• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS XI-IPA 4 SMAN 12 BANDUNG MELALUI TEKNIK BERMAIN PERAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS XI-IPA 4 SMAN 12 BANDUNG MELALUI TEKNIK BERMAIN PERAN."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

KELAS XI-IPA 4 SMAN 12 BANDUNG MELALUI TEKNIK

BERMAIN PERAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jerman

Oleh :

NAMA

: HERI SEPTIAN MUNGGARAN

NIM

: 1002768

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Peningkatan Keterampilan Berbicara

Siswa Kelas XI IPA 4 SMAN 12 Bandung

Oleh

Heri Septian Munggaran

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Heri Septian Munggaran 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS XI-IPA 4 SMAN 12 BANDUNG MELALUI TEKNIK BERMAIN PERAN

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Drs. Amir, M.Pd.

NIP. 196111101985031005

Pembimbing II

Pepen Permana, M.Pd.

NIP. 198002102005011002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman

FPBS UPI

Drs. Amir, M.Pd.

(4)

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Munggaran, Heri Septian. 2014. Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI IPA 4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran. Skripsi, Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS. UPI.

Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek dari kompetensi bahasa yang memiliki peran dan posisi yang penting dalam proses pembelajaran. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Dalam keterampilan berbicara, khususnya dalam bahasa Jerman, siswa pasti akan memiliki kesulitan. Salah satu penyebab kesulitan siswa dalam pembelajaran keterampilan bahasa adalah pemilihan teknik pembelajaran yang kurang tepat. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbicara yaitu bermain peran. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti melakukan sebuah penelitian dengan tujuan: (1) mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman sebelum dilatihkan bermain peran berbahasa Jerman; (2) mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman setelah dilatihkan bermain peran berbahasa Jerman; (3) mengetahui perbandingan kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara sebelum dan setelah dilatihkan bermain peran berbahasa Jerman; (4) mengetahui apakah teknik bermain peran efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri 12 Bandung merupakan populasi dari penelitian ini, sedangkan sampelnya adalah siswa kelas XI IPA 4 sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI IPA 5 sebagai kelompok kontrol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan control group pretest-posttest. Untuk menguji hipotesis,

(5)

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAKT

Munggaran, Heri Septian. 2014. Die Verbesserung der Sprechfertigkeit von den Schülern in der Klasse XI IPA 4 der SMAN 12 Bandung durch Rollenspiel. Eine Abschlussarbeit, an der Deutschabteilung der Fakultät für Sprachen und Kunst. UPI.

Sprechfertigkeit ist einer der Aspekten der Sprachkompetenz, der wichtige Rolle und Position beim Lernprozess spielt. Die Fertigkeiten werden nur durch den Sprachgebrauch und viele Übungen erreicht und beherrscht. Bei der Sprechfertigkeit haben die Schüler einige Schwierigkeiten. Eine der Ursachen der Schwierigkeiten von Schülern im Sprechfertigkeitsunterricht ist die unpassende Benutzung der Lerntechnik. Eine der Lerntechniken, die möglicherweise passend ist, ist das Rollenspiel. Aufgrund der oben genannten Probleme hat die Verfasserin eine Untersuchung durchgeführt, mit den Zielen: (1) die Fähigkeit von den Schülern bei der Sprechfertigkeit vor der Verwendung der Technik im Unterricht zu beschreiben; (2) die Fähigkeit von den Schülern bei der Sprechfertigkeit nach der Verwendung der Technik im Unterricht zu beschreiben; (3) den signifikanten Unterschied zwischen der Fertigkeit von den Schülern bei der Sprechfertigkeit vor und nach der Verwendung der Technik im Unterricht zu beschreiben; (4) die Effektivität des Rollenspiels zur Verbesserung der Sprechfertigkeit von den Schülern zu beschreiben. Alle Schüler der Klasse XI SMA Negeri 12 Bandung waren die Population dieser Untersuchung und die Probanden dieser Untersuchung wurden aus den Schülern der Klasse XI IPA 4 als Experimen-Gruppe und XI IPA 5 als Kontrolgruppe genommen. Die quasi-experimentelle Methode mit control group pretest-posttest wurde in dieser

