• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Retailing Mix terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Busana Batik di Victory Batik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Retailing Mix terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Busana Batik di Victory Batik."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

iv

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Persaingan bisnis ritel di Indonesia ini semakin pesat dan ketat hal ini ditandai juga dengan semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel modern. Indonesia sebagai salah satu Negara yang mempunyai penduduk terbesar di dunia dan merupakan Negara yang memiliki tingkat konsumsi akan barang-barang ritel yang tinggi pula maka tidak mengherankan jika perusahaan-perusahaan ritel baik yang ada di dalam negeri maupun diluar negeri berlomba-lomba untuk melakukan investasi disektor ini.

Retailing Mix merupakan sebuah langkah pemasaran bagi keberhasilan perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang produksi barang maupun jasa. Victory Batik merupakan salah satu toko eceran yang bergerak dalam jual beli barang yang perlu memperhatikan perilaku konsumen untuk mengambil keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Retailing Mix yang terdiri dari Product, Price, Place, Promotion, Presentation, Personal terhadap keputusan pembelian pada Victory Batik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi sederhana dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 112 orang responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Product (X

1), Price (X2), Place

(X

3), promotion (X4), presentation (X5), dan personal (X6), secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Victory Batik (Y). Dari perhitungan uji F diperoleh F

hitung 20.814 > F Tabel 0,05 dengan nilai p sebesar 0,000

≤ 0,05. Selain itu nilai Adjusted R Square yang sebesar 0,517 yang berarti besarnya pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat adalah 51,7%. Dan uji t diketahui bahwa secara parsial product, promotion, personal mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat sedangkan price , place, presentation tidak berpengaruh secara signifikan.Variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah variabel Personal (X

6), sebesar 42,64%, kemudian Variabel Product (X1)

sebesar 36,48%, Variabel Promotion (X

4) sebesar 28,30%.

(2)

v domestic try to compete and invest in this sector.

Retailing Mix is a step of marketing for succesfull of company, which is move on a product or service site. Victory Batik is a one of many retails which is moving on buying and selling product that should watching of consumer behavior when making a decision. This research objective’s are to know how the influence of retailing mix which are included of Product, Price, Place, Promotion, Presentation, Personal to a decision making at Victory Batik. The Research Methods we use are descriptive analaysis and multiple regression that we give a questioners to 112 respondences.

The result of researches indicating that variables Product (X

1), Price (X2),

Place (X

3), Promotion (X4), Presentation (X5), dan Personal (X6), simultaneously had

a significant influence to a decision buying at Victory Batik (Y). In the math of F test had F

Count 20.814 > F Table 0,05 with value of p 0,000 ≤ 0,05. Other value of Adjusted

R Square is 0,517 which means independent variable simultaneously to dependent variable is 51,7%. And t test is knew that particaly product, promotion, personal had influence to dependent variable, others that price , place, presentation don’t had significant influence. The dominances variable are Personal (X

6) is 42,64%, then

Variable Product (X

1) is 36,48%, Variable Promotion (X4) is 28,30%.

(3)

vi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 9

2.1.1 Pemasaran ... 9

2.1.2 Distribution Chanel / Saluran Pemasaran ... 14

2.1.3 Ritel ... 21

2.1.4 Perilaku Konsumen ... 34

2.1.5 Penelitian Terdahulu ... 49

(4)

vii

Universitas Kristen Maranatha

2.3 Paradigma Penelitian ... 53

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 54

3.2 Populasi dan Sampel ... 58

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 59

3.4 Tehnik Pengumpulan Data ... 60

3.5 Metode Analisis Data ... 61

3.5.1 Uji Validitas dan Reabilitas ... 61

3.5.2 Analisis Deskriptif ... 62

3.5.3 Uji Asumsi Klasik ... 62

3.5.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 64

3.5.5 Pengujian Hipotesis ... 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 70

4.1.1 Hasil Uji Validitas ... 70

4.1.2 Uji Reliabilitas ... 74

4.2 Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 76

4.2.1 Product ... 76

4.2.2 Price ... 79

4.2.3 Place ... 82

4.2.4 Promotion ... 84

4.2.5 Presentation ... 86

(5)

