• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN SELF EFFICACY SISWA DI SMP KOTA PADANGSIDIMPUAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN SELF EFFICACY SISWA DI SMP KOTA PADANGSIDIMPUAN."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN SOFWARE AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA DI SMP KOTA PADANGSIDIMPUAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Nama : Laili Habibah Pasaribu Nim : 8106171028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN SOFWARE AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA DI SMP KOTA PADANGSIDIMPUAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Nama : Laili Habibah Pasaribu Nim : 8106171028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH PASCASARJANA

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

LAILI HABIBAH PASARIBU. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD Berbantuan Sofware Autograph untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Self-Efficacy Siswa di SMP Kota Padangsidimpuan. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2012.

Kata kunci: Pendekatan Kooperatif Tipe STAD, Komunikasi Matematika, Self-efficacy, Software Autograph

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi siswa pada masing-masing pembelajaran (2) Apakah terdapat perbedaan self-efficacy

siswa pada masing-masing pembelajaran (3) Apakah terdapat peningkatan kemampuan komunikasi dan self-efficacy matematik siswa pada masing-masing pembelajaran (4) Ada interaksi antara pendekatan kooperatif tipe STAD dengan kemampuan awal matematik (KAM) terhadap peningkatan komunikasi matematika siswa, (5) Ada interaksi antara pendekatan kooperatif tipe STAD dengan kemampuan awal matematik (KAM) dalam peningkatan self-efficacy siswa, (6) Proses penyelesaian jawaban siswa pada masing-masing pembelajaran.

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini siswa kelas IX yang berakreditasi A di kota Padangsidimpuan. Secara acak dipilih dua sekolah sebagai subjek penelitian yaitu SMPN 1 dan SMP Nurul Ilmi. Kelas eksperimen diberikan perlakuan pendekatan kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph dan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran biasa berbantuan software Autograph. Instrumen yang digunakan terdiri dari: tes kemampuan komunikasi dan self-efficacy dinyatakan telah telah memenuhi syarat validatas isi serta koefisien reliabilitas sebesar 0,73. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa pada masing-masing pembelajaran (2) Terdapat perbedaan kemampuan self-efficacy siswa masing-masing pembelajaran (3) Terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematika dan self-efficacy

siswa pada masing-masing pembelajaran, (4) Tidak Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STADdengan kemampuan awal matematik (tinggi, rendah) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, (5) Tidak Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STADdengan kemampuan awal matematik (tinggi, rendah) dalam meningkatkan self-efficacy siswa, (6) Proses penyelesaian jawaban siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang menggunakan software Autograph lebih bervariasi proses penyelesaian jawaban siswa yang diajar dengan pembelajaran biasa yang menggunakan software Autograph. Berdasarkan temuan penelitian, disarankan sbb: Pembelajaran menggunakan kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph pada pembelajaran matematika yang menekankan kepada kemampuan komunikasi dan self-efficacy

(7)

ABSTRACT

LAILI HABIBAH PASARIBU. The application of Cooperative Learning Model Type STAD Software-assisted Autograph to improve Communication Skills and Self-Efficacy of Students in Junior High School Of Padangsidimpuan. Thesis. Study Programs Postgraduate Mathematics Education State University of Medan, 2012.

Keywords: The approach of Cooperative Type STAD, Communication Mathematics, Self-efficacy, software Autograph

This research aimed at to know: (1) Whether there are differences in the ability of communication students in each learning (2) Whether there are differences in self-efficacy of students in each learning (3) Whether there is increased communication skills and self-efficacy

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya serta sholawat dan salam kita sanjung sajikan khadirat

Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau

sekalian. Sehingga tesis saya yang berjudul: ”Penerapan Model Pembelajaran

kooperatif Tipe STAD Berbantuan Sofware Autograph untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi dan Self-Efficacy Siswa di SMP Kota

Padangsidimpuan” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi

persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Matematika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika Pascasarjana UNIMED serta Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si

selaku Staf Program Studi Pendidikan Matematika

2. Bapak Dr. Kms M. Amin Fauzi, M.Pd selaku pembimbing I, dan Ibu Ida

Karnasih MSc. Ed. Ph.D selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan masukan dan bimbingan serta motivasi yang kuat dalam

penyusunan tesis ini.

3. Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Matematika Pascasarjana UNIMED, Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd,

(9)

selaku narasumber yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun

untuk menjadikan tesis ini menjadi lebih baik.

4. Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D selaku Asisten Direktur I Program

Pascasarjana UNIMED.

5. Bapak ibu dosen yang mengajar di Program Studi Pendidikan Matematika

Pascasarjana UNIMED.

6. Ibu Hj. Melliani Dalumunthe, S.Pd dan Bapak Sumadianto S.Pd selaku

kepala sekolah di SMP Negeri 1 dan wakil Kepala Sekolah SMP Swasta

Nurul Ilmi Kota Padangsidimpuan beserta dewan guru yang telah

memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Teristimewa kepada Ayahanda tercinta Aban Kamil Pasaribu, Ibunda

tercinta Masna Rambe yang selalu mendoakan penulis serta kakanda Haryati pasaribu SH, Ahmad Benbela Pasaribu S.Sos, Muammar Pasaribu

S.Pdi, Faridah Pasaribu, SE, Fatmawati Pasaribu S.Ag, Magdalena Pasaribu,

S.Ag, Sakinah Pasaribu S.Ag, Murida Mawaddah Pasaribu S.Pd senantiasa

memberikan dorongan, motivasi dan doa sehingga tesis ini terselesaikan

dengan baik.

8. Seluruh sahabat-sahabat seperjuangan kelas A/Reguler yang telah

memberikan dorongan, semangat, serta bantuan kepada penulis.