(6)

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Keterampilan Berbicara... 8

1. Definisi Berbicara... 10

2. Berbicara sebagai Sebuah Keterampilan... 11

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara... 11

(7)

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Teknik Pembelajaran... 16

1. Teknik Pembelajaran Bahasa... 16

C. Bermain Peran... 18

1. Definisi Bermain Peran... 18

2. Kelebihan dan Kelemahan Bermain Peran... 20

3. Tujuan Bermain Peran... 20

4. Bermain Peran dalam Pembelajaran... 21

D. Kerangka Berpikir... 26

E. Hipotesis... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 28

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 28

C. Populasi dan Sampel... 28

D. Desain Penelitian... 29

E. Definisi Operasional... 30

F. Instrumen Penelitian... 30

G. Teknik Pengumpulan Data... 32

H. Teknik Analisis Data... 32

I. Prosedur Penelitian... 34

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 35

1. Keterampilan Berbicara Siswa Sebelum Pembelajaran dengan Menggunakan Teknik Bermain Peran... 35

2. Keterampilan Berbicara Siswa Sesudah Pembelajaran dengan Menggunakan Teknik Bermain Peran... 36

(8)

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Uji Persyaratan Analisis... 37

1. Uji Normalitas Data... 37

a. Uji Normalitas Skor Pretest Kelas Eksperimen... 38

b. Uji Normalitas Skor Petest Kelas Kontrol... 38

c. Uji Normalitas Skor Posttest Kelas Eksperimen... 38

d. Uji Normalitas Skor Posttest Kelas Kontrol... 38

2. Uji Homogenitas Variansi Data... 39

a. Uji Homogenitas Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen.... 39

b. Uji Homogenitas Skor Pretest dan Posttest Kelas Kontrol... 39

3. Uji Signifikansi Perbedaan Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest...39

4. Uji Tindependen... 40

5. Pengujian Hipotesis... 41

C. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran... 42

1. Pemberian Pretest... 42

2. Perlakuan Pertama... 42

3. Perlakuan Kedua... 44

4. Perlakuan Ketiga... 46

5. Pemberian Posttest... 48

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 52

B. Saran... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum pembelajaran merupakan penguasaan keterampilan dan pengetahuan. Namun, biasanya pembelajaran diartikan sebagai perantara dari pengetahuan antara pengajar dan pembelajar di sebuah lembaga pendidikan. Pembelajaran juga merupakan proses peralihan yang teratur dan sistematis dari pengetahuan dan informasi yang dimiliki oleh seorang guru atau pengajar kepada para siswa atau pembelajar. Pembelajaran tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi berlangsung pula di rumah atau di lingkungan masyarakat dan dapat dilakukan tanpa memandang usia atau dapat dilakukan seumur hidup. Sekolah atau lembaga pendidikan merupakan salah satu sumber pengalaman terbesar bagi anak dan juga merupakan tempat tinggal kedua bagi anak-anak usia sekolah setelah rumah. Pembelajaran yang berlangsung di sekolah, pada umumnya bertujuan untuk melatih dan mendidik peserta didik agar mampu berpikir sehingga dapat memecahkan masalah baik yang terjadi di lingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang berlangsung di sekolah, merupakan interaksi aktif antara guru dan siswa. Tugas dan tanggung-jawab utama seorang guru adalah mengelola pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pembelajaran. Guru sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedangkan siswa sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pembelajaran.

(10)

2

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan salah satu prinsip utama dalam proses pembelajaran. Belajar adalah berbuat, yakni tidak ada belajar tanpa aktivitas. Pengalaman belajar hanya dapat diperoleh jika siswa aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Seorang guru dapat menyajikan dan menyediakan bahan pelajaran, tapi siswalah yang mengolah dan mencernanya sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakangnya.

