• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Tingkat Kepuasan Pelayanan Listrik Pintar (Prabayar) Dengan Listrik Konfensioal (Pascabayar) pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Ranting Medan Sunggal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbedaan Tingkat Kepuasan Pelayanan Listrik Pintar (Prabayar) Dengan Listrik Konfensioal (Pascabayar) pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Ranting Medan Sunggal"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

Perbedaan Tingkat Kepuasan Pelayanan Listrik Pintar (Prabayar)

Dengan Listrik Konfensioal (Pascabayar) pada PT. PLN (Persero)

Wilayah Sumatra Utara Ranting Medan Sunggal

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik DISUSUN OLEH :

ALI AKBAR SIGALINGGING

090903016

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAKS

Perbedaan Tingkat Kepuasan Pelayanan Listrik Pintar (Prabayar) Dengan Listrik Konfensioal (Pascabayar) pada PT. PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara Ranting Medan Sunggal Nama : Ali Akbar Sigalingging Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Rasudyn Ginting M.Si

Listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk berbagai aktifitas manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi kedepannya. Listrik menjadikan manusia ketergantungan akan keberadaannya, tidak dapat dipungkiri bahwa listrik merupakan tenaga yang dibutuhkan manusia dalam segala hal yang mendukung aktifitas manusia. Adapun akhirnya peran dari pemerintah dalam penyediaan listrik bagi masyarakat luas. Tidak heran jika pemerintah menguasai kepentingan listrik dalam bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk dapat mengaturnya dengan baik untuk kepentingan bersama agar tidak terjadi monopoli dalam kepentingan ini. Suatu perusahaan besar sebagai penyedia listrik untuk masyarakat adalah PT. PLN, dimana perusahaan listrik milik negara ini telah banyak memberikan kontribusi yang besar dalam memasok kebutuhan listrik untuk masyarakat

PT. PLN (persero) menyadari kebutuhan listrik masyarakat yang semakin ketergantungan akan adanya tenaga listrik, dengan terus melakukan berbagai kajian untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan menawarkan berbagai program layanan. Seiring berjalannya waktu dan untuk mengembangkan pelayanan suatu perusahaan maka dibuatlah suatu inovasi demi mempertahankan eksistensi dan juga untuk kemajuan serta pengembangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bentuk inovasi yang diciptakan oleh PT. PLN adalah dengan mengeluarkan program listrik pintar (prabayar). Setiap penggunaan listrik PLN, tentunya mempunyai harapan khususnya dalam pelayanan administrasi maupun listrik. Masyarakat tentu menginginkan supaya kontinuitas dan kualitas pelayanan listrik PLN dapat dijamin. Namun dalam operasional pelayanan tidak dapat dihindari terjadinya kesalahan administrasi maupun gangguan teknis. Hal semacam inilah yang dapat menimbulkan ketidakpuasan pelanggan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya Perbedaan Tingkat Kepuasan Pelayanan Listrik Pintar (Prabayar) Dengan Listrik Konfensioal (Pascabayar) pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Ranting Medan Sunggal. Dalam penelitian ini akan tampak perbedaan tingkat kepuasan pelayanan listrik pintar

Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa adanya perbedaan tingkat tingkat kepuasan pelanggan PT. PLN (persero) Medan Sunggal.

Kata kunci : Perbedaan Tingkat Kepuasan

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis hadiratkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang melimpah, serta kesehatan dan mampuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Perbedaan Tingkat Kepuasan Pelayanan Listrik Pintar (Prabayar) Dengan Listrik Konfensioal (Pascabayar) pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Ranting Medan Sunggal ”

Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan di Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, dalam memperoleh gelar sarjana ilmu administrasi negara. Semoga rahmat dan karunia dari Allah SWT selalu mengalir dan menyertai penulis dalam menyempurnakan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk ide atau gagasan, moral, maupun materi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

(4)

3. Ibu Dra, Elita Dewi, M.Sp, selaku sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara 4. Bapak Rasudyn Ginting M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

membantu dan memberikan masukan serta dukungan dan semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skirpsi ini.

5. Dosen-Dosen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing penulis dari awal hingga akhir perkuliahan, dan saya berharap bimbingan Bapak/Ibu akan tetap selalu tercurahkan kepada saya.

6. Kepada Kak Mega dan Kak Dian terimakasih telah banyak membantu penulis dalam urusan administrasi di kampus.

7. Terkhusus dan teristimewa, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kedua orang tua penulis, Bapak Accen Sigalingging dan Ibu Lentina Habeahan yang selama ini telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang, mendidik dan mengajari penulis, semoga Allah SWT membalasnya. Kepada kakak dan adikku yang kusayang terima kasih buat semua motifasnya.

8. Bapak syamsri Angkat yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian di kantor PT. PLN perseroMedan Sunggal.

(5)

10.Kepada sahabat-sahabat ku Rizal Mahfud, Fakar, Radi, Yoga, Rizky, Yakin, Ganda tetap semangat teman, mari kita raih cita-cita kita semua.

11. Kepada teman-teman seperjuangan, Rio Calvary, Jaka P, Benny Sianturi, Bontor Tambunan, yg tidak dapat saya sebut satu persatu yang telah memotivasi, dan kawan berbagi dikala jenuh dan rasa bosan melanda dan menjadi keluarga baru penulis di Departemen Administrasi Negara.

12.Kelompok magang Desa Celawan (Ulfa Anastasya, odong, rintin, dwi, Mahfud, Lia, Ade, Silvana , Muty) yang selalu saling memotivasi dan menjadi keluarga baru di AN.

13.Teman-Teman AN’09 yang tidak dapat disebut satu per satu. Terima kasih sudah membagi banyak cerita selama masa perkuliahan kita. Semoga kita selalu menjadi keluarga yang tidak pernah putus.

14.Dan kepada Bapak/Ibu kos ku bapak R.A sitepu dan Buk Fitri terimakasih telah menjadi pengganti kedua orang tua penulis selama masa perkuliahan, dan telah memberikan nasihat-nasihat terhadap penulis.

15.Kepada kak liza dan bang rahmad terima kasih telah menjadi teman sharing selama ini, tempat curhat, serta telah banyk mengajari penulis dalam menghadapi dan menyikapi sesuatu permasalahan

(6)

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang bermanfaat demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita bersama.

Terima kasih.

Medan, Oktober 2013

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Daftar isi ………..……… i

Abstrak ………...……….…… iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………...………. 1

B. Peumusan Masalah………..…….……….... 5

C. Tujuan Penelitiian……….………… 5

D. Manfaat Penelitian………... 6

E. Kerangka Teori……….… 6

1. Pelayanan Publik ………..………... 7

a. Pengertian Pelayanan Publik………...………... 7

b. Asas-Asas Pelayanan Publik………..…...………..…….... 8

c. Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik………..…...………...…..………. 9

d. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik……….……... 11

e. Kelompok Pelayanan Publik………...…….……..… 13

2. Kepuasan Pelaggan/Masyarakat……...……..………...… 13

3. Listrik pintar (prabayar)………...…... 15

4. listrik konfensional pascabayar……….…….. 16

5. PT. PLN Persero ………..……….…... 17

a. Landasan Hukum Kegiatan Online PT PLN (Persero )………….……… 17

b. Hak Dan Kewajiban PT PLN (Persero)……….. 18

(8)

