• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS INQUIRY LEARNING. Bab ini dijelaskan kajian teori tentang konsep strategi pembelajaran berbasis problem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS INQUIRY LEARNING. Bab ini dijelaskan kajian teori tentang konsep strategi pembelajaran berbasis problem"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB II

KONSEP STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS INQUIRY LEARNING

Bab ini dijelaskan kajian teori tentang konsep strategi pembelajaran berbasis problem based learning yang meliputi pembahasan tentang: Landasan Teori, Hakikat Strategi Inquiry Learning.

Paparan tentang pengertian landasan teori inquiry learning dimaksudkan untuk mengenalkan terlebih dahulu segala sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana terjadinya belajar dan bagaimana informasi tersebut dapat diproses dalam pikiran peserta didik, sehingga akan terlihat tujuan dari sebuah pembelajaran. Sehubungan keberadaanya dalam bagian ini sebagai dasar bagi sebuah strategi pembelajaran diterapkan dalm sebuah proses pembelajaran. Hakikat Strategi pembelajaran berbasis Inquiry Learning Hal yang dipandang urgen dalam konteks ini adalah pengenalan dan pengantar inquiry learning, karena pengertian merupakan pintu masuk untuk memahaminya lebih jauh seluk beluk sebuah proses pembelajaran yang didalamnya mengandung ciri-ciri, proses pelaksanaan,struktur sosial, peran guru langkah langkah strategi inquiry learning.

A. Landasan teori inquiry learning

Penelitian penelitian pendidikan sains mengungkapkan bahwa belajar sains merupakan suatu proses konstruktif yang menghendaki partisifasi aktif siswa. Menurut Bodner, konstruktivis yang pertama adalah Piaget, walaupun persfektif konstruktivis sudah terungkap dalam tulisan Glambattista Vico pada tahun 1970. Melalui persfektif Piaget, pengetahuan di peroleh menurut proses konstruksi selama hidup melalui suatu proses ekuilibrasi antara skema pengetahuan dan pengalaman baru. Piaget juga melakukan penelitian yang meliputi konstruksi pengetahuan personal melalui interaksi individual dengan lingkungan. Dalam konstruksi pengetahuan, guru juga diharuskan aktif. Menurut Duckworth

(2)

2 (1986) guru harus aktif menemukan cara untuk memahami konsepsi siswa, menyarankan konsepsi alternatif, menstimulasi keheranan di antara para sisiwa dan mengembangkan tugas tugas kelas yang mengarah pada konstruksi pengetahuan.1

Belajar dalam pemikiran kaum kontruktivisme bukan lah hanya sekedar proses mengingat, akan tetapi dapat benar benar mengerti informasi baru dan dapat menerima informasi, dalam pandangan kaum ini seorang pembelajar harus benar-benar berusaha dengan kuat untuk dapat memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya dan selalu bergulat dengan informasi.

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir yang menyatakan bahwa pengetetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat konsep, fakta yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata, seorang peserta didik harus dibiasakan menyelesaikan masalah dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya.2 Teori konstruktivisme yang dikembangkan oleh Jean Piaget yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan merevisinya bila ada aturan yang sudah tidak sesuai lagi.

Bagi siswa agar benar benar memahami dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.3

Aliran konstruktivisme ini memfokuskan paada pengembangan kemampuan peserta didik untuk membangun atau mengonstruksikan sendiri pengetahuan baru melalui proses berpikir mensitesis pengetahuan dan pengalaman lama dan baru. Kemampuan untuk

1 Wilis Dahar, Ratna. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran(Bandung, Erlangga,2011) hal 152. Selanjutnya disebut Ratna. Teori-teori...

2 Kamil , Mustofa . Landasan Teori Dalam Pengembangan Model Pembelajaran. Jurnal FKIP UNS 2017

3 Trianto. Mendesain Model... hal 27

(3)

3 mengonstruksi pengetahuan itu sangat penting sebagai jalan untuk meningkatkan daya cipta, kreativitas dan menghasilkan sesuatu yang baru bagi diri peserta didik dan pihak lain.4

Menurut teori konstruktivisme ini peran pengajar adalah menyediakan sumber pembelajaran, baik yang berbentuk narasumber maupun yang berbentuk benda atau teknologi. Pengajar perlu sejauh mungkin memfasilitasi terjadinya pengalaman praktis serta memberikan kebebasan berpikir kepada para peserta didik. Kebebasan berpikir dan mencipta pengetahuan baru seperti itu sangat bermakna bagi peserta didik dan dapat melhirkan pengetahuan dan teknologi baru yang asli atau orisinal.

Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses dalam pikiran peserta didik. Berdasarkan suatu teori belajar diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar. Terdapat berbagai teori belajar modern yang melandasi perkembangan strategi pembelajaran, diantaranya pendekatan teori belajar menurut teori konstruktivisme inilah yang dijadikan sebagai titik tolak atau sudut pandang yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses dan sifatnya masih umum yang dikembangkan melalui beberapa startegi pembelajaran modern salah satunya adalah strategi pembelajaran berbasis inquiry learning.

B. Hakikat Strategi Pembelajaran Berbasis inquiry learning

Pada hakekatnya program pembelajaran bertujuan tidak hanya memahami dan menguasai apa dan bagaimana suau terjadi, tetapi juga memberi pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa hal itu terjadi”. Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat. Untuk menghasilkan siswa yang memiliki

4 Suparman M, Atwi. Desain Instruksional Modern (Jakarta, Erlangga , 2012) hal 19. Selanjutnya disebut Atwi, Desain...

(4)

4 kompetensi yang andal dalam pemecahan masalah, maka di perlukan serangkaian pendekatan pembelajaran pemecahan masalah.

Menurut Gagne, Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Pemecahan masalah tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan aturan aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan kegiatan belajar terdahulu, melainkan lebih dari itu, merupakan proses untuk mendapatkan seperangkat aturan pada tingkat yang labih tinggi. Apabila seseorang telah mendapatkan suatu kombinasi perangkat aturan yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan situasi yang dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan suatu maslah, melainkan juga telah berhasil menemukan sesuatu yang baru.

Sesuatu yang dimaksud adalah perangkat prosedur atau strategi yang memungkinkan seseorang dapat meningkatkan kemandirian dalam berpikir.5

Dalam dunia pendidikan kita saat ini terdapat beberapa pendekatan pembelajaran yang digunakan seperti salah satu nya adalah pendekatan pembelajaran student centered yakni pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat kepada peserta didik. pendekatan pembelajaran student centered dapat menghasilkan peserta didik yang diharapkan “tahu apa”

dan “bisa apa” lebih banyak. Artinya peserta didik dikatakan berhasil apabila peserta didik tersebut mampu menjawab, hafal informasi informasi yang dibutuhkan juga bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari dimana dia tinggal.

Dalam pendekatan tersebut dibutuhkan sebuah strategi dalam rangka mencapai tujuan dari pendekatan. Strategi merupakan salah satu unsur penting dalam rangka implementasi dan pencapaian tujuan sebuah pendekatan dan model. Menurut JR. David strategi dalam dunia pendidikan diartikan sebagai a plan, method, or series activities designed to achieves a particular educational goal. Dengan demikian strategi dapat diartikan sebagai perencanaan

5 Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Jakarta, Bumi Aksara, 2011)hal 52, selanjutnya disebut Made . Strategi Pembelajaran...

