BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Penduduk adalah salah satu faktor pembentuk berdirinya suatu negara,
tanpa penduduk maka suatu wilayah teritorial tidak dapat berdiri kokoh sebagai
suatu negara. Pada dasarnya keberadaan penduduk di suatu negara akan
mendukung kemajuaan suatu negara dengan syarat penduduk memiliki taraf hidup
yang baik. Semakin banyak jumlah penduduk suatu negara maka peluang untuk
mempercepat pembangun negara semakin besar. Tetapi jika pertumbuhan
penduduk yang tinggi tidak didukung oleh kemampuan dan keterampilan yang
baik, maka keadaan ini akan mendatangkan masalah besar di dalam negara
tersebut. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang
terbesar di dunia. Indonesia berada di peringkat ke-4 terbesar keempat setelah
China, India, Amerika Serikat. Indonesia sendiri memiliki penduduk
237.641.326jiwa pada tahun 2010 (bps, 2010) yang tersebar secara tidak merata di
seluruh wilayah Indonesia.
Pertumbuhan penduduk dapat dipandang sebagai faktor pendukung
pembangunan sebab dengan pertambahan penduduk, berarti juga pertambahan
tenaga kerja yang dapat meningkatkan produksi dan memperluas pasar.
Sedangkan disatu pihak pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor
tahun terus mengalami peningkatan, tetapi peningkatan jumlah penduduk tidak
diikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang juga meningkat. Pertumbuhan penduduk
yang sangat tinggi ini akan mejadi masalah besar, yaitu jumlah pengangguran
akan menjadi sangat besar.
Saat ini Indonesia mengalami bonus demografi dimana jumlah penduduk
usia angkatan kerja (15-64) sangat besar untuk menanggung usia bukan angkatan
kerja yang jumlahnya lebih sedikit. Keadaan ini akan sangat menguntungkan bila
dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Tiongkok yang dulunya bernama Republik
Rakyat China adalah salah satu negara yang berhsil membangun negaranya
dengan memanfaatkan bonus demografi. Keberhasilan Tiongkok ini adalah hasil
dari pemanfaatan jumlah tenaga kerja yang sangat besar dengan menciptakan
industri kecil dan menengah dengan upah tenaga kerja yang tidak terlalu besar.
Keberhasilan Tiongkok dalam memanfaatkan bonus demografi terlihat selama
satu dekade terakhir, dimana pasar barang-barang elektronik dibanjiri oleh
produk-produk Tiongkok. Harga produk-produk Tiongkok cukup murah, namun
kualitasnya tidak kalah dengan produk lain sehingga sangat diminati oleh
konsumen yang memiliki daya beli rendah. Murahnya harga produk-produk
Tiongkok ini karena biaya produksinya yang murah termasuk upah tenaga kerja
yang cukup rendah. Keberhasilan Tiongkok ini bisa menjadi acuan bagi
Indonesia untuk membangun perekonomian dengan memanfaatkan jumlah
Indonesia memiliki potensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi selama bonus
demografi inidengan memanfaatkan tenaga kerja yang besar ini. Bonus
demografi mulai di Indonesia pada 2010 dan akan berakhir pada 2030 mendatang,
namun bonus demografi tidak terjadi bersamaan di semua daerah di Indonesia.
Stuktur bonus demografi yang terjadi di setiap daerah indonesia juga berbeda satu
dengan lainnya, maka perlu ada dilakukan kajian untuk memaksimalkan tenaga
kerja di tiap-tiap daerah. Pemerintah sebagai pemimpin negara harus mengambil
tindakan dengan mengambangkan sektor-sektor prekonomian. Rakyat yang
menjalankan kegiatan ekonomi juga harus mendukung pemerintah dalam
menjalankan roda perekonomian dengan mengembangkan kegiatan ekonomi
kreatif dan UMKM. Setiap pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi,
kabupaten dan kota harus bisa melihat kebutuhan akan lapangan kerja.
Pemerintah harus menyediakan lapangan kerja di setiap sektor perekonomian,
baik di sektor pemerintahan, perkantoran, industri manufaktur, jasa dan pertanian .
Setiap sektor ini akhirnya dapat menyerap setiap tenaga kerja yang jumlahnya
sangat besar sehingga, output yang dihasilkan setiap sektor tersebut meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.kabupaten dan kota harus bisa melihat kebutuhan akan
lapangan kerja. Pemerintah harus menyediakan lapangan kerja di setiap sektor
perekonomian, baik di sektor pemerintahan, perkantoran, industri manufaktur,
jasa dan pertanian . Setiap sektor ini akhirnya dapat menyerap setiap tenaga kerja
yang jumlahnya sangat besar sehingga, output yang dihasilkan setiap sektor
Sumber: BPS, Tahun 2015
Gambar 1.1
Piramida Penduduk Indonesia
Dari piramida penduduk di atas terlihat bahwa proporsi penduduk
Indonesia yang didominasi oleh penduduk usia produktif yakni usia15-64 tahun.
Kondisi tersebut adalah pertanda baik untuk pembangunan ekonomi Indonesia
dalam mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Namun setiap provinsi dan kota
Indonesia tidak memiliki proporsi penduduk yang sama dengan yang proporsi
penduduk Indonesia secara keseluruhan.
