PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD
PERIODE TAHUN 2016
DESA/ KELURAHANAN : SEMBIRAN
KECAMATAN : TEJAKULA
KABUPATEN : BULELENG
NAMA MAHASISWA : I DESAK PUTU KURNIA SURYA DEWI
FAK/PS : FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK/
ILMU KOMUNIKASI
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) UNIVERSITAS UDAYANA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya, Laporan Pendampingan Keluarga KKN PPM Tahun 2016 di Desa Sembiran, Kecamatan
Tejakula, Kabupaten Buelelng ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Atas terselesaikannya laporan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah memberikan dukungan, diantaranya :
1. Pihak Rektorat Universitas Udayana atas bantuan dan fasilitas yang telah diberikan.
2. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), I Nyoman Karnata Mataram, ST., MT yang telah
membimbing kami.
3. Wayan Badrayasa beserta keluarga yang telah banyak membantu selama program
pendampingan keluarga.
4. Seluruh perangkat Desa Sembiran yang senantiasa memberikan informasi.
5. Masyarakat Desa Sembiran atas bantuan informasi mengenai permasalahan dan situasi
desa.
6. Orang tua dan rekan-rekan Universitas Udayana, serta berbagai pihak yang tidak dapat
kami sebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan penyelenggaraan
kegiatan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan gambaran mengenai program
pendampingan keluarga yang telah dilaksanakan selama satu periode KKN PPM di Desa
Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...2
DAFTAR ISI...2
HALAMAN PENGESAHAN ...4
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ...5
1.1Profil Keluarga Dampingan ...5
1.2Ekonomi Keluarga Dampingan...6
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ...9
2.1Permasalahan Keluarga ...9
2.2Masalah Prioritas ...9
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ...11
3.1Program ...11
3.2Jadwal Kegiatan ...12
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA ...15
4.1Pelaksanaan ...15
4.2Hasil ...15
4.3Kendala ...17
BAB V PENUTUP...18
5.1Simpulan ...18
5.2Rekomendasi ...18
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka saya :
Nama Mahasiswa : I Desak Putu Kurnia Surya Dewi
NIM : 1321405018
Tanda Tangan :
Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM.
Sembiran, 27 Agustus 2016
Mengetahui/ Menyetujui Mengetahui/ Menyetujui
DPL KKN PPM Desa Sembiran Kepala Keluarga Dampingan
I Nyoman Karnata Mataram, S.T, M.T Wayan Badrayasa
NIP. 19650404 1997021001
Mengetahui/ Menyetujui
PJ Perbekel Desa Sembiran
I Gede Ardipa
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1Profil Keluarga Dampingan
Selama pelaksanaan KKN PPM XIII Universitas Udayana, terdapat program
pendampingan keluarga yang wajib dilaksanakan setiap mahasiswa peserta KKN.
Adapun profil keluarga dampingan yang menjadi sasaran program pendampingan
keluarga dalam laporan ini adalah sebagai berikut.
No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
1. Wayan Badrayasa Kawin 46 tahun Tamat SMA Buruh
2. Made Suarmini Kawin 37 tahun Tamat SD
Ibu Rumah
Tangga
3. Putu Yuni Adriyani
Belum
Kawin 16 tahun SMA
Belum
bekerja
4.
Kadek Anggi
Setyarini
Belum
Kawin 14 tahun SMP
Belum
bekerja
Wayan Badrayasa (46 tahun) merupakan kepala keluarga yang sehari-hari bekerja
sebagai seorang buruh bangunan. Istrinya (37 tahun) bernama Made Suarmini sehari-hari
sebagai ibu rumah tangga yang terkadang bekerja sebagai petani ataupun buruh tani.
Pekerjaan yang paling sering dilakoninya adalah sebagai petani yang berternak sapi milik
orang lain di kebun yang juga milik orang lain. Sebagai sampingan, istrinya sering
mendapat pekerjaan tambahan atau pasuh untuk membuat hiasan penjor yang terbuat dari
kain milik orang lain di Gianyar. Meskipun dibayar murah untuk melakukan pekerjaan
sampingan ini, menurutnya bisa mendapat penghasilan sebagai tambahan uang saku
anak-anaknya.