(5)

5 yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan. Ada dua hal penting yang patut di cermati dari pengertian diatas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Kedua, straetegi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu sebelum menentukan strategi, perlu durumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.6

Salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan student centered adalah strategi pembelajaran berbasis inquiry learning. Kata “Inquiry” berasal dari bahasa inggris yang berarti mengadakan penyelidikan, menanyakan keterangan, melakukan pemeriksaan.7

Menurut Gulo strategi pembelajaran inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari, menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Sasaran utama strategi pembelajaran berbasis inquiry learning yaitu : pertama, keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran. Kedua, keterarahan kegiatansecara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran. Ketiga, mengembangkan sikap

6 Hidayat, Sholeh. Pengembangan Kurikulum Baru. (Bandung, Rosdakarya, 2013 )hal. 64 selanjutnya disebut Sholeh. Pengembangan ...

7 Hassan Sadily , Echols . Kamus Bahasa Inggris (Jakarta . 2003) hal. 323 selanjutnya disebut Echols, Kamus...

(6)

6 percaya diri peserta didik tentang apa yang ditemukan dalam proses pembelajaran berbasis inquiry learning.8

Aspek umum yang merupakan syarat terjadinya proses pembelajaran berbasis inquiry learning diantaranya pertama, aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi. Kedua, proses pembelajaran berbasis inquiry learning berfokus pada hipotesis dan yang ketiga adalah penggunaaan fakta sebagai evidensi (informasi,fakta). Untuk menciptakan kondisi tersebut maka guru memiliki peranan sebagai berikut :

1. Motivator , memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir.

2. Fasilitator , menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan 3. Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat.

4. Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.

5. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

6. Manajer, mengelola sumber belajar.

7. Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.9

Salah satu pengembangan pembelajaran inquiry learning adalah strategi latihan inkuiri (inquiry learning). Strategi ini dikembangkan oleh Richard Suchman (1962) untuk mengajar para siswa, memahami proses meneliti dan menerangkan suatu kejadian. Menurut Suchman kesadaran siswa terhadap proses inquiry dapat ditingkatkan sehingga mereka dapat diajarkan prosedur pemecahan masalah secara ilmiah. Selain itu dapat diajarkan pada siswa bahwa segala pengetahuan itu bersifat sementara dan dapat berubah dengan munculnya teori teori baru. Oleh karena itu siswa harus disadarkan bahwa pendapat orang lain dapat memperkaya pengetahuan yang dimilikinya.10

Dalam metode pendidikan lama, pengukuran pencapaian materi pengajaran hanya ditekankan kepada hasil, dan hanya pada aspek kognitif sehingga kerap kali mengabaikan

8 Trianto, mendesain Model...hal 78

9 Trianto, Mendesain Model...hal 79

10 Made, Strategi Pembelajaran...hal 76.

(7)

7 aspek lainnya. Sehingga hasilnya kurang efektif, karena untuk dapat mencapai tingkat pengetahuan tertentu yang diperlukan justru sebuah proses dan pengertian tentang konsep yang dapat dicapai dengan juga memperhatikan aspek afektif dan psikomotorik anak. Ketiga aspek atau domain ini sangat berperan besar dalam pendidikan anak, karena digunakan untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran terhadap anak. Ketiga aspek ini diperlukan untuk mengevaluasi sejauh mana materi pendidikan dapat diserap oleh anak dengan mengacu kepada kategori – kategori di dalam tiga domain utama tersebut.

Ketiganya masing – masing memiliki fungsi berbeda untuk mengetahui sejauh mana kemajuan proses belajar dan kemampuan anak dalam menyerap materi pembelajaran tertentu, dan juga sejauh mana efektivitas metode pengajaran yang digunakan. Ciri perkembangan afektif yaitu menyangkut perasaan dan sikap. Motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, misalnya rasa ingin tahu, tertarik terhadap tugas yang beragam, berani mengambil resiko untuk membuat kesalahan atau dikritik oleh siswa lain, tidak mudah putus asa, menghargai diri sendiri dan oranglain.

Dengan menggunakan ketiga domain ini sebagai dasar untuk memberikan pengajaran atau pendidikan kepada anak, hasilnya tidak saja akan membuat anak mengerti tentang konsep pelajaran secara menyeluruh, namun juga akan mengembangkan kemampuan emosional serta motorik anak pada saat yang bersamaan. Aspek – aspek ini membantu para pengajar dan pendidik untuk mengenali pada tahap mana kemampuan masing – masing anak berada. Hal itu akan membantu para pendidik untuk menciptakan instruksi yang mengarah kepada kemampuan berpikir kritis untuk masing – masing anak.

Pembelajaran tanpa mengenal konsep dasar atau kemampuan berpikir kritis akan sulit untuk diterapkan dan pada akhirnya hanya akan membiasakan seorang anak untuk mengenali teori tanpa mengerti dasar – dasar dari pengetahuan yang dimilikinya, dan pada

(8)

8 akhirnya akan membuatnya sulit untuk menerapkan pengetahuannya tersebut dalam berbagai situasi.

Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan masyarakat dan negara tergantung pada sumbangan kreatif masyarakat, untuk itu perlulah sikap dan perilaku yang di pupuk sejak dini pada peserta didik yang kelak mampu menghasilkan pengetahuan baru, dan mampu memiliki nilai saing yang tinggi. Pembelajaran tanpa mengenal konsep dasar atau kemampuan berpikir kritis akan sulit untuk diterapkan dan pada akhirnya hanya akan membiasakan seorang anak untuk mengenali teori tanpa mengerti dasar – dasar dari pengetahuan yang dimilikinya, dan pada akhirnya akan membuatnya sulit untuk menerapkan pengetahuannya tersebut dalam berbagai situasi. Contohnya, memiliki kemampuan berhitung akan sia – sia tanpa kemampuan untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan apa cara mengaplikasikan hitungan tersebut dalam dunia nyata. Penerapan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik akan membantu anak mengembangkan kemampuan dirinya secara menyeluruh, dan tidak sebagian saja.

Proses pembelajaran berbasis inquiry learning menjadi salah satu strategi yang mumpuni untuk diterapkan sebagai jawaban akan kebutuhan kesejahteraan masyarakat hari ini dan masa yang akan datang.

C. Ciri dan Prinsip Pembelajaran Berbasis Inquiry Learning

Proses pembelajaran berbasis inkuiri learning menekankan kepada proses mencari dan menemukan atau mengutamakan pada proses ”mengapa” dan “bagaimana” dibandingkan dengan proses “apa” terhadap sebuah masalah atau kejadian. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Proses pembelajaran berbasis inkuiri learning merupakan rangkaian kegiatan

(9)

9 pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Pembelajaran ini sering juga dinamakan pembelajaran heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”.

Proses pembelajaran berbasis inquiri learning memiliki beberapa ciri diantaranya adalah : 1. Pembelajaran inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencri

dan menemukan. Artinya pada Proses pembelajaran berbasis inquiri learning menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam Proses pembelajaran berbasis inquiri learning tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri atas sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, pada proses pembelajaran berbasis inquiri learning menempatkan guru bukan satu satu nya sumber belajar. Melainkan lebih di posisikan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.

Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam mengadakan proses pembelajaran berbasis inquiri learning. Guru dalam mengembangkan sikap inquiry mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.

3. Tujuan dari proses pembelajaran berbasis inquiri learning yaitu mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan

(10)

10 intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran berbasis inquiri learning siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, tetapi juga dituntut bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa dapat akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.11

Proses pembelajaran inquiry bisa dilaksanakan dengan menggunakan berbagai model dan pendekatan, dengan mengikuti kesesuaian materi pelajaran yang akan disajikan dalam sebuah proses pembelajaran. Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang diterapkan pada Kurikulum 2013. Proses pembelajaran ini dapat disamakan dengan suatu proses ilmiah karena didalamnya terdapat tahapan-tahapan terutama dalam kegiatan inti. Pendekatan saintifik dapat di sebut juga sebagai bentuk pengembangan sikap baik religi maupun sosial, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan materi pelajaran. Dalam pendekatan ini peserta didik tidak lagi dijadikan sebagai objek pembelajaran, tetapi dijadikan subjek pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator saja. Guru tidak perlu menjelaskan semua tentang apa yang ada dalam materi.