viii

Universitas Kristen Maranatha

4.2.7 Keputusan Pembelian ... 93

4.3 Analisis Pengaruh Product, Price, Place, Promotion, Presentation, dan Personal terhadap Keputusan Pembelian ... 95

4.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 95

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 100

4.5 Pembuktian Hipotesis ... 102

4.5.1 Pembuktian Hipotesis Pertama (Uji Simultan) ... 102

4.5.2 Pembuktian Hipotesis Kedua (Uji Parsial) ... 104

4.5.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 107

4.6 Intepretasi Hasil Analisis ... 109

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 116

5.2 Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA

(6)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Distribution Chanel Design ... 16

Gambar 2 Supply Chain Length ... 17

Gambar 3 Supply Chain Width ... 18

Gambar 4 Proses Keputusan Pembelian. ... 40

Gambar 5 Kerangka Teoritis. ... 48

Gambar 6 Kerangka Pemikiran. ... 52

(7)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel I Penelitian Terdahulu ... 49

Tabel II Definisi Operasional Variabel ... 55

Tabel 4.1-4.7 Rekapitulasi Hasil uji validitas ... 70-73 Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian ... 75

Tabel 4.9-4.36 Hasil Analisis Deskriptif data penelitian ... 76-94 Tabel 4.37 Hasil Uji Normalitas ... 97

Tabel 4.38 Hasil Uji Multikolinearitas ... 98

Tabel 4.39 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 100

Tabel 4.40 Hasil Uji Regresi Berganda ... 101

Tabel 4.41 Hasil Uji ANOVA (Regresi Simultan) ... 103

Tabel 4.42 Hasil Uji t (Regresi Parsial) ... 105

Tabel 4.43 Hasil Koefisien Determinasi ... 107

(8)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Data Mentah Penelitian

Lampiran 3 : Tabel Deskripsi

Lampiran 4 : Uji Validitas dan Realibilitas

Lampiran 5 : Uji Asumsi Klasik

Lampiran 6 : Regresi Berganda

(9)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

bernilai dengan pihak lain, Kotler (2009:5). Dalam definisi manajerial, banyak orang

menggambarkan pemasaran sebagai “seni menjual produk”, namun sebenarnya

bagian yang paling penting dari pemasaran adalah bukan penjualan. Penjualan itu

hanya merupakan ujung gunung es dari pemasaran. Hal tersebut ditegaskan dalam

definisi menurut American Marketing Association (AMA) dalam Lamb et al (2001:6)

yang mengatakan bahwa pemasaran adalah suatu rangkaian proses yang dimulai dari

perencanaan hingga proses pelaksanaan konsep, harga, promosi, dan distribusi dari

sejumlah ide maupun barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu

memuaskan tujuan organisasi dan individu.

Persaingan bisnis ritel di Indonesia ini semakin pesat dan ketat yang dapat

dilihat dari bertumbuhnya bisnis-bisnis ritel modern yang berada di pusat-pusat

perbelanjaan. Persaingan bisnis ritel atau eceran mengalami perkembangan ditandai

dengan semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri

menjadi bisnis ritel modern. Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai

penduduk terbesar di dunia dan merupakan negara yang memiliki tingkat konsumsi

(10)

perusahaan-2

Universitas Kristen Maranatha perusahaan ritel baik yang ada di dalam negeri maupun diluar negeri

berlomba-lomba untuk melakukan investasi di sektor ini.

Keadaan ini menunjukan bahwa sifat manusia cenderung konsumtif.yang

berarti bahwa konsumen selalu mengkonsumsi produk atau jasa sepanjang masa.

