PENENTUAN NILAI TOTAL KETIDAKTERATURAN TITIK GRAF GRID
SKRIPSI
SITTI ARDIANTY BADAWI H11113501
PRODI MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
UNIVERSITAS HASANUDDIN
i
PENENTUAN NILAI TOTAL KETIDAKTERATURAN TITIK GRAF GRID
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Matematika Departemen Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin
SITTI ARDIANTY BADAWI H11113501
PRODI MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEOTENTIKAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang saya buat dengan judul :
PENENTUAN NILAI TOTAL KETIDAKTERATURAN TITIK GRAF GRID
adalah benar hasil kerja saya sendiri, bukan hasil plagiat dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apapun.
Makassar, 05 Maret 2018
SITTI ARDIANTY BADAWI H11113501
UNIVERSITAS HASANUDDIN
iii
UNIVERSITAS HASANUDDIN
iv
UNIVERSITAS HASANUDDIN
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbi’alamin. Puji syukur penulis haturkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “Penentuan Nilai Total Ketidakteraturan Titik pada Graf grid” dapat terselesaikan dengan baik. Salawat dan taslim semoga tetap tercurah kepada Rasulullah SAW yang menjadi suri tauladan bagi umat Islam dalam menjalani hidup yang sesungguhnya.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Ayahanda Ir. Badawi Muhammad dan Ibunda Dra. Sitti Aminah tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang, doa dan materi kepada penulis dalam menuntut ilmu.
2. Dr. Nurdin, S.Si. M.Si. dan Jusmawati M., S.Si. M.Si yang dengan sabar meluangkan waktunya demi memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Prof. Dr. Moh. Ivan Azis, M.Sc., Dr. Loeky Haryanto, MS., M.Sc., dan Dr. Budi Nurwahyu, MS selaku penguji, terima kasih atas saran dan kritikannya demi perbaikan skripsi penulis.
4. Seluruh dosen di Departemen Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin yang telah mendidik, mengajarkan, membimbing, dan mencurahkan ilmu- ilmunya kepada penulis.
5. Kakak Chaidir Suwahyo Badawi, S.T dan adik Alwiyani Badawi serta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi, dan kasih sayang tanpa batas.
6. Teman teman seperjuangan di jurusan matematika Binomial 2013, BROS 2013, B4P31235N4, serta kakak-kakak dan adik-adik HIMATIKA FMIPA UH terima kasih atas rasa persaudaraan dan kebersamaan yang telah diberikan kepada penulis.
7. Special Thanks kepada Bau Irfan AlFajri yang juga selalu memberikan semangat dan motivasinya sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai pada waktunya.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
vi
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran demi tercapainya kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penulis.
Amin Ya Robbal Alamin.
Makassar, 26 Januari 2018
Sitti Ardianty Badawi
UNIVERSITAS HASANUDDIN
vii ABSTRAK
Sitti Ardianty Badawi. Penentuan Nilai Total Ketidakteraturan Titik Graf Grid (dibimbing oleh Nurdin dan Jusmawati).
Penentuan nilai ketidakteraturan dan nilai total ketidakteraturan titik dari semua graf belum dapat dilakukan secara lengkap. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai total ketidakteraturan titik graf grid 𝐺𝑛2 untuk 𝑛 ≥ 2.
Penentuan nilai total ketidakteraturan titik graf grid 𝐺𝑛2 dilakukan dengan menentukan batas bawah terbesar dan batas atas terkecil. Batas bawah dianalisis berdasarkan sifat-sifat graf dan teorema pendukung lainnya, sedangkan batas atas dianalisis dengan pemberian label pada titik dan sisi pada graf grid.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh nilai total ketidakteraturan titik graf grid adalah 𝑡𝑣𝑠(𝐺𝑛2) = ⌈𝑛25+2⌉.
Kata Kunci : Graf Grid, Nilai Ketidakteraturan, Nilai Total Ketidakteraturan Titik.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
viii ABSTRACT
Sitti Ardianty Badawi. Total Vertex Irregularity Strength of Grid Graph (supervised by Nurdin and Jusmawati).
The irregularity strength and the total vertex irregularity strength of any graphs was not complete. This research aims to determine the total vertex irregularity strength of grid graph 𝐺𝑛2 for 𝑛 ≥ 2.
