. Masalah pokok yang ditemukan di lapangan bagi seorang calon guru adalah “Kemampuan pengelolaan kelas“ pada saat membawa siswa ke lingkungan sekolah.

Memperhatikan permasalahan diatas, sudah selayaknya dalam pengajaran Biologi dilakukan suatu inovasi. Sebagian besar pembicaraan tentang bagaimana suatu inovasi itu dilakukan terutama tertuju pada bagaimana upaya untuk menemukan cara yang terbaik guna mencapai pendidikan yang bermutu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang handal.

Karena solusi yang diharapkan adalah supaya calon guru meningkat kemampuan pengelolaan kelasnya, maka model yang dapat menyelesaikannya adalah Lesson study, dengan tahapan Perencanaan, implementasi, refleksi hingga mampu membangun komunitas belajar dengan cara sharing pengalaman sesama calon guru, dengan beberapa dosen yang terlibat dalam TIM lesson study. Mulyana (2007) menyatakan bahwa Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

Seperti dimaklumi, bahwa sudah sejak lama praktik pembelajaran mata kuliah Anatomi-Fisiologi Hewan pada umumnya cenderung dilakukan secara konvensional yaitu melalui teknik komunikasi oral. Praktik pembelajaran konvesional semacam ini lebih cenderung menekankan pada bagaimana dosen mengajar (teacher-centered) dari pada bagaimana mahasiswa belajar (student-centered), dan secara keseluruhan hasilnya dapat kita maklumi yang ternyata tidak banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran mahasiswa. Untuk merubah kebiasaan praktik pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa memang tidak mudah, terutama di kalangan dosen yang tergolong pada kelompok laggard (penolak perubahan/inovasi). Dalam hal ini, Lesson study tampaknya dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran pada mata kuliah Anatomi-fisiologi hewan menuju ke arah yang jauh lebih efektif.

(3)

568

Pada kegiatan lesson study ini, penulis ingin mengetahui peningkatan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok dosen pada mata kuliah anatomi-fisiologi hewan, Sehingga diharapkan motivasi siswa menjadi meningkat. Selain itu, diharapkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep biologi dapat meningkat dan yang terpenting pelajaran Biologi menjadi lebih bermakna bagi mahasiswa.

2. METODE PENELITIAN

Pengembangan pembelajaran pada mata kuliah anatomi-fisiologi hewan dengan SK: Memahami konsep anatomi dan fisiologi vertebrata dan hubungan keduanya dan penerapannya dalam kehidupan nyata dilaksanakan melalui Lesson Study dan diikuti oleh dosen-dosen dari prodi pendidikan biologi (sebagai pelaksana dan observer). Proses kegiatan dilakukan sebanyak 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 3 tahap yaitu;

perencanaan (plan), implementasi (do), dan refleksi (see).

Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa semester III tahun ajaran 2013-2014 yang mengambil mata kuliah anatomi-fisiologi hewan sebanyak 28 orang yang dikelompokan secara heterogen menjadi 7 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 mahasiswa. Kegiatan penelitian ini melibatkan 8 orang observer yang merupakan dosen-dosen program studi pendidikan biologi.

Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti tahapan atau prosedur penelitian yaitu:

Tahap Plan artinya membuat lesson plan (Mendisain pembelajaran/perkuliahan agar lebih baik), tahap Do yaitu tahapan dinama seorang guru/dosen mengajar; Guru/dosen lain mengamati, tahap See dimana guru/dosen bersama-sama merefleksi pembelajaran.

Instrumen penelitian berupa lembar observasi, tes kognitif dan angket. Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data proses pelaksanaan dan aktifitas mahasiswa pada kegiatan lesson study. Tes kognitif digunakan untuk memperoleh data hasil belajar mahasiswa dalam penguasaan materi pembelajaran selama kegiatan lesson study.

Sedangkan angket digunakan untuk melihat respon siswa terhadap pembelajaran pada mata kuliah Anatomi fisiologi hewan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Perencanaan (Plan)

Pada tahap perencanaan ini, dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Pelaksanaan perencanaan pertama dilaksanakan pada tanggal 19 September 2013. Pada perencanaan

(4)

569

ini, para dosen mendiskusikan bagaimana melaksanakan Lesson Study dan mengidentifikasi masalah perkuliahan yang terjadi selama ini dan bagaimana upaya mengatasinya. Permasalahan yang teridentifikasi adalah bahwa mahasiswa sebagian besar tidak memiliki buku wajib, tidak membaca buku wajib, hanya mahasiswa yang presentasi yang aktif. Pada pertemuan pertama secara bersama-sama melakukan persiapan yang meliputi penentuan siapa dosen model dan mata kuliah apa yang akan diimplementasikan.

