• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI PENGEPUL DAN PETANI MINYAK NILAM DESA LALOMBUNDI KABUPATEN KOLAKA UTARA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI PENGEPUL DAN PETANI MINYAK NILAM DESA LALOMBUNDI KABUPATEN KOLAKA UTARA SKRIPSI"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI PENGEPUL DAN PETANI MINYAK NILAM DESA

LALOMBUNDI KABUPATEN KOLAKA UTARA

SKRIPSI

Oleh DICKY

NIM 105740004915

JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)

ii

HALAMAN JUDUL

PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI PENGEPUL DAN PETANI MINYAK NILAM DESA

LALOMBUNDI

OLEH DICKY

NIM 105740004915

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada program strata 1 Ekonomi Islam

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN 2021

(3)

iii

PERSEMBAHAN

Skripsi penerapan etika bisnis islam dalam transaksi jual beli pengepul dan petani minyak nilam desa lalombundi ini kupersembahkan kepada kedua orang tua tercinta bapak Ekeng dan Ibu Hasni yang telah memberikan pengorbanan, doa dan support yang tak terhingga dan kepada saudara serta keluarga saya maupun kerabat dekat yang telah memberikan dukungan moral serta bantuan materi langsung dan tidak langsung.

MOTTO HIDUP

Setiap kesulitan pasti ada jalan, jangan pernah menyerah selagi masih ada kesempatan dan tekad yang kuat sesungguhnya ada langit cerah yang menanti.”

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii ABSTRAK

DICKY,2021 Penerapan etika bisnis islam dalam transaksi jual beli pengepul dan petani minyak nilam desa Lalombundi Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Islam Universitas Muhammadiyah Makassar dibimbing oleh pembimbing I Agus salim HR dan pembimbing II Agusdiwana Suarni.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan etika bisnis islam dalam transaksi jual beli pengepul dan petani minyak nilam yang berada di desa Lalombundi peneliti menggunakan metode wawancara agar supaya lebih mengetahui bagaimana sistem jual beli yang diterapkan oleh pengepul kepada petani desa lalombundi.dalam wawancara tersebut peneliti mewawancarai narasumber 4 dari petani dan 2 dari pengepul ,Adapun sumber hasil wawancara dari petani dan pengepul itu sendiri,Menurut petani nilam bahwa etika yang diterapkan oleh pengepul sudah baik akan tetapi informasi mengenai harga masih belum baik,sedangkan dari pengepul bahwa etika jual beli menurutnya kami selalu menjaga supaya tingkat kepercayaan petani terhadap kami selalu baik. Jadi Menurut peneliti secari garis besar terhadap pengepul bahwa sudah menerapkan sistem jual beli yang baik sesuai ajaran Islam itu sendiri jauh dari kecurangan dan penipuan antar pengepul dan petani minyak nilam yang berada di desa Lalombundi secara keseluruhan.

Kata Kunci : Etika Bisnis,Desa Lalombundi,Pengepul dan petani minyak nilam

(8)

viii ABSTRACT

DICKY,2021 implementacion Islamic business ethics in buying and selling transaction of patchouli oil trades of farmers in the village of lalombundi thesis faculty of economic and business Islamic economic study program Muhammadiyah University of Makassar supervised of by advisor I Mr Agus Salim Harrang and Advisor II Mid Agusdiwana.

This study aims to determine the implementation of Islamic business ethics in buying and selling transaction of patchouli oil traders of farmers in the village of lalombundi this study aims of researchers to use the interview method in order to better know how the buying and selling system is influenced by collectors to the village farames of lalombundi as for the sources of interview, in the interview , the research 4 informants from farmers and 2 from the collectors.

As for the sources of interview results from farmers and collectors themselves, according to patchouli farmers that the ethics applied by collectors is good but information about prices is still not good, while from collectors that the ethics of buying and selling according to him we always maintain the level of farmers' trust in us is always good. So according to the researchers, in general, the collectors have implemented a good buying and selling system according to Islamic teachings itself, far from cheating and fraud between collectors and patchouli oil farmers who are in Lalombundi village as a whole.

Keywords: business ethics, village of Lalombundi,collectors and farmers patchouli oil

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tak terkira terpanjatkan kehadiran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga dapat melewati masa sulit baik teknis maupun non teknis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk meraih gelar sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan judul “Penerapan Etika Bisnis Islam dalam Transaksi Jual Beli Pengepul dan Petani Minyak Nilam Desa Lalombundi”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari segala kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sebagai bahan masukan sehingga dapat berguna bagi penulis maupun bagi pembaca.

Mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis itu sendiri serta kendala-kendala yang ada maka penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak ucapan terimakasih kepada pihak yang sudah memberikan bantuan, dukungan, semangat untuk bimbingan dan saran saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Rasa terimakasih ini ingin penulis sampaikan terutama kepada :

1. Bapak Prof Dr. H. Ambo Asse.,M.Ag. Selaku Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(10)

x

2. Bapak Dr.H.Andi Jam‟an.,S.E.,M.Si. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Agusdiwana.,S.E.,M.ACC., selaku ketua Program Studi Ekonomi Islam Universitas Muhammadiyah Makassar dan sekaligus pembimbing II yang telah sabar,tulus dan Ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan serta saran saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr Agus Salim HR.SE.,M.M. selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing, wejangan dan memberikan arahan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu selama bangku perkuliahan.

6. Para Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Rekan rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Islam Angkatan 2015 yang selalu membantu penulisan skripsi ini 8. Terimakasih kepada sahabat dan saudara saya yang telah memberikan

wejangan dan support yang tak terhingga

Akhirnya, penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini sangat masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu. Kepada semua pihak khususnya para pembaca penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikan demi kesempurnaan skripsi ini.

Muda-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fi sabilill Haq Fastabiqul khairat,Wassalamualaikum Wr.Wb

(11)

xi

Makassar,25Agustus2021

Penulis

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Teori ... 6

1. Pengertian Bisnis dan Jual Beli ... 6

2. Etika jual beli Islam ... 9

3. Syarat Sah jual Beli dalam islam ... 11

4. Etika Jual beli dalam Al-Qur‟an dan As sunah ... 13

5. Pengertian Petani ... 15

6. Pertanian dalam pandangan Islam ... 16

7. Definisi Pengepul ... 20

8. Pengertian Perdagangan dalam Islam ... 21

9. Definisi Nilam ... 25

(13)

xiii

10. Manfaat Nilam ... 27

B. Tinjaun Empiris ... 28

C. Kerangka Konsep ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 35

B. Sumber Data ... 36

C. Fokus Penelitian ... 36

D. Tempat Penelitian ... 37

E. Metode Pengumpulan data ... 37

F. Instrumen Penelitian ... 38

G. Metode Pengambilan data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 41

A. Gambaran umum penelitian ... 41

B. Hasil penelitian ... 45

C. Pembahasan ... 49

BAB V PENUTUP ... 53

A. kesimpulan ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN ... 57 BIOGRAFI PENULIS

(14)

xiv

Daftar Tabel

Tabel 3.1 sumber Wawancara ... 38

Table 3.2: Data Pertanyaan Responden ... 39

Tabel 4.1 identitas Informan ... 45

(15)

xv

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Kerangka konsep ... 34

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penelitian terdahulu ... 58

Lampiran 2 Pedoman Wawancara ... 67

Lampiran 3 Transkrip ... 68

Lampiran 4 Reduksi ... 73

Lampiran 5 Gambaran lokasi Penelitian ... 75

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dan berperan penting dalam perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat terutama sumber pendapatan dalam PDB (Pendapatan Domestik Bruto) yang di mana petani berperan dalam segi pendapatan daerah atau dalam negeri itu sendiri, penyediaan lapangan kerja dan bersifat penyediaan pangan sehingga dapat menstabilkan baik lapangan kerja maupun pangan. Sektor pertanian lebih mengedepankan kegiatan pengembangan sumber daya hayati guna mengembangkan dan menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri dan sumber energi serta mengelola lingkungan hidup, oleh karena itu sektor pertanian adalah sektor paling dasar dalam perekonomian berguna sebagai penopang kehidupan produksi dan lainnya.

Menurut mosher pertanian adalah suatu bentuk produksi yang khas di dasarkan proses pertumbuhan tanaman dan hewan, sehingga petani dapat mengelola dan merancang pertumbuhan tanaman dalam suatu usaha tani,baik kegiatan memproduksi maupun kegiatan bisnis sehingga pendapatan dan pengeluaran sangat penting.