The total vertex irregularity strength of grid graph 𝐺𝑛2 was conducted by determining the greatest lower bound and the smallest upper bound. The lower bound was analyzed by properties of the graphs and other supporting theorems, while the upper bound was analyzed by construction a total labeling of grid graph.
The result show that the total vertex irregularity strength of grid graph, i.e.
𝑡𝑣𝑠(𝐺𝑛2) = ⌈𝑛25+2⌉.
Kata Kunci : Grid Graph, Irregular Labeling, Total Vertex Irregularity Strength.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERNYATAAN KEOTENTIKAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMBANG ... xiv
BAB I Pendahuluan ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 3
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 3
1.5 Manfaat Penelitian ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II Tinjauan Pustaka ... 5
2.1 Pengertian Graf ... 4
2.2 Perkalian Kartesius ... 6
2.3 Terminologi Graf ... 7
2.4 Jenis-jenis Graf ... 8
2.5 Pelabelan Graf ... 10
2.6 Pelabelan Total Tidak Teratur Titik ... 11
UNIVERSITAS HASANUDDIN
x
BAB III Hasil dan Pembahasan ... 14
3.1 Graf Grid 𝐺𝑛2 ... 14
3.2 Nilai Total Ketidakteraturan Titik Graf Grid 𝐺𝑛2 ... 16
BAB IV Penutup ... 85
4.1 Kesimpulan ... 85
4.2 Saran ... 85
Daftar Pustaka ... 86
UNIVERSITAS HASANUDDIN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Graf 𝐺 dengan 5 titik ... 5
Gambar 2.2 Graf 𝑃2, Graf 𝐶3, Graf 𝑃2 × 𝐶3 ... 6
Gambar 2.3 Graf 𝐺 dengan 8 titik ... 7
Gambar 2.4 Graf Lintasan ... 8
Gambar 2.5 Graf sederhana, Graf tak sederhana, Graf tak sederhana ... 9
Gambar 2.6 Graf Siklus... 9
Gambar 2.7 Graf 𝑃3 dan 𝑃3 ... 10
Gambar 2.8 Graf 𝐺32 ... 10
Gambar 2.9 Pelabelan total pada graf siklus 𝐶4 ... 11
Gambar 2.10 Pelabelan total pada 𝐺22. ... 12
Gambar 3.1 Graf Grid (𝐺𝑛2) ... 14
Gambar 3.2 Graf 𝐺32 ... 15
Gambar 3.3 Pelabelan-2 total tidak teratur titik graf
𝐺
22 ... 16Gambar 3.4 Pelabelan-4 total tidak teratur titik 𝐺42 dan Pelabelan-8 total tidak teratur titik 𝐺62 ... 17
Gambar 3.5 Pelabelan-14 total tidak teratur titik
𝐺
82 ... 17Gambar 3.6 Pelabelan-21 total tidak teratur titik
𝐺
102 ... 18Gambar 3.7 Pelabelan-30 total tidak teratur titik
𝐺
122 ... 19Gambar 3.8 Pelabelan-3 total tidak teratur titik graf
𝐺
32 ... 48UNIVERSITAS HASANUDDIN
xii
Gambar 3.9 Pelabelan-6 total tidak teratur titik graf
𝐺
52 ... 49Gambar 3.10 Pelabelan-11 total tidak teratur titik graf
𝐺
72 ... 48Gambar 3.11 Pelabelan-17 total tidak teratur titik graf
𝐺
92 ... 50Gambar 3.12 Pelabelan-25 total tidak teratur titik graf
𝐺
112 ... 51UNIVERSITAS HASANUDDIN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Batas bawah nilai total ketidakteraturan titik graf grid (𝐺𝑛2)……… 16 Tabel 3.2 Batas bawah nilai total ketidakteraturan titik graf grid (𝐺𝑛2)……… 48
UNIVERSITAS HASANUDDIN
xiv
DAFTAR LAMBANG
Lambang Keterangan Pemakaian pertama
kali pada halaman
𝐺𝑛2 Graf Grid 2
𝑉(𝐺) Himpunan titik graf 𝐺 5
𝐸(𝐺) Himpunan sisi graf 𝐺 5
𝑑𝑒𝑔(𝑣) Derajat titik 𝑣 pada suatu graf 7
𝛿(𝐺) Derajat titik minimum pada graf 𝐺 7
∆(𝐺) Derajat titik maksimum pada graf 𝐺 7
𝑃𝑛 Graf lintasan 8
𝐶𝑛 Graf lingkaran 9
𝑤𝑡(𝑣) Bobot titik 𝑣 10
f(v) Pelabelan titik 𝑣 10
f(uv) Pelabelan sisi 𝑢𝑣 10
𝑡𝑣𝑠(𝐺) Nilai total ketidakteraturan titik graf 𝐺 13
UNIVERSITAS HASANUDDIN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Matematika adalah salah satu cabang ilmu yang mendasari berbagai macam ilmu lain, dimana matematika selalu menghadapi berbagai macam fenomena yang semakin kompleks. Hal ini disebabkan karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teori graf merupakan salah satu cabang matematika yang penting dan banyak manfaatnya karena teori-teorinya dapat diterapkan untuk memecahkan masalah.
Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler pada tahun 1736. Saat itu dia memikirkan kemungkinan untuk menyeberangi semua jembatan di kota Konigsberg, Rusia, tepat satu kali dan kembali ke tempat semula.
Publikasi atas permasalahan ini dan solusi yang ditawarkan saat ini dikenaldengan teori graf.
Hartsfield dan Ringel (2003) mendefinisikan suatu graf 𝐺 sebagai suatu pasangan himpunan (𝑉, 𝐸) dimana 𝑉 tidak kosong dan 𝐸 bisa kosong. Himpunan 𝐸 merupakan himpunan pasangan tak terurut dari elemen 𝑉. Elemen 𝑉 disebut titik dari 𝐺 dan elemen 𝐸 disebut sisi dari 𝐺. Biasanya titik digambarkan dengan titik- titik pada bidang dan sisi digambarkan dengan garis yang menghubungkan dua titik pada bidang. Dengan demikian, suatu graf dapat didefinisikan sebagai suatu pasangan terurut antara himpunan titik 𝑉 dan himpunan sisi 𝐸 yang dinotasikan dengan 𝐺 = (𝑉, 𝐸).
Pelabelan graf merupakan suatu topik dalam teori graf yang semakin berkembang, baik secara teoritis maupun dalam aplikasi. Pelabelan graf didefinisikan sebagai suatu pemetaan yang memetakan himpunan bagian dari unsur-unsur dari graf ke suatu himpunan bilangan (umumnya himpunan bilangan bulat positif atau non-negatif), yang diperkenalkan oleh Sedláček (1963). Pelabelan dengan domain titik disebut pelabelan titik, pelabelan dengan domain sisi disebut
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2
pelabelan sisi, serta pelabelan dengan domain gabungan titik dan sisi disebut pelabelan total (Wallis,2007).
Salah satu jenis pelabelan pada graf adalah pelabelan tidak teratur.
Pelabelan tidak teratur (irregular labeling) pada graf G didefinisikan sebagai suatu pemetaan yang memetakan sisi dari G kehimpunan bilangan bulat positif, sedemikian sehingga semua titiknya mempunyai bobot yang berbeda (Chartrand dkk, 1988)
Beberapa peneliti telah menentukan nilai total tidak teratur titik pada beberapa graf. Slamin dkk (2011) telah menentukan nilai total tidak teratur titik dari Sun graphs. Rajasingh I. dkk (2013) menentukan nilai total tidak teratur titik dari graf Windmill. Wijaya K. dkk (2011) menentukan nilai total tidak teratur titik pada graf Cocktail Party. Ahmad A. dkk (2013) menentukan nilai total tidak teratur titik pada graf Cubic. Wijaya K. dkk (2005) menentukan nilai total tidak teratur titik pada graf Bipartit lengkap.
Graf yang akan diberi label dalam skripsi ini disebut graf grid sebanyak n titik yang diberi simbol 𝐺𝑛2 di mana 𝑛 ≥ 2. Definisi formal graf grid akan diberikan kemudian pada Bab II Tinjauan Pustaka.
