~8d~)Pikiran
Rakyat
Ragam Gaya
Calon Wakil Rakyat
Oleh DEDDYMULYANA
T
ATAPLAHbaliho para caleg yang terpampang di mana-mana. Begitu banyak gaya: ekspresi wajah, postur tubuh, isya-rat tangan, busana, dsb. Sebagian dari mereka agaknya kurang mema-hami bagaimana mengekspresikan diri agar tampak credible dan enak dipandang.Di Jakarta Selatan seorang ca-leg perempuan mejeng dengan ram-but terurai dan wajah serius. Istri saya pun berkomentar, "Seperti Nyi Blorong". Di Bandung terdapat se-jumlah baliho yang masing-masfng
memasang sekian banyak wajah, sehingga wajah dan nama mereka diidentifikasi. Alasannya mung.
kin efisiensi.
.
Isyarat tangan para caleg
juga
menarik diamati. Ada caleg yang mengepalkan tangan ke atas, menunjuk ke satu arah, atau mem-beri hormat. Caleg yang tersenyum boleh jadi mendorong khalayak untuk bersimpati kepadanya daripada caleg yang berwajah datar. Caleg yang menampilkan sete,ngah badan atau seluruh badan membuat dirinya sendiri sulit untuk dikenal khalayak dibandingkan dengan caleg yang tampil seeara close-up.Aspek yang layak diamati adalah bus ana dan ornamen peleng. kap lainnya. Banyak caleg menampilkan simbol keislaman, seperti kopiah bag! pria dan jilbab bagi wanita, meski ada juga caleg wan~ ta yang memasang kerudung yang memble di kepala (ujung rambut bagian depan menyembul). Banyak caleg pria berbusana lengkap Oas dan dasi). Sebagian caleg, baik pria ataJJwanita, mengenakan seragam partai yang mengusung mereka. Segelintir caleg pria me-ngenakan ornamen tradisional, misalnya bendo (belangkon). Ada pula yang mengenakan baju koko dan syal di leher.
Namun, apa pun yang para caleg itu kenakan, sulit untuk me-mastikan seberapa efektif busana dan ornamen para caleg terse-but mendorong khalayak untuk memilih mereka. Soalnya tidak ada rekam jejak memadai mengenai para caleg yang dapat dipertim-bangkan khalayak dalam mengambil keputusan mengenai siapa yang harus dipilih kelak.
Busana sebenarnya cukup penting untuk diperhatikan para caleg untuk mendekatkan diri dengan rakyat pemilih. William Thourlby me-ngatakan dalam Oudul) bukunya bahwa: YouAre W1Iat You Wear(An-da aWear(An-dalah apa yang AnWear(An-da kenakan). Sering orang menafsirkan bu-sana yang kita kenakan. Pilihan seseorang atas bubu-sana mencer-minkan kerpibadiannya, apakah ia konservatif, religius, modern, atau berjiwa muda. Busana, seperti juga rumah, kendaraan, dan perhiasan, digunakan untuk menampilkan citra tertentu yang diha-rapkan pemakainya. seperti kata peribahasa Latin:
uestis
u;rum reddityang berarti "pakaian menjadikan orang" (Kaye, 1994).Yang pasti para (calon) wakil rakyat kita yang pria, begitu gemar berbusana lengkap agar-menurut pandangan mereka--berwibawa. Benarkah? Apakah justru dampak berbusana seperti itu kontrapro-duktif, jika mereka ingin dekat dengan rakyat? Wong, banyak orang masih miskin. Busana rakyat umumnya begitu bersahaja. Apakah tidak lebih baik jika para anggota DPR(D) yang terhormat itu berbu-sana batik saja dalam keseharian mereka di lingkungan kerja, agar mereka lebih dekat dengan rakyat. Apalagi jika mereka bersedia
bermobildinasToyotaKijang,bukan sedan mewah.InsyaAllah.
* * *Penulis.
Dekan dan
GuruBesar Fikom Unpad.
u
Kliping
Humas
Un pad
2009
-
-
----) Se,,;,:
--.
(
Selasa
.R.,lJu
(--- --_.
) KJI/I;s () JUI/Ial \. ) SJIJIUU
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31