SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyar atan Memperoleh Gelar Sar jana Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sita s Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur
OLEH:
Wijanar ko Hadi Saputr o
0541310120
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Oleh :
WIJ ANARKO HADI SAPUTRO NPM. 0541310120
Telah Diper tahankan Dihadapan Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Sk r ipsi Pr ogr am Studi Administr a si Negar a Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Univer sita s Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal : 18 J uni 2012
Pembimbing
Dr s. Hartono Hidayat MSI NIP. NIP. 030 115 320
Tim Penguji : 1.
Dr a. Susi Har djati, M.AP NIP. 196902101993032001 2.
Dr . Er tien Rining N, M.Si NIP. 19680116199032001 3.
Dr s. Har tono Hidayat MSI NIP. NIP. 030 115 320
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur
Nama Mahasiswa : Wijanarko Hadi Saputr o
NPM : 0541310120
Pr ogr am Studi : Ilmu Administr asi Negar a Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyatakan bahwa Skr ipsi ini telah dir evisi dan disahkan Pada Tanggal 22 J uni 2012.
Mengetahui / Menyetujui
Dosen Penguji I
Dr a. Susi Har djati, M.AP NIP. 196902101993032001
Dosen Penguji II
Dr . Er tien Rining N, M.Si NIP. 19680116199032001
Dosen Penguji III
dengan rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa selalu membimbing dan
mengarahkan setiap langkah penulis dalam dan dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul ”Kualitas Pelayanan Perpanjangan SIM (Sur at Izin Mengemudi)
keliling di Polantas Sur abaya” (Studi di wilayah Ter minal Bratang berdasar kan
Indeks Kepuasan Masyarakat).
Dalam penulisan skripsi ini dibuat guna memenuhi persyaratan sesuai dengan
kurikulum yang ada pada Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar dan tidak akan
terwujud tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Hartono Hidayat, MSI
sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran
hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1.
Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSI, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak DR. Lukman Arif, MSI, selaku Ketua program studi Ilmu Administrasi
negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional
4.
Seluruh dosen pengajar Administrasi Negara terimakasih atas bimbingan dan
didikannya selama ini.
5.
Segenap pimpinan dan pegawai Satuan Lalu Lintas Polwiltabes Surabaya yang
telah membantu dalam memberikan informasi-informasi yang terkait dalam
penyusunan skripsi ini.
6.
Doa Bapak (alm) dan Ibu serta kakakku, yang telah memberi motivasi dan
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini..
7.
Teman-temanku semua angkatan 2004 khususnya Administrasi Negara yang tidak
mungkin kusebutkan satu persatu dan yang telah banyak membantu dalam
penyusunan penulisan ini banyak terima kasih atas bantuan kalian semua.
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan suatu pemahaman tentang
pelaksanaan
suatu
kegiatan
dalam
organisasi
mulai
dari
perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan, serta menambah pengetahuan bagi
pembaca.
Surabaya, Juni 2012
ABSTRAKSI ... i
KATA PENGANTAR ... ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Kegunaan Penelitian ... 7
BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 8
2.1. Penelitian Terdahulu ... 8
2.2. Landasan Teori ... 12
1. Pengertian Kualitas Pelayanan ... 12
2. Pengertian Pelayanan ... 13
a. Tujuan Pelayanan ... 13
b. Fungsi Pelayanan ... 14
c. Bentuk Pelayanan ... 14
d. Prinsip – Prinsip Pelayanan ... 15
e. Faktor Pendukung Pelayanan ... 17
b. Maksud dan Tujuan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) ... 21
c. Dasar Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) ... 21
6. Surat Izin Mengemudi (SIM) ... 24
a. Pengertian Surat Izin Mengemudi ... 24
b. Penggolongan Surat Izin Mengemudi ... 25
c. Perpanjangan Surat Izin Mengemudi ... 25
d. Fungsi dan Peranan Surat Izin Mengemudi ... 27
7. Layanan Surat Izin Mengemudi Keliling ... 29
8. Penggolongan Surat Ijin Mengemudi Keliling ... 30
2.3. Kerangka Berpikir ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
3.1. Jenis Penelitian ... 33
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Vaiabel ... 33
3.3. Populasi, Sampel, dan Tehnik Penentuan Jumlah Sampel ... 37
3.4. Tehnik Pengumpulan Data ... 39
3.5. Metode Analisa Data ... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1. Gambaran Obyek ... 42
1. Sejarah Kantor Urusan SIM Satlantas Polwiltabes Surabaya .... 42
4.2. Hasil Penelitian ... 57
1. Kegiatan Layanan Sim Keliling ... 57
2. Prosedur Pelayanan ... 59
3. Sarana dan Prasarana ... 60
4. Jadwal Sim Keliling ... 61
4.3. Karakteristik Responden Sim Keliling ... 62
4.4. Penyajian Data Tentang Variabel Penelitian ... 62
4.5. Analisis Data ... 81
1. Menghitung nilai rata – rata Unsur Pelayanan ... 81
2. Menghitung Bobot Nilai Rata – rata Tertimbang ... 81
3. Menghitung Nilai Rata – rata Tertimbang Masing – Masing unsur Pelayanan ... 83
4. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat ... 83
4.6. Pembahasan ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... . 105
5.1. Kesimpulan ... 105
5.2. Saran ... 106 DAFTAR PUSTAKA
Pelayanan, dan Kualitas Unit Pelayanan ... 41
Tabel 3. Komposisi Personil Satlantas Polwiltabes Surabaya Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54
Tabel 4. Komposisi Personil Satlantas Polwiltabes Surabaya Berdasarkan Kepangatan ... 55
Tabel 5. Komposisi Pegawai Negeri Sipil yang Berada Di Satlantas Polwiltabes Surabaya Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56
Tabel 6. Komposisi Pegawai Negeri Sipil Yang Berada Di Satlantas Polwiltabes Surabaya Berdasarkan Kepangkatan ... 56
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 63
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 63
Tabel 10. Rekap Jawaban Responden Tentang Prosedur Pelayanan ... 65
Tabel 11. Rekap Jawaban Responden Tentang Persyaratan Pelayanan ... 66
Tabel 12. Rekap Jawaban Responden Tentang Kejelasan Dan Kepastian Petugas Dalam memberikan Pelayanan ... 67
Tabel 13. Rekap Jawaban Responden Tentang Kedisiplinan Petugas Dalam Memberikan Pelayanan ... 69
Tabel 14. Rekap Jawaban Responden Tentang Tanggung Jawab Petugas Dalam Memberikan Pelayanan ... 70
Tabel 15. Rekap Jawaban Responden Tentang Kemampuan Petugas Dalam Memberikan Pelayanan ... 71
Petugas Dalam Memberikan Pelayanan ... 75 Tabel 19. Rekap Jawaban Responden Tentang Kewajaran Biaya Dalam
Mendapatkan Pelayanan ... 76 Tabel 20. Rekap Jawaban Responden Tentang Kepastian Biaya Pelayanan .... 77 Tabel 21. Rekap Jawaban Responden Tentang Kepastian Jadwal Pelayanan ... 78 Tabel 22. Rekap Jawaban Responden Tentang Kenyamanan Lingkungan
Indeks Kepuasan Masyarakat).”
Penelitian ini didasarkan pada fenomena yang terjadi pada sim keliling Polantas
Surabaya yaitu kemajemukan masyarakat Surabaya membuat masyarakat surabaya
memerlukan tata cara pengurusan sesuatu yang cepat, dengan waktu yang mereka miliki
di pengaruhi dengan pekerjaan yang membuat mereka berfikir membutuhkan suatu
pelayanan yang cepat agar waktu mereka tidak terbuang sia – sia hanya untuk sebuah
pengurusan sesuatu. Selain itu, masalah yang tak kalah pentingnya yang merupakan
sorotan utama masyarakat akan kepuasan pelayanan di Sim Keliling Polantas Surabaya
yag cenderung kurang ramah dan adanya calo yang masih beredar.