Rajasingh I. dkk (2011) telah menentukan nilai total tidak teratur sisi pada graf Grid. Namun Rajasingh I. dkk (2011) belum menentukan nilai total tidak teratur titik pada Graf Grid. Sehingga penentuan nilai total tidak teratur titik pada Graf Grid masih terbuka, maka penulis bermaksud melakukan penelitian untuk mencari nilai total tidak teratur titik Graf Grid melalui skripsi yang berjudul
“Penentuan Nilai Total Ketidakteraturan Titik Graf Grid”.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
3 1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimana menentukan nilai total ketidakteraturan titik dari graf grid.
1.3. Batasan Masalah
Pada penelitian ini penulis hanya membahas tentang pelabelan total
ketidakteraturan titik pada graf grid yang dinotasikan dengan 𝐺𝑛2 dimana 𝑛 ≥ 2.
1.4. Tujuan Penelilitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai total ketidakteraturan titik dari graf grid.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tentang pelabelan total tidak teratur, nilai total ketidakteraturan titik.
2. Untuk menambah pemahaman dan penguasaan pembaca tentang pelabelan total tidak teratur dan nilai total ketidakteraturan.
3. Dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian terkait nilai total ketidakteraturan suatu graf.
1.6. Sistematika Penulisan
Tugas akhir ini terdiri dari 4 bab sebagai berikut:
a) Bab I Pendahuluan, yang memuat latar belakang, rumusan masalah, Batasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan.
b) Bab II Tinjauan Pustaka, dalam bab ini disajikan secara singkat mengenai konsep dasar, yaitu berbagai macam definisi dan teorema-teorema pada teori graf yang relevan dengan dengan pelabelan total tidak teratur titik pada graf grid dalam bentuk definisi,.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
4
c) Selanjutnya, dalam Bab III Hasil dan Pembahasan, dalam bab ini dibahas mengenai hasil utama dari tugas akhir ini yaitu memuat definisi dari graf grid dan pebuktian terhadap hasil yang telah diperoleh.
d) Bab IV Penutup, bab ini memuat kesimpulan dari pengerjaan tugas akhir secara keseluruhan dan juga terdapat saran yang ditujukan bagi peneliti lain agar bisa mengembangkan penelitian ini.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini diberikan beberapa definisi dan konsep dasar pada teori graf, jenis-jenis graf, terminologi graf, serta penjelasan mengenai pelabelan pada graf yang digunakan pada bab selanjutnya.
2.1. Pengertian Graf
Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler pada tahun 1736. Graf merupakan pasangan himpunan titik dan himpunan sisi. Secara formal definisi graf dituliskan sebagai berikut.
Definisi 2.1.1 Graf 𝐺 adalah suatu pasangan himpunan (𝑉, 𝐸) dimana 𝑉 tak kosong dan 𝐸 bisa kosong. Himpunan 𝐸 merupakan himpunan pasangan tak terurut dari elemen 𝑉.
Elemen V disebut titik dari G dan elemen E disebut sisi dari G. Himpunan titik dari graf 𝐺 biasanya dinotasikan dengan 𝑉(𝐺) dan himpunan sisi dinotasikan dengan 𝐸(𝐺). Banyaknya unsur dari 𝑉(𝐺) disebut order dari 𝐺 dan banyaknya anggota dari 𝐸(𝐺) disebut ukuran (size) dari 𝐺. Misalkan 𝑢, 𝑣 ∈ 𝑉(𝐺) 𝑑𝑎𝑛 𝑒 = {𝑢, 𝑣} ∈ 𝐸(𝐺). Penulisan sisi {𝑢, 𝑣} selanjutnya ditulis 𝑢𝑣.
Contoh 1:
𝑣1 𝑣2 𝑣3
𝑣4 𝑣5
Himpunan titik dan sisi graf 𝐺 pada Gambar 2.1 masing-masing adalah:
𝑉(𝐺) = {𝑣1, 𝑣2,𝑣3, 𝑣4, 𝑣5} 𝑑𝑎𝑛 𝐸(𝐺) = {𝑣1𝑣2, 𝑣1𝑣3, 𝑣1𝑣5, 𝑣1𝑣4, 𝑣3𝑣4, 𝑣4𝑣5}, dan order serta size dari graf 𝐺 adalah 5.