Dalam pengertian pendekatan saintifik ada beberapa langkah-langkah, menurut, proses pembelajaran terdiri atas lima kegiatan pengalaman belajar pokok atau kegiatan Inti yaitu Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi/Eksperimen, Mengasosiasikan/Mengolah Informasi, Dan, Mengkomunikasikan. 12 Seperti diterangkan dalam tabel 1

11 Trianto, mendesain Model...hal 80

12 Peraturan pemerintah pendidikan dan kebudayaan (permendikbud) Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV

(11)

11 Tabel 1. Lima kegiatan pengalaman belajar pokok model saintifik

Tahapan Keterangan

Mengamati Guru merangsang minat murid melalui

penyajian materi dalam berbagai bentuk untuk menimbulkan rasa ingin tahu

Pengamatan juga dilakukan saat guru sedang melakukan simulasi

Menanya Peserta didik merumuskan pertanyaan atas

apa yang telah ditampilkan guru

Mengumpulkan informasi / eksperimen Peserta didik melakukan penyusunan alternatif jawaban dibimbing oleh gurun untuk menjawab persoalan yang timbul Peserta didik mecari data dari berbagai sumber

Mengasosiasikan / mengolah informasi peserta didik dalam kelompoknya berbagi tugas untuk mengasosiasikan atau mengolah informasi yang sudah di dapat dengan yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang sudah dirumuskan

Peserta didik menyusun jawaban terstuktur dalam rangka menyelesaikan masalah

peserta didik menampilkan jawabannya

(12)

12 dalam laporan kelompok.

Mengkomunikasikan Peserta didik mengkomunikasikan dengan kelompok lain tentang informasi yang sudah diolah dalam kelompoknya

Peserta didik saling bertukar infomasi dengan kelompok lain

Atau dengan kata lain proses pembelajaran berbasis inquiry learning adalah : 1. Terpusat pada murid

2. Merangsang minat dan sikap ingin tahu

3. Mengemukakan persoalan dan inferensdalam pencarian alasan dan jawaban 4. Melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotorik

Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:

1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

2. Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.

3. Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini,

(13)

13 kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.

4. Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

5. Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.13

Secara umum prinsip strategi latihan inkuiri ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa akan bertanya (inquiry) jika mereka dihadapkan pada masalah yang membingungkan / kurang jelas

2. Siswa dapat menyadari dan belajar menganalisis strategi berpikir mereka

3. Strategi berpikir baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan pada apa yang telah mereka miliki.

4. Inkuiri dalam kelompok dapat memperkaya khazanah pikiran dan membantu siswa belajar mengenai sifat pengetahuan yang sementara dan dapat menghargai pendapat orang lain.

D. Tingkatan Strategi Pembelajaran berbasis Inquiry Learning

13 Trianto, mendesain Model...hal 81

(14)

14 Tingkatan dalam strategi pembelajaran inquiry learning adalah :

1. Inkuiri terkontrol

Inkuiri terkontrol merupakan kegiatan inkuiri di mana masalah atau topik pembelajaran berasal dari guru atau bersumber dari buku teks yang ditentukan oleh guru. Dalam tahap ini, guru memegang kontrol penuh atas seluruh proses pembelajaran. Meski demikian tidak berarti bahwa guru sama sekali tidak memberi kesempatan pada siswa untuk terlibat, guru harus tetap memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, hanya saja porsinya masih sedikit, mungkin hanya sebatas mengajukan pertanyaan yang sifatnya closes-ended.

2. Inkuiri terbimbing

Pada tahap ini siswa bekerja (bukan hanya duduk, mendengarkan lalu menulis) untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dikemukakan oleh guru di bawah bimbingan yang intensif dari guru. Tugas guru lebih seperti 'memancing' siswa untuk melakukan sesuatu. Guru datang ke kelas dengan membawa masalah untuk dipecahkan oleh siswa, kemudian mereka dibimbing untuk menemukan cara terbaik dalam memecahkan masalah tersebut. Beberapa tokoh, seperti Bonnstetter, (2000); Marten-Hansen, (2002) dan Oliver- Hoyo, et al (2004) menyebut tahapan ini sebagai inkuiri terbimbing (guided inquiry).

Sementara Orlich, et al (1998) menyebutnya sebagai pembelajaran penemuan (discovery learning), karena siswa dibimbing secara hati-hati untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan kepadanya.

Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan pembelajaran mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu. Orlich, et.al (1998) menyatakan ada beberapa karakteristik dari inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan yaitu:

 Siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi spesifik hingga membuat

(15)

15 inferensi atau

generalisasi;

 Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau objek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai;

 Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas.

 Tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi di dalam kelas.

 Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran.

 Biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa.

 Guru memotivasi semua siswa untuk mengomu- nikasikan hasil generalisasinya sehingga dapat di- manfaatkan oleh seluruh siswa dalam kelas.

3. Inkuiri terencana

Dalam inkuiri terencana, siswa difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. Untuk itu siswa perlu memiliki perencanaan yang baik dalam melatih keterampilan berpikir kritis seperti mencari informasi, menganalisis argumen dan data, membangun dan mensintesis ide-ide baru, memanfaatkan ide-ide yang awalnya untuk memecahkan masalah serta meng-generalisasikan data. Guru berperan dalam mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan tentatif yang menjadikan kegiatan belajar lebih menyerupai kegiatan penelitian seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.

4. Inkuiri bebas

Tahap terakhir adalah inkuiri bebas; siswa diberi kebebasan untuk menentukan masalah lalu dengan seluruh daya upayanya memecahkan masalah tersebut. Pada tahap ini, siswa didorong

(16)

16 untuk belajar secara mandiri dan tidak lagi hanya mengandalkan instruksi dari guru. Oleh karenanya siswa - selain - harus responsif, juga tertuntut harus tetap teliti. Guru hanya akan berperan sebagai fasi-litator selama proses pembelajaran berlangsung, berperan pasif. Namun pada akhir pembelajaran, guru akan memberikan penilaian serta masukan-masukan yang membangun, sehingga kedepannya siswa dapat menjalani proses pembelajaran secara lebih baik.

Beberapa karakteristik yang menandai kegiatan inkuiri bebas ialah:

 Siswa mengembangkan kemampuannya dalam me- lakukan observasi khusus untuk membuat inferensi.

 Sasaran belajar adalah proses pengamatan kejadian, objek dan data yang kemudian mengarahkan pada perangkat generalisasi yang sesuai.

 Guru hanya mengontrol ketersediaan materi dan menyarankan materi inisiasi.

 Dari materi yang tersedia siswa mengajukan per- tanyaan-pertanyaan tanpa bimbingan guru.

 Ketersediaan materi di dalam kelas menjadi penting agar kelas dapat berfungsi sebagai laboratorium.

 Kebermaknaan didapatkan oleh siswa melalui observasi dan inferensi serta melalui interaksi dengan siswa lain.

 Guru tidak membatasi generalisasi yang dibuat oleh

siswa dan,

Guru mendorong siswa untuk mengomunikasikan generalisasi yang dibuat sehingga dapat bermanfaat bagi semua siswa dalam kelas1.

E. Model Pembelajaran Inquiry Learning

(17)

17 Dalam pembelajaran berbasis inkuiri, model pem-belajarannya terbagi ke dalam dua jenis: induksi dan deduksi.

1. Inkuiri deduksi.

Guru menentukan tema dan (tidak tertutup kemungkinan) model pembelajaran. Meskipun dalam konteks ini siswa terlibat aktif dalam proses pembelajarannya, namun guru masih memegang peranan penting dalam menentukan arah pembelajaran.