Adapun mata kuliah yang disepakati adalah Anatomi-fisiologi hewan dengan dosen model Dr. Ruqiah Ganda Putri Panjaitan, M.Si. Di samping itu dalam pertemuan ini juga dibahas berbagai pendapat dan pengalaman dari setiap peserta yang berkaitan dengan pembelajaran yang pernah dilaksanakan pada mata kuliah tersebut. Pada pertemuan pertama ini, Tim lesson study prodi pendidikan biologi menentukan pula topik pembelajaran (Teaching Material) yang akan dimonitoring, menentukan Silabus dan SAP. Pada SAP pertemuan pertama ini antara lain ditentukan model dan metode pembelajaran, merancang media pembelajaran dan membuat alat evaluasi. Dinyatakan bahwa topik pembelajaran (teaching material) yang dipilih adalah SK: Memahami konsep anatomi dan fisiologi vertebrata dan hubungan keduanya dan penerapannya dalam kehidupan nyata, serta KD:

mahasiswa dapat memahami letak organisasi dan wilayah anatomi. Pembelajaran akan dilaksanakan dengan model Direct Instructional dengan metode tanya jawab, diskusi. Media yang digunakan adalah Power-point. Pada pelaksanaan perencanaan kedua, pada tanggal 23 September 2013 dengan teaching material yang dipilih adalah wilayah anatomi dan model yang digunakan adalah model kooperatif. Permasalahan pada tahap pelaksanaan pertama dijadikan dasar untuk menciptakan pembelajaran yang lebih baik lagi sehingga terbentuk Mutual Learning (Saling Belajar) oleh tim yang terlibat dalam Lesson study Pendidikan Biologi. Menjaga semangat belajar ini penting, mengingat bahwa kegiatan lesson study adalah forum untuk saling belajar. Selain itu, didiskusikan pula bagaimana cara membuat pertanyaan yang produktif, bagaimana merancang LKS dan evaluasi dengan mengembangkan soal keterampilan proses sains yang akan diterpakan pada tahap pelaksanaan berikutnya. Dalam pelaksanaan dosen model dapat berbagi pengalaman secara tidak langsung kepada dosen-dosen yang terlibat sehingga dosen-dosen tersebut mendapatkan beberapa temuan-temuan baru.

Pada saat diskusi untuk membuat perencanaan pembelajaran, hal yang biasanya perlu dijaga oleh dosen-dosen yang terlibat dalam lesson study Pendidikan Biologi adalah terciptanya atmosfir untuk berkolaborasi, misalnya dengan menyarankan untuk memberi kesempatan kepada semua dosen agar menyampaikan pendapatnya dan tidak bersikap

(5)

570

memaksakan kehendak atau pendapatnya. Dari dosen-dosen yang beragam dari segi usia dan pengalaman mengajarnya, para dosen tersebut akan saling belajar. Dosen senior pada umumnya lebih berpengalaman dalam “menangani” mahasiswa yang bermasalah dan mempunyai strategi-strategi khusus untuk mengajarkan topik tertentu, sedangkan dosen yang lebih yunior pada umumnya lebih familiar dengan inovasi pembelajaran terkini.

Pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang beragam dari para dosen-dosen ini akhirnya telah dimanfaatkan oleh dosen lain untuk meningkatkan kualitas mengajarnya dan untuk mengujicobakan pendekatan pembelajaran biologi terkini. Oleh karena itu, salah satu manfaat yang dirasakan oleh penulis dalam mengikuti kegiatan lesson study adalah bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

Implementasi (Do)

Tahap kedua dari kegiatan Lesson Study adalah implementasi (do). Implementasi pembelajaran sebagaimana direncanakan dilakukan pada hari Senin, tanggal 23 September 2013 pukul 07.30-9.30 di ruang Untanet dan hari kamis tanggal 26 September 2013, pukul 13.00-15.00 wib di ruang 05 FKIP Untan. Jumlah mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini adalah 28 orang yang terbagi ke dalam 7 kelompok. Observer tediri dari dosen-dosen Program studi pendidikan Biologi FKIP Untan. Observer mengamati 4 isu dari seluruh aktifitas siswa saat belajar yaitu; interaksi antar mahasiswa dengan mahasiswa, interaksi antara mahasiswa dengan dosen, eksplorasi terhadap materi ajar oleh mahasiswa, dan manfaat yang diperoleh dari pembelajaran. Sebagaimana biasanya, para observer memfokuskan pengamatannya hanya pada mahasiswa, tetapi pada implementasi kali ini observer juga memfokuskan pengamatannya pada tindakan guru saat mengajar.