Kepolisian merupakan salah satu lembaga pemerintahan yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Fungsi pemerintahan yang dijalankan oleh Polri terutama
yang bersangkutan dengan penegakan hukum, pengayoman, perlindungan, pelayanan
pembimbingan kepada masyarakat, tugas – tugas ini berkaitan erat dengan tugas sosial
yang sehari – harinya berhadapan dengan masyarakat. Di dalam menjalankan tugasnya
kepolisian menjalankan kegiatan pencegahan (Preventif) dan penegakan hukum
(Reprensif). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelayanan perpanjangan SIM
dalam pelayanan Mobil SIM Keliling di wilayah Terminal Bratang Surabaya, pada
pelayanan yang telah lahir pada 20 february 2007.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif yang
memiliki satu variabel yaitu tentang kualitas pelayanan yang diukur dari pedoman Indeks
Kepuasan Masyarakat.
Untuk mengukur pelayanan maka digunakan 14 unsur sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
25/M.PAN/2/2004. Di dalampenelitian ini yang menjadi responden adalah para pengguna
layanan atau masyrakat yan menggunakan jasa perpanjangan Sim mobil keliling Polantas
Surabaya sebanyak 200 orang responden, pengumpulan data menggunakan kuisioner.
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini, menggunakan Accidental Sampling.
Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nilai Indeks epuasan
Masyarakat (IKM).
1.1 Latar Belakang
Di negara Indonesia, konsepsi pelayanan administrasi pemerintahan seringkali di pergunakan secara bersama – sama atau dipakai sebagai sinonim dari konsepsi pelayanan perizinan dan pelayanan umum, serta pelayanan publik. Dari istilah tersebut diatasa dipakai sebagai terjemahan dari publik service. Hal ini dapat dilihat dalam dokumen – dokumen pemerintah diantaranya yang dipergunakan oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara.
Keputusan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri Pedayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 tahun 2003 mendefinisikan pelayanan umum sebagai berikut :
Pelayanan umum adalah segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang – undangan ( Keputusan MENPAN Nomor 63/2003).
publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelakasanaan ketentuan perundang – undangan.
Pemerintah pada hakikatnya adalah pelayan masyarakat. Keberadaan pemerintah tidak hanya untuk melayani dirinya sendiri, tetapai untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya. Karena itu birokrasi publik atau aparat pemerintah berkewajiban untuk memberikan pelayanan publik yang sebaik – baiknya. Pemerintah menyelenggarakan pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam kehidupan bernegara. Melalui lembaga – lembaga yang telah dibentuk sesuai dengan fungsinya masing – masing, pemeritah berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang merupakan tanggung jawabnya.
Memperhatikan peran pelayanan yang semakin menonjol maka tidaklah heran apabila masalah layanan mendapat perhatian masyarakat maupun dalam kaitan dengan pokok usaha atau kegiatan organisasi. Karena pelayanan pelayanan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah melibatkan seluruh aparat pemerintah makin terasa dengan adanya peningkatan keadaan bernegara dan bermasyarakat, maka pelayanan telah meningkat kedudukannya di mata masyarakat menjadi suatu hak, yaitu hak atas pelayanan.
adalah teknis pembinaan ketertiban lalulintas, masalah penegakan hukum lalu lintas, registrsi dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor serta pengkajian masalah lalu lintas.
Satlantas Polwiltabes Surabaya sebagai penegak hukum bagi para pelaggar pengguna kendaraan roda empat maupun roda dua sangatlah kewalahan dalam mengurangi terjadinya kecelakaan dan kemacetan, dan dimana kecelakaan yang terjadi banyak di alami oleh pengguna kendaraan roda dua, dengan jumlah penduduk kota Surabaya yang semakin padat dan pertambahan jumlah kendaraan yang semakin pesat tang tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana lalu lintas jalan yang memadai, maka akan semakin menambah kemacetan dan kepadatan arus lalu lintas. Dimana tingginya tingkat kepadatan arus lalu lintas di kota Surabaya tidak lepas dari semakin meningkatnya aktifitas sehari – hari dan corak masyarakat surabaya yang majemuk.
Karena kurangknya kesadaran masyarakat dalam tata tertib berlalu lintas di jalan seperti di atas bisa menyebabkan timbulnya kecelakaan – kecelakaan yag menyebabkan si pengendara menjadi lika – luka, cacat ataupun meninggal dunia. Karena itulah berdasarkan Undang – Undang no. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Bab VIII bagian 1 yang mengatur tentang Surat Ijin Mengemudi maka Dir Lantas Polda Jatim dan Sat Lantas Polwiltabes Surabaya dan jajarannya terus melakukan upaya – upaya dengan melaksanakan program – program secara berkesinambungan yang bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dan juga untuk menekan semakimal mungkin terjadinya kecelakaan.
Seiring dengan semakin meningkatnya mobilitas penduduk dan meningkatnya pengguna jalan kebutuhan untuk memiliki Surat Ijin Menemudi (SIM) kian hari semakin meningkat. Dimana pemberian pelayanan administrasi maupun lalu lintas, seperti Surat Ijin Mengemudi (SIM) Surat Tanda Nomor Kendaraan Bernotor (STNKB) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) berorientasi pada prinsip yang cepat dan mudah dengan tidak mengabaikan kepentingan identifikasi dan perpanjangan surat.
Bila dicermati, dimana pemohon SIM begitu banyak dalam melakukan perpanjangan maupun membuat baru. Bisa dilihat dalam kurun waktu 1 tahun pada tahun 2011 secara keseluruhan berjumlah 216.772 pemohon. Dari jumlah itu terdiri dari pemohon perpanjangan dan membuat SIM baru. Dalam pengurusan SIM ini yang paling dominan adalah mengurus perpanjangan SIM.
Memberikan layanan kepada masyarakat yang ingin memperpanjang SIM mulai dipikirkan. Warga surabaya Surabaya terbukti tidak mau kehilangan banyak waktu hanya untuk mengurus SIM padahal ini tak bisa ditunda. Karena itu Satuan lalu lintas (SATLANTAS) Polwiltabes Surabaya berupaya memangkas urusan yang penting menjadi lebih mudah dan cepat. Dengan membuat terobosan fasilitas pengurusan SIM yang mudah, cepat, dan nyaman.
Sat Lantas Polwiltabes Surabaya telah memberikan pelayanan perpanjangan Sim di Mobil SIM keliling,
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Satlantas Polwiltabes Surabaya dengan Judul penelitian : ”Kua litas pelayanan per panjangan SIM (Surat Izin Mengemudi) keliling di Polantas Surabaya” (Studi di wilayah Ter minal Bratang Surabaya Ber dasarkan Indeks Kepuasan Masyar akat).