Praktik pembelajaran di sekolah umumnya masih terfokus pada guru, sedangkan siswa belum terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Secara umum, keaktifan siswa dalam pembelajaran tergolong rendah. Hal ini terlihat dari siswa yang tidak banyak bertanya, aktivitas siswa terbatas pada mendengarkan, mencatat, dan menjawab pertanyaan bila guru memberi pertanyaan. Siswa hadir di kelas dengan persiapan belajar yang tidak memadai. Ribut jika diberi latihan, dan siswa hanya diam ketika ditanya sudah mengerti atau belum. Rendahnya keaktifan belajar siswa juga terlihat dalam pembelajaran bahasa Jerman. Selama ini, pembelajaran bahasa Jerman umumnya menggunakan metode ceramah. Metode tersebut kurang mendukung keaktifan belajar siswa sebab terfokus kepada guru.

(11)

3

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkomunikasi. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, contohnya semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Dalam keterampilan berbicara, khususnya dalam bahasa Jerman, siswa mungkin akan memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing yang dipelajarinya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Salah satunya adalah kurangnya motivasi siswa untuk menggunakan bahasa Jerman dan mempraktikkannya dalam percakapan sehari-hari. Penguasaan kosakata yang minimpun menjadi salah satu faktor kesulitan siswa dalam berbicara bahasa Jerman. Berbicara pada hakikatnya melukiskan apa yang ada di hati. Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pengetahuan kepada siswa di kelas namun juga untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesinya.

(12)

4

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan melihat kenyataan di lapangan, diduga kurangnya kemampuan siswa dalam berbicara disebabkan oleh penyajian guru dalam pembelajaran yang sebagian besar menggunakan metode ceramah, tanpa peragaan atau gerakan-gerakan dan ekspresi wajah yang sesuai. Apabila hal ini dibiarkan berlarut-larut maka dapat mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa sehingga siswa akan merasa sulit untuk berbicara atau mengungkapkan perasaan dengan nada dan gerak serta mimik wajah yang sebenarnya. Untuk dapat mengatasi hal tersebut, maka perlu adanya penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi khususnya dalam hal berbicara.

Salah satu hal yang dapat membantu siswa dalam kesulitan berbicara yakni dengan berlatih berbicara atau berdialog dalam kelompok atau dengan teman yang sama-sama mempelajari bahasa tersebut. Dalam hal ini berdialog melalui bermain peran sangatlah disukai oleh siswa karena dengan bermain peran dalam bahasa asing yang mereka pelajari akan membantu mereka untuk meningkatkan keterampilan berbicara baik dari segi kebahasaannya maupun dari emosi saat mereka memainkan perannya masing-masing. Dengan bermain peran menggunakan bahasa asing yang dipelajari, maka siswa akan mempunyai tingkat kepercayaan diri bahkan saat berkomunikasi langsung dengan penutur asli bahasa tersebut.

(13)

langkah-5

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langkah yang ada, maka akan membuahkan hasil yang memuaskan. Teknik bermain peran juga menjadi salah satu pendekatan alternatif yang baik guna meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berbicara peserta didik dalam pelajaran bahasa Jerman. Siswa berperan layaknya pada kehidupan sehari-hari peserta didik atau dengan berperan menjadi seseorang yang mereka ketahui secara langsung situasinya dengan tema pembicaraan sehari-hari.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik dan termotivasi untuk mengembangkan metode pembelajaran dalam keterampilan berbicara dengan bermain peran. Oleh karena itu, penulis memilih tema dalam penelitian ini dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa kelas IX-IPA 4 SMAN 12 Bandung Melalui Bermain Peran Berbahasa Jerman”. Judul ini dipilih berdasarkan masalah yang terjadi di lapangan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan sebelumnya, maka identifikasi masalah pada penelitian ini ialah sebagai berikut: 1. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran keterampilan

berbicara dalam bahasa Jerman?