Petani Nilam merupakan petani yang bergerak di bidang pengembangan tanaman nilam yang menghasilkan minyak nilam yang

(18)

2

kadang disebut Patchouli Oil . patchouli oil ini sebagai bahan baku parfum disebabkan

(19)

ia sebagai minyak atsiri yang diolah oleh perusahaan baik itu parfum sampo kosmetik dan lain lain.

Di daerah Desa Lalombundi Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara yang terletak diProvinsi Sulawesi Tenggara rata rata masyarakat berprofesi sebagai petani minyak nilam di awali dari tahun 2010 menjual bahan mentah untuk diproses menjadi minyak nilam hingga 2015 masyarakat sudah menghasilkan minyka nilam itu sendiri hingga di jual ke pengepul di daerah tersebut.

Demi kelancaran pendapatan yang dihasilkan oleh petani maka hasil pertanian biasanya di jual kepada pedagang atau pengepul.Dalam berbisnis profesi yang sering digandrungi oleh kalangan masyarakat secara umum yaitu pedagang sedangkan dalam lingkungan pertanian biasanya disebut pengepul.

Pedagang atau pengepul adalah suatu profesi yang bergerak aktivitas jual beli yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan, usaha perdagangan dapat dimulai pada unit kecil hingga unit besar semisal negara dan lainnya.

Perdagangan skala unit kecil semisal warung, kelontong dan lainnya sedangkan skala besar misal negara semacam expor impor bahan mentah seperti halnya minyak nilam yang dihasilkan oleh petani tanaman Nilam.

Tetapi di dunia perdagangan di zaman modern sekarang mulai membentuk karakter masing masing seperti halnya melalui online, melalui toko atau mengadakan bisnis secara langsung dengan kata lain terjung kelapangan. Akan tetapi dalam berdagang ada saja pedagang atau pengepul

(20)

melakukan kecurangan dalam hal jual beli dan terkadang melakukan hal yang hal yang tak sewajarnya seperti mengurangi timbangan, berbohong dan lain lain.

Maka dari itu dalam hal dunia bisnis perlu kiranya menerapkan etika yang baik. Di dalam dunia bisnis etika adalah hal penting yang sangat diperlukan untuk membantu pengelolaan serta menjalankannya sebagai makhluk sosial tentu kita tak bisa hidup sendiri dan perlu menjalin hubungan sesama untuk menjalin hubungan tersebut perlu menerapkan sebuah etika yang baik dalam sebuah bisnis seperti halnya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Dalam dunia bisnis Rasulullah SAW beliau dikenal gemar berbisnis sejak muda dan Rasulullah menerapkan salah satunya kejujuran. Dalam jual beli Rasulullah selalu menerapkan sikap jujur ia menjual beberapa barang jualan Siti Khadijah seperti pakaian ia dalam menjual barang tersebut kepada pembeli.

Selalu menjelaskan barang nya apabila ada cacat dan lain sebagianya dan ia menjauhi kata berbohong dalam berbisnis maupun keuntungan sebanyak banyaknya dalam bisnis tersebut tetapi sekarang etika dalam berbisnis mulai memudar dari masa kemasa dan tidak diterapkan lagi dalam kehidupan sehari hari ada yang mengurangi timbangan, berbohong dan mengingkari janji.

Adapun di daerah Desa Lalombundi Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara terdapat sebuah bisnis jual beli minyak nilam yang di mana

(21)

merupakan hasil pertanian masyarakat Desa Lalombundi itu sendiri yang dimana dari sebuah tanaman yang dinamakan nilam, tanaman tersebut di suling mengeluarkan minyak maka hasil sulingan tersebut dijual kepada pengepul disana akan tetapi terkadang dalam jual beli disana mengalami terkadang mengalami kecurangan antara pengepul dan petani itu sendiri dan tak menerapkan etika yang berbisnis yang baik.

Akan tetapi dalam kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode wawancara secara baik. Baik itu internal dan external ternyata di daerah Desa lalombundi Kec Pakue Kab Kolaka utara dalam transaksi jual beli minyak nilam yang dilakukan oleh pengepul dan petani sudah memenuhi kriteria dalam melakukan transaksi bisnis yang secara islami untuk beberapa tahun belakangan ini.

Peneliti menemukan fakta bahwa dalam pengepul melakukan jual beli dengan petani minyak nilam yang berada di desa Lalombundi sudah baik dan sesuai dengan etika bisnis islam bahwasanya jauh dari kata menipu janji dan kecurangan secara fisik atau nonfisik yang di mana melakukan pembelian secara langsung dan melakukan pembukuan dengan baik.

Dari faktor diatas bahwasanya dalam transaksi jual beli minyak nilam desa lalombundi sudah baik dan benar dan adapun kasus beberapa terjadi yang dialami petani oleh pengepul adalah kurangnya komunikasi mengenai harga sehingga terkadang petani merasa dicurangi padahal tidak sama sekali sebab itu adalah harga yang ditentukan oleh exportir itu sendiri.

(22)

Oleh sebab itu berdasarkan permasalahan diatas yang telah diuraikan maka penulis tertarik mengangkat sebuah judul penelitian yaitu

“Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi Jual Beli Minyak Nilam Desa Lalombundi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah etika bisnis jual beli yang islami mempengaruhi keuntungan antara pengepul dan petani dalam transaksi jual beli Minyak Nilam?

2. Bagaimana etika yang diterapkan pengepul terhadap petani minyak nilam yang diterapkam di Desa Lalombundi Kabupaten Kolaka Utara apakah sudah sesuai dengan etika jual beli islami?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Bertujuan untuk mengetahui sebagaimana etika yang diterapkan pengepul bagi petani lada dan minyak nilam di masyarakat Desa Lalombundi Kabupaten Kolaka Utara yang berindikasi di dalam dalam sistem jual beli itu sendiri.

2. Bertujuan mengetahui selisih harga yang diterapkan oleh pengepul bagi petani lada dan minyak nilam bagi warga Desa Lalombundi Kabupaten Kolaka Utara.

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

(23)

a. Memperluas khasana keilmuan mengenai peran sosok pengepul dalam bertransaksi dengan petani desa lalombundi kabupaten kolaka utara.

b. Digunakan sebagai landasan bagi peneliti selanjutnya yang sejenis dimana yang akan datang.

2. Praktis

a. Memberikan wawasan dan pengalaman praktis di bidang penelitian mengenai peran pengepul pertanian dalam peningkatan pendapatan masyarakat hasil pertanian buah lada dan minyak nilam studi kasus di Desa Lalombundi Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara

b. Hasil penelitian ini sangat berguna dan menambah wawasan sehingga lebih memperkuat ilmu pengetahuan bagi peneliti dan mahasiswa..

(24)

7 BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Bisnis dan Jual Beli

Bisnis merupakan salah satu kegiatan yang bersifat ekonomi yang di mana terjadinya transaksi jual beli,tukar menukar,ataupun memproduksi/ memasarkan,mempekerjakan dan interaksi manusia lainnya dengan maksud memperoleh untung mungkin bisnis dapat dilukiskan sebagai kegiatan ekonomis yang kurang lebih terstruktur atau terorganisasi untuk menghasilkan untung. Dalam bisnis modern untung itu dideskripsikan dalam bentuk uang tetapi hal itu tidak hakiki dalam bisnis yang penting ialah kegiatan antara manusia ini mencari untung dan karena itu menjadi kegiatan ekonomis tetapi perlu segera di tambahkan pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak tetapi diadakan dalam interaksi bisnis berlangsung sebagai komunikasi sosial yang menguntungkan kedua belah pihak.

Jual beli atau perniagaan dalam istilah fiqih disebut al-bai yang Menurut etimologi berarti menjual atau mengganti. Wahbah al-Zuhaily mengartikan secara Bahasa dengan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Kata al bai dalam Bahasa arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya yaitu kata al-Syira (beli). Dengan demikian kata al- bai‟a berarti jual tetapi sekaligus berarti beli.

(25)

Secara terminologi terdapat beberapa definisi jual beli yang masing masing definisi sama sayyid sabiq memberi pengertian bahwa jual beli ialah penukaran harta dengan harta atas dasar saling merelakan atau memindahkan milik dangan ganti yang dapat dibenarkan dalam definisi tersebut harta milik dengan ganti dan dapat dibenarkan. Yang dimaksud harta dalam definisi di atas yaitu segala yang dimiliki dan bermanfaat, maka dikecualikan yang bukan milik dan tidak bermanfaat.