Semoga Allah membalas semua yang telah diberikan Bapak/Ibu serta

saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Semoga tesis ini dapat

(10)

Mungkin masih terdapat kekurangan/kelemahan dalam penyusunan tesis ini,

untuk itu penulis mengharapkan sumbangan berupa pemikiran yang terbungkus

dalam saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, Desember 2012 Penulis,

(11)

DAFTAR ISI

BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Kemampuan Komunikasi Matematik ... 19

2.2. Self-Efficacy ... 24

2. 2. 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-efficacy ... 26

2. 2. 2. Dimensi Self-efficacy ... 29

2.3. Pembelajaran Kooperatif ... 30

2.4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 39

2.5. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ... 39

2.6. Pembelajaran Biasa ... 40

(12)

2.7. Komputer sebagai Media Pembelajaran ... 46

2.8. Media Sofware Autograph ... 50

2.9. Materi Statistik ... 52

2.10. Penerapan Materi Statistik dengan Pendekatan Kooperatif .. 56

Tipe STAD Berbantuan Sofware Autograph 2.11. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa ... 67

2.12. Teori Belajar yang Mendukung ... 68

2.13. Penelitian yang Relevan ... 71

2.14. Kerangka Konseptual ... 73

2.15. Hipotesis Penelitian ... 85

BAB. III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 87

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 87

3. 2. 1. Karakteristik Siswa yang Terpilih sebagai ... 90

Sampel Penelitian 3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 91

3.4. Variabel Penelitian ... 91

3.5. Disain Penelitian ... 92

3.6. Instrument Penelitian ... 93

3.6.1. Tes Kemampuan Awal Matematika ... 94

3.6 2. Tes Kemampuan Komunikasi ... 95

3.6.3. Skala Self-efficacy ... 97

3.7. Uji Coba Intrument ... 98

3.8. Kegiatan Pembelajaran ...106

3.9. Teknik Analisis Data...108

(13)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Sampe Penelitian ...117

4.2. Hasil Penelitian...119

4.2.1. Deskripsi Kemampuan Awal Matematika...119

4.2.2. Kemampuan Komunikasi Matematika dan Self-efficacy...121

4.2.2.1. Kemampuan Komunikasi dan Self-efficacy Sebelum Pembelajaran...122

4.2.2.2. Kemampuan Komunikasi dan Self-efficacy Setelah Pembelajaran...124

4.2.2.3. Uji Statistik Perbedaan di kedua Pembelajaran...126

4.2.3. Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Self-efficacy..133

4.2.3.1. Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Self-efficacy siswa...133

4.2.3.2. Uji statistik Perbedaan Peningkatan Komunikasi dan Self-efficacy di Kedua Pembelajaran...135

4.3. Interaksi antara Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan KAM terhadap Kemampuan Komunikasi terhadap Kemampuan Komunikasi dan Self-efficacy ...139

4.3.1 Interaksi antara Pembelajaran dengan KAM terhadap Kemampuan Komunikasi...139

4.3.2. Interaksi antara Pembelajaran dengan KAM terhadap Self-efficacy.......142

4.4. Keragaman Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi ...146

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian...154

4.5.1. Faktor Pembelajaran... 155

4.5.2. Kemampuan Komunikasi Matematika………160

4.5.3. Self-efficacy Siswa ………..161

(14)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

51. Simpulan...164

5.2. Implikasi...166

5.3. Saran...167

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ……….33

Tabel 2.2. Pedoman Penskoran Skor Perkembangan Individu………37

Tabel 2.3. Tingkat Penghargaan Kelompok ………38

Tabel 2.4. Fase Pembelajaran Ekspositori ……….42

Tabel 3.1. Daftar Peringkat Akreditasi Sekolah ……….88

Tabel 3.2. Disain Penelitian………92

Tabel 3.3. Tabel Weiner tentang Keterkaitan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat………...93

Tabel 3.4. Kriteria Pengelompokan Kemampuan Matematika Siswa…………94

Tabel 3.5. Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi……….95

Tabel 3.6. Penskoran Tes Komunikasi………96

Tabel 3.7. Kisi-kisi Instrumen Skala Self-efficacy ……….97

Tabel 3.8. Skor Alternatif Jawaban Angket ………98

Tabel 3.9. Rangkuman Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran……….99

Tabel 3.10. Hasil Validasi Tes Kemampuan Komunikasi………..100

Tabel 3.11. Hasil Validasi Tes Self-efficacy………...100

Tabel 3.12. Analisis Validitas Kemampuan Komunikasi………..102

Tabel 3.13. Analisis Reliabilitas Kemampuan Komunikasi………...104

Tabel 3.14. Rangkuman Hasil Daya Pembeda Kemampuan Komunikasi……..105

Tabel 3.15. Rangkuman Hasil Tingkat Kesukaran Kemampuan Komunikasi...106

Tabel 3.16. Perbedaan Pedagogik……….107

Tabel 3.17. Keterkaitan antara Rumusan Masalah, Hipotesis………...109

dan Uji Statistik Tabel 4.1. Sebaran Sampel Penelitian………..118

Tabel 4.2. Deskripsi Kemampuan Matematika Siswa Tiap Kelas Berdasarkan Nilai KAM………119

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas KAM……….120

Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas KAM………..120

(16)

Tabel 4.6. Sebaran Sampel Penelitian………...122

Tabel 4.7. Data Hasil Pretes………..122

Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Komunikasi dan

Self-efficacy……….123

Tabel 4.9. Hasil Uji Homogenitas Varian Pretes Kemampuan Komunikasi Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol………..123

Tabel 4.10. Data Hasil Postes………124

Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Postes Kemampuan Komunikasi dan

