- \rYrcANA
BERNAsrogrA
q
r,*#i#;iJilli
a;di Jakarta InternationAl School (JIS)
yang belum tuntas seakan menjadi
pintu
untuk
menguak
berbagai kasus sejenislainnya.
Sebut saja kasus Emon dan yang belum lamaini kasus pelecehan balitadi Sekolah Saint Monica Jakarta Utara.
Berita mengenai kekerasan
fisik
juga
silih
berganti,
dari
kasus tewasnya Dimas, mahasiswaSeko-lah Tinggi Ilmu
Pelayaran (STIP), akibat dianiaya oleh seniornya hing-ga peristiwa meninggalnya seorang siswa kelasV
SD bernama Renggokarena
aksi
kekerasandari
kakak kelasnya.Sekolah sebagai rumah kedua
bagi
anak rupanya
belum
dapatmenjalankan
fungsinya
sebagailembaga pendidikan
sekaliguspengendali sosial. Kasus kekerasan
di
sekolah sudah
merambah keberbagai
tingkatan dari
jenjang
pendidikan tinggi hingga yang lebih
rendah seperti sekolah dasar bahkan pra sekolah. Jangan sampai institusi pendidikan lambat laun justru
men-jadi
tempatyang
menghancurkanmasa depan anak. Lantas kepada siapakah orang fua harus menaruh kepercayaan mereka untuk mendidik
anak-anaknya?
Bagaimana pula
nasib
bangsadan
negaraini
ke depan apabila halini
terjadi?Kebangkitan
Moral
Bangsa
HAL pertama yang terlintas ketika
membaca judul tersebut tentr sebuah
pertanyaan:
"Apakah
bangsakita
tidak
bermoral?". Sebagai bairgsa dengan adat dan budaya ketimuran,justru
Indonesiaterkenal
sebagaibangsa
yang ramah,
senangber-gotong-royong,
dan
menjunjungtinggi
sopan snntun.Akan
tetapi segala anggapanitu
saatini
mulaisirna. Generasi penerus bangsa
ini
sudah terlalu
jauh ilicekoki
dengansikap individualis, kekerasan, eksp-lqitasi seksual, dan berbagai hal yang membawa pada degradasi moral.
Bahayanya lagi racirn
ini
sudahberhasil
berinfiltrasi
di
sekolah-sekolah yang notabene merupakan
benteng penjaga
moral.
Sekolahmerupakan lembaga pendidikan
yang berperan penting dalam
mem-bentuk
kepribadian anak
setelahorangtua dan keluarga.
Anak
me-rupakan generasi penerus sekaligus aset bangsa yangperlu
dilindungiserta dibekali
dengan
berbhgaimacam hal yang berguna untuk masa
depaq. Pendidikan
menjadi
salahsatu
sarana
untuk
mewujudkan
upaya peningkatan
kualitas
kehi-dupan
bangsa.Akhir-akhir
ini,
masyarakatter-kejut-kejut
menyaksikan berbagai pemberitaan yang seakan tidak ada habisnya mengenai kasus kekerasanfisik
maupun seksual yang terjadidi
sekolah. Kasus kekerasan seksual
Oleh
:
Hendra Kurniawan
Kebangkitan nasional kedua
Seratus enem tahun yang lalu
lahirlah
semangat perubahan yang terwujud dalam KebangkitanNasio-nal.
Ini
ditandai dengan ber{irinyaBoedi Oetomo @O) tanggal 20
Mei
1908. Sejak
itulah
bermunculan berbagai organisasi modern yang mewarnai dinamika pergerakan na-sional. Rasa tertindas dan keinginanmelepaskan
diri
dari
penjajahanmenjadi faktor
pendorong
yang utama. Kebangkitan nasional yangmuncul
saatitu
didasarioleh
ke-inginan
bersamauntuk hidup
se-bagai bangsa merdeka.
Apabila
dulu
KebangkitanNa-sional
pertama
muncul
sebagaibentuk perlawanin terhadap kolo-nialis dan imperialis atas negeri ini, maka bercermin
dari
berbagai de-kadensi moral dewasa ini diperlukan Kebangkitan Nasional yang kedua. Bangsaini
benar-benarmembutuh-kan gerakan bersama untuk
mewu-judkan
kebangkitanmoral.
Tan-tangan
te
depanbagi
bangsaini
akan semakin berat. Kemerosotan
moral dan mental
bangsa
akan menjadi jalan paling ampuh menujukehancuran bangsa.
Upaya untuk
menghentikan
derasnya benturan
moral
mem-butuhkan sinergi dari berbagai pihak
baik
itu
keluarga, masyarakat,mau-pun
pemerintah. Keluarga
harus lebih memperhatikan perkembangananak-anaknya dengan memberi
bekal keimanan dan religiositas yang
kuat. Orangtua juga perlu menjalin komunikasi yang memberi
kenya-manan dan keterbukaan
diri
anak.Ingat
bahwa orangtuatidak
selalu dapat memonitor kondisi danPeri-laku anaknya saat
di
sekolah. Pihak sekolah juga harus mampumenjamin keselamatan dan mampu
mewujudkan
peranannya sebagai lembaga pendidikan yang sejatinya bagi masa depan anak. Untuk meng-awasi hal ini maka peran masyarakatsangat dibutuhkan. Sekolah memiliki
komite sekolah yang harus peka dan tanggap dengan berbagai
hal
yangterjadi
di
sekolah.Komite
sekolahberperan sebagai
alat
kontrol
se-hingga dapat melaporkan pada pihak
berwajib
apabila
terjadi
hal-hal
menyimpang
di
sekolah.Kebangkitan moral
menjadi
kebutuhan nasional yang mendesak
saat
ini.
Bangkit
bukan
sekedar bangkit, namun dibutuhkan gerakandan aksi nyata seluruh elemen ma-syarakat. Masa depan anak bangsa harus mendapat jaminan dan
perlin-dungan.
*:t+Hendra Kurniawan MPd,
DasenPendidikan Sejarah
Universitas