• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS PELAYANAN PROGRAM LISTRIK PINTAR DI PT. PLN (Persero) UPJ SURABAYA SELATAN (Studi Tentang Pelayanan Pasang Baru Listrik Prabayar Berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KUALITAS PELAYANAN PROGRAM LISTRIK PINTAR DI PT. PLN (Persero) UPJ SURABAYA SELATAN (Studi Tentang Pelayanan Pasang Baru Listrik Prabayar Berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat)."

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai per syar atan memper oleh Gelar Sar jana Ilmu Administr asi Negara pada FISIP UPN “Veter an” J awa Timur

Oleh :

FRIKI DHUHURIAWAN NPM : 0841010026

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

(2)

Disusun Oleh :

FRIKI DHUHURIAWAN NPM : 0841010026

Telah disetujui untuk mengikuti ujian sk r ipsi

Menyetujui,

PEMBIMBING

Dr . Luk man Ar if, M.Si

NIP. 1964110219940331001

Mengetahui,

DEKAN

(3)

Oleh :

FRIKI DHUHURIAWAN NPM : 0841010026

Telah Diper tahankan Dihadapan Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Sk r ipsi Pr ogam Studi Administr asi Negar a Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Univer sita s Pembangunan Nasional ”Veter an” J awa Timur

Pada Tanggal : 18 J uni 2012

Pembimbing

Dr . Lukman Ar if, M.Si

NIP. 196411021994031001

Tim Penguji : 1. Ketua

Dr . Lukman Ar if, M.Si NIP. 196411021994031001

2. Sekr etar is

Dr s. Pudjo Adi, M.Si

NIP. 195105101973031001

3. Anggota

Dr a. Sr i Wibawani, M.Si

NIP. 196704061994032001

Mengetahui, DEKAN

(4)

Nama Mahasiswa : FRIKI DHUHURIAWAN

NPM : 0841010026

J ur usan : Ilmu Administr asi Negar a

Fak ultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa Skr ipsi ini telah dir evisi dan disahkan

Pada Tanggal 21 J uni 2012

Mengetahui / Menyetujui

Dosen Penguji I

Dr . Lukman Ar if, MSi

NIP. 196411021994031001

Dosen Penguji II

Dr s. Pudjo Adi, M.Si

NIP. 195105101973031001

Dosen Penguji III

Dr a. Sr i Wibawani, M.Si

(5)

skripsi ini dengan judul ”Kualitas Pelayanan Pr ogr am Listr ik Pintar Di PT. PLN

(Per ser o) UPJ Sur abaya Selatan (Studi Tentang Pelayanan Pasang Bar u Listr ik

Pr abayar Ber dasar kan Indek s Kepuasan Masyaraka t) ”.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan penelitian skripsi

ini tidak akan berjalan lancar tanpa bimbingan dan bantuan baik materil maupun

spiritual dari berbagai pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam

penyusunan proposal ini masih jauh dari sempurna, walaupun demikian skripsi ini

telah terselesaikan menurut kemampuan yang ada pada diri penulis.

Ucapan terima kasih khusus saya sampaikan kepada Bapak Dr. Lukman Arif,

M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan

sehingga terselesaikannya skripsi ini. Tidak lupa, pada kesempatan ini penulis juga

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dra, Hj. Suparwati, M.Si Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Jatim (UPN) Surabaya

2. Bpk.Dr. Lukman Arif, M.Si. Ketua Program Studi Administrasi Negara

3. Ibu Dra Susi Hardjati, M.AP, selaku sekertaris program studi Administrasi

Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional Surabaya.

4. Bapak M. Risbudiharta selaku Manager PT. PLN (Persero) UPJ Surabaya

(6)

6. Teman-teman Administrasi Negara angkatan 2008 yang turut membantu

memberi dukungan serta motifasi hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Sri Wibawani M.Si, Ibu Dr. Ertien Rining N. M.Si, dan Bapak

Drs. Hartono Hidayat M.Si selaku dosen penguji proposal yang telah

memberikan saran dan masukan guna untuk menyempurnakan proposal

skripsi.

8. Bapak Dr. Lukman Arif, M.Si, Bapak Drs. Pudjo Adi M.Si, dan Ibu

Dra. Sri Wibawani M.Si selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan

saran dan masukan guna untuk menyempurnakan skripsi.

9. Semua orang yang kusayangi khususnya Lita Rahmawati yang senantiasa

membantu dan menemani dalam menyelesaikan skripsi.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak kekurangan baik

dari segi teknis maupun dalam segi penyusunannya. Untuk itu, penulis senantiasa

bersedia dan terbuka dalam menerima saran dan kritik yang bersifat membangun.

Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT

senantiasa memberikan petunjuk bagi kita semua. Amin.

Surabaya, Juni 2012

(7)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belekang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitia ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 10

A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Landasan Teori ... 15

1. Pelayanan ... 15

a. Pengertian Pelayanan ... 15

b. Tujuan Pelayanan ... 16

c. Pelayanan Sebagai Proses ... 17

d. Faktor Pendukung Pelayanan Umum ... 17

2. Pelayanan Publik ... 19

(8)

e. Pengertian Kualitas Pelayanan Publik ... 24

f. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik... 26

g. Standar Pelayanan Publik ... 28

h. Kepuasan Masyarakat ... 29

i. Unsur-Unsur Kepuasan ... 29

j. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Masyarakat ... 30

3. Pengertian Listrik Pintar ... 31

3.1 Kualitas pelayanan PT. PLN Menurut KEP DIR No. 378 tahun 2010.... 32

a. Prosedur Permintaan Pemasangan Listrik Prabayar ... 32

b. Penanganan Pengaduan ... 33

c. Tarif pemasangan Listrik Baru ... 34

d. Batas Toleransi Pengurangan Tagihan Listrik ... 34

e. Ketentuan Tentang Kompensasi Tingkat Mutu Pelayanan Pelanggan Prabayar ... 35

4. Indeks Kepuasan Masyarakat(IKM) ... 35

a. Maksud Dan Tujuan Indeks Kepuasan Masyarakat ... 35

b. Dasar Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat ... 36

C. Kerangka Berfikir ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Definisi Operasional Variabel Dan Pengukuran Variabel... 39

(9)

A. Gambaran umum PT. PLN Surabaya Selatan ... 47

1. Sejarah Kelistrikan di Indonesia ... 47

2. Program Listrik Prabayar PT. PLN ... 51

3. Prosedur Pasang Baru listrik Prabayar ... 52

4. Loket dan Tempat Pendaftaran Pasang Baru Listrik Prabayar ... 54

5. Visi, Misi, dan Moto PT. PLN (Persero) ... 55

6. Tugas Pokok dan Fungsi (APJ) Surabaya Selatan ... 57

7. Komposisi Pegawai PT. PLN Surabaya Selatan ... 61

8. Karakteristik Responden Pasang Baru Listrik Prabayar PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan ... 63

B. Penyajian Data ... 66

C. Analisis Data ... 79

1. Menghitung Nilai Rata-Rata Masing-Masing Unsur Pelayanan ... 80

2. Menghitug Bobot Nilai Rata-Rata Tertimbang ... 81

3. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat ... 82

D. Pembahasan ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102

(10)

Tabel 3.1 Instrumen Pengukuran Variabel Kualitas Pelayanan

Pasang Baru Listrik Prabayar ... 43

Tabel 3.2 Nilai Persepsi, Interval Indeks Kepuasan Masyarakat, Interval Konversi Indeks Kepuasan Masyarakat, Mutu Pelayanan, dan Kinerja Unit Pelayanan ... 46