Pada tahap implementasi, sebelum pembelajaran dimulai, dosen model mengingatkan kembali tugas dan peran masing-masing peserta lesson study. Dosen model ditingkatkan semangat dan kepercayaan dirinya, mengecek kembali segala persiapan fasilitas dan peralatan pembelajaran dengan konsultasi kepada fasilitator, observer diingatkan kembali tugasnya, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Mahasiswa juga tidak lupa diingatkan untuk duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing yang telah dibagikan sebelumnya. Setelah itu, open lesson dilaksanakan dan semua peserta lesson study mengambil peran sesuai dengan rencana.

Do I: Pada implementasi yang pertama ini, mahasiswa sedikit kebingungan akan adanya dosen-dosen yang bukan pengampu mata kuliah masuk ke dalam ruangan untuk

(6)

571

mengobservasi. Sehingga kegiatan pembelajaran berkesan canggung. Meskipun demikian, mahasiswa sudah berkonsentrasi semua karena ada kegiatan demonstrasi dimana mahasiswa ditunjuk oleh dosen untuk menjadi model dalam kegiatan pembelajaran.

Mahasiswa sendiri cenderung masih pasif, belum tampak adanya pengajuan pertanyaan dari mahasiswa, sebagian besar mencatat dan mendengarkan penjelasan dari dosen.

Dosen lebih dominan dalam kegiatan pembelajaran (teacher-centered), terlihat juga dosen sering mengulang-ulang penjelasan agar mahasiswa menjadi lebih paham. Walaupun masih canggung dalam pembelajaran, namun mahasiswa masih dapat mengikuti pelajaran dengan baik, tergambar dari rata-rata hasil evaluasi sebesar 95,79. Jika dilihat dari kriteria ketuntasan belajar, angka 95,79 berada di kriteria sangat baik. Hal ini berarti materi yang mencakup tingkatan struktur organisasi dari tubuh manusia tersampaikan dengan baik.

Do II: Pada pelaksanaan implementasi kedua ini, dosen model menggunakan Model Kooperatif dengan metode dikusi dan tanya jawab. Pada kegiatan awal hanya sebagian mahasiswa yang berkonsentrasi. Ada fenomena menarik yang disajikan dosen melalui media power-point. Selanjutnya, mahasiswa diminta untuk berdiskusi secara berkelompok mengenai daerah organisasi dan anatomi dari tubuh manusia dan istilah-istilah anatomi.

Saat diskusi berlangsung, belum terlihat adanya interaksi antar mahasiswa dalam kelompok. Beberapa mahasiswa sibuk dengan mencari jawaban LKM masing-masing dengan melihat buku paket maupun catatan kakak tingkatnya. Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Presentasi oleh kelompok penyaji berjalan lancar, diikuti oleh tanya jawab antara mahasiswa yang mau mengajukan pertanyaan dengan kelompok yang presentasi. Semua mahasiswa tampak berkonsentrasi dalam mengikuti presentasi ini. Setelah presentasi berakhir dosen memberikan quis sebanyak 2 soal. Nilai rata-rata evaluasi pada Do II ini sebesar 83,93. Hal ini menunjukkan terjadi penurunan dibandingkan dengan Do I. Hal ini disebabkan karena banyak istilah- istilah asing dalam anatomi yang baru dikenal mahasiswa dan belum didapatkan pada pembelajaran sebelumnya. Selain itu, model pembelajaran kooperatif juga berperan karena mereka belum terbiasa, terbukti dari kegiatan diskusi yang berlangsung, pembagian tugas belum merata, sibuk mengerjakan LKM sendiri-sendiri dan tidk ada interaksi antar anggota kelompok

Ada beberapa catatan pada saat guru model melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan antara lain, (1) waktu yang digunakan pada umumnya melebihi dari waktu yang telah direncanakan, (2) dosen merasa kurang nyaman pada pertemuan kedua ini.