Perilaku konsumtif ini muncul selain dikarenakan untuk pemenuhan kebutuhan yang

beragam,tetapi juga untuk mengikuti trend yang sedang berkembang dipasar.

Konsumen juga memiliki sifat yang dinamis terhadap suatu strategi pemasaran.

Setiap strategi pemasaran yang ditetapkan oleh pemasar akan berpengaruh terhadap

perilaku konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong (2003:203), perilaku konsumen

dapat dipahami melalui rangsangan pemasaran dan lingkungan yang masuk kedalam

kesadaran pembeli serta karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya,

yang kemudian menghasilkan keputusan pembelian tertentu.

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Setiadi 2003:3). Usaha ritel

atau eceran (retailing) dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam

penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk

penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis, ritel juga merupakan perangkat

dari aktifitas-aktifitas bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap

produk-produk dan layanan penjualan kepada para konsumen untuk penggunaan atau

konsumsi perorangan maupun keluarga (Setiadi, 2003:3).

Penentuan harga memiliki peranan yang sangat penting dalam peningkatan

penjualan, harga dapat mempengaruhi bahwa produk yang ditawarkan merupakan

(11)

3

Universitas Kristen Maranatha Ritel adalah tahap akhir dari suatu distribusi, yaitu perpindahan produk secara

fisik dari produsen hingga ke tangan konsumen. selain sebagai fungsi distribusi,

retailer membentuk komunikasi antara pelanggan dengan perusahaan dan dengan

distributor. Bisnis ritel terdiri dari beberapa aktivitas yang saling mendukung dan

mempengaruhi sehingga terjadi kegiatan perdagangan antara pedagang dan

konsumen, jadi bisnis ritel tidak bisa terdiri dari satu kegiatan saja karena bisnis ritel

terlibat dalam penjualan barang dan jasa kepada konsumen untuk kebutuhan mereka,

sehingga dapat dikatakan ritel juga merupakan bisnis yang berinteraksi langsung

dengan konsumen. Ritel berbeda dengan distributor, yang merupakan perantara

dalam proses distribusi produk dan jasa karena tidak menjual produk dan jasa

kepada konsumen akhir melainkan kepada pelaku bisnis seperti pabrik dan pengecer.

oleh karena itu dalam saluran distribusi, retailing memainkan suatu peranan penting

sebagai penengah antara produsen, agen, dan para pemasok lain dengan para

konsumen akhir.

Di toko, gerai, supermarket, hypermarket atau lainnya yang menjadi tempat

interaksi perusahaan ritel dengan para konsumennya, masalah dan tantangan yang

dihadapi pun tidak sedikit. Seringkali, para peritel tidak selalu tahu berapa aset yang

mereka miliki ataupun keberadaannya. Sebagai kompensasinya, mereka pun selalu

menyetok barang.

Solusi semacam ini jelas membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan tidak

seluruhnya memecahkan masalah. Belum lagi, masalah-masalah yang terkait dengan

ketidakcocokan antara jumlah barang dalam sistem inventaris dengan hasil

pengecekan fisik pada saat proses stock opname misalnya, baik akibat salah input

(12)

4

Universitas Kristen Maranatha Masalah itu juga terkadang datang dari segi konsumen, mungkin beberapa

orang pernah mengalami ketika sudah sampai disupermarket tenyata barang yang

kita cari tidak ada di rak yang seharusnya, dan ketika menanyakan kepada petugas

mereka menjawab tidak tahu atau ketika kita sudah mendapatkan barang yang kita

cari, kita harus menghadapi antrian yang sangat panjang di kasir. Bentuk pelayanan

menentukan keberhasilan proses negosiasi dalam menentukan produk dan harga serta

informasi yang disajikan kepada konsumen untuk itu sebagai perusahaan perlu

mengadakan perekrutan dan pembinaan sumber daya yang berkualitas.

