PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN SOFWARE AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA DI SMP KOTA PADANGSIDIMPUAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Nama : Laili Habibah Pasaribu Nim : 8106171028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH PASCASARJANA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN SOFWARE AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN SELF-EFFICACY SISWA DI SMP KOTA PADANGSIDIMPUAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Nama : Laili Habibah Pasaribu Nim : 8106171028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH PASCASARJANA
ABSTRAK
LAILI HABIBAH PASARIBU. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD Berbantuan Sofware Autograph untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Self-Efficacy Siswa di SMP Kota Padangsidimpuan. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2012.
Kata kunci: Pendekatan Kooperatif Tipe STAD, Komunikasi Matematika, Self-efficacy, Software Autograph
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi siswa pada masing-masing pembelajaran (2) Apakah terdapat perbedaan self-efficacy
siswa pada masing-masing pembelajaran (3) Apakah terdapat peningkatan kemampuan komunikasi dan self-efficacy matematik siswa pada masing-masing pembelajaran (4) Ada interaksi antara pendekatan kooperatif tipe STAD dengan kemampuan awal matematik (KAM) terhadap peningkatan komunikasi matematika siswa, (5) Ada interaksi antara pendekatan kooperatif tipe STAD dengan kemampuan awal matematik (KAM) dalam peningkatan self-efficacy siswa, (6) Proses penyelesaian jawaban siswa pada masing-masing pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini siswa kelas IX yang berakreditasi A di kota Padangsidimpuan. Secara acak dipilih dua sekolah sebagai subjek penelitian yaitu SMPN 1 dan SMP Nurul Ilmi. Kelas eksperimen diberikan perlakuan pendekatan kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph dan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran biasa berbantuan software Autograph. Instrumen yang digunakan terdiri dari: tes kemampuan komunikasi dan self-efficacy dinyatakan telah telah memenuhi syarat validatas isi serta koefisien reliabilitas sebesar 0,73. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa pada masing-masing pembelajaran (2) Terdapat perbedaan kemampuan self-efficacy siswa masing-masing pembelajaran (3) Terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematika dan self-efficacy
siswa pada masing-masing pembelajaran, (4) Tidak Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STADdengan kemampuan awal matematik (tinggi, rendah) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, (5) Tidak Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STADdengan kemampuan awal matematik (tinggi, rendah) dalam meningkatkan self-efficacy siswa, (6) Proses penyelesaian jawaban siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang menggunakan software Autograph lebih bervariasi proses penyelesaian jawaban siswa yang diajar dengan pembelajaran biasa yang menggunakan software Autograph. Berdasarkan temuan penelitian, disarankan sbb: Pembelajaran menggunakan kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph pada pembelajaran matematika yang menekankan kepada kemampuan komunikasi dan self-efficacy
ABSTRACT
LAILI HABIBAH PASARIBU. The application of Cooperative Learning Model Type STAD Software-assisted Autograph to improve Communication Skills and Self-Efficacy of Students in Junior High School Of Padangsidimpuan. Thesis. Study Programs Postgraduate Mathematics Education State University of Medan, 2012.
Keywords: The approach of Cooperative Type STAD, Communication Mathematics, Self-efficacy, software Autograph
This research aimed at to know: (1) Whether there are differences in the ability of communication students in each learning (2) Whether there are differences in self-efficacy of students in each learning (3) Whether there is increased communication skills and self-efficacy
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya serta sholawat dan salam kita sanjung sajikan khadirat
Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau
sekalian. Sehingga tesis saya yang berjudul: ”Penerapan Model Pembelajaran
kooperatif Tipe STAD Berbantuan Sofware Autograph untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi dan Self-Efficacy Siswa di SMP Kota
Padangsidimpuan” dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi
persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Matematika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Pascasarjana UNIMED serta Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si
selaku Staf Program Studi Pendidikan Matematika
2. Bapak Dr. Kms M. Amin Fauzi, M.Pd selaku pembimbing I, dan Ibu Ida
Karnasih MSc. Ed. Ph.D selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan masukan dan bimbingan serta motivasi yang kuat dalam
penyusunan tesis ini.
3. Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Matematika Pascasarjana UNIMED, Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd,
selaku narasumber yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun
untuk menjadikan tesis ini menjadi lebih baik.
4. Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D selaku Asisten Direktur I Program
Pascasarjana UNIMED.
5. Bapak ibu dosen yang mengajar di Program Studi Pendidikan Matematika
Pascasarjana UNIMED.
6. Ibu Hj. Melliani Dalumunthe, S.Pd dan Bapak Sumadianto S.Pd selaku
kepala sekolah di SMP Negeri 1 dan wakil Kepala Sekolah SMP Swasta
Nurul Ilmi Kota Padangsidimpuan beserta dewan guru yang telah
memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Teristimewa kepada Ayahanda tercinta Aban Kamil Pasaribu, Ibunda
tercinta Masna Rambe yang selalu mendoakan penulis serta kakanda Haryati pasaribu SH, Ahmad Benbela Pasaribu S.Sos, Muammar Pasaribu
S.Pdi, Faridah Pasaribu, SE, Fatmawati Pasaribu S.Ag, Magdalena Pasaribu,
S.Ag, Sakinah Pasaribu S.Ag, Murida Mawaddah Pasaribu S.Pd senantiasa
memberikan dorongan, motivasi dan doa sehingga tesis ini terselesaikan
dengan baik.
8. Seluruh sahabat-sahabat seperjuangan kelas A/Reguler yang telah
memberikan dorongan, semangat, serta bantuan kepada penulis.
Semoga Allah membalas semua yang telah diberikan Bapak/Ibu serta
saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Semoga tesis ini dapat
Mungkin masih terdapat kekurangan/kelemahan dalam penyusunan tesis ini,
untuk itu penulis mengharapkan sumbangan berupa pemikiran yang terbungkus
dalam saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.