Keluarga ini memiliki dua orang putri, yakni Putu Yuni Adriyani (16 tahun) dan
Kadek Anggi Setyarini (14 tahun). Kedua putrinya sehari-hari sebagai seorang pelajar
atau siswa SMA dan SMP. Anak pertama duduk di bangku kelas XI SMAN Satu Atap
Wayan Badrayasa beserta keluarga tinggal di Dusun Kanginan dengan luas rumah
3 x 6 m2. Selain keluarga inti, rumah keluarga Wayan Badrayasa dihuni oleh 3 KK, yakni
keluarga adik kandungnya dan orang tuanya. Rumah yang ditempati merupakan rumah
milik sendiri yang terdiri atas 1 ruang keluarga, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan 1
dapur. Lantai rumah terbuat dari semen, dinding terbuat dari tembok bata, serta atap
terbuat dari seng. Rumah yang ditempati telah memiliki kamar mandi sendiri dengan
sanitasi yang cukup baik. Keadaan air pun mengalir baik dengan kualitas yang baik pula,
meskipun air mati pada jam tertentu.
1.2Ekonomi Keluarga Dampingan
Wayan Badrayasa sebagai seorang buruh dan istri yang juga turut membantu
bekerja tidak serta merta dapat membantu perekonomian keluarga secara maksimal.
Wayan Badrayasa bekerja sebagai buruh yang penghasilannya tidak tetap yang mana
sesuai dengan jumlah pekerjaan yang didapatkannya. Dalam sehari Wayan Badrayasa
bisa menghasilkan Rp 50,000.00 hingga Rp 75,000.00. Sementara itu, jika istrinya
mendapat panggilan pekerjaan sebagai petani ataupun buruh, ia bisa menghasilkan Rp
50,000.00 per hari. Penghasilannya tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari,
pendidikan, kesehatan, persembahyangan dan hari raya, dan lain sebagainya.
Wayan Badrayasa dan keluarga mengakui penghasilannya beserta istri tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan penghasilannya tersebut,
kebutuhan yang paling banyak mengeluarkan biaya adalah saat melangsungkan hari raya
atau upacara adat di desa. Adapun adat di Desa Sembiran memiliki upacara adat yang
rentetannya sangat panjang serta dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
pengeluaran lebih besar untuk kebutuhan hari raya atau upacara adat dibandingkan
kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kebutuhan untuk hari raya atau upacara adat dapat
mengeluarkan biaya hingga jutaan rupiah. Jika uang yang dimiliki tidak mencukupi,
biasanya Wayan Badrayasa dan keluarga berhutang kepada keluarga atau saudara.
Kebutuhan lain seperti pendidikan dan kesehatan, Wayan Badrayasa dan keluarga
tidak perlu mengeluarkan biaya yang cukup besar, karena telah dijamin dengan
kepemilikan Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, BPJS Kesehatan, dan
sebagainya. Sementara itu, untuk pengeluaran listrik dan air, Wayan Badrayasa dan
beras terkadang harus berhutang karena tidak mampu membayar, meskipun telah
mendapatkan bantuan beras miskin (raskin).
Adapun penjabarannya dari masalah perekonomian keluarga dampingan adalah
sebagai berikut.
1.2.1 Sumber Penghasilan/ Pendapatan Keluarga
Adapun penjabaran pendapatan keluarga adalah sebagai berikut.
No Nama Penghasilan Sumber Penghasilan
1. Wayan Badrayasa (suami)
Rp 75,000.00 per
hari Bekerja
2. Made Suarmini (istri)
Rp 50,000.00 per
hari Bekerja
3. Putu Yuni Adriyani (anak) - -
4. Kadek Anggi Setyarini (anak) - -
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Adapun penjabaran pengeluaran keluarga dari sektor kebutuhan
sehari-hari adalah sebagai berikut.