Gambar 2.1. Graf G
UNIVERSITAS HASANUDDIN
6 2.2. Perkalian Kartesius
Perkalian kartesius (Cartesian product) dari himpunan A dan B, dinotasikan dengan 𝐴 × 𝐵 adalah himpunan yang elemennya merupakan pasangan terurut dengan komponen pertama yang berasal dari himpunan A dan komponen kedua yang berasal dari himpunan B, atau
𝐴 × 𝐵 = {(𝑎, 𝑏)|𝑎 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑏 ∈ 𝐵}
Definisi 2.2.1 Perkalian kartesius dari graf 𝐺1(𝑉1, 𝐸1) dan 𝐺2(𝑉2, 𝐸2) adalah graf yang dinotasikan dengan 𝐺 = 𝐺1× 𝐺2 dan mempunyai titik 𝑉(𝐺) = 𝑉(𝐺1) × 𝑉(𝐺2), dua titik (𝑢1, 𝑢2) 𝑑𝑎𝑛 (𝑣1, 𝑣2) 𝑑𝑖 𝑔𝑟𝑎𝑓 𝐺 bertetangga jika dan hanya jika salah satu dari dua hal berikut berlaku (Chartrand dan Lesniak, 1986):
1. 𝑢1 = 𝑣1 dan 𝑢2𝑣2 ∈ 𝐸(𝐺2) 2. 𝑢2 = 𝑣2 dan 𝑢1𝑣1 ∈ 𝐸(𝐺1) Contoh 2:
𝑢2 𝑣3 (𝑢2,𝑣3)
(𝑢2, 𝑣1) (𝑢2, 𝑣2) 𝑢1 𝑣1 𝑣2 (𝑢1, 𝑣3)
(𝑢1, 𝑣1) (𝑢1, 𝑣2)
(a) (b) (c)
Gambar 2.2. (a) Graf 𝑃2, (b) Graf 𝐶3, (c) Graf 𝑃2 × 𝐶3 2.3.Terminologi Graf
Dalam mempelajari graf terdapat beberapa termonologi (istilah) yang berkaitan dengan graf. Berikut ini didefinisikan beberapa termonologi yang akan digunakan pada bab pembahasan tugas akhir ini.
Definisi 2.3.1 Misal 𝐺 adalah suatu graf dan {𝑢, 𝑣} ∈ 𝑉(𝐺). Jika 𝑒 = 𝑢𝑣 ∈ 𝐸(𝐺), maka sisi e dikatakan terkait (incident) dengan titik 𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑣.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
7
Definisi 2.3.2 Dua buah titik pada graf dikatakan bertetangga (adjacent) bila keduanya dihubungkan oleh suatu sisi. Dengan kata lain, u bertetangga dengan v jika uv adalah sebuah sisi pada graf 𝐺.
Definisi 2.3.3 Misalkan v adalah suatu titik di graf 𝐺. Derajat titik v adalah banyaknya sisi yang terkait dengan titik v, dinotasikan deg(v). Notasi ∆(𝐺) merupakan notasi yang menyatakan derajad maksimum titik dari G dan 𝛿(𝐺) merupakan notasi derajat minimum titik dari 𝐺.
Definisi 2.3.4 Lintasan yang panjangnya n dari titik awal 𝑣0 ke titik tujuan 𝑣𝑛 didalam graf 𝐺 adalah barisan berselang-seling titik-titik dan sisi-sisi yang berbentuk 𝑣0, 𝑒1, 𝑣1, 𝑒2, 𝑣2, … , 𝑣𝑛−1, 𝑒𝑛, 𝑣𝑛 sedemikian sehingga 𝑒1 = 𝑣0𝑣1, 𝑒2 = 𝑣1𝑣2, … , 𝑒𝑛 = 𝑣𝑛−1𝑣𝑛 adalah sisi dari graf, dan semua titik yang dilalui berbeda.
Contoh 3:
𝑣1 𝑒1 𝑣2 𝑒2 𝑣3 𝑣4 𝑒8 𝑒7 𝑒6 𝑒5 𝑒4 𝑒3
𝑣8 𝑒10 𝑣7 𝑒9 𝑣6 𝑣5 Gambar 2.3. Graf G
Himpunan titik dan himpunan sisi dari G adalah
𝑉(𝐺) = {𝑣1, 𝑣2, 𝑣3, 𝑣4, 𝑣5, 𝑣6, 𝑣7, 𝑣8} 𝐸(𝐺) = {𝑒1, 𝑒2, 𝑒3, 𝑒4, 𝑒5, 𝑒6, 𝑒7, 𝑒8}.
