4$
! "# ! $
! "#$ % & # '
() #$)*#$& #+ ,- ! .
' ) #$)*#$& #
/0* ) $1#
2 ' )1$&# %
& #
3 $ $
:
#
, 9 4 @% - $ - ' ' " '
:
#
C 4 - 5
C , " 5
C . , E
C 9 4
C $ " ' 4.
C D C 7 ' 4D
C 5 $ 45
C E , "
:
#
' 7 " $ $ .5
' " .E
' 0 " 9
' " $ $ $ % 94
43
1 ( A
Nama : Dewi Sylvia Kartika
Nomor Pokok Mahasiswa : 0110129
Tempat dan tanggal lahir : Arnsberg, Jerman Barat / 2 Agustus 1982 Alamat : Terusan Babakan Jeruk 4 no.33 Bandung Riwayat Pendidikan :
SDN teladan 001 Rintis, Pekanbaru, 1995 SLTP 4, Pekanbaru, 1997
SMUN 8, Pekanbaru, 2000
37
1
Lampiran A : Perhitungan Konsentrasi Bahan Uji
38
Lampiran B : Perhitungan Data
Analisis Data : Statistik non parametrik Chi Kuadrat
Tabel Efek Jus Biji Pepaya Terhadap Dalam Berbagai Perlakuan
39
p = Σ xi n
= 83 150
= 0,553
q = 1 p
= 1 0,553
= 0,447
x2 hitung = ( Σ xi.pi – p Σ xi )
pq
= (57,5 – 0,553 . 83) 0,553 . 0,447
= 57,5 – 45,899 0,247
= 46,96
df = Σ perlakuan – 1 = 5 1 = 4
x2 tabel = x2 ( 0,05; 4 ) = 9,488
40
Lampiran C: Perhitungan LD50
Perhitungan: Regresi Linier
Persamaan regresi : Y= 2,5+ 1,30X
Y= banyaknya jumlah cacing yang mati dan lumpuh
X= konsentrasi biji pepaya
Diket : Y= 15
15= 2,5+ 1,30X
15+2,5= 1,30X
X= 17,5 = 13,4%
41
Lampiran D: Perhitungan dosis kesetaraan efek biji pepaya dan piperazin sitrat 20%
Perhitungan: Regresi linier
Persamaan regresi : Y= 2,5+ 1,30X
Y= banyaknya jumlah cacing yang mati dan lumpuh
X= konsentrasi biji pepaya
Diket : Y= 16
16= 2,5+ 1,30X
16+2,5= 1,30X
X= 18,5 = 14,2%
42
Lampiran E : Regression
= , ?1 #&8
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Konsentrasi Jus
Biji Pepaya Enter
a. All request variables entered
b. Dependent Variable : Banyak Cacing Mati
& * ## 3
a. Predictors : (Constant), Konsentrasi Jus Biji Pepaya
7= ,
a. Predictors : (Constant), Konsentrasi Jus Biji Pepaya b. Dependent Variable : Banyak Cacing Mati
@& 2
a. Dependent Variable : Banyak Cacing Mati
# 1
1
Infeksi cacing merupakan penyakit yang dapat menyerang manusia
terutama golongan anak anak usia sekolah. Pada penelitian terhadap beberapa
sekolah dasar di Jakarta dan Kepulauan Seribu didapatkan 50% anak sekolah
telah terinfeksi cacing dan mengidap anemia. Dengan demikian penyakit
cacing bukanlah penyakit yang bisa di pandang sebelah mata, karena cacingan
dapat berimbas pada penyakit yang lebih luas seperti kekurangan gizi kronis
serta anemia (Sasongko Adi, 2005).
Prevalensi infeksi cacing yang tidak hanya berhubungan dengan sanitasi
lingkungan yang jelek, tetapi juga akibat pemakaian feses sebagai pupuk yang
makin meningkat (Rampengan,1992). Salah satu cacing yang sering
menyebabkan infeksi adalah cacing gelang ( ). Di
Indonesia, cacing gelang bersifat kosmopolit dengan angka prevalensi tinggi
yaitu 60 90% (Gandasuhada,2000).
Penularan cacing dapat dicegah dengan cara menghambat satu tahap siklus
hidup, dapat dengan melumpuhkan atau membunuh cacing dewasa atau
mencegah perubahan telur menjadi telur berembrio atau menghambat
perubahan telur berembrio menjadi larva (Sukandar dkk, 1997).
Obat anti cacing yang beredar di apotik dan toko obat umumnya
menimbulkan lebih banyak efek samping. Selain itu kenaikan harga dasar
obat menyebabkan obat obat cacing yang beredar di apotik memiliki harga
yang relatif mahal sehingga tidak jarang menjadi beban bagi segolongan
penduduk yang memiliki pendapatan rendah. Beberapa penelitian telah
membuktikan bahwa zat yang terkandung dalam pepaya ternyata mempunyai
efek antelmintik (Indomedia, 2005). Namun sampai saat ini potensinya masih
2
didapatkan di lingkungan kita. Biji pepaya sendiri merupakan bahan alami
yang mudah didapatkan dan biasanya merupakan limbah yang tidak ada
harganya. Dengan demikian, penulis menganggap pengembangan biji pepaya
sebagai antelmintik adalah sangat tepat. Diharapkan biji pepaya dapat
dikembangkan sebagai salah satu antelmintik yang menurunkan prevalensi
penyakit cacing dengan cara yang sederhana dan aman.
