KAJIAN HIDROLOGI PADA CV. KLADAANAA INDAH MALANU KAMPUNG KOTA SORONG
PROVINSI PAPUA BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
ADVENTOS JENSYE DERK 201563003
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN UNIVERSITAS PAPUA
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu ciri utama tambang terbuka adalah adanya pengaruh iklim pada kegiatan penambangan. Elemen-elemen iklim tersebut antara lain curah hujan, temperatur, tekanan udara dan lain-lain yang dapat mempengaruhi kondisi kerja dan unjuk kerja alat yang selanjutnya dapat mempengaruhi produktivitas tambang.
Adanya air hujan pada daerah tambang yang berlebihan akan menimbulkan masalah yaitu dapat mengakibatkan erosi pada lereng pit dan jalan tambang.
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang air, terjadinya pengaliran dan penyebaran air di permukaan bumi. Kajian hidrologi meliputi kondisi hidrologi daerah penelitian, kondisi morfologi, data curah hujan dan daerah tangkapan hujan (Waterman, 2018). Tujuan dari kajian hidrologi adalah agar dapat mengendalikan air tambang seperti air permukaan yang mengganggu aktivitas kegiatan penambangan. Hidrologi merupakan kajian yang sangat penting yang perlu dilakukan sebelum melakukan kajian dalam sistem penyaliran yang ada. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya debit air permukaan sehingga dapat diketahui seberapa besar debit air yang masuk pada area penambangan.
CV. Kladanaa Indah merupakan perusahan swasta yang bergerak dibidang penambangan bahan galian pasir dan batu dengan menerapkan sistem tambang terbuka tipe quarry yang mana seluruh aktivitas penambangannya berhubungan langsung dengan iklim dan curah hujan. Permasalahan akibat air hujan pada CV.
Kladaanaa Indah yaitu adanya genangan air pada lantai kerja dan jalan tambang yang membuat kondisi lantai kerja dan jalan tambang menjadi berlumpur dan licin sehingga mengganggu aktivitas penambangan. Untuk itu, perlu dilakukan kajian hidrologi pada CV. Kladanaa Indah agar dapat meminimalisir air limpasan yang terjadi akibat air hujan sehingga menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman.
1.2 Masalah Penelitian
Adapun masalah yang melatarbelakangi kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Berapakah luas daerah tanggkapan hujan pada CV. Kladanaa Indah?
2. Berapakah besar debit air limpasan pada CV. Kladanaa Indah?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan luasan daerah tangkapan hujan pada CV. Kladanaa Indah 2. Memperoleh debit air limpasan pada CV. Kladanaa Indah
1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek 1.4.1 Sejarah Singkat Perusahan
CV. Kladaanaa Indah berdiri sejak tahun 2004 dan mulai beroperasi pada tahun 2015. CV. Kladanaa Indah secara resmi terdaftar sebagai CV pada tahun 2016 yang saat itu dipimpin oleh Bapak Agustinus Mubalus sebagai Direktur perusahan.
Perusahan ini berlokasi di Jalan F. Kalasuat Kelurahan Malanu Distrik Sorong Utara Papua Barat. Perusahan ini bergerak di bidang pertambangan dengan bahan galian batu dan pasir dengan luas area penambangan 2 hektar dan status lahan adalah tanah adat milik Keret atau marga Mubalus/Kalawaisa.
1.4.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Lokasi CV. Kladaanaa Indah secara administratif terletak di Kelurahan Malanu Distrik Sorong Utara Papua Barat. Secara astronomis lokasi penelitian terletak pada koordinat 0°52'17.40" LS dan 131°18'38.15" BT. Untuk mencapai lokasi penelitian dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor sejauh sejauh
± 4,3 Km dari Bandara Domine Eduard Osok Sorong dengan waktu tempuh sekktar 15- 20 menit.