6. Hipotesis………...… 20

7. Kerangka Konsep………...…. 21

8. Defenisi Konsep……….………... 23

9. Sistematika Penulisan………... 24

BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian………..………...…. 26

B. Lokasi Penelitian……….……….….……...……... 26

C. Populasi dan Sampel…….….……….…... 27

1. Populasi………...………….. 27

2. Sampel………...……….... 27

D. Tekhnik Pengumpulan Data…………..………..……….……. 28

E. Tekhnik Penentuan Skor……..………...….……… 29

F. Jenis Dan Sumber Data……….……. 31

G. Tekhnik Analisis Data……….……….………... 31

H. Uji Validitas Dan Reliabilitas.………...… 32

1. Uji validitas………...……...…. 32

2. Uji reabilitas………...…………...…… 33

I. Pengujian Hipotesis………...…. 33

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Kota Medan………...………..……….…….. 35

1. Gambaran Umum Kota Medan………...…... 35

(9)

B. Gambaran Umum PT. PLN Persero……….... 38

1. Sejarah PT. PLN (persero) ……….…………... 38

2. Visi PT. PLN (persero) ………..………….…. 40

3. Misi PT. PLN (persero) ……….… 40

4. Moto PT. PLN Persero………... 40

5. Tujuan PT. PLN Persero………..….…….… 40

6. Usaha yang dilakukan PLN untuk mencapai tujuan………...…. 41

7. Perlindungan Terhadap Pelanggan………....… 42

8. Kegiatan PT. PLN (persero) ………...….………..… 42

9. Nilai-nilai PT. PLN (persero)………....….… 46

10. Fasilitas Penyediaan Tenaga Listrik PLN………...…………..…. 48

C. Struktur Organisasi Perusahaan………..………...… 49

D. Job Description………..……. 52

BAB IV PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Hasil Penelitian……….…… 64

B. Identitas Responden………..……… 65

1. Prabayar………..………. 65

2. Pascabayar………..………. 69

C. Distribusi Jawaban Responden atas Variabel Penelitian……….…… 74

1. Distribusi Jawaban Responden atas Variabel X (Prabayar) ……… 74

2. Distribusi Jawaban Responden atas Variabel X2 (Pascabayar) ……… 80

BAB V ANALISA DATA A. Hasil penelitian………. 85

1. Uji Validitas Dan Reabilitas………... 85

a. Uji Validitas ………...…... 85

b. Uji Reliabilitas………...……….... 87

B. Analisis Data Univariat………...…….. 88

1. Tingkat Kepuasan Pelayanan Listrik Pintar (Prabayar) ………... 88

2. Tingkat Kepuasan Listrik Konfensioal (Pascabayar) …………..……….….… 88

(10)

1. Perbedaan Tingkat Kepuasan Pelayanan Listrik Pintar (Prabayar) Dengan Listrik Konfensioal (Pascabayar) pada PT. PLN (Persero)

Wilayah Sumatra Utara Ranting Medan Sunggal……….. 89

D. Pembahasan ……….………. 90

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan………. 90

B. Saran……….….. 91

(11)

ABSTRAKS

Perbedaan Tingkat Kepuasan Pelayanan Listrik Pintar (Prabayar) Dengan Listrik Konfensioal (Pascabayar) pada PT. PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara Ranting Medan Sunggal Nama : Ali Akbar Sigalingging Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Rasudyn Ginting M.Si

Listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk berbagai aktifitas manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi kedepannya. Listrik menjadikan manusia ketergantungan akan keberadaannya, tidak dapat dipungkiri bahwa listrik merupakan tenaga yang dibutuhkan manusia dalam segala hal yang mendukung aktifitas manusia. Adapun akhirnya peran dari pemerintah dalam penyediaan listrik bagi masyarakat luas. Tidak heran jika pemerintah menguasai kepentingan listrik dalam bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk dapat mengaturnya dengan baik untuk kepentingan bersama agar tidak terjadi monopoli dalam kepentingan ini. Suatu perusahaan besar sebagai penyedia listrik untuk masyarakat adalah PT. PLN, dimana perusahaan listrik milik negara ini telah banyak memberikan kontribusi yang besar dalam memasok kebutuhan listrik untuk masyarakat

PT. PLN (persero) menyadari kebutuhan listrik masyarakat yang semakin ketergantungan akan adanya tenaga listrik, dengan terus melakukan berbagai kajian untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan menawarkan berbagai program layanan. Seiring berjalannya waktu dan untuk mengembangkan pelayanan suatu perusahaan maka dibuatlah suatu inovasi demi mempertahankan eksistensi dan juga untuk kemajuan serta pengembangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bentuk inovasi yang diciptakan oleh PT. PLN adalah dengan mengeluarkan program listrik pintar (prabayar). Setiap penggunaan listrik PLN, tentunya mempunyai harapan khususnya dalam pelayanan administrasi maupun listrik. Masyarakat tentu menginginkan supaya kontinuitas dan kualitas pelayanan listrik PLN dapat dijamin. Namun dalam operasional pelayanan tidak dapat dihindari terjadinya kesalahan administrasi maupun gangguan teknis. Hal semacam inilah yang dapat menimbulkan ketidakpuasan pelanggan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya Perbedaan Tingkat Kepuasan Pelayanan Listrik Pintar (Prabayar) Dengan Listrik Konfensioal (Pascabayar) pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Ranting Medan Sunggal. Dalam penelitian ini akan tampak perbedaan tingkat kepuasan pelayanan listrik pintar

Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa adanya perbedaan tingkat tingkat kepuasan pelanggan PT. PLN (persero) Medan Sunggal.

Kata kunci : Perbedaan Tingkat Kepuasan

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Listrik telah menjadi kebutuhan yang mendasar untuk berbagai aktifitas manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi kedepannya. Listrik menjadikan manusia ketergantungan akan keberadaannya, tidak dapat dipungkiri bahwa listrik merupakan tenaga yang dibutuhkan manusia dalam segala hal yang mendukung aktifitas manusia. Adapun akhirnya peran dari pemerintah dalam penyediaan listrik bagi masyarakat luas. Tidak heran jika pemerintah menguasai kepentingan listrik dalam bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk dapat mengaturnya dengan baik untuk kepentingan bersama agar tidak terjadi monopoli dalam kepentingan ini. Suatu perusahaan besar sebagai penyedia listrik untuk masyarakat adalah PT. PLN, dimana perusahaan listrik milik negara ini telah banyak memberikan kontribusi yang besar dalam memasok kebutuhan listrik untuk masyarakat. Selaku perusahaan milik negara yang menangani masalah kepentingan listrik di Indonesia, yang memberikan jumlah pasokan listrik kepada masyarakat dalam jumlah yang sangat besar. Tentunya PT. PLN memberikan pelayanan sebagai upaya pasti dalam memberikan public service yang maksimal untuk kepentingan dan kemajuan bangsa.