1.2. Per umusan Masalah
Berdasarkan pokok – pokok pikiran diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : ”Bagaimana kualitas pelayanan per panjangan SIM (Sur at Izin Mengemudi) Keliling di Polantas Sur abaya” (Studi di wilayah Ter minal Bratang ber dasar kan Indeks Kepuasan Masyar akat)
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Mahasiswa
a. Untuk memperoleh tambahan wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan pelayanan perpanjangan SIM (Surat Izim Mengemudi) keliling di Satlantas Polwiltabes Surabaya.
b. Berkesempatan untuk belajar mempelajari dan mengkaji teoritis yang diterima dengan keadaan sebenarnya di lapangan
2. Bagi instansi
Sebagai tambahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan perpanjangan SIM (Surat Izin Mengemudi) keliling Polwiltabes Surabaya kepada masyarakat berdasarkan indeks kepuasan masyarakat (IKM)
3. Bagi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
a. Meningkatkan perbendaharaan bacaan bagi rekan – rekan mahasiswa Universitas Pembanunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
BAB II KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Penilitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain dapat dipakai dalam pengkajian yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh Satlantas Polwiltabes Surabaya antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Adi Damayanti (2007). Jurusan Administrasi Publik FISIP – UPN ”Veteran” Jatim, Judul ”Kualitas Pelayanan Surat Keterangan Catatn Kepolisian (SKCK) Di Kantor Satuan Intelkan Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya”.
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan kualitas pelayanan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) pada kantor satuan Intelkam Polwiltabes Surabaya. Kualiatas pelayanan ini merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginnan pengguna jasa dalam menerima pelayanan yang baik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang meneliti satu variabel yaitu kuaitas pelayanan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) pada satuan kantor Intelkan Polwiltabes Surabaya Pelayanan diawali dengan penyeraha persyaratan dan pengisian formulir sampai pada pengambilan SKCK yang telah terjadi.
lansung) meliputi ruang tunggu, loket pembuatan SKCK dan sarana penunjang lainnya berdasarkan dari sebagian besar tanggapan pemohon SKCK mengatakan sudah baik dan hanya untuk sarana penunjang agar ditambah. Reliability (keandalan) meliputi sikap petugas dalam memberikan pelayanan dan cara berkomunikasi petugas pada pemohonmenyatakan sudah baik. Daya tanggap (Responsiveness) meliputi kecepatan menengani pemohon SKCK menuru tanggapan sebagian besar pemohon menyatakan sudah baik. Jaminan (assurance) meliputi kredibilitas petugas dan keamanan bagi pemohon tenggapan sebagian besar pemohon menyatakan suah baik. Empati (Emphaty) meliputi perhatian terhadap pemohon tanggapan sebagian besar yang menyatakan baik.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fara Devi Indah Permatasari (2006), Jurausan Administrasi Negara FISIP – UNAIR Surabaya, dengan judul ”Kualitas Pelayanan di Kantor Urusan SIM Satlantas Polwiltabes Surabaya”.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan olh kantor urusan SIM Satlantas Polwiltabes Surabaya dengan melihat masyarakat yang meminta pelayanan setia tahunnya mencapai 20.000 orang pertahun. Banyaknya masyarakat yang meminta pelayanan harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan.
mengenai kualitas pelayanan yang diberikan oleh Kantor Urusan SIM Satlantas Polwiltabes Surabaya dalam pelayanan Surat ijin mengemudi (SIM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan olah kantor urusan SIM Satlantas Polwiltabes Surabaya dikarenakan pemohon SIM yang mengguanakan jasa calo akan mendapatkan pelayanan yang lebih cepatdan lebih baik daripada yang mengurus sendiri. Adanyan praktek percaloan di dalam pelayanan SIM mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan oleh kantor urusan SIM Satlantas Polwiltabes Surabaya.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Prestyaswati (2006), Jurusan Administrasi publik FISIP – UPN ”Veteran” Jatim, dengang judul ”Kualitas Pelayanan Surat Ijin Mengemudi (SIM) Kendaraan Bermotor (Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort Gresik)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterprestasikan kualitas pelayanan surat izin mengemudi (SIM) pada kantor satuan lalu lintas (Satlantas) polres Gresik. Kualitas pelayanan merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan penggunan jasa dalam menerima pelayanan yang baik.
langsung) meliputi : ruang tunggu, ruang kesehatan, loket pelayanan SIM, ruang ujian teori dan ujian praktek SIM, suang produksi SIM, ketersedian informasi dan sarana penujang lainnya berdasarkan dari sebagian besar tanggapan pemohon SIM mengatakan sudah baik. Realibility (keandalan) meliputi : pelayanan pendaftaran, pelayanan pengujian klinik pengemudi, ujian teori dan ujian praktek, penganbilan SIM, sebagian tanggapan dari pemohon SIM, mengatakan sudah baik. Responsifitnes (daya tanggap) meliputi : tindakan petugas terhadap keluhan pemohon SIM, kecepatan dalam menangani pemohon SIM dari yang di standarkan selama 60menit, namun dapat direalisasikan menjadi 40 menit, dan pelayanan yang merata, dari hasil penelitian dinyatakan cukup baik,. Assurance (jaminan) meliputi : kredibilitas petugas, dan keamanan lokasi, dan dari tanggapan pemohon SIM menyatakan sudah baik. Emphaty (empati) kepedulian petugas terhadap tiap individu cukup baik. Sedangkan kebutuhan kualitas masih perlu untuk diperbaiki adalah ruangan kesehatan yang berjarak 100 meter dari satlantas yang sebaiknya diletakkan di dalam area satlantas sehingga memudahkan pemohon SIM yang akan mengikuti tes kesehatan, dan lapangan ujian praktek seharusnya diberi peneduh.
publik. Sedangkan perbedaannya adalah jika dalam penelitian terdahulu tidak menggunakan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai dasar untuk mengetahui tingkat kualitas unit pelayanan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehinga tidak dapat diketahi pula tentang kepuasan masyarakatnya, maka dalam penelitian yang sekarag ini menggunakan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai dasar untuk mengukur kualitas unit pelayanan dalam memberikan pelyanan kepada masyarakat sehingga dapat diketahui pula tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan oleh unit yang bersangkutan.
2.2 Landasan Teor i
Sebuah penelitian harus didasarkan pada pemikiran yang bersumber dari teori – teori yang secara ilmiah dapat dipertanggung-jawabkan. Untuk itu dalam sub bab ini akan diuraikan teori – teori yang berkaitan dengan variabel penelitian ini.
1. Penger tian Kualitas Pelayanan
Menurut Lukman ( 2004 : 10 ) Kualitas pelayanan adalah suatu pelayanan yang dierikan kepada pelanggan sesuai dengan standar pelayanan yang telah dibakukan sebagai pedoman dalam pemberian layanan.
internal didasarkan pada penyedian jasa dan penyediaan barang. Poin yang penting adalah ukuran kualitas palayanan bukan hanya ditentukan oleh pihak yang melayani saja tetapi lebih banyak ditentukan olah pihak yang dilayani, karena merekalah yang menikmati layanan sehingga dapat mengukur kualitas pelayanan berdasarkan harapan – harapan mereka dalam memenuhi kepuasan.
Berdasarkan dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala upaya yang dilakukan organisasi dalam memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan dengan berdasarkan pada standar dan asas – asas pelayanan.
2. Penger tian Pelayanan
Menurut Moenir ( 2002 : 16 ) pelayanan diartikan sebagai proses ”pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain secara langsung”.
Menurut Kotler dan Lukman dikutip dari Sinambela ( 2006 : 4 ) Pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.