Para peritel juga dihadapkan pada karakteristik konsumen yang terus

berubah, jadi selain keakuratan harga, ukuran terpenting dalam kepuasan konsumen

adalah sistem check out yang efisien dan ketersediaan barang. selain itu konsumen

pun semakin pintar, mereka cenderung tidak loyal pada satu entitas ritel tertentu dan

sangat sensitif terhadap harga, waktu, value, dan informasi. Meski sebagian besar

para industri ritel tahu tentang masalah ini dan berusaha menghadapinya, namun

konsumen selalu menuntut lebih.

Masalah-masalah seperti itu mungkin saja bisa dipecahkan oleh beberapa

macam cara, pertama kita harus menumbuhkan relationship marketing yaitu

pendekatan pelanggan pemasaran pada pelanggannya yang meningkatkan

pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan kepuasan maksimum pelanggan,

pelanggan yang baik merupakan suatu aset dimana bila ditangani dan dilayani

dengan baik akan memberikan pendapatan dan pertumbuhan jangka panjang bagi

suatu badan usaha.

Pertumbuhan dunia usaha yang semakin meningkat sebagai salah satu

(13)

5

Universitas Kristen Maranatha menjadikan suatu pola gaya hidup yang modern di tengah perkotaan, terutama di

bidang fashion. Demikian halnya Kota Bandung sebagai kota terbesar di Jawa Barat

dari pertumbuhan ekonomi dan perdagangannya menjadikan kota ini sebagai target

market dari industri retail modern untuk melakukan ekspansi pasar di kota ini.

Ekspansi retail nasional dan asing yang berlokasi di shopping centre ataupun yang

freestanding, menunjukkan peningkatan. Hal ini memunculkan fenomena retailisasi

di mana hadirnya konsep belanja modern telah mewabah sebagai produk dari

kapitalisme global.

Dengan adanya deklarasi batik sebagai warisan budaya dunia oleh United

Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization atau UNESCO pada 2

Oktober 2009, penghargaan tersebut dapat dimaknai oleh segenap negeri ini untuk

meningkatkan harkat hidup para pengrajin dan buruh batik tradisional. Selain

menjadi warisan budaya yang termashur batik juga meningkatkan ekonomi

kerakyatan maupun industri terkait di dalamnya. Momentum ini diikuti oleh

pemakaian pakaian batik sebagai pakaian resmi oleh instansi pemerintah maupun

swasta yang mewajibkan hari tertentu mengenakan batik, sehingga minat dan

permintaan batik meningkat terutama di kota-kota besar di Indonesia.

Meningkatnya permintaan mengakibatkan demam / tren batik di sejumlah

kota di Indonesia, mulai dari kalangan anak muda, dewasa, dan orang tua. Tidak

hanya sebagai pakaian resmi, batik juga sudah menjadi kebutuhan mode bagi

masyarakat mengingat batik mempunyai corak yang beragam dan mengikuti

perkembangan fashion yang ada. Peningkatan ini diikuti pula oleh bermunculannya

(14)

6

Universitas Kristen Maranatha Hampir di setiap tempat perbelanjaan yang menjajakan batik sebagai barang

dagangannya.

Usaha ritel atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan

yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen

akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Ritel juga merupakan

perangkat dari aktivitas-aktivitas bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap

produk-produk dan layanan penjualan kepada para konsumen untuk penggunaan atau

konsumsi perorangan maupun keluarga. Peran Retailing mix (Bauran Eceran)

sangatlah penting dan berpengaruh sekali, tanpa adanya Retailing mix yang tepat

bagi perusahaan eceran akan mengalami kesulitan dalam pemasarannya, oleh karena

itu ada enam bauran eceran (Retailing mix) yang benar-benar harus diperhatikan

diantaranya : keluasan dan kedalaman keragaman produk (product), keputusan

penetapan harga dalam setiap produk (price), penempatan lokasi yang startegis

dalam bersaing (place), memperkenalkan merek dalam benak konsumen

(promotion), suasana atau atmosfer dalam gerai yang sekiranya menentukan

konsumen dalam pengambilan keputusan membeli atau tidak (presentation),

pelayanan pelanggan dan penjualan pribadi (personalia). Sebab titik berat pandangan

konsumen adalah barang yang sesuai dengan keinginannya serta kebutuhannya.