(13)

mempunyai harapan khususnya dalam pelayanan administrasi maupun listrik. Masyarakat tentu menginginkan supaya kontinuitas dan kualitas pelayanan listrik PLN dapat dijamin. Namun dalam operasional pelayanan tidak dapat dihindari terjadinya kesalahan administrasi maupun gangguan teknis. Hal semacam inilah yang dapat menimbulkan ketidakpuasan pelanggan. Pelayanan pada hakekatnya merupakan serangkaian kegiatan karena itu ia merupakan proses sebagai proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat. Menurut Soegiarto (2002:36) pelayanan diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang tingkatan pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun dilayani. Menurut Fred Luthans dalam Moenir (2006: 16-17), pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung. Dengan arti luas proses menyangkut segala usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka pencapaian tujuan. Menurut Sadu W. (2003: 4), pelayanan umum adalah pemberian jasa baik oleh Pemerintah publik swasta atas nama Pemerintah ataupun pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

(14)

Bentuk inovasi yang diciptakan oleh PT. PLN adalah dengan mengeluarkan program listrik pintar. Listrik pintar adalah inovasi layanan dari PLN yang mulai disosialisasikan sejak tahun 2008 namun baru resmi diluncurkan pada tahun 2009. Selama ini pelanggan PLN mendapat layanan listrik pascabayar, yaitu pelanggan menggunakan energi listrik dulu dan membayar belakangan, pada bulan berikutnya. Setiap bulan PLN harus mencatat meter, menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar pelanggan, melakukan penagihan kepada pelanggan yang terlambat atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen terlambat atau tidak membayar rekening listrik setelah waktu tertentu, mekanisme tersebut di atas tidak dilaksanakan pada sistem listrik pintar (prabayar).

(15)

penggunaan listrik. Penggunaan listrik yang cenderung terlewatkan oleh para konsumennya yang notabene adalah masyarakat luas, sehingga penggunaan listrik terkadang memakan biaya yang tidak sedikit untuk konsumsi rumah ataupun usaha.

Sistem kWh meter prabayar berbeda bila dibandingkan kWh meter yang biasa dipakai selama ini (pascabayar), terbuat dari meter elektronik dipasang di pelanggan yang digunakan untuk mengukur pemakaian listrik pelanggan dan memantau serta mengontrolnya. Meteran ini mempunyai beberapa fungsi atau fitur antara lain, sebagai berikut: Mempunyai no seri unik sesuai dengan STS (Standart Transfer Specification) kontraktor untuk menghubungkan atau memutuskan koneksi listriknya. Low credit warning (visual dan audible) Memiliki memori yang tidak terhapuskan Non volatile memory pada display LCD dapat ditampilkan sisa kredit kWh, daya yang dipakai,status kontraktor, jumlah kWh yang dipakai sejak dipasang, informasi baik saat menerima token serta informasi lain. (Sumber :www.pln.co.id ).

Meski demikian adanya inovasi baru yang dilakukan PT.PLN (Persero) dalam memberikan pelayanan yang prima, namun masih banyak masyarakat yang tetap menggunakan listrik konvensional (pascabayar) dan tidak beralih kepada listrik pintar (prabayar) yang merupakan inovasi baru yang di tawarkan oleh PT. PLN (Persero), dimana inovasi ini dinyatakan lebih menguntungkan tidak hanya kepada pelanggan yang menggunakan listrik pintar (prabayar) namun juga kepada PT. PLN (Persero) itu sediri.

(16)

dalam menyelesaikan penanganan keluhan dari pelanggan terutama dengan inovasi baru yang diluncurkan dan belum banyak diketahui oleh masyarakat luas.

Berdasarkan fenomena diatas peneliti ingin membahas tetang kebijakan program yang di luncurkan oleh PT. PLN dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat. Sehingga dapat ditentukan judul penelitian yaitu ”Perbedaan Tingkat Kepuasan Pelayanan Listrik Pintar (Prabayar) Dengan Listrik Konfensioal (Pascabayar) pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Ranting Medan Sunggal ”

B. Perumusan Masalah

Dengan adanya latar belakang serta uraian permasalahan diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana perbandingan antara tingkat kepuasan pelanggan listrik pintar (prabayar) dengan listrik konfensional (pascabayar) pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Ranting Medan Sunggal?”

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentunya mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan.

(17)

dengan listrik konfensional (pascabayar) pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Ranting Medan Sunggal?”

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Secara ilmiah, untuk menambah khasanah ilmiah dan sumbangan bagi pengembangan teori-teori dalam ilmu Administrasi Negara khususnya dalam kaitannya dengan perbandingan tingkat kepuasan pelanggan listrik pintar (prabayar) dengan listrik konfensional (pascabayar) pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara Ranting Medan Sunggal.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara.

3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau sumbangan pemikiran bagi PT PLN (Persero) Wilyah Sumatra Utara, Ranting Medan Sunggal.

E. Kerangka Teori

(18)

berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilihnya. Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel, atau pokok masalah yang ada dalam penelitian. (Arikunto. 2002:92).

Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian. Kerangka teori diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti. Tujuan perusahaan dapat di capai melalui upaya memuaskan pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan tidak semata-mata hanya menekankan pada aspek transaksi namun justru lebih berfokus pada aspek relasional.

1. Pelayanan Publik

a. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan adalah serangkaian kegiatan karena merupakan suatu proses, sebagai proses pelayanan langsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat. Menurut Saiful (2008 : 3) menjelaskan yang dimaksud pelayanan publik (public service) adalah suatu pelayanan atau pemberian terhadap masyarakat yang berupa fasilitas-fasilitas umum, baik jasa maupun non jasa yang dilakukan oleh organisasi public dalam hal ini adalah suatu pemerintahan.

(19)

orang lain ”. Dari pengertian itu dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan suatu kegiatan yang berorientasi kepada konsumen, dengan tujuan memberikan manfaat kepada pihak lain yang dilakukan dengan jalan menyelenggarakan jasa perorangan tertentu, misalnya jasa Pengacara, Konsultan, Perbankan, Dokter dan lain sebagai.

Selanjutnya menurut Kotler (1995:548) jasa/pelayanan adalah “ setiap tinda-kan atau kegiatan yang dapat ditawartinda-kan oleh suatu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Berdasarkan pengertian-pengertian dari atas maka jasa/pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, tidak dapat dirasakan dari pada dimiliki, konsumen lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.

b. Asas-Asas Pelayanan Publik 1. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas.

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kondisional

(20)

4. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, dan agama, golongan, gender dan status ekonomi.

6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

c. Bentuk- Bentuk Pelayanan Publik

Menurut Moenir (2010 : 190) bentuk pelayanan public itu terdiri dari 3 macam yaitu :

1. Layanan dengan lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang hubungan masyarakat (humas), di bidang layanan informasi dan di bidang-bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan.

Agar pelayanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat yang harus dipenhi oleh pelaku layanan, yaitu :

(21)

b) Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuatu

c) Bertingkah laku sopan dan santun

d) Meski dalam keadaan sepi, tidak berbincang dan bercanda dengan sesama pegawai, karena menimbulkan kesan tidak displin dan melalaikan tugas. 2. Layanan melalui tulisan

Layanan melalui tulisan ini merupakan jenis pelayanan dengan membrikan penjelasan melalui tulisan di dalam pengelolaan masalah masyarakat, pelayanan dalam bentuk ini terdiri dari dua jenis yaitu :

a) Pelayanan yang berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan kepada oarng-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi atau lembaga.

b) Pelayanan yang berupa reaksi tertulis atau permohonan, laporan, keluhan, pemberian/ pelayanan, pemberitahuan dan lain sebagainya.

3. Layanan berbentuk perbuatan

(22)

Disini factor kecepatan dalam pelayanan (pengerjaan) menjadi dambaan setiap orang, disertai dengan kualitas hasil yang memadai.

d. Prinsip- Prinsip Pelayanan Publik

Di dalam keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatut Negara No 63 tahun 2003 disebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa indikator :

1. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit- belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan

Kejelasan ini mencakup dalam hal :

a) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik

b) Unit kerja/ pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan/ sengketa dalam pelaksanaan pelayanan public

c) Rincian biaya pelayanan public dan tata cara pembayaran 3. Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaiakn dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

4. Akurasi

(23)

5. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.