Gambar 1.1 Peta Kesampaian Daerah
1.4.3 Vegetasi
Pada daerah penelitian dijumpai bermacam-macam tumbuhan seperti Putri Malu (Mimosa Pudica), Alang-alang/Ilalang (Imperata cylindrica), dan Lamtoro/Petai Cina (Leucaena leucocephala). Vegetasi pada daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Vegetasi Daerah Penelitian
1.4.4 Keadaan Geologi a. Morfologi
Berdasarkan pengamatan di lapangan morfologi daerah penambangan CV.
Kladaanaa Indah berupa dataran yang landai serta perbukitan dengan ketinggian berdasarkan peta topografi berkisar antara 93 – 55 mdpl dengan luasan daerah sekitar 2 hektar.
Gambar 1.3 Morfologi Daerah Penelitian
b. Stratigrafi
Lokasi penelitian termasuk kedalam Sistem Sesar Sorong. Sesar Sorong adalah jalur bancuh, mencakup kepingan batuan sedinem klastika, karbonat, granit, dan ultramafik dan batuan gunungapi, dengan ukuran yang berkisar dari kerakal sampai bongkah dengan panjang beberapa kilometer. Formasi Granit Sorong (SFso) berumur Tersier (Miosen Atas) dengan perkiraan waktu 12 juta tahun lalu.
Penyusun dari formasi ini yaitu Granit dan sedikit Aplit. mengenai stratigrafi lokasi penelitian dapat dilihat gambar-gambar dibawah ini.
Gambar 1.4 Peta Geologi Regional Lembar Sorong (Amri CH, dkk. 1990)
1.4.5 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 6 bulan, terhitung dari minggu pertama bulan April tahun 2022 sampai minggu ketiga bulan September tahun 2022. Lokasi kerja praktek bertempat di CV. Kladanaa Indah Malanu Kampung Kota Sorong Provinsi Papua Barat. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini.
Tabel 1.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus September Studi Literatur ✓
Observasi Lapangan ✓
Pengambilan Data ✓ ✓
Pengolahan Data ✓ ✓ ✓
Penyusunan Laporan ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Keterangan
= Pelaksanaan
✓
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hidrologi
2.1.1 Pengertian Hidrologi
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting di muka bumi. Air dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup baik oleh manusia, tumbuhan, maupun hewan. Tanpa adanya air dapat dipastikan tidak akan ada kehidupan. Ilmu yang mempelajari tentang air adalah hidrologi. Hidrologi berasal dari bahasa Yunani, Hydro = Air, Logia = Ilmu, yang berarti Ilmu Air. Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air di bumi dalam segala bentukannya baik yang berupa cairan, padat, dan gas. Lebih lanjut, hidrologi juga mempelajari karakteristik air tersebut, baik sifat-sifat air, bentuk penyebarannya dan siklus air berlangsung di muka bumi.
2.1.2 Ruang Lingkup Hidrologi
Ilmu hidrologi merupakan cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Permasalahan sumber daya air yang saat ini sering muncul membutuhkan analisis hidrologi dalam mengatasinya. Pemahaman ilmu hidrologi akan membantu kita dalam menyelesaikan problem berupa kekeringan, banjir, perencanaan sumberdaya air seperti dalam desain irigasi/ bendungan, pengelolaan daerah aliran sungai, degradasi lahan, sedimentasi dan problem lain yang terkait dengan kasus keairan. Ruang lingkup ilmu hidrologi meliputi hidrometeorologi, hidrologi air permukaan (limnologi), hidrogeologi, manajemen limbah dan kualitas air. Cabang ilmu ini menempatkan air sebagai fokus dan memiliki peranan penting (Salsabila dan Nugraheni, 2020).
2.1.3 Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi adalah sebagai proses air yang berasal dari atmosfer ke bumi, lalu air tersebut akan kembali lagi ke atmosfer dan demikian siklus ini terus berjalan seterusnya. Siklus ini juga melewati proses yang panjang sebelum akhirnya terus berlangsung tanpa terhenti. Siklus hidrologi sendiri mulai dari tahap evaporasi
transpirasi, sublimasi kemudian kondensasi, selanjutnya tahap adveksi, presipitasi, run off dan tahap infiltrasi (Ahmad, 2021)
Pemanasan air permukaan oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan. Hujan jatuh ke bumi baik secara langsung maupun melalui media misalnya melalui tanaman (vegetasi). Setelah air mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu.