1. Apakah biji pepaya berefek antelmintik terhadap in vitro
1. Mengetahui efek antelmintik biji pepaya terhadap in
vitro
2. Mengetahui LD50 biji pepaya terhadap in vitro
3. Mengetahui dosis kesetaraan efek antara jus biji pepaya dan
piperazin sitrat 20%
: Untuk mengetahui efek antelmintik biji
pepaya terhadap in vitro.
! "
! " :Mencari obat alternatif terhadap
3
! " # :Menambah pengetahuan bidang obat
obatan khususnya tanaman asli Indonesia.
$ " #
Hampir seluruh bagian dari diduga memiliki khasiat dalam
pengobatan beberapa penyakit ( Depkes, 1985).
Kandungan kimia yang terdapat dalam pepaya yang berperan sebagai
antelmintik adalah papain dan karpain. Papain yang terkandung dalam lateks
tanaman pepaya bersifat sebagai proteolitik yang dapat memecah jaringan ikat
protein tubuh cacing sehingga menjadi lunak (Kalie,2002). Alkaloid dari biji
pepaya yaitu karpain bekerja dengan cara merusak sistem saraf pusat dan
menyebabkan paralisis cacing ( Kariyone & Kimura, 1980).
Hipotesis yang dapat diambil adalah biji pepaya dapat berefek sebagai
antelmintik terhadap in vitro.
% &
Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan yang bersifat komparatif.
Data yang diukur adalah jumlah cacing hidup, paralisis, mati. Analisis data
memakai statistik non parametrik Chi Kuadrat dengan perhitungan LD50 dan
dosis kesetaraan efek menggunakan Regresi Linier.
' & (
Lokasi: Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Mikrobiologi
Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
33
=
" * * 1
$ " #.
5.1.1 Jus biji pepaya dengan konsentrasi 10%, 15%, 20% berefek
antelmintik terhadap in vitro.
5.1.2 LD50 biji pepaya terhadap in vitro adalah 13,4%
5.1.3 Jus biji pepaya dengan konsentrasi 14,2% memiliki kesetaraan efek
dengan piperazin sitrat 20%
$ *
Penelitian lanjutan tentang uji toksisitas, dosis, dan sediaan diperlukan
dalam penggunaan biji pepaya sebagai obat alternatif terhadap
34
0 1 * "
Biosci Ohio State, Ascaris
http://www.biosci.ohio state.edu/~parasite/ascaris.html, 22 mei 2005
Brown HW.1979.- # . ,.Jakarta:PT.Gramedia
Brown, Harold. 1994. ' # . USA:Appleton & Lange
Chandler, A.C& C.P Read. 1961. " # . 10th ed. New York:
John Wiley & son Inc.
Cook. 1996. ! % . Edisi 20. London: ELBS
Gandahusada,Ilahude,Pribadi. 2000. # . . Jakarta: Gaya Baru
Gracials,BrucknerDA. 1996. - # . . Jakarta:EGC
Goldsmith. 1999
http://health.yahoo.com/ency/adam/000628/overview, 22 mei 2005
Hort Purdue,
http://www.hort.purdue.edu/newcrop/duke_energy/carica_papaya.html19oktober2005
Ichiro, Miyazaki. 1991 " ' 0 . Tokyo:Fukuoka
35
Ikatan Dokter Indonesia, Pepaya, 2005
http://idionline.org/infodukestrad.php?news_id=82&title=obat+p, 22 mei 2005
Intisari, Temu Giring Mengusir Cacing
http://indomedia.com/intisari/1999/februari/temu_giring.htm , 22 mei 2005
Johnstone,C.2000.# # - - . Urbana:
University of Illinois
Kalie MB. 2002 ' # , Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya
Kariyone&Kimura. 1980. ! # $ 1
# 2 . London,England:Massachusetts Institute of Technology
Levine, N.D. 1968. 3 # - ! . Urbana:
University of Illnois
Ning Harmanto, Tanaman herbal, 2005
http://mahkotadewa/herbal/pepaya , 22 mei 2005
Mohlenbrock. 2005
http://plants.usda.gov/cgi_bin/tropics.cgi?earl=fact sheet.cgi, 19 oktober 2005
Pohan, Herdiman.T. 1996. # - ! & ,'
" # - , Jilid I, Edisi 3. Jakarta:FK.UI
Rampengan, Laurentz. 1992. # " & # . Jakarta:EGC
Sasongko, Adi, MS. 2005. " ' . ' !
Jakarta: Healt Today Indonesia
Sawitz WG. 1956. # . USA:Mc.Graw Hill Book Company Inc
Schmidt GD, Robert LS. 1985 # , Edisi 3. Missouri:Times
Mirror Morby Collage Publishing
Sukandar, E.Y.dan kawan kawan. 1997. Efek Antelmintik Zingiber zerumbet, Zingiber cassumunar dan Curcuma xanthorriza Terhadap Cacing Ascaris
suum,! " 4 , + !"# "
& ' ,Yogyakarta
Sukarno, Sardjono. 1989. 5 ) SG (editor), Farmakologi
36
Viqar Zaman, Loh AH Keong, Bintari Rukmono, Sri Oemijah, Wita Pribadi. 1988.
# . . Bandung: Bina Cipta
Wijayakusuma, H.S. Dalimarta dan A.S Wirian. 1997. & ' /