2. Inkuiri induksi.

Siswa menentukan tema dan model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Dalam model ini, model pembelajaran lebih berupa project-oriented learning di mana proses pembelajaran dimaksudkan untuk menemukan dan memecahkan masalah dengan segera.

Siswa tidak akan banyak mengalami perubahan pada 'apa' yang mereka pelajari, perubahan terletak pada 'bagaimana' mereka mempelajari sebuah materi. Fokus pembelajaran, pola komunikasi, eksplorasi dan analisis merupakan empat tahapan proses yang akan dialami siswa dalam PBI. Siswa akan ditemani (melalui diskusi kelompok maupun hubungan yang lebih akrab dengan guru) dalam tiap tahap pembelajaran mereka.

Berikut adalah tabel yang menunjukkan rangkaian kegiatan dan manfaat dari ketelibatan siswa dan guru terhadap empat aspek pokok dalam strategi pembelajaran berbasis inquiry learning :

Ketika siswa terlibat dalam tahap inkuiri ini, mereka akan mampu untuk...

Ketika guru terlibat dalam tahap inkuiri ini, mereka akan mampu untuk Fokus

Pembelajaran Menentukan

Memperhatikan, penasaran, dan mengajukan pertanyaan tentang suatu topik materi yang belum dimengerti.

Menghargai pendapat siswa .

Memahami pola pikir siswa.

Mendengar dan berdialog dengan

(18)

18

fokus, pertanyaan, dan topic untuk inkuiri

Menyampaikan pendapat mereka baik kepada teman sekelas maupun guru.

Berdiskusi tentang cara-cara lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui lebih banyak tentang suatu materi tertentu.

Mengulas pertanyaan.

Membuat perkiraan tentang jawaban atau hasil dari proses pembelajaran yang sedang dijalani

siswa tentang ketertarikan, keinginan dan kebutuhan siswa terkait materi pembelajaran.

Menggandeng siswa untuk berpikir lebih jauh .

Mengidentifikasi fokus bahasan.

Berdiskusi dengan siswa tentang cara-cara mempelajari suatu materi.

Memberi waktu lebih banyak

kepada siswa untuk

mengungkapkan pendapat.

Pola komunikasi Dialog, Mendiskusikan pemikiran, refleksi

Menyusun cara untuk menyampaikan pendapat.

Mengenali hubungan antara teori dan temuan-temuan terbaru.

Menjawab dan menjelaskan maksud suatu pertanyaan.

Menyusun pertanyaan yang lebih mendalam untuk diselidiki.

Menciptakan kesempatan untuk secara bersama-sama menikmati proses belajar

Melakukan refleksi tentang 'apa', 'mengapa', dan 'bagaimana' pembelajaran ini berlangsung

Memfasilitasi diskusi siswa

Membantu siswa untuk mengenali pilihan, perbedaan dan tingkat pemahaman atas suatu topik tertentu .

Menguji dan memperkaya pengetahuan siswa atas suatu hal.

Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemajuannya dalam belajar.

Mengevaluasi proses belajar siswa sesuai dengan ekspektasi kurikulum

Bersama siswa, merencanakan untuk melakukan hal-hal lain yang lebih menye-nangkan untuk mendapat pengetahuan tambahan atas materi pelajaran tertentu

Eksplorasi Mengumpulkan informasi dan

Mengumpulkan informasi sebanyak- banyaknya untuk kemudian ditelaah bersama

Membantu siswa memahami informasi yang ada dengan pemahaman yang lebih mendalam

(19)

19

membangun hipotesis

Menghubungkan pemikiran-pemikiran terbaru dengan pemikiran yang terdahulu

Memperjelas dan memperdalam bobot pertanyaan

Melakukan penelitian dan observasi yang lebih mendalam

Memperluas pemikiran siswa dengan pertanyaan yang lebih tajam Menguji pengetahuan dan keyakinan siswa atas suatu hal

Mendorong siswa untuk menyampaikan ide-ide yang mereka punya

Memberikan informasi tambahan atas suatu materi tertentu

Memberi lebih banyak kesempatan pada siswa untuk melakukan kerja kelompok

Berdiskusi dengan siswa tentang kemungkinan perubahan pendapat

Analisis merangkum informasi menentukan poin penting dan membangun pembelajarn baru

menggunakan informasi yang telah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan menguji hipotesis mereka

Merangkum hipotesis dan jawaban yang mereka temukan dalam diskusi

Mengumpulkan, membandingkan dan memahami informasi yang tersedia

Mendiskusikan pemikiran mereka

Menggunakan informasi yang ada untuk membangun pertanyaan selanjutnya

memperkenalkan konsep, prses dan cara dalam strategi inkuiri

Melakukan observasi dan menantang untuk mengajukan pertanyaan yang berbobot

Memberi lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan asessmen baik individu maupun dalam kelompok

Secara garis besar strategi pembelajaran inqury learning membuka ruang bagi guru untuk membangun suasana belajar yang memungkinkan siswa untuk membuat keputusan terkait dengan kolaboratif serta membangun ruang intelektual yang membuat siswa terlibat dalam diskusi-diskusi ilmiah terkait dengan pemahaman dan pembelajaran yang mereka alami. Sehingga siswa akan terkondisikan dalam etos belajar yang menuntut penghargaan

(20)

20 pada pendapat orang lain, terbuka pada per-bedaan dan kritis terhadap informasi yang mereka terima.

F. Pelaksanaan Strategi Pembelajaran berbasis Inquiry Learning

Pengetahuan lengkap terkait dengan teori atas suatu strategi pembelajaran tertentu tidak akan memberikan efek yang maksimal tanpa adanya kemampuan yang baik untuk mengaplikasikan strategi tersebut dalam proses pembelajaran di kelas. Kunci utama dari kesuksesan metode inkuiri terletak pada keterlibatan aktif siswa dalam setiap tahapan pembelajaran, hal ini berarti bahwa metode ini menekankan pada aplikasi nyata yang dapat langsung dirasakan oleh siswa.

Aplikasi yang baik untuk sebuah konsep pembelajaran memang bukanlah sesuatu yang mudah dikehendaki sebagian besar guru termasuk di dalamnya strategi inkuiri. Dengan disertai metode aplikasi yang baik, strategi inkuiri akan memudahkan guru secara fisik, karena guru hanya mendampingi peserta didik yang aktif berproses mencari jawaban dari permasalahan tidak terus-menerus memberikan ceramah seperti biasa. Namun, menjadikan siswa untuk aktif dalam kegiatan ini mengharuskan seorang guru untuk cerdik dan kreatif.

Dalam kegiatan ini bisa saja ada seorang saja atau beberapa orang siswa yang lebih aktif dalam pembelajaran sehingga nantinya ada juga siswa yang pasif dan tak dapat mengimbangi pola pembelajaran, namun itulah mengapa dalam pembelajaran inkuiri di- perlukan guru yang cerdik dan kreatif. Sederhananya, mengaplikasikan strategi inkuiri merupakan pekerjaan yang tidak mudah namun tidak mustahil akan terwujud ketika ada keinginan untuk terus mencoba. Agar strategi yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran dapat berjalan baik beberapa hal yang harus diperhatikan:

(21)

21 Mengajak siswa untuk terlibat aktif

Seorang guru dalam pembelajaran inkuiri memiliki tugas untuk mengajak siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, karena inkuiri sendiri merupakan proses bertanya dan mencari-tahu jawaban pertanyaan ilmiah yang diajukan oleh siswa. Pertanyaan ilmiah yang di-maksud adalah pertanyaan yang mampu mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Sehingga tugas yang besar bagi guru adalah, bagaimana dia dapat menstimulus siswanya agar menggunakan kemampuan berpikir secara kritis dan logis sehingga dapat menemukan pertanyaan-pertanyaan ilmiahnya sendiri untuk kemudian dipecahkan sendiri dengan serangkaian kegiatan inkuiri. Hal tersebut hanya akan terjadi jika siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran.