Lamb, et al. (2001:96).

Dalam konteks penelitian ini, peneliti mencoba untuk melihat dan

menganalisis retail modern di Kota Bandung, berbasis pada analisis faktor bauran

ritel (Retailing Mix). Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengidentifikasi dan

melihat kecenderungan, faktor bauran ritel yang paling dominan dalam

(15)

7

Universitas Kristen Maranatha judul “ Analisis Pengaruh Retailing Mix Terhadap Pengambilan Keputusan

Pembelian Busana Batik di Victory Batik ”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari Latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana Retailing Mix yang dilaksanakan oleh Victory Batik

2. Bagaimana keputusan pembelian konsumen pada Victory Batik

3. Seberapa besar pengaruh Retailing Mix terhadap keputusan pembelian pada

Victory Batik

1.3 Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis proses pelaksanaan Retailing Mix oleh Victory Batik.

2. Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian konsumen pada Victory

Batik.

3. Menganalisis pengaruh Retailing Mix terhadap pengambilan keputusan pembelian

konsumen Victory Batik.

1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Akademisi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian

(16)

8

Universitas Kristen Maranatha b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi Victory Batik dalam

mengambil suatu kebijakan strategis yang berkaitan dengan usaha untuk

(17)

113

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini menekankan pengaruh retailing mix terhadap keputusan

pembelian dengan menggunakan sampel yang sudah melakukan pembelian. Metode

yang digunakan adalah survei dengan cara memberikan kuesioner sebanyak 112

responden. Penelitian dilakukan di konter Victory Batik Jl. Braga.

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji data dan instrument

penelitian adalah uji validitas dan realibilitas, uji normalitas,uji heterokedastisitas, uji

multikolinearitas, uji normalitas, uji analisis regresi berganda.

Kesimpulan dari hasil penelitian pengaruh retailing mix terhadap keputusan

pembelian pada Victory Batik adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil dari analisis regresi linear berganda menunjukan bahwa

hasil perhitungan uji F, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada

pengaruh Product (X1), Price (X2), Place (X3), Promotion (X4),

Presentation (X5), dan Personal (X6) terhadap Keputusan Pembelian (Y)

secara simultan.

2. Berdasarkan hasil dari analisis regresi parsial bahwa Product (X1),

Promotion (X4), Personal (X6) berpengaruh terhadap Keputusan

Pembelian pada tingkat signifikansi 5% variabel ini sangat menentukan

konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Sedangkan Price

(X2), Place (X3), Presentation (X5) tidak berpengaruh terhadap

(18)

114

Universitas Kristen Maranatha 3. Variabel yang paling dominan pengaruh nya adalah variabel Personal

(X6) yaitu memiliki kontribusi sebesar 42,64%, kemudian variabel

Product (X1) yaitu memiliki kontribusi sebesar 36,48%, dan variabel

Promotion (X4) yaitu sebesar 28,30%.

5.2 Saran

1. Perusahaan perlu memperbaiki unsur-unsur yang berhubungan dengan

harga, promosi dan persentasi sehingga dapat meningkatkan keputusan

pembelian yang berdampak pada meningkatnya penjualan.

2. Perusahaan dapat mempertahankan atau bahkan dapat meningkatkan

unsur-unsur yang mempunyai pengaruh siginifikan pada produk, promosi

,dan personalia dalam mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Sebaiknya melakukan survei awal untuk mengetahui karakteristik serta

latar belakang responden dalam melakukan pembelian pada penelitian

(19)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

AMA. 2001. Pemasaran . Lamb, Charlesh W. Joseph F. Hair, dan Carl Mc Danield, 2001. Marketing, Terjemahan oleh David Octarevia, Edisi Pertama, Jakarta; Salemba Empat.