Gambar 2.1 Siklus Hidrologi (Sayoga, 2019)
2.2 Kajian Hidrologi
Kajian Hidrologi merupakan kajian yang mempelajari air secara keseluruhan baik di permukaan bumi maupun di bawah permukaan bumi. Tujuan dan manfaat dalam kajian hidrologi yaitu menghitung debit banjir diwilayah studi serta menganalisis dan memberikan rekomendasi rencana penanggulangan dampak.
Data yang diperlukan dalam kajian hidrologi terdiri dari data curah hujan, data topografi, data lokasi lapangan, data saluran drainase baik (Anonim, 2022).
2.2.1 Curah Hujan
Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan infiltrasi. Satuan curah hujan
menurut SI adalah milimeter (mm). Curah hujan satu milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter (Muhshi, 2019).
2.2.2 Curah Hujan Rencana
Hujan rencana (Xt) adalah hujan dengan periode ulang tertentu (T) yang diperkirakan akan terjadi pada satu daerah yang nantinya akan digunakan dalam perhitungan debit rencana. Curah hujan rencana umumnya dihitung berdasarkan curah hujan harian maksimum selama (minimal) 10 tahun berturut-turut. Salah satu metode yang sering digunakan dalam menghitung data curah hujan adalah metode distribusi Log Person III dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut :
Log Xt = Log X̅̅̅̅̅̅̅ + KT × S Log X (2.1) Log X
̅̅̅̅̅̅̅ = ∑ni=1Log Xi
n (2.2)
S Log X= (∑ni=1 (Log Xi- Log X̅̅̅̅̅̅̅̅)2
n-1 )
0,5
(2.3)
CS = n ∑ni=1 (Log Xi- Log X̅̅̅̅̅̅̅̅)3
(n-1)(n-2)(S Log X)3 (2.4)
dengan Log Xt adalah nilai logaritmis hujan rencana (mm) dengan periode ulang T, Log X
̅̅̅̅̅̅̅ adalah nilai rata-rata dari Log X, Xi adalah nilai data ke-I, n adalah banyaknya data, S Log X adalah deviasi standar dari Log X, CS adalah koefisien skewness, KT adalah variabel standar yang besarnya tergantung nilai CS.
2.2.3 Waktu Kosentrasi Hujan (Tc)
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan hujan untuk mengalir dari titik terjauh ke tempat penyaliran. Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan rumus dari “Kirpich” yaitu:
tc = 0.01947 × L0.77 × S−0.385 (2.5)
dengan Tc adalah waktu konsentrasi (menit), L adalah jarak terjauh dalam daerah penyaliran ke titik perhitungan (meter), S adalah gradient (%).
2.2.4 Intensitas Curah Hujan
Intensitas hujan atau intensitas hujan rencana dapat dikatakan sebagai ketinggian atau kederasan hujan per satuan waktu, biasanya dalam satuan (mm/jam) atau (cm/jam). Jika volume hujan adalah tetap, maka intensitas hujan akan makin tinggi seiring dengan durasi hujan, sebaliknya intensitas hujan makin rendah seiring dengan durasi hujan yang makin lama (Kamiana, 2011). Intensitas curah hujan dapat dihitung menggunakan persamaan Mononobe berikut :
I = X24 24 (24
tc)
2
3 (2.6)
dengan I adalah intensitas curah hujan pada waktu konsentrasi (mm/jam), X24 adalah curah hujan harian maksimum atau curah hujan rancangan (mm), tc adalah waktu konsentrasi (jam).