Tabel 4.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

Tabel 4.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Agama ... 61

Tabel 4.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia ... 62

Tabel 4.4 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan ... 62

Tabel 4.5 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 63

Tabel 4.6 Karakteristik Responden berdasarkan Umur ... 64

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 65

Tabel 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama ... 65

Tabel 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan Tarif... 66

Tabel 4.11 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Unsur Prosedur Pelayanan ... 67

Tabel 4.12 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Unsur Persyaratan Pelayanan .... 68

Tabel 4.13 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Unsur Kejelasan Petugas Pelayanan ... 69

(11)

Pelayanan ... 72

Tabel 4.17 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Unsur Kecepatan Pelayanan ... 73

Tabel 4.18 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Unsur Keadilan Mendapatkan Pelayanan ... 74

Tabel 4.19 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Unsur Kesopanan Dan Keramahan Petugas ... 75

Tabel 4.20 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Unsur Kewajaran Biaya Pelayanan ... 75

Tabel 4.21 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Unsur Kepastian Biaya Pelayanan ... 76

Tabel 4.22 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Unsur Kepastian Jadwal Pelayanan ... 77

Tabel 4.23 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Unsur Kenyamanan Lingkungan ... 78

Tabel 4.24 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Unsur Keamanan Pelayanan ... 79

Tabel 4.25 Nilai Rata-Rata Masing-Masing Unsur Pelayanan ... 80

Tabel 4.26 Nilai Rata-Rata Tertimbang Masing-Masing Unsur Pelayanan ... 81

(12)

Gambar 1.2 Meteran Listrik Digital ... 4

Gambar 3.1 Kerangka Berfikir ... 38

Gambar 4.1 Kantor PT. PLN Surabaya Selatan ... 47

Gambar 4.2 Alur prosedur Pelayanan Daftar Langsung Ke Kantor PT. PLN ... 52

Gambar 4.3 Alur Prosedur Pelayanan Lewat Online... 53

Gambar 4.4 Loket tempat pendaftaran listrik prabayar PT. PLN Surabaya Selatan ... 54

(13)

Lampiran 2 : Rekapitulasi Jawaban Score Responden

Lampiran 3 : Rekapitulasi Karakteristik Responden

Lampiran 4 : Rekapitulasi Jumlah Jawaban Responden

Lampiran 5 : Rekapitulasi Berdasarkan Tarif dan Daya

Lampiran 6 : Perkembangan Pertambahan Listrik Prabayar Per Tahun

Lampiran 7 : Keputusan Direksi PT. PLN (Persero)

Lampiran 8 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 9 : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 10 : Permintaan Pasang Baru Listrik Prabayar

(14)

MASYARAKAT). SKRIPSI, 2012.

Berasarkan pada fenomena sejak diluncurkan program listrik prabayar terjadi banyak lonjakan akan permintaan pasang baru listrik prabayar. Sebagian dari pelanggan tidak terlayani dengan baik akibat dari lonjakan permintaan pasang baru. PT. PLN menangguhkan pelayanan sambung baru listrik prabayar dan para pemohon sambung baru harus masuk dalam daftar tunggu. Kondisi ini juga oleh masyarakat dilihat tidak jelas sejauh mana daftar tunggu yang ada karena terbatasnya akses informasi masyarakat untuk pemasangan baru listrik prabayar. Di sisi lain PT. PLN Surabaya Selatan merupakan salah satu BUMN yang menjadi ikon pelayanan publik di Jawa Timur.

Tujuan penelitian ini mengetahui kualitas pelayanan program listrik pintar PT. PLN Surabaya Selatan (studi kasus tentang pelayanan pasang baru listrik prabayar berdasarkan Indeks Keepuasan Masyarakat). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang memiliki satu variable yaitu tentang Kualitas Pelayanan Program Listrik Pintar PT. PLN Surabaya Selatan.

Untuk mengukur kepuasan masyarakat terhadap pelayanan maka digunakan 14 unsur sebagaimana yang telah ditetapkan dalam keputusan mentri PAN Nomor : 25/KEP/M.PAN/2/2004. Di dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah para pelanggan atau masyarakat yang menggunakan jasa layanan pasang baru listrik prabayar sebanyak 150 responden, pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).

(15)

A. Latar Belakang Masalah

Listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk berbagai aktifitas

manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi kedepannya. Listrik

menjadikan manusia ketergantungan akan keberadaannya, tidak dapat dipungkiri

bahwa listrik merupakan tenaga yang dibutuhkan manusia dalam segala hal yang

mendukung aktifitas manusia. Adapun akhirnya peran dari pemerintah dalam

penyediaan listrik bagi masyarakat luas. Tidak heran jika pemerintah menguasai

kepentingan listrik dalam bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk dapat

mengaturnya dengan baik untuk kepentingan bersama agar tidak terjadi monopoli

dalam kepentingan ini.

Suatu perusahaan besar sebagai penyedia listrik untuk masyarakat adalah PT.

PLN, dimana perusahaan listrik milik negara ini telah banyak memberikan kontribusi

yang besar dalam memasok kebutuhan listrik untuk masyarakat. Selaku perusahaan

milik negara yang menangani masalah kepentingan listrik di Indonesia, yang

memberikan jumlah pasokan listrik kepada masyarakat dalam jumlah yang sangat

besar. Tentunya PT. PLN memberikan pelayanan sebagai upaya pasti dalam

memberikan public service yang maksimal untuk kepentingan dan kemajuan bangsa.

Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa “ketergantungan” akan

kebutuhan listrik memang tidak memiliki banyak pilihan dalam pemenuhan

(16)

Setiap penggunaan listrik PLN, tentunya mempunyai harapan khususnya

dalam pelayanan administrasi maupun listrik. Masyarakat tentu menginginkan

supaya kontinuitas dan kualitas pelayanan listrik PLN dapat dijamin. Namun dalam

operasional pelayanan tidak dapat dihindari terjadinya kesalahan administrasi

maupun gangguan teknis. Hal semacam inilah yang dapat menimbulkan

ketidakpuasan pelanggan.

Pelayanan pada hakekatnya merupakan serangkaian kegiatan karena itu ia

merupakan proses sebagai proses pelayanan berlangsung secara rutin dan

berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat. Menurut

Soegiarto (2002:36) pelayanan diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang tingkatan pemuasannya hanya dapat

dirasakan oleh orang yang melayani maupun dilayani.

Menurut Fred Luthans dalam Moenir (2006: 16-17), pelayanan adalah

proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung.

Dengan arti luas proses menyangkut segala usaha yang dilakukan oleh

seseorang dalam rangka pencapaian tujuan.

Menurut Sadu W. (2003: 4), pelayanan umum adalah pemberian jasa baik

oleh Pemerintah publik swasta atas nama Pemerintah ataupun pihak swasta kepada

masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebetuhan dan

kepentingan masyarakat.

PT. PLN menyadari kebutuhan listrik masyarakat yang semakin

ketergantungan akan adanya tenaga listrik, dengan terus melakukan berbagai kajian

untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan menawarkan berbagai program layanan.

(17)

maka dibuatlah suatu inovasi demi mempertahankan eksistensi dan juga untuk

kemajuan serta pengembangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Bentuk inovasi yang diciptakan oleh PT. PLN adalah dengan mengeluarkan

program listrik Pintar. Listr ik pintar adalah inovasi layanan dari PLN yang mulai

disosialisasikan sejak tahun 2008 namun baru resmi diluncurkan pada tahun 2009.

Selama ini pelanggan PLN mendapat layanan listrik paskabayar, yaitu Pelanggan

menggunakan energi listrik dulu dan membayar belakangan, pada bulan berikutnya.

Setiap bulan PLN harus mencatat meter, menghitung dan menerbitkan rekening yang

harus dibayar Pelanggan, melakukan penagihan kepada Pelanggan yang terlambat

atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen terlambat atau tidak

membayar rekaning listrik setelah waktu tertentu.