No Kebutuhan Sehari-Hari Biaya
1. Kebutuhan pokok Rp 30,000.00 per hari
2. Kebutuhan sembahyang dan hari raya
Rp 1,000,000.00 s.d. Rp
3,000,000.00
3. Listrik Rp 35,000.00 per bulan
4. Air Rp 10,000.00 per bulan
5. Kesehatan
Menggunakan Kartu
Indonesia Sehat (KIS) dan
BPJS Kesehatan
Adapun penjabaran pengeluaran keluarga dari sektor pendidikan adalah sebagai
No
Kebutuhan Sehari-Hari Biaya
1. Iuran SPP
Menggunakan Kartu
Indonesia Pintar (KIP)
2. Alat tulis dan kebutuhan sekolah
Rp 1,900,000.00 per awal
sekolah
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH 2.1Identifikasi Masalah
Secara garis besar, permasalahan yang dihadapi oleh Wayan Badrayasa dan
keluarga terletak pada permasalahan ekonomi keluarga. Penghasilan keluarga tidak
menentu, sementara pengeluaran setiap bulannya semakin besar. Jika Wayan Badrayasa
dan istri mendapat banyak panggilan pekerjaan, maka keluarganya akan mendapatkan
penghasilan yang lebih banyak, begitu pun sebaliknya. Jika penghasilannya sedikit, maka
Wayan Badrayasa dan keluarga harus berhutang lebih banyak untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Saat berlangsungnya program pendampingan keluarga, Wayan
Badrayasa mengakui telah berhutang beras hingga sebanyak dua buah karung beras.
Sementara itu, terkadang keluarga berhutang kepada saudara-saudara lainnya untuk
memenuhi kebutuhan hari raya dan lain sebagainya.
Permasalahan lain yang juga dihadapi oleh keluarga ini, yakni pengeluaran hari
raya atau upacara adat lebih besar dibandingkan pengeluaran untuk kebutuhan
sehari-hari. Dengan jumlah uang yang dimilikinya, keluarga ini mengakui penghasilannya
ditabung untuk memenuhi kebutuhan hari raya atau upacara adat. Hal ini merupakan
sebuah kewajiban yang harus dipenuhi setiap keluarga di Desa Sembiran. Apalagi Desa
Sembiran merupakan desa Bali Aga yang memiliki rangkaian upacara yang sangat
panjang.
2.2Masalah Prioritas
2.2.1 Masalah Pekerjaan
Selama ini Wayan Badrayasa bekerja sebagai buruh bangunan dengan
jumlah penghasilan yang tidak tepat tergantung seberapa besar pekerjaan yang
diberikan untuknya. Biasanya per hari Wayan Badrayasa dapat menghasilkan Rp
50,000.00 hingga Rp 75,000.00. Istrinya terkadang bekerja sebagai petani ataupun
buruh tani, sesuai dengan jumlah pekerjaan yang diambilnya. Penghasilannya pun
50,000.00. Pekerjaan yang dilakoni istrinya, seperti memelihara sapi milik orang
lain, memetik cengkeh, mengeringkan cengkeh, dan sebagainya.
Dengan pekerjaan yang penghasilannya tidak tentu membuat Wayan
Badrayasa dan keluarga tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Pengeluaran yang lebih besar dibandingkan pemasukan membuat keluarga ini
harus berhutang di sana-sini.
2.2.2 Masalah Ekonomi Keluarga
Seperti yang telah dipaparkan di atas, jumlah penghasilan keluarga lebih
sedikit dibandingkan jumlah pengeluaran. Hal ini membuat Wayan Badrayasa dan
keluarga harus berhutang. Hutang yang paling banyak dipakai untuk memenuhi
kebutuhan beras dan kebutuhan hari raya.