6. Tanggung jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).

8. Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika. 9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ihklas.

10.Kenyamanan

(24)

e) Kelompok Pelayanan Publik

1. Kelompok Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokument-dokumen ini antara lain Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte Kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat Kepemilikan/ Pengusaan Tanah dan sebagainya.

2. Kelompok pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/ jenis yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telpon, penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.

3. Kelompok Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya.

2. Kepuasan Pelanggan/ Masyarakat

(25)

Hal ini didukung oleh pernyataan Hoffman dan Beteson (1997, p.270), yaitu : ”weithout custumers, the service firm has no reason to exist”. Definisi kepuasan masyarakat menurut Mowen (1995, p.511): ”Costumers satisfaction is defined as the overall attitudes regarding goods or services after its acquisition and uses”. Oleh karena itu, badan usaha harus dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga mencapai kepuasan masyarakat dan lebih jauh lagi kedepannya dapat dicapai kesetiaan masyarakat. Sebab, bila tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat sehingga menyebabkan ketidakpuasan masyarakat mengakibatkan kesetiaan masyarakat akan suatu produk menjadi luntur dan beralih ke produk atau layanan yang disediakan oleh badan usaha yang lain.

Menurut Mendelsohn (1998, p.42) ada 2 keuntungan bagi badan usaha dengan adanya kepuasan masyarakat, yaitu :

”First, retaining customers is less expensive than acquiring new ones. Second, increasing competition in the form of product, organizations, and distributing outlets means fierce pressure for costumers. And costumners satisfaction is viable strategy to maintain market share against the competitions”. Untuk mengukur kepuasan masyarakat digunakan atribut yang berisi tentang bagaimana masyarakat menilai suatu produk atau layanan yang ditinjau dari sudut pandang pelanggan.

Menurut Dulka, kepuasan masyarakat dapat diukur melalui atribut-atribut pembentuk kepuasan yang terdiri atas :

(26)

b. Product value adalah penilaian dari kualitas produk atau layanan yangdihasilkan suatu badan usaha.

c. Product benefit adalah manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkosumsi produk yang dihasilkan oleh badan usaha.

d. Product feature adalah ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang mendukung fungsi dasar dari suatu produk sehingga berbeda dengan produk yang ditawarkan pesaing.

e. Product design adalah proses untuk merancang tampilan dan fungsi produk. f. Product reliability and consistency adalah kekakuratan dan keandalan produk

yang dihasilkan oleh suatu badan usaha.

g. Range of product ar services adalah macam dari produk atau layanan yang ditawarkan oleh suatu badan usaha.

3. Listrik Pintar (Prabayar)

Listrik prabayar merupakan cara pembelian dimana pelanggan membayar terlebih dahulu baru kemudian menikmati aliran listrik, berupa voucher isi ulang yang telah tersedia di ribuan loker-loket yang tersebar di seluruh Indonesia, voucher listrik prabayar/stroom ini diharap mampu menjangkau lebih luas masyarakat melalui kemitraan dengan Bank, PT.Pos Indonesia dan mitra pihak ketiga lainnya. Layanan listrik prabayar ini menggunakan alat khusus yang berbeda dengan layanan listrik pasca bayar/ biasa. Alat khusus ini dinamakan KWH meter (meteran listrik) prabayar, atau lebih dikenal sebagai meter prabayar.

(27)

kepada pelanggannya agar dapat mengendalikan pemakaian listriknya sesuai dengan kebutuhan dan bagi pelanggan pasang baru maupun yang migrasi dari pasca bayar dapat dengan mudah mengajukan pemasangan listrik prabayar cukup dengan menghubungi kantor pelayanan PLN terdekat, melengkapi surat-surat permohonan, dan jika hasil survey lokasi tidak ada masalah, maka dengan segera PLN dapat melakukan pemasangan.

Manfaat dari program listrik prabyar ini yaitu pelanggan dengan mudah dapat memantau pemakaian listriknya setiap saat, pelanggan dapat mendisiplikan diri sendiri untuk menggunakan listrik sesuai dengan anggaran belanja, selain itu pelanggan dengan mudah dapat mengendalikan pemakaian dan biaya listriknya sehingga terhindar dari pemborosan, pelanggan juga perlu terikat dengan jadwal pembayaran listrik bulanan karena pada KWH dapat ditambah berapa saja dan kapan saja sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan. Melakukan kontrol penggunaan listrik, merubah prilaku hemat energy dan juga adanya privacy (tidak perlu mencatat meter/bulan)

4. Listrik Konfensional (Pascabayar)

(28)

pembacaan, pencatatan dan perekaman angka kedudukan meter alat ukur meter kWh, meter kVArh, meter KVA maksimal pada setiap pelanggan serta pembacaan dan pencatatan petunjuk saklat waktu. Setelah itu maka data meter yang telah di catat dan dikirim kepada fungsi pembuatan rekening, lalu dilakukan pemeriksaan hasil pembacaan meter dan perbaikan kesalahan pembaca meter, melakukan laporan sesuai bidangnya dan nantinya akan diterbitkannya rekening listrik hasil pemakaian listrik pada setiap bulannya,dan dilakukan pembayaran di akhir kepada PT PLN sesuai dengan pemakaian listrik yang digunakan oleh pelanggan.

5. PT. PLN (Persero)

Pada tahun 1972 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) di tetapkan sebagai peruahaan umum Listrik Negara dan sebagai pemegang kuasa ketenaga listrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.

(29)

a. Landasan Hukum Kegiatan Online PT PLN (Persero)

Dengan melakukan kegiatan online PT PLN (Persero) sebagai badan usaha yang banyak melibatkan perusahaan Negara lainnya memiliki beberapa landasan hukum diantranya:

1) Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 dan Nomor 7 tahun 1998 tentang perbankan (pasal 1 butir 2).

2) Keputusan direksi PT PLN (Perseo) No. 021.K/0599/DIR/1995 tanggal 23 Mei 1995 Tentang Pedoman dan petunjuk tata usaha pelanggan

3) Edaran Direksi PT.PLN (persero) No.010.E/021/DIR/2002 tanggal 29 juni 1984 Tentang penyelenggaraan Bank,PT.Pos Indonesia dan mitra dibawahnya.

b. Hak Dan Kewajiban PT PLN (Persero) 1) Hak PT PLN (Persero)

a) Melakukan pemadaman dan penghentian penyaluran tenaga listrik dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, pemeriksaaan, perbaikan, perluasan dan rehabilitasi instalasi peralatan listrik PT PLN (persero).

b) Melintasi tanah dan bangunan milik pelanggan untuk melakukan: - Penyambungan baru atau tambah daya.

- Pekerjaan pemeliharaan, pemeriksaan, perbaikan, perluasan dan rehabilitasi instalasi peralatan listrik milik PT PLN (persero).