Self-efficacy ………..125

Tabel 4.12. Hasil Uji Homogenitas Varians Postes Kemampuan Komunikasi

Kelas eksperimen dan Kelas Kontrol……….125

Tabel 4.13. Uji Perbedaan Rata-rata Pretes Kemampuan Komunikasi……….127

Tabel 4.14. Uji Perbedaan Rata-rata pretes Self-efficacy………..129

Tabel 4.15. Uji Perbedaan Rata-rata Postes Kemampuan Komunikasi………130

Tabel 4.16. Uji Perbedaan Rata-rata postes Self-efficacy……….132

Tabel 4.17. Data Hasil Peningkatan Kemampuan Komunikasi………133

Tabel 4.18. Nilai Rataan Gain Ternormalisasi dan Kategorinya……….133

Tabel 4.19. Uji Normalitas Peningkatan Kemampuan Komunikasi………….134

Tabel 4.20. Hasil Homogenitas Varian Gain Komunikasi Kleas Eksperimen dan

Kelas Kontrol……….134

Tabel 4.21. Uji Perbedaan Rata-rata Peningkatan Kemampuan Komunikasi136

Tabel 4.22. Uji Perbedaan Rata-rata Peningktan self-efficacy………..138

Tabel 4.23. Rangkuman Uji ANOVA 2 Jalur terhadap Kemampuan

Komunikasi………139

Tabel 4.24. Rangkuman Uji ANOVA 2 Jalur terhadap Self-efficacy ……….142

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Lingkaran Proses Jawaban Siswa untuk Kemampuan

Komunikasi Matematik………8

Gambar 2. Diagram Batang Prosese Jawaban Siswa untuk Kemampuan

Komunikasi Matematika ………...8

Gambar 3. Prosedur Pengambilan Sampel ………..90

Gambar 4. Tahapan Alur Kerja Penelitian……….116

Gambar 5. Grafik Interaksi terhadap Kemampuan Komunikasi…………..141

Gambar 6. Grafik Interaksi terhadap Self-efficacy……….144

Gambar 7. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 1 Kelas Eks …………..146

Gambar 8. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 1 Kelas Kontrol………146

Gambar 9. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 2 Kelas Eks…………...147

Gambar 10. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 2 Kelas Kontrol ………148

Gambar 11. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 3 Kelas Eks………… ..149

Gambar 12. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 3 Kelas Kontrol……….150

Gambar 13. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 4 Kelas Eks…………...151

Gambar 14. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 4 Kelas Kontrol………152

Gambar 15. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 5 Kelas Eks …………..153

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen………..174

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol……….201

3. Lembar Aktivitas Siswa………...211

LAMPIRAN B 4. Kisi-kisi Kemampuan Komunikasi……….235

5. Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi………236

6. Tes Kemampuan Komunikasi……….237

7. Kisi-kisi Self-efficacy...242

8. Skor Alternatif Jawaban Skala Self-efficacy………243

9. Skala Self-efficacy………244

LAMPIRAN C 10. Validator Ahli Perangkat Pembelajaran………..247

11. Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Intrumen Penelitian………..248

12. Hasil Validasi Ahli Terhadap Perangkat Pembelajaran………..251

13. Hasil Validasi Terhadap Instrumen Penelitian………255

14. Deskripsi Hasil Uji coba Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian………….259

LAMPIRAN D 15. Daftar Nama Siswa untuk SMP Negeri 1 Kelas Eksperimen……….275

16. Daftar Nama Siswa untuk SMP Negeri 1 Kelas Kontrol………276

17. Daftar Nama Siswa untuk SMP Swasta Nurul Ilmi Kelas Eksperimen……….277

18. Daftar Nama Siswa untuk SMP Swasta Nurul Ilmi Kelas Kontrol………278

19. Daftar Nilai KAM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………...279

20. Pretes Kemampuan Komunikasi Kelas Ekpserimen………282

21. Postes Kemampuan Komunikasi Kelas Ekpserimen………...284

22. Pretes Kemampuan Komunikasi Kelas kontrol………...286

23. Postes Kemampuan Komunikasi Kelas Kontrol……….288

24. Nilai N_Gain Kemampuan Komunikasi Kelas Eksperimen………290

25. Nilai N_Gain Kemampuan Komunikasi Kelas Kontrol………..291

26. Pretes Self-efficacy Kelas Eksperimen………292

27. Postes Self-efficacy Kelas Eksperimen………...294

28. Pretes Self-efficacy Kelas Kontrol………..296

(19)

LAMPIRAN E

30. Jadwal Pelaksanaan Penelitian kelas Eksperimen di SMP Negeri 1………..300 31. Jadwal Pelaksanaan Penelitian kelas Eksperimen di SMP Nurul Ilmi………...301 32. Pembagian Nama Kelompok Kelas Eksperimen……….301

LAMPIRAN F

(20)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memengang peranan yang sangat penting bagi pengembangan

siswa agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan

relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan

diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui

olahhati, olahpikir, olahrasa, dan olahraga agar memiliki daya saing dalam

menghadapi tantangan global. Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan adalah

mengimplementasikan Standar Nasional Pendidikan dalam kurikulum. Kurikulum

tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan

oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan

standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan.

Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar menengah, mata pelajaran

matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, tanggal

23 Mei 2006 Tentang Standar Isi), telah disebutkan bahwa mata pelajaran matematika

perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk

membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis,

kreatif, serta kemampuan bekarja sama. Mengembangkan kemampuan berpikir logis,

(21)

pendidik matematika dikelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik

keilmuan matematika. Tetapi, fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan

kemampuan berfikir kreatif dalam matematika jarang atau tidak pernah

dikembangkan. Padahal kemampuan itu sangat diperlukan agar peserta didik dapat

memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti.

Matematika sebagai ilmu dasar memegang peranan yang sangat penting dalam

pengembangan sains dan teknologi, karena matematika merupakan sarana berfikir

untuk menumbuh kembangkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis, dan kritis.

Peranan matematika ini tidak hanya terasa dalam bidang matematika tetapi

aplikasinya pada bidang lain. Gestalt (2009) mengatakan bahwa pengalaman secara

menyeluruh tidak bisa disimpulkan sekedar dari bagian-bagiannya tetapi harus dilihat

sebagi bentuk, pola, atau konfigurasi yang utuh dan menyeluruh. Menurut Gestalt

informasi baru, konsep baru, maupun gagasan baru akan bermakna bagi pembelajaran

jika dikaitkan dengan konfigurasi struktur pengetahuan yang telah dimiliki

sebelumnya. Ciri keholistikan yang ditawarkan teori ini selain menawarkan kecepatan

dan kembermaknaan hasil belajar, juga membantu pengembangan berpikir kritis dan

komprehensif siswa.