Yang dimaksud dengan ganti agar dapat dibedakan dengan hibah ( pemberian) sedangkan yang dimaksud dapat dibenarkan(Ma‟dzun Fih) agar dapat dibedakan dengan jual beli terlarang.

Ulama hanafiyah mendefinisikan bahwa jual beli adalah saling tukar harta dengan harta lain melalui cara yang khusus. Yang dimaksud ulama hanafiyah dengan cara yang khusus adalah melalui ijab qabul atau juga boleh melalui saling memberikan barang dan harta dari penjual dan pembeli.

Ibnu Qudamah, memberikan definisi bahwa jual beli adalah saling menukar harta dengan harta dalam bentuk pemindahan milik dan pemilik.

Dalam definisi ini ditekankan kata milik dan pemilikan, dan ada juga tukar menukar harta yang sifatnya tidak harus dimiliki seperti sewa menyewa.

Dari beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa jual beli ialah suatu perjanjian tukar menukar benda ( barang ) dan mempunyai nilai secara ridaha di antara kedua belah pihak yang satu menerima benda ( barang ) yang dijual dan pihak lain menerimanya sesuai dengan

(26)

perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara dan disepakati inti dari beberapa pengertian tersebut mempunyai kesamaan mengandung hal-hal antara lain :

a. Jual beli dilakukan oleh dua orang yang saling melakukan tukar menukar.

b. Tukar menukar tersebut atas suatu barang atau sesuatu yang dihukum seperti barang, yakni kemanfaatan dari kedua belah pihak.

c. Sesuatu yang tidak berupa barang/ harta atau dihukumi sepertinya tidak sah untuk diperjual belikan.

d. Tukar menukar tersebut hukumnya tetap berlaku yakni kedua belah pihak memiliki sesuatu yang diserahkan kepadanya dengan adanya ketetapan jual beli dengan kepemilikan abadi.

2. Etika Jual Beli dalam islam

Etika adalah sebuah gambaran sebuah moral yang aplikasikan oleh sebuah manusia dalam kehidupan sehari hari, dan adapun etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral. Dalam etika sebagai refleksi kita berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dan biasanya menyoroti perilaku baik buruknya seseorang. Begitupun dalam hal bisnis dan jual beli.

Etika jual beli yang harus diperhatikan dalam transaksi (akad) jual beli tidak hanya capital (modal) dan secara fisik lainnya, tetapi yang tidak

(27)

kalah pentingnya adalah norma dan akhlak (etika jual beli) dan faktor mental spiritual yang tidak layak diabaikan dalam proses transaksi jual beli. Sebagaimana hal hal di bawah ini:

a. Taqwa, taqwa adalah menjadi barometer dan jaminan keberhasilan dalam transaksi (akad) jual beli.

b. Tawakal, Islam mengajarkan tawakal yaitu resna & renop (rencana strategi dan rencana operasional) membuat perhitungan dan rencana yang matang kemudian melaksanakannya dengan sebaik- baiknya seraya tawakal kepada Allah SWT.

c. Menghindari sumpah makruh hukumnya seorang pedagang yang banyak bersumpah walaupun keberadaanya benar seharusnya pedagang sedapat mungkin menghindari terjadinya sumpah atas nama allah dalam hal akad karena hal itu merupakan sebuah bentuk hinaan terhadap namanya sedangkan kalau terjadi sumpah bohong dan sengaja maka hukumnya haram dan bolehnya bersumpah hanya bisa dikatakan dengan nama Allah sebagaimana hadits Nabi.

َِّاللّاِب َّلاِا ْفِلْحٌَ َلاَفاًفِلاَح َنَاك ْنَم )عس ّنا هور(

Artinya Barang siapa yang bersumpah, janganlah ia bersumpah kecuali atas nama Allah (diriwayatkan oleh nasa‟i hadits nomor 481)

d. Melakukan pembukuan seorang pedagang seharusnya mencatat dan menuliskan waktu tempat jumlah uang dan barang yang

(28)

diberikan (diterima) ketika terjadinya akad karena hal itu bertujuan untuk memelihara dari lupa.

e. Mengeluarkan zakat, infaq,dan sedekah pedagang yang baik dan bersyukur akan mengeluarkan zakat sehingga akan memperoleh kebaikan dan keberkahan dari Allah SWT firman dalam surah Ali Imran ayat 92

( ٌمٌِْلَع ِهِب َ َّاللّ َّنِاَفٍءًَْش ْنِما ْوُقِفْنُتاَم َو َن ْوُّب ِحُت اَّمِما ْوُقِفْنُت ىَّتَح ِّرِبْلااوُل اَنَت ْنَل هٌعلا : نرمعٌلع

99

)

yang artinya “ kamu sekali kali tidak sampai kepada kebajikan ( yang sempurna ) sebagaimana kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai…”

f. Mempunyai niat baik g. Jujur dan amanah h. Qanaah

i. Silaturahmi adalaha sebuah hubungan yang dapat mempererat tali persaudaraan yang baik saling tolong menolong dalam kebaikan.

3. Syarat-syarat sah jual beli

Kondisi umat saat memang menyedihkan, dalam praktek jual beli mereka menyepelehkan batasan syariat, sehingga sebagian besar praktek jual beli yang terjadi di masyarakat adalah transaksi yang dipenuhi berbagai unsur penipuan, keculasan dan kezaliman.

Melalaikan ajaran agama tidak adanya rasa takut sama sekali terhadap Allah merupakan wujud yang mendorong mereka untuk melakukan hal tersebut tidak tangung-tanggung berbagai upaya tempuh agar keuntungan dapat diraih bahkan dengan melekatkan label syar’i

(29)

pada praktek perniagaan yang sedang mereka belakangan ini walaupun pada hakikatnya yang mereka lakukan itu transaksi ribawi.

Jika kita memperhatikan praktek jual beli yang dilakukan pada pedagang saat ini mungkin kita dapat menarik satu konklusi bahwa sebagian besar pedagang dengan “ringan tangan” menipu para pembeli demi meraih keuntungan yang diinginkannya.

Oleh karena itu seseorang yang menggeluti praktek jual beli wajib memperhatikan syarat sah jual beli agar dapat melaksanakannya sesuai dengan batasan-batasan syariat dan tidak terjerumus dalam tindakan haram, adapun sebagai berikut :

a. Pertama persyaratan yang berkaitan dengan pelaku praktek jual beli, baik penjual maupun pembeli :

1) Hendaknya kedua belah pihak melakukan jual beli dengan ridha dan sukarela.

2) Kedua belah pihak berkompeten dalam melakukan praktek jual beli yakni dia adalah seorang mukallaf dan rasyid (memiliki kemampuan dalam mengatur uang) sehingga tidak sah transaksi yang dilakukan oleh anak kecil yang tidak cakap, orang gila atau orang yang di paksa.

b. Kedua yang berkaitan dengan objek barang yang diperjual belikan syarat syaratnya

Objek jual beli baik berupa barang jual atau harganya/uang merupakan barang yang suci dan bermanfaat bukan barang najis

(30)

atau barang yang haram, karena barang secara zatnya haram terlarang untuk di perjual belikan

1) Objek jual beli merupakan hak milik penuh, seseorang bias menjual barang yang bukan miliknya apabila mendapat izin dari pemiliknya.

2) Objek jual beli dapat diserah terimakan sehingga tidak sah menjual bagi objek yang mengandung gharar (spekulasi)

3) Objek jual beli diketahui jumlah pembayarannya kedua belah pihak.

4. Etika jual beli dalam alquran dan Assunah

Dalam jual beli haruslah senantiasa berlandaskan ayat dan hadits agar supaya mendapat berkah dan rahmat oleh Allah SWT dan dapat bernilai pahala baik di dunia dan di akhirat.

Dan adapun landasan beretika jual beli yang baik berlandaskan Al Qur‟an dan Hadits Nabi sebagai berikut :

a. Menurut al quran

1) ْمُه ْوُنَز َّو ْوَا ْمٌه ْوُلاَك اَذِا َو )9( َن ْوُف ْوَتْسٌَ ِساَّنلا ىَلَعا ْوُلاَتُكا ا َذِا َنٌِْذَّلا )1( َنٌِْفِّفَطُمْلِّل ٌلٌْ َو ْوُرِسْخٌُ

( َن ( َن ْوُث ْوُعْبُم ْمُهَّنَا َكِئَل ْوُا ُّنُظٌََلاَا )3 ٍم ْوٌَِل )4

( ٍمٌِْظَع ِّبَرِل ُساَّنلا ُم ْوُقٌَ ْوٌَّ )5

( َنٌِْمَلَعْلا 6 نففطم( ) 83

)

Artinya :Celakalah bagi orang-orang yang curang(dalam menakar dan menimbang yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan dan apabila mereka menakar dan menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi. Tidaklah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,pada suatu hari besar yaitu pada hari(ketika) semua orang bangkit menghadap tuhan seluruh alam.”(QS. Muthaffifin Ayat 1-6).