Bonus demografi adalah keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh
untuk pemenuhan kebutuhannya, sehingga sumber daya dapat dialihkan
kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan keluarga. Pengalihan sumber daya ini dapat digunakan untuk
menciptakan banyak lapangan pekerjaan agar dapat menampung tenaga kerja
yang sangat besar. Dengan menciptakan lapangan pekerjaan baik pemerintah
maupun pihak swasta akan memperoleh keuntungan yang dapat dikembangkan
lagi untuk menciptakan lebih banyak lagi lapangan pekerjaan, sehingga
kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Kota Medan adalah salah satu kota
yang terbesar ke-3 di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Surabaya.
Kota medan adalah salah satu kota yang tingkat pendidikannya sudah
tinggi karena sarana pendidikan di kota Medan sudah memadai. Ada banyak
sekolah dasar (SD) hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) yang berkualitas
dan ada PTN yaitu USU dan Unimed serta PTS yang jumlahnya cukup banyak.
Dengan adanya sarana pendidikan tersebut sudah banyak tenaga kerja terdidik
yang dihasilkan di kota Medan. Selain tenaga kerja terdidik diatas masih banyak
angkatan kerja yaitu tenaga kerja yang tidak terdidik, maka siap tidak siap kota
Tabel 1.1
Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas Yang Termasuk Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Laki-Laki Perempuan Total
1. Tidak/Belum Pernah
Sekolah/Tidak/Belum Tamat SD/SD 80.443 63.267 143.710
2. SMP 100.395 48.530 148.925
3. SMA 240.568 121.647 362.215
4. SMK 106.569 58.509 165.078
5. Diploma 11.033 16.403 27.436
6. Akademi/Universitas 92.136 65.399 157.535
Jumlah 631.144 373.755 1.004.899
Sumber : BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional, Agustus 2013
Jumlah penduduk kota medan pada tahun 2014 tercatat sebanyak
2.191.140 jiwa (suber: BPS) dan tersebar di 21 kecamatan yang ada di kota
Medan. Setiap kecamatan memiliki memiliki karakteristik yang berbeda-beda
baik ciri fisik, sosial budaya, ekonomi dan sosiopolitik. Karakteristik tiap
kecamatan yang berbeda-beda harus mendapatkan perlakuan yang tepat dengan
memanfaatkan setiap sumber daya yang ada untuk memaksimalkan jumlah tenaga
kerja yang sangat besar. Dengan memanfaatkan setiap sumber daya yang tersedia
di setiap kecamatan tersebut, maka roda perekonomian bisa berjalan. Masyarakat
bisa melakukan kegiatan produksi dan hasil produksi akan memberikan
pendapatan masyarakat dan akan meningkatkan GDP kota Medan dan akan
Tabel 1.2
Indikator demografi kota medan tahun 2012-2013
2012 2013
Bonus demografi adalah keuntungan karena jumlah penduduk yang
produktif lebih besar dari penduduk non produktif maka angka ketergantungan
sangat rendah. Terjadinya bonus demografi di kota Medan berdampak pada
tersedianya tenaga kerja yang melimpah namun penyerapan tenaga kerja yang
sangat rendah akan meningkatkan jumlah pengangguran. Kota Medan harus
merespon bonus demografi ini dengan melakukan perluasan lapangan pekerjaan
agar kesempatan ini dapat dimanrfaatkan untuk pembangunan kota Medan dan
tidak berlalu tanpa menghasilakn keuntungan bagi kota Medan.
Tabel 1.3
Angkatan Kerja Dependency Ratio dan Lapangan Kerja
Sumber: BPS, Kota Medan
Dengan melihat fakta di atas, maka penulis terdorong meneliti dan
mempelajari pengaruh bonus demografi terhadap ketersediaan lapangan kerja di
kota Medan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis dampak bonus
demografi terhadap ketersediaan lapangan kerja di kota Medan”.
Tahun Angkatan Kerja Dependency Ratio Lapangan Kerja
2012 1.483.840 43,06 931.505
1.1 Perumusan Masalah
Bonus demografi yang dialami kota Medan adalah peluang untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota Medan. Rasio ketergantungan yang
rendah berimbas pada pembiayaan pemenuhan kebutuhan menjadi berkurang
sehingga sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan
ekonomi. Semakin banyak sumber daya yang dialihkan untuk memacu
perekonomian, maka lapangan kerja menjadi semakin banyak. Berdasarkan hal
tersebut dapat disusun pertanyaan penelititan yang akan dibahas dalam penelitian
ini, antara lain:
1. Bagaimana pengaruh rasio ketergantungan terhadap ketersediaan
lapangan kerja di kota Medan?
2. Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap ketersediaan lapangan
kerja di kota Medan?
3. Bagaimana proyeksi ketersediaan lapangan kerja tahun 2015-2030 di kota
Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh rasio ketergantungan terhadap ketersedian
lapangan kerja di kota Medan.
2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap ketersedian
3. Memproyeksi ketersediaan lapangan kerja pada tahun 2015-2030 di kota
Medan.
1.4 Manfaat Penelitian.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah kota Medan dalam menghadapi
bonus demografi.
2. Dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak – pihak yang ingin
melakukan penelitian di bidang yang sama.
3. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu ekonomi.