6 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini diambil dari sumber penelitian terdahulu sebagai referensi untuk membanding hasil penelitian yang akan dilakukan. Adapun penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dan perbandingan.
(Berkala et al., 2016) mengkaji tentang Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Penyaluran Kredit Angsuran Fidusia (KREASI) pada PT Pegadaian Wilayah Kota Manado. Hasil analisis menunjukkan bahwa Proses pemberian Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI), pada PT. Pegadaian Wilayah Manado telah dilakukan dengan baik oleh pegawai-pegawai yang kompeten di bidangnya masing-masing sera memiliki kejujuran dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugasnya Pemisahan tugas juga telah dilakukan dengan baik pada setiap proses pemberian Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI), pada PT. Pegadaian Wilayah Manado. PT Pegadaian Wilayah Manado telah menerapkan prosedur otorisasi yang tepat pada semua proses pemberian Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI), yaitu pada saat proses permohonan kredit gadai petugas yang berwenang adalah penaksir, pada saat proses analisis kredit gadai petugas yang berwenang untuk menganalisis kredit adalah Kuasa Pemutus Kredit (KPK), pada saat proses penarikan kredit petugas yang berwenang adalah kasir, sedang untuk proses monitoring petugas yang berwenang untuk melakukan pengawasan adalah kepala cabang.
(Suryani, 2019) mengkaji tentang Analisis Pengunaan Kredit Dengan Sistem Fidusia Pada Produk Kreasi Oleh PT. Pegadaian (Persero) Cabang Tlogomas. Dalam kajiannya menunjukkan bahwa kredit yang dilakukan dengan system fidusia ini sangat mudah, kredit dengan sistem fidusia pada produk kreasi oleh PT. Pegadaian (Persero) Cabang Tlogomas sangat mudah, prosesnya meliputi kunjungan langsung oleh nasabah, kemudian mengutarakan keinginannya dan menyerahkan jaminan berupa BPKB jika memiliki kendaraan, atau surat kepemilikan lainnya. Selanjutnya nasabah akan mengisi
formulir pendaftaran, dan akan diproses langsung oleh pihak pegadaian, proses ini berlangsung selama 2-3 hari untuk nasabah dapat menerima dananya, karena pihak pegadaian harus menentukan taksiran harga atas barang jaminan, sehingga harga barang dengan pinjaman dapat bersifat seimbang dan tidak merugikan salah satu pihak.
Sedangkan untuk penelitian ini, akan dikaji yang berbeda dengan penelitian terdahulu yakni dengan mengangkut judul Prosedur Analisis Kredit Untuk Mengatasi Non Performance Loan (NPL) pada Produk Kreasi Reguler PT.
Pegadaian (PERSERO) – Cabang Pembantu Probolinggo. Dalam kajian ini menjelaskan bagaimana menilai kelayakan seorang nasabah dan usahanya dalam pemberian kreasi agar NPL tidak mengalami kenaikan sehingga Analis Kredit dapat memberikan nilai Kredit Kreasi sesuai kemampuan nasabah khususnya di PT. Pegadaian Cabang Probolinggo.
Landasan Teori
1. Pengertian Pegadaian
Pegadaian merupakan satu-satunya badan usaha di negara Indonesia yang secara resmi memiliki izin dalam melaksanakan aktivitas lembaga keuangan yang berupa pembayaran dalam bentuk penyaluran dana kepada masyarakat berdasarkan hukum gadai (Triandaru et al., 2000).
Berbicara tentang pegadaian tentunya tidak terlepas dari kredit.
Dikarenakan dalam mekanismenya pegadaian juga mempunyai sistem kredit dengan ketentuan yang berlaku sesuai hukum dasar gadai.