2.2.5 Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area)
Daerah tangkapan air hujan merupakan luasan wilayah yang apabila hujan turun, aliran air permukaan (run off) akan terkonsentrasi pada suatu titik tertentu yang mana posisinya disesuaikan dengan kondisi topografi, dengan mengikuti kecenderungan arah aliran air. Air yang jatuh ke permukaan sebagian akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi), sebagian ditahan oleh tumbuhan (intersepsi), dan sebagian lagi akan mengisi liku-liku permukaan bumi dan akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Dalam penentuan daerah tangkapan hujan (Catchment Area) diperlukan peta topografi daerah penambangan. (Aziz dan Kasim, 2018).
Gambar 2.2 Catchment Area (Sumber: Anonim, 2015)
2.2.6 Debit Air Limpasan
Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas permukaan tanah menuju sungai, danau atau laut. Aliran tersebut terjadi karena air hujan yang mencapai permukaan tanah tidak terinfiltrasi akibat intensitas hujan melampaui kapasitas infiltrasi atau faktor lain, seperti kemiringan lereng, bentuk dan kekompakan permukaan tanah serta vegetasi.
Untuk menghitung jumlah air limpasan/limpasan permukaan dari suatu daerah dapat digunakan rumus rasional sebagai berikut :
Q =0,278 × C × I × A (2.7)
dengan Q adalah debit (m3/detik), C adalah koefisien limpasan, I adalah intensitas curah hujan (mm/jam), A adalah luas daerah tangkapan hujan (km2).
Tabel 2.1 Harga Koefisien Limpasan (Sumber: Gautama, 1999)
Kemiringan Tutupan Koefisien Limpasan
< 3% Sawah, rawa Hutan, perkebunan Perumahan dengan kebun
0,2 0,3 0,4 3% - 15% Hutan, perkebunan
Perumahan
Tumbuhan yang jarang
Tanpa tumbuhan, daerah penimbunan
0,4 0,5 0,6 0,7
>15% Hutan
Perumahan, kebun Tumbuhan yang jarang
0,6 0,7 0,8
III MATERI KERJA PRAKTEK
3.1 Daerah Tangkapan Hujan 3.1.1 Peta Topografi
Dalam menentukan daerah tangkapan hujan diperlukan peta topografi. Dalam penelitian ini digunakan peta topografi hasil pengukuran langsung dilapangan menggunakan alat Theodolite. Luas Peta hasil pengukuran sebesar 54.355,41 m2.
Gambar 3.1 Topografi Daerah Penambangan CV. Kladanaa Indah
3.1.2 Penentuan Daerah Tangkapan Hujan
Penentuan daerah tangkapan hujan didasarkan pada kontur ketinggian yang membentuk puncak gunung atau bukit, lembah antar gunung atau bukit dan mempertimbangkan arah aliran air permukaan. Dari peta topografi yang sudah digambarkan maka dapat ditentukan daerah tangkapan hujan berdasarkan pola aliran permukaan.
Gambar 3.2 Peta Daerah Tangkapan Hujan (DTH) CV. Kladanaa Indah
3.2 Intensitas Curah Hujan
Dalam penelitian ini, nilai intensitas curah hujan didapat dari hasil pengolahan Data Curah Hujan Bulanan periode 2007-2021 berupa curah hujan rata- rata harian yang terbesar pada tiap tahun untuk menjadi data Curah Hujan Harian Maksimum mewakili tahun tersebut. Data tersebut kemudian digunakan untuk menghitung nilai Curah Hujan Rencana (Xt) menggunakan metode distribusi Log Person III berdasarkan persamaan-persamaan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya.