Jadi dari definisi diatas penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa pelayanan adalah melayani suatu jasa atau barang yang dibituhkan oleh masyarakat dalam segala bidang.
a.Tujuan Pelayanan
dimana bersumber pada kebutuhan ( hajat ) hidup orang banyak atau masyarakat ( Moenir, 1995 : 30 ).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pelayanan adalah untuk mencapai tingkat kepuasan masyarakat sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan untuk ( hajat ) hidup orang banyak agar tingkat kepuasan masyarakat dapat secara maksimal.
b.Fungsi Pelayanan
Menurut Moenir ( 2002 : 19 ) dalam bukunya ” Manajemen pelayanan umum Indonesia”, adapun fungsi pelayanan adalah :
1. Mempercapat proses pelayanan pekerjaan, sehingga menghemat waktu.
2. Menigkatkan produktivitas baik barang ataupun jasa 3. Kualitas produk yang lebih baik.
4. Ketetapan susunan dan stabilitas ukuran terjamin 5. Lebih mudah dalam taraf pelakunya
6. Menimbulkan rasa puas pada orang – orang yang berkepentingan sehingga dapat mengurangi sifat emosional konsumen.
c. Bentuk Pelayanan
Menurut Moenir ( 2002 : 190 ) dalam bukunya yang berjudul ”Manajemen Pelayanan Umum Indonesia”, bentuk pelayanan ada
1. Pelayanan dengan lisan
Pelayanan yang menpunyai tugas memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Adapun syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku layanan agar pelayanan yang diberikan berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pelayanan melalui tulisan.
Pelayanan melalui tuisan merupakan layanan yang paling menonjol dalam pelaksanaan tugas tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari segi peranannya. Agar pelayanan dalam bentuk tulisan dapat memuaskan pihak yang dilayani maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu faktor kecepatan baik dalam pengolahan masalah maupun dalam proses penyelesaiannya. 3. Pelayanan dalam bentuk perbuatan.
Pada umumnya pelayanan dalm bentuk perbuatan 80% dilakukan oleh petugas – petugas tingkat menengah dan bawah. Oleh sebab itu faktor keahlian dan ketrampilan petugas sangat menentukan dan berpengaruh terhadap hasil perbuatan dan pekerjaan.
d.Pr insip pelayanan Publik
penyelenggara pelayanan publik dapat mengetahui dasar – dasar dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan publik kepada masyarakat.
Di dalam penyelenggaraan pelayanan publik perlu memperhatikan dan menerapkan Prinsip Pelayanan Publik, yaitu:
1.Kesederhaan
Bahwa prosedur pelayan publik tidak berbelit – belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
2.Kejelasan dan Kepastian
a. Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik. b. Unit kerja / pejabat yang berwenang dan bertanggung
jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan / persoalan sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik.
c. Rincian biaya pelayaan publik dan tata cara pembayaran. 3.Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
4.Ketepatan Waktu
Pelaksanaan pelayanan dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
5.Akurasi
6.Tanggung Jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan / persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7.Kelengkapan Sarana dan Prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnnya yang memadai termasuk penyediaan saran teknologi telekomunikas dan informatika (telematika). 8.Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi komunikasi dan informatika.
9.Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan santun, ramah serta memeberikan pelayanan dengan ikhlas. 10.Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah serta sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain – lain. e. Faktor Pendukung Pelayanan
terlaksana dengan baik dan memuaskan apabila didukung oleh beberapa faktor seperti :
1.Kesadaran
Kesadaran pegawai pada segala tingkatan terhadap tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, membawa dampak sangat positif terhadap organisasi dan tugas atau pekerjaan.
2.Aturan
Aturan dalam organisasi mutlak keberadaannya agar organisasi dan pekerjaan dapat berjalan teratur dan terarah. 3.Organisasi
Faktor organisasi sebagai suatu sistem merupakan alat yang efektif dalam usaha pencapaian tujuan, dalam hal ini pelayanan yang baik dan memuaskan.
4.Pendapatan
Pendapatan pegawai berfungsi sebagai factor pendukung dalam pelaksanaan pelayanan, karena pada dasarnya tujuan orang bekerja adalah untuk mendapatkan imbalan yang sepadan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
5.Kemampuan Keterampilan
termasuk dalam golongan pimpinan (manajemen) maupun petugas atau pekerja.
6.Sarana Pelayanan
Faktor pendukung pelayanan adalah saran yang ada untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan layanan. Sarana terbagi atas dua macam, yaitu sarana kerja dan fasilitas (Moenir, 2006 : 88).
Pemerintah selaku aparatur pelaksana dan penyelenggara pelayanan publik di dalam melaksanakan pelayanan publik sangatlah dibutuhkan elemen – elemen pendukung dan keterkaitannya satu sama lain agar dapat tercipta suatu bentuk pelayanan yang maksimal dari pemerintah menuju kepada kepuasan masyarakat.
3. Penger tian Pelayanan Publik
Menurut Sinambela ( 2005 : 5 ) Pelayanan Publik adalah sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam setiap kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.
Menurut keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara no. 63 tahun 2003 mengamukakan bahwa pelayanan publik adalah segala kegiatan palayanan yang dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang – undangan.
rutin dan berkesinambungan serta didukung oleh tingkah laku yang baik dimana pemberian pelayanan ini dapat dibiayai oleh dua sumber yaitu pajak dan pembebanan langsung kepada masyarakat.
4. Penger tian Kepuasa n Masyar akat
Menurut Sartono ( 1991 : 20 ) dalam bukunya yang berjudul ”Hubungan Kepuasan”, Kepuasan adalah adanya hubungan yang seimbang dan harmonis antar kebutuhan masing – masing dengan sumber yang ada, terutama dalam bidang fisik, mental dan sosial kehidupan setiap warga masarakat.
Sedangkan pengertian Kepuasan Masyarakat menurut Barata ( 2003 : 14 ) Kepuasan masyarakat adalah tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu bisanya sangat berkaitan erat dengan standar kualitas barang dan jasa yang mereka nikmati serta layanan lain yang berupa layanan pra-jual saat transaksi dan purnajual.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan masyarakat adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan yang berkaitan erat dengan standar kualitas barang dan jasa yang mereka nikmati bahwa harapannya telah terpenuhi.
5. Indeks Kepuasan Masyar akat (IKM)
a. Penger tian Indek s Kepuasa n Masyar akat (IKM)
data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.
b. Maksud dan Tujuan Indeks Kepuasan Masyar akat
Menurut keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara ( KEPMENPAN) Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menyatakan bahwa pedoman penyusunan IKM dimaksudkan sebagai acuan unit pelayanan instansi pemerintah dalam manyusun IKM, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya. IKM bagi masyarakat dapat digunakan sebagai gambaran tentang kinerja pelayanan unit yang bersangktan.
c. Dasar Pengukur an Indeks Kepuasan Masyar akat
penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Instansi Pemerintah sebagai berikut :
1. Prosedur Pelayanan
Yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanannya.
2. Persyaratan Pelayanan
Yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan jenis pelayanannya.
3. Kejelasan Petugas Pelayanan
Yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan ( nama, jabatan, serta kewenangan dan tanggung jawab).
4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan
Yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensiwaktu kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Tanggung Jawab Petugas
Yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
Yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan / menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.
7. Kecepatan Pelayanan
Yaitu target waktu pelayanan dapat diselesakan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan. 8. Keadilan Mendapatkan Pelayanan
Yaitu sikap dan perilaku dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.
9. Kesopanan dan Keramahan Petugas
Yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan meghormati.
10.Kewajaran Biaya Pelayanan
Yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan
11.Kepastian Biaya Pelayanan
Yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
12.Kepastian Jadwal Pelayanan
13.Kenyamanan Lingkungan
Yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima layanan.
14.Keamanan Pelayanan
Yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko – resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
6. Surat Izin Mengemudi (SIM)
a. Penger tian Sur at Izin Mengemudi
Menurut UU no. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor adalah tanda bagi seseorang yang telah terbukti mempunyai pengetahuan dan kemampuan serta memenuhi persyaratan lain yang ditentukan atau berdasarkan Perundang – undangan lalu lintas untuk mengemudi kendaraan bermotor tertentu di jalan.