(31)

Dari ayat diatas menerangakan bahwa Allah telah menegaskan bahwa celaka bagai orang orang yang berdagang dengan menggunakan sistem kecurangan yang di mana dalam cara berdagang itu Allah tidak memberkahi dunia dan akhiratnya.

2) ُعٌَْبْلااَمَّنِاا ْوُلاَق ْمُهَّنَاِب َكِلَذ ِّسَمْلا َن ِم ُنَطٌَّْشلا ُهُطَّبَخَتٌَ ْيِذَّلا ُمُقٌاَمَكَّلاِا َن ْوُم ُقٌََلااوَب ِّرلا َن ْوُلُكْاٌَ َنٌْذَّلَا َساَم ُهَلَف ىَهَتْناَف ِهِّب ِّر ْنِّم ُةَظِع ْوَم ُهَءاَج ْنَمَفاوَب ِّرلا َمَّرَح َو ُعٌَْبْلا ُ َّاللّ َّلَحَا َو اوَب ِّرلا ُلْث ِم َاَو َفَل

ىَلِا ُهُرْم

َن ْوُدِلَخ اَهٌِْف ْمْهراَّنلا ُبَحْصَا َكِئَلوُاَفَد اَع ْنَم َو ِ َّاللّ

ةٌعلا: ةرقبلا(

975 )

Artinya : Orang orang yang makan( mengambil ) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantara( tekanan) penyakit gila keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba padahal allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba orang orang yang telah sampai kepadanya larangan dari tuhannya lalu trus berhenti( dari mengambil riba) maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu ( sebelum larangan) dan urusannya ( terserah ) kepada Allah. Orang kembali yang kembali ( Mengambil riba) maka orang itu penghuni-penghuni neraka mereka kekal didalamnya (QS. Al Baqarah ayat 275).

Makna ayat diatas kita sebagai muslim sekiranya menghindari yang namanya riba sebab itu dilarang oleh Allah SWT sebab dosa riba tetap akan di pertanggung jawabkan kelak di hari akhir.

3) 99: ءاسنلا....ْمُكْن ِم ٍض اَرَت ْنَع ًة َر اَجِت َن ْوُكَت ْنَا َّلاا ِل ِط اَبْل اِب ْمُكَنٌَْب ْمُكَلا َوْما ْوُلُكْؤَت َلا....

“…. Janganlah kalian saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang timbul dari kerelaan di antara kamu…” (QS. An-Nisaa : 29)

b. Menurut hadits

1) )ًهبلا هاإر( ٍضا َرَت ْنَع َعٌَْبْلااَمَّنِا Artinya :“jual beli itu didasarkan suka sama suka.(HR Baihaqi) 2) ٌروُرُبُم ٌعٌُُب ُّلُك ُو ُهُد ٌُُب ٌلٌجَّرلا ُلُمُع: ُلُق ؟ ٌفٌبٌطا ٌبُسُكْلا ٌّيَا : َمَّلَس َو ِهٌَلَع ُ َّاللّ ىَّلَص ًُّبنلا ُل ُئُس

(32)

Artinya :” rasulullah SAW ditanya oleh sahabat ditanya mengenai profesi yang baik rasulullah pun menjawab usaha tangan manusia sendiri dan setiap jual beli yang diberkati.”( HR. Al Hakim ).

3) Hadits yang diriwayatkan at Tirmidzi Rasullah SAW bersabda:

)ي ذم رتلا هاإر( ِءاَدَهُّشلا َو َنٌِْقٌِّد ِّصلا َو َنٌَِّبَّنلا َعَم ُنٌْ ِمُلأا ُق ْوُدَّصلاٌر ِج اَّتل أ Artinya : “pedagang yang jujur dan terpercaya sejajar (tempatnya di surga) dengan para nabi, shidiqqin dan syuhada”.

5. Pengertian Pertanian

Sektor pertanian adalah sektor yang sangat penting yang dapat berperan dalam perekonomian daerah dan nasiona, kelangsungan hidup masyarakat terutama sumber pendapatan dalam PDB (Pendapatan Domestik Bruto) yang di mana petani berperan dalam segi pendapatan daerah atau dalam negeri itu sendiri, penyediaan lapangan kerja dan bersifat penyediaan pangan sehingga dapat menstabilkan baik lapangan kerja maupun pangan. Sektor pertanian lebih mengedepankan kegiatan pengembangan sumber daya hayati yang mana lebih kepada menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri atau sumber energi serta mengelola lingkungan hidup oleh karenanya sektor pertanian adalah sektor paling dasar dalam perekonomian yang merupakan penopang kehidupan produksi dan lainnya.

Pembangunan bidang pertanian adalah suatu hal yang sangatlah penting dan tidak bisa ditawar lagi karena sebagian besar warga Indonesia tergabung dalam pertanian seperti halnya konsumsi beras dan bekerja di sektor perairan dan sektor pertanian itu sendiri adalah

(33)

membenuk kesempatan kerja dan berkontribusi dalam penyedianan dan expor.

Menurut monsher pertanian adalah suatu bentuk aktivitas yang khas di dasarkan pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan petani mengelola dan merancang pertumbuhan tanaman dalam suatu usaha tani, yang mana proses memproduksi adalah kegiatan usaha sehingga pendapatan dan pengeluaran cukup penting bagi kegiatan usaha.

Menurut Van Aarsten pertanian adalah digunakan kegiatan manusia memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan pada mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan oleh alam guna mengembangkan tumbuhan dan hewan tersebut.

6. Pertanian dalam pandangan Islam.

Selain nikmat kesehatan dan umur Allah juga memberikan nikmat kepada manusia adalah nikmat yang ada dalam muka bumi yaitu hewan dan tumbuhan. Pada zaman Islam sektor pertanian yang paling maju dan berkembang dalam segi teknologi dan ilmu pengetahuan dalam sektor pengairan,cocok tanam, dan penyimpanan hasil panen serta alat pertanian lainnya. Jika dilihat dari kondisi sekarang seharusnya pengelolaan pertanian di Indonesia penduduknya yang mayoritas muslim bisa meniru perkembangan pertanian pada masa keemasan Islam.

Dalam pandangan Islam bilamana pertanian merupakan satu satunya bidang yang seseorang yang boleh mencari nafkah bagi diri

(34)

sendiri dan keluarganya maka hukum bertani itu adalah Farduh’Ain baginya, sebaliknya menjadi fardhu kifayah pula kepada siapa yang melakukannya bagi kepentingan semua orang untuk menyediakan pangan dan makanan yang cukup bagi semua. Dalam hal ini pertanian memiliki peran penting dan utama guna mendukung sektor kehidupan.

Sedangkan dari aspek kepercayaan kegiatan pertanian dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dapat ditinjau dari proses kejadian tumbuh-tumbuhan atau tanaman bila seseorang itu melakukan usaha pertanian akan membuat seseorang itu memahami makna sebenarnya konsep tawakal dan beriman kepada kekuasaan yang memberikan hasil yaitu Allah SWT.

Namun itu pada dasarnya hanya 3 profesi sebagaimana disebutkan oleh imam Al Mawardi beliau berkata “ keutamaan mata pencahariaan itu adalah bercocok tanam (Pertanian),pedagang, dan pembuat suatu barang ”.

Para ulama berbeda pandangan tentang manakah yang paling mulia dari ketiga profesi tersebut. Mazhab As-Syafi‟i berpendapat bahwa pertanian adalah yang paling baik. Sedangkan Imam Al-Mawardi dan Imam An-Nawawi berpendapat bercocok tanaman yang baik dan berkah karena beberapa alasan :

1) Bercocok..tanam adalah merupakan hasil usaha tangan sendiri.

(35)

2) Bercocok tanam memberikan manfaat bagi kalangan umum baik itu muslim maupun non muslim karena secara garis besar manusia adalah makhluk sosial bahkan dipandang dari segi adat manusia dan hewan haruslah makan.