2. Apakah motivasi siswa mempengaruhi tingkat pendalaman siswa dalam berbahasa Jerman?

3. Bagaimana kemampuan siswa dalam menguasai pembelajaran bahasa Jerman?

4. Apakah kesulitan siswa dalam menguasai pembelajaran bahasa Jerman disebabkan oleh kurangnya penguasaan kosakata?

5. Apakah bermain peran dalam berbahasa Jerman dapat berpengaruh untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jerman?

(14)

6

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam keterampilan berbicara. Oleh karena itu, agar penelitian ini lebih terfokus pada satu permasalahan, mengingat keterbatasan waktu, dana dan kemampuan yang dimiliki penulis, maka penelitian ini dibatasi pada peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas IX-IPA 4 SMAN 12 Bandung melalui bermain peran berbahasa Jerman yang dialog atau naskahnya diambil dari buku-buku tingkat A1 dengan tema sehari-hari.

Keterampilan berbicara dalam penelitian ini merupakan keterampilan berbicara dari siswa kelas IX-IPA 4 SMAN 12 Bandung dengan tingkat A1.

D. Rumusan Masalah

Agar dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 12 Bandung, maka pertanyaan penelitiannya adalah bagaimana penerapan metode bermain peran pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 12 Bandung. Selanjutnya penulis merumuskan permasalahan yang disajikan dalam bentuk pertanyaan, sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman sebelum dilatihkan bermain peran berbahasa Jerman?

2. Bagaimana kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman setelah dilatihkan bermain peran berbahasa Jerman?

3. Bagaimana perbandingan kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara sebelum dan setelah dilatihkan bermain peran berbahasa Jerman?

4. Apakah teknik bermain peran berbahasa Jerman efektif untuk meningkatkan keterampilan siswa berbicara bahasa Jerman?

E. Tujuan Penelitian

(15)

7

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman sebelum dilatihkan bermain peran berbahasa Jerman.

2. Mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman setelah dilatihkan bermain peran berbahasa Jerman.

3. Mengetahui perbandingan kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara sebelum dan setelah dilatihkan bermain peran berbahasa Jerman.

4. Mengetahui apakah teknik bermain peran efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi semua pihak, baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis, diharapkan hasil dari penelitian ini menghasilkan kontribusi untuk pembelajaran bahasa Jerman mengenai penggunaan teknik bermain peran dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan siswa berbicara bahasa Jerman. Selain itu diharapkan juga bahwa teknik ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran dan memberikan motivasi kepada guru-guru untuk membuat sebuah konsep pembelajaran yang menarik dan inovatif.

Secara praktis penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan kualitas pebelajaran, di antaranya:

1. Teknik bermain peran diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Jerman mereka.

2. Teknik bermain peran diharapkan dapat menjadi sebuah alternatif bagi guru-guru dalam pembelajaran keterampilan bahasa Jerman.

(16)

8

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(17)

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kuantitatif dengan desain eksperimen semu (quasi experiment design). Penelitian ini

menggunakan dua kelas yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dikenai perlakuan berupa pembelajaran dengan teknikpembelajaran bermain peran sedangkan kelas kontrol tidak dikenai perlakuan, tetapi melakukan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah ditentukan. Melalui metode ini data-data, dikumpulkan, diklasifikasi dan dianalisis lalu disimpulkan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Bandung. Waktu penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 terhadap siswa-siswi kelas XI-IPA 4 SMAN 12 Bandung.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri 12 Bandung merupakan populasi dari penelitian ini.

2. Sampel

(18)

29

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang paling tepat untuk dijadikan sampel. Arikunto (2010:183) menjelaskan bahwa purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

didasarkan strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Jadi, sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 Bandung yang berjumlah 41 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI IPA 5 yang berjumlah 39 siswa sebagai kelompok kontrol.

D. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan control group pretest-posttest., yang berarti bahwa penelitian ini menggunakan dua kali tes,

yakni pretest dan posttest di dua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol). Salah satu dari kedua kelas tersebut diterapkan pembelajaran keterampilan bahasa Jerman dengan menggunakan teknik bermain peran. Subjek dari penelitian ini adalah siswa yang belajar keterampilan bahasa Jerman dengan menggunakan teknik bermain peran.Oleh karena itu,desain penelitian ini sebagai berikut:

O₁ X O2

O3 O4

Gambar 3.1 Desain Peneitian

Keterangan :

O₁ : Pretest pada kelas eksperimen yang dilakukan untuk mengukur variabel terikat sebelum perlakuan dilakukan, yakni untuk mengetahui keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa sebelum dilakukannya pembelajaran menggunakan teknik bermain peran.

(19)

30

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbicara bahasa Jerman siswa setelah dilakkannya pembelajaran menggunakan teknik bermain peran.

O3 : Pretest pada kelas kontrol yang dilakukan untuk mengukur variabel terikat sebelum perlakuan dilakukan, yakni untuk mengetahui keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa sebelum dilakukannya pembelajaran menggunakan teknik bermain peran.

O4 : Posttest pada kelas kontrol yang dilakukan untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan dilakukan, yakni untuk mengetahui keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa setelah dilakkannya pembelajaran menggunakan teknik bermain peran.

X : Pemberian perlakuan eksperimen kepada para subjek (variabel x), yakni pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman dengan menggunakan teknik bermain peran.

Pretest diberikan untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum pemberian

materi pembelajaran dan posttets diberikan untuk mengetahui pemahaman dan hasil belajar siswa setelah pemberian materi pembelajaran dengan menggunakan teknik bermain peran.

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua definisi operasional yaitu teknik pembelajaran dan keterampilan berbahasa Jerman. Teknik pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik pembelajaran bermain peran sedangkan keterampilan berbahasa yang dimaksud dalampenelitian ini adalah keterampilan berbicara bahasa Jerman.

F. Instrumen Penelitian

(20)

31

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa. Siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diminta untuk mengerjakan soal pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Pretest diujikan untuk mengetahui

keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa sebelum dikenai perlakuan, sedangkan posttest diujikanuntuk mengetahui tingkat kemajuan siswa dalam

keterampilan berbicara bahasaJerman setelah dikenai perlakuan. Untuk mendapatkan perbandingan tes yang dapat diandalkan, pretest dan posttest

dilaksanakan dengan memakai perangkat tesyang sama yaitu siswa diminta untuk memperkenalkan diri sesuai dengan point yang telah ditentukan dan melakukan

sebuah drama dengan memainkan perannya masing-masing sesuai tema yang ada pada Rollenkarten untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan siswa

dalam berbicara bahasa Jerman. Instrumen tes diambil dari buku Start Deutsch Goethe-Zertifikat A1. Temadialog dalam penelitian ini disesuaikan dengan sasaran

materi yang terdapat di dalam silabus yaitu tema kehidupan sehari-hari yakni dialog dengan tema sehari-hari dengan tingkat A1 diantaranya Im Restaurant, Im Kaufhaus dan tema Wohnung.

Guru yang memberikan penilaian terdiri dari tiga guru, yakni guru bahasa Jerman kelas XI di SMA Negeri 12 Bandung, penulis dan guru yang mengajar dengan menggunakan tenik bermain peran. Karena penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang memerlukan perlakuan maka dibutuhkan instrumen pelengkap yaitu berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dijadikan sebagai acuan dalam proses belajar mengajar.