(7)

572

Mahasiswa dipacu dengan meteri yang banyak sedangkan waktu terbatas, sehingga mahasiswa kurang memahami makna dari pembelajaran kali ini.

Refleksi (See)

Tahap refleksi (See) dilakukan langsung setelah open class dilaksanakan. Refleksi dimaksudkan untuk melihat kembali keterlaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan, guna memperbaiki kekurangan dari pembelajaran tersebut. Saran observer dipandang dari aktifitas dan kreatifitas mahasiswa, bukan dari kekurangan dosen model dalam mengajar.

Pada tahap ini observer menyampaikan hasil observasi, seperti kapan mahasiswa mulai berkonsentrasi, mengapa si A dari awal pelajaran hingga akhir tidak dapat mengikuti pelajaran, mengapa tiap anggota kelompok tidak saling diskusi, apa kekurangannya, dan bagaimana cara mengatasinya. Tahap refleksi selalu diawali dengan penyampaian persepsi dari dosen model, yang selanjutnya diikuti masukan para pengamat/observer (dosen-dosen P.Biologi) dan diakhiri komentar dari dosen model. Pelakanaan refleksi ini dibuka dan ditutup oleh Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

1. Hasil Diskusi (1)

Pada kegiatan diskusi dosen model mengemukakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang baru dilaksanakannya misalnya pembelajaran yang dilaksanakan sudah sesuai dengan perencanaan, ada sedikit perbedaan dengan kelas lain karena pada kegiatan ini ada evaluasi tertulis dan kelebihan waktu dari waktu perkuliahan.

Komentar dosen pengamat adalah: (a) mahasiswa sudah terlihat konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran meskipun banyak pengamat yang hadir.(b) pembelajaran sudah cukup baik dan interaktif (c) pembelajaran sudah sesuai dengan perencanaan (d) mahasiswa masih terlihat pasif karena belum ada yang mengajukan pertanyaan, tapi mereka telah mendengarkan dan mencatat penjelasan dosen dengan serius (e) dosen telihat lebih dominan (teacher-centered) (f) tidak ada celah bagi mahasiswa untuk tidak berkonsentrasi karena dosen model biasanya menunjuk salah satu mahasiswa untuk mendemonstrasikan bagian tubuhnya (g) dosen terlihat mengulang-ulang penjelasan tentang anatomi tubuh agar mahasiswa menjadi lebih paham.

2. Hasil Diskusi (2)

Guru model mengemukakan: (a) Keterlambatan dosen model dalam memulai pembelajaran karena ada kendala teknis dalam menampilkan power-point(b) kekurangan waktu juga

(8)

573

disebabkan karena materi yang disampaikan cukup banyak. Sementara itu harus dibagi dengan diskusi kelompok. Akibatnya mahasiswa kurang memahami makna pembelajaran pada DO II. Dosen pengamat memberikan komentar: (a) kurangnya konsentrasi dari mahasiswa disebabkan karena cuaca yang panas (b) Mahasiswa sibuk dengan LKM masing-masing, beberapa mencari jawaban dari buku, internet, maupun catatan kakak tingkat. Walaupun pengerjaan LKM per individu diharapkan tetap ada diskusi antar anggota kelompok. (c) terlihat ada dua orang mahasiswa yang memiliki tngkat stress yang tinggi, mereka terlihat takut saat pembelajaran berlangsung(d) fenomena menarik telah disajikan dosen (e) saran : salah satu model kooperatif yang dapat mengaktifkan mahasiswa adalah STAD.

Dosen model menanggapi komentar yang diberikan pengamat. Terlihat dosen model menunjukkan sikap terbuka terhadap masukan-masukan yang diberikan para observer. Di sini dosen model tidak membela diri, tetapi lebih menerima sebagai ketidaksempurnaan.