Mekanisme tersebut di atas tidak dilaksanakan pada sistem listrik pintar

(prabayar). Pada sistem listrik pintar, pelanggan mengeluarkan uang/biaya lebih dulu

untuk membeli energi listrik yang akan dikonsumsinya. Besar energi listrik yang

telah dibeli oleh pelanggan dimasukkan ke dalam Meter Prabayar (MPB) yang

terpasang dilokasi Pelanggan melalui sistem ‘token’ (pulsa) atau stroom.

Gambar 1.1 Contoh token / voucher listrik

(18)

Perubahan model migrasi dari pascabayar ke prabayar maupun pasang baru

listrik prabayar otomatis berkaitan dengan voucher / token pulsa untuk dapat

menggunakan aliran listrik. Salah satu alasan selain untuk meningkatkan pelayanan,

dilaksanakanya program listrik pintar ini diantaranya adalah, banyak sekali kejadian

salah baca meter, tagihan yang tidak menentu, tunggakan rekening, dan salah

pemutusan yang menderita juga bukan hanya masyarakat, tapi PLN pun ikut merugi.

Sebagai pembelajaran dan mengantisipasi dari banyak kejadian dan masalah maka

diluncurkanlah program Listrik Pintar, maka dengan program ini masyarakat diajak

agar lebih menghargai akan keberadaan tenaga listrik dan lebih bijak dalam

penggunaan listrik. Penggunaan listrik yang cenderung terlewatkan oleh para

konsumennya yang notabene adalah masyarakat luas, sehingga penggunaan listrik

terkadang memakan biaya yang tidak sedikit untuk konsumsi rumah ataupun usaha.

Gambar 1.2 Contoh meteran listrik digital

Sumber: PT. PLN (Persero) 2012

Sistem kWh meter prabayar berbeda bila dibandingkan kWh meter yang

biasa dipakai selama ini (pascabayar), terbuat dari meter elektronik dipasang di

pelanggan yang digunakan untuk mengukur pemakaian listrik pelanggan dan

memantau serta mengontrolnya. Meteran ini mempunyai beberapa fungsi atau fitur

(19)

1. Mempunyai no seri unik sesuai dengan STS ( Standart Transfer

Specification)

2. Kontraktor untuk menghubungkan atau memutuskan koneksi listriknya

3. Low credit warning ( visual dan audible )

4. Memiliki memori yang tidak terhapuskan ( Non volatile memory )

5. Pada display LCD dapat ditampilkan sisa kredit kWh, daya yang

dipakai,status kontraktor, jumlah kWh yang dipakai sejak dipasang, informasi

balik saat menerima token serta informasi lain.( Sumber :www.pln.co.id)

MPB (Meter Prabayar) menyediakan informasi jumlah energi listrik (kWh)

yang masih bisa dikonsumsi. Persediaan kWh tersebut bisa ditambah berapa saja dan

kapan saja sesuai kebutuhan dan keinginan Pelanggan. Dengan demikian, Pelanggan

bisa lebih mudah mengoptimalkan konsumsi listrik dengan mengatur sendiri jadwal

dan jumlah pembelian listrik. Dengan menggunakan listrik prabayar, pelanggan tidak

perlu berurusan dengan pencatatan meter yang biasanya dilakukan setiap bulan, dan

tidak perlu terikat dengan jadwal pembayaran listrik bulanan.

Berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan menurut observasi yang

dilakukan oleh peneliti 2 Maret 2012 sejak diluncurkan program listrik prabayar

terjadi banyak lonjakan akan permintaan pasang baru listrik prabayar. ini terkait

dengan data perkembangan pasang baru listrik parabayar dibawah ini :

Tabel 1.1 Perkembangan Pelanggan Listr ik Prabayar Per Tahun

No. Tahun Pelanggan bar u Pelanggan ber henti J umlah Kumulatif

1 2009 22 0 22

2 2010 627 0 649

3 2011 3.502 22 4.129

4 2012 952 5 5.076

J umlah 5.103 27 5.076

(20)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa permintaan akan listrik prabayar

semakin meningkat tiap tahunya ini membawa dampak implikasi terhadap proses

layanan pasang baru listrik prabayar sebagian dari pelanggan tidak terlayani dengan

baik akibat dari lonjakan permintaan pasang baru. PT. PLN menangguhkan

pelayanan sambung baru listrik prabayar dan para pemohon sambung baru harus

masuk dalam daftar tunggu ini di perjelas dalam berita yang termuat dibawah ini :

Sur abaya, Pelayanan pasangan baru listrik prabayar yang ada di PT PLN (Persero) unit area & jaringan Surabaya Utara masih belum optimal dimana laporan pelayanan pasang listrik baru sering tidak akurat dan terlambat sehingga memperlambat proses penyelesaian masalah. keterbatasan dana investasi dan tingginya permintaan masyarakat terhadap listrik. Dana dan investasi, berpengaruh terhadap pelayanan permohonan masyarakat akan listrik. Kondisi seperti itu, menyebabkan PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) menangguhkan pelayanan sambung baru listrik prabayar dan para pemohon sambung baru harus masuk dalam daftar tunggu. Kondisi ini juga oleh masyarakat dilihat tidak jelas sejauh mana daftar tunggu yang ada karena terbatasnya akses informasi masyarakat untuk pemasangan baru listrik prabayar. Di lapangan beredar informasi-informasi terkait sulitnya

pemasangan baru listrik dan tingginya biaya pemasangan..

(http://www.Surabayapagi.com : diakses 2 Maret 2012) / data terlampir.

Dari fenomena diatas maka dapat disimpulkan bahwa pasang baru listrik

prabayar dinilai kurang efektif karena tidak sesuai dengan proses pelayanan yang

ditetapkan oleh PT. PLN sesuai dengan keputusan direksi No. 378 tahun 2010 yaitu

dijelaskan bahwa untuk pasang baru maksimal 5 hari. Selain itu juga faktor

kemudahan sangat berpengaruh dalam pembelian token / voucher listrik ini terjadi di

kota besar seperti kota Surabaya ini termuat dalam berita dibawah ini :

(21)

payment. Ada saat-saat server down dalam sekejap namun kadang dianggap rusak. Bisa jadi, jaringan ATM bank yang digunakan mengalami gangguan

atau jaringan Payment Onlinenya.

(http://www.kompas.com/suratpembaca/read/22155: diakses 2 Maret 2012 )

Dari semua fenomena yang terjadi pelanggan listrik prabayar belum

mengetahui secara detail mengenai program baru yang telah di keluarkan oleh PT.

PLN sehingga timbul masalah seperti : seringnya listrik tiba-tiba mati karena

kehabisan pulsa, sering terjadinya gangguan dalam pembelian voucher lewat ATM

dan pembengkakan biaya listrik. Kurangnya komunikasi dan sosialisasi dalam

penyampaian dari pihak PLN kepada masyarakat sangat berpengaruh besar sehingga

banyak menimbulkan keluhan dan pengaduan dari pelanggan.

Program baru listrik prabayar saat ini dirasa sangat dipaksakan karena sesuai

keputusan Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral bahwa untuk pasang baru listrik

harus diwajibkan untuk menggunakan listrik prabayar jadi pelanggan tidak ada

pilihan lain selain harus menggunakan listrik prabayar.