Tabel 3.1 Curah Hujan Maksimum Harian
No Xi
(mm/hari) Log Xi Log Xi - 𝐋𝐨𝐠 𝐗̅̅̅̅̅̅̅̅ (Log Xi - 𝐋𝐨𝐠 𝐗̅̅̅̅̅̅̅̅)2 (Log Xi - 𝐋𝐨𝐠 𝐗̅̅̅̅̅̅̅̅)3
1 40,04 1,603 0,187 0,03479 0,00649
2 21,17 1,326 -0,090 0,00814 -0,00073
3 86,10 1,935 0,519 0,26936 0,13980
4 18,12 1,258 -0,158 0,02495 -0,00394
5 27,16 1,434 0,018 0,00032 0,00001
6 22,78 1,358 -0,058 0,00342 -0,00020
No Xi
(mm/hari) Log Xi Log Xi - 𝐋𝐨𝐠 𝐗̅̅̅̅̅̅̅̅ (Log Xi - 𝐋𝐨𝐠 𝐗̅̅̅̅̅̅̅̅)2 (Log Xi - 𝐋𝐨𝐠 𝐗̅̅̅̅̅̅̅̅)3
8 22,00 1,342 -0,074 0,00541 -0,00040
9 28,12 1,449 0,033 0,00109 0,00004
10 27,71 1,443 0,027 0,00071 0,00002
11 26,21 1,419 0,003 0,00001 0,00000
12 15,36 1,186 -0,230 0,05272 -0,01211
13 25,68 1,410 -0,006 0,00004 0,00000
14 25,76 1,411 -0,005 0,00003 0,00000
15 19,97 1,300 -0,116 0,01336 -0,00154
Jumlah 21,246 0,416 0,1273
Rata-rata 1,416
3.2.1 Perhitungan Curah Hujan
Pengolahan data curah hujan menggunakan metode distribusi Log Person III meliputi :
a. Rata-rata (Log X
̅̅̅̅̅̅̅
) Log X̅̅̅̅̅̅̅ =
∑ni=1Log Xin=
21,24615=
1,416 b. Standar Deviasi (S Log X)S Log X= (
∑ni=1 (Log Xi- Log X̅̅̅̅̅̅̅̅)2n-1
)
0,5
= (0,416
15-1)0,5= 0,1724 c. Koefisien Skewness (Cs)
Cs = n ∑ni=1 (Log Xi- Log X̅̅̅̅̅̅̅̅)3 (n-1)(n-2)(S Log X)3
= 15 × 0,1273
(15-1)(15-2)(0,1724)3 = 2,0476 = 2,0 d. Hitung Nilai KT
Nilai KT ditentukan berdasarkan nilai T (Periode Ulang) dan nilai Cs. Dalam penelitian ini nilai T adalah 5 dan nilai Cs adalah 2,0. Untuk nilai KT yang diperoleh adalah 0,609. Nilai KT dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Tabel Faktor Frekuensi (KT) Untuk Distribusi Log Person III (Sumber : Kamiana, 2010)
G Or CS
Return Period In Years
2 5 10 25 50 100 200
Excendence Probabiliti
0,5 0,2 0,1 0,04 0,02 0,01 0,005 2,5 -0,36 0,518 1,25 2,262 3,048 3,845 3,652 2,4 -0,351 0,537 1,262 2,256 3,023 3,8 4,584 2,3 -0,341 0,555 1,274 2,248 2,997 3,753 4,515 2,2 -0,33 0,574 1,284 2,24 2,97 3,705 4,454 2,1 -0,319 0,592 1,294 2,23 2,942 3,656 4,372 2,0 -0,307 0,609 1,302 2,219 2,912 3,605 4,298 1,9 -0,294 0,627 1,31 2,207 2,881 3,553 4,223 1,8 -0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499 4,147 Keterangan :
= Yang digunakan
Dengan demikian maka nilai Curah Hujan Rencana periode ulang 5 tahun (Xt) yang diperoleh sebesar :
Log X = Log X̅̅̅̅̅̅̅ + KT × S Log X
= 1,416 + 0,609 × 0,1724
= 1,521
X5 = 33,219 mm/hari
3.2.2 Perhitungan Waktu Konsentrasi (tc)
Diketahui jarak terjauh dalam daerah penyaliran ke titik perhitungan adalah 299,39 meter, sedangkan persentase kemiringan adalah 11%. Maka dapat dihitung lamanya waktu konsentrasi sebagai berikut :
tc = 0,01947 × L0,77 × S-0,385
= 0,01947 × (299,39)0,77 × (0,11)-0,385
= 3,6739 menit
= 0,06 jam
3.2.3 Perhitungan Intensitas Hujan
Menghitung intensitas curah hujan menggunakan persamaan Mononobe sebagai berikut :
I = 𝑋24
24
(
24𝑡𝑐
)
2 3
= 33,219 mm/hari
24
(
0,06 jam24)
2 3
= 75,112 mm/jam
3.3 Debit Air Limpasan