Adapun kriteria penilaian keterampilan berbicara adalah sebagai berikut: 1. Pelafalan

2. Intonasi

3. Gestik dan Mimik 4. Struktur

(21)

32

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rentang skor untuk setiap kriteria adalah 1 sampai 4 dengan penjelasan sebagai berikut: (4) = Sangat baik, (3) = Baik, (2) = Cukup dan (1) = Kurang. Kemudian skor diubah menjadi nilai dengan cara:

Nilai Total = Jumlah skor yang diperoleh x 100 Jumlah max

Rentang nilai dibagi menjadi empat, yakni sebagai berikut: Sangat baik = 93-100

Baik = 83-92 Sedang = 75-82 Kurang = ≤ 74

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kajian pustaka, yakni mengumpulkan berbagai materi atau data-data yang teoretis yang relevan dengan masalah penelitian yang nantinya akan berfungsi sebagai landasan saat penelitian dilakukan serta mencari data di internet unyuk menemukan referensi yang berlaku sebagai dasar acuan penyusunan instrumen.

2. Menyusun instrumen penelitian baik itu instrumen evaluasi yaitu tes seputar keterampilan berbicara bahasa Jerman maupun instrumen pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/ RPP.

3. Mengukur kemampuan awal berbicara bahasa Jerman siswa dengan tes awal atau pretestkepada kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian menghitung

(22)

33

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Membuat catatan ketika perlakuan berlangsung yakni perlakuan berupa penggunaan teknik bermain peran dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman.

5. Mengukur kemampuan berbicara bahasa Jerman siswa dengan tes akhir atau

posttest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian menghitung nilai rata-ratanya.

H. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis dan mengolah data yang sudah terkumpul yakni sebagai berikut:

1. Hasil pretest dan posttest diperiksa dan dianalisis kemudian ditabulasikan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui nilai rata-rata siswa, standar deviasi, dan varians kelas yang dijadikan sampel.

2. Menentukan uji normalitas dan uji homogenitas sampel.

3. Menguji signifikansi perbedaan rata-rata menggunakan uji-t. Uji-t dilakukan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara nilai prates dan pascates, dengan rumus sebagai berikut:

t = Md

Keterangan:

Md : mean dari perbedaan antara pretest dan posttest.

Xd : deviasi masing- masing subjek (d-Md) :jumlah kuadrat deviasi

n : subjek

(23)

34

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan rumus yang dijelaskan oleh Sugiyono (2013) sebagai berikut:

t =

Keterangan:

1 : rata-rata kelompok eksperimen 2 : rata-rata kelompok kontrol

: jumlah sampel kelompok eksperimen : jumlah sampel kelompok kontrol

: varians kelompok eksperimen : varians kelompok kontrol

5. Menguji hipotesis statistik dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

H : Ssp = Sbp, berarti bahwa:

Tidak terdapat perbedaan hasil antara keterampilan berbicara siswa sebelum perlakuan dan keterampilan berbicara siswa sesudah perlakuan dengan menggunakan teknik bermain peran.

H : Ssp > Sbp, berarti bahwa:

Terdapat perbedaan hasil antara keterampilan berbicara siswa sebelum perlakuan dan keterampilan berbicara siswa sesudah perlakuan dengan menggunakan teknik bermain peran.

Ssp, berarti bahwa:

Keterampilan berbicara siswa setelah perlakuan (posttest).

Sbp, berarti bahwa:

(24)

35

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika thitung < ttabelmaka hipoteis nol (H ) diterima dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada taraf signifikansi 0,05.

Jika thitung > ttabel maka hipoteis nol (H ) ditolak dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan pada taraf signifikansi 0,05.

I. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah kegiatan yang ditempuh saat melakukan penelitian yaitu: 1. Menemukan masalah peneitian.

2. Melakukan kajian pustaka sesuai masalah penelitian yang ditemukan 3. Merumuskan masalah penelitian

4. Menyusun proposal penelitian.

5. Mengikuti seminar proposal dan menerima surat persetujuan judul skripsi. 6. Mengadakan studi pendahuluan ke lapangan, yakni ke sekolah yang dipilih

sebagai laboratorium penelitian, untuk mendapatkan informasi seputarpermasalahan dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman khususnya.