Selain fenomena diatas peneliti juga melakukan wawancara langsung pada

tanggal 5 Maret 2012 dengan bapak Teguh selaku bagian pelayanan dan

administrasi, beliau mengatakan terdapat beberapa jenis pengaduan yang dikeluhan

pelanggan listrik prabayar daerah Kota Surabaya selama periode tahun 2010-2012 :

• Keluhan tentang tarif biaya listrik prabayar dirasa lebih mahal

• Loket pembelian token voucher listrik tidak melayani pembelian pada hari

Sabtu & Minggu

• Pembelian voucher secara online sering terjadi trouble / gangguan

• Untuk pelanggan pasang baru listrik sekarang tidak ada pilihan karena semua

(22)

• Pelanggan yang sudah beralih ke listrik prabayar tidak bisa lagi beralih ke

pascabayar

• Pelanggan disibukkan tiap hari harus rajin-rajin mengecek jumlah kwh untuk

mengatisipasi pemadaman

Program Listrik Prabayar (LPB) yang diluncurkan oleh PT. PLN disuatu sisi

banyak terjadi permasalahan, ini dibuktikan dengan adanya keluhan maupun

pengaduan dari pelanggan oleh karena itu, PT. PLN dituntut harus lebih optimal

dalam menyelesaikan penanganan keluhan dari pelanggan.

Dalam penerbitan buku ikon pelayanan publik di Jawa Timur yang pertama

pada 1 April 2007 dengan tujuan agar seluruh aparatur penyelenggara pelayanan

publik di Jawa Timur dan segenap unsur masyarakat dapat memperoleh informasi

tentang berbagai upaya yang dilakukan dalam memberikan pelayanan terbaik sebagai

bukti bahwa aparatur birokrasi di Jawa Timur telah berubah. PT. PLN (Persero) Unit

Pelayanan Ngagel (Surabaya selatan) terpilih sebagai salah satu diantara 30 instansi

yang menjadi ikon pelayanan publik di Jawa Timur. (KPP, 2007: 122)

Berdasarkan acuan diatas, peneliti ingin membahas tetang kebijakan program

baru yang di luncurkan oleh PT. PLN Sehingga dapat ditentukan judul penelitian

yaitu ”Kualitas Pelayanan Pr ogr am Listr ik Pintar PT. PLN Sur abaya Selatan

(Studi Tentang Pelayanan Pasang Bar u Listr ik Pr abayar Ber dasar kan Indeks

Kepuasan Masyar akat)”.

B. Per umusan Masalah

Dengan adanya latar belakang serta uraian permasalahan mengenai pelayanan

pasang baru listrik prabayar karena banyaknya lonjakan permintaan akan kebutuhan

(23)

pemohon sambung baru harus masuk dalam daftar tunggu. dari fenomena tersebut

maka bisa ditarik sebuah rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini,

dan dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana Kualitas Pelayanan Program Listrik

Pintar PT. PLN Surabaya Selatan Tentang Pelayanan Pasang Baru Listrik Prabayar

Berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan di adakannya penelitian ini oleh penulis adalah sebagai berikut :

“(Untuk mengetahui Kualitas Pelayanan Program Listrik Pintar PT. PLN Surabaya Selatan

tentang Pelayanan Pasang Baru Listrik Prabayar Berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat)”

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi PT. PLN Surabaya Selatan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran dan saran bagi PT. PLN Surabaya Selatan

sebagai bahan penimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan pelayanan pada program listrik pintar di kota Surabaya selatan

berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) masyarakat Surabaya.

2. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Sebagai bahan studi perbandingan bagi mahasiswa yang mengkaji tentang

topik pelayanan penggunaan listrik prabayar di Kota Surabaya dan menjadi

bahan referensi mahasiswa yang lainnya.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam mengkaji

pengetahuan atau teori yang diperoleh di bangku perkuliahan progam studi

administrasi Negara serta untuk memahami pelaksanaan sebuah kebijakan

(24)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

A. Penelitian Ter dahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat

dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan

penelitian ini, yaitu :

1. Bagus Mohamad Gandhi Sutarso tahun 2008 mengkaji tentang “STRATEGI

MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN” (Study Kasus PT. PLN /

Persero Di Wilayah Semarang) Program Studi Magister Manajemen Program

Pasca Sarjana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi

Meningkatkan Kepuasan Konsumen Penelitian ini dilakukan dengan

mengambil 112 responden dari 500 sampel yang diedarkan yang populasinya

dari pelanggan PLN di wilayah Semarang. Berdasarkan sampel dari 112

responden (pelanggan) di wilayah Semarang, hasil penelitian ini

mengindikasikan bahwa Kualitas Pelayanan dan Strategi Pelayanan yang

diajukan telah diteliti menggunakan metode Structural Equation Modelling

(SEM). Hasil yang didapatkan adalah Kualitas Pelayanan dan Strategi Pelayanan

berpengaruh positif pada peningkatan kepuasan konsumen dan kepuasan

konsumen tersebut mempengaruhi kinerja perusahaan.

2. Sudikan tahun 2010 mengkaji tentang “STUDI TENTANG KUALITAS

PELAYANAN pada PT. PLN Persero (Study Kasus Unit Pelayanan dan

Jaringan Semarang Barat) Program Pasca Sarjana Magister Manajemen

(25)

value, corporate image and service quality dikumpulkan melalui wawancara

dengan menggunakan kuesioner kepada 125 pelanggan dengan daya diatas

100 kVA. Selanjutnya, data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan

teknik Importance Performance Analysis (IPA). Hasil Importance

Performance Analysis (IPA) menunjukkan bahwa indikator customer value

yang meliputi : tegangan (voltage) stabil dan Pemeliharaan jaringan tapi

listrik tetap nyala dalam Kuadran A. Indikator Instalasi rumah dipasang

dengan baik; Jaringan Interkoneksi; Baca kWh meter yang akurat dalam

Kuadran B; dan indikator Material pemeliharaan yang bermutu dalan kuadran

D. Indikator variabel perceived price, yaitu Biaya pasang baru / naik daya

lebih murah dari pengadaan diesel berada di kuadran A. Indikator Harga jual

lebih murah dari harga pokok produksi; Harga jual Rp/kWh lebih murah dari

pengoperasian energi diesel; Skema pembayaran pasca bayar dalam Kuadran

B. Indikator variabel corporate image yaitu Citra PLN dibanding BUMN

lain, Citra pelayanan PLN yang memuaskan, Citra PLN peduli pada

pelanggan berada di kuadran A. Indikator Citra PLN karena tarip murah

berada dalam Kuadran B. Indikator service quality yaitu Keakuratan &

kecepatan pelayanan atas pengaduan kesalahan rekening; Empati dari petugas

pelayanan pengaduaan gangguan teknik berada di kuadran A. Indikator

tempat pembayaran rekening lewat kantor/bank; kehandalan & kecepatan

pelayanan gangguan teknik; daya tanggap & keramahan atas pengaduan

gangguan teknik; daya tanggap & keramahan atas pengaduan kesalahan

rekening; jaminan & ketepatan atas perbaikan pengaduan teknik; jaminan &

(26)

indikator Komputerisasi pelayanan pengaduan; Empati dari petugas

pelayanan pengaduan kesalahan rekening berada di kuadran D. Berdasarkan

hasil analisis IPA, maka untuk meningkatkan kesesuaian harapan pelanggan

dan kinerja perusahaan atas customer value, perceived price, corporate image

and service quality dilakukan melalui perbaikan dan peningkatan indikator

tegangan (voltage) stabil; Pemeliharaan jaringan tapi listrik tetap nyala;

indikator kWh meter diukur dengan akurat; Material pemeliharaan yang

bermutu; Biaya pasang baru / naik daya lebih murah dari pengadaan diesel;

Citra PLN dibanding BUMN lain; Citra pelayanan PLN yang memuaskan;

Citra PLN peduli pada pelanggan; Komputerisasi pelayanan pengaduan;

Keakuratan & kecepatan pelayanan atas pengaduan kesalahan rekening;

Empati dari petugas pelayanan pengaduaan gangguan teknik; dan Empati dari

petugas pelayanan pengaduan kesalahan rekening.