2.2.3 Masalah Pendidikan
Wayan Badrayasa dan istri memiliki dua orang anak, yakni Putu Yuni
Adriyani duduk di kelas XI SMAN Satu Atap Tejakula, dan Kadek Anggi
Setyarini duduk di kelas IX SMPN 3 Tejakula. Anak pertama yang duduk di
bangku SMA membayar uang pangkal Rp 1,200,000.00 di awal sekolah. Anak
kedua yang duduk di bangku SMP membayar uang pangkal Rp 720,000.00 di
awal sekolah. Dengan jumlah uang yang tidak sedikit membuat Wayan Badrayasa
dan keluarga harus mengupayakan pengeluaran yang tinggi. Sejak awal tahun
2016, keluarga ini memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk anak kedua
mereka, sehingga mendapat keringanan biaya. Anak pertama mendapat bantuan
dana dengan mengajukan surat kurang mampu yang disertai dengan lampiran
Kartu Keluarga. Oleh karena itu, biaya sekolah bisa mendapat keringanan biaya.
Namun yang menjadi masalah adalah kesulitan untuk membiayai anak hingga ke
jenjang perguruan tinggi. Sementara itu, keahlian yang dimiliki juga masih
minim, sehingga sulit untuk mengembangkan usaha sendiri jika tidak dibarengi
BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1Program
Dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas, adapun usulan pensolusian
masalah yang diajukan adalah sebagai berikut.
3.1.1 Bidang Pekerjaan
Melihat masalah keluarga Wayan Badrayasa yang penghasilannya tidak
tentu, direkomendasikan kepada keluarga untuk membuat atau mencari pekerjaan
sampingan. Setelah berdiskusi dengan keluarga, pekerjaan sampingan yang bisa
dilakukan, seperti memberikan pelajaran tambahan Bahasa Inggris bagi anak-anak
yang bisa dilakukan oleh anak pertama yang latar belakang sekolahnya
pariwisata. Adapun anak pertama Wayan Badrayasa, yakni Putu Yuni Adriyani
yang sedang duduk di bangku kelas XI di SMAN Satu Atap Tejakula. Mata
pelajaran Bahasa Inggris pun merupakan pelajaran unggulan yang digemari Putu
Yuni Adriyani, sehingga dirasa cocok untuk dilakukan. Dengan memberikan
pelajaran tambahan Bahasa Inggris bagi anak-anak, dapat diperoleh penghasilan
untuk menambah sumber penghasilan keluarga.
3.1.2 Bidang Ekonomi Keluarga
Melihat masalah keluarga Wayan Badrayasa di bidang ekonomi,
direkomendasikan untuk menabung di LPD Desa Sembiran. Keluarga mengaku
belum memiliki tabungan di LPD, karena belum memiliki kepercayaan untuk
menabung di LPD. Keluarga mengaku selama ini lebih mudah menabung sendiri
di rumah, karena dirasa repot jika harus berurusan dengan LPD.
Setelah berdiskusi dan meyakinkan keluarga, direkomendasikan u untuk
menyisihkan uangnya minimal 5% dari total penghasilannya. Menabung di LPD
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan di hari tua nanti. Apalagi ditambah
dengan bunga setiap bulan dapat memberikan keuntungan bagi nasabah.
Keamanan dan kenyamanan juga lebih terjaga, karena tidak perlu khawatir
Program menabung di LPD Desa Sembiran bagi keluarga Wayan
Badrayasa dimulai dengan diskusi awal yang kemudian dilanjutkan dengan
mencari informasi terkait proses menabung di LPD. Setelah berhasil meyakinkan
keluarga, dilanjutkan dengan merencanakan keuangan keluarga, seperti jadwal
menabung, modal untuk menabung, rencana pengeluaran dan penarikan uang,
serta manajemen keuangan.
3.1.3 Bidang Pendidikan
Melihat masalah keluarga Wayan Badrayasa yang kurang mampu
menyekolahkan anak hingga jenjang perguruan tinggi, direkomendasikan bagi
anak-anaknya untuk mengajukan diri sebagai siswa kurang mampu untuk
mendapatkan beasiswa. Untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi,
disarankan mengajukan diri untuk memperoleh Beasiswa Bidikmisi dengan cara
menghubungi pihak sekolah tempat anak-anaknya belajar. Setelah itu, disarankan
untuk melengkapi data-data, seperti data keluarga, surat keterangan kurang
mampu, laporan akademik siswa, dan sebagainya.
3.2Jadwal Kegiatan
Adapun jadwal kegiatan program pendampingan keluarga yang telah
dilaksanakan adalah sebagai berikut.