Dengan menguasai matematika, anak didik diharapkan mampu memecahkan

masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan tujuan umum

(22)

1. Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan

dalam mememcahkan masalah matematika, pelajaran lain, ataupun masalah

yang berkaitan dengan kehidupan nyata.

2. Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi dialihkan

pada setiap keadaan, seperti berpikir logis, berpikir kritis, berpikir sistematis,

bersipat objektif, bersikap jujur dan disiplin dalam memandang dan

meyelesaikan suatu masalah. (Depdiknas 2002).

Untuk mencapai kemampuan-kemampuan seperti yang disebutkan diatas,

dibutuhkan pembelajaran yang mengarah pada diberikannya siswa kesempatan

melakukan eksplorasi, menganalisis, dan mengumpulkan data. Dengan diberikannya

kesempatan seperti itu siswa tidak hanya terampil menghitung, menggunakan

matematika sebagai alat hitung, melainkan siswa memiliki kesempatan

mengembangkan kemampuan berfikirnya.

Pembangunan sumber daya manusia secara optimal akan bermanfaat bagi

kepentingan individu dan menunjang pembangunan sektor kehidupan lainnya.

Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang

berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengembangan

kemampuan siswa secara optimal pada saat ini sangat diperlukan karena seiring

dengan perkembangan ilmu dan teknologi sekarang ini memungkinkan kita untuk

memperoleh banyak informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai tempat di

dunia. Untuk menghadapi tantangan tersebut dituntut sumber daya manusia yang

(23)

memiliki kemampuan dan keterampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis,

kreatif, sistematis, logis, dan kemmapuan bekerjasama yang efektif.

Pemikiran kritis, kreatif, sistematis, dan logis, dapat dikembangkan melalui

pendidikan matematika. Hal ini sangat memungkinkan karena hakekat pendidikan

matematika adalah membantu siswa agar berfikir kritis, bernalar efektif, efisien,

bersikap ilmiah, disiplin, bartanggungjawab, percaya diri, disertai dengan iman dan

taqwa (Ansari, 2009). Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib

diikuti disekolah. Mengingat pentingnya matematika terhadap kehidupan manusia.

Akan tetapi persepsi siswa terhadap matematika tidaklah sepenting manfaat dari

metematika itu sendiri terhadap kehidupan manusia. Banyak siswa yang menganggap

bahwa matematika itu adalah momok yang menakutkan, seperti yang dikemukakan

oleh Turmudi (2008) bahwa tidak banyak siswa yang menyukai matematika dari

setiap kelas disekolah. Dari hasil TIMSS 2003

(http://infopendidikankita.blogspot.com), skor siswa SMP kelas 2 dibidang

matematika berada di bawah rata-rata internasional urutan ke 38 dari 49 negara

peserta. Posisi itu jauh dari Malaysia yang berada pada posisi ke 12 atau bahkan

Singapura yang Berjaya yang berada pada posisi pertama.

Fakta diatas menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang diterapkan saat

ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Sebagaian besar guru cenderung

menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran yang

berpusat pada guru sedangkan siswanya pasif pada proses pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran seperti ini membuat respon siswa menjadi kurang terhadap

(24)

dikelas. Sehingga membuat siswa menjadi tidak aktif dalam kelas serta minimnya

penggunaan media pembelajaran yang menarik sehingga siswa merasa bosan.

Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa. Siswa juga

tidak menyadari bahwa kecakapan matematika yang ditumbuhkan dalam

pembelajaran matematika seperti penalaran, komunikasi, koneksi, dan pemecahan

masalah merupakan sumbangan matematika kepada pencapaian kecakapan hidup (life

skill) yang sangat dibutuhkan siswa dalam dunia nyata. Salah satu dari lima standar

proses Prinsip-prinsip dan standar dari NCTM yaitu komunikasi (Van de Walle:

2007):

Komunikasi bisa membantu pembelajaran siswa tentang konsep matematika baru ketika mereka memerankan situasi menggambar,menggunakan objek, memberikan laporan dan penjelasan verbal. Juga ketika menggunakan diagram, menulis dan menggunakan simbol matematika. Kesalahpahaman bisa diidentifikasi dan ditunjukkan. Keuntungan sampingannya adalah bisa mengingatkan siswa bahwa mereka berbagai tanggungjawab dengan guru atas pembelajaran yang muncul dalam pelajaran.

Dari prinsip-prinsip dan standar NCTM yang diatas, maka dapat dikatakan

bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan hal yang sangat penting dan

perlu ditingkatkan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar

matematika. Aspek komunikasi melatih siswa untuk dapat mengkomunikasikan

gagasan, baik komunikasi lisan maupun tulisan. Ansari (2009) juga mengatakan

bahwa komunikasi matematik baik sebagai aktifitas sosial (talking) maupun sebagai

alat bantu berfikir (writing) adalah kemampuan yang mendapat rekomendasi para

(25)

Kemudian sejumlah pakar telah mendefinisikan pengertian prinsip dan standar

komunikasi matematik Ansari (2009) mangemukakan matematika sebagai alat

komunikasi(mathematics as cummunication) merupakan pengembangan bahasa dan

simbol untuk mengkomunikasikan ide matematik, sehingga siswa dapat: (1)

mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematik dan

hubungannya, (2) merumuskan definisi matematik dan membuat generalisasi yang

diperoleh melalui investigasi (penemuan), (3) mengungkapkan ide matematik secara

lisan dan tulisan, (4) membawa wacana matematik dengan pemahaman, (5)

menjelaskan dan mengemukakan serta memperluas pertanyaan terhadap matematika

yang telah dipelajarinya, (6) menghargai keindahan dan kekuatan notasi matematik,

serta peranannya dalam mengembangkan ide/gagasan matematik.