Kemudian timbul pertanyaan bagaimana mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran? Agar siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran, yang penting dilakukan adalah menghadirkan hasrat ingin tahu yang besar kepada siswa. Dengan hasrat ingin tahu dapat menjadikan siswa sebagai pengamat yang aktif. Pengamatan sangat penting dalam proses pembelajaran inkuiri. Mungkin guru juga dapat memberikan motivasi kepada siswa bahwa di luar sana telah banyak pengetahuan yang berkembang karena berawal dari sebuah pengamatan, bahkan pengamatan yang sederhana sekalipun. Hal ini secara langsung dapat menstimulus siswa untuk men-jadi individu yang memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu dapat menjadikan siswa lebih peka dalam mengamati berbagai fenomena atau kejadian di sekitarnya, dengan demikian akan lebih banyak hal yang dipelajari.

Rasa ingin tahu yang besar akan membuat siswa memiliki dunia-dunia pengetahuan yang terus terbarukan yang menantang dan menarik bagi mereka untuk lebih dalam mempelajarinya. Rasa ingin tahu akan memberikan kejutan-kejutan baru bagi siswa dalam

(22)

22 mempelajari banyak hal. Sehingga siswa tidak mengalami kebosanan dalam belajar. Karena jika siswa dipenuhi rasa keingintahuan maka siswa akan dengan senang hati dan keinginan tinggi untuk mempelajarinya. Setelah memuaskan rasa ingin tahunya nantinya siswa akan menyadari betapa menyenangkannya kegiatan belajar tersebut.

Untuk membantu agar siswa memiliki hasrat yang besar untuk mencari tahu maka guru sebaiknya selalu membuka pemikiran mereka terhadap hal-hal baru, Kemudian timbul pertanyaan bagaimana mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran?

Agar siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran, yang penting dilakukan adalah menghadirkan hasrat ingin tahu yang besar kepada siswa. Dengan hasrat ingin tahu dapat menjadikan siswa sebagai pengamat yang aktif. Pengamatan sangat penting dalam proses pembelajaran inkuiri. Mungkin guru juga dapat memberikan motivasi kepada siswa bahwa di luar sana telah banyak pengetahuan yang berkembang karena berawal dari sebuah pengamatan, bahkan pengamatan yang sederhana sekalipun. Hal ini secara langsung dapat menstimulus siswa untuk men-jadi individu yang memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.

Rasa ingin tahu dapat menjadikan siswa lebih peka dalam mengamati berbagai fenomena atau kejadian di sekitarnya, dengan demikian akan lebih banyak hal yang dipelajari.

Rasa ingin tahu yang besar akan membuat siswa memiliki dunia-dunia pengetahuan yang terus terbarukan yang menantang dan menarik bagi mereka untuk lebih dalam mempelajarinya. Rasa ingin tahu akan memberikan kejutan-kejutan baru bagi siswa dalam mempelajari banyak hal. Sehingga siswa tidak mengalami kebosanan dalam belajar. Karena jika siswa dipenuhi rasa keingintahuan maka siswa akan dengan senang hati dan keinginan tinggi untuk mempelajarinya. Setelah memuaskan rasa ingin tahunya nantinya siswa akan menyadari betapa menyenangkannya kegiatan belajar tersebut.

(23)

23 Untuk membantu agar siswa memiliki hasrat yang besar untuk mencari tahu maka guru sebaiknya selalu membuka pemikiran mereka terhadap hal-hal baru, diperlukan karena inkuiri bersendi pada proses observasi sehingga media yang diperlukan adalah media- media yang dapat membantu dalam proses observasi siswa dan tentunya media tersebut sekiranya memang dapat dioperasikan secara mandiri oleh siswa sesuai dengan jenjangnya masing-masing, karena jika siswa dapat meng-operasikan media pembelajaran secara mandiri, diharapkan siswa akan lebih paham satu-persatu tahapan penelitian dan lebih yakin atas hasil observasi yang telah dilakukan.

Apabila proses pembelajarannya memang mengha-ruskan untuk menggunakan media yang tidak dapat dioperasikan secara mandiri, maka guru bisa meng-operasikan untuk siswa, dengan catatan pastikan siswa benar-benar dapat mengamati prosesnya agar mereka mendapatkan hasil observasinya sendiri.

Menekankan aktivitas fisik

Dengan menekankan pada aktivitas fisik, siswa akan mengerti karena mereka mengamati, mereka juga akan paham karena mereka melakukan. Hal ini tentu lebih efektif dan konstruktif dalam membangun pemahaman siswa terkait dengan materi pelajaran yang sedang dibahas. Pada akhirnya, melakukan kegiatan fisik akan menum-buhkan, bukan saja pemahaman, tetapi juga kesadaran untuk tanggap dalam bersikap. Materi pelajaran tidak lagi dipahami sebagai bagian dari tumpukan tulisan dalam buku, tetapi adalah kejadian nyata yang ada di sekitar mereka. Mengajak siswa untuk banyak melakukan kegiatan fisik secara tidak langsung dapat memusatkan konsentrasi siswa terhadap hal yang sedang dipelajari.

Kesempatan siswa untuk membahas hal-hal di luar materi bersama teman-temannya kini semakin sempit, yakni karena mereka lebih disibukkan dengan kegiatan fisik yang berkaitan dengan materi belajar.

(24)

24 Dalam kegiatan fisik yang maksimal rentang waktu yang digunakan dalam kegiatan belajar akan lebih padat dan bermakna bahkan lamanya waktu yang diberikan menjadi terasa sangat singkat. Kenyataan ini berbeda jika siswa pasif di dalam kelas hanya mendengarkan ceramah guru atau cerita lain saat guru kehabisan materi, rentang waktu ini akan terasa sangat lama dan membosankan bagi siswa.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam aplikasi inkuiri, di antaranya:

 Guru dalam metode inkuiri tidaklah cukup hanya membaca materi ajar dan

berceramah sepanjang hari di kelas. Dalam metode inkuiri guru adalah orang yang kreatif dan sangat menginspirasi. Guru harus selalu mendapatkan ide yang menarik dan menggugah rasa ingin tahu siswa setiap saat. Menjadi individi yang selalu siap memfasilitasi setiap proses inkuiri dan memiliki target yang jelas atas prestasi dan pemahaman siswanya.

 Guru dalam metode inkuiri sebaiknya 'berhenti mengajar/ jadilah sebagai seorang

fasilitator dan mediator atas kegalauan siswa yang selalu ingin tahu atas hal-hal yang ada di sekitar kehidupannya dan bisa menghubungkan dengan pelajaran yang didapat.

3.3.2. Pemahaman guru atas konsep inkuiri

 Praktik tanpa teori akan buta dan teori tanpa praktik akan lumpuh. Dalam metode ini

aplikasi yang baik akan tercipta apabila guru benar-benar telah menguasai dan paham betul dengan konsep inkuiri. Guru harus mengerti bagaimana posisi guru dan posisi siswa dalam metode ini. Guru diharapkan juga bisa menjadi pendengar yang baik bagi para siswa yang kerap menyampaikan gagasannya.

Selain jenjang pendidikan formal yang telah disebutkan di atas terdapat pula kegiatan- kegiatan belajar yang dilak-sanakan di rombongan belajar atau tidak formal. Perlu dirngat,

(25)

25 bahwa dalam pendidikan metode pembelajaran inkuiri tetap bisa dilaksanakan dengan menyesuaikan usia dan materi yang diajarkan. Sekali lagi metode pembelajaran inkuiri tidak hanya bisa diaplikasikan dalam tempat-tempat belajar yang formal, namun juga di tempat- tempat belajar yang lain.