Berdasarkan perhitungan-perhitungan sebelumnya, maka dapat diketahui : 1. Koefisien limpasan (C) = 0,7
2. Intensitas Hujan (I) = 75,112 mm/jam
3. Luas DTH = 0,033 km2
Dengan demikian maka air limpasan/limpasan permukaan daerah penambangan dengan menggunakan rumus rasional adalah sebagai berikut : Q = 0,278 × C × I × A
= 0,278 × 0,7 × 75,112 mm/jam × 0,033 km2
= 0,48 m3/detik
3.4 Peralatan Yang Digunakan
Berikut merupakan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a. Theodolite Topcon DT-200
b. Statif c. Kompas
d. GPS (Global Positioning System) e. Rambu Ukur
f. Meteran g. Payung
h. ATK (Alat Tulis Kantor) i. Kalkulator Ilmiah
(a) (b) (c)
(d) (e) (f)
(g)
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah :
1. Luas daerah tangkapan hujan (DTH) pada CV. Kladaanaa Indah adalah sebesar 0,033 km2 atau 3,3 Ha.
2. Debit air limpasan yang masuk pada daerah penambangan CV. Kladaanaa Indah sebesar 0,48 m3/detik.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terkait penelitian ini yaitu
1. Kajian hidrologi tidak hanya sampai pada perhitungan debit, untuk itu diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan sampai kepada perecanaan sistem penyaliran.
2. Debit air tanah dihitung apabila bukaan tambang memotong akuifer atau rembesan air tanah sulit diatasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Water Catchment. https://globe-net.com/responsible-water- stewardship-in-the-mining-sector/water-catchment/. (29 Mei 2021).
Anonim. 2020. Siklus Air. https://seputarilmu.com/2020/04/siklus-air.html. (30 April 2021).
Anonim. 2022. Kajian Hidrologi untuk Konsultan Jasa Analisis Peil Banjir, Curah Hujan, Drainase, dan Daerah Aliran Sungai (DAS).
https://geochemsurvey.com/kajianhidrologi/#Data_yang_Diperlukan_dalam _Kajian_Hidrologi. (8 Juni 2022).
Ahmad. 2021. Pengertian Siklus Hidrologi: Jenis dan Proses Terjadinya Siklus Hidrologi. https://www.gramedia.com/literasi/siklus-hidrologi/. (15 April 2022).
Astuti N. A. 2013. Siklus Hidrologi Air. https://www.academia.edu/10692909/
Siklus_Hidrologi_Air. (30 April 2021) .
Aziz S dan Kasim T. 2018. Evaluasi Sistem Penyaliran Tambang Batubara Pada Pit Block B Di Pt Minemex Indonesia Kabupaten Sarolangun, Jambi.
Jurnal Bina Tambang, Vol 4, No 1.
Fanani Y dan Sasauw R. 2021. Kajian Hidrologi Untuk Evaluasi Sump Dan Sistem Pemompan Di PT. Bhumi Rantau Energi Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan. ISSN 2686-0651, Vol 3, No 1.
Hakim I. 2019. Peta Topografi: Pengertian, Cara Membaca, dan Manfaatnya.
https://insanpelajar.com/peta-topografi/. (10 Mei 2021).
Hidayat F. 2019. Analisis Hidrologi Dan Hidrogeologi Untuk Perencanaan Optimalisasi Sump Pada Front Penambangan Lubang C1 PT. Nusa Alam Lestari. https://pdfcoffee.com/stella-putri-pratama--pdf-free.html. (24 Januari 2021).
Salsabila A dan Nugraheni I. L. 2020. Pengantar Hidrologi.
Setiawan S. 2022. Daur Air (Siklus Hidrologi). Error! Hyperlink reference not valid.. (8 Juni 2022).