(30)

- Penebangan atau pemotongan tumbuh-tumbuhan milik pelanggan di lokasi manapun yang menurut PT PLN (persero) membahayakan kelangsungan penyaluran tenaga listrik atau keselamatan umum.

c) Menolak atau menyetujui permohonan pemindahan tiang listrik dan peralatan pendukung lainnya milik pelanggan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Kewajiban PT PLN (Persero)

a) Menyediakan APP setelah pelanggan memenuhi persyaratan penyambungan. b) Menyediakan tenagan listrik secara berkesinambungan sesuai dengan tingkat

mutu pelayanan (TMP) PT PLN (Persero).

c) Melakukan perbaikan pada sambungan tenaga listrik dan penggantian APP pelayanan apabila terjadi kerusakan.

d) Memberikan pelayanan dan informasi atas keluhan atau gangguan listrik.

c. Hak dan Kewajiban Pelanggan 1) Hak pelanggan Listrik

a) Meminta pelayanan sesuai tingkat mutu pelayaanan (TMP) yang ditetapkan PT PLN (Persero)

b) Menerima retribusi dari PT PLN (Persero) akibat todak terpenuhinya TMP sesuai dengan ketentuan yang berlaku

(31)

d) Menanyakan kartu identitas atau surat perintah kerja yang membuktikan bekerja untuk PT PLN (Persero) kepada siapapun juga yang akan melakukan tindakan mengatasnamakan kepentingingan PT PLN (Persero) dan menolak kedatangan PTPLN (Persero) tanpa kartu identitas atau surat perintah

e) Mendapat informasi dan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tenaga listrik.

2) Kewajiban Pelanggan Listrik

a) Menyetujui ketentuan penempatan APP milik PT PLN (Persero) sedemikian rupa sehingga aman dan mudah untuk diperiksa PT PLN (Persero)

b) Menjaga APP dan perlengkapan milik PLN (Persero)

c) Memeriksa Surat Tugas dan identitas petugas P2TL pelayanan teknik, pelayanan gangguan, pemutusan dan penyambungan PT PLN (Persero)

d) Mengijinkan PT PLN (Persero) memasang instalasi listrik antara lain tiang listrik dan peralatan pendukung lainnya dihalaman rumah atau bangunan pelanggan guna memberikan sambungan listrik kepada bangunan lain

e) Membayar ganti rugi APP yang hilang atau rusak akibat kelalaian atau kesengajaan pelanggan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

f) Membayar tagihan susulan akibat ditemukannya pelanggaran pemakaian tenaga listrik tidak terukur secara penuh akibat peralatan pengukuran bekerja tidak normal bukan dikarenakan kesalahn PT PLN (Persero).

(32)

atau peralatan pendukung lainnya atas persetujuan PT PLN (Persero) h) Mematuhi segala ketentuan yang berlaku di PT PLN (Persero)

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan memberikan alur untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti. Pembuktian dari hipotesa tersebut memerlukan teori yang didukung oleh data dan fakta yang jelas. Berdasarkan masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesa sebagai berikut:

1. Ha : Terdapat perbedaan tingkat kepuasan antara pelanggan listrik pintar (prabayar) dengan listrik konfensional (pascabayar) pada PT.PLN (Persero) wilayah Sumatra Utara ranting Medan Sunggal.

2. Ho: Tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan antara pelanggan listrik pintar (prabayar) dengan listrik konfensional (pascabayar) pada PT.PLN (Persero) wilayah Sumatra Utara ranting Medan Sunggal.

G. Kerangka Konsep

(33)

Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Tingkat kepuasan pelanggan/ masyarakat dapat diukur melalui atribut-atribut pembentuk kepuasan yang terdiri atas :

a. Hubungan antara harga yang ditetapkan oleh badan usaha untuk dibayar dengan nilai/manfaat yang diperoleh masyarat.

b. penilaian dari kualitas produk atau layanan yangdihasilkan suatu badan usaha.

c. manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkosu msiproduk yang dihasilkan oleh badan usaha.

d. ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang mendukung fungsi dasar dari suatu produk sehingga berbeda dengan produk yang ditawarkan pesaing.

e. proses untuk merancang tampilan dan fungsi produk.

f. kekakuratan dan keandalan produk yang dihasilkan oleh suatu badan usaha.

g. macam dari produk atau layanan yang ditawarkan oleh suatu badan usaha. 2. Listrik pintar/listrik prabayar merupakan cara pembelian dimana pelanggan

(34)

3. Listrik konfensional/listrik pasca bayar adalah transaksi pemakaian tenaga listrik yang menggunakan meteran elektronik pasca bayar dengan cara pembayaran di akhir. Pelanggan listrik pasca bayar menggunakan sejumlah arus listrik yang diperlukan serta digunakan oleh pelanggan layanan listrik pasca bayar, di hitung dengan menggunakan meteran elektronik pasca bayar. Dan pada setiap bulannya dilakukan pembacaan meter yang berfungsi dalam pelaksanaan,persiapan,dan pengendalian dalam kegiatan pembacaan, pencatatan dan perekaman angka kedudukan meter alat ukur meter kWh, meter kVArh, meter KVA maksimal pada setiap pelanggan serta pembacaan dan pencatatan petunjuk saklat waktu.

G. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variable sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja sebagai pendukung untuk dianalisa ke dalam variable-variabel tersebut (Singarimbun, 1989: 46).

Variabel X1

1. Bagaimana mengukur tingkat kepuasan masyarakat pengguna listrik pintar/prabayar.

2. Apakah pengguna listrik prabayar telah merasa puas akan layanan yang di berikan kepada pelanggan listrik prabayar.

(35)

Variabel X2

1. Bagaimana mengukur tingkat kepuasan masyarakat pengguna listrik konfensional/pascabayar.

2. Apakah pengguna listrik pascabayar telah merasa puas akan layanan yang di berikan kepada pelanggan listrik pascabayar.

3. Sejauhmana perbedaan tingkat kepuasan pelayanan listrik pascabayar dengan listrik prabayar.

H. Sistematika Penulisan

Penulis menyusun skripsi ini dengan menggunakan sistematika yang sederhana dengan maksud agar lebih mudah menerangkan segala permasalahan agar menjadi terarah pada sasaran permasalahan.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari desain dan teknik penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis, definisi operasional variabel, data dan teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, dan metode analisis data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum mengenai lokasi dimana penelitian dilaksanakan.

(36)

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisis

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini memuat analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian dan memberikan interpretasi atas masalah permasalahn yang diteliti.

BAB VI : PENUTUP

Penutup berisi kesimpulan dari serangkaian pembahasan skripsi, keterbatasan penelitian, dan saran yang perlu untuk disampaikan baik untuk subyek penelitian maupun bagi penelitian selanjutnya.

(37)

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Metode penelitian ini merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegiatan tertentu. Ini berarti untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian haruslah berlandaskan keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Untuk memperoleh semunaya itu maka, dalam bab ini penulis akan menjabarkan metode yang akan digunakan untuk memperoleh data penelitian yang valid.

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode korelasional dengan menggunakan analisa data kuantitataif dan menggunakan rumus statistik. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variable (Arikuonto,2005:247). Selain itu untuk membantu menganalisis data dan fakta yang diperoleh dari lapangan. Dasar penelitian ini adalah survey, yaitu pembagian kuesioner kepada responden yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hal yang berhubungan denga penelitin guna memperoleh data yang obyektif dan valid dalam rangka memecahkan permasalahan yang ada.

B. Lokasi Penelitian

(38)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2006:90) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diharapkan oeh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalm penelitian ini adalah pelanggan listrik PT PLN (Persero) Wilayah Sumatra Utara, Ranting Medan Sunggal. Namun dalam penelitian ini,tidak seluruh anggota populasi diambil, melainkan hanya sebagian dari populasi.

2. Sampel

Menurut Sugiono (2011), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pelanggan listrik PT. PLN (Persero) Ranting Medan Sunggal. Sampel penelitian di tarik dengan teknik aksidental, yaitu peneliti memilih siapa saja yang dianggap cocok sebagai sumber data.