Gulo menyatakan bahwa inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan ketrampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

1. Mengajukan pertanyaan atau penyajian masalahan

Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan di ajukan. Untuk meyakinkan bahwa permasalahan itu sudah jelas, pertanyaan itu dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hypotesis. Pada kegiatan ini kemampuan yang dituntut yaitu : kesadaran terhadap masalah, melihat pentingnya masalah, dan merumuskan masalah.

2. Merumuskan hypotesis

Hypotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi pemasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada siswa, gagasan mengenai hypotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada dipilih saalah satu hypotesis yang relevan dengan permasalahan yang di berikan. Pada kegiatan ini kemampuan yang di tuntut adalah menguji dan menggolongkan data yang dapat di peroleh, melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis dan merumuskan hypotesis.

3. Mengumpulkan data

Hypotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matriks atau grafik. Pada kegiatan ini, kemampuan yang dituntut adalah pertama, merakit peristiwa terdiri dari mengidentifikasi peristiwa yang

(26)

26 dibutuhkan, mengumpulkan data, dan mengevaluasi data. Kedua, menyusun data, terdiri dari mentranslasikan data, menginterpretasikan data, dan mengklasifikasikan data.

4. Analisis data

Siswa bertanggungjawab menguji hypotesis yang telah di rumuskan dengan menganalisis data yang diperoleh. Analisis data terdiri dari melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, mengidentifikasikan trend, sekuensi dan keteraturan. Faktor penting dalam menguji hypotesis yaitu pemikiran “benar” atau “salah”. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan siswa dapat menguji hypotesis yang telah dirumuskan.

Apabila ernyata hypotesis itu salah atau di tolak siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inquiry yang telah dilakukan.

5. Membuat kesimpulan

Proses penutup dari pembelajaran inquiry yaitu membuuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.14

Bagi sebagian orang mengajar masih dipandang sebagai pekerjaan/aktivitas yang terlalu mudahuntuk dilakukan, guru tinggal mencontoh atau membacakan apa yang ada di dalam buku. Kalau guru sedang tidak bergairah untuk mengajar, mereka tinggal memberi tugas pada siswa untuk dikerjakan smpai jam pelajaran selesai, sambil teru bepura – pura sibuk, pertanyaannya kemudian adalah apakah mengajar memang benar-benar mudah?. Tentu tidak, mengajar bisa menjadi kegiatan atau pekerjaan yang sangat sulit, apalagi jika tidak disertai dengan perencanaan yang baik.

Mengajar bukan hanya sekedar membacakan buku, dan bukan hanya bersikap orang yang paling tahu. Lebih dari itu mengajar adalah kespresi cinta terhadap pendiikan. Oleh karenanya, gaya, tehnik dan taktik orang dalam mengajar tidak dapat dibakukan, karena sebagai sebuah ekspresi, mengajar memberi ruang kebebasan kepada setiap guru untuk

14 Trianto, mendesain Model...hal 83

(27)

27 bereksperimen dan berkreasi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Hal terpenting dari mengajar adalah cara, yakni tentang bagaimana dan apa saja yang harus dipersiapkan dan dilakukan selama proses mengajar berlangsung. Harap diingat bahwa proses mengajar tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi dimana saja dan kapan saja.

Mengajar menggunakan strategi inquiry membutuhkan kerelaan guru untuk telaten mengawasi dan membimbing tiap siswa melalui tahapan pembelajaran. Hal utama yang harus dilakukan adalah segera memulai, karena semakin lama sebuah konsep itu disimpan diatas meja semakin besar kemungkinan konsep tersebut akan menguap begitu saja.

Berikut adalah langkah langkah yang harus dilaksanakan guru untuk mengaplikasikan sebuah strategi pembelajaran berbasis inquiry :

1. Perencanaan

Sebuah pembelajaran yang efektif akan terdapat sebuah perencanaan yang rinci dan akurat.

Dalam penyusunan rencana terdapat 3 hal yang harus diperhatikan yaitu : - Menyusun ide-ide terbaru

Masukkan hal baru dan sifatnya dekat dengan kehidupan sekitar dalam materi yang akan disampaikan. Hal ini akan mengandung arti bahwa materi pelajaran bukanlan sekedar pelajaran disekolah akan tetapimateri tersebut merupakan sebah tantangan yang menunggu untuk diselesaikan. Hal ini selaras dengan tujuan awal inkuiryyakni mengajarkan keterampilan hidup yang sesungguhnya. Guru tidak perlu lagi membahas kisah sikancil yang mencuri timun, atau tentang si Budi yang pergi ke pasar, hal ini hanya akan membuat peserta didik sedang membahas tentang pelajarang yang ada dibuku, bukan pelajaran yang adadikehidupan mereka sehari-hari. Untuk itu seorang guru perlu mengetahui lingkungan dan pergaulan peserta didik sehingga guru dapat menyesuaikan strategi mengajar dengan kebutuhan dan keinginan siswa.

- Membuat daftar kesepakatan atau kontrak belajar

(28)

28 Hal ini bisa dilakukan dengan mengatur alokasi waktu: jika satu kali pertemuan berlangsung selama 90 menit, mka bagilah alokasi waktu tersebut ke dalam beberapa bagian yang meliputi pembukaan, penyampaian materi, game (jika diperlukan), diskusi kelompok(forum kecil), diskusi kelas (forum besar), ulangan dan lain-lain. Pastikan bahwa seluruh aktivitas dikelas telah tersusun dengan rapi. Pastikan pula bahwa peserta didik dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.

Daftar kesepakatan juga akan berisi tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Baik yang berkaitan dengan sikap maupun nilai yang ingin dibangun dikelas.

- Mengubah tampilan ruang belajar

Mencoba mengubah posisi atau model tempat duduk , menempel gambar atau tulisan motivasi di tembok kelas dan sebagainya, sangat bik pula untuk mengajak peserta didik belajar diluar kelas dimana peserta didik akan mulai merasakan suasana belajar yang baru, sehingga semangat dan motivasi belajar mereka pun akan dengan sendirinya terbarukan.

1. Mendorong siswa untuk memberi respon

Respon dari peserta didik harus dimakni sebagai indikasi bahwa proses pembelajaran sedang berjalan dengan baik. Peserta didik berhasil menerima, mencerna, mengolah dan menyampaikan pendapat mereka terkait dengan materi yang disampaikan. Bagi seorang guru intensitas dan kualitas respons yang diberikan siswa dapat digunakan sebagai patokan untuk melanjutkan ke materi selanjutnya. Berikut tiga hal yang dapat menggali respons dari peserta didik :

2. Membangun suasana

Yakni membangun suasana dimana peserta didik begitu ingin memberikan respons atas materi yang disampaikan. Hal ini dapat dilakuakan dengan memberikan penjelsan berisi

(29)

29 banyak “pancingan”. Pastikan bahwa peserta didik benar benar terpancing untuk menyampaikan pendapat atau pandangan mereka. Guru dapat melakukan hal ini dengan menyajian data atau bukti pembanding yang bertolak belakang dengan materi yang sedang disampaikan. Sebagai permisalan :

 Teori A mengatakan bahwa... namun muncul teori B yang menyatakan sebaliknya,

yakni... mana yang lebih pas?

 Di zaman dahulu cantik adalah ...tetapi sekarang justru berbeda, cantik di zaman

sekarang adalah ...mengapa berubah? Dan seterusnya.