Sebenarnya hubungan kredit ini ada dikarenakan manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan dan tidak dapat secara langsung menukar barang atau jasa yang dibutuhkannya dengan barang, jasa atau alat penukar yang dimilikinya ( Manurung, 2004 dikutip dalam Dahri et al., 2019)
Pengadaian adalah suatu lembaga keuangan non perbankan yang memberikan pinjaman berupa kredit kepada masyarakat dengan menggunakan cara yang berbeda berupa hukum gadai. Menurut hukum gadai, debitur memiliki kewajiban untuk menyerahkan harta yang
digunakan sebagai barang jaminan kepada pihak kreditur. Dalam hukum tersebut juga membahas terkait pembelian hak oleh pengadaian untuk melakukan penjualan atau lelang sebagai barang jaminan tersebut jika batas waktu pemberian pinjaman yang ditentukan telah habis dan kreditur tidak mampu untuk melunasi barang jaminannya.
2. Pengertian Gadai
Menurut (Kasmir, 2014) pengertian usaha gadai secara umum adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai. Dari pengertian umum dapat disimpulkan bahwa bisnis gadai memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Ada barang berharga yang digadaikan
b. Nilai jumlah pinjaman tergantung pada nilai barang yang digadaikan c. Barang yang digadaikan dapat ditebus Kembali
3. Pengertian Kredit
Pengertian kredit menurut (Kasmir, 2011) kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti “kepercayaan” atau dalam bahasa latin
”Creditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Maksud dari percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya akan dikembalikan beserta bunganya sesuai perjanjian. Kepercayaan antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi menjadi dasar pemberian persetujuan suatu kredit. Kredit merupakan penyedian uang atau pinjaman berdasarkan kesepakatan untuk saling pinjam-meminjam antara Pegadaian atau lembaga keuangan lainnya dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melakukan pelunasan kewajibannya sesuai ketentuan di awal dengan pelunasan yang disertai dengan jumlah bunga atau sewa modal. Menurut (Hasibuan, 2001)
“kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati ”.
4. Fungsi Kredit
Pada dasarnya fungsi kredit untuk memenuhi kebutuhan mayarakat dalam mengembangkan dan melancarkan segala kegiatan ekonomi seperti perdagangan, jasa, dan produksi guna meningkatkan kehidupan masyarakat. Menurut (Kasmir, 2010) fungsi kredit sebagai berikut:
a. Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang-barang dan jasa- jasa.
b. Kredit dapat mengaktifkan pembayaran yang sulit.
c. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran yang baru.
d. Kredit sebagai alat pengendali harga.
e. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat/kegunaan potensi-potensi ekonomi yang ada.
f.
5. Tujuan Kredit
Menurut (Kasmir, 2010), tujuan utama pemberian suatu kredit, sebagai berikut:
a. Mencari Keuntungan.
Yang bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh perbankan sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang diberikan kepada nasabah.
b. Membantu Usaha Nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan modal dana untuk Modal kerja. Dengan dana tersebut, maka debitur akan dapat pengembangkan dan memperluas usahanya.
c. Membantu Pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti peningkatan pembangunan diberbagai sektor.”
6. Jenis-jenis Kredit
a. Jenis kredit dilihat dari segi tujuan:
1) Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif bertujuan untuk memperoleh barang-barang atau kebutuhan lainnya guna memenuhi kebutuhan dalam konsumsi.
2) Kredit Produktif
Kredit produktif bertujuan untuk memungkinkan penerima kredit dapat mencapai tujuan, tanpa kredit tersebut tidak mungkin dapat diwujudkan.
3) Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
b. Jenis kredit dilihat dari segi jangka waktu:
1) Kredit jangka waktu pendek
Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
2) Kredit jangka menengah
Jangka waktu kredit berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.
3) Kredit jangka Panjang
Kredit ini merupakan kredit yang mimiliki jangka yang panjang yaitu diatas 3 sampai 5 tahun. Kredit ini biasanya
digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan juga kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
c. Jenis Kredit dilihat dari segi jaminan:
1) Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi sesuai jaminan yang diberikan calon debitur.
2) Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan Pegadaian yang bersangkutan. Jaminan ini sering disebut dengan jaminan fidusia.
d. Jenis Kredit dilihat dari segi kualitasnya:
Kredit menurut kualitasnya didasarkan atas resiko kemungkinan menurut kreditur terhadap kondisi dan kepatuhan debitur dalam mematuhi kewajiban untuk membayar bunga, mengangsur, serta melunasi pinjaman kepada pihak kreditur. Jadi, unsur utama dalam menentukan kualitas tersebut adalah waktu pembayaran bunga, pembayaran angsuran, maupun pelunasan pokok pinjaman. Dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Kredit Lancar
a) Kredit digolongkan lancar apabila memnuhi kriteria seperti dibawah ini: Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu; dan
b) Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau c) Bagian kredit yang dijamin dengan agunan tunai.
2) Kredit dalam Perhatian Khusus
Kredit digolongkan ke dalam kredit dalam perhatian khusus apabila:
a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui 90 hari; atau
b) Kadang-kadang terjadi cerukan; atau c) Mutasi rekening relatif aktif; atau
d) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan; atau
e) Didukung oleh pinjaman baru.
3) Kredit Kurang Lancar
Kredit yang digolongkan kedalam kredit kurang lancar apabila memenuhi kriteria:
a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 90 hari; atau
b) Sering terjadi cerukan; atau
c) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau
d) Terjadi pelangggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari;
e) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur;
atau
f) Dokumentasi pinjaman yang lemah.
4) Kredit Diragukan
Kredit yang digolongkan kedalam kredit diragukan apabila memenuhi kriteria:
a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180 hari; atau
b) Terjadi cerukan yang bersifat permanent; atau c) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari; atau
d) Terjadi kapitalisasi bunga; atau -Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan.
5) Kredit Macet
Kredit digolongkan kedalam kredit macet apabila memenuhi kriteria:
a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari; atau
b) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; atau c) Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat
dicairkan pada nilai wajar.
7. Prinsip-prinsip Kredit
Menurut (Kasmir, 2010), Dalam pemberian kredit terdapat prinsip dalam pemberian kredit untuk melakukan penilaian atas permohonan kredit oleh debitur yaitu :
a. Character (watak/kepribadian)
Character atau watak dari pada calon peminjam merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian kredit. Pegadaian sebagai pemberi kredit harus yakin bahwa calon peminjam termasuk orang yang bertingkah laku baik, dalam arti selalu memegang teguh janjinya, selalu berusaha dan bersedia melunasi utang-utangnya pada waktu yang telah ditetapkan. Peminjam harus mempunyai reputasi yang baik.
b. Capacity (kemampuan)
Pihak Pegadaian harus mengetahui dengan pasti sampai dimana kemampuan menjalankan usaha daripada calon peminjam.
Kemampuan ini sangatlah penting artinya mengingat bahwa kemampuan inilah yang menentukan besar kecilnya pendapatan atau penghasilan suatu perusahaan dimasa yang akan datang.
c. Capital (modal)
Asaz capital atau modal ini menyangkut berapa banyak dan bagaimana struktur modal yang dimiliki oleh calon peminjam. Yang dimaksud dengan struktur permodalan di sini ialah ke likuiditan daripada modal yang telah ada, misalnya apakah seluruhnya dalam bentuk uang tunai dan harta lain yang mudah diuangkan (dicairkan) ataukah sebagian dalam bentuk benda-benda yang sukar diuangkan, misalnya bangunan pabrik dan sebagainya. Biasanya jika jumlah modal sendiri (modal netto) cukup besar, perusahaan tersebut akan kuat dalam menghadapi persaingan dari perusahaan-perusahaan sejenis.
d. Condition Of economy (kondisi perekonomian)
Asaz kondisi dan situasi ekonomi perlu juga diperhatikan dalam pertimbangan pemberian kredit, terutama dalam hubungannya dengan keadaan usaha calon peminjam. Pegadaian harus mengetahui ekonomi pada saat tersebut yang berpengaruh dan berkaitan langsung dengan usaha calon peminjam dan bagimana prospeknya dimasa yang akan datang.
e. Collateral (Jaminan atau agunan)
Jaminan atau agunan yaitu harta benda milik calon peminjam atau pihak ketiga yang diikat sebagai tanggungan andai kata terjadi ketidakmampuan calon peminjam tersebut untuk menyelesaikan utangnya sesuai dengan perjanjian kredit.
f. Constraits
Constraints merupakan faktor hambatan berupa faktor -faktor sosial psikologis yang ada pada suatu daerah tertentu yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan.”