Menurut UU no. 22 tahun 2009 Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada atau tampa kerata tempelan.
b. Penggolongan Sur at Izin Mengemudi
Berdasarkan PP no. 43 Tahun 1993 tentang prasarana dan lalu lintas jalan pasal 211 dan pasal 212 penggolongan surat izin mengemudi adalah dalam pasal sebagai berikut :
Bunyi pasal 211 :
1. Untuk mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib memiliki surat izin mengemudi.
2. Surat izin mengemudi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibagi dalam berbagai golongan :
a. Golongan A, untuk mengemudikan mobil penumpang, mobil bus dan mobil barang yang mempunyai jumlah berat yang di perbolehkan tidak lebih dari 3.500 kg.
b. Golongan B I, untuk mengemudikan mobil bus dan mobil barang yang mempunyai jumlah berat yang di perbolehkan lebih dari 3.500 kg.
d. Golongan C, untuk mengemudikan sepeda motor yang dirancang mampu mencapai kecepatan lebih dari 40 km per jam.
Bunyi pasal 212 :
1. Untuk mengemudikan kendaraan umum, harus memiliki surat mengemudi umum yang sesuai untuk golongannya, yaitu :
a. A Umum untuk golongan A b. B I Umum untuk golongan B I c. B II Umum untuk golongan B II
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku untuk mengemudikan sendiri kendaraan umum yang disewanya. Bunyi pasal 213 :
1. Surat izin mengemudi sebagaimana dimaksud dalam pasal 212 berlaku di seluruh wilayah Indonesia.
2. Surat izin mengemudi golongan B I dapat diberlakukan sebagai surat izin mengemudi golongan A
3. Surat izin mengemudi golongan B II, dapat diberlakukan sebagai Surat Izin Mengemudi golongan A dan B I
4. Surat izin mengemudi golongan C dapat diberlakukan sebagai Sura izin mengemudi golongan D.
c. Per panjangan Surat Izin Mengemudi
Bunyi pasal 224 :
1. Surat izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 214 dapat di perpanjang tanpa keharusan mengikui sebagaimana dimaksud dalam pasal 220
2. Permohonan perpanjangan masa berlaku setelah surat izin mengemudi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan kepada pelaksana penertiban surat izin mengemudi dengan meggunakan formulir yang ditetapkan serta melampirkan.
3. Apabila surat izin mengemudi telah habis masa berlakunya lebih dari 1 ( satu ) Tahun, pemohon wajib mengikuti ujian teori dan praktek sebagai mana dimaksud dalam pasal 220.
4. Dalam jangka waktu selambat – lambatnya 1 ( satu ) hari kerja sejak permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diterima secara lengkap, pelaksana penerbitan surat izin mengemudi harus menerbitkan surat izin mengemudi atau menolak permohonan.
d. Fungsi dan per anan Surat Izin Mengemudi
Fungsi dan peranan SIM dalam mendukung operasional Polri berdasarkan No. Pol : Skep / 22 / IX / 1999 tentang penerbitan Vedenikum Polisi Lalu Lintas adalah sebagai berikut :
1.Sebagai sarana identifikasi / jati diri seseorang
pengetahuan, dan keterampilan untuk megemudi kendaraan bermotor tertentu.
2.Sebagai alat bukti
SIM sendiri selain sebagai tanda bukti sebagaiana diuraikan diatas, juga mempunyai fungsi dan peranan sebagai alat bukti dalam kaitan dengan pelaksanaan tugas pokok Polri, khususnya yang bersifat represif yustisil, dimana alat bukti tersebut sebagai penunjang penyelidikan dan penggungkapan pelanggaran maupun kejahatan yang berkaitan dengan pengemudi maupun kendaraan bermotor.
3.Sebagai sarana upaya paksa
Penyitaan SIM dalam kasus pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas dapat memaksa pelanggar untuk menghadiri sidang, merupakan bukti nyata betapa besarnya fungsi dan peranan SIM dalam pelaksanaan tugas Polri, karena pada dasarnya tanpa upaya demikian sukar dipastikan mekanisme penegakan hukum akan berhasil dengan baik. 4.Sebagai sarana perlindungan masyarakat
5.Sebagai sarana pelayanan masyarakat
Polri sebagai instansi yang berwenang menertibkan SIM wajib melayani kebutuhan masyarakat tersebut dengan sebaik – baiknya, guna keperluan itulah Polri selalu berusaha meningkatkan pelayanan masyarakat dalam bidang SIM tanpa mengurangi taktor security atau keamanan sebagai tujuan pokok.
7. Layanan Surat Izin Mengemudi (SIM) Keliling
Semenjak diluncurkan pelayanan Sim Keliling tangal 20 februari 2007 hingga sekarang antusias masyarakat dalam hal pengurusan perpanjangan SIM di mobil sim keliling terus meningkat. Dalam hal pelayanan perpanjangan sim Sat Lantas Polwiltabes Surabaya terus mengadakan analisa dan evaluasi untuk terus meningkatkan pelayanan perpanjangan sim agar masyarakat perkotaan surabaya yang mobilitasnya sangat tinggi dan sibuk dapat tetap melakukan perpanjangan Sim di mobil Sim keliling , namun tentunya dalam hal proses dan tekhnis pelayanan tetap mengacu pada syarat dan ketentuan yang berlaku. Perlu diketahui kembali bahwa sim keliling hanya memproses perpanjangan sim “A” dan sim “C” atau sim “A & C”, dengan biaya Rp. 90 ribu tiap simnya, ada 3 ketentuan yang berlaku dalam proses pelayanan perpanjangan sim :
2. khusus melayani SIM Surabaya dan juga harus memiliki KTP Surabaya.
3. pengecekan nomor sim yang tidak sesuai dengan format. SIM Keliling adalah wujud pengembangan / peningkatan terhadap pelayanan SIM dalam perpanjangan SIM guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Disebut SIM Keliling yaitu Layanan SIM keliling adalah layanan perpanjangan SIM di lokasi – lokasi yang berubah – ubah karena menggunakan mobil SIM keliling. Konsep jemput bola ini harus menyentuh segmen masyarakat manapun. Counter / mobil SIM Keliling tempat – tempat yang dianggap strategis dan mudah di jangkau oleh masyarakat.
8. Penggunaan Golongan SIM.
1. Golongan SIM A Untuk ranmor roda 4 dengan berat yang diperbolehkan tidak lebih dari 3.500 Kg.
2. Golongan SIM B1 Untuk ranmor dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 3.500 Kg.
3. Golongan SIM B II Untuk ranmor yang menggunakan kereta tempelan dengan berat yang diperbolehkan lebih dari 1.000 Kg.
4. Golongan SIM C untuk ranmor yang menggunakan roda dua (sepeda motor)
2.3 Ker angka Ber pikir
Berdasarkan landasan teori tentang Kualitas Pelayanan Surat Izin Mengemudi ( SIM ) Keliling Berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat ( IKM ) pada Polantas Surabaya, maka kerangka berfikir penelitian ini ditetapkan sebagai berikut :
Polantas Surabaya merupakan bagian dari unit Polwiltabes Surabaya dalam melaksanakan tugas di bidang lalu lintas dan juga pelayanan Surat Izin Mengemudi ( SIM ). Dalam melaksanakan tugasya, tentunya polantas Surabaya memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal SIM Keliling khususnya. Dalam kegiatannya melakukan pemberian pelayanan kepada masyarakat didasarkan atas pengembangan atau peningkatan pelayanan pada Polantas berdasarkan UU No. 22/2009 Tentang lalu lintas dan angkutan jalan dan UU no. 2/2002 tentang Kepolisian Negara. Dari dua dasar hukum itulah dasar – dasar Hukum SIM Keliling ditetapkan oleh Kasatlantas Polwiltabes Surabaya sebagai pengembangan pelayanan SIM yang ada di SATPAS Colombo.