3) Bercocok tanam lebih dekat dengan tawakal,sebab manusia akan lebih dekat tidak mempunyai hak atas tanaman itu walau sebiji pun.

Rasulullah SAW pun bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Bukhari, “ tidaklah seorang muslim yang bertani atau berladang lalu hasil pertaniannya dimakan oleh burung atau manusia maupun binatang melainkan bagi dirinya dari tanaman itu pahala dan sedekah “.

a. Pertanian dalam peradaban islam

Pada sekitar abad 7-8 agama Islam berkembang sangat pesat mulai dari Asia, Afrika dan Eropa pengenalan tanaman baru diikuti dengan cara teknik teknologi bercocok tanamnya, sebelumnya petani di kawasan arab dan afrika memulai musim tanam ketika musim dingin tiba sedangkan pada musim panas sawah mereka dibiarkan kosong dan mereka pun menganggur model bercocok tanam ini tidak boleh dipertahankan setelah revolusi pertanian terjadi pada era Islam keran padi,kapas, tebu hanya dapat tumbuh dan berubah pada musim panas.

Menurut sejarah Islam setelah Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah Rasulullah telah menginformasikan dan menggerakan usaha

(36)

pertanian agar ditingkatkan, di wilayah Madinah waktu itu sangatlah subur perlu diusahakan lebih giat Nabi Muhammad SAW bersabda “ barang siapa yang mempunyai tanah hendaklah mengerjakannya dengan bertani atau jika ia tidak berupaya melakukannya hendaklah menyerahkan kepada saudaranya supaya diusahakan dan janganlah ia menyewakan, sekalipun hanya sepertiga atau seperempat ” hadits riwayat Abu Daud.

b. Pertanian sebagai pelajaran bagi orang beriman

Ukuran sebuah keimanan seseorang diuji dan dilihat dari sebagaimana ia mengelola usaha pertaniannya jika sewaktu waktu diperlihatkan musibah maka kita selalu beriman kepadanya , begitu pula dalam hal Allah menurunkan rezeki pada kita sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat Al Baqarah ayat 155 sebagai berikut :

َوْمَلاا َن ِّم ٍصْقَن َو ِع ْوُجْلا َو ٍف ْوَخْلا َنِم ٍء ًَْشِب ْمُكَّن َوُلُبَّنَل َو َنٌْ ِرِبَّصلا ِرِّشَب َو ِتَرَمَّثلا َو ِسُفْنَلاا َوِل

Artinya : dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,kekurangan,harta,jiwa dan buah-buahan dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (Al-Baqarah ayat 155)

c. Pertanian sebagai pekerjaan yang mulia

Pertanian adalah seseorang yang mengelola pertanian guna mendapat hasil tanaman. Dari hasil pertanian tersebut digunakan untuk memenuhi kehidupan makhluk hidup khususnya manusia terutama dalam segi pangan. Dikatakan bagi semua makhluk hidup karena hewan dan

(37)

serangga pun juga menikmati hasil pertanian sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 22

ِهِب َجَرْخآَف َءآَم ِءآَمَّسلا َن ِم َلَزْنا َوَءآَنِب َءآَمَّسلا َو اًش َرِف َض ْرَلاا ْمُكَل َلَعَج ْيِذَّلا ْوُلَعْجَت َلاَف َن ِم ْمُكَّل اًق ْز ِرِت َرَمَّثلا

َن ْوُمَلْعَت ْمُتْنَا َّواَداَدْنَا ِ َّ ِاللّ

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan menurunkan air hujan dari langit lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah buahan sebagai rezeki untukmu karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui

7. Definisi Pengepul/Pedagang

Perdagangan atau perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat dan suatu waktu dan menjual barang tersebut ke tempat dan waktu lainnya untuk memperoleh keuntungan dengan arti bahwa pedagang atau pengepul merupakan perantara antara masyarakat dengan perusahaan.

Perdagangan adalah suatu aktivitas jual beli yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan, usaha perdagangan dapat dimulai pada unit kecil hingga unit besar semisal negara dan lainnya. Perdagangan skala unit kecil misal warung ,kelontong dan lainnya sedangkan skala besar misal negara semacam expor impor bahan mentah minyak nilam,kelapa sawit, batu bara yang berskala perusahaan.

Pengertian perdagangan Menurut para ahli menunjuk kepada proses jual beli baik barang ataupun jasa dimana penjual dan pembeli merasa saling diuntungkan, penjual memperoleh nilai laba sedangkan pembeli memperoleh yang dibutuhkan. Menurut Marwati Djoened

(38)

perdagangan ialah suatu kegiatan ekonomi yang menghubungkan produsen dan konsumen dan sebagai kegiatan distribusi, maka perdagangan menjamin terhadap penyebaran, peredaran dan penyediaan barang dengan melalui mekanisme pasar yang ada.

Pengertian dagang (dalam arti ekonomi), yaitu segala perbuatan perantara antara produsen dan konsumen. Pada pokok perdagangan mempunyai tugas untuk :

a. Membawa dan memindahkan barang-barang dari tempat- tempat yang berlebihan ke tempat-tempat yang kekurangan b. Memindahkan barang-barang dari produsen ke konsumen.

c. Menimbun dan menyimpan barang-barang itu dalam masa yang berlebihan sampai mengancam bahaya dan kekurangan.

8. Pengertian Perdagangan dalam Islam

Agama Islam memang menghalalkan usaha perdagangan perniagaan dan jual beli. Namun tentu saja untuk orang yang menjalankan usaha perdagangan secara Islam, dituntut menggunakan tata cara khusus, atau mainya mengatur bagaimana seharusnya yang sesuai dengan sistem jual Islam itu sendiri, seorang muslim berusaha atau berniaga biasanya hanya mencari berkah dan ridho Allah SWT semata.

Secara etimologi perdagangan yang intinya jual beli, berarti saling menukar Al Ba’I artinya menjual, mengganti dan menukar ( sesuatu dengan sesuatu yang lainnya ) dan Asy-syira’ artinya beli adalah dua

(39)

kata yang dipergunakan dalam pengertian yang sama akan tetapi berbeda sedangkan Al bai secara terminology para ahli fiqih menyampaikan definisi perdagangan yang berbeda-beda Menurut Madzhab hanafiyah perdagangan adalah “ menukar harta dengan harta melalui tata cara tertentu atau mempertukarkan Sesuatu yang disenangi dengan sesuatu yang lain melalui tata cara tertentu dapat dipahami secara Al- Bai seperti melakukan ijab dan Ta‟athi ( saling menyerahkan).

Menurut Imam Nawawi definisi perdagangan yaitu mempertukarkan harta dengan harta bertujuan untuk kepemilikan, Ibnu Qodamah adalah “ Mempertukarkan harta dengan harta untuk tujuan pemilikan dan menyerahkan milik ” .

Sedangkan Menurut Al –Qurtubi suatu kegiatan tukar menukar barang yang didalamnya mencakup bentuk jual beli yang dibolehkan dan memiliki tujuan.

Dalam perdagangan dalam Islam perlu kiranya memiliki etika dan dalam aturan Islam dalam berdagang sebab tujuan besar dalam berdagang dalam islam mencari rahmat dan ridho Allah SWT semata.

Dalam berdagang dalam islam hanya perlu memperhatikan kejujuran,amanah,menepati janji, tidak mengurangi takaran dan timbangan,tidak mempermainkan harga,dan keterbukaan guna mencari ridho Allah SWT semata

Dalam perdagangan yang perlu ditekankan dengan baik sebagai berikut :

(40)

a. Jujur

Seorang pedagang wajib memiliki sifat jujur dalam melakukan usaha jual beli , jujur dalam arti luas tidak berbohong, tidak menipu,tidak mengada-ngada fakta,tidak berkhianat, serta tidak pernah ingkar janji dan lainnya. Dalam Al-Quran keharusan sikap jujur dalam berdagang berniaga atau jual beli sudah diterangkan sangat jelas dengan tegas dalam surah Al- Isra ayat 35 sebagai berikut :

ًلاٌِو ْؤَت ُنَسْحًأ َو ٌرٌَْخ َكِلَذ ِمٌِقَتْسُمْلُا ِس اَطْسِقْل ُاِب ْا ْوُن ِز َو ْمُتْلِك اَذِإ َلٌَْكلُا اوُف ْوَأ َو

“ Dan sempurnakan takaran ketika kamu menakar dan timbangan dengan neraca yang benar ”.(Q.S. Al-Isra/17 :35)

Inilah ayat yang menegaskan bahwa perlu adanya kejujuran yang baik dengan takaran yang baik.

b. Amanah (tanggung jawab)

Setiap perdagangan bertanggung jawab atau usaha dan pekerjaan atau jabatan sebagai pedagang yang dipilihnya tersebut. tanggung jawab di sini artinya mau dan mampu menjaga amanah masyarakat yang memang secara otomatis terbeban di pundak, pandangan Islam setiap pekerjaan manusia ialah mulia berdagang berniaga atau jual beli juga merupakan suatu pekerjaan yang mulia tugasnya untuk memenuhi kebutuhan seluruh atau setiap anggota masyarakat antara barang dan jasa sesuai kebutuhan masyarakat kepentingan hidup dan kehidupannya.