Berdasarkan graf G diperoleh
(i) Titik 𝑣1 dan titik 𝑣2 bertetangga, sedangkan titik 𝑣1 dan 𝑣3 tidak bertetangga.
(ii) Sisi 𝑒1 = 𝑣1𝑣2 terkait dengan titik 𝑣1 dan 𝑣2, sedangkan sisi 𝑒1 tidak terkait dengan 𝑣3 dan 𝑣4.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
8
(iii) Derajat pada titik 𝑣1 adalah deg(𝑣1) = 3 dan derajat pada titik 𝑣4 adalah deg(𝑣4) = 0. Sedangkan derajat maksimum dari graf G adalah ∆(𝐺) = 4 dan derajat minimum dari graf G adalah 𝛿(𝐺) = 0.
(iv) 𝑣1− 𝑒1− 𝑣2− 𝑒2− 𝑣3− 𝑒3− 𝑣5 merupakan lintasan terbuka yaitu lintasan yang memiliki titik awal dan titik akhir yag berbeda dan 𝑣1 − 𝑒1− 𝑣2− 𝑒6 − 𝑣7− 𝑒10− 𝑣8− 𝑒8− 𝑣1 merupakan lintasan tertutup yaitu lintasan yang berawal dan berakhir pada titik yang sama.
2.4. Jenis-jenis Graf
Beberapa graf dikelompokkan berdasarkan ciri khusus dari setiap graf. Pada subbab ini akan dipaparkan beberapa jenis graf yang digunakan pada penelitian ini.
Definisi 2.4.1 Graf lintasan dengan n titik dan n-1 sisi, dimana n ≥ 2, dinotasikan dengan 𝑃𝑛 adalah graf dengan barisan titik 𝑣1, 𝑣2, … , 𝑣𝑛 dan 𝑣𝑖𝑣𝑖+1 ∈ 𝐸(𝑃𝑛), 𝑖 = 1, 2, … , 𝑛 − 1 𝑑𝑎𝑛 𝑣𝑖 ≠ 𝑣𝑗 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑖 ≠ 𝑗.
𝑃2 𝑃3 𝑃4 Gambar 2.4. Graf Lintasan
Definisi 2.4.2 Graf sederhana adalah graf yang tidak mengandung gelang (loop) dan sisi ganda (multiple edges). Gelang (loop) adalah sisi yang berawal dan berakhir pada titik yang sama, sedangkan sisi ganda (multiple edges) adalah sisi yang menghubungkan pasangan titik yang sama.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
9
𝑣1 𝑣2 𝑣1 𝑣2 𝑣1 𝑣3
𝑣3 𝑣4 𝑣3 𝑣4 𝑣2 𝑣4
(a) (𝑏) (c)
Gambar 2.5. (a) Graf sederhana, (b) Graf tak sederhana, (c) Graf tak sederhana Definisi 2.4.3 Suatu graf G dikatakan graf terhubung jika untuk setiap dua titik u dan v terdapat suatu lintasan dari u ke v.
Definisi 2.4.4 Graf lingkaran dengan n titik dan n sisi dimana 𝑛 ≥ 3 merupakan graf terhubung yang dibentuk dari lintasan tertutup yaitu lintasan yang berawal dan berakhir pada titik yang sama, dimana setiap titiknya berderajad 2 dan masing-masing titiknya dilalui tepat satu kali. Graf lingkaran dinotasikan dengan 𝐶𝑛.
𝐶3 𝐶4 𝐶5 Gambar 2.6. Graf Siklus
Definisi 2.4.5 Graf grid adalah graf yang merupakan hasil kali cartesius dari graf lintasan 𝑃𝑛× 𝑃𝑛. Graf grid dengan 𝑛 × 𝑛 titik dinotasikan dengan 𝐺𝑛2 (Weisstein dan Eric W).
UNIVERSITAS HASANUDDIN
10 Contoh 3:
Misalkan diberikan graf lintasan 𝑃3 dan 𝑃3. Graf grid 𝐺32 diperoleh dari hasil kali cartesius dari graf lintasan 𝑃3 dan 𝑃3.