3. Andi Imran Karim tahun 2010 mengkaji tentang “Analisis kepuasan

pelanggan PLN” (Studi Kasus PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tanggerang

Area Pelayanan Bulungan) Universitas Indonesia. Tingginya angka keluhan

masyarakat terhadap layanan PLN memunculkan wacana akan adanya

penyedia jasa listrik selain PLN. Dan basil survey yang dilakukan oleh Media

Group terhadap keinginan masyarakat tentang penjualan listrik oleh pihak

swasta jugs mendukung haI ini. Wacana yang kemudian termuat dalam

Rancangan Undang-undang Ketenagalistrikan yang terbaru, sedikit banyak

membuat PLN harus kembali melihat seperti apakah tingkat pelayanan yang

sudah diberikan kepada masyarakat. Sebagai persiapan memasuki iklim

(27)

PLN Bulungan perlu mengetahui posisinya dimata pelanggan dalam hal

kualitas layanan dan kepuasan konsumen atas layanan tersebut. Salah satu

indikator untuk hal ini adalah melalui pengukuran tingkat kepuasan

pelanggan PLN Bulungan. Selanjutnya dari hasil pengukuran ini menjadi

dasar perbaikan dan penyempurnaan Iayanan untuk masa yang akan datang.

Penelitian ini dilakukan dalam rangka mengukur tingkat layanan yang sudah

diberikan kepada pelanggan oleh PLN Bulungan dan tingkat layanan yang

diharapkan oleh pelanggan PLN Bulungan dengan tujuan mengetahui tingkat

perbedaan antara layanan yang diterima pelanggan dengan layanan yang

diharapkan, mengetahui variabel-variabel yang penting dan yang tidak

penting dimata pelanggan melalui analisis performance-importance dan

terakhir memberikan masukan kepada manajemen PLN Bulungan khususnya

serta PLN pada umumnya mengenai prioritas variabel-variabel yang mesti

diperbaiki dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan.Keterbatasan

penelitian ini adalah riset pengukuran kepuasan pelayanan dilakukan hanya

kepada 104 responden pelanggan segmen rumah tangga dari populasi yang

berjumlah 88 ribuan mengingat keterbatasan waktu dan biaya. Selain itu

sampel yang dipakai hanya terbatas di gedung kantor pembayaran rekening

PLN Bulungan saja.Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah Riset

Deskriptif dengan metode kuesioner. Bentuk kuesionernya adalah close

ended question dan scale response question. Sarupel sebanyak 104 pelanggan

rumah tangga terbagi atas, 2 pelanggan ber daya 450 VA, 23 pelanggan ber

daya 900-2200 VA, 62 pelanggan ber daya 2200-6600 VA, dan 17 pelanggan

(28)

PLN Bulungan yang dilakukan dengan menggunakan metode SERVQUAL

terhadap lima dimensi kualitas jasa yaitu bukti fisik, keandalan, daya tanggap,

jaminan dan empati yang dibatasi khususnya pada pengukuran gap 5, antara

kinerja jasa yang diterima dengan jasa yang diharapkan oleh pelanggan PLN

Bulungan, diperoleh basil yang menunjukkan bahwa skor gap bail (untuk

perhitungan per dimensi maupun untuk skor gap secara keseluruhan ternyata

bernilai negatif sebesar -1.66, dengan rineian per dimensi yang terbesar

terjadi di dimensi Daya Tanggap (-2.23), kemudian dimensi Jaminan (-2.18),

dimensi Keandalan 1,82), dimensi Empati 1.24) dan dimensi Bukti Fisik

(-0.92). Hal ini disebabkan karena skor kinerja jasa yang diterima lebih rendah

dari skor jasa yang diharapkan oleh pelanggan PLN Bulungan.Dari. hasii

penelitian jugs dapat diketahui bahwa urutan dimensi-dimensi kualitas

pelayanan yang dianggap penting oleh pelanggan berturut-turut adalah

dimensi keandalan 32.93 %, dimensi daya tanggap (26.73%),dimensi jaminan

(17.05%), dimensi bukti fisik (14.28%) din terakhir dimensi empati (9.01%).

Dari basil penelitian dengan menggunakan metode performance-importance

matrix diketahui bahwa dan 22 variabel yang diukur kinerjanya dengan

analisis per dimensi terdapat 4 variabeI yang berada di kuadran 1 yaitu

kuadran variabelnya yang memiliki karakteristik penting dimata pelanggan

namun pencapaian kinerjanya masih kurang, 7 variabel yang berada di

kuadran 2, yaitu kuadran variabelnya yang memiliki karakteristik panting

diniata pelanggan dan pencapaian kinerjanya juga sudah cukup baik, 8

variabel yang berada di kuadran 3, yaitu kuadran variabelnya yang memiliki

(29)

tidak terlalu baik, dan 3 variabel yang berada di kuadran 4, yaitu kuadran

variabelnya yang memiliki karakteristik tidak penting dimata pelanggan

namun pencapaian kinerjanya cukup baik.

B. Landasan Teor i

Sebuah penulisan ilmiah harus didasarkan pada pemikiran yang bersumber

dari teori-teori yang secara ilmiah dapat dipertanggung-jawabkan. Untuk itu dalam

subab ini akan diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan variable penelitian ini.

1. Pelayanan

a. Penger tian Pelayanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan pengertian pelayanan

bahwa “pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus)

apa yang diperlukan orang lain. Sementara istilah publik, yang berasal dari

bahasa Inggris (public), terdapat beberapa pengertian, yang memiliki variasi arti

dalam bahasa indonesia, yaitu umum, masayarakat dan negara.

Menurut Soegiarto (2002:36) pelayanan diartikan sebagai suatu tindakan

yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang tingkatan

pemuasnya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun dilayani.

Menurut Boediono (2003:60) pelayanan adalah suatu proses bantuan

kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan

hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan.

Berdasarkan pemikiran tentang pelayanan tersebut maka dapat diketahui bahwa

pelayanan merupakan kegiatan yang sifatnya untuk memenuhi kebutuhan

(30)

pelayan (servant) dan pelanggan (customer). Dalam hal ini pelayan merupakan

pihak yang menyediakan layanan bagi kebutuhan customer (masyarakat).

Menurut Wasistiono (2003:43) pelayanan umum adalah pemberian jasa

baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta

kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan

dan atau kepentingan masyarakat.

Menurut Moenir (2001:26-27) pelayanan umum adalah kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor

material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka memenuhi

kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelayanan umum adalah

kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam proses

pemenuhan kebutuhan atau keperluan yang dibutuhkan orang lain sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Tujuan Pelayanan

Sebagai suatu proses kegiatan, pelayanan umum memiliki sasaran akhir

yaitu kepuasan hak yang dilayani. Menurut Moenir (2001:197) untuk mencapai

kepuasan itu banyak hal yang harus diperhatikan:

1. Tingkah laku yang sopan.

2. Cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang

seharusnya diterima oleh orang yang bersangkutan.

3. Waktu menyampaikan yang tepat.

(31)

Sedangkan menurut Kotler (1992:226), tujuan pelayanan adalah untuk

mencapai tingkat kepuasan konsumen atau masyarakat yang maksimal. Karena

tingkat kepuasan konsumen dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen

selaku pengguna barang dan jasa yang disediakan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pelayanan adalah

menciptakan tingkat kepuasan masyarakat yang maksimal sesuai dengan norma

dan aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai

penerima pelayanan.

c. Pelayanan Sebagai Pr oses

Menurut Moenir (2001:16) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

manusia berusaha, baik melalui aktifitas sendiri, maupun secara tidak langsung

melalui aktivitas orang lain. Aktivitas adalah suatu proses penggunaan akal,

pikiran, panca indra dan anggota badan dengan atau alat bantu yang dilakukan

oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan baik dalam bentuk

barang maupun jasa. Proses pemenuhan kebutuhan melaui aktivitas orang lain

yang langsung inilah dinamakan pelayanan.

