• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (RPP UNTUK SIMULASI MENGAJAR) SUCI ASRI LUKITOWATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (RPP UNTUK SIMULASI MENGAJAR) SUCI ASRI LUKITOWATI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (RPP UNTUK SIMULASI MENGAJAR)

SUCI ASRI LUKITOWATI

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Purwosari Satu Atap Kelas / Semester : VII / Satu

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pokok : Puisi Rakyat (Struktur dan Kebahasaan Puisi Rakyat) Alokasi Waktu : 10 menit

A. Kompetensi Dasar

No. Kompetensi Dasar Pengetahuan Indikator Pencapaian Kompetensi 1. 3.6 Menelaah struktur dan

kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.

Mampu menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.

2. 4.6 Mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa.

Mampu mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui pembelajaran discovery learning, peserta didik dapat menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar dengan benar.

2. Melalui pembelajaran discovery learning, peserta didik dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa.

Fokus karakter : jujur , tanggung jawab, kreatif, C. Materi Pembelajaran

1. Struktur Puisi Rakyat 2. Kebahasaan Puisi Rakyat

3. Mengungkapkan gagasan, perasaan dalam bentuk puisi rakyat D. Media dan bahan

1. Media: Syair lagu ‘Rasa Sayange’, contoh puisi rakyat 2. Alat/ bahan: paku pines, spidol

3. Sumber Belajar:

1. Harsiati, Titik dkk, 2017. Buku Siswa, Bahasa Indonesia SMP/ MTs kelas VII (Edisi Revisi 2017).Jakarta: Kemendikbud.

2. Harsiati, Titik dkk. 2016. Buku Guru, Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII (Edisi Revisi 2016). Jakarta: Kemendikbud

3. Wahono dkk, 2016. Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Erlangga.

4. Pusat Bahasa Depdiknas, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:

Balai Pustaka.

E. Metode Pembelajaran

1. Metode: diskusi, penugasan, Tanya jawab 2. Model: Discovery Learning

(2)

F. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan 1. Guru menyampaikan salam kepada peserta didik dan mengajak peserta didik untuk berdoa.

2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran peserta didik.

3. Guru mengajak peserta didik untuk menyanyikan Lagu ‘ Rasa Sayange” dan memberi pertanyaan kepada peserta didik 4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, manfaat pembelajaran,

aktivitas pembelajaran, dan penilaian pembelajaran Struktur dan Kebahasaan Puisi Rakyat.

2 menit

Inti 1. Peserta didik membaca contoh puisi rakyat berupa pantun.

2. Peserta didik berdiskusi untuk menggali informasi terkait puisi rakyat berupa pantun yang telah dibacanya.

3. Peserta didik berkelompok, masing –masing kelompok 4 peserta didik.

4. Secara berkelompok peserta didik menerima format isian struktur dan kebahasaan puisi rakyat.

5. Peserta didik membaca materi struktur dan kebahasaan puisi rakyat di buku paket siswa halaman 179 -186.

6. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi menentukan telaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat yang

diterimanya.

7. Peserta didik menerima puisi rakyat berupa 2 bait pantun yang rumpang.

8. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi untuk melengkapi puisi rakyat berupa pantun yang rumpang.

9. Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya dan dikomentari kelompok lain.

10. Peserta didik menempelkan hasil kerjanya di mading kelas.

11. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran

12. Peserta didik melagukan pantun yang ditulisnya dengan irama lagu “Rasa sayange” secara bergantian

6 menit

Penutup 1. Guru memberi umpan balik terhadap proses dan hasil belajar 2. Guru meminta peserta didik untuk merefleksi pembelajaran

dengan cara menuliskan hal-hal yang sudah mereka pahami, hal-hal yang belum mereka pahami, dan kesannya terhadap pembelajaran hari ini.