Ansari (2009) juga menyebutkan bahwa komunikasi dalam matematika perlu

ditumbuhkembangkan dikalangan siswa. Pertama, mathematics as language artinya

matematika tidak sekedar alat bantu berpikir (a tool to aid thinking), alat untuk

menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi

matematika juga sebagai suatu alat yang berharga untuk mengkomunikasikan

berbagai ide secara jelas, tepat, dancermat. Kedua, (mathematics learning as social

activity) artinya sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matemtika, matematika

juga sebagai wahana interaksi antar siswa dan juga komunikasi antara guru dan

siswa. Hal ini merupakan bagian terpenting untuk mempercepat pemahaman

matematika siswa. Dengan demikian komunikasi matematik baik secara aktivitas

(26)

mendapat rekomendasi para pakar agar terus ditumbuhkembangkan di kalangan

siswa.

Selain itu, padatnya materi dalam kurikulum menyebabkan guru hanya

berkonsentrasi pada pencapaian penyelesaian materi, sehingga guru tak sempat lagi

memikirkan bagaimana meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswanya.

Ansari (2009) mengatakan bahwa hasil observasi lapangan yang dilakukan terhadap

siswa menunjukkan bahwa rata-rata siswa terlihat kurang terampil berkomunikasi

untuk menyampaikan informasi seperti menyatakan ide, mengajukan pertanyaan dan

menanggapi pertanyaan dan pendapat orang lain. Proses pembelajaran kemampuan

komunikasi matematik belum sepenuhnya dikembangkan secara tegas, padahal

bagaimana diungkapkan oleh para matematikawan kemampuan komunikasi

merupakan salah satu kompetensi yang perlu diupayakan peningkatannya

sebagaimana kompetensi lainnya seperti berkomunikasi dalam matematika,

self-efficacy dan pemecahan masalah.

Seperti dalam kasus materi statistik berikut ini yang diberikan kepada siswa

SMP kelas IX. Materinya adalah untuk menghitung persentase banyak murid dalam

(27)

Gambar 1: Diagram Lingkaran Proses Jawaban Siswa

Gambar 2: Diagram Batang Proses Jawaban Siswa

Dari contah jawaban siswa diatas tersebut, terlihat bahwa siswa belum bisa

mengkomunikasikan soal kedalam bentuk matematika secara tulisan, baik dalam

diagram lingkaran maupun diagram batang tersebut.

Kemampuan siswa dalam membaca dan menafsirkan data kedalam ide

matematika kurang benar Kemampuan siswa menyajikan soal

ke dalam diagram kurang tepat

(28)

Proses penyelesaian jawaban siswa masih kurang berpariasi. Dalam penyelesaian

soal tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut belum memiliki komunikasi

yang bagus dalam matematika.

Untuk mengetahui ketercapaian self-efficacy matematika siswa dapat

dilakukan dengan observasi proses pembelajaran matematika, bisa juga dilakukan

dengan angket skala self-efficacy matematika, disini peneliti melihat ketercapaian

self-efficacy matematika siswa dengan angket skala self-efficacy. Self-efficacy

matematika diartikan sebagai kepercayaan diri siswa terhadap: kemampuan

mempersentasikan dan menyelesaikan masalah matematika, cara belajar dan bekerja

dalam memahami konsep dan menyelesaikan tugas dan kemampuan berkomunikasi

matematika dengan teman sebaya dan pengajar selama pembelajaran. Untuk

mengembangkan kemampuan tersebut, guru haruslah melatih melatihkan kepada

siswa bahwa dalam menyelesaikan soal/masalah matematika perlu adanya menguji

jawabannya, perlu diberikan berbagai cara atau strategi dalam menyelesaikan soal

matematika.

Ada faktor yang mempengaruhi kemampuan matematika siswa belum

maksimal sepenuhnya ketika proses pembelajaran berlangsung. Beberapa diantaranya

yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centred) serta media

pembelajaran yang berbasis ICT yang digunakan guru disekolah belum uptodate

serta pemanfaatannya masih belum terlaksana dengan baik dikarenakan masih

minimnya pemahaman guru terhadap ICT. Oleh karena itu, guru dalam memilih

model pembelajaran perlu mempertimbangkan tugas matematika dan suasana belajar

(29)

Serta mempertimbangkan penggunaan media pembelajaran yang interaksi berbasis

ICT seperti software Autograph dan guru perlu meningkatkan pengetahuannya atau

keahliannya terhadap software Autograph tersebut. Komputer salah satu bentuk yang

menandakan adanya perkembangan teknologi dan informasi. Hampir seluruh kegiatan

dalam kehidupan manusia dapat dipermudah dengan adanya bantuan komputer.

Dengan adanya komputer akan bembantu proses pembelajaran disekolah terutama

pelajaran matematika. Tak heran seiring kemajuan teknologi tersebut yang ditandai

dengan maraknya penggunaan komputer di dunia pendidikan menjadikan komputer

sebagai salah satu media pembelajaran yang mendapat rekomendasi untuk digunakan

sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika.

Nelson (2006) mengatakan dalam jurnalnya dimana indikator keberhasilan

dari pelatihan pengembangan ICT disekolah di harapkan akan mampu: (a)

meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan ICT dalam rangka

menunjang profesionalitas kinerja,(b) memotivasi guru agar selalu mempengaruhi

informasi dan pengetahuan untuk menunjang tugasnya, (c) memberikan pelayanan

terbaik dalam proses pembelajaran disekolah, (d) meningkatkan komunikasi dan

informasi terbaru bagi guru dan siswa, (e) meningkatkan kebermaknaan belajar siswa,

(f) meningkatkan mutu proses pembelajaran.

Selain faktor pembelajaran, ada faktor lain juga yang dapat berkontribusi

terhadap kemampuan matematis siswa dan terhadap sikap belajar matematika siswa,

yaitu kelompok kemampuan awal matematik (KAM) siswa, yang digolongkan ke

dalam kelompok baik, cukup dan kurang. Kemampuan awal matematik merupakan

(30)

Hal ini disebabkan materi pelajaran yang disusun secara struktur sehingga apabila

seseorang mengalami kesulitan pada pokok bahasan awal, maka otomatis akan

mengalami kesulitan dalam mempelajari pokok bahasan selanjutnya. Begitu

sebaliknya, sisa yang memiliki kemampuan awal matematikanya baik akan dapat

mengikuti pelajaran pada materi selanjutnya dengan lancar. Siswa yang memiliki

KAM yang cukup atau kurang membutuhkan waktu dalam menerima ilmu baru

dalam proses pembelajaran.