Gambar 1 : Kerangka Ber fik ir
SIM Keliling
Kualitas Pelayanan SIM Keliling Pada Polantas Surabaya Didasarkan KEPMENPAN Nomor : KEP/25/M.PAN/2004
Unsur – Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) : 1. Prosedur Pelayanan
2. Persyaratan Pelayanan 3. Kejelasan Petugas Pelayanan 4. Kedisiplinan Petugas Pelayanan 5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan 6. Kemampuan Petugas Pelayanan 7. Kecapatan Pelayanan
8. Keadilan Mendapatkan Pelayanan 9. Kesopanan dan Keramahan Petugas 10. Kewajaran Biaya Pelayanan 11. Kepastian Biaya Pelayanan 12. Kepastian Jadwal Pelayanan 13. Kenyamanan Lingkungan 14. Keamanan Pelayanan
Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat baik
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. J enis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif – kuantitatif yaitu
dengan memberikan uraian dan ukuran tentang keadaan yang ada di lapangan yaitu
kualitas pelayanan SIM keliling Satlantas Polwiltabes Surabaya, maka digunakan
standar ukuran sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 Tentang pedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Varibel
Di dalam penelitian ini hanya mengoperasionalkan satu macam variabel
yaitu Kualitas Pelayanan SIM Keliling Satlantas Polwiltabes Surabaya yang diukur
dari pedoman Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang artinya suatu bentuk
pengamatan terhadap suatu hasil kerja suatu instansi baik berupa barang dan jasa,
serta harapan dari mahkluk sosial yang terdiri dari seluruh individu yang hidup
bersama, dalam keadaan yang seimbang dan harmonis antara kebutuhan masing –
masing dengan sumber – sumber yang ada baik fisik, mental dan sosial dalam
berbagai kelompok yang berada dalam suatu sistem hubungan yang ditertibkan dan
terorganisasi atau biasa disebut masyarakat dalam melakukan atau melaksanakan
Sedangkan tingkat kepuasan masyarakat adalah tergantung dari kualitas
unit pelayanan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga
masyarakat dapat menilai kualitas dari unit pelayanan pada lingkungan instansi
tersebut, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran Indeks
Kepuasan masyarakat sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2004 adalah sebagai berikut :
1.
Prosedur Pelayanan
Merupakan kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan oleh aparatur
Mobil Sim Keliling kepada msyarakat atau pengguna jasa layanan Sim
Keliling dilihat dari sisi kesederhanaan alur atau prosedur pelayanan.
2.
Persyaratan pelayanan
Macam persyaratan yang harus diperhatikan oleh masyarakat atau
pengguna jasa layanan perpustakaan dalam mendapatkan pelayanan
sesuai dengan jenis pelayanannya.
3.
Kejelasan Petugas Pelayanan
Keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama,
jabatan, serta kewenangan dan tanggung jawab).
4.
Kedisiplinan Petugas Pelayanan
Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap
konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
Kejelasan
wewenang
dan
tanggung
jawab
petugas
dalam
penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
6.
Kemampuan Petugas Pelayanan
Tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam
memberikan atau menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat atau
pengguna jasa layanan perpustakaan.
7.
Kecepatan Pelayanan
Target waktu pelayanan yang dapat diselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan oleh Sim Keliling.
8.
Keadilan Mendapatkan Pelayanan
Pelaksanaan pelayanan dengan baik tidak membedakan golongan atau
status mesyarakat yang dilayani.
9.
Kesopanan dan Keramahan Petugas
Sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan
menghormati.
10.
Kewajaran Biaya Pelayanan
Keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh
Sim Keliling.
11.
Kepastian Biaya Pelayanan
Kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah
12.
Kepastian Jadwal Pelayanan
Pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
13.
Kenyamanan Lingkungan
Kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur
sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada masyarakat atau
pengguna jasa layanan Sim Keliling.
14.
Keamanan Pelayanan
Terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit peyelenggara pelayanan
ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang
untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko – resiko yang diakibatkan
dari pelaksanaan pelayanan.
Untuk mengetahui besar kecilnya indikator dari variabel yang dibutuhkan
diperlukan suatu alat ukur yang sesuai dengan indikator yang ada pada definisi
operasional diatas yaitu berdasarkan dengan indikator yang ada pada definisi
operasional diatas yaitu berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor : KEP/25M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan
Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Instrumen
Tabel 1
Tabel Instrumen Pengukuran Variabel Kualitas Pelayanan
Variabel No Indikator Data yang di ukur
Skala Pengukuran
Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4
Baik Baik Baik Baik
Kualitas Unit Pelayanan
1 Prosedur Prosedur Pelayanan Tidak
Mudah
Kurang Mudah
Mudah Sangat
Mudah
2 Persyaratan Persyaratan pelayanan Tidak Sesuai
Kurang Sesuai
Sesuai Sangat
Sesuai
3 Kejelasan Kejelasan Petugas
Pelayanan
Tidak Jelas Kurang Jelas
Jelas Sangat Jelas
4 Kedisiplinan Kedisiplinan Petugas Pelayanan
Tidak Disiplin
Kurang Disiplin
Disiplin Sangat Disiplin 5 Tanggung Jawab Tanggung Jawab
Petugas Pelayanan Tidak Bertanggung jawab Kurang Bertanggung jawab Bertanggung jawab Sangat Bertanggung jawab
6 Kemampuan Kemampuan Petugas
Pelayanan
Tidak Mampu
Kurang Mampu
Mampu Sangat
Mampu
7 Kecepatan Kecepatan Pelayanan Tidak Cepat Kurang
Cepat
Cepat Sangat
Cepat
8 Keadilan Keadilan
Mendapatkan Pelayanan
Tidak adil Kurang adil adil Sangat adil
9 Kesopanan dan Keramahan Kesopanan dan Keramahan Petugas Tidak Sopan dan Ramah Kurang Sopan dan Ramah Sopan dan Ramah Sangat Sopan dan Ramah
10 Kewajaran Kewajaran Biaya
Pelayanan
Tidak Wajar Kurang Wajar
Wajar Sangat
Wajar
11 Kepastian Kepastian Biaya
Pelayanan Selalu Tidak Sesuai Kadang – kadang sesuai Banyak sesuainya Sangat sesuai
12 Kepastian Kepastian Jadwal
Pelayanan Selalu Tidak Tepat Kadang – kadang Tepat Banyak Tepatnya Sangat Tepat
13 Kenyamanan Kenyamanan
Lingkungan
Tidak Nyaman
Kurang Nyaman
Nyaman Sangat
Nyaman
14 Keamanan Keamanan Pelayanan Tidak Aman Kurang
Aman
Aman Sangat
Aman
3.3
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan J umlah Sampel
Menurut Sugiono (2006:55), dalam bukunya yang berjudul ”Statistika
Untuk Penelitian” Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dikarenakan jumlah polpulasi dalam
penelitian ini besar serta adanya keterbatasan dana, tenaga dan waktu sehingga tidak
memungkinkan peneliti untuk menjadikan seluruh populasi sebagai responden. Maka
untuk memenuhi akurasi hasil penggunaan indeks. Berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 yang sudah
ditetapkan dengan ketentuan pengembalian sampel minimal 150 responden. Dan
Peneliti menggunakan sebanyak 200 responden agar mendapatkan hasil yang
maksimal mengenai Prosedur palayanan perpanjangan Sim Keliling ini.
Tehnik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik
sampling insidental (accidental Sampling). Sampling insidental adalah tehnik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau
insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, apabila orang
tersebut dipandang cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2002:96). Oleh sebab itu,
sampel yang diambil dalam penelitian ini ialah masyarakat yang berkunjung secara
kebetulan untuk mengurus Perpanjangan Sim Keliling.