3. Guru menginformasikan materi pokok pertemuan berikutnya.

4. Guru menutup pembelajaran dan memberikan salam

2 menit

C.PENILAIAN (ASESMEN) 1. Penilaian Sikap

No Aspek Yang Dinilai Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen 1 Sikap Spiritual

a. Berdoa (di awal pelajaran) b. Bersyukur saat

berhasil

melaksanakan tugas (di akhir pelajaran)

Observasi Observasi

Lembar Observasi Lembar Observasi

Terlampir Terlampir

2 Sikap Sosial a. Jujur

b. Tanggung Jawab c. Kreatif

Observasi Observasi Observasi

Lembar Observasi Lembar Observasi Lembar Observasi

Terlampir Terlampir Terlampir

(3)

2. Penilaian pengetahuan

No Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

1 Penugasan Soal uraian Terlampir

3. Penilaian keterampilan

No Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

1 Produk Uraian Terlampir

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra. Suci Asri Lukitowati Dra. Suci Asri Lukitowati

NIP 196704041998022004 NIP 196704041998022004

(4)

LAMPIRAN I PENILAIAN SIKAP

Jurnal Perkembangan Sikap Sosial dan Spiritual Nama Sekolah : SMPN 3 Purwosari Satu Atap Kelas/Semester : VII/Satu

No Waktu Nama

Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap Tanda Tangan 1

2

(5)

LAMPIRAN 2

PENILAIAN PENGETAHUAN KISI-KISI

NO KOMPETENSI

DASAR

MATERI INDIKATOR SOAL BENTUK NO

SOAL 1. 3.6 Menelaah

struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.

Struktur puisi rakyat

Kebahasaan puisi rakyat

1. Disajikan puisi rakyat berupa pantun dan gurindam, peserta didik menentukan strukturnya dengan benar.

2. Disajikan puisi rakyat, berupa pantun dan gurindam, peserta didik menentukan ciri

kebahasaannya.

Uraian

Uraian

1

2

3.

Bacalah puisi rakyat (pantun dan syair) berikut ini kemudian kerjakan tugasnya!

Pantun nasihat (bait 1)

Ambillah kapas menjadi benang (baris 1) Ambillah benang menjadi kain (baris 2) Kalau kamu ingin dikenang (baris 3) Berbuat baiklah dengan orang lain (baris 4) Baca dan cermati cuplikan syair berikut!

(bait 1)

Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu

(bait 2)

Wahai muda, kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu

(bait 3)

Hai muda arif budiman

Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan

Itulah jalan membetuli insan

(6)

Kerjakan tugas berikut!

1. Analisislah struktur pantun tersebut dengan mengisi kolom berikut ini!

NO STRUKTUR BARIS PANTUN

1.

2.

3.

4.

5.

2. Analisislah kebahasaan pantun tersebut dengan mengisi kolom berikut ini!

NO KEBAHASAAN BARIS PANTUN

1.

2.

3.

4.

5.

3. Analisislah struktur syair tersebut dengan mengisi kolom berikut ini!

NO STRUKTUR BARIS SYAIR

1.

2.

3.

4.

5.

4. Analisislah kebahasaan syair tersebut dengan mengisi kolom berikut ini!

NO KEBAHASAAN BARIS SYAIR

1.

2.

3.

4.

5.

Penskoran:

Soal nomor 1 : nilai maksimal 25 (5 per item)

Soal nomor 2 : nilai maksimal 25 (5 per item)

Soal nomor 3 : nilai maksimal 25 (5 per item)

Soal nomor 4 : nilai maksimal 25 (5 per item)

(7)

LAMPIRAN 3

PENILAIAN KETERAMPILAN KISI-KISI

NO KOMPETENSI DASAR MATERI INDIKATOR

SOAL

BENTUK NO

SOAL 2. 4.6 Mengungkapkan

gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan dan tulis dengan

memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa.

Puisi rakyat (jenis pantun)

Disajikan 2 puisi rakyat berupa pantun yang rumpang, peserta didik melengkapi pantun tersebut.

Uraian 3

Lengkapi dua bait pantun yang rumpang berikut ini sesuai dengan smemperhatikan struktur dan kebahasaan pantun!

1. Bait i

Burung dara terbang tinggi Melayang-layang di angkasa

………

……….

2. Bait 2

……….