Dari uraian diatas, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan software

autograph untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan self-efficacy siswa

dengan materi Statistik di SMP kelas IX. Diharapkan peningkatan kemampuan

komunikasi dan self-efficacy siswa dengan pendekatan kooperatif tipeSTAD dengan

berbantuan software Autograph lebih baik daripada pembelajaran biasa dengan

berbantuan software Aotograph.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Hasil belajar matematika masih rendah dalam menjelaskan ide matematika

dalam bentuk tulisan kedalam penyelesaian jawaban

2. Matematika dianggap pelajaran yang sulit bagi siswa

3. Kemampuan komunikasi siswa masih rendah, baik lisan maupun tulisan

4. Pembelajaran berpusat pada guru

(31)

6. Penguasaan dan penggunaan media komputer berbasis ICT guru masih minim

di sekolah.

7. Proses penyelesaian jawaban yang dibuat siswa masih belum bervariasi

8. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,

maka perlu adanya pembatasan masalah agar lebih fokus dan mencapai tujuan yang

diharapkan, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan software

Autograph untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa yang

berupa komunikasi tertulis saja.

2) Interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal matematik terhadap

pengingkatan kemampuan komunikasi dan self-efficacy siswa.

3) Melihat bagaimana proses jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaikan

masalah pada pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan software

(32)

1.4 Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa yang

diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan software

Autograph dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa

berbantuan software Autograph?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan self-efficacy siswa yang diajarkan

dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan sofware Autograph

dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasaberbantuan software

Autograph?

3. Apakah terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematika dan

self-efficacy siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD

berbantuan software Autograph dengan pembelajaran biasa berbantuan

software Autograph?

4. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan kemampuan awal matematik (KAM) terhadap kemampuan

komunikasi siswa?

5. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan kemampuan awal matematik (KAM) terhadap self-efficacy

(33)

6. Bagaimana proses penyelesaian jawaban yang dibuat siswa dalam

menyelesaikan masalah terkait dengan kemampuan komunikasi dan

self-efficacy siswa pada pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan software

Autograph dengan pembelajaran biasa berbantuan software Autograph?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas,

penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi siswa

yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan

software Autograph dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa

berbantuan software Autograph

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan self-efficacy siswa yang

diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan software

Autogrpah dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa

berbantuan software Autograph.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan komunikasi dan

self-efficacy matematik siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif

tipe STAD dengan berbantuan software Autograph dengan siswa yang

(34)

4. Untuk mengetahui bahwa ada interaksi antara pendekatan kooperatif tipe

STAD dengan kemampuan awal matematik (KAM) terhadap peningkatan

komunikasi matematika siswa

5. Untuk mengetahui bahwa ada interaksi antara pendekatan kooperatif tipe

STAD dengan kemampuan awal matematik (KAM) dalam peningkatan

self-efficacy siswa

6. Untuk mengetahui bagaimana proses penyelesaian jawaban siswa dalam

menyelesaikan soal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

berbantuan software Autograph dengan siswa yang diajarkan pembelajaran

biasa berbantuan software Autograph.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberika informasi dan sekaligus

manfaat sebagai berikut :

1. Bagi guru,

Sebagai bahan pengembangan dan alternatif tentang kemampuan komunikasi

dan self-efficacy dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

memanfaatkan software dalam proses pembelajaran berlangsung terutama

dalam pelajaran matematika sehingga guru dapat merancang suatu rencana

pembelajaran yang berinteraksi sehingga belajar akan lebih baik jika siswa

(35)

karena diberitahukan oleh guru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

matematika.

2. Bagi siswa,

Menumbuhkan kemampuan bekerjasama, berkomunikasi dan

mengembangkan keterampilan berfikir siswa.

3. Bagi peneliti,

Untuk mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran

dengan baik dan kemampuan memecahkan permasalahn pembelajaran yang

ditemui disekolah. Mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan

penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan khususnya

tentang konsep matematika yang abstrak dalam bentuk konkret.

1.7 Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari adanya perbedaan penafsiran, perlu ada penjelasan dari

beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa konsep istilah dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Kemampuan komunikasi matematika siswa yang dimaksud dalam penelitian

ini dibatasi hanya komunikasi tertulis saja. Aspek yang akan diukur adalah

sebagai berikut: (a) kemampuan siswa dalam membaca dan menafsirkan data

dalam bentuk diagram ke dalam ide matematika, (b) kemampuan siswa dalam

membaca dan menafsirkan data dalam bentuk tabel ke dalam model

(36)

dalam bentuk tabel, (d) kemampuan memvisualisasikan masalah ke dalam

diagram, (e) kemampuan menentukan konsep dari suatu persoalan dan

menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Self-efficacy adalah sebagai keyakinan orang tentang kemampuan mereka

untuk menghasilkan tingkat kinerja yang ditunjuk bahwa latihan pengaruh

atas peristiwa yang mempengaruhi kehidupan mereka. Yakin akan

kemampuan yang dimiliki serta komitmen yang kuat, memandang kesulitan

sebagai tantangan maupun memikirkan strategi dalam mengahadapi kesulitan,

suka akan suasana baru, menetapkan sendiri tujuan yang menantang, tekun

dan berusaha secara maksimal, berusaha saat menghadapi kegagalan, fokus

dengan tugas dan tidak mudah putus asa terhadap kegagalan.

3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)

adalah merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan

merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru

menggunakan pendekatan kooperatif. STAD merupakan salah satu tipe

kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara

siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi

pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pembelajaran diawali

dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa,

menyajikan informasi atau materi pelajaran, mengorganisasikan siswa dalam

kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja dan belajar, dan

(37)

4. Pembelajaran biasa (konvensional) adalah merupakan pembelajaran yang

biasa dilaksanakan di sekolah tersebut yaitu berupa pembelajaran ekspositori,

yang pada umumnya biasa digunakan guru dalam mengajar yang

langkah-langkahnya menjelaskan materi pelajaran, guru memberi tugas, siswa

bertanya, mengerjakan latihan.