3.4
Tehnik Pengumpulan Data
1.
Sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1.
Data primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat
untuk pertama kalinya. Data ini diperoleh melalui kuisioner yang berkaitan
dengan variabel yang disebarkan kepada responden.
2.
Data sekunder
Yaitu data yang bukan diusahan sendiri pengumpulannya oleh peneliti,
melainkan berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya. Artinya,
melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti sendiri. Data ini
diperoleh dari data yang ada pada Satlantas Polwiltabes Surabaya pada
bagian Sim Keliling serta bahan lainnya yang berkaitan dengan variabel
penelitian.
2.
Pengumpulan Data
Dalam mencari atau mengumpulkan data primer dan data sekunder,
peneliti menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data :
1.
Quisioner yaitu tehnik pengumpulan data yang menggunakan daftar
pertanyaan secara sistematis yang ditujukan kepada responden atau
narasumber
yaitu para pengunjung perpustakaan di
Badan
menjadi sampel dengan harapan akan memperoleh data yang valid dan
benar.
2.
Observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
obyek yang diteliti dan mencatat data – data yang diperlukan.
3.
Dokumentasi untuk mendapatkan data sekunder, dipergunakan cara
pencarian atau mengadakan pencatatan dari dokumen atau arsip – arsip
yang berkaitan dengan permasalahn yang diteliti. Data ini diperoleh
dari instansi atau lembaga terkait yang ada kaitannya dengan
penelitian.
3.5
Metode Analisa Data
Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif menggunakan Nilai Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) dihitung dengan ”nilai rata – rata tertimbang” masing
– masing unsur pelayanan. Dalam perhitungan Indeks Kepuasan Masyarakat
terhadap 14 unsur pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai
berikut :
Untuk memperoleh nilai (IKM) unit pelayanan digunakan pendekatan nilai rata –
rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut :
Jumlah bobot 1
Bobot nilai rata – rata =
= = 0.071
Jumlah Unsur 14
Total dari Nilai Persepsi Per Unsur
IKM =
x Nilai Tertimbang
Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25 – 100 maka
hasil penilaian tersebut diatas dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus
sebagai berikut :
Berikut Tabel Nilai Persepsi, Interval Indeks Kepuasan Masyarakat, Interval
Konversi Indeks Kepuasan Masyarakat, Mutu Palayanan, dan Kinerja Unit
Pelayanan.
Tabel 2
Tabel Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konver si IKM, Mutu
Pelayanan dan Kualitas Unit Pelayanan
Nilai
Persepsi
Nilai Interval
IKM
Nilai Interval
Kelas
Mutu
Pelayanan
Kualitas Unit
Pelayanan
1
1,00 – 1,75
25 – 43,75
D
Tidak Baik
2
1,76 – 2,50
43,76 – 62,50
C
Kurang Baik
3
2,51 – 3,25
62,51 – 81,25
B
Baik
4
3,26 – 4,00
81,26 – 100,00
A
Sangat Baik
4.1. Gambar an Obyek
1. Seja rah Kantor Ur usan SIM Satlantas Polwiltabes Sur abaya
Kantor urusan SIM satlantas Polwiltabes Surabaya berdiri pada tahun 1976 dengan sebutan Kantor Satuan Administrasi Satu Atap atau yang biasa disebut SAMSAT, melalui Surat Keputusan Bersama tiga Menteri yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan / Panglima ABRI, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri yang tecantum dalam SKB Menhankam, Menkeu, dan Mendagri tanggal 28 Desember 1876 dengan Nomor Pol Kep/13/XII/1976, Nomor Kep 1693/MK/12/1976 dan serta SE Mendagri tanggal 28 Juni 1977 No. 16/1977 tentang Pedoman Pelaksanaan SAMSAT dalam Pengeluaran SIM, STNK, Pembayaran PKB dan BBNKB.
Secara historis, keberadaan SAMSAT di Jawa Timur dimulai sejak tahun 1977, dan Surabaya sebagai ibukota propinsi pada awalnya hanya memiliki satu kantor SAMSAT yang berlokasi di jalan Ngemplak yang menangani 5 (lima) wilayah yaitu Surabaya barat, Surabaya Timur, Surabaya Tengah, Surabaya Selatan dan Surabaya Utara. Dalam rentang waktu 11 tahun, Kantor SAMSAT Ngemplak dianggap kurang layak lagi menjadi kantor pelayanan, karena pesatnya peningkatan jumlah masyarakat yang harus dilayani.
urusan SIM Colombo. Secara singkat perjalanan Kantor Urusan SIM Satlantas Polwiltabes Surabaya dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2 : Per jalanan kantor ur usan SIM Satlantas Polwiltabes Sur abaya
Sumber : Kantor Satlantas Polwiltabes Surabaya, 2011
a. SKB Menhankam, Menkeu dan Mendagri Tangal 28 Desember 1976
Nomor Pol : Kep/13/XII/1976 Nomor Kep : 1963/MK/IV/12/1976 Nomor : 311/1976
b. SE Mendagri tanggal 28 Juni 1977 Nomor 16 tahun 1977 tentang pedoman Pelaksanaan SAMSAT dalam
Pengeluaran SIM, STNK, Pembayaran PKB dan BNNKB
KANTOR BERSAMA SAMSAT JAWA TIMUR
1 9 7 7 1 9 8 8 1 9 9 4 Kantor Bersama SAMSAT Jawa Timur ( Jl. Ngemplak Surabaya )
Kantor Bersama SAMSAT Jawa Timur ( Jl. Manyar Kertoarjo Surabaya )
Kantor Urusan SIM Satpas Colombo
2. Visi dan Misi Polr i Di Bidang Lalu Lintas a. Visi
Visi Polisi Lalu Lintas adalah menjamin tegaknya hukum di jalan yang bercirikan perlindungan atas hak – hak asasi, penegakan demokrasi sebagai masyarakat modern yang hidup dalam kebenaran dalam rangka kepastian hukum dan keadilan serta perlindungan lingkungan hidup dalam menyongsong Indonesia baru
b. Misi
Misi Polisi Lalu Lintas adalah melindungi masyarakat pengguna jalan dengan berpegang teguh pada Hak Asasi Manusia (HAM), nilai – nilai Demokrasi dam melaksanakan penegakan hukum dalam menjamin kepastian hukum dan keadilan.
3. Str uktur Organisasi Satlantas Polwiltabes Sur abaya.
4. Tugas dan Fungsi Satlantas Polwilta bes Sur abaya. a.Kepala Satuan Lalu Lintas
1. Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kapolwiltabes Surabaya dan Kadit Lantas Polda Jatim yang berhubungan denga bidang / tugasnya
2. Menjabarkan lebih lanjut kebijaksanaan Kapolwitabes Surabaya/ Kadit Lantas Polda Jatim dan membina fungsi teknis lalu lintas pada tingkat Polda untuk menentkan arah bagi pelaksanaan fungsi taknis lalu lintas sebagai bahan penyusunan petunjuk / pedoman bagi para pelaksana pada semua tingkat oganisasi dalam jajaran Polwiltabes Surabaya. 3. Berdasarkan Program Kerja Polwiltabes Surabaya dan petunjuk teknis
pembina fungsi lantas, menetapkan rencana dan progiat Satlantas Polwiltabes Surabaya serta mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaannya guna menjamin tercapainya sasaran secara berhasil dan berdaya guna.
4. Memimpin satuan lalu lintas Polwiltabes Surabaya sehingga terjamin pelaksanaan fungsi – fungsi sebagaimana tercantum pada ayat 2 pasal ini.