Menurut Luthans dalam Moenir (2001:17) pengertian proses terbatas

dalam kegiatan manajemen dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelayanan pada hakikatnya

adalah serangkaian kegiatan, karena itu ia merupakan proses. Sebagai proses,

pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh

kehidupan masyarakat.

d. Faktor Pendukung Pelayanan Umum

(32)

ada enam faktor dalam mewujudkan pelaksanaan pelayanan antara lain:

1. Faktor Kesadaran

Faktor ini menunjukan suatu keadaan pada jiwa seseorang yaitu

merupakan titik tentu dari berbagai pertimbangan sehingga diperoleh

suatu keyakinan, ketenangan, ketetapan hati, dan keseimbangan dalam

jiwa yang bersangkutan sebagai pangkal tilak untuk perbuatan yang

akan dilakukan.

2. Faktor Aturan

Aturan adalah peranan penting dalam segala tindakan dan

perbuatan orang. Pada faktor manusia merupakan subyek aturan

ditujukan pada hal yang penting yaitu:

a. Kewenangan

b. Pengetahuan dan pengalaman

c. Kemampuan berbahasa dan bertutur kata

d. Pemahaman pelaksanaan

e. Disiplin pelaksanaan

3. Faktor Organisasi

Adalah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas tenaga

dan pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain baik dalam bentuk

uang maupun fasilitas dalam jangka tertentu.

4. Faktor Pendapatan

Adalah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas tenaga

dan pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain baik dalam bentuk

(33)

5. Faktor Kemampuan dan Ketrampilan

Adalah keadaan seseorang yang dapat melaksanakan pekerjaan

atas dasar ketentuan yang ada.

6. Faktor Sarana Pelayanan

Adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas

lain yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam rangka

memenuhi pekerjaan dan fungsi social dalam rangka memenuhi

kepentingan konsumen.

Fungsi pelayanan adalah:

a. Mempercepat proses pelaksanan pekerjaan, sehingga dapat

menghemat waktu

b. Meningkatkan produktifitas baik barang maupun jasa

c. Kualitas produk yang lebih baik

d. Ketetapan susunan dan stabilitas ukuran terjamin

e. Lebih mudah dalam gerak pelakunya

f. Menimbulkan rasa nyaman bagi orang-orang

g. Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang

berkepentingan

2. Pelayanan Publik

a. Penger tian Pelayanan Publik

Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang Pelayanan Publik No. 25 tahun (2009)

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

(34)

warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan / atau pelayanan administratif

yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Menurut Rohman (2008:3) Pelayanan Publik adalah suatu layanan atau

pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan fasilitas-fasilitas umum,

baik jasa maupun non jasa, yang dilakukan oleh organisasi publik atau pemerintah.

Menurut Ratminto dan Winarsih (2006:5) pelayanan publik adalah segala

bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang

pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah

dipusat, di daerah dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha

Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kep. Menpan No. 63 tahun 2003 mendefinisikan pelayanan sebagai segala

bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah dan

di lingkungan BUMN/ BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka

upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan

publik adalah pelayanan yang dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik yaitu

instansi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan layanan sesuai dengan hak-hak dasar

setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan pelayanan administrasi

yang tingkatan pemuasnya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun

dilayani. Sehingga penerima mendapatkan haknya melalui sistem prosedur dan

(35)

b. Asas-Asas Pelayanan

Menurut Ratminto (2005:19) asas-asas pelayanan publik terdiri dari:

1. Transparan

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta secara mudah

dimengerti.

2. Akuntabilitas

Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima

pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan

efektifitas.

4. Partisipasi

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan

masyarakat.

5. Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,

golongan, gender dan status ekonomi.

6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayan publik harus memenuhi hak dan

(36)

c. Pr insip-pr insip Pelayanan

Menurut Islami (2004:4) dalam bukunya “Manajemen pelayan publik” setiap

petugas pelayanan harus memahami beberapa prinsip pokok dalam memberikan

pelayanan kepada masarakat yaitu:

1. Prinsip Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan

mudah dilaksanankan.

2. Kejelasan

a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik

b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan atau

sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik

c. Rincian biaya pelayanan publik dan tatacara pembayaran

3. Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu

yang telah ditentukan.

4. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

5. Keamanan

Proses produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

hukum.

(37)

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan sarana dan prasaran

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainya yang memadai termasuk penyedia sarana teknologi telekomunikasi

dan informatika (telematika).

8. Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi,

telekomunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, Kesopanan, Keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah,

serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

10.Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang

nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi

dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir, toilet, tempat ibadah

dan lain-lain.

d. Kelompok Pelayanan Publik

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63

Tahun 2003 pelayanan publik dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) antara lain:

1. Kelompok Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan

(38)

status kewarganegaraan, sertifikasi kompetensi, kepemilikan atau

penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen ini

antara lain Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte

Kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB),

Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor

(STNK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat Kepemilikan

atau Penguasaan Tanah dan sebagainya.

2. Kelompok Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik misalnya jaringan telepon,

penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.

3. Kelompok Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilakn berbagai

bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik misalnya pendidikan,

pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, asuransi dan

sebagainya.

e. Penger tian Kualitas Pelayanan Publik

Menurut Goetch dan Davis dalam Ariani (2003:8) kualitas adalah suatu

kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses, dan

lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.

Feigenbaum dalam Nasution (2000:3) mengemukakan bahwa kualitas adalah

kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk

berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen

sesuai dengan apa yang diharapkan.

Berdasarkan pasal 1 Kepmenpan tahun (2004) kualitas pelayanan harus

(39)

masyarakat, sehingga pelayanan pemerintah kepada masyarakat dapat selalu

diberikan secara cepat, tepat, murah, terbuka, sederhana dan mudah dilaksanakan

serta tidak diskriminatif

Menurut Barata (2003:6) kualitas pelayanan dapat dipandang dari dua

perspektif yaitu internal berkaitan dengan interaksi jajaran pegawai organisasai atau

perusahaan dengan berbagai fasilitas yang tersedia, kualitas eksternal didasarkan

pada penyedia jasa dan penyediaan barang. Poin yang penting adalah ukuran kualitas

pelayanan bukan hanya ditentukan oleh pihak yang dilayani, karena merekalah yang

menikmati layanan sehingga dapat menggukur kualitas pelayanan berdasarkan

harapan-harapan mereka dalam memenuhi kepuasan.

Kualitas yang diharapkan adalah penilaian pelanggan mengenai keseluruhan

kesatuan keunggulan pelayanan (Zeithaml, 1996; dalam Pasuraman, Zeithaml, dan

Berry, 1988). Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang

diharapkan, maka kualias pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Kualitas

harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan

(Kotler, 1994; dalam Sulistyo, 1999). Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik

tidak berdasar dari persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan persepsi

pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan merupakan penilaian

menyeluruh atas keunggulan suatu pelayanan. Kualitas pelayanan digambarkan

sebagai suatu pernyataan tentang sikap, hubungan yang dihasilkan dari perbandingan

antara ekspektasi dan kinerja (Sulistyo, 1999).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan

adalah segala upaya yang dilakukan organisasi dalam memenuhi keinginan atau

(40)

Jadi kualitas pelayanan merupakan hal yang memegang peranan penting dalam

membentuk persepsi pelanggan sehingga organisasi baik publik maupun swasta

berlomba-lomba untuk dapat menarik pelanggan dengan layanan yang dihasilkan

karena pelayanan sering kali membentuk image masyarakat terhadaporganisasi

pelayanan publik.

f. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik

Menurut pendapat Berry dan Parasuraman dalam Nasution (2004:5)

mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh para pelanggan

dalam mengevaluasi kualitas jasa, yaitu:

1. Bukti Langsung (Tangibles)

Melipiti fasilitas fisik, pelengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.