3. Memberi pertanyaan yang spontan

Pertanyan jenis ini dapat berasal dari penjelasan materi, pendapat dari siswa, atau dari hal-hal lain yang memancing munculnya pertanyan. Point pentingnya adalah, jangan menunda untuk segera memberikan pertanyaan jika kondisi memang memungkinkan. Pertanyaan spontan bisa berupa pertanyaan yang sangat sederhana seperti : “Oh ya?”, “Kok Bisa?”, “ masak sih?”, “baik bagaimana kalau begini?” dan sebagainya. Hal ini akan berimbas kepada keinginan dan kebutuhan peserta didik untuk mencari tahu lebih jauh, dan mereka pun akan mengajukan pertanyaan lanjutan. Semakin banyak pertanyaan atau respon dari peserta didik maka akan semakin baik. Semakin sedikit respon dari peserta didik maka akan semakin membahayakan proses pembelajaran. Jika hal ini terjadi maka perlu dilakukan evaluasi pribadi, periksa kembali metode pembelajaran yang digunakan, temukn masalah dan segera memperbaikinya.

4. Jangan terburu buru memberikan jawaban

Terima dan olah pertanyaan yang diajukan siswa untuk dijadikan sebagai bahan diskusi. Ajak peserta didik untuk memahami lebih dalam pertanyaan yang baru saja mereka ajukan, jika memungkinkan, lempar kembali pertanyaan tersebut ke peserta didik lain dikelas. Minta mereka untuk memahami, menelaah lebih lanjut, baru kemudian memberikan jawaban.atau

(30)

30 guru bisa juga memberikan contoh terlebih dahulu tentang jawaban dari pertanyaan tersebut, namun masih membuk peluang bagi jawaban yang lain, yakni jawabanyang berasal dari peserta didik yang lain. Contoh :

 “Teman kita A memiliki pertanyaan yang bagus sekali, yakni... menurut saya jawabannya adalah... karena... tapi saya masih ragu. Bagaimana menurut kalian?”

 “ Apakah ada diantara kalian yang mengetahui jawaban dari pertanyaan teman kita B? Tolong jelaskan

 “Sepertinya jawaban dari teman kita masih perlu didiskusikan terlebih dahulu, mari mulai !”

5. Memproses seluruh informasi yang terkumpul

Proses pembelajaran merupakan kondisi dimana banyak informasi akan tergali, baik yang berasal dari buku pelajaran, maupun dari prose diskusi yang dilakukan. Hal penting yang perlu dilakukan adalah mengemas dan mengolah informasi tersebut kedalam suatu bentuk tertentu yang dapat membuatnya menjadi lebih aflikatif, tidak hanya menerawang sebagai teori, slah satu tugas penting yang diemban guru adalah mengemas berbagai informasi ke dalam sebuah format yang padat, singkat dan tepat. Sehingga guru dapat melakukan transfer informasi dengan cara yang lebih mudah, dalam hal ini guru harus mampu menyampaikan materi sesuaidengan kemampuan peserta didik.

Dorong peserta didik untuk memiliki pendapat sendiri. Jangan biasakan peserta didik untuk terlalu mudah setuju dengan opini yang berserakan di buku. Paling tidak bimbing mereka untuk mengungkapkan opini yang ada di buku dengan bahasa mereka sendiri. Ajak peserta didik menelaah terlebih dahulu setiap opini yang ada di buku, bimbing mereka untuk merefleksikan opini tersebut kedalam diri / pengalaman mereka masing masing.

(31)

31 Ajak pula siswa untuk terbiasa memberi komentar terhadap pendapat atau opini yang mereka temukan dalam buku. Latih siswa untuk menjadi pembaca yang aktif, yakni pembaca yang penuh dengan tanda tay dan keraguan, sebagai contoh :

 Dalam buku ... dijelaskan bahwa ..., menurut saya penjelasan tersebut

tidak sesuai dengan fakta, karena ...

 Pendapat dalam buku ini menyatakan ...menurut saya, hal itu cocok dengan

fakta yang saya lihat dari...

 Dari hasil pembacaan saya terhadap teori dari buku ini, sya menemukan ada

beberapa hal yang sesuai dan tidak sesuai dengan keadaan yang ada. Yakni ...

6. Melakukan pengujian atau uji coba

Selama belum ada pembuktian, maka seluruh konsep atau opini dalam buku hanyalah murni opini. Meskipun hal ini bukan berarti bahwa opini tersebut belum layak untuk dihormati hanya karena belum terbukti oleh pesert didik secara langsung. Namun memberikan opini kepada siswa tanpa memberikan panduan dan kesempatan untuk membuktikan opini tersebut, tentu bukanlah hal yang disarankan dalam proses pembelajaran.

Pengujian dapat dilakukan dengan eksperimen laboratorium atau cukup dengan studi kasus, semua bergantung pada jenis dan kebutuhan masing masing subjek materi. Dalam proses pengujian opini/ teori akan terjadi pula proses evaluasi dimana akan ditemukan kekurangan atu bahkan keslahan (jika ada) dari opini/ teori tersebut, jika penguian ini memerlukan durasi waktu yang cukup panjang maka lakukanlah pengujian tersebut di luar jam kelas dengan menjadikannya tugas atau project akhir pekan dan sebagainya.

7. Menciptakan penemuan baru

Keuntungan dari tidak terlalu mudah menuruti atau mengikuti opini yang ada di buku adalah terbukanya peluang untuk menemukan hal-hal baru, maupun penemuan yang berupa

(32)

32 karya baru, proses pembelajaran yang baik adalah yang menuntun kepada sesuatu yang menghasilkan, bukan melulu tentang “datang, duduk, diam, senang, pulang”. Dengan kata lain, proses pembelajaran harus menjadi momen yang mendorong peserta didik untuk

“menghasilkan sesuatu”.

Melalui refleksi atas tiap opini atau teori dengan disesuaikan pada kebutuhan dan keadaan lingkungan di mana peserta didik tinggal merupakan langkah awal yang dapat dilakukan untuk menemukan hal baru. Oleh karenanya peserta didik harus selalu didorong untuk mengerti arti pentingnya tiap opini atau teori yang ada di buku minimal untuk dirinya sendiri. Mengapa peserta didik harus melakukan upacara bendera misalanya, padahal tanpa upacara pun, bangsa kita sudah dan tetap merdeka. Kalaupun penjajah datang lagi, upacara tidak akan menghentikan penjajah untuk menjajah kembali. Apalagi jika yang melakukan hanya peserta didik SD!.

Mendorong dan membimbing peserta didik melakukan interpretasi atas tiap opini atau teori yang mereka terima akan membantu peserta didik untuk bukan saja mengenali, tetapi juga mengerti kegunaan dan arti penting teori tersebut dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, siswa pun akan terhindar dari metode pembelajaran yang terus menerus mementingkan hapalan semata. Oleh karena itu mengerti jauh lebih penting dari sekedar hapalan.

8. Berbagi

Mengajar bukanlah lagi sekedar memberikan informasi yang berjalan satu arah dari guru terhadap peserta didik , bukan pula tentang mendikte peserta didik untuk melakukan ini dan itu. Apa yang didapatkan siswa dari proses pembelajaran adalah proses berbagi dimana baik guru maupun siswa saling membagikan informasi dan opini terkait materi yang sedang dipelajari. Mengingat bahwa dasar utma dari proses pembelajaran ini adalah berbagi, maka tidak akan ada kecendrungan yang menyatakan bahwa pendapat siap yang paling benar.

(33)

33 Semua pendapat yang muncul dalam proses pembelajaran memiliki keunggulan masing masing. Selama opini tersebut dilandasi dengan data-data yang akurat.

9. Evaluasi

Dalam pembelajaran berbasis inkuiry, tujuan utama melakukan evaluasi bukanlah untuk menemukan kesalahan –kesalahan yang mungkin terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, bukan pula tentang mencari kekurangan yang mungkin sempat terlewatkan.