No Tanggal Pukul Uraian Kegiatan Waktu (Jam)
1.
Sabtu, 23 Juli
2016
16.00-18.00
Berinteraksi dengan warga sekaligus
mencari informasi tempat tinggal KK
Dampingan di masing-masing dusun.
2 2. Minggu, 24 Juli 2016 16.00-18.00
Mengunjungi KK Dampingan di Dusun
Kanginan, yakni bernama Wayan
Badrayasa untuk sosialisasi awal.
2
3.
Senin, 25 Juli
2016
15.00-17.00
Mengunjungi rumah KK Dampingan
untuk membantu mengajar anaknya
yang masih duduk di bangku sekolah.
3
4.
Selasa, 26 Juli
2016
15.00-17.00
Mengunjungi KK Dampingan untuk
mengunjungi keadaan keluarganya.
5.
Jumat, 29 Juli
2016
13.00-17.00
Mengunjungi KK Dampingan untuk
sharing masalah pendidikan
anak-anaknya. 4 6. Selasa, 2 Agustus 2016 09.00-14.00
Mengunjungi KK Dampingan untuk
membantu di kebun.
5 7. Rabu, 3 Agustus 2016 17.00-20.00
Mengunjungi KK Dampingan untuk
membantu membuat pasuh (pekerjaan
sampingan). 3 8. Kamis, 4 Agustus 2016 20.00-21.00
Mengunjungi KK Dampingan untuk
sharing masalah ekonomi keluarga.
1 9. Selasa, 9 Agustus 2016 13.00-17.00
Mengunjungi KK Dampingan untuk
membantu mencari rumput di kebun.
4 10. Kamis, 11 Agustus 2016 15.00-18.00
Mengunjungi KK Dampingan untuk
melengkapi keperluan administrasi
untuk menabung di LPD Desa
Sembiran. 3 11. Jumat, 11 Agustus 2016 12.00-15.00
Membantu KK Dampingan untuk
mengajar anaknya. 3 12. Sabtu, 12 Agustus 2016 18.00-20.00
Mengunjungi KK Dampingan untuk
sharing masalah pendidikan sekaligus
mengajar anaknya. 2 13. Minggu, 14 Agustus 2016 07.00-12.00
Membantu KK Dampingan untuk
berkebun sekaligus mencari informasi
terkait menabung di LPD Desa
Sembiran. 5 14. Senin, 15 Agustus 2016 09.00-14.00
Mengunjungi KK Dampingan untuk
membantu membuat pasuh.
5 15. Selasa, 16 Agustus 2016 12.00-15.00
Mengunjungi KK Dampingan untuk
sharing masalah pekerjaan.
3
16.
Agustus 2016 21.00 membantu mempersiapkan upacara adat. 17. Kamis, 18 Agustus 2016 07.00-11.00
Mengunjungi KK Dampingan ke
kebunnya. 4 18. Jumat, 19 Agustus 2016 16.00-18.00
Membantu KK Dampingan untuk
diskusi mencari pekerjaan sampingan.
4 19. Sabtu, 20 Agustus 2016 13.00-18.00
Membantu KK Dampingan untuk mulai
menabung di LPD Desa Sembiran
dengan modal awal Rp 25,000.00
5
20.
Minggu, 21
Agustus 2016
07.00-12.00
Membantu KK Dampingan berkebun. 5
21.
Senin, 22
Agusus 2016
13.00-18.00
Mengunjungi KK Dampingan untuk
memberikan sumbangan sembako dan
diskusi mengenai kelanjutan menabung
di LPD Desa Sembiran.
5 22. Selasa, 23 Agustus 2016 07.00-14.00
Membantu KK Dampingan ke kebun
untuk mencari rumput serta mengepik
cengkeh. 7 23. Rabu, 24 Agustus 2016 10.00-15.00
Mengunjungi KK Dampingan untuk
diskusi mulai memberikan pelajaran
tambahan. 5 24. Kamis, 25 Agustus 2016 16.00-20.00
Mengunjungi KK Dampingan untuk
memberikan sumbangan sembako.