Dharmmesta. 2008. Manajemen Pemasaran, Analisis Perilaku Konsumen, Edisi pertama. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Dunne & Lusch. 2005. Retailing. Fifth Edition. Thomson, South-Western. Ohio.

Fauzan Sulistyawan. 2008. Pengaruh Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Pada Alfamart di. Jl Gujayana Malang. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Negri, Malang. WWW.Skripsi-tesis.Com

Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hendri Ma’ruf, 2005. Pemasaran Ritel. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

J.Paul Peter dan Jerry C. Olson . 1999. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi keempat. Jilid 1&2. Diterjemahkan oleh : Damos Sihombing. Erlangga, Jakarta.

K. Malhotra, Naresh. 1996. Marketing Research: An Applied Orientation. Second edition. Prentice Hall, Inc. New Jersey.

Kotler, P., dan Neil Armstrong. 2003. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 8 Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium, Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta.

Lamb, Charlesh W. Joseph F. Hair, dan Carl Mc Danield, 2001. Marketing. Diterjemahkan oleh David Octarevia, Edisi Pertama, Jakarta; Salemba Empat

Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. Edisi Ketujuh. Diterjemahkan oleh : Zulkifli Kasip. Indeks, Jakarta.

M.Misbakhul Munir. 2011. Analisis Pengaruh Retailing Mix terhadap Keputusan Pembelian pada Mini Market Permata di kecamatan Balaupung. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro, Semarang. WWW.freeonlinepdf.com

(20)

Universitas Kristen Maranatha Nugroho, Bhuono A. 2005. Strategi Jitu (Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS). ANDI, Yogyakarta.

Panduan Penulisan Skripsi. 2008

Setriya Sumaryanto. 2010. Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Keputusan Pembelian konsumen Pada Butik Batik Tasik Di Bandung. Fakultas Ekonomi. Unikom, Bandung

Stanton, William J. 2004. Prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta.

Sugiyono. 2008. Statistik Untuk Penelitian. Alfabet, Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabet, Bandung

Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. PT. Ghalia Indonesia. Bogor.

Supranto. 2003. Statistik Teori dan Aplikasi Jilid I dan II. Erlangga, Jakarta.

Walker, Boyd, Larreche, 2000. Manajemen Pemasaran. Prenada Media, Jakarta.

WWW.SPSS.Com

Referensi

Dokumen terkait

Pola konsumsi masyarakat dalam mengonsumsi buah yang terus meningkat dan bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan permintaan akan buah-buahan juga terus meningkat. Tujuan

Oleh karenanya untuk mengukur pengaruh bauran ritel yang terdiri dari “product, price, place, promotion, personel, presentation” serta mengukur faktor mana yang paling berpengaruh

Hasil penelitian menggunakan analisis faktor menunjukkan terdapat 21 indikator yang membentuk 5 faktor yaitu faktor produk, harga, promosi, fasilitas fisik dan pelayanan,

Hasil penelitian menunjukkan (1) ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan dari retailing mix yang terdiri produk, harga, lokasi, promosi, fasilitas

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa, yang telah penulis lakukan maka simpulan yang dapat diambil adalah; 1) Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa

Oleh karena itu diharapkan Luwes Group Surakarta tetap mempertahankan toko (adanya petunjuk lokasi barang, sirkulasi toko yang memudahkan konsumen bergerak, tata

Jepang adalah ke-3 terbesar mobil di dunia negara manufaktur, memiliki industri elektronik terbesar barang, dan sering peringkat di antara negara-negara dunia yang paling

Hasil penelitian menggunakan analisis faktor menunjukkan terdapat 21 indikator yang membentuk 5 faktor yaitu faktor produk, harga, promosi, fasilitas fisik dan pelayanan,