(41)

c. Menepati Janji

Seorang pedagang dituntut untuk selalu menepati janjinya baik kepada konsumen maupun antara sesama pedagang, terlebih terkhusus menepati janji kepada Allah SWT janji yang harus ditepati oleh pedagang kepada konsumen misalnya tepat waktu pengiriman,menyerahakan barang dengan kualitas yang baik, warna,ukuran dan spesifikasinya sesuai dengan perjanjian semula antara pedagang dan konsumen itu sendiri dan memberikan pelayanan yang baik serta garansi jika dibutuhkan dan lain sebagainya juga menjaga kepercayaan dan menyempurnakan masalah janji.

d. Tidak mengurangi timbangan

Salah satu kecurangan yang besar yang sering kali kita dapat di perdagangan yaitu mengurangi timbangan hal ini seharusnya dihindari demi mendapat berkah dalam berdagang dan sangat ditekankan dalam beretika yang baik dalam Islam.

e. Tidak mempermainkan harga

Islam memberikan kebebasan dalam pasar dan menyerahakan hukum naluri yang kiranya dapat melaksanakan fungsinya selaras dengan penawaran dan permintaan, akan tetapi jika keadaan pasar itu tidak normal

(42)

misalnya ada penimbunan dan permainan harga oleh para pedagang maka kepentingan umum didahulukan ketimbang kepentingan perorangan dalam situasi itu kita diperbolehkan menetapkan harga demi kepentingan masyarakat demi menjaga perbuatan yang sewenang-wenang.

f. Keterbukaan

Pada Zaman sekarang banyak hal dalam berdagang sistem keterbukaan banyak di sembunyikan sebab untuk meraih keuntungan sebanyak banyaknya dalam hal ini dalam berdagang perlu kiranya keterbukaan supaya tingkat kepercayaan konsumen baik.

9. Definisi Nilam (patchouli oil)

Tanaman nilam (Patchouli oil) yaitu kelompok tanaman penghasil minyak atsiri mempunyai prospek yang baik karena di samping harganya tinggi, juga sampai saat ini belum bisa dibuat sintesis minyak nilam memberikan sumbangan yang cukup besar dalam penghasilan devisa negara di antara minyak atsiri lainnya.

Tanaman nilam adalah penghasil minyak atsiri oleh sebab itu produksi kadar dan mutu minyak merupakan faktor penting yang dapat dipergunakan untuk menentukan keunggulan suatu varietas. Di samping itu karakter lainnya seperti sifat ketahanan terhadap penyakit juga merupakan salah satu indikator penentu, banyak faktor yang mempengaruhi kadar dan mutu minyak nilam antara lain

(43)

jenis,budidaya,lingkungan,panen dan pasca panen. Dalam tanaman nilam terbagi atas tiga yaitu nilam Aceh,nilam Jawa, dan Nilam sabun.

Nilam Aceh merupakan tanaman introduksi, diperkirakan daerah asalnya negara Filipina, atau semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia lebih seabad lalu, setelah sekian lama berkembang di Indonesia, tidak tertutup kemungkinan terjadi perubahan-perubahan dari sifat asalnya. Dari hasil eksplorasi ditemukan bermacam-macam tipe yang berbeda baik karakter morfologi, kandungan minyak, sifat fisik minyak, dan sifat ketahanan terhadap penyakit dan ketahanan.

Di samping nilam Aceh di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur petani juga mengusahakan nilam Jawa, Nilam Jawa berasal dari India disebut juga nilam kembang karena dapat berbunga. Ciri-ciri spesifiknya yang dapat membedakan nilam Jawa dan nilam Aceh visual yaitu pada daunnya. Permukaan daun nilam Aceh halus sedangkan nilam Jawa kasar. Tapi daun nilam Aceh bergerigi tumpul pada nilam Jawa bergerigi runcing ujung daun nilam aceh runcing nilam Jawa meruncing Nilam Jawa lebih toleran terhadap nematoda dan penyakit layu bakteri dibanding nilam Aceh karena di sebabkan kandungan fenol dan lignin lebih tinggi daripada nilam Aceh.

Sedangkan nilam sabun dipergunakan untuk mencuci pakaian terutama kain jenis batik nilam ini tidak terlalu disukai sebab kandungan minyak yang rendah.

(44)

Daun nilam memiliki kandungan minyak atsiri minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa metabolisme dalam tanaman yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak tersebut disentesis dalam sel kelenjar pada jaringan tanaman dan ada juga terbentuk di pembuli resin misalnya minyak terpin dari pohon pinus.

Minyak nilam mengandung senyawa patchouli alkohol yang merupakan penyusun utama dalam minyak nilam yang kadarnya bisa sampai 50 persen hingga 60 persen inilah biasanya dijadikan bahan pengikat parfum ataupun kosmetik.

10. Kegunaan Nilam

Bentuk akhir yang sering dimanfaatkan dari nilam adalah minyak atsiri nilam yang dapat diperoleh pada bagian daun, tangkai daun, dan batang kandungan minyak pada daun dan tangkai daun lebih besar dari pada batang, minyak nilam digunakan sebagai fiksatif (bahan pengikat) dalam industri parfum dan merupakan salah satu campuran pembuatan produk kosmetik seperti sabun, pasta gigi, sampo, lotion, deodorant, dan tonik rambut minyak nilam juga terbukti dapat mencerahkan kulit dan jerawat.

Senyawa patchouli oil yang merupakan komponen yang paling banyak ditemukan dalam minyak nilam bersama dengan a-patchoulene diketahui potensial sebagai aktivitas antifungi senyawa a-bulnesene diketahui mempunyai anti inflamasi terhadap PAF ( Platelet Activating

(45)

Factor ) sebuah fosfolipid mediator yang menghasilkan berbagai sel pada saat terkena penyakit alergi, inflamasi, asma dan lain-lain.

Tanaman nilam banyak digunakan atau dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Akar dari tanaman digunakan sebagai pencahar, bagian daun sebagai deodoran, obat luka, wasir, disentri, stomakik, penyakit empedu,kolagoga, stemutatorius, gangguan haid, dan obat peluruh haid.

Dan semua bagian tumbuhan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai karminatif , obat sakit kepala, emetik, obat diare, dan insektisida. Maka dari itu dalam hal kegunaan tanaman nilam sangatlah banyak manfaatnya sehingga dapat pula menjadi pendapat yang baik bagi negara

B. Tinjauan Empiris

Abdul Khaliq UIN Sunan Ampel (2018). Judul Penelitian “ Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Hasil Pertanian Padi Sistem Tebas Di Dusun Kelir Desa Bunder Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi” hasil penelitian lebih menekankan sistem jual beli israf atau arti kata sistem jual prediksi yang didalamnya terdapat sistem yang hanya melihat ukuran timbangan dan takaran yang telah disepakati oleh petani dan pembeli dan lebih mengutamakan saling percaya antara keduanya.

Muhammad Arsyadi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Sunan Kalijaga (2017). Judul penelitian “Tinjauan Antropologi Hukum Islam Terhadap Praktik Ijab Kabul Dalam Transaksi Jual beli di Pasar Terapung Banjarmasin” hasil penelitian dalam jual beli pasar terapung lebih

(46)

menekankan jual beli yang amanah.jujur dalam sistem akad itu tersendiri yang mana lebih mengutamakan ikhlas jujur dan amanah ini lebih sesuai dengan konsep transaksi yang terkandung dalam nilai akad yang terkandung dalam perekonomian islam itu sendiri atau arti kata hukum islam itu sendiri.