(39)

Untuk menentukan jumlah sampel rumus yang digunakan adalah rumus Slovin dari Husein Umar (2004, hal. 78) yaitu:

2 e = Kelonggaran ketelitian

Catatan:

Kelonggaran ketelitian umumnya digunakan 1%(0,01), 5%(0,05), 10%(0,1).

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi. Untuk itu penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

a. Metode angket (kuesioner), yaitu pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban.

(40)

c. Metode observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan menelaah sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

a. Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian.

b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan daya yang diperoleh dari buku-buku, literature, internet, dan lain-lain yang berpotensi dan memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian.

E. Teknik Penentuan Skor

Teknik pengumpulan skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala ordinal untuk menilai jawaban kuisioner yang disebarkan kepada responden (Singarimbun, 1995:102) yang kemudian skala ordinal tersebut ditransformasikan lagi menjadi skala interval

(41)

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing alternatif apakah tergolong sangat memuaskan, memuaskan, kurang memuaskan atau bahkan tidak memuaskan, terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut:

Maka di peroleh: 9

Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variable dan sub-variabel yaitu:

KATEGORI NILAI Sangat Memuaskan 104-123

Memuaskan 84-103 Kurang Memuaskan 64—83

(42)

F. Jenis dan Sumber Data

Untuk menunjang kelengkapan pembahasan dalam penelitin ini, jenis dan sumber data yang digunakan adalah:

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu pengumpulan data dan informasi yang diperoleh melalui pencatatan dokumen-dokumen perusahaan dan dari industri terkait yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

G. Teknik Analisa Data

(43)

t =

(Purwanto, 2004:466) Dimana:

t : Nilai t-hitung

r : Nilai koefisien korelasi n : Jumlah data pengamatan

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Didalam bidang pengukuran dikenal dua konsep besar yang digunakan oleh peneliti sebagai syarat lanjutan agar instrumen-instrumen analisis lanjutan maupun dalam pengumpulan data bisa diterima, yaitu : Validitas dan Reliabilitas (Ferdinand, 2006). Penjelasan lebih lanjut mengenai dua konsep tersebut adalah sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Pada dasarnya kata valid memiliki makna yang bersinonim dengan kata “good”

dan validity mengandung arti ”to measure what should measured” (Ferdinand, 2006).

(44)

Dalam penelitian ini menggunakan content validity yang dapat menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang diukur (Ferdinand, 2006). Adapun kriteriapenilaian uji validitas adalah:

a. Apabila r hitung > r table, maka item kuesioner tersebut valid.

b. Apabila r hitung < r table, maka dapat dikatakan item kuesioner tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel. Menurut Ferdinand (2006) sebuah instrumen dan data yang dihasilkan disebut reliable atau terpercaya apabila instrumen tersebut secara konsisten memunculkan hasil yang sama setiap kali dilakukan pengukuran. Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabiltas kuesioner dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach, yaitu :

a. Apabila hasil koefisien Alpha > taraf signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliable.

(45)

I. Pengujian Hipotesis

Langkah-langkah pengujian hipotesis

H0 : b1 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat kepuasan pelanggan listrik prabayar dengan listrik pascabayar)

(46)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Kota Medan

1. Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dan menjadi kota terbesar serta ibukota provinsi. Secara geografis kota Medan terletak di antara 2 27'-2 47' Lintang Utara dan 98 35'-98 44' Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian Utara Propinsi Sumatera Utara dengan topografi kota Medan cenderung miring ke arah Utara dan berada pada ketinggian tempat 2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2 secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan dengan jumlah penduduk 1.899.327 jiwa

(47)

berada di kawasan yang masih termasuk wilayah dalam kota. Pelabuhan Belawan dapat dicapai hanya dalam waktu kurang dari satu jam lewat jalan bebas hambatan.

2. Kota Medan Dalam Dimensi Sejarah

(48)

Berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan Aceh. Perkembangan Kota Medan selanjutanya ditandai dengan perpindahan ibukota Residen Sumatera Timur dari Bengkalis menuju Medan, tahun 1887, sebelum akhirnya statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang Gubernur pada tahun 1915. Secara historis, perkembangan kota medan sejak awal memposisikannya menjadi jalur lalu lintas perdagangan. Posisinya yang terletak di dekat pertemuan Sungai Deli dan Babura, serta adanya Kebijakan Sultan Deli yang mengembangkan perkebunan tembakau dalam awal perkembanganya, telah mendorong berkembangnya Kota Medan sebagai Pusat Perdagangan (ekspor-impor) sejak masa lalu.

Keberadaan kota Medan tidak lepas dari peranan para pendatang asing yang datang ke Medan sebagai pedagang maupun lainnya, peranan Nienhuys sebagai pemilik modal perkebunan tembakau yang berkawasan di daerah Mareland telah menjadi cikalbakal pertumbuhan Medan. Nienhuys pada proses perkembangan perkebunan tembakau telah memindahkan pusat perdagangan tembakau miliknya ke daerah Medan Putri, yang pada saat sekarang ini dikenal dengan kawasan Gaharu. Proses perpindahan ini telah dapat menciptakan perkembangan cikal-bakal kota Medan seperti sekarang ini, sedang dijadikannya Medan menjadi ibukota dari Deli juga telah mendorong Medan berkembang menjadi pusat pemerintahan. Sampai saat ini, disamping merupakan salah satu daerah kota, juga sekaligus ibukota Sumatera Utara.

(49)

sebagai pusat pemerintahan kota Medan memiliki 21 daerah kecamatan dan 151 daerah kelurahan. http://id.wikipedia.org/wiki/Medan diakses pada 31 Mei 2013.

B. Gambaran Umum PT. PLN Persero 1. Sejarah PT. PLN Persero

Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia

mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang

pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.

Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan

Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara

Jepang di awal Perang Dunia II.

Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada

Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan

oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas

yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden

Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah

Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan

Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas

pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan

Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan

Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada

(50)

Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan

Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972,

sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN)

ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa

Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi

kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan

kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik,

maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik

bagi kepentingan umum hingga sekarang.

Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT PLN (Persero) Wilayah II, maka fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola oleh PT PLN (Persero) Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaannya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT PLN (Persero) Wilayah II berkonsentrasi pada bidang distribusi dan penjualan tenaga listrik. Pada Tahun 2003 PT PLN (Persero) Wilayah II berubah namanya menjadi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

(51)

2. Visi PT. PLN (persero)

Terwujudnya keharmonisan hubungan PT PLN (Persero) dengan masyarakat

sehingga akan menunjang keberhasilan kegiatan PT PLN (Persero) dalam

menyediakan tenaga listrik bagi masyarakat.

3. Misi PT. PLN (persero)

a. Membantu pengembangan kemampuan masyarakat agar dapat berperan dalam

pembangunan.

b. Berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan jalan

program Community Empowering.

c. Berperan aktif dalam mencerdaskan masyarakat melalui pendidikan.

d. Berperan aktif dalam mendorong tersedianya tenaga listrik untuk meningkatkan

kualitas hidup dengan jalan penggunaan listrik pada siang hari untuk industri

rumah tangga dan pengembangan desa mandiri energi.

e. Berperan aktif dalam menjaga kesinambungan lingkungan melalui pelestarian

alam.

4. Moto PT. PLN (persero)

(52)

5. Tujuan PT. PLN Persero:

a. Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

b. Mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai dengan tujuan untuk :

1)Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta peningkatan kegiatan ekonomi.