8. Unsur-unsur Kredit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 1992 Tentang Perbankan
menyatakan bahwa, dalam melakukan penilaian kriteria- kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Biasanya criteria penilian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.
a. Analisis Kredit dengan Metode 5C adalah sebagai berikut:
1. Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang- orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Manfaat dari penilaian karakter ini untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi kewajibannya dari calon debitur. Soal karakter ini merupakan faktor yang dominan, sebab walaupun calon debitur tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan utangnya, tetapi kalau tidak mempunyai itikad baik tentu akan membawa berbagai kesulitan bagi bank di kemudian hari.
2. Capacity
Capacity yaitu suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban- kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit bank. Jadi penilaian terhadap capacity ini untuk menilai sampai dimana hasil usaha yang akan diperolehnya tersebut, akan mampu melunasinya tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
3. Capital
Bertujuan untuk mengukur kemampuan pemohon dalam menyediakan modal sendiri.
4. Collateral
Collateral yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam/debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan.
5. Condition
Penilaian terhadap prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relative kecil.
b. Analis kredit dengan metode 7P adalah sebagai berikut : 1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.
2. Party
Mengklasifikasikan nasabah ke dalam golongan- golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
3. Perpose
Bertujuan untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.
4. Prospect
Prospect yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau tidak.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil.
6. Profitability
Profitability ini untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
7. Protection
Bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.
9. Pengertian Non Performance Loan
Pengertian Non Performance Loan (NPL) menurut (Kasmir, 2013) adalah: “Kredit bermasalah atau kredit macet adalah kredit yang didalamnya terdapat hambatan yang disebabkan oleh 2 unsur yakni dari pihak perbankan dalam menganalisis maupun dari pihak nasabah yang dengan sengaja atau tidak sengaja dalam kewajibannya tidak melakukan pembayaran”.
Menurut (Herman Darmawi, 2011) pengertian Non Performance Loan (NPL) adalah sebagai berikut: ”Salah satu pengukuran dari rasio risiko usaha Pegadaian yang menunjukkan besarnya risiko kredit bermasalah yang ada pada suatu bank. Kredit bermasalah diakibatkan oleh ketidak lancaran pembayaran pokok pinjaman dan bunga yang secara langsung dapat menurunkan kinerja Pegadaian dan menyebabkan Pegadaian tidak efisien”. Dari penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio untuk mengukur besarnya risiko kredit bermasalah pada suatu Pegadaian yang diakibatkan oleh ketidak lancaran nasabah dalam melakukan pembayaran.
• Rumus NPL dibagi menjadi 2 yaitu :
a. x 100%
Dengan ketentuan dari OJK dan BI < 10%
b. x 100%
Dengan ketentuan dari OJOK dan BI < 5%
Ket:
Kol 3 = Kurang Lancar Kol 4 = Diragukan Kol 5 = Macet
OSL = Out Standing Loan
10. Faktor Penyebab Kredit Bermasalah
Menurut (Kasmir, 2014) kemacetan suatu fasilitas kredit disebabkan oleh 2 faktor yaitu:
a. Pihak kreditur
Dalam hal ini pihak analisis kredit kurang teliti dalam mengecek kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam melakukan peerhitungan dengan rasio-rasio yang ada. Selain itu dapat terjadi juga akibat kolusi dari pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga analisa datanya tidak objektif.
b. Pihak debitur
1. Kemacetan kredit yang disebabkan oleh debitur diakibatkan 2 hal yaitu: Adanya unsur kesengajaan. Artinya debitur sengaja tidak mau membayar kewajibannya kepada Pegadaian sehingga kredit yang diberikan dengan sendirinya macet.
2. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya debitur memiliki kemauan untuk membayar tetapi tidak mampu dikarenakan usaha yang dibiayai terkena musibah (force major).
11. Pengertian Umum Produk Kreasi
Kreasi adalah Kredit dengan angsuran bulanan yang diberikan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem Fidusia. Sistem Fidusia berarti agunan untuk pinjaman cukup dengan BPKB sehingga kendaraan masih bisa digunakan untuk usaha.
Kreasi merupakan solusi terpercaya untuk mendapatkan fasilitas kredit yang cepat, mudah dan murah. Kredit dalam jangka waktu yang telah ditentukan sesuai perjanjian awal dengan menggunakan penjaminan kredit secara jaminan fidusia dan jaminan gadai, yang diberikan kepada pengusaha mikro dan pengusaha kecil sebagai tambahan modal untuk keperluan pengembangan usaha. Untuk proses pengajuan kredit melalui seluruh outlet Pegadaian konvensional maupun syariah, melalui Agen
Pegadaian, dan dapat juga dapat mengajukan via online melalui aplikasi Pegadaian Digital Service yang diakses memalui smartphone.
a. Persyaratan untuk pengajuan kredit kreasi sebagai berikut : 1) Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Suami/ Istri 2) Foto Copy Kartu Keluarga (KK)
3) Foto Copy Surat Tanda Nomer Kendaraan (STNK) 4) Foto Copy Bukri Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 5) Foto Copy Pajak Bumi Bangunan
6) Foto Copy Rek Listrik 7) Surat Keterangan Usaha 8) Pas foto 3x4 suami istri 9) Bukti cek fisik kendaraan b. Persyaratan Agunan
1) Usaha milik pemohon sendiri. Pemohon usaha sudah berjalan minimal 1 tahun, mempunyai legalitas suatu usaha seperti SIUP/SITU/Surat Keterangan Usaha
2) Sepeda motor milik sendiri. Pemohon, usia sepeda motor maksimal 15 tahun dan memiliki surat-surat lengkap.
3) Mobil milik sendiri. Pemohon, usia mobil maksimal 20 tahun dan memiliki surat-surat lengkap
c. Keunggulan Produk Kreasi
Produk kreasi di Pegadaian memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut
1) Prosedur pengajuan kredit kreasi sangat cepat dan mudah.
Agunan cukup dengan BPKB kendaraan bermotor.
2) Sewa modal yang diberikan sangat terjangkau dengan angsuran yang tetap perbulannya.
3) Produk kreasi dapat diperoleh di seluruh outlet Pegadaian di Indonesia.
4) Plafon yang diberikan mulai dari Rp.1,000,000
5) Jangka waktu pinjaman yang fleksibel, dengan menggunakan jangka waktu 12, 18, 24, 36, 48 bulan.
6) Hanya membutuhkan tiga hari untuk proses sampai dengan dana cair.
7) Pelunasan pinjaman dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian diskon untuk sewa modal.
d. Tarif Biaya Administrasi dan Sewa modal
Table 2. 1 Biaya administrasi dan sewa modal
No Uang Pinjaman [UP]
Biaya Administrasi Kredit [BAK]
Jangka Waktu Kredit (bulan)
Sewa Modal [SM]
[BAK x UP] [SM x UP]
1. 1.000.000 s.d 10.000000 1% 12, 18, 24, 36 1,25%
2. 10.100.000 s.d 50.000.000 1% 12, 18, 24, 36 1,15%
3. 50.100.000 s.d 100.000.000 1% 12, 18, 24, 36 1,05%
4. 100.100.000 s.d 400.000.000 0,5% 12, 18, 24, 36, 48 1,00%
Sumber : PT. Pegadaian (Persero) - Cabang Pembantu Probolinggo, 2019.