Medan, Desember 2012 Penulis,
DAFTAR ISI
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Kemampuan Komunikasi Matematik ... 19
2.2. Self-Efficacy ... 24
2. 2. 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-efficacy ... 26
2. 2. 2. Dimensi Self-efficacy ... 29
2.3. Pembelajaran Kooperatif ... 30
2.4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 39
2.5. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ... 39
2.6. Pembelajaran Biasa ... 40
2.7. Komputer sebagai Media Pembelajaran ... 46
2.8. Media Sofware Autograph ... 50
2.9. Materi Statistik ... 52
2.10. Penerapan Materi Statistik dengan Pendekatan Kooperatif .. 56
Tipe STAD Berbantuan Sofware Autograph 2.11. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa ... 67
2.12. Teori Belajar yang Mendukung ... 68
2.13. Penelitian yang Relevan ... 71
2.14. Kerangka Konseptual ... 73
2.15. Hipotesis Penelitian ... 85
BAB. III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 87
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 87
3. 2. 1. Karakteristik Siswa yang Terpilih sebagai ... 90
Sampel Penelitian 3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 91
3.4. Variabel Penelitian ... 91
3.5. Disain Penelitian ... 92
3.6. Instrument Penelitian ... 93
3.6.1. Tes Kemampuan Awal Matematika ... 94
3.6 2. Tes Kemampuan Komunikasi ... 95
3.6.3. Skala Self-efficacy ... 97
3.7. Uji Coba Intrument ... 98
3.8. Kegiatan Pembelajaran ...106
3.9. Teknik Analisis Data...108
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Sampe Penelitian ...117
4.2. Hasil Penelitian...119
4.2.1. Deskripsi Kemampuan Awal Matematika...119
4.2.2. Kemampuan Komunikasi Matematika dan Self-efficacy...121
4.2.2.1. Kemampuan Komunikasi dan Self-efficacy Sebelum Pembelajaran...122
4.2.2.2. Kemampuan Komunikasi dan Self-efficacy Setelah Pembelajaran...124
4.2.2.3. Uji Statistik Perbedaan di kedua Pembelajaran...126
4.2.3. Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Self-efficacy..133
4.2.3.1. Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Self-efficacy siswa...133
4.2.3.2. Uji statistik Perbedaan Peningkatan Komunikasi dan Self-efficacy di Kedua Pembelajaran...135
4.3. Interaksi antara Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan KAM terhadap Kemampuan Komunikasi terhadap Kemampuan Komunikasi dan Self-efficacy ...139
4.3.1 Interaksi antara Pembelajaran dengan KAM terhadap Kemampuan Komunikasi...139
4.3.2. Interaksi antara Pembelajaran dengan KAM terhadap Self-efficacy.......142
4.4. Keragaman Proses Penyelesaian Jawaban Kemampuan Komunikasi ...146
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian...154
4.5.1. Faktor Pembelajaran... 155
4.5.2. Kemampuan Komunikasi Matematika………160
4.5.3. Self-efficacy Siswa ………..161
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
51. Simpulan...164
5.2. Implikasi...166
5.3. Saran...167
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ……….33
Tabel 2.2. Pedoman Penskoran Skor Perkembangan Individu………37
Tabel 2.3. Tingkat Penghargaan Kelompok ………38
Tabel 2.4. Fase Pembelajaran Ekspositori ……….42
Tabel 3.1. Daftar Peringkat Akreditasi Sekolah ……….88
Tabel 3.2. Disain Penelitian………92
Tabel 3.3. Tabel Weiner tentang Keterkaitan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat………...93
Tabel 3.4. Kriteria Pengelompokan Kemampuan Matematika Siswa…………94
Tabel 3.5. Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi……….95
Tabel 3.6. Penskoran Tes Komunikasi………96
Tabel 3.7. Kisi-kisi Instrumen Skala Self-efficacy ……….97
Tabel 3.8. Skor Alternatif Jawaban Angket ………98
Tabel 3.9. Rangkuman Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran……….99
Tabel 3.10. Hasil Validasi Tes Kemampuan Komunikasi………..100
Tabel 3.11. Hasil Validasi Tes Self-efficacy………...100
Tabel 3.12. Analisis Validitas Kemampuan Komunikasi………..102
Tabel 3.13. Analisis Reliabilitas Kemampuan Komunikasi………...104
Tabel 3.14. Rangkuman Hasil Daya Pembeda Kemampuan Komunikasi……..105
Tabel 3.15. Rangkuman Hasil Tingkat Kesukaran Kemampuan Komunikasi...106
Tabel 3.16. Perbedaan Pedagogik……….107
Tabel 3.17. Keterkaitan antara Rumusan Masalah, Hipotesis………...109
dan Uji Statistik Tabel 4.1. Sebaran Sampel Penelitian………..118
Tabel 4.2. Deskripsi Kemampuan Matematika Siswa Tiap Kelas Berdasarkan Nilai KAM………119
Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas KAM……….120
Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas KAM………..120
Tabel 4.6. Sebaran Sampel Penelitian………...122
Tabel 4.7. Data Hasil Pretes………..122
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Komunikasi dan
Self-efficacy……….123
Tabel 4.9. Hasil Uji Homogenitas Varian Pretes Kemampuan Komunikasi Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol………..123
Tabel 4.10. Data Hasil Postes………124
Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Postes Kemampuan Komunikasi dan
Self-efficacy ………..125
Tabel 4.12. Hasil Uji Homogenitas Varians Postes Kemampuan Komunikasi
Kelas eksperimen dan Kelas Kontrol……….125
Tabel 4.13. Uji Perbedaan Rata-rata Pretes Kemampuan Komunikasi……….127
Tabel 4.14. Uji Perbedaan Rata-rata pretes Self-efficacy………..129
Tabel 4.15. Uji Perbedaan Rata-rata Postes Kemampuan Komunikasi………130
Tabel 4.16. Uji Perbedaan Rata-rata postes Self-efficacy……….132
Tabel 4.17. Data Hasil Peningkatan Kemampuan Komunikasi………133
Tabel 4.18. Nilai Rataan Gain Ternormalisasi dan Kategorinya……….133
Tabel 4.19. Uji Normalitas Peningkatan Kemampuan Komunikasi………….134
Tabel 4.20. Hasil Homogenitas Varian Gain Komunikasi Kleas Eksperimen dan
Kelas Kontrol……….134
Tabel 4.21. Uji Perbedaan Rata-rata Peningkatan Kemampuan Komunikasi136
Tabel 4.22. Uji Perbedaan Rata-rata Peningktan self-efficacy………..138
Tabel 4.23. Rangkuman Uji ANOVA 2 Jalur terhadap Kemampuan
Komunikasi………139
Tabel 4.24. Rangkuman Uji ANOVA 2 Jalur terhadap Self-efficacy ……….142
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Lingkaran Proses Jawaban Siswa untuk Kemampuan
Komunikasi Matematik………8
Gambar 2. Diagram Batang Prosese Jawaban Siswa untuk Kemampuan
Komunikasi Matematika ………...8
Gambar 3. Prosedur Pengambilan Sampel ………..90
Gambar 4. Tahapan Alur Kerja Penelitian……….116
Gambar 5. Grafik Interaksi terhadap Kemampuan Komunikasi…………..141
Gambar 6. Grafik Interaksi terhadap Self-efficacy……….144
Gambar 7. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 1 Kelas Eks …………..146
Gambar 8. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 1 Kelas Kontrol………146
Gambar 9. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 2 Kelas Eks…………...147
Gambar 10. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 2 Kelas Kontrol ………148
Gambar 11. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 3 Kelas Eks………… ..149
Gambar 12. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 3 Kelas Kontrol……….150
Gambar 13. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 4 Kelas Eks…………...151
Gambar 14. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 4 Kelas Kontrol………152
Gambar 15. Proses Penyelesaian Jawaban Siswa no 5 Kelas Eks …………..153
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen………..174
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol……….201
3. Lembar Aktivitas Siswa………...211
LAMPIRAN B 4. Kisi-kisi Kemampuan Komunikasi……….235
5. Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi………236
6. Tes Kemampuan Komunikasi……….237
7. Kisi-kisi Self-efficacy...242
8. Skor Alternatif Jawaban Skala Self-efficacy………243
9. Skala Self-efficacy………244
LAMPIRAN C 10. Validator Ahli Perangkat Pembelajaran………..247
11. Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Intrumen Penelitian………..248
12. Hasil Validasi Ahli Terhadap Perangkat Pembelajaran………..251
13. Hasil Validasi Terhadap Instrumen Penelitian………255
14. Deskripsi Hasil Uji coba Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian………….259
LAMPIRAN D 15. Daftar Nama Siswa untuk SMP Negeri 1 Kelas Eksperimen……….275
16. Daftar Nama Siswa untuk SMP Negeri 1 Kelas Kontrol………276
17. Daftar Nama Siswa untuk SMP Swasta Nurul Ilmi Kelas Eksperimen……….277
18. Daftar Nama Siswa untuk SMP Swasta Nurul Ilmi Kelas Kontrol………278
19. Daftar Nilai KAM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………...279
20. Pretes Kemampuan Komunikasi Kelas Ekpserimen………282
21. Postes Kemampuan Komunikasi Kelas Ekpserimen………...284
22. Pretes Kemampuan Komunikasi Kelas kontrol………...286
23. Postes Kemampuan Komunikasi Kelas Kontrol……….288
24. Nilai N_Gain Kemampuan Komunikasi Kelas Eksperimen………290
25. Nilai N_Gain Kemampuan Komunikasi Kelas Kontrol………..291
26. Pretes Self-efficacy Kelas Eksperimen………292
27. Postes Self-efficacy Kelas Eksperimen………...294
28. Pretes Self-efficacy Kelas Kontrol………..296
LAMPIRAN E
30. Jadwal Pelaksanaan Penelitian kelas Eksperimen di SMP Negeri 1………..300 31. Jadwal Pelaksanaan Penelitian kelas Eksperimen di SMP Nurul Ilmi………...301 32. Pembagian Nama Kelompok Kelas Eksperimen……….301
LAMPIRAN F
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memengang peranan yang sangat penting bagi pengembangan
siswa agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional
harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan
relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan
diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui
olahhati, olahpikir, olahrasa, dan olahraga agar memiliki daya saing dalam
menghadapi tantangan global. Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan adalah
mengimplementasikan Standar Nasional Pendidikan dalam kurikulum. Kurikulum
tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan
oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan
standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan.
Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar menengah, mata pelajaran
matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, tanggal
23 Mei 2006 Tentang Standar Isi), telah disebutkan bahwa mata pelajaran matematika
perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis,
kreatif, serta kemampuan bekarja sama. Mengembangkan kemampuan berpikir logis,
pendidik matematika dikelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik
keilmuan matematika. Tetapi, fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan
kemampuan berfikir kreatif dalam matematika jarang atau tidak pernah
dikembangkan. Padahal kemampuan itu sangat diperlukan agar peserta didik dapat
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti.
Matematika sebagai ilmu dasar memegang peranan yang sangat penting dalam
pengembangan sains dan teknologi, karena matematika merupakan sarana berfikir
untuk menumbuh kembangkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis, dan kritis.
Peranan matematika ini tidak hanya terasa dalam bidang matematika tetapi
aplikasinya pada bidang lain. Gestalt (2009) mengatakan bahwa pengalaman secara
menyeluruh tidak bisa disimpulkan sekedar dari bagian-bagiannya tetapi harus dilihat
sebagi bentuk, pola, atau konfigurasi yang utuh dan menyeluruh. Menurut Gestalt
informasi baru, konsep baru, maupun gagasan baru akan bermakna bagi pembelajaran
jika dikaitkan dengan konfigurasi struktur pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya. Ciri keholistikan yang ditawarkan teori ini selain menawarkan kecepatan
dan kembermaknaan hasil belajar, juga membantu pengembangan berpikir kritis dan
komprehensif siswa.
Dengan menguasai matematika, anak didik diharapkan mampu memecahkan
masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan tujuan umum
1. Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan
dalam mememcahkan masalah matematika, pelajaran lain, ataupun masalah
yang berkaitan dengan kehidupan nyata.
2. Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi dialihkan
pada setiap keadaan, seperti berpikir logis, berpikir kritis, berpikir sistematis,
bersipat objektif, bersikap jujur dan disiplin dalam memandang dan
meyelesaikan suatu masalah. (Depdiknas 2002).
Untuk mencapai kemampuan-kemampuan seperti yang disebutkan diatas,
dibutuhkan pembelajaran yang mengarah pada diberikannya siswa kesempatan
melakukan eksplorasi, menganalisis, dan mengumpulkan data. Dengan diberikannya
kesempatan seperti itu siswa tidak hanya terampil menghitung, menggunakan
matematika sebagai alat hitung, melainkan siswa memiliki kesempatan
mengembangkan kemampuan berfikirnya.
Pembangunan sumber daya manusia secara optimal akan bermanfaat bagi
kepentingan individu dan menunjang pembangunan sektor kehidupan lainnya.
Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengembangan
kemampuan siswa secara optimal pada saat ini sangat diperlukan karena seiring
dengan perkembangan ilmu dan teknologi sekarang ini memungkinkan kita untuk
memperoleh banyak informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai tempat di
dunia. Untuk menghadapi tantangan tersebut dituntut sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan dan keterampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis,
kreatif, sistematis, logis, dan kemmapuan bekerjasama yang efektif.
Pemikiran kritis, kreatif, sistematis, dan logis, dapat dikembangkan melalui
pendidikan matematika. Hal ini sangat memungkinkan karena hakekat pendidikan
matematika adalah membantu siswa agar berfikir kritis, bernalar efektif, efisien,
bersikap ilmiah, disiplin, bartanggungjawab, percaya diri, disertai dengan iman dan
taqwa (Ansari, 2009). Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib
diikuti disekolah. Mengingat pentingnya matematika terhadap kehidupan manusia.
Akan tetapi persepsi siswa terhadap matematika tidaklah sepenting manfaat dari
metematika itu sendiri terhadap kehidupan manusia. Banyak siswa yang menganggap
bahwa matematika itu adalah momok yang menakutkan, seperti yang dikemukakan
oleh Turmudi (2008) bahwa tidak banyak siswa yang menyukai matematika dari
setiap kelas disekolah. Dari hasil TIMSS 2003
(http://infopendidikankita.blogspot.com), skor siswa SMP kelas 2 dibidang
matematika berada di bawah rata-rata internasional urutan ke 38 dari 49 negara
peserta. Posisi itu jauh dari Malaysia yang berada pada posisi ke 12 atau bahkan
Singapura yang Berjaya yang berada pada posisi pertama.
Fakta diatas menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang diterapkan saat
ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Sebagaian besar guru cenderung
menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran yang
berpusat pada guru sedangkan siswanya pasif pada proses pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran seperti ini membuat respon siswa menjadi kurang terhadap
dikelas. Sehingga membuat siswa menjadi tidak aktif dalam kelas serta minimnya
penggunaan media pembelajaran yang menarik sehingga siswa merasa bosan.
Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa. Siswa juga
tidak menyadari bahwa kecakapan matematika yang ditumbuhkan dalam
pembelajaran matematika seperti penalaran, komunikasi, koneksi, dan pemecahan
masalah merupakan sumbangan matematika kepada pencapaian kecakapan hidup (life
skill) yang sangat dibutuhkan siswa dalam dunia nyata. Salah satu dari lima standar
proses Prinsip-prinsip dan standar dari NCTM yaitu komunikasi (Van de Walle:
2007):
Komunikasi bisa membantu pembelajaran siswa tentang konsep matematika baru ketika mereka memerankan situasi menggambar,menggunakan objek, memberikan laporan dan penjelasan verbal. Juga ketika menggunakan diagram, menulis dan menggunakan simbol matematika. Kesalahpahaman bisa diidentifikasi dan ditunjukkan. Keuntungan sampingannya adalah bisa mengingatkan siswa bahwa mereka berbagai tanggungjawab dengan guru atas pembelajaran yang muncul dalam pelajaran.
Dari prinsip-prinsip dan standar NCTM yang diatas, maka dapat dikatakan
bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan hal yang sangat penting dan
perlu ditingkatkan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar
matematika. Aspek komunikasi melatih siswa untuk dapat mengkomunikasikan
gagasan, baik komunikasi lisan maupun tulisan. Ansari (2009) juga mengatakan
bahwa komunikasi matematik baik sebagai aktifitas sosial (talking) maupun sebagai
alat bantu berfikir (writing) adalah kemampuan yang mendapat rekomendasi para
Kemudian sejumlah pakar telah mendefinisikan pengertian prinsip dan standar
komunikasi matematik Ansari (2009) mangemukakan matematika sebagai alat
komunikasi(mathematics as cummunication) merupakan pengembangan bahasa dan
simbol untuk mengkomunikasikan ide matematik, sehingga siswa dapat: (1)
mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematik dan
hubungannya, (2) merumuskan definisi matematik dan membuat generalisasi yang
diperoleh melalui investigasi (penemuan), (3) mengungkapkan ide matematik secara
lisan dan tulisan, (4) membawa wacana matematik dengan pemahaman, (5)
menjelaskan dan mengemukakan serta memperluas pertanyaan terhadap matematika
yang telah dipelajarinya, (6) menghargai keindahan dan kekuatan notasi matematik,
serta peranannya dalam mengembangkan ide/gagasan matematik.
Ansari (2009) juga menyebutkan bahwa komunikasi dalam matematika perlu
ditumbuhkembangkan dikalangan siswa. Pertama, mathematics as language artinya
matematika tidak sekedar alat bantu berpikir (a tool to aid thinking), alat untuk
menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi
matematika juga sebagai suatu alat yang berharga untuk mengkomunikasikan
berbagai ide secara jelas, tepat, dancermat. Kedua, (mathematics learning as social
activity) artinya sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matemtika, matematika
juga sebagai wahana interaksi antar siswa dan juga komunikasi antara guru dan
siswa. Hal ini merupakan bagian terpenting untuk mempercepat pemahaman
matematika siswa. Dengan demikian komunikasi matematik baik secara aktivitas
mendapat rekomendasi para pakar agar terus ditumbuhkembangkan di kalangan
siswa.
Selain itu, padatnya materi dalam kurikulum menyebabkan guru hanya
berkonsentrasi pada pencapaian penyelesaian materi, sehingga guru tak sempat lagi
memikirkan bagaimana meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswanya.
Ansari (2009) mengatakan bahwa hasil observasi lapangan yang dilakukan terhadap
siswa menunjukkan bahwa rata-rata siswa terlihat kurang terampil berkomunikasi
untuk menyampaikan informasi seperti menyatakan ide, mengajukan pertanyaan dan
menanggapi pertanyaan dan pendapat orang lain. Proses pembelajaran kemampuan
komunikasi matematik belum sepenuhnya dikembangkan secara tegas, padahal
bagaimana diungkapkan oleh para matematikawan kemampuan komunikasi
merupakan salah satu kompetensi yang perlu diupayakan peningkatannya
sebagaimana kompetensi lainnya seperti berkomunikasi dalam matematika,
self-efficacy dan pemecahan masalah.
Seperti dalam kasus materi statistik berikut ini yang diberikan kepada siswa
SMP kelas IX. Materinya adalah untuk menghitung persentase banyak murid dalam
Gambar 1: Diagram Lingkaran Proses Jawaban Siswa
Gambar 2: Diagram Batang Proses Jawaban Siswa
Dari contah jawaban siswa diatas tersebut, terlihat bahwa siswa belum bisa
mengkomunikasikan soal kedalam bentuk matematika secara tulisan, baik dalam
diagram lingkaran maupun diagram batang tersebut.
Kemampuan siswa dalam membaca dan menafsirkan data kedalam ide
matematika kurang benar Kemampuan siswa menyajikan soal
ke dalam diagram kurang tepat
Proses penyelesaian jawaban siswa masih kurang berpariasi. Dalam penyelesaian
soal tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut belum memiliki komunikasi
yang bagus dalam matematika.
Untuk mengetahui ketercapaian self-efficacy matematika siswa dapat
dilakukan dengan observasi proses pembelajaran matematika, bisa juga dilakukan
dengan angket skala self-efficacy matematika, disini peneliti melihat ketercapaian
self-efficacy matematika siswa dengan angket skala self-efficacy. Self-efficacy
matematika diartikan sebagai kepercayaan diri siswa terhadap: kemampuan
mempersentasikan dan menyelesaikan masalah matematika, cara belajar dan bekerja
dalam memahami konsep dan menyelesaikan tugas dan kemampuan berkomunikasi
matematika dengan teman sebaya dan pengajar selama pembelajaran. Untuk
mengembangkan kemampuan tersebut, guru haruslah melatih melatihkan kepada
siswa bahwa dalam menyelesaikan soal/masalah matematika perlu adanya menguji
jawabannya, perlu diberikan berbagai cara atau strategi dalam menyelesaikan soal
matematika.
Ada faktor yang mempengaruhi kemampuan matematika siswa belum
maksimal sepenuhnya ketika proses pembelajaran berlangsung. Beberapa diantaranya
yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centred) serta media
pembelajaran yang berbasis ICT yang digunakan guru disekolah belum uptodate
serta pemanfaatannya masih belum terlaksana dengan baik dikarenakan masih
minimnya pemahaman guru terhadap ICT. Oleh karena itu, guru dalam memilih
model pembelajaran perlu mempertimbangkan tugas matematika dan suasana belajar
Serta mempertimbangkan penggunaan media pembelajaran yang interaksi berbasis
ICT seperti software Autograph dan guru perlu meningkatkan pengetahuannya atau
keahliannya terhadap software Autograph tersebut. Komputer salah satu bentuk yang
menandakan adanya perkembangan teknologi dan informasi. Hampir seluruh kegiatan
dalam kehidupan manusia dapat dipermudah dengan adanya bantuan komputer.
Dengan adanya komputer akan bembantu proses pembelajaran disekolah terutama
pelajaran matematika. Tak heran seiring kemajuan teknologi tersebut yang ditandai
dengan maraknya penggunaan komputer di dunia pendidikan menjadikan komputer
sebagai salah satu media pembelajaran yang mendapat rekomendasi untuk digunakan
sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika.
Nelson (2006) mengatakan dalam jurnalnya dimana indikator keberhasilan
dari pelatihan pengembangan ICT disekolah di harapkan akan mampu: (a)
meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan ICT dalam rangka
menunjang profesionalitas kinerja,(b) memotivasi guru agar selalu mempengaruhi
informasi dan pengetahuan untuk menunjang tugasnya, (c) memberikan pelayanan
terbaik dalam proses pembelajaran disekolah, (d) meningkatkan komunikasi dan
informasi terbaru bagi guru dan siswa, (e) meningkatkan kebermaknaan belajar siswa,
(f) meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Selain faktor pembelajaran, ada faktor lain juga yang dapat berkontribusi
terhadap kemampuan matematis siswa dan terhadap sikap belajar matematika siswa,
yaitu kelompok kemampuan awal matematik (KAM) siswa, yang digolongkan ke
dalam kelompok baik, cukup dan kurang. Kemampuan awal matematik merupakan
Hal ini disebabkan materi pelajaran yang disusun secara struktur sehingga apabila
seseorang mengalami kesulitan pada pokok bahasan awal, maka otomatis akan
mengalami kesulitan dalam mempelajari pokok bahasan selanjutnya. Begitu
sebaliknya, sisa yang memiliki kemampuan awal matematikanya baik akan dapat
mengikuti pelajaran pada materi selanjutnya dengan lancar. Siswa yang memiliki
KAM yang cukup atau kurang membutuhkan waktu dalam menerima ilmu baru
dalam proses pembelajaran.
Dari uraian diatas, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan software
autograph untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan self-efficacy siswa
dengan materi Statistik di SMP kelas IX. Diharapkan peningkatan kemampuan
komunikasi dan self-efficacy siswa dengan pendekatan kooperatif tipeSTAD dengan
berbantuan software Autograph lebih baik daripada pembelajaran biasa dengan
berbantuan software Aotograph.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Hasil belajar matematika masih rendah dalam menjelaskan ide matematika
dalam bentuk tulisan kedalam penyelesaian jawaban
2. Matematika dianggap pelajaran yang sulit bagi siswa
3. Kemampuan komunikasi siswa masih rendah, baik lisan maupun tulisan
4. Pembelajaran berpusat pada guru
6. Penguasaan dan penggunaan media komputer berbasis ICT guru masih minim
di sekolah.
7. Proses penyelesaian jawaban yang dibuat siswa masih belum bervariasi
8. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
maka perlu adanya pembatasan masalah agar lebih fokus dan mencapai tujuan yang
diharapkan, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan software
Autograph untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa yang
berupa komunikasi tertulis saja.
2) Interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal matematik terhadap
pengingkatan kemampuan komunikasi dan self-efficacy siswa.
3) Melihat bagaimana proses jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaikan
masalah pada pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan software
1.4 Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan software
Autograph dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa
berbantuan software Autograph?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan self-efficacy siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan sofware Autograph
dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasaberbantuan software
Autograph?
3. Apakah terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematika dan
self-efficacy siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan software Autograph dengan pembelajaran biasa berbantuan
software Autograph?
4. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan kemampuan awal matematik (KAM) terhadap kemampuan
komunikasi siswa?
5. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
STAD dengan kemampuan awal matematik (KAM) terhadap self-efficacy
6. Bagaimana proses penyelesaian jawaban yang dibuat siswa dalam
menyelesaikan masalah terkait dengan kemampuan komunikasi dan
self-efficacy siswa pada pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan software
Autograph dengan pembelajaran biasa berbantuan software Autograph?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi siswa
yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan
software Autograph dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa
berbantuan software Autograph
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan self-efficacy siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan software
Autogrpah dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa
berbantuan software Autograph.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan komunikasi dan
self-efficacy matematik siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif
tipe STAD dengan berbantuan software Autograph dengan siswa yang
4. Untuk mengetahui bahwa ada interaksi antara pendekatan kooperatif tipe
STAD dengan kemampuan awal matematik (KAM) terhadap peningkatan
komunikasi matematika siswa
5. Untuk mengetahui bahwa ada interaksi antara pendekatan kooperatif tipe
STAD dengan kemampuan awal matematik (KAM) dalam peningkatan
self-efficacy siswa
6. Untuk mengetahui bagaimana proses penyelesaian jawaban siswa dalam
menyelesaikan soal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
berbantuan software Autograph dengan siswa yang diajarkan pembelajaran
biasa berbantuan software Autograph.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberika informasi dan sekaligus
manfaat sebagai berikut :
1. Bagi guru,
Sebagai bahan pengembangan dan alternatif tentang kemampuan komunikasi
dan self-efficacy dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
memanfaatkan software dalam proses pembelajaran berlangsung terutama
dalam pelajaran matematika sehingga guru dapat merancang suatu rencana
pembelajaran yang berinteraksi sehingga belajar akan lebih baik jika siswa
karena diberitahukan oleh guru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
matematika.
2. Bagi siswa,
Menumbuhkan kemampuan bekerjasama, berkomunikasi dan
mengembangkan keterampilan berfikir siswa.
3. Bagi peneliti,
Untuk mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran
dengan baik dan kemampuan memecahkan permasalahn pembelajaran yang
ditemui disekolah. Mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan
penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan khususnya
tentang konsep matematika yang abstrak dalam bentuk konkret.
1.7 Definisi Operasional Variabel
Untuk menghindari adanya perbedaan penafsiran, perlu ada penjelasan dari
beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa konsep istilah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Kemampuan komunikasi matematika siswa yang dimaksud dalam penelitian
ini dibatasi hanya komunikasi tertulis saja. Aspek yang akan diukur adalah
sebagai berikut: (a) kemampuan siswa dalam membaca dan menafsirkan data
dalam bentuk diagram ke dalam ide matematika, (b) kemampuan siswa dalam
membaca dan menafsirkan data dalam bentuk tabel ke dalam model
dalam bentuk tabel, (d) kemampuan memvisualisasikan masalah ke dalam
diagram, (e) kemampuan menentukan konsep dari suatu persoalan dan
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Self-efficacy adalah sebagai keyakinan orang tentang kemampuan mereka
untuk menghasilkan tingkat kinerja yang ditunjuk bahwa latihan pengaruh
atas peristiwa yang mempengaruhi kehidupan mereka. Yakin akan
kemampuan yang dimiliki serta komitmen yang kuat, memandang kesulitan
sebagai tantangan maupun memikirkan strategi dalam mengahadapi kesulitan,
suka akan suasana baru, menetapkan sendiri tujuan yang menantang, tekun
dan berusaha secara maksimal, berusaha saat menghadapi kegagalan, fokus
dengan tugas dan tidak mudah putus asa terhadap kegagalan.
3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)
adalah merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan
merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru
menggunakan pendekatan kooperatif. STAD merupakan salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pembelajaran diawali
dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa,
menyajikan informasi atau materi pelajaran, mengorganisasikan siswa dalam
kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja dan belajar, dan
4. Pembelajaran biasa (konvensional) adalah merupakan pembelajaran yang
biasa dilaksanakan di sekolah tersebut yaitu berupa pembelajaran ekspositori,
yang pada umumnya biasa digunakan guru dalam mengajar yang
langkah-langkahnya menjelaskan materi pelajaran, guru memberi tugas, siswa
bertanya, mengerjakan latihan.
5. Autograph adalah salah satu software matematika yang dapat mempermudah
proses belajar mengajar yang digunakan dalam mempelajari materi tentang
dua dimensi (2D), tiga dimensi (3D), Statistik, Transformasi, Geometri,
Persamaan, Koordinat, Grafik, Aljabar.
6. Proses penyelesaian masalah adalah menyelesaikan masalah yang ada atau
permasalahan yang dilakukan. Dalam menyelesaikan masalah siswa
menggunakan berbagai strategi yang dimilikinya. Untuk memperoleh
informasi tentang proses penyelesaian masalah ditinjau dari 2 (dua) aspek
yaitu: (1) Prosedur yang digunakan dalam kemampuan komunikasi, (2)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan
Pembelajaran matematika baik dengan pendekatan kooperatif tipe STAD
berbantuan software autograph maupun dengan pembelajaran biasa berbantuan
software Autograph dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan self-efficacy
siswa. Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan seperti yang
telah dikemukakan pada bab sebelumnya, diperoleh beberapa simpulan sebagai
berikut:
1. Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph
dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa berbantuan software
Autograph
2. Terdapat perbedaan kemampuan self-efficacy siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan sofware Autograph dengan
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasaberbantuan software Autograph
3. Terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematika dan self-efficacy
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan
4. Tidak Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD
dengan kemampuan awal matematik (KAM) terhadap kemampuan komunikasi
siswa
5. Tidak Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD
dengan kemampuan awal matematik (KAM) terhadap self-efficacy siswa
6. Proses penyelesaian jawaban siswa yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang menggunakan software Autograph lebih bervariasi,
lebih mampu mengutarakan ide, mampu memunculkan cara-cara yang
berbeda dalam proses penyelesaian masalah yang mengukur kemampuan
siswa menyatakan data dalam bentuk tabel ke dalam ide matematika dan
kemampuan menjelaskan ide matematika dan menggunakannya dalam
kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan proses penyelesaian jawaban
siswa yang diajar dengan pembelajaran biasa yang menggunakan software
5. 2 Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, implikasinya adalah
terhadap pemilihan pendekatan pembelajaran oleh guru matematika. Guru
matematika di sekolah menengah pertama harus mempunyai cukup
pengetahuan teoritis maupun keterampilan dalam memilih pendekatan
pembelajaran, mampu mengubah siswa menjadi lebih aktif lagi, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengkontruksi pengetahuannya sendiri.
Implikasi lainnya yang perlu mendapat perhatian guru adalah dengan
pendekatan kooperatif tipe STAD menjadikan siswa aktif mengemukakan
pendapat. Diskusi kelompok yang terjadi menjadikan siswa yang
berkemampuan tinggi membantu siswa yang memiliki kemampuan rendah.
Diskusi antar kelompok menjadikan siswa lebih kreatif dan kritis dalam
menanggapi hasil pekerjaan kelompok lain serta dalam diskusi terjadi refleksi
atas penyelesaian yang telah dilakukan pada masing-masing kelompok.
Dalam penyelesaian jawaban masalah di kelas eksperimen dengan
pendekatan kooperatif tipe STAD lebih baik dibandingkan dengan kelas
kontrol dengan pembelajaran biasa. Siswa yang pembelajaran menggunakan
kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph lebih terampil dalam
menyelesaikan jawaban dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya
5. 3 Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, maka berikut beberapa saran
yang perlu mendapat perhatian dari semua pihak yang berkepentingan terhadap
penggunaan pendekatan kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph dalam
proses pembelajaran matematika khususnya pada tingkat pendidikan sekolah
menengah. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.
1) Kepada Guru
a. Pembelajaran menggunakan kooperatif tipe STAD berbantuan software
Autograph pada pembelajaran matematika yang menekankan kepada
kemampuan komunikasi dan self-efficacy siswa dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif untuk menerapkan pembelajaran matematika yang
inovatif khususnya dalam mengajarkan materi statistik di kelas IX.
b. Pada pembelajaran biasa hendaknya guru dapat memberikan motivasi lebih
kepada siswa untuk dapat mengajak siswa dalam penekanan “ process of
doing mathematics” dengan memberikan lembar aktivitas yang dikerkajan
oleh siswa sendiri.
c. Waktu mengerjakan LAS cukup membutuhkan banyak waktu, sehingga
untuk memperbaiki hal tersebut guru diharapkan dapat membagi
kelompok-kelompok belajar ke dalam 4-5 orang siswa dalam satu kelompok-kelompok. Sehingga
siswa lebih mudah mengkomunikasikan masalah yang diberikan dan
d. Dalam setiap pembelajaran guru sebaiknya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan matematika dalam bahasa dan
cara mereka sendiri, sehingga dalam belajar matematika siswa menjadi lebih
berani beragumentasi, lebih percaya diri dan lebih kreatif.
e. Agar pendekatan kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph
lebih efektif diterapkan pada pembelajaran matematika, sebaiknya guru
harus membuat perencanaan mengajar yang baik dengan adanya daa dukung
sistem pembelajaran yang baik ( Buku Guru, Buku Siswa, LKS, RPP, dan
media yang digunakan).
2) Kepada Lembaga Terkait
a. Pendekatan kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph dengan
menekankan kemampuan komunikasi dan self-efficacy masih sangat asing
bagi guru maupun siswa, oleh karena itu perlu disosiaisasikan oleh kepala
sekolah atau lembaga yang terkait dengan harapan dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa khususnya meningkatkan kemampuan komunikasi
dan self-efficacy siswa.
b. Pendekatan kooperatif tipe STAD berbantuan software Autograph dapat
dijadikan salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi
dan self-efficacy siswa pada poko bahasan statistik dapat dijadikan masukan
bagi sekolah untuk dikembangkan sebagai strategi pembelajaran yang efektif
3) Kepada Peneliti Lanjutan
a. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan pendekatan kooferatif tipe
STAD berbantuan software Autograph dalam meningkatkan kemampuan
komunkasi dan self-efficacy siswa secara maksimal untuk memperoleh hasil
penelitian yang bagus.
b. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan pendekatan kooperatif tipe
STAD berbantuan software Autograph dalam meningkatkan
kemampuan/aspek matematika lain dengan menerapkan lebih dalam agar
Daftar Pustaka
Ansari, B.I. 2009. Komunikasi Matematik. Banda Aceh: Yayasan Pena.
Afriati, V. 2011. Peningkatan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Matematika
Siswa dengan Pendekatan penemuan Terbimbing Berbantuan Software
Autograph. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.
Astrid, I. 2010. Hubungan antara Self – efficacy dengan Kecemasan Berbicara di
Depan Umum pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatra
Utara(Online),(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14504/1/10E
00001. pdf, diakses 21 Pebruari 2012)
Arends, RI. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
__________. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Bandura.1997.Tiga Dimensi self-efficacy. (Online),
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26802/4/Chapter%20II.pdf,
diakses 5 Maret 2012)
________.1997. Faktor yang mempengaruhi self-efficacy. (Online),
(http://psychemate.blogspot.com/2007/12/self-efficacy.html, diakses 5 Maret
2012)
_________. 1994. Indikator Self-efficacy. (Online),
(http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2182436-definisi-self-efficacy-dan-indikatornya/,
Fauzi, A. (2011). Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Dengan Pendekatan Pemebelajaran Metakognitif Di Sekolah
Menegah Pertama. Disertasi UPI Bandung. Tidak Dipublikasikan.
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
Isjoni. 2009. Cooperative learning. Bandung: Alfabeta
Karnasih, I. 2008. Paper Presented in International Worksop: ICT for teaching and
Learning Mathematics, Unimed, Medan. (In Collaboration between
UNIMED and QED Education Kuala Lumpur, Malaysia, 23-24 May 2008)
Kurniawan, R. 2011. Pengaruh Self-Efficacy dan Motivasi Belajar Mahasiswa
Terhadap Kemandirian Belajar Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan
pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi. Skripsi. Yogyakarta:
Program Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Lie, A. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT, Gramedia Widiasarana Indonesia
National Council of Teachers of Mathematics (1989). Curriculum and Evaluation
Standards for School Mathematics. VA: NCTM Inc.
Nelson. 2006. Mengembangkan ICT Melalui Tenaga Kependidikan. Jurnal
Universitas Pendidikan Indonesia
Pasaribu, Feri. 2012. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi
Matematika Siswa smp dengan Menggunakan Pendekatan Matematika
Ruseffendi, E.T. 1980. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA,
Tarsito, Bandung.
_________. 1998. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Non-eksakta Lainnya. IKIP
Semarang Press: Semarang
_________.1998. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Penyajian untuk Meningkatkan CBSA. Bandung:
Tarsito
Safari. 2004. Teknik Analisis Butir Soal, Instrumen Tes dan Non Tes. Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah. Yokyakarta.
Sadiman, A, Raharjo, R, Haryono, A, Rahardjito. 2003. Media Pendidikan:
Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja
Grapindo Persada
Saragih, S. 2007. Mengembangkan Kemampuan Berfikir Logis dan Komunikasi
Matematika Siswa Pendidikan Dasar melalui Pendekatan Matematika
Realistik. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: PPs UPI
Setiadi, R. 2010. Self-Efficacy In Indonesia Literacy Teaching Contex: A Theoretical
and Empirical Perspective. Bandung: Rizqi Press
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Slavin, RE. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media
Soeparno. 2007. (Online),
Sribina, N. 2010. Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMA melalui Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Square menggunakan Autograph
dengan Pembelajaran Kooperatif tipe Think-Pair-Square tanpa Autograph.
Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sukarmin, 2002, Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : PT. Grafindo
Somakin. 2010. Mengembangkan Self-Efficacy Siswa melalui Pembelajaran
Matematika. Sriwijaya: Vol. 3 No 1 edisi Juni 2010.
Turmudi. 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika
(Berparadigma Eksploratif dan Investigasi). Jakarta: PT Leuser Cita
Pustaka.
Tim MKPBM, 2000. Srategi Pembelajaran Matematika Kontenporer. Bandung: UPI
Usman, H dan Akbar, R. P. S. 2008. Pengantar Statistika. Edisi Kedua-Jakarta: Bumi
Aksara.
Van de Walle, J.A. 2008. Pengembangan Pengajaran Matematika Sekolah Dasar
dan Menengah Edisi Keenam Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Yamin, M. 2011. Upaya Peningkatan Komunikasi Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED.
Yusuf. 2010. Penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.
(Online), (http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf, diakses 19