………

Sungguh ngeri efek rumah kaca Ayo kita cegah mulai sekarang

RUBRIK PENILAIAN

Pantun (bait 1)

No Aspek Penilaian Rubrik Nilai

1 Isi

pantun(baris 3 dan 4)

1. bermakna 2. rima sesuai

syarat pantun 3. jumlah kata

sesuai sesuai syarat pantun 4. jumlah suku

kata sesuai syarat pantun

a. memenuhi 4 unsur b. memenuhi 3 unsur c. memenuhi 2 unsur d. memenuhi 1 unsur e. tidak memenuhi semua

8 6 4 2 0

(8)

Pantun (bait 2)

No Aspek Penilaian Rubrik Nilai

1 Sampiran pantun (baris 1 dan 2)

1. memenuhi unsur kebahasaan pantun 2. rima sesuai

syarat pantun 3. jumlah kata

sesuai sesuai syarat pantun 4. jumlah suku

kata sesuai syarat pantun

a. memenuhi 4 unsur b. memenuhi 3 unsur c. memenuhi 2 unsur d. memenuhi 1 unsur e. tidak memenuhi semua

8 6 4 2 0

Jumlah Skor

Penskoran = --- X 100 Skor maksimal (16)

LAMPIRAN 4 Kunci Jawaban Aspek Pengetahuan Soal nomor 1

NO STRUKTUR BARIS PANTUN

1. 1 bait pantun baris 1,2,3, dan 4 2. Sampiran pantun/

sebagai pengantar

baris 1 dan 2 3. Isi pantun baris 3 dan 4 4. berkisar 4-5 kata tiap baris 5. berkisar 8-12 suku

kata

tiap baris

Soal nomor 2

NO KEBAHASAAN BARIS PANTUN

1. Kalimat perintah baris 1 dan 2 2. Kalimat saran baris 3 dan 4 3. Hubungan syarat baris 1 dan 2 4. Merupakan hasil baris 3 dan 4 5. Merupakan satu

kalimat majemuk

baris 3 dan 4

(9)

Aspek Keterampilan

Contoh alternatif jawaban Soal nomor 1 Burung dara terbang tinggi

Melayang-layang di angkasa Ayo kawan raih prestasi Demi masa depan bahagia

Contoh alternatif jawaban Soal nomor 2 Ke pasar membeli merica

Merica dibuat bumbu rendang Sungguh ngeri efek rumah kaca Ayo kita cegah mulai sekarang

LAMPIRAN 5 Materi Pelajaran Lagu ‘Rasa Sayange’

Rasa sayange..rasa sayang sayange..

Lihat nona dari jauh rasa sayang sayange Rasa sayange.. rasa sayang sayange..

Lihat nona dari jauh rasa sayang sayange Disana gunung disini gunung Tengah tengah bunga melati Disana bingung disini bingung Dua dua teman sejati (2X) Rasa sayange.. rasa sayang sayange..

Lihat nona dari jauh rasa sayang sayange Rasa sayange.. rasa sayang sayange..

Lihat nona dari jauh rasa sayang sayange Jalan jalan ke Surabaya Jangan lupa membeli pita Jangan suka memandang saya Nanti bisa sakit mata (2x) Rasa sayange.. rasa sayang sayange..

Lihat nona dari jauh rasa sayang sayange Rasa sayange.. rasa sayang sayange..

Lihat nona dari jauh rasa sayang sayange Kalau ada sumur di ladang Boleh kita menumpang mandi Kalau ada umurku panjang Boleh kita berjumpa lagi (2X)

1. Pantun

Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa di Nusantara, tonton (bahasa Tagalog), tuntun (bahasa Jawa), pantun (bahasa Toba) yang memiliki arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan. Pantun tersebar hampir diseluruh Indonesia. Fungsi pantun di semua daerah (Melayu, Sunda, Jawa, atau daerah lainnya) sama, yaitu untuk mendidik sambil menghibur. Melalui pantun kita menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara tidak langsung, atau memberi nasihat. Ini bukan berarti orang kita tidak tegas kalau hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat dikatakan bahwa kita memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu. Melalui pantun leluhur kita terkesan lebih santun

(10)

untuk menegur atau menasihati orang secara tidak langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa malu atau dipojokkan.

Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya.

Ciri-ciri pantun

• tiap bait terdiri atas empat baris(larik)

• tiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata

• rima akhir setiap baris a-b-a-b

• baris pertama dan kedua merupakan sampiran

• baris ketiga dan keempat merupakan isi

2. Syair

Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.

Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Ciri-ciri syair antara lain:

1. Setiap bait terdiri dari empat baris.

2. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata 3. Bersajak a-a-a-a.

4. Semua baris adalah isi.

5. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.

3. Struktur dan Kebahasaan pantun Ambillah kapas menjadi benang Ambillah benang menjadi kain Kalau kamu ingin dikenang Berbuat baiklah dengan orang lain Contoh telaah

Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun. Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan tidak berhubungan. berdiri sendiri.

Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola hubungan syarat (kalau), pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil. Larik 3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.

(11)

4. Struktur dan Kebahasaan Syair Syair

Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu

Wahai muda, kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai muda arif budiman

Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan

Hai muda arif budiman

Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan

Contoh telaah syair

Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama (a-a-a-a).

Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik 1 menggunakan kalimat untuk menyapa (menggunakan kata seru Hai yang disapa pada larik 1. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan akibat yang akan ditemui jika melakukan apa yang

diperintahkan pada kata bersifat simbolik dan ungkapan lama. Pilihan kata sangat indah dengan makna yang dalam.

5. Contoh kebahasaan dalam puisi

• Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberi perintah atau suruhan. Contoh:

Buanglah sampah pada tempatnya

• Kalimat saran

Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk kebaikan orang lain (sebaiknya, seyogyanya). Contoh:

Sebaiknya kau pikir dahulu Demi keputusan yang tepat

Kalimat ajakan

Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan suatu perbuatan (ayo dan mari).

Contoh:

Marilah kita jaga agar lestari

• Kalimat seru

Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih (alangkah, betapa, dan bukan main).

(12)

Contoh:

Alangkah indahnya alam Indonesia ini.

Wahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya kita.

• Kalimat larangan

Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan (jangan, hidari). Contoh:

Janganlah berprasangka buruk kepada sesama

• Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat

• Kata penghubung tujuan

Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau tindakan (supaya, untuk, agar, dan guna).

• Kata penghubung sebab (kausal) Menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu (sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu).

• Kata penghubung akibat

Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.

Kata penghubung syarat

Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.

• Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk

Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat.

Contoh

Pagi-pagi saya sarapan

• Kalimat majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek atau predikat.

Kalimat majemuk terjadi dari penggabungan dua kalimat dasar atau lebih.

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat.

• Kalimat majemuk hubungan syarat

Ditandai dengan : jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan Contoh :

Jika hidup bermalas-malasan, masa depan tak tentu arah.

• Kalimat majemuk hubungan tujuan Ditandai dengan : agar, supaya, biar.

Contoh :

Agar hidup tercapai tujuan, hendaklah pemuda rajin belajar.

• Kalimat majemuk konsensip

Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun Contoh :

Walaupun belajar banyak godaan, tetaplah teguh mencapai harapan.

• Kalimat majemuk hubungan penyebaban Ditandai dengan : sebab, karena, oleh karena Contoh :

Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan sahabat.

Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan orang terkasih.

• Kalimat majemuk hubungan perbandingan

Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik.

Contoh :

Belajar di waktu kecil seperti melukis di atas batu.

• Kalimat majemuk hubungan akibat

Ditandai dengan : sehingga, sampai-sampai, maka

(13)

Contoh:

Dian belajar begitu keras sehingga dapat memenangi olimpiade itu.

• Kalimat majemuk hubungan cara Contoh :

Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk hidup Dengan berpikir cermat generasi muda menggapai asa.

Referensi

Dokumen terkait

3.4 Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks news item lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait berita sederhana

Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model Discovery learning, peserta didik dapat membandingkan fungsi sosial, struktur teks, sert unsur-unsur kebahasaan

Setelah berdiskusi untuk menganalisis struktur teks ekspanasi peserta didik dapat memproduksi teks ekspanasi tersebut dengan mmeperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan

peserta didik mampu menyimpulkan ciri umum puisi rakyat (pantun, gurindam, dan syair) pada teks yang dibaca atau didengar.. Peserta didik mampu menyimpulkan isi

Setelah mengikuti pembelajaran dengan model Problem Based Learning dan membaca materi dari beberapa sumber, peserta didik dapat menelaah struktur, kebahasaan, dan isi teks

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menyimpulkan unsur pembangun cerpen melalui model pembelajaran discovery learning dan metode diskusi diharapkan peserta didik dapat

Melalui kegiatan pembelajaran dengan model saintifik peserta didik dapat mengindentifikasi struktur teks prosedur, menelaah kebahasaan teks prosedur, dengan rasa

3.2.1 Peserta didik dapat menelaah struktur dan kebahasaan teks berita yang didengar atau dibaca dengan tepat. 4.2.1 Peserta didik dapat menyajikan data pentingnya