4
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1Pelaksanaan
Program Pendampingan Keluarga yang dilaksanakan selama program KKN PPM
berjalan di Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng. Program Pendampingan Keluarga
dilakukan dengan mengunjungi rumah KK Dampingan, berdiskusi terkait permasalahan
keluarga, mendampingi anak-anaknya dengan memberikan pelajaran tambahan,
membantu keluarga berkebun, membantu keluarga membuat pasuh atau pekerjaan
tambahan, serta memberikan sumbangan sembako dan buku.
Adapun Program Pendampingan Keluarga yang telah dilaksanakan, yakni
sebanyak 90 jam, yakni dengan berdiskusi, mendampingi keluarga, serta membantu
keluarga sehari-hari. Ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi keluarga, baik
permasalahan pekerjaan, ekonomi keluarga, pendidikan, dan lain sebagainya. Dari
berbagai permasalahan yang ditemui, dilaksanakan diskusi untuk mencari solusi yang
dapat meringankan permasalahan yang dihadapi keluarga.
4.2Hasil
Selama Program Pendampingan Keluarga terlaksana, ditemukan berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Wayan Badrayasa, baik permasalahan
pekerjaan, ekonomi keluarga, pendidikan, dan sebagainya. Adapun hasil dari pelaksanaan
Program Pendampingan Keluarga yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut.
4.1.1 Bidang Pekerjaan
Seperti yang telah dipaparkan di atas, dirokemendasikan untuk membuat
atau mencari pekerjaan tambahan agar mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selama ini Wayan Badrayasa dan keluarga telah memiliki pekerjaan tambahan
atau pasuh, yakni membuat hiasan penjor yang terbuat dari kain. Pekerjaan ini
biasa dilakukan saat beristirahat dari aktivitas sehari-hari. Namun penghasilan
membuat pasuh berupa hiasan penjor ini dibayar dengan harga yang sangat
murah. Jika Wayan Badrayasa dan keluarga mampu mengerjakan 1 lusin, maka ia
tambahan lainnya, Wayan Badrayasa dan keluarga memilih untuk
mengerjakannya, meski hanya cukup sebagai tambahan uang saku anak-anaknya
yang bersekolah.
Program yang direkomendasikan, yakni dengan memberikan pelajaran
tamabahan Bahasa Inggris kepada anak-anak yang dapat dilakukan oleh anak
pertama mereka yang sekolahnya berlatar belakang pariwisata. Oleh karena
kesibukan anaknya yang akan melaksanakan masa training tiga bulan di
Denpasar, maka program ini tidak dapat dilaksanakan pada masa KKN PPM
berjalan. Adapun yang bisa dilaksanakan, yakni menambah skill dan pengetahuan
Bahasa Inggris yang didampingi selama masa KKN PPM berjalan
4.1.2 Bidang Ekonomi Keluarga
Melihat permasalahan ekonomi keluarga, direkomendasi untuk mulai
menabung di LPD Desa Sembiran. Selama Program Pendampingan Keluarga
berjalan, telah dilaksanakan diskusi terkait menabung di LPD yang mana mulai
dilaksanakan pada minggu ketiga. Program ini diisi dengan diskusi, mencari
informasi menabung di LPD Desa Sembiran, merencanakan keuangan, serta
mulai menabung.
Selama pelaksanaannya bukan hal yang mudah untuk meyakinkan Wayan
Badrayasa dan keluarga agar menabung di LPD Desa Sembiran. Keluarga
mengaku lebih mudah menabung di rumah, karena tidak perlu repot berurusan
dengan administrasi di LPD. Melihat hutang yang masih belum dilunasi, serta
pengeluaran yang semakin tinggi, akhirnya Wayan Badrayasa dan keluarga mulai
berani belajar menabung di LPD Desa Sembiran tentunya dengan pendampingan
mahasiswa KKN PPM. Meski begitu, keluarga mengaku akan berusaha agar
disiplin menyisihkan penghasilannya untuk ditabung, sesuai dengan rencana
keuangan yang telah dibuat bersama-sama.