5. Autograph adalah salah satu software matematika yang dapat mempermudah

proses belajar mengajar yang digunakan dalam mempelajari materi tentang

dua dimensi (2D), tiga dimensi (3D), Statistik, Transformasi, Geometri,

Persamaan, Koordinat, Grafik, Aljabar.

6. Proses penyelesaian masalah adalah menyelesaikan masalah yang ada atau

permasalahan yang dilakukan. Dalam menyelesaikan masalah siswa

menggunakan berbagai strategi yang dimilikinya. Untuk memperoleh

informasi tentang proses penyelesaian masalah ditinjau dari 2 (dua) aspek

yaitu: (1) Prosedur yang digunakan dalam kemampuan komunikasi, (2)

(38)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pembelajaran matematika baik dengan pendekatan kooperatif tipe STAD

berbantuan software autograph maupun dengan pembelajaran biasa berbantuan

software Autograph dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan self-efficacy

siswa. Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan seperti yang

telah dikemukakan pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa simpulan sebagai

berikut:

1. Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan

dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph

dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa berbantuan software

Autograph

2. Terdapat perbedaan kemampuan self-efficacy siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan sofware Autograph dengan

siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasaberbantuan software Autograph

3. Terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematika dan self-efficacy

siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan

(39)

4. Tidak Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan kemampuan awal matematik (KAM) terhadap kemampuan komunikasi

siswa

5. Tidak Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan kemampuan awal matematik (KAM) terhadap self-efficacy siswa

6. Proses penyelesaian jawaban siswa yang diajar dengan pembelajaran

kooperatif tipe STAD yang menggunakan software Autograph lebih bervariasi,

lebih mampu mengutarakan ide, mampu memunculkan cara-cara yang

berbeda dalam proses penyelesaian masalah yang mengukur kemampuan

siswa menyatakan data dalam bentuk tabel ke dalam ide matematika dan

kemampuan menjelaskan ide matematika dan menggunakannya dalam

kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan proses penyelesaian jawaban

siswa yang diajar dengan pembelajaran biasa yang menggunakan software

(40)

5. 2 Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, implikasinya adalah

terhadap pemilihan pendekatan pembelajaran oleh guru matematika. Guru

matematika di sekolah menengah pertama harus mempunyai cukup

pengetahuan teoritis maupun keterampilan dalam memilih pendekatan

pembelajaran, mampu mengubah siswa menjadi lebih aktif lagi, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri.

Implikasi lainnya yang perlu mendapat perhatian guru adalah dengan

pendekatan kooperatif tipe STAD menjadikan siswa aktif mengemukakan

pendapat. Diskusi kelompok yang terjadi menjadikan siswa yang

berkemampuan tinggi membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah.

Diskusi antar kelompok menjadikan siswa lebih kreatif dan kritis dalam

menanggapi hasil pekerjaan kelompok lain serta dalam diskusi terjadi refleksi

atas penyelesaian yang telah dilakukan pada masing-masing kelompok.

Dalam penyelesaian jawaban masalah di kelas eksperimen dengan

pendekatan kooperatif tipe STAD lebih baik dibandingkan dengan kelas

kontrol dengan pembelajaran biasa. Siswa yang pembelajaran menggunakan

kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph lebih terampil dalam

menyelesaikan jawaban dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya

(41)

5. 3 Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, maka berikut beberapa saran

yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak yang berkepentingan terhadap

penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph dalam

proses pembelajaran matematika khususnya pada tingkat pendidikan sekolah

menengah. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.

1) Kepada Guru

a. Pembelajaran menggunakan kooperatif tipe STAD berbantuan software

Autograph pada pembelajaran matematika yang menekankan kepada

kemampuan komunikasi dan self-efficacy siswa dapat dijadikan sebagai

salah satu alternatif untuk menerapkan pembelajaran matematika yang

inovatif khususnya dalam mengajarkan materi statistik di kelas IX.

b. Pada pembelajaran biasa hendaknya guru dapat memberikan motivasi lebih

kepada siswa untuk dapat mengajak siswa dalam penekanan “ process of

doing mathematics” dengan memberikan lembar aktivitas yang dikerkajan

oleh siswa sendiri.

c. Waktu mengerjakan LAS cukup membutuhkan banyak waktu, sehingga

untuk memperbaiki hal tersebut guru diharapkan dapat membagi

kelompok-kelompok belajar ke dalam 4-5 orang siswa dalam satu kelompok-kelompok. Sehingga

siswa lebih mudah mengkomunikasikan masalah yang diberikan dan

(42)

d. Dalam setiap pembelajaran guru sebaiknya memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan matematika dalam bahasa dan

cara mereka sendiri, sehingga dalam belajar matematika siswa menjadi lebih

berani beragumentasi, lebih percaya diri dan lebih kreatif.

e. Agar pendekatan kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph

lebih efektif diterapkan pada pembelajaran matematika, sebaiknya guru

harus membuat perencanaan mengajar yang baik dengan adanya daa dukung

sistem pembelajaran yang baik ( Buku Guru, Buku Siswa, LKS, RPP, dan

media yang digunakan).

2) Kepada Lembaga Terkait

a. Pendekatan kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph dengan

menekankan kemampuan komunikasi dan self-efficacy masih sangat asing

bagi guru maupun siswa, oleh karena itu perlu disosiaisasikan oleh kepala

sekolah atau lembaga yang terkait dengan harapan dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa khususnya meningkatkan kemampuan komunikasi

dan self-efficacy siswa.

b. Pendekatan kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph dapat

dijadikan salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi

dan self-efficacy siswa pada poko bahasan statistik dapat dijadikan masukan

bagi sekolah untuk dikembangkan sebagai strategi pembelajaran yang efektif

(43)

3) Kepada Peneliti Lanjutan

a. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan pendekatan kooferatif tipe

STAD berbantuan software Autograph dalam meningkatkan kemampuan

komunkasi dan self-efficacy siswa secara maksimal untuk memperoleh hasil

penelitian yang bagus.

b. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan pendekatan kooperatif tipe

STAD berbantuan software Autograph dalam meningkatkan

kemampuan/aspek matematika lain dengan menerapkan lebih dalam agar

(44)

Daftar Pustaka

Ansari, B.I. 2009. Komunikasi Matematik. Banda Aceh: Yayasan Pena.