7. Mengajukan permohonan ijin penelitian di SMANegeri12Bandung.

8. Melakukan kajian pustaka sesuai dengan tema penelitian termasuk instrumen penelitian.

9. Mengumpulkan data penelitian. 10. Menganalisis data penelitian. 11. Menarik kesimpulan.

(25)

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari deskripsi data dan hasil penelitian pada bab sebelumnya dapat dirumuskan kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Hasil penelitian pada saat tes awal menunjukkan bahwa nilai rata-rata atau

mean keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa sebelum menggunakan

teknik bermain peran pada kelompok eksperimen adalah 52,93 dan pada kelompok kontrol 52,18. Dilihat dari nilai rata-rata yang hampir sama, hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor prates kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji-t independen pada data pratest diperoleh nilai thitung < ttabel. Hal ini juga membuktikan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan yang sama dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman sebelum dilakukan teratment atau perlakuan dengan menggunakan

teknik bermain peran.

2. Pada tes akhir dan setelah dilakukannya perlakuan pada kelompok eksperimen sebanyak tiga kali dengan menggunakan teknik bermain peran, diperoleh nilai rata-rata sebesar 79,02, sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 53,33. Dan setelah dilakukan uji-t independen pada data pascates diperoleh thitung > ttabel, dapat diamati bahwa keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa setelah mendapatkan perlakuan dengan menggunakan teknik bermain peran meningkat.

(26)

53

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

signifikansi kelompok eksperimen jauh lebih besar dari taraf signifikansi kelompok kontrol dalam keterampilan berbicara bahasa Jerman.

4. Berdasarkan uji-t yang dilakukan, dapat dilihat bahwa teknik bermain peran efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa SMA.

B. Saran

Mengacu pada kesimpulan dari hasil penelitian yang telah diuraikan di awal serta berdasarkan landasan teoretis yang dijabarkan di dalam Bab 2 sebelumnya, penulis memberikan beberapa saran terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu:

1. Teknik bermain peran Mapping dapat dijadikan teknik alternatif dalam

pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa. Jika siswa terbiasa menggunakan teknik bermain peran dan diimbangi dengan mimik muka yang baik, maka potensi kreatifitas dan daya ingatnya dapat dipastikan akan mengalami peningkatan, sehingga akan berefek positif pada hasil belajarnya.

2. Terkait dengan kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru, maka di dalam pelaksanaan pembelajarannya pun, guru harus kreatif khususnya dalam menyajikan teknik pembelajaran, dalam hal ini pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman. Beragam teknik pembelajaran keterampilan berbicara dapat digunakan oleh guru, salah satunya yaitu teknik bermain peran. Dengan teknik bermian peran, guru mampu membuat siswa ikut serta berperan aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran keterampilan berbicara dengan teknik bermain peran lebih mempermudah siswa dalam menghapal kosakata baru dan membuat siswa lebih percaya diri dan berani untuk berbicara menggunakan bahasa Jerman. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian di bidang

(27)

54

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jerman, teknik bermain peran pun dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa lainnya. Selain itu, jika peneliti menggunakan kelompok kontrol, maka kelompok kontrol tersebut diberikan teknik pembelajaran lain selain bermain peran contohnya ceramah.

(28)

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsjad , Midar.G dan Mukti1 1991.Pembinaan Kemampuan Berbicara bahasa Indonesia.

Jakarta:Erlangga.

Bimmel, Peter et. al. (2011). Deutschunterrich planen Neu. München: Langendscheidt.

Bolte, Henning. (1996). Fremdsprache Deutsch: Zetischrift für die Praxis des Deutschunterrichts, Heft 14: Sprechen. Stuttgart: Ernstklett Verlag.

Butzkamm, Wolfgang. (2011). Unterrichtssprache Deutsch Wörter und Wendungen für Lehrer und Schüler. Ismaning: hueber Verlag.