Evaluasi di tujukn untuk menggali lebih dalam masukan masukan atau pendapat lain yang dirasa kurang tergali selama proses belajar berlangsung. Oleh karenanya sesi evaluasi harus diberikan jatah waktu yang cukup, karena masukan masukan atau ide-ide bagus sangat mungkin muncul di sesi ini. Hal yang perlu dilakukan dalam sesi ini adalah menyegarkan kembali ingatan peserta didik terhadap poin poin penting yangmuncul selama proses pembelajaran berlangsung, peserta didik perlu diingatkan kembali akan hal in sambil dibantu dengan penjelasan guru terkait kekurangan atau bahkan kesalahan yang mungkin ada dalam pendapat peserta didik.

Berikut contoh evaluasi di akhir Strategi pembelajaran inkuiri

Evaluasi materi Tadi kita telah membahas materi... ada tiga poin peting terkait dengan materi, yakni 1... 2... 3 ...namun point yang kedua sepertinya masih menyisakan masalah, karena ...bukankah seharusnya begini ...

Evaluai opini /temuan peserta didik Tiga orang teman kita tadi memberikan opini yang sangat baik terkait dengan materi yang kita bahas yakni :...namun jika diperhatikan

(34)

34 lagi, pendapat ... ternyat bersebrangan dengan data yang ada. Nah bagaimana menurut kalian ?

Inquiry learning ini tercipta melalui konfrontasi intelektual, dimana siswa dihadapkan pada suatu situasi yang aneh dan mereka mulai bertanya tentang hal tersebut. Dikarenakan tujuan akhir pembelajaran ini adalah pembentukan pengetahuan baru, maka siswa dihadapkan pada suatu yang memungkinkan untuk diselidiki dengan lebih cermat. Setelah situasi tersebut disajikan kepada siswa, kepada mereka diajarkan bahwa pertama-tama mereka perlu mengupas beberapa aspek dari situasi ini, misalnya sifat dan identitas objek serta kejadian yang berhubungan dengan situasi tersebut.

Dalam proses pembelajaran berbasis inkuiri, pemberian tugas sangat mutlak perlu dilakukan oleh guru tugas tidak selalu berarti pekerjaan rumah atau Peer, karena penugasan ini berupa penugasan yang bisa dilakukan di taman, kebun atau dimana saja. Oleh karenanya tugas yang diberikan oleh guru sebaiknya bersifat pencarian kebenaran, yakni dengan melakukan penelitian baik secara indi vidual maupun secara kelompok yang dilakukan secara mandiri oleh siswa. Dengan begitu siswa tidak hanya mendapatkan jawaban dari suatu masalah yang diberikan namun juga mendapat banyak pengetahuan selama proses pengerjaan tugas.15

Strategi inquiry training mencakup beberapa hal diantaranya : 1. Tahap pembelajaran

Menurut Joyce and Weil strategi pembelajara inkuiri dalam tahap pembelajaran secara umum terbagi atas lima tahap yaitu sebagai berikut :

1.a Penyajian masalah (confrontation with problem)

15 Khoerul . Pembelajaran... hal 164.

(35)

35 Dalam tahap ini pengajar menyajikan suatu masalah dan menerangkan prosedur inkuiri pada siswa. Dalam hal ini yang penting adalah bahwa masalah itu berisi suatu kejadian / problema yang merangsang aktivitas intelektual siswa.

1.b Pengumpulan data verifikasi (data gathrering-verification)

Pada tahap ini siswa didorong untuk mau berusaha mengumpulkan informasi mengenai kejadian yang mereka lihat atau alami.

1.c Pengumpulan data eksperimentasi (data gathering-experimentation)

Dalam hal ini siswa melakukan eksperimen dengan memasukkan hal-hal (variabel) baru, untuk melihat apakah akan terjadi perubahan. Dalam tahap ini siswa pun dapat mengajukan pertanyaan pertanyaan yang hampir serupa dengan hypotesis. Dalam tahap verifikasi siswa dapat bertanya mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan kejadian yang mereka lihat/

rasakan, yaitu :

- Objek : sifat atau identitas suatu objek;

- Kejadian : sifat atau sebab terjadinya;

- Keadaan : Keadaan suatu Objek atau sistem pada saat tertentu;

- Sifat : sifat / karakteristik suatu objek pada keadaan tertentu untuk mendapatkan informasi baru yang membantu pembentukan suatu teori.

Tahap eksperimentasi mempunyai dua tugas: eksplorasi dan uji langsung. Dalam eksplorasi siswa mengubah beberapa hal untuk melihat apa yang akan terjadi, sedangkan dalam uji langsung siwa melakukan pengujian.

1.d Organisasi data dan formulasi kesimpulan (organizing, formulating dan expalnation) Dalam tahap ini siswa mengkoordinasikan dan menganalisi data untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat menjawab masalah yang telah disajikan.

1.e Analisis proses inkuiri (analysis of thebinquiry process)

(36)

36 Dalam tahap ini siswa diminta untuk menganalisis pola inkuiri yang telah mereka jalani, yaitu dengan menentukan pertanyaan mana yang paling produktif (menghasilkan data yang paling relevan) atau type informasi yang sebenarnya mereka butuhkan, tetapi tidak mereka dapatkan. Tahap ini menjadi penting untuk memperbaiki proses inkuiry itu sendiri.16

Tabel 2 . Strategi pembelajaran inquiry

Penyajian masalah

Pengumpulan data verifikasi

Strategi pembelajaran Pengumpulan data eksperimentasi

Organisasi data formulasi kesimpulan

Analisis proses inquiry

Agar model pembelajaran inquiry dapat berjalan lancar dan memberi hasil yang optimal, maka ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut :

 Interaksi pengajar-siswa. Model ini bisa sangat tersruktur, dalam arti bahwa pengajar mengontrol interaksi dalam kelas serta mengarahkan prosedur inkuiri. Namun proses inkuiry ini harus ditandai dengan kerjasama yang baik antara pengajar-siswa, kebebasan siswa untuk menyatakan pendapat atau mengajukan pertanyaan serta persamaan hak antara pengajar dan siswa dalam mengemukakan pendapat. Secara bertahap pengajar dapat memberikan kewenangan yang lebih banyak pada siswa dalam melaksanakan proses inkuiri.

16 Made. Strategi Pembelajaran... hal 78

Gambar

Tabel 3. Kegiatan guru dan peserta didik dalam strategi pembelajaran berbasis inquiri  learning

Referensi

Dokumen terkait

Belajar bahasa Inggris tentang buah dan sayuran membantu anak-anak agar bisa bahasa Inggris dan mengetahui tentang buah-buahan dan sayuran agar mereka lebih mengerti lagi dan

Dari hasil pengukuran dan analisa diperoleh bahwa antenna wajanbolic adalah antenna directional yang mempunyai nilai gain sekitar 16 dBi dan mampu berkomunikasi dengan

Buku T ematik T erpadu Kurikulum 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013. Buku T ematik T erpadu

Jika dikaitkan dengan sistem pendidikan perguruan tinggi, ketiga fungsi tersebut harus terangkum dalam proses yang terdapat pada perguruan tinggi.. Dari ketiga fungsi ‘Tri

Peneliti telah menyelesaikan skripsi yang berjudul “Semiotika Sosial Hukum Bertabaruj Pada Kuku Bagi Wanita Muslimah Dalam Program Berita Islami Masa Kini dan Mozaik

1. Pengaruh norma subyektif terhadap sikap personal wirausaha siswa SMK. Pengaruh norma subyektif terhadap persepsi kontrol perilaku wirausaha siswa. SMK. Pengaruh sikap personal,

Serta merupakan sarana promosi yang mencakup lingkup internasional yang dapat diakses oleh setiap orang di dunia ini melalui internet, dan sarana informasi dengan biaya yang

Koordinat awal dari setiap subjek dapat diperoleh melalui cara yang sama seperti metode MDS metrik dengan asumsi bahwa meskipun data bukan jarak informasi yang