2. Keandalan (Reliability)

Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan

dengan segera dan memuaskan.

3. Daya Tanggap (Responsiveness)

Yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberi

pelayanan dengan tanggap.

4. Jaminan (Assurance)

Mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang

dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keraguan.

5. Empati (Emphaty)

Kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan

(41)

Menurut Gasperz dalam lukman (2002:2) ada beberapa dimensi atau atribut

yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas pelayanan yang sebenarnya jika

dijabarkan dalam 9 dimensi antara lain:

1. Ketepatan waktu pelayanan : berkaitan dengan waktu tunggu dan proses.

2. Akurasi pelayanan : berkaitan dengan reliabilitas pelayanan dan bebas

dari kesalahan-kesalahan.

3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan. Ini terutama

bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan pelanggan eksternal yaitu

: operator telepon, satpam, pengemudi, staf administrasi, kasir, dan

lain-lain.

4. Tanggung Jawab : berkaitan dengan penerimaan pesanan, dan

penangganan keluhan dari pelangan eksternal.

5. Kelengkapan : menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana

pendukung serta pelayanan komplementer lainnya.

6. Kemudahan mendapatkan pelayanan : berkaitan dengan banyaknya outlet

dan banyaknya petugas yang melayani.

7. Variasi model pelayanan : berkaitan dengan inovasi untuk memberikan

pola-pola baru dalam pelayanan, teatures (keistimewaan) dari pelayanan

dan lain-lain.

8. Pelayanan pribadi : berkaitang dengan fleksibilitas penanganan

permintaan khusus, dan lain-lain.

9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan : berkaitan dengan lokasi,

ruang dan tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, tempat parkir

(42)

Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti lingkungan, kebersihan, ruang

tunggu, fasilitas musik,AC dan lain-lain

g. Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan

dan publikasi sebagai jaminan adanya kepastian sebagai penerima pelayanan.

Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan

pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi atau penerima pelayanan.

Standar pelayanan menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 63 tahun 2003 sekurang-kurangnya meliputi:

1. Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan

termasuk pengaduan.

2. Waktu penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak pengajuan permohonan sampai

dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

3. Biaya Pelayanan

Biaya/ tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses

pemberian pelayanan.

4.Produk Pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

5.Sarana dan Prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara

pelayanan publik.

(43)

Kompetensi pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan

pengetahuan, keahlian, ketrampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.

h. Kepuasan Masyar akat

Kata ‘kepuasan’ atau satisfaction berasal dari bahasa latin ‘satis’ (artinya

cukup baik, memadai) dan ‘facio’ (melakukan atau membuat), sehingga secara

sederhana dapat diartikan sebagai ‘upaya pemenuhan sesuatu’. Namun, ditinjau dari

perspektif perilaku konsumen, istilah ‘kepuasan pelanggan’ lantas menjadi sesuatu

yang kompleks. Bahkan, sebenarnya sampai saat ini belum dicapai kesepakatan

mengenai konsep kepuasan pelanggan (Tjiptono, 2000:89).

Menurut Kotler dalam Tjiptono (2000:146), menyatakan bahwa kepuasan

pelanggan adalah tingkat perasaan seseorag setelah membandingkan kinerja atau

hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

Menurut Barata (2003 : 14) Kepuasan masyarakat adalah tingkat kepuasan

yang diperoleh para pelanggan itu biasanya sangat berkaitan erat dengan standar

kualitas barang dan jasa yang mereka nikmati serta layanan pra-jual saat transaksi

purnajual.

Menurut Gerson (2004 : 3) Kepuasan masyarakat adalah persepsi pelanggan

bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Kepuasan Masyarakat adalah

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan

yang berkaitan erat dengan standar kualitas barang dan jasa yang mereka nikmati

bahwa harapannya telah terpenuhi.

i. Unsur -Unsur Kepuasan

(44)

berikut (Engel, (1990) dalam Nugroho, (2005)) :

a. Silent service adalah fasilitas yang tersedia untuk menunjang pelayanan

utama, misalnya toilet, telepon umum, ruang tunggu.

b. Image adalah citra instansi yang dipengaruhi oleh suasana psikologis

masyarakat, misalnya keamanan, kenyamanan, dan kebersihan.

c. Proactive service menunjukkan mutu service yang diberikan karyawan

kepada masyarakat. Mutu layanan (service) diidentifikasikan dengan,

keramahan, kesigapan, dan kesabaran karyawan dalam memberikan

pelayanan.

d. Quality berkaitan dengan spesifikasi barang/jasa, seperti model, feature,

nilai estetika, kepraktisan, dan kecanggihan teknologi.

j. Faktor Faktor Yang Mempengar uhi Kepuasan Masyar akat

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan masyarakat menurut Rangkuti

(2002:30) antara lain :

1. Persepsi Pelanggan

Persepsi pelanggan terhadap produk atau jasa berpengaruh terhadap tingkat

kepentingan pelanggan, kepuasan pelanggan, nilai. Proses persepsi terhadap

suatu jasa tidak mengharuskan pelanggan tersebut menggunakan jasa terlebih

dahulu.

2. Harga

Harga yang rendah menimbulkan persepsi produk tidak berkualitas.

Harga yang terlalu rendah menimbulkan persepsi yang tidak percaya kepada

(45)

3. Citra

Citra yang buruk menimbulkan persepsi produk tidak berkualitas sehingga

pelanggan mudah marah untuk kesalahan sekecilpun. Citra yang baik

menimbulkan persepsi produk berkualitas sehingga pelanggan memaafkan

suatu kesalahan meskipun tidak untuk kesalahan selanjutnya.

4. Tahap Pelayanan

Kepuasan pelanggan ditentukan oleh berbagai jenis pelayanan yang

didapatkan oleh pelanggan selama ia menggunakan beberapa tahapan

pelayanan tersebut. Ketidakpuasan yang diperoleh pada tahap awal pelayanan

menimbulkan persepsi berupa kualitas pelayanan yang buruk untuk tahap

pelayanan selanjutnya sehingga pelanggan merasa tidak puas dengan

pelayanan secara keseluruhan.

5. Momen Pelayanan (Situasi pelayanan)

Situasi pelayanan dikaitkan dengan kondisi pelanggan sehingga

mempengaruhi kinerja pelayanan. Sedangkan kinerja pelayanan ditentukan

oleh pelayanan, proses pelayanan, lingkungan fisik dimana pelayanan

diberikan.

3. Penger tian Listr ik Pintar

Listrik Pintar adalah istilah lain dari listrik prabayar cara pembelian energi

listrik (Stroom) bayar di muka. Selama ini pelanggan PLN mendapat layanan listrik

paskabar, yaitu Pelanggan menggunakan energi listrik dulu dan membayar

belakangan, pada bulan berikutnya. Setiap bulan PLN harus mencatat meter,

menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar Pelanggan, melakukan

(46)

aliran listrik jika konsumen terlambat atau tidak membayar rekaning listrik setelah

waktu tertentu.

Mekanisme tersebut di atas tidak dilaksanakan pada sistem listrik Pintar

(prabayar). Pada sistem listrik pintar adalah pelanggan mengeluarkan uang/biaya

lebih dulu untuk membeli energi listrik yang akan dikonsumsinya. Besar energi

listrik yang telah dibeli oleh pelanggan dimasukkan ke dalam Meter Prabayar (MPB)

yang terpasang dilokasi Pelanggan melalui sistem ‘token’ (pulsa) atau stroom.