Effendi, Taufik. (2013). Peran. Tanggerang Selatan: LotusBooks

Gerbes, Johannes dan Frauke van der Werff. (2007). FitfürsGoethe-Zertifikat A1 Start Deutsch . Ismaning: Hueber Verlag.

Ghazali,A.S. (2010). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Refika Aditama. Glaboniat, Manuela et.al. (2002). Profile Deutsch Gemeinsamer europäischer

Referenzrahmen. Berlin: Langenscheidt.

Helbig, Beate Benndorf et.al. (2006). Sprachen Lernen Europäisches Sprachenportfolio für Erwachsene. Thüringen: Hueber Verlag.

Huneke, H.W. (2010). Deutsch als Fremdsprache Eine Einführung. Berlin: Erich Schmidt Verlag GmbH.

Luis, Vera. (2008). Materialen für die Lehrerfortbildung in Nordrhein-Westfalen Didaktisch-metodische Fortbildung Englisch in der Grundschule NRW Modul 5 Sprachliches Handeln-Sprechen. Nordrhein-Westfalen: Kompetenzteems NRW

Neuner, G. Hunfeld, H. (1993). Methoden des sprachlichen Unterrichts. München: Langenscheidt.

(29)

Heri Septian Munggaran, 2014

Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas XI-IPA-4 SMAN 12 Bandung Melalui Teknik Bermain Peran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Paurienė, Giedrė. (2011). Rollenspiel als Ausgangspunkt für interkulturelles Lernen im Fachbereich Berufsdeutsch. [Online]

Rampillon, Ute. (1996). Sprache. Lerntechniken im Fremdsprachenunterricht. Ismaning: Ludwig Auer GmbH.

Robert. (2014). Die Definition der Technik. [Online]

Tersedia: in http://www.fremdwort.de/suchen/bedeutung/Technik Schatz, Heidi. (2006). Fertifkeit Sprechen. München: Langendscheidt. Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Sudrajat, Ahmad. (2008). Pendekatan, strategi, metode, teknik dan model pembelajaran.

[Online]

Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: ALFABETA.

Supardi. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Konsep Statistika Yang Lebih Komprehensif. Bandung: Smart.

Suwandewi, Ni Made Ayu. (2013). Peningkatan Kemampuan Berbicara Sor Singgih Bahasa Bali Dalam Membangun Karakter Siswa Kelas VI B SD Negeri 3 Sukawati Melalui Metode Bermain Peran. Tesis S2 pada UNUD Bali: Tidak diterbitkan.

Taniredja, Tukiran et al. (2013). Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Bandung:Alfabeta

Widodo. (2012). Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta:

MAGNAScript Publishing

. (2013). Kelebihan dan kelemahan bermain peran. [Online]

Tersedia: http://pedulidenganmenulis.blogspot.com/2013/02/kelebihan-dan-kelemahan-metode-bermain.html

. (2013). Die Schritte des Rollenspiels. [Online]

Gambar

Gambar 3.1 Desain Peneitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan model Advance Organizer dalam pembelajaran untuk materi

Setelah diketahui bahwa kedua kelompok kelas penelitian tersebut diambil dari populasi yang berdistribusi normal dengan uji normalitas dan diketahui bahwa kemampuan

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM Pada Mata Kuliah Elektronika

Model Quantum dengan Metode Permainan Kuis untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Memindai dalam Materi Menemukan Informasi” adalah benar-benar karya saya sendiri dan

Dari hasil pengolahan data tersebut penulis membuat analisa berupa angka untuk mengetahui perbandingan antara harga pokok produksi perusahaan dengan metode variabel costing

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 64, Tambahan. Lembaran Negara Republik Indonesia

Meskipun dokumen ini telah dipersiapkan dengan seksama, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia tidak bertanggung jawab atas segala konsekuensi hukum dan keuangan

Penelitian ini berbeda dengan yang akan penulis teliti nanti karena penulis dalam meneliti tidak melakukan metode komparasi antara Alquran dan al-Kitab tetapi hanya pada kitab