Secara umum kegiatan refleksi memberikan masukan berharga agar kegiatan pembelajaran berikutnya agar lebih berkualitas. Beberapa masukan yang berharga adalah (1) adanya penajaman dari evaluasi pembelajaran model kooperatif dan perlu dipikirkan teknik penggunaan kartu bergambar hewan, (2) perlunya perbanyakan LKS sesuai dengan jumlah mahasiswa, sehingga aktivitas kelas dapat ditingkatkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Cruickshank et al (1980) bahwa di dalam suatu refleksi pembelajaran ada 4 langkah yang perlu ditempuh, yaitu (1) jelaskan apa yang dilakukan; (2) informasikan kepada orang lain apa yang terdapat dibalik pembelajaran kelas; (3) konfrontasikan teori-teori mengajar, belajar, dan sosial, pada langkah sebelumnya dan jelaskan alasan mengapa strategi pembelajaran itu dipilih; (4) lakukan rekonstuksi kelas/ kejadian pembelajaran yang dapat memberikan penjelasan tentang apa yang telah dilakukan (kelebihan maupun kekurangannya). Hal-hal tersebut telah terjadi pada setiap refleksi pembelajaran pada lesson study.. Suatu kekurangan umum pada refleksi adalah belum pernah adanya komentar atau pembahasan tentang kekurangan dan kelebihan alat dan cara evaluasi pembelajaran yang digunakan. Hal ini mengindikasikan perlunya tindak lanjut pada bagian tersebut agar profesionalisme paedagogik dosen menjadi lebih utuh. Nilai tes kognitif yang dilakukan setiap akhir kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai rata-rata siswa Siklus Nilai rata-rata siswa

I 95,79

(9)

574

II 83,93

Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa terjadi penurunan nilai tes kognitif. Hal ini disebabkan karena banyak istilah-istilah asing dalam anatomi yang baru dikenal mahasiswa dan belum didapatkan pada pembelajaran sebelumnya. Selain itu, model pembelajaran kooperatif juga berperan karena mereka belum terbiasa, terbukti dari kegiatan diskusi yang berlangsung, pembagian tugas belum merata, sibuk mengerjakan LKM sendiri-sendiri dan tidk ada interaksi antar anggota kelompok.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan refleksi yang telah diuraikan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: kemampuan mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari rata-rata tes kognitif pada siklus I dan II sebesar 95,79 dan 83,93. Kreatifitas dosen model telah diterapkan dalam mengajar yang menggunakan Model pembelajaran direct Instruction dan model kooperatif dengan diskusi dan Tanya jawab. Penggunaan model ini mempengaruhi keterlibatan siswa dalam diskusi kelas. LKS yang dirancang oleh dosen model mampu menggali kemampuan siswa dan mengetahui pengetahuan awal mahasiswa. Tim lesson study Prodi Pendidikan Biologi telah mampu mendiskusikan bagaimana mahasiswa belajar dan telah belajar dari satu sama lain bagaimana membelajarkan mahasiswa dengan lebih baik.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1]. Cruickshank et.al.1980. Young Children Learning Mathematic. Boston:Allyn and Bacon,Inc.

[2]. Sato, Manabu. 2007. Tantangan yang Harus Dihadapi Guru. Dalam Bacaan Rujukan untuk Lesson Study: Dirjen PMPTK-Depdiknas dan JICA.

[3]. Slamet Mulyana. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 1 butir 16, pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan Pasal 1 butir 16, pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau

Rata-rata Kepemilikan Manajerial adalah 0,075 (Tabel 2) hal ini menandakan bahwa perusahaan memiliki keberagaman dalam mempercayakan saham terhadap para manajer,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa ke- mampuan berpikir kritis siswa kelas VII di SMP Negeri 22 Bandarlam- pung setelah mengikuti Pembelajaran

Kegiatan penyulaman bibit yang ada di persemaian bermaksud agar jumlah bibit yang diperlukan untuk penanaman jumlah bibit cukup selain itu agar bibit untuk penanaman

Implikasi yang mempunyai nilai yang lebih dengan lirik nyanyian indang yang terdapat di Nagari Kuranji Hulu Kecamatan Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman.Sehingga siswa

Pendekatan yang digunakan untuk prediksi jumlah produksi roti adalah dengan metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dengan fungsi transfer layer log-sigmoid dan

a) Hukum Tata Negara, memberikan sistem norma-norma hukum yang mengatur bentuk- bentuk negara, tugas, susunan dan kekuasaan alat-alat perlengkapan negara dalam

Calon induk yang dipilih adalah ikan sehat, sirip dan ekor lengkap dan siap mijah (matang gonad); dari aspek manajemen menunjukan perusahaan menggunakan struktur organisasi