2)Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan penyediaan tenaga listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat.

c. Merintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik.

d. Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang menunjang penyediaan tenaga listrik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

6. Usaha Yang Dilakukan PLN Untuk Mencapai Tujuan :

a. Dengan mengindahkan prinsip-prinsip ekonomi dan jaminan terhadap keselamatan dan kekayaan Negara, PT. PLN Persero menyelenggarakan penyediaan tenaga listrik, yang meliputi tenaga pembangkitan, transmisi, dan distribusi sampai dengan titik pemakaian (pelanggan atau masyarakat).

(53)

c. Melakukan pekerjaan usaha penunjang penyediaan tenaga listrik.

Akhirnya dapat kita ketahui bahwa tujuan hadirnya PT. PLN Persero wilayah Sumatra Utara Area Medan ranting Medan Sunggal adalah sebagai wahana teknologi dan pemerataan pembangunan di segala bidang di Indonesia umumnya dan Kota Medan pada khususnya, mempunyai manfaat dan hakekat yang besar bagi kehidupan masyarakat dalam menunjang perekonomian masyarakat.

7. Perlindungan Terhadap Pelanggan

PT PLN (Persero) selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan listrik calon

pelanggan mulai dari kelas rumah tangga, usaha atau bisnis, industri dan umum.

Peningkatan kualitas layanan antara lain:

a. meningkatan mutu produk berupa keandalan pasokan listrik, tegangan dan

frekuensi listrik sesuai dengan standar yang ditetapkan termasuk kecukupan

pasokan listrik.

b. Peningkatan akurasi pencatatan meter pemakaian listrik kWh, kVARh.

(54)

8. Kegiatan PT. PLN (Persero)

Sesuai Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dan

berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, berikut adalah rangkaian kegiatan usaha

Perusahaan:

a. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakupi:

1) Pembangkitan tenaga listrik.

2) Penyaluran tenaga listrik.

3) Distribusi tenaga listrik.

4) Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik.

5) Pengembangan penyediaan tenaga listrik.

b. Menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang mencakup:

1) Konsultasi ketenagalistrikan.

2) Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan.

3) Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik.

c. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup:

1) Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumber energi

lainnya untuk kepentingan tenaga listrik.

2) Pemberian jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada

pembangkitan,transmisi, distribusi serta retail tenaga listrik.

3) Kegiatan perindustrian perangkat keras dan lunak di bidang ketenagalistrikan

(55)

4) Kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang

ketenagalistrikan baik dari dalam maupun luar negeri di bidang pembangunan,

operasional, telekomunikasi dan informasi terkait dengan ketenagalistrikan.

5) Usaha jasa ketenagalistrikan, Kegiatan usaha Perusahaan dibagi menjadi

beberapa kategori, yaitu:

a) Kegiatan Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perusahaan sebagai induk perusahaan termasuk

diantaranya perencanaan pengembangan fasilitas tenaga listrik (pembangkitan,

transmisi dan distribusi secara umum) dan penunjangnya, rencana pendanaan,

pengembangan usaha, pengembangan organisasi dan SDM. Kegiatan perencanaan

dilakukan oleh induk Perusahaan yang mencakup pokok kebijakan makro, sedangkan

detilnya dilakukan oleh satuan organisasi wilayah atau distribusi.

b) Kegiatan Pembangunan

Kegiatan pembangunan yang mencakup konstruksi sarana penyediaan tenaga

listrik pembangkitan, transmisi dan gardu induk merupakan tugas dari satuan

organisasi konstruksi Proyek Induk, sementara itu pelaksanaan pembangunan

jaringan distribusi dilakukan oleh masing-masing unit organisasi wilayah dan

distribusi. Kegiatan pembangunan proyek kelistrikan desa yang berasal dari

pendanaan APBN adalah merupakan tugas Pemerintah melalui Ditjen Listrik dan

(56)

c) Kegiatan Usaha/Operasi

Kegiatan usaha berupa produksi tenaga listrik dihasilkan oleh pusat pembangki

tenaga listrik yang terdiri dari beberapa jenis pembangkit, yaitu Pusat ListrikTenaga

Uap (PLTU) berbasis batubara, gas alam atau bahan bakar minyak (BBM), Pusat

Listrik Tenaga Air (PLTA), berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin, Pusat

Listrik Tenaga Gas (PLTG gas turbine) berbasis gas alam atau BBM, Pusat Listrik

Tenaga Panas Bumi (PLTP) berbasis tenaga uap panas bumi dan Pusat ListrikTenaga

Diesel (PLTD) berbasis BBM. Selain itu, Perusahaan juga melakukan pembelian

tenaga listrik yang diproduksi oleh pusat-pusat pembangkit tenaga listrikswasta yang

juga merupakan gabungan dari beberapa jenis pembangkit, yaitu PLTU berbahan

bakar batubara, Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU- combined cycle)berbasis gas

alam atau BBM, PLTA berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin, PLTP berbasis

tenaga uap panas bumi dan PLTD berbasis BBM.Tenaga listrik yang dihasilkan oleh

pusat pembangkit disalurkan ke gardu induk melalui jaringan transmisi dengan

berbagai tingkat tegangan seperti Tegangan Ekstra Tinggi (500 kV) dan Tegangan

Tinggi (150 dan 70 kV). Semakin besar daya yang akan disalurkan melalui kawat

transmisi berukuran sama, semakin tinggi tegangan yang diperlukan. Tingkat

tegangan di gardu induk yang berkapasitas 500 kV atau 150 kV akan diturunkan

untuk tujuan distribusi kepada pelanggan. Kategori pelanggan besar dilayani dengan

jaringan tegangan tinggi sebesar 150 dan 70 kV dan jaringan menengah sebesar 20

kV, sementara untuk pelanggan kecil, energi listrik disalurkan ke gardu distribusi

(57)

distribusi tegangan diturunkan ke tingkat 380/220 volt untuk kemudian disalurkan

melalui Jaringan TeganganRendah (JTR) ke sambungan rumah (SR).

d) Kegiatan Riset dan Penunjang

Kegiatan yang dilakukan oleh satuan organisasi penunjang mencakup hal-hal berikut:

PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan yang bertugas untuk

menyelenggarakan berbagai pendidikan dan latihan di bidang teknik, manajemen,

keuangan dan administrasi umum.

PT PLN (Persero) Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan yang bertugas

memberikan dukungan dalam studi kelayakan, disain dan supervisi konstruksi

sarana penyediaan tenaga listrik. Untuk memberikan dukungan terhadap produksi

dan layanan perbaikan terutama pada sektor kelistrikan.

PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan yang

bertugas untuk memberi dukungan dalam standarisasi, kalibrasi dan pengujian

peralatan listrik serta instrumen lainnya.

PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi yang bertugas untuk memberikan dukungan

dalam sertifikasi produk peralatan listrik, sistem manajemen mutu dan lingkungan

bidang ketenagalistrikan serta kelayakan instalasi tenaga listrik dan tera meter.

PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi yang bertugas untuk

memberikan dukungan dalam manajemen konstruksi lapangan untuk konstruksi

(58)

PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi yang bertugas untuk memberikan

dukungan terhadap produksi dan layanan perbaikan terutama pada sektor

kelistrikan.