5. Membina disiplin, tata tertib dan kesadaran hukum dalam lingkungan Satlantas Polwiltabes Surabaya.
7. Berdasarkan pelaksanaan Kapolda Jatim / Kapolwiltabes Surabaya dan petunjuk teknis maupun pembina fungsi yang bersangkutan, menyelenggarakan pembinaan dan administrasi khusus SSB serta melakukan upaya untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan operasional kesatuan.
8. Mengadakan koordinasi dan membantu mengawasi serta memberikan pengarahan terhadap pelaksana fungsi teknis lantas oleh badan – badan lain dalam lingkungan Polwiltabes Suabaya, sesuai dengan kedudukan serta batas wewenang dan tanggung jawab.
9. Kasat Lantas Polwiltabes Surabaya bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajiban kepada Kapolwiltabes Surabaya / Kadit Lantas Polda Jatim Kepada Kapolwiltabes Surabaya / Kadit Lantas Polda Jatim dan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari dikoordinasikan oleh Waka Polwiltabes Surabaya.
b.Wakil Kepala Satuan Lalu Lintas
2. Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut pada butir 1 ayat ini Waka Sat Lantas Polwiltabes Surabaya :
a. Menyiapkan dan merumuskan bahan bagi penyusun petunjuk berencana, Proja Polwiltabes Surabaya yang berkenaan dengan fungsi teknis lalu lintas.
b. Menyelenggarakan pengawalan, analisa dan evaluasi serta pelaksanaan Proja dan anggaran fungsi teknis lantas dalam jajaran Polwiltabes Surabaya yang berkenaan dengan fungsi teknis lalu lintas.
c. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data serta menginformasikan baik yang menyangkut aspek pembinaan maupun pelaksanaan fungsi teknis lalu lintas.
d. Ikut serta membina dan mengembangkan doktrin, sistem dan metode termasuk memonitor dan mengukur efektifitas kesatuan dan prosedur satuan pengemban fungsi lalu lintas dalam jajaran Polwiltabes Surabaya.
e. Menyelenggarakan pembinaan operasional serta pembinaan latihan fungsi teknis lantas dalam jajaran Polwiltabes Surabaya.
c.Kaur Bin Opsi
1. Merumuskan dan mengembangkan prosedur dan tata cara kerja tetap bagi pelaksana fungsi lalu lintas serta mengawasi, mengarahkan dan mengevaluasi pelaksanaanya.
2. Menyiapkan rencana dan program kegiatan termasuk rencana pelaksanaan operasional fungsi lalu lintas.
3. Mengatur dukungan administrasi bagi pelaksanaan tugas operasional. 4. Menyelenggarakan administrasi operasional termasuk administrasi
penyidikan perkara baik kecelakaan maupun pelanggaran lalu lintas. 5. Mengatur pengolahan dan penanganan tahanan dan barang bukti
dalam perkara kecelakaan maupun pelangaran lalu lintas.
6. Melaksanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data / informasi yang berkenaan dengan aspek pembinaan fungsi lalu lintas.
d.Kanit Patroli
1. Merumuskan dan mengembangkan prosedur dan tata cara kerja tetap bagi pelaksana unit / Sub unit lalu lintas serta mengawasi, mengarahkan dan mengevaluasi pelaksanaanya.
2. Menyiapkan rencana ploting petugas patroli, pengawalan, pengaturan dan program kegiatan harian termasuk rencana pelaksanaan operasional sub unit lalu lintas.
4. Menyelenggarakan administrasi operasional unit – unit patroli termasuk administrasi penegakan hukum maupun pelanggaran lalu lintas.
5. Mengatur pengolahan / penanganan barang bukti dan barang bukti dalam kegiatan penindakan maupun pelanggaran lalu lintas.
6. Melaksanakan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data / informasi yang berkenaan dengan aspek pembinaan dan pelaksanaan patroli lalu lintas.
e.Kanit Laka
1. Memberikan dukungan operasional kepada fungsi – fungsi lainya di lingkungan Polwiltabes Surabaya dalam pengungkapan setiap kasus tindak pidana.
2. Sebagai pembina fungsi khususnya unit laka lantas di jajaran Polwiltabes Surabaya.
3. Turut serta dalam pelaksanaan operasi – operasi khusus lalu lintas yang bersifat mandiri maupun dalam rangka operasi terpadu.
4. Pembinaan kegiatan administrasi operasional termasuk pengumpulan, pengolahan dan penyajian data kuantitas dan aspek penyebab laka lantas, guna mengambil langkah – langkah penanggulangannya. 5. Memberi petunjuk dan arahan pada pada setiap kegiatan khususnya
penanganan perkara laka lantas.
7. Mengawasi jalannya penanganan TKP laka, proses penyidikan dan administrasi operasional laka, demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyelesaian perkara laka lantas.
8. Mengevaluasi kelengkapan berkas perkara f. Kanit Dikyasa
1. Menyiapkan dan menyelanggarakan bimbingan teknis atas pelaksanaan fungsi lalu lintas dalam kegiatan pendidikan masyarakat di bidang lantas tingkat kewilayahan dalam Polwiltabes Surabaya. 2. Meaksanakan kegiatan administrasi pengumpulan, pengolahan dan
penyajian data informasi yang berkenaan dengan aspek pendidikan masyarakat.
3. Menyiapkan bahan – bahan sebagai sasaran selektif dalam rencana operasi kepolisian khusus bidang lalu lintas sebagai upaya penertiban lalu lintas awal / dini.
4. Menyusun analisa dan evaluasi pelaksanaan tugas pendidikan mesyarakay lalu lintas oleh satuan fungsi teknis kewilayahan dalam jajaran Polwiltabes Surabaya.
5. Melaksanakan dan membina kerjasama sektoral / fungsional instansional terkait dalam hal upaya pedidikan masyarakat.
g.Kanit Reg Ident
1. Melaksanakan kegiatan registrasi dan identifikasi terhadap pengemudi yang terkait dalam rangka penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM). 2. Menyiapkan rencana kebutuhan, pengadaan dan pendistribusian
formulir dan meterial dalam rangka pelayanan permohonan dan penerbitan SIM.
3. Menerima dan meneliti permohonan masyarakat untuk memperoleh SIM.
4. Melakukan berbagai upaya untuk menjamin bahwa sarana identifikasi yang akan diterbitkan dapat dipertanggung jawabkan secara formal maupun material.
5. Melakukan pengujian terhadappengetahuan ketrampilan pemohon SIM untuk menjamin kebenaran, ketepatan materiil atas surat izin yang dikeluarkan.
6. Menerbitkan surat izin mengemudi (SIM) untuk keperluan pemohon yang memenuhi persyaratan.
5. Kar akter istik Per sonil Satlantas Polwiltabes Sur abaya
Adapun jumlah personil pada Satlantas Polwiltabes Surabaya adalah sebanyak 270 orang dengan perincian tabel sebagai berikut :
Tabel 3
Komposisi Personil Satlantas Polwiltabes Surabaya Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah ( Orang ) Prosentase ( % )
Laki – laki 244 90,37
Perempuan 26 9,63
Jumlah 270 100
Sumber : Kantor Satlantas Polwiltabes Surabaya, 2011
Tabel 4
Komposisi Personil Satlantas Polwiltabes Surabaya Berdasarkan Kepangkatan
Pangkat Jumlah ( Orang ) Prosentase ( % )
AKBP 1 0,38
KOMPOL 1 0,38
AKP 6 2,23
IPTU 4 1,48
IPDA 2 0,74
AIPTU 58 21,48
AIPDA 12 4,45
BRIPKA 38 14,42
BRIGADIR 66 24,45
BRIPTU 61 22,59
BRIPDA 20 7,40
Jumlah 270 100