Jamaluddin Institut agama Islam Tribakti Kediri (2017). Judul penelitian “Konsep dasar Muamalah Dan Etika Jual Beli (Al-Bai) Perspektif Islam” hasil penelitian islam telah mensyariatkan kepada manusia bahwa kebutuhan sehari-hari dan sistem muamalah transaksi(akad) jual beli harus dengan jalan suka sama suka di antara kedua belah pihak( penjual dan pembeli) seseorang dilarang mengambil harta orang lain secara paksa jadi di dalam jual beli diisyaratkan transaksi jual beli untuk saling tolong menolong.

Arisson Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau(2016). Judul Penelitian “Praktek Jual beli Hutang Pada Pedagang Ayam Di Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu diTinjau dari Ekonomi Islam” berdasarkan hasil penelitian pada jual beli hutang pada pedagang ayam dapat dilaksanakan apabila tidak mempengaruhi pedagang ayam itu sendiri dan diluar dari resiko jual beli itu sendiri dan tidak keluar dari sistem jual beli islam yang dimana menekankan amanah dan kejujuran.

Titik Herawati fakultas ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram(2017). Judul Penelitian “ Etika Bisnis Pedagang pada Jual beli Telepon Genggam bekas ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam” hasil penelitian bisnis jual beli telepon genggam di kecamatan selong kabupaten

(47)

Lombok Timur masih banyak pedagang yang menjual hanya mencari keuntungan semata tanpa melibatkan siddiq,amanah dan tabligh dalam bisnis ini merugikan pembeli hal ini dilarang dalam ekonomi islam itu sendiri karena dalam jual beli itu sendiri harus jujur dan amanah dan tidak saling merugikan antara keduanya.

Munir Salim Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar (2017). Judul penelitian “Jual Beli Secara Online Menurut Pandangan Hukum Islam” hasil penelitian berbisnis melalui online satu sisi dapat memberi kemudahan dan menguntungkan bagi masyarakat. Namun kemudahan dan keuntungan itu jika tidak diiringi dengan etika budaya dan hukum yang tegas akan mudah terjebak dalam tipu muslihat, saling curiga dan saling menzalimi.

Disinilah Islam bertujuan untuk melindungi umat manusia sampai kapanpun agar adanya aturan-aturan hukum jual beli dalam Islam yang sesuai dengan ketentuan syariat agar tidak terjebak dengan keserakahan dan kezaliman yang merajalela. Transaksi bisnis lewat online jika sesuai dengan aturan- aturan yang telah disebut di atas akan membawa kemajuan bagi masyarakat dan negara.Transaksi online diperbolehkan menurut Islam selama tidak mengandung unsur-unsur yang dapat merusaknya seperti riba, kezhaliman, penipuan, kecurangan dan yang sejenisnya serta memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat dalam jual belinya. Transaksi online dibolehkan menurut Islam berdasarkan prinsip-prinsip yang ada dalam perdagangan menurut Islam, khususnya dianalogikan dengan prinsip transaksi as-salam, kecuali pada barang/jasa yang tidak boleh untuk diperdagangkan sesuai syariat Islam.

(48)

Umi Suswati Rosnaini & Maisyarofah Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang (2017). Judul Penelitian “Etika Jual Beli Kotoran Sapi Dalam Pandangan Islam di Desa Pandanarum Kecamatan Tempeh Lumajang”.

Hasil penelitian kotoran sapi merupakan barang yang bersifat najis akan tetapi pada masa modern saat ini sangat dipergunakan untuk pemanfaatan pupuk kompos dan bahan bakar.

M Harir Muzakki & Siti Nurhayati Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo (2016). Judul Penelitian “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Jual Beli Sayur Melalui Wakalah di Desa Krisik Ponorogo”. Hasil Penelitian praktik jual beli sayur di krisik menggunakan akad jual beli dan wakalah adanya pembayaran setelah sayur terjual di pasar meskipun terjadi tempo akan tetapi tidak ada penambahan pembayaran wakalah sendiri ialah perwakilan penjualan yang dimana petani sebagai penjual dan yang mewakili juga dan sesuai dengan syara dan tak ada keuntungan di luarnya yang telah disepakati bersama antara petani dan penjual tersebut.

Siti Mujiatun Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (2015). Judul Penelitian “Jual Beli Perspektif Islam ; Salam Dan Istishna” Hasil Penelitian jual beli merupakan berlandaskan antara suka sama suka . sedangkan salam Menurut objeknya barang jual beli barang yang dipesan terlebih dahulu dan berupa pertanian sedangkan istishna barang yang belum ada dan biasanya berupa barang manufaktur atau pabrik berupa komputer dan lain lain Menurut objeknya istishna itu sendiri.

(49)

Azizah Alya Shofa Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Surakarta (2017). Judul Penelitian “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Padi Dengan Sistem Tebas Di Desa Mlaten Kabupaten Demak”. Hasil penelitian praktek jual beli padi dengan sistem tebas Menurut hukum islam sesuai hukum dan syarat yaitu : Aqidain( dua orang yang berakad penjual dan pembeli),Ma’qud Alih (Barang yang di perjual belikan),dan Sighat( Ijab qabul). Dari ketiga komponen ini dapat dikatakan sah jual beli apabila memenuhi ketiganya.

C. Kerangka Konsep

Dari kerangka pikir maka dapat dijelaskan bahwa dalam penerapan etika jual beli dalam islam sangat berpengaruh karena berdasarkan kerangka pikir tersebut penelitian ini mengetahui seberapa pentingnya dalam penerapan etika jual beli secara islami. Karena etika jual beli secara islami lebih mengedepankan taqwa,tawakal jujur dan amanah sehingga jauh dari namanya penipuan ataupun kecurangan. Dan di dalam islam sendiri dianjurkan namanya jual beli akan tetapi mestilah menjauhi yang namanya sebuah riba ataupun penipuan.

Etika jual beli merupakan faktor penting dalam sebuah transaksi.

Dalam jual beli dapat pula memperlancar sebuah transaksi dan pemanfaatan sebuah barang dapat trealisasi dengan gampang dan baik pula. Terlebih dalam jual beli islam faktor etika biasanya sebuah transaksi dapat dinilai aspek baik buruknya sebuah transaksi.

(50)

Bagi umat Islam yang melakukan bisnis/jual beli dan selalu berpegang teguh pada norma norma keislaman akan mendapatkan berbagai hikmah diantaranya : bahwa jual beli dalam islam dapat bernilai sosial atau tolong menolong antar sesama akan menumbuhkan berbagai pahala dan berbisnis dengan jujur sabar ramah memberikan pelayanan yang memuaskan.Shobirin (2017).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa etika jual beli dalam Islam merupakan sebuah cara yang baik dalam melakukan sebuah jual beli baik dalam sistem langsung maupun tak langsung artinya bahwa jual beli yang islami menekankan namanya sebuah kejujuran ketaqwaan dan amanah sehingga membuat jual beli halalan tayyiban.

Dalam etika jual beli islam yang berlandaskan Al Quran dan Hadits dimana telah diterapkan oleh pengepul kepada petani lada dan minyak nilam di desa lalombundi kabupaten kolaka utara sebagai berikut

. ..

ْاَت َلإ ِط اَبْل اِب ْمُكَنْىَب ْمُكَل ا َوْمَا ْوُلٌك ْمُكْن ِّم ٍضَرَت ْنَع ًةَراَجِت َن ْوُكَت ْن َا َّلا ِا ِل

..

: ءاسىنا(

99 )

“….Janganlah kalian saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang timbul dari kerelaan di antara kamu…” (Q.S. An-Nisaa(3): 29).

Adapun hadits nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

ْمَلاَم ِراٌَ ِخْلاِب ِن اَعٌَِّب ْلا اَمُهَل َك ِر ْوُباَنٌََّب َو اَقَدَص ْن ِءاَفاَق ِرَتْفٌَ

ِتَق ِحُم اَبَذَك َو اَمَتَك ْنِإ َو اَمِهِعٌِْب ِف ُةَكَرَبْلَا

هور(اَمِهِعٌَْب ْنِم

)ملسم و راخوب Yang artinya penjual dan pembeli masing masing mempunyai hak memilih selama keduanya belum berpisah bila keduanya berlaku jujur dan saling

(51)

terus terang maka keduanya memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut sebaliknya jika mereka berlaku dusta dan saling menutup nutupi niscaya akan hilang keberkahan bagi mereka dalam transaksi itu (HR.Bukhari 2079 dan Muslim 1532)

(52)

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

BAB III

PENGEPUL DAN PETANI MINYAK NILAM DESA LALOMBUNDI

ETIKA JUAL BELI ISLAM

AL -QURAN HADITS

ْوُكَت ْن َا َّلا ِا ِل ِط اَبْل اِب ْمُكَنْىَب ْمُكَل ا َوْمَا ْوُلٌك ْاَت َلإ...