Afriati, V. 2011. Peningkatan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematika

Siswa dengan Pendekatan penemuan Terbimbing Berbantuan Software

Autograph. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.

Astrid, I. 2010. Hubungan antara Self – efficacy dengan Kecemasan Berbicara di

Depan Umum pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatra

Utara(Online),(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14504/1/10E

00001. pdf, diakses 21 Pebruari 2012)

Arends, RI. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

__________. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Bandura.1997.Tiga Dimensi self-efficacy. (Online),

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26802/4/Chapter%20II.pdf,

diakses 5 Maret 2012)

________.1997. Faktor yang mempengaruhi self-efficacy. (Online),

(http://psychemate.blogspot.com/2007/12/self-efficacy.html, diakses 5 Maret

2012)

_________. 1994. Indikator Self-efficacy. (Online),

(http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2182436-definisi-self-efficacy-dan-indikatornya/,

(45)

Fauzi, A. (2011). Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Dengan Pendekatan Pemebelajaran Metakognitif Di Sekolah

Menegah Pertama. Disertasi UPI Bandung. Tidak Dipublikasikan.

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya.

Isjoni. 2009. Cooperative learning. Bandung: Alfabeta

Karnasih, I. 2008. Paper Presented in International Worksop: ICT for teaching and

Learning Mathematics, Unimed, Medan. (In Collaboration between

UNIMED and QED Education Kuala Lumpur, Malaysia, 23-24 May 2008)

Kurniawan, R. 2011. Pengaruh Self-Efficacy dan Motivasi Belajar Mahasiswa

Terhadap Kemandirian Belajar Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi. Skripsi. Yogyakarta:

Program Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Lie, A. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT, Gramedia Widiasarana Indonesia

National Council of Teachers of Mathematics (1989). Curriculum and Evaluation

Standards for School Mathematics. VA: NCTM Inc.

Nelson. 2006. Mengembangkan ICT Melalui Tenaga Kependidikan. Jurnal

Universitas Pendidikan Indonesia

Pasaribu, Feri. 2012. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi

Matematika Siswa smp dengan Menggunakan Pendekatan Matematika

(46)

Ruseffendi, E.T. 1980. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA,

Tarsito, Bandung.

_________. 1998. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Non-eksakta Lainnya. IKIP

Semarang Press: Semarang

_________.1998. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Penyajian untuk Meningkatkan CBSA. Bandung:

Tarsito

Safari. 2004. Teknik Analisis Butir Soal, Instrumen Tes dan Non Tes. Dirjen

Pendidikan Dasar dan Menengah. Yokyakarta.

Sadiman, A, Raharjo, R, Haryono, A, Rahardjito. 2003. Media Pendidikan:

Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja

Grapindo Persada

Saragih, S. 2007. Mengembangkan Kemampuan Berfikir Logis dan Komunikasi

Matematika Siswa Pendidikan Dasar melalui Pendekatan Matematika

Realistik. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: PPs UPI

Setiadi, R. 2010. Self-Efficacy In Indonesia Literacy Teaching Contex: A Theoretical

and Empirical Perspective. Bandung: Rizqi Press

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta

Slavin, RE. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

Soeparno. 2007. (Online),

(47)

Sribina, N. 2010. Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMA melalui Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Square menggunakan Autograph

dengan Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Square tanpa Autograph.

Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sukarmin, 2002, Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : PT. Grafindo

Somakin. 2010. Mengembangkan Self-Efficacy Siswa melalui Pembelajaran

Matematika. Sriwijaya: Vol. 3 No 1 edisi Juni 2010.

Turmudi. 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika

(Berparadigma Eksploratif dan Investigasi). Jakarta: PT Leuser Cita

Pustaka.

Tim MKPBM, 2000. Srategi Pembelajaran Matematika Kontenporer. Bandung: UPI

Usman, H dan Akbar, R. P. S. 2008. Pengantar Statistika. Edisi Kedua-Jakarta: Bumi

Aksara.

Van de Walle, J.A. 2008. Pengembangan Pengajaran Matematika Sekolah Dasar

dan Menengah Edisi Keenam Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Yamin, M. 2011. Upaya Peningkatan Komunikasi Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.

Yusuf. 2010. Penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.

(Online), (http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf, diakses 19

Gambar

Gambar 1: Diagram Lingkaran

Referensi

Dokumen terkait

Jalan Kolonel Wahid

Sejak tahun 1976, kerja sama yang dilakukan ASEAN telah mencakup program pemberian preferensi perdagangan, joint ventures, ekspor impor komoditas pangan dan energi, dan dalam

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menghitung dan meminimumkan biaya material handling , membuat disain usulan layout baru berdasarkan systematic layout

Aliran listrik antegrad secara lambat pada jalur konduksi yang tidak mengalami blok memungkinkan terangsangnya bagian distal jalur konduksi yang mengalami blok searah

Berbeda dengan itikad baik dimaknai sebagai asas hukum kontrak yang wilayah penerapannya tidak terbatas pada pelaksanaan kontrak tetapi pada semua tahapan kontrak,

1. Potensi Sumber Daya Alam. Kelengkapan data-data potensi sumber daya alam yang tertuang dalam profil Desa Getassrabi mayoritas sudah terisi cukup baik, tetapi belum

Penggunaan bambu sebagai bahan bangunan dikarenakan bambu menpunyai kelebihan yaitu masa konstruksi sangat singkat, biaya konstruksi murah dan tidak memerlukan

(3) orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar