• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT HUMBANG HASUNDUTAN (SUATU PERBANDINGAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMEKARAN) TAHUN 1990-2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT HUMBANG HASUNDUTAN (SUATU PERBANDINGAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMEKARAN) TAHUN 1990-2011."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

ABSTRAK

Ros Andriany Pakpahan, Nim. 308121132,” Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Humbang Hasundutan (Suatu Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Pemekaran) Tahun 1990-2011”, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Judul dari skripsi ini adalah Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Humbang Hasundutan (Suatu Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Pemekaran) Tahun 1990-2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kehidupan sosial budaya masyarakat Humbang Hasundutan sebelum dan sesudah pemekaran, untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perubahan sosial budaya masyarakat di Humbang Hasundutan, dan untuk mengetahui wujud dan respon masyarakat masyarakat terhadap perubahan sosial budaya yang terjadi di Humbang Hasundutan.

Penelitian ini dilaksanakan di kabupaten Humbang Hasundutan. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini digunakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data juga diperoleh dari hasil wawancara dengan masyarakat yang mengetahui perkembangan dan perubahan yang terjadi di Humbang Hasundutan. Selain itu, data juga diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian, peneliti dapat mengetahui perubahan sosial budaya yang terjadi di Humbang Hasundutan. Perubahan sosial yang terjadi di Humbang Hasundutan yakni menyangkut pola perilaku dan pandangan masyarakat terhadap dalihan na tolu, gotong royong, dan perkawinan. Perubahan budaya menyangkut sarana transportasi dan perhubungan, telekomunikasi dan informasi, dan pendidikan. Peneliti juga mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan sosial budaya di Humbang Hasundutan dan juga wujud perubahan sosial budaya serta respon masyarakat terhadap perubahan sosial budaya yang terjadi di Humbang Hasundutan.

(4)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunianya, maka penulis dapat menyelesaikan penulisan dari skripsi ini yang berjudul “Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Humbang Hasundutan (Suatu Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Pemekaran) Tahun 1990-2011”.Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Berkat bantuan dari berbagai pihak baik sacara moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah turut membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu :

1. Terkhusus bagi orangtua penulis yaitu St. S. Pakpahan (Bapak) dan P. Purba (Ibu), penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya karena tidak bosan-bosannya melimpahkan kasih sayangnya dan nasehat-nasehat, serta petuah-petuah kepada penulis.

2. Buat Abang, Kakak, serta keluarga besar penulis, yang selalu memberikan doa dan dukungannya baik secara moral dan materi.

3. Kepada Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar Damanik,M.Si, sebagai Rektor Universitas Negeri Medan.

4. Kepada Bapak Drs. H. Restu, M.S. sebagai Dekan Fakultas ILmu Sosial. 5. Kepada Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Sejarah yang telah banyak membimbing penulis selama dalam perkuliahan.

6. Kepada Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Sejarah yang telah banyak membimbing penulis selama dalam perkuliahan.

(5)

ii

8. Kepada Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si, sebagai dosen pembimbing, yang telah banyak membantu dan memberi masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada Bapak Pristi Suhendro M.Hum, sebagai dosen penguji dan pembanding.

10.Kepada Ibu Syarifah M.Pd sebagai dosen penguji.

11.Kepada seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang telah banyak menyumbangkan ilmunya kepada penulis.

12.Kepada Bapak Bupati dan Wakil Bupati Humbang Hasundutan, Camat Doloksanggul, Kepala BPS, BAPPEDA Humbang Hasundutan dan seluruh pihak atau instansi-instansi yang terkait yang berada di Doloksanggul yang telah banyak membantu penulis.

13.Kepada seluruh masyarakat Doloksanggul yang telah banyak memberikan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.

14.Kepada teman-teman saya Sadvent, Edy, Sri hartati, Suhendra dan anggota ASISI yang lainnya yang selalu menghibur dan memberi masukan kepada penulis.

15.Kepada sahabat-sahabat saya, Dear, Resnawati, Donal, Rasita, Era, Betti yang selalu mau berbagi baik duka maupun suka dengan penulis.

16.Kepada teman-teman penulis, stambuk 08 reguler dan Ekstensi. Terimakasih atas kebaikan kalian selama ini.

Penulis hanya bisa membalas semua kebaikan kalian semua lewat doa agar kita selalu mendapat berkat yang melimpah dariNYA.

Medan, Juli 2012

(6)

i DAFTAR ISI

ABSTRAK……….. i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR TABEL……….... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Identifikasi Masalah……….. 4

C. Rumusan Masalah………. 5

D. Tujuan Penelitian………. 5

E. Manfaat Penelitian……… 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori………... 7

1. Perubahan Sosial……… 7

2. Budaya………... 9

3. Masyarakat...………... 11

B. Kerangka Berpikir………. 13

(7)

ii

B. Lokasi Penelitian………... 14

C. Sumber Data……….…. 15

D. Teknik Pengumpulan Data……… 15

E. Teknik Analisa Data……….…. 16

BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 17

1. Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan... 17

2. Luas Wilayah Dan Letak Geografis Humbang Hasundutan... 18

3. Topografi ... 20

4. Iklim ... 20

5. Hidrologi ... 21

6. Demografi ... 22

B. Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Humbang Hasundutan... 23

a. Perubahan Sosial... 23

b. Perubahan Kebudayaan... 24

1. Humbang Hasundutan Sebelum Menjadi Kabupaten... 24

2. Humbang Hasundutan Sesudah Menjadi Kabupaten... 33

C. Perubahan Sosial Budaya Yang Terjadi... 49

D. Faktor-Faktor Perubahan Sosial Budaya... 50

1. Faktor-faktor perubahan sosial... 50

2. Faktor-faktor perubahan budaya... 52

(8)

iii

F. Respon Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 59

B. Saran... 62

DAFTAR PUSTAKA... ix

DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA... xi

DAFTAR RESPONDEN... xii

LAMPIRAN... xvi

(9)

i

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1. Luas Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan Menurut Kecamatan

Tabel IV.2. Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Humbang Hasundutan serta Pemanfaatannya

Tabel IV.3. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan

Tabel IV.4. Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Kecamatan.

Tabel IV.5. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Sebelum Menjadi Kabupaten tahun 1990-2002

Tabel IV.6. Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan Dan Kecamatan 1990/1991

Tabel IV.7. Jumlah Sekolah Menurut Tingkat Pendidikan Dan Kecamatan 2002/2003

Tabel IV.8. Panjang jalan menurut status jalan (Km)

Tabel IV.9. Kondisi Permukaan Jalan Kabupaten Humbang Hasundutan Tabel IV.10. Kondisi jembatan di Kabupaten Humbang Hasundutan

Tabel IV. 11. Jumlah pelanggan Telkom di Kabupaten Humbang Hasundutan Tabel IV.12. Jumlah fasilitas peribadatan Kabupaten Humbang Hasundutan

dirinci menurut Kecamatan

Tabel IV.13. Jumlah Sekolah menurut Kecamatan dan tingkat pendidikan tahun 2010/2011

Tabel IV.14. Perkembangan PAUD tahun 2006-2010

Tabel IV.15. Jumlah guru dan murid jenjang SD/MI Tahun 2007-2010 Kabupaten Humbang Hasundutan

Tabel IV.16. Jumlah guru dan murid pada pendidikan SMP/MTs tahun 2007-2010 Kabupaten Humbang Hasundutan

Tabel IV.17. Perkembangan pendidikan menengah tahun 2006-2010

Tabel IV.18. Jumlah guru dan murid pada pendidikan SMA/MA/SMK tahun 2007-2010 Kabupaten Humbang Hasundutan

Tabel IV.19. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Humbang Hasundutan Berdasarkan Partai

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap masyarakat senantiasa akan selalu mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dapat diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat pada masa sekarang dengan keadaan masa lampau. Misalnya, di masa lalu kedudukan suami sangat dominan dalam segala urusan rumah tangga, khususnya dalam hal ekonomi keluarga. Akan tetapi, saat ini peran suami tidak selalu sebagai penentu jalannya roda perekonomian keluarga. Begitu pula dengan peran wanita dalam roda politik dan pemerintahan. Di masa yang lalu wanita dianggap tabu dan tidak pantas dijadikan sebagai pemimpin sebuah negara atau pemerintahan. Akan tetapi saat ini, baik wanita maupun pria sama-sama memiliki kesempatan untuk bisa aktif di bidang politik dan pemerintahan.

(11)

2

Perubahan-perubahan masyarakat terjadi terhadap nilai-nilai sosial, norma-norma, pola-pola perilaku organisasi susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan kewenangan interaksi sosial dan lain sebagainya. Dari sisi lain dari wujudnya, kebudayaan dapat dibedakan atas tiga yaitu (1) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan. (2) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta berpola dari manusia dalam masyarakat. (3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Humbang Hasundutan adalah salah satu Kabupaten di Sumatera Utara yang ibukotanya adalah Doloksanggul. Kabupaten ini dulu adalah bagian dari Kabupaten Tapanuli Utara. Selama menjadi bagian dari Kabupaten Tapanuli Utara, daerah Humbangini merupakan salah satu daerah yang masih cukup tertinggal baik dari segi ekonomi dan juga dari segi pemerintahannya, karena pada masa itu mayoritas penduduknya berpenghasilan dari bertani. Terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, menjadi peluang munculnya wacana perlunya usul pemekaran melalui pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.

(12)

3

menumbuhkan aspirasi masyarakat untuk mengusulkan Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara, melalui usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.

Aspirasi murni masyarakat tersebut disambut dan di fasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, serta dukungan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara, yang kemudian memperoleh dukungan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara. Maka, berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 pada tanggal 28 Juli 2003 menjadi hari resminya Humbang Hasundutan ini menjadi sebagai Kabupaten dan beribukota di Doloksanggul.

Humbang Hasundutan terdiri atas 10 Kecamatan. Kesepuluh Kecamatan itu adalah Kecamatan Parlilitan, Pakkat, Tarabintang, Doloksanggul, Pollung, Onan Ganjang, Sijamapolang, Lintong Nihuta, Paranginan dan Kecamatan Bakti Raja.

Mayoritas penduduk Humbang Hasundutan adalah petani. Beberapa komoditas unggulan dalam pertanian yakni Kopi dan perkebunan lainnya seperti kemenyan, karet, kayu manis, kemiri, coklat, kelapa sawit, aren, kelapa, tebu, jahe, cengkeh dan andaliman. Penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan sekarang ini umumnya adalah etnik Batak Toba, Simalungun, Nias, Tionghoa, dan lain-lain.

(13)

4

berbeda. Selain itu budaya yang dimiliki oleh masyarakat di Humbang Hasundutan terbuka terhadap inovasi, budaya agraris yang telah mengakar di masyarakat dengan adanya budaya “Marsiadapari” atau dalam bahasa Indonesia

yang artinya gotong royong.

Sebelum menjadi Kabupaten Humbang Hasundutan telah memiliki nilai-nilai institusi yang dapat dilihat sehari-hari yaitu adanya perkumpulan tokoh-tokoh masyarakat yang telah lama dikenal, dan selain itu masyarakat Humbang Hasundutan telah lama mengenal arisan punguan marga (kelompok marga) serta serikat tolong-menolong. Dan salah satunya yang sejak dulu telah lama berakar di Humbang Hasundutan yaitu “Tolu Sahundulan, Lima Sauduran” yang merupakan sistem kekerabatan di kalangan masyarakat Humbang Hasundutan.

Dengan adanya perubahan pada struktur pemerintahan Humbang Hasundutan menyebabkan terjadinya perubahan pada kehidupan sosial budaya masyarakat yang tinggal di Kabupaten Humbang Hasundutan. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi di Humbang Hasundutan maka penulis mengangkat judul “PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT HUMBANG HASUNDUTAN (Suatu Perbandingan Sebelum dan Sesudah Pemekaran) Tahun 1990-2011

B. Identifikasi Masalah

(14)

5 C. Perumusan Masalah

Dari uraian yang telah dituliskan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perubahan yang terjadi pada masyarakat Humbang Hasundutan menyangkut struktur masyarakat, pendidikan dan pola perilaku masyarakat sebelum dan sesudah pemekaran?

2. Faktor-faktor penyebab perubahan sosial budaya masyarakat Humbang Hasundutan?

3. Bagaimana wujud perubahan sosial budaya yang terjadi di Humbang Hasundutan?

4. Bagaimana respon masyarakat Humbang Hasundutan terhadap perubahan sosial budaya?

D. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kehidupan sosial budaya masyarakat Humbang Hasundutan sebelum terbentuk menjadi Kabupaten.

2. Untuk mengetahui kehidupan sosial budaya masyarakat Humbang Hasundutan setelah terbentuk menjadi Kabupaten.

3. Bagaimana wujud perubahan sosial budaya yang terjadi di Humbang Hasundutan.

(15)

6 E. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi bagi pembaca tentang perubahan sosial budaya yang terjadi di Humbang Hasundutan sebelum dan sesudah pemekaran. 2. Menambah wawasan bagi peneliti tentang sebuah karya ilmiah.

3. Sebagai bahan referensi bagi para peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti oleh penulis. 4. Memenuhi tugas akhir akademis dalam memperoleh gelar sarjana pada

Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri medan.

5. Memperkaya informasi bagi masyarakat, agar masyarakat mengetahui perubahan sosial budaya di Kabupaten Humbang Hasundutan setelah terjadi pemekaran.

(16)

1 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari penelitian yang dilaksanakan oleh penulis, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Humbang Hasundutan terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan yaitu Kecamatan Pakkat, Onan Ganjang, Lintong Nihuta, Paranginan, Doloksanggul, Parlilitan, Pollung, Sijamapolang, Dan Baktiraja. 2. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan tidak

merata, karena penduduk masih berlomba untuk tinggal di daerah ibukota kabupaten. Luas wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan relatif luas yakni 2.502,71 km2 akan tetapi penyebaran penduduk Humbang Hasundutan masih bertumpu di ibukota Kabupaten yaitu Kecamatan Doloksanggul sebesar 25,22% kemudian diikuti oleh Kecamatan Lintong Nihuta sebesar 16,92% sedangkan Kecamatan Sijamapolang hanya sebesar 2,98%.

3. Prasarana transportasi yang terdapat di wilayah Humbang Hasundutan adalah transportasi darat berupa jalan dan jembatan, akan tetapi sebagian kecil masyarakat menggunakan transportasi air terutama masyarakat di Kecamatan Bakti Raja yang berada di tepi Danau Toba. 4. Sarana dan prasarana telekomunikasi dan informasi di wilayah

(17)

2

masih sederhana. Hingga tahun 2002 jumlah kantor pos dan pos pembantu hanya ada 5 unit.

5. Sarana peribadatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri dari tiga jenis agama yaitu Kristen Protestan, Katolik dan Islam. Dan penganut yang paling banyak adalah agama Kristen Protestan.

6. Sarana dan Prasarana Pendidikan di Humbang Hasundutan sebelum menjadi Kabupaten kondisinya kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbeda dengan kondisi setelah menjadi Kabupaten. 7. Masyarakat Humbang Hasundutan baik sebelum dan sesudah

pemekaran menjadi Kabupaten secara umum adalah etnik Batak Toba. Masyarakat Humbang Hasundutan yang kental dengan adatnya selalu mengutamakan adat dalam segala hal. Termasuk dalam hal penyelesaian pertikaian atau konflik.

(18)

3

merupakan kerja kemasyarakatan. Bahkan lebih dirasakan sebagai

suatu beban. Sehingga kegiatan “Marsiadapari” di Humbang

Hasundutan sudah sangat jarang dijumpai.

9. Sejak terbentuknya Kabupaten Humbang Hasundutan sektor pendidikan menjadi sektor yang mendapatkan perhatian khusus, untuk meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan maka usaha yang dilakukan adalah dengan melengkapi fasilitas pendidikan yang ditujukan dengan keberadaan prasarana dan sarana pendidikan yang ada, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan menengah dan pendidikan non formal.

10. Perbaikan kondisi jalan di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan diikuti dengan semakin banyaknya pemilik kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat. Hal itu mempermudah masyarakat dalam melaksanakan aktivitasnya.

11. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya pada masyarakat Humbang Hasundutan antara lain adalah bertambahnya jumlah penduduk, adanya kemajuan teknologi dan kontak dengan kebudayaan lain.

(19)

4

perilaku masyarakat mulai berubah terutama perilaku para generasi muda; dan Pandangan masyarakat terhadap gotong royong dan perkawinan.

13. Wujud perubahan sosial dan budaya yang terjadi di Kabupaten Humbang hasundutan adalah perubahan yang dikehendaki oleh masyarakat.

14. Masyarakat Humbang Hasundutan adalah masyarakat yang sangat terbuka akan perubahan yang terjadi. Masyarakat memberikan respon positif terhadap hal-hal yang baru.

B. Saran

1. Dalam bidang kependudukan, penulis mengharapkan pemerintah meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM, khususnya pada usia produktif, yang dapat menghambat pembangunan fisik. Dan pemerintah harus lebih melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan kegiatan ekonomi perkotaan. Sehingga memaksimalkan perencanaan maupun pelaksanaan penyuluhan pemerintah daerah untuk peningkatan produktifitas penduduk.

(20)

5

berpendidikan tinggi seperti S1 dan S2 dapat bekerja atau mengabdikan dirinya daerah Humbang Hasundutan.

(21)

i

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas ilmu Sosial. 2011. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian Mahasiswa

Haviland, William. 1985. Antropologi – Jilid I. Jakarta : Erlangga Horton, Paul.B. 1984. Sosiologi – Jilid I. Jakarta : Erlangga

Kayam, Umar. Dkk.1983. Perubahan Nilai-Nilai Di Indonesia. Bandung : Alumni

Koentjaraningrat. 2003. Pengantar Antropologi – jilid I cetakan kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta

Setiadi, Elly M. Dkk. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bandung : Kencana Prenada Media Group

Silaban, Juniarta. 2008. Terbentuknya Kabupaten Humbang Hasundutan (Analisis Sejarah). Skripsi. Fis Unimed

Simanjuntak, Bungaran A. &Soedjito S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan: Bina Media Perintis

Simanjuntak, Bungaran A. 2009. Pikiran Kritis Untuk Rakyat Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Grafindo

Persada

Soemardjan, Selo. 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

(22)

ii

Sumaatmadja, Nursid. 1981. Pengantar Studi Sosial. Bandung : Alumni Sztompka, Piotr. 2008. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Prenada Biro Pusat Statistik.1990. Tapanuli Utara Dalam Angka 1990 _______________. 1992. Tapanuli Utara Dalam Angka 1992 _______________. 1994. Tapanuli Utara Dalam Angka 1994 _______________. 1996. Tapanuli Utara Dalam Angka 1996 _______________. 1998. Tapanuli Utara Dalam Angka 1998 _______________. 2000. Tapanuli Utara Dalam Angka 2000 _______________. 2001. Tapanuli Utara Dalam Angka 2001 _______________. 2002. Tapanuli Utara Dalam Angka 2002

Referensi

Dokumen terkait

a) Bentuk aming : bentuk ambing yang menggantung sangat rendah akan mudah kontak dengan lantai kandang sehingga beresiko terserang mastitis. b) Umur : makin tua ternak makin peka

From the syllable weight pattern of each group, there is a tendency of stress to fall on heavy syllable which are characterized with tense or long vowel or diphthong, and

Dengan ketentuan kadar Hb 1 g% di atas batas normal (13 g% untuk laki-laki dewasa sehagai cur oflpoir~r anemia) dianggap sebagai batas antara defisisiensi besi dan non

pada saat akan mementaskan tari Prajuritan tidak melakukan ritual puasa. seperti yang dilakukan para penari

Tata busana sudah mengalami perkembangan, dahulu penari prajuritan dalam berbusana sangat sederhana sekali bahkan ada ngligo (tidak pakai baju) mereka hanya

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) perkembangan, kontribusi dan efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan (PBB-P2)

Oleh karena itu, penelitian ini akan mencoba menerapkan metode pemodelan pada jalan provinsi dengan memanfaatkan minimnya data untuk dibuat model lalu lintas yang