Mengenai pemakaiannya sama dengan listrik prabayar yang menggunakan

voucher isi ulang sesuai nominal yang dibutuhkan dimana calon pelanggan dapat

melakukan pendaftaran melalui loket PLN, contact center PLN 123, SMS ataupun

website kemudian calon pelanggan membayar biaya penyambungan dan stroom

perdana sesuai nomer registrasi, khusus pelanggan pasca bayar bila bermigrasi ke

listrik pintar gratis. Setelah itu, petugas PLN akan melakukan survey ke lokasi yang

akan dipasang baru atau diganti meterannya kemudian dilakukan pemasangan dan

calon pelanggan menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik setelah itu

penyalaan dapat dilakukan setelah pelanggan mendapatkan Sertifikat Laik Operasi

(SLO)

3.1. Kualitas pelayanan PT. PLN Menur ut KEP DIR No. 378 tahun 2010

dilihat dar i segi :

a. Pr osedur Per mintaan Pemasangan Listr ik Pr abayar Meliputi :

• Pr oses Layanan Pasang Bar u

1. Calon pelanggan melakukan pendaftaran dilengkapi dengan KTP dan sket lokasi

2. Petugas PLN melakukan survey lokasi

(47)

4. Pelanggan menyampaikan sertifikasi laik operasi (SLO)

5. Calon pelanggan menandatangani surat perjanjian jual beli tenaga listrik

6. Petugas PLN melaksanakan penyambungan (maksimal 5 hari kerja)

• Per ubahan Daya

1. Pelanggan melakukan pendaftaran dilengkapi dengan KTP

2. Penerbitan surat persetujuan

3. Pelanggan membayar biaya administrasi/biaya penyambungan dan token perdana

4. Calon pelanggan menandatangani surat perjanjian jual beli tenaga listrik

5. Petugas melaksanakan penyambungan (maksimal 3 hari kerja)

• Migr asi Paskabayar ke Pr abayar :

1. Calon pelanggan melakukan pendaftaran dilengkapi dengan KTP dan sket lokasi

2. Penerbitan surat persetujuan

3. Pelanggan membayar biaya penyambungan dan token perdana

4. Calon pelanggan menandatangani surat perjanjian jual beli tenaga listrik

5. Petugas melaksanakan penyambungan (hanya 2 hari kerja).

b. Penanganan Pengaduan.

Layaknya perusahaan yang memiliki pasar kompetitif, sekarang ini PT. PLN

berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan seperti menyediakan fasilitas call

center atau hotline service yaitu layanan pengaduan dengan menghubungi contact

center PLN 123. Selain itu layanan satu atap handing complaint, kecepatan dalam

melayani dan sikap ramah adalah bentuk upaya dalam rangka meningkatkan kualitas

layanan pelanggan. Harapannya, tentu saja supaya pelanggan puas. Mereka sadar

bahwa di tengah pasar yang semakin terbuka, memuaskan pelanggan merupakan

(48)

memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, karena tingkat kepuasan pelanggan

terhadap pelayanan merupakan faktor yang sangat penting dalam mengembangkan

suatu sistem layanan yang tanggap terhadap konsumen.

c. Tar if pemasa ngan listr ik bar u

• Pasa ng Bar u

- Daya 450 va : Rp 337.500,-

- Daya 900 va : Rp 675.000,-

- Daya 1300 va : Rp 975.000,-

- Daya 2200 va : Rp 1.650.000,-

• Per ubahan Daya

- Daya 450 va ke 900 va : Rp 337.500,-

- Daya 900 va ke 1300 va : Rp 300.00,-

- Daya 1300 va ke 2200 va : Rp 675.000,-

Keterangan :

Biaya penyambungan daya 450 va sampai 2200 va : (biaya tersambung x

750), Untuk Biaya penyambungan daya diatas 2200 va : (biaya tersambung x 775)

d. Batas toler ansi pengurangan tagihan listr ik

Kompensasi wajib diberikan apabila :

a. Jumlah gangguan (kali / bulan). Dan atau

b. Lama gangguan (jam / bulan)

c. Kecepatan pelayanan perubahan daya tegangan rendah setiap triwulan

d. Waktu koreksi kesalahan rekening.

Melebihi batas toleransi 10% dan nilai (Tingkat Mutu Pelayanan) TMP yang

(49)

e. Ketentuan tentang kompensasi tingkat mutu pelayanan pelanggan pr abayar .

Kompensasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) untuk listrik prabayar berupa

pemberian uang sebesar 10% dari biaya beban golongan tarif daya atau 10% dari

rekening minimum untuk golongan tarif yang diberlakukan setara rekening minimum

dalam bentuk kwh yang berupa token. Mekanisme penyampaian token kepada

pelanggan yang berhak mendapatkan kompensasi TMP yaitu melalui tagline

struk/bukti pembelian pada saat pelanggan melakukan pembelian token isi ulang.

4. Indeks Kepuasan Masyar akat (IKM)

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(KEPMENPAN) Nomor 25 Tahun 2004 tentang Indeks Kepusaan Masyarakat (IKM)

menyatakan bahwa pengertian IKM tersebut adalah data dan informasi tentang

tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif

atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara

pelayanan public dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.

a. Mak sud dan tujuan indeks k epuasan masyar akat

Menurut Kepuasan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(KEPMENPAN) Nomor 25 Tahun 2004 tentang Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

menyatakan bahwa pedoman penyusunan IKM dimaksutkan sebagai acuan unit

pelayanan instansi pemerintah dalam menyusun IKM, dengan tujuan untuk

mengetahui tinggkat kinerja unit pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk

menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kulitas pelayanan publik

selanjutnya. Bagi masyarakat, IKM dapat digunakan sebagai gambaran tentang

kinerja pelayanan unit yang bersangkutan.

(50)

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaiman telah ditetapkan dalam Keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 / KEP/M.PAN / 7/ 2003 tentang

pedoman penyelenggara pelayanan, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur

yang “relavan,valid, dan reliable”, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar

pengukuran IKM seperti yang tertuang di dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor KEP / 25 / M.PAN / 2 / 2004 Tanggal 24 Februari 2004

tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Instansi

Pemerintah sebagai berikut :

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang

memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung

jawabnya).

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku.

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang

dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan kepada

(51)

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam

waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta

saling menghargai dan menghormati.

10.Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11.Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan

dengan biaya yang telah ditetapkan.

12.Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

13.Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang

bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada

penerima pelayanan.

14.Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

C. Ker angka Ber fikir

Berdasarkan landasan teori diatas, maka peneliti mengoperasikan pengukuran

menggunakan satu variable yaitu kualitas pelayanan listrik prabayar yang diukur

Gambar

Gambar 1.1 Contoh token / voucher listrik
Gambar 1.2 Contoh meteran listrik digital
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

keterangan terdakwa dalam persidangan pengadilan tidak dapat digunakan sebagai alat bukti, justru keterangan terdakwa (tersangka), di tingkat penyidikanlah (BAP) yang

Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara ukuran perusahaan dengan variabel perataan laba berpengaruh positif, namun tidak signifikan terhadap

Tujuan penelitian Untuk mengetahui efektifitas penerapan pendekatan CL versi STAD dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika peserta didik kelas

Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan Bidan mempunyai tugas penting

Sebagai kegiatan-dalam, kecakapan hidup berkaitan dengan apa yang sedang berlangsung dalam diri seseorang, yaitu bagaimana seseorang berpikir atau keterampilan berpikir,

Malang: LPIU DUE- Like Universitas Negeri Malang Program Studi Bimbingan dan Konseling.. Modul Manajemen dan Organisasi Bimbingan dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap prestasi kerja pegawai RSUD dr.Murjani di Sampit. Populasi adalah pegawai RSUD dr.

test dengan post test 1 antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (p=0.09). Rerata peningkatan sikap respon- den dari pre test ke post test 2 pada kelom-