9. Nilai-nilai PT. PLN Persero

a. Saling Percaya

Suasana saling menghargai dan terbuka diantara sesama anggota Perusahaan yang

dilandasi oleh keyakinan akan integritas, itikad baik, dan kompetensi dari pihak-pihak

yang saling berhubungan dalam penyelenggaraan praktek bisnis yang bersih dan

etikal.

b. Integritas

Wujud dari sikap anggota Perusahaan yang secara konsisten menunjukkan

kejujuran, keselarasan antara perkataan dan perbuatan, dan rasa tanggung jawab

terhadap pengelolaan perusahaan dan pemanfaatan kekayaan perusahaan untuk

kepentingan baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta rasa tanggungjawab

terhadap semua pihak yang berkepentingan.

c. Peduli

Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara kualitas kehidupan kerja

yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka

bertumbuh kembang bersama, dengan dijiwai kepekaan setiap permasalahan yang

(59)

d. Pembelajar

Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan kembali sistem

dan praktik pembangunan, manajemen dan operasi, serta berusaha menguasai

perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir demi pembaharuan Perusahaan secara

berkelanjutan.

e. Peka-tanggap terhadap kebutuhan pelanggan

Senantiasa berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat memuaskan

kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.

f. Penghargaan pada harkat dan martabat manusia

Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan

kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan

bisnis.

g. Peluang untuk maju

Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota

perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan

kompetensi jabatan yang ditentukan

h. lnovatif

Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota

(60)

i. Mengutamakan kepentingan perusahaan

Konsisten untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dan menjamin di

dalam setiap keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan perusahaan.

10. Fasilitas Penyediaan Tenaga Listrik PLN

a. Kapasitas Terpasang

Pada akhir Desember 2010, total kapasitas terpasang dan jumlah Unit

Pembangkit PLN (Holding dan Anak Perusahaan) mencapai 26.895 MW dan 5.023

unit, dengan 19.057,29 MW (70,86%) berada di Jawa. Total kapasitas terpasang

meningkat 4,91% dibandingkan dengan akhir Desember 2009, sedangkan diluar Jawa

mengalami peningkatan 10,35%. Presentase kapasitas terpasang per jenis pembangkit

adalah sebagai berikut : PLTA 3.523 MW (13,10%), PLTD 3.268 MW (12,15%),

PLTG 3.224 MW (11,99%), PLTGU 6.951 MW (25,85%), PLTP 439 MW (1,63%),

dan PLTU 9.452 MW (35,14%), sedangkan sisanya adalah PLTS dan PLTB.

b. Transmisi dan Distribusi

Pada akhir tahun 2010, total panjang jaringan transmisi mencapai 43.641 kms,

atau meningkat 24,86% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terdiri atas jaringan

500 kV sepanjang 4.923 kms, 275 kV sepanjang 9.505 kms, 150 kV sepanjang

24.380 kms, 70 kV sepanjang 4.724 kms dan 25 dan 30 kV sepanjang 108 kms. Total

panjang jaringan distribusi sebesar 681.762,35 kms, terdiri atas JTM sebesar

275.613,31 kms dan JTR sebesar 406.149,04 kms. Kapasitas terpasang trafo gardu

(61)

gardu induk sebanyak 1.188 unit, terdiri atas trafo sistem 500 kV sebanyak 40 unit,

sistem 275 kV sebanyak 4 unit, sistem 150 kV sebanyak 939 unit, sistem 70 kV

sebanyak 200 unit, dan sistem < 30kV sebanyak 5 unit.

Kapasitas terpasang dan jumlah trafo gardu distribusi menjadi 35.703 MVA

dan 298.357 unit. Kapasitas terpasang dan jumlah trafo mengalami kenaikan

masing-masing

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Di Indonesia, setiap organisasi baik organisasi yang sangat sederhana maupun organisasi yang sangat luas dan kompleks, masalah penyusunan organisasi menjadi hal yang penting dan sangat diperlukan. Hal ini dilakukan agar setiap karyawan mengetahui tugasnya dan bertanggung jawab atas pekerjaannya masing-masing.

Suatu organisasi yang jelas struktur informasinya biasanya digolongkan organisasi formil, sedangkan keorganisasian informasi terjadi dengan adanya jalinan hubungan kerja yang tidak ditetapkan dengan resmi dalam organisasi tersebut.

Dalam sebuah pemahaman umum, struktur organisasi setiap organisasi terdapat beberapa unsur, yaitu :

1. Adanya sekelompok orang

2. Adanya sekelompok orang yang saling bekerja sama 3. Adanya suatu tujuan tertentu

(62)

Untuk lebih jelasnya, akan digambarkan struktur organisasi PT. PLN (Persero) Medan Sunggal, sebagaimana terlampir:

PT. PLN (Persero) WILAYAH SUMATERA UTARA

CABANG MEDAN

(63)

D. Job Description 

Uraian terhadap masing-masing jabatan dituangkan dalam sebuah buku Pedoman Perusahaan. Dalam buku tersebut telah dijelaskan secara rinci mengenai ikhtisiar jabatan dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan tersebut.

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan ikhtisiar dari masing-masing jabatan tersebut, sebagai berikut:

1. Manajer Cabang

Dengan atasan langsung General Manager bertugas membina merumuskan, menyusun, mengarahkan kebijakan teknis dan administrasi pada bagianbagian yang terkait berdasarkan program kerja dan target untuk menunjang pencapaian sasaran perusahaan.

2. Analyst Kinerja

Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas menyusun target kinerja dan memberikan informasi, masukan ke manajer/manajemen cabang perihal langkah-langkah pencapaian kinerja sesuai target yang telah ditetapkan dan RKAP.

3. Officer Administrasi Kontrak

(64)

4. Assistant Engineer Lingkungan & K2

Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas melaksanakan koordinasi Keselamatan Ketenagalistrikan dan Lingkungan dan pencapaian target kinerja K2. Selain itu, menyusun rencana kerja ATMU K2 & Lingkungan meliputi target kinerja K2, menyusun rencana kebutuhan dan anggaran APD.

5. Assistant Engineer Pemeliharaan Mesin

Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas melaksanakan pemeliharaan rutin dan periodic pembangkitan dan meningkatkan keandalan peralatan listrik PLTD serta perencanaan kebutuhan BBM dan pelumas.

6. Analyst/Assistant Analyst Hukum

Dengan atasan langsung Manajer Cabang bertugas mengkoordinasikan dan menganalisa permasalahan hukum yang timbul dan melakukan langkahlangkah penyelesaian dengan baik sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

7. Assistant Officer/Junior Officer Administrasi

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel  3. Karakteristik Respon den Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah para pelanggan atau masyarakat yang menggunakan jasa layanan pasang baru listrik prabayar sebanyak 150 responden,

PLN, dimana perusahaan listrik milik Negara ini telah banyak memberikan kontribusi yang besar dalam memasok kebutuhan listrik untuk masyarakat Seiring berjalannya waktu

Terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna Listrik Prabayar (LPB) (Studi Pada PT. Tujuan penelitian ini adalah untuk

Anda merasa puas dengan harga listrik prabayar yang ditawarkan oleh PT PLN (Persero) Area Lubuk Pakam karena sesuai dengan kualitas produknya. Anda merasa puas dengan ketepatan

PLN persero UPJ Blega-Bangkalan listrik prabayar memberikan kepuasan dan keamanan pelanggan agar pelanggan bisa merasa puas dan bisa memberikan nilai positif kepada perusahaan

Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan listrik prabayar tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara harapan dengan kenyataan yang diterima apabila ditinjau dari pelayanan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dua tahun tersebut pendapatan jasa listrik lebih didominasi oleh penghasilan yang berasal dari layanan listrik prabayar. Namun,

Kualitas pelayanan program listrik pintar (Prabayar) di PT PLN (Persero) Area Pekanbaru, dilihat dari kemudahan dalam pemasangan atau kemudahan prosedur dalam