: ءاسىنا(..ْمُكْن ِّم ٍضَرَت ْنَع ًةَراَجِت َن 29

)

“….Janganlah kalian saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang timbul dari kerelaan diantara kamu…” (Q.S.

An-Nisaa(3): 29).

َك ِر ْوُباَنٌََّب َو اَقَدَص ْن ِءاَفاَق ِرَتْفٌَ ْمَلاَم ِراٌَ ِخْلاِب ِن اَعٌَِّبْلا ْن ِم ُةَكَرَبْلَا ِتَق ِحُم اَبَذَك َو اَمَتَك ْنِإ َو اَمِهِعٌِْب ِفاَمُهَل )ملسم و راخوب هور(اَمِهِعٌَْب

“Penjual dan pembeli masing masing mempunyai hak pilih selama keduanya belum berpisah bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang maka keduanya memperoleh keberkahan dalam transaki, sebaliknya jika mereka berkata dusta dan saling menutup nutupi niscaya akan hilang keberkahan bagi mereka dalam transaksi itu”

(HR.Bukhari 2079 dan Muslim 1532)

PENGAPLIKASAIAN 1. Takwa

2. Tawakal 3. Menghindari

sumpah 4. Melakukan

pembukuanan 5. Jujurdan Amanah

(53)

36

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa sosial, sikap,persepsi, dan pemikiran orang secara berkelompok atau individu penulis mengelola data di lapangan disusun secara sistematis sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh yang bersifat deskripsi dan analisis yaitu penulis menggambarkan permasalahan yang ada secara objektif guna mendeskripsikan tingkat pemahaman terhadapa masyarakat terhadap etika jual beli pengepul terhadap petani lada dan minyak nilam di Desa Lalombundi kab. Kolaka Utara dan menganalisa berdasarkan data yang diperoleh dan hasil penelitian di lapangan dan literatur yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.

2. Pendekatan Normatif

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif, pendekatan normatif adalah suatu pendekatan yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat seperti halnya ajaran agama islam yang memandang ajarannya dari segi Al- Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW yang dimana menerapkan segi penalaran atau penafsiran dari pemikiran manusia. Dalam pendekatan ini ada dua teori yang

(54)

Gunakan buktikan secara empiris dan eksperimental seperti masalah yang berhubungan dengan rayi (Penalaran) yang kedua dalam mengetahui kebenaran sulit dibuktikan secara empiris atau eksperimental biasanya dibukrikan dengan kepercayaan.

B. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari sumber asli. Dalam hal ini pengumpulan data perlu memperhatikan sumber utama yang dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah data yang diperoleh dengan wawancara secara langsung antara pihak terkait. Yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah pengepul dan petani lada minyak nilam desa lalombundi kab kolaka utara.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data pendukung untuk lebih memperjelas dari data primer yang telah didapat sehingga membantu dan memperjelas data primer itu sendiri dan biasanya data sekunder berupa arsip maupun pendukung lainnya.

C. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini memfokuskan bagaimana pengaplikasian etika jual beli lada dan minyak nilam yang secara islami studi Desa Lalombundi Kab Kolaka Utara.

(55)

D. Tempat Penelitian

Adapun tempat penelitian yaitu Desa Lalombundi Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka utara

E. Pengumpulan Data

Untuk menghasilkan dan mendapatkan data yang valid, benar serta akurat penulis melakukan beberapa langkah sebagai berikut :

1. Survei Pustaka

Yaitu menghasilkan data yang berhubungan dengan permasalahan penelitian baik yang didapat melalui buku-buku teori yang berkaitan dengan etika jual beli islam itu sendiri.

2. Observasi

Yaitu mengumpulkan data yang menghasilkan dari segi mengamati langsung pada objek yang akan diteliti. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang etika jual beli pengepul terhadap petani lada dan minyak nilam desa lalombundi kab kolaka utara.

3. Wawancara

Yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada responden dalam hal ini kepada pengepul dan petani lada minyak nilam desa lalombundi kab kolaka utara.yang dimana dapat mendukung hasil penelitian yang baik dan benar.

Tabel 3.1 Sumber wawancara

(56)

No Sumber Keterangan 1. Pengepul Internal

2. Petani External

F. Instrumen Penelitian.

Instrumen penelitian adalah unsur yang amat penting dalam penelitian karena berfungsi sebagai sarana pengumpulan data yang baik, dapat menentukan keberhasilan suatu penelitian yang dituju. Oleh karena itu instrumen penelitian digunakan harus sesuaikan dengan situasi dan kondisi dari penelitian itu sendiri adapun alat yang digunakan untuk mendukung peneliti dalam melakukan penelitian sebagai berikut :

1. Kamera

Kamera digunakan untuk sebagai alat mendokumentasikan keadaan saat wawancara ataupun dilapangan.

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus digali serta apa yang sudah atau belum ditanyakan, adanya pedoman wawancara memudahkan bagi peneliti membuat kategosrisasi dalam melakukan analisis data pedoman wawancara yang didasari oleh kerangka teori yang ada guna menghindari dari penyimpangan dari tujuan penelitian yang dilakukan.

Table 3.2

Data pertanyaan Responden

(57)

No Responden Pertanyaan

1. Pengepul 1. Bagaimana penerapan etika jual beli yang diterapkan oleh anda kepada petani lada dan minyak nilam?

2. Bagaimana sistem keuntungan yang anda hasilkan dalam membeli hasil petani itu sendiri?

3. Dalam membeli hasil petani apa sering melakukan perjanjian sebelumnya atau membeli secara langsung?

4. Dalam jual beli apa sering ada petani melakukan kecurangan?

5. Dalam berhutang apa anda mencatat atau hanya sekedar mengingat saja?

2 Petani 1. Bagaimana pendapat anda mengenai etika pengepul terhadap anda?

2. Selama ini dalam jual beli minyak Nilam tersebut bapak melakukan pencatatan dengan baik dalam jual beli kepada pengepul?

3. Apakah pernah mengalami kecurangan dalam jual beli minyak Nilam tersebut?

4. Apakah bapak pernah melakukan perjanjian dengan pengepul dalam jual beli nilam tersebut?

5. Apa harapan bapak dalam jual beli nilam untuk

(58)

kedepannya ? Sumber : Peneliti tahun 2020

G. Metode Analisis

Dalam membuat penelitian ini baik dan dapat dipercaya peneliti menggunakan metode kualitatif analisis deskriptif dengan pendekatan normati guna mengumpulkan data real, dengan menganalisis dengan baik maka peneliti memperjelas agar supaya pembaca dapat memahami dengan baik dan mudah dibaca sehingga dapat menggambarkan fenomena yang ada agar supaya menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang terjadi di lapangan.

Gambar

Tabel 3.1 sumber Wawancara ....................................................................................
Gambar 2.1 Kerangka konsep ....................................................................................
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual
Tabel 3.1  Sumber wawancara
+2

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan melakukan survey dan pengambilan sampel tanah berdasarkan posisi lahan yaitu pada

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT, Maha segalanya yang tanpa ridha-Nya saya takkan sampai pada tahap ini. Allah SWT yang

Pedagang di Pasar Campalagian dalam mempromosikan barang (pakaian) dari empat informan telah mengimplementasikan etika bisnis Islam yakni memberikan pelayanan yang baik serta

Dalam sistem transaksi yang berdasarkan prinsip syariah tentunya sesuai pelaksanaannya merujuk dari al-Qur’an dan al-Hadist, pada sistem transaksi jual beli online ini

Di dalam tehnik pengobatan akupresure Ada juga yang menjadi salah satu dasar yang harus di pahami oleh para praktisi pengobatan akupresure di antaranya

2 Mengoptimalkan penataan dan pengembangan fungsi kawasan dengan melakukan perencanaan teknis oleh dinas teknis terkait terhadap zona-zona pada kawasan tepi sungai Krueng

Alasan lain yang terkandung dalam penelitian ini untuk menemukan kelemahan pengelolaan gum bidang studi umum di Madrasah Tsanawiyah Negeri Srono. Dengan demikian akan mampu

bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok.” Artinya, melalui bermain peran siswa belajar