4.1.3 Bidang Pendidikan
Permasalahan yang dihadapi Wayan Badrayasa dan keluarga di bidang
pendidikan, yakni sulitnya membiayai anak hingga ke jenjang perguruan tinggi.
disalurkan untuk kebutuhan hari raya atau upacara adat. Ditambah pula dengan
tidak dimilikinya tabungan untuk memenuhi kebutuhan mendatang.
Program yang direkomendasikan, yakni mengajukan diri untuk
mendapatkan Beasiswa Bidikmisi ataupun beasiswa kurang mampu lainnya.
Untuk jenjang SMP dan SMA, keluarga telah diringankan dengan adanya Kartu
Indonesia Pintar, namun untuk ke jenjang perguruan tinggi masih belum memiliki
jaminan pendidikan.
Program ini akhirnya difokuskan dengan meningkatkan semangat belajar
dan nilai raport, agar lebih memudahkan mendapatkan beasiswa. Ditambah pula
dengan kelengkapan surat-surat yang diperlukan, agar segera dapat diajukan.
4.3Kendala
Selam Program Pendampingan Keluarga, ditemukan pula kendala-kendala yang dapat
menjadi penghambat berjalannya program ini. Adapun kendala-kendala tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Waktu pertemuan yang singkat, karena kesibukan upacara adat yang sangat padat
di Desa Sembiran. Selain itu, pekerjaan Wayan Badrayasa sebagai seorang buruh
dan istri sebagai petani atau buruh tani harus beraktivitas pada pukul 06.00 hingga
16.00. Hal ini menyebabkan intensitas diskusi menjadi kurang maksimal
BAB V PENUTUP 5.1Simpulan
Dari pemaparan yang telah disampaikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Wayan Badrayasa dan keluarga memiliki beberapa masalah keluarga, seperti
pekerjaan, ekonomi, pendidikan dan sebagainya.
2. Di bidang pekerjaan, Wayan Badrayasa dan istri sehari-hari bekerja sebagai
buruh bangunan dan petani. Akan tetapi, pekerjaan yang datang tidak selalu setiap
hari, sehingga penghasilan pun menjadi tidak tetap.
3. Di bidang ekonomi, Wayan Badrayasa dan keluarga memiliki penghasilan yang
jumlahnya tidak sebanding dengan pengeluaran. Penghasilannya lebih banyak
disalurkan untuk kebutuhan hari raya atau upacara adat yang telah menjadi
kewajiban adat di Desa Sembiran. Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan lain
terkadang Wayan Badrayasa harus berhutang, sehingga semakin menjadi beban
keluarga. Ditambah pula keinginan untuk menabung di LPD belum dimiliki,
sehingga membuat keuangan keluarga menjadi semakin suit.
4. Di bidang pendidikan, Wayan Badrayasa dan keluarga memiliki kesulitan untuk
membiayai anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Untuk jenjang SMP dan
SMA, bantuan dari pemerintah berupa Kartu Indonesia Pintar dapat meringankan
biaya. Oleh karena itu, diperlukan beasiswa kurang mampu untuk melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi.
5.2Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dapat diajukan kepada Keluarga Dampingan, yakni
sebagai berikut.
1. Disarankan untuk mengembangkan diri untuk memiliki keterampilan lain, agar
mampu membuat atau mencari pekerjaan tambahan.
2. Disarankan untuk membuat rencana keuangan yang baik, serta disiplin menabung
3. Disarankan untuk melengkapi administrasi dan surat-surat untuk kebutuhan
LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN PROGRAM PENDAMPINGAN KELUARGA
Gambar 1. Berdiskusi tentang masalah keluarga dampingan. Gambar 2. Membantu keluarga dampingan untuk membuat pasuh.
[image:20.612.71.333.156.301.2]
Gambar 3. Keadaan rumah keluarga dampingan. Gambar 4. Keadaan di dalam rumah keluarga dampingan.
[image:20.612.324.538.341.467.2] [image:20.612.72.286.344.463.2] [image:20.612.323.539.476.620.2] [image:20.612.73.287.499.616.2]