𝑢3 𝑣3 (𝑢3, 𝑣1) (𝑢3, 𝑣2) (𝑢3, 𝑣3)
𝑢2 𝑣2 (𝑢2, 𝑣1) (𝑢2, 𝑣2) (𝑢2, 𝑣3)
𝑢1 𝑣1 (𝑢1, 𝑣1) (𝑢1, 𝑣2) (𝑢1, 𝑣3) 𝑃3 𝑃3
Gambar 2.7. Graf 𝑃3 dan 𝑃3 Gambar 2.8. Graf 𝐺32 2.5. Pelabelan Graf
Penelitian mengenai teori graf terus mengalami perkembangan. Salah satu pembahasan yang terus berkembang adalah pelabelan graf. Objek kajiannya berupa graf. Dalam definisi pelabelan graf yang dimaksud dengan elemen-elemen graf dalam tulisan ini adalah titik dan sisi dari graf.
Definisi 2.5.1 Pelabelan graf adalah suatu fungsi yang memasangkan elemen- elemen graf kesuatu himpunan bilangan bulat positif.
Jika domain dari suatu fungsi pelabelan adalah titik, maka pelabelan tersebut dinamakan pelabelan titik (vertex labeling). Jika domain dari suatu fungsi pelabelan adalah sisi, maka pelabelan tersebut dinamakan pelabelan sisi (edge labeling), dan jika domain dari suatu fungsi pelabelan adalah titik dan sisi, maka pelabelan tersebut dinamakan pelabelan total (total labeling).
Definisi 2.5.2. Bobot titik v pada pelabelan total f adalah label titik v ditambahkan dengan jumlah semua label sisi yang terkait dengan v, yaitu wt(v) = f(v) +
∑𝑢∈𝑉 𝑓(𝑢𝑣).
UNIVERSITAS HASANUDDIN
11 Contoh 3
𝑣3 𝑣4 2 2 2
5 6
1 2
𝑣1 𝑣2 3 4
1 1 1 Gambar 2.9 Pelabelan total pada graf siklus 𝐶4
Misal f adalah pelabelan total pada graf siklus 𝐶4 seperti pada Gambar 2.9, yaitu:
𝑓(𝑣1) = 1 𝑓(𝑣1𝑣2) = 1
𝑓(𝑣2) = 1 𝑓(𝑣1𝑣3) = 1
𝑓(𝑣3) = 2 𝑓(𝑣2𝑣4) = 2
𝑓(𝑣4) = 2 𝑓(𝑣3𝑣4) = 2
Bobot titik 𝑣1, 𝑣2, 𝑣3 𝑑𝑎𝑛 𝑣4 masing-masing adalah:
𝑤𝑡(𝑣1) = 𝑓(𝑣1) + 𝑓(𝑣1𝑣2) + 𝑓(𝑣1𝑣3)) = 1 + 1 + 1 = 3 𝑤𝑡(𝑣2) = 𝑓(𝑣2) + 𝑓(𝑣1𝑣2) + 𝑓(𝑣2𝑣4)) = 1 + 1 + 2 = 4 𝑤𝑡(𝑣3) = 𝑓(𝑣3) + 𝑓(𝑣1𝑣3) + 𝑓(𝑣3𝑣4) = 2 + 1 + 2 = 5 𝑤𝑡(𝑣4) = 𝑓(𝑣4) + 𝑓(𝑣3𝑣4) + 𝑓(𝑣2𝑣4) = 2 + 2 + 2 = 6 2.6. Pelabelan Total Tidak Teratur Titik
Definisi 2.6.1. Misalkan G(V,E) adalah grad sederhana. Suatu pelabelan 𝑓: 𝑉 ∪ 𝐸 → {1,2,3, … , 𝑘} disebut pelabelan-k total tidak teratur titik (total vertex irregularity k-labeling) pada graf G jika setiap dua titik x dan y yang berbeda pada V, berlaku
𝑤𝑡(𝑥) ≠ 𝑤𝑡(𝑦)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
12 dimana
𝑤𝑡(𝑥) = 𝑓(𝑥) + ∑𝑢∈𝑉(𝐺)𝑓(𝑥𝑢) Contoh 4:
2 2 2 2 2 2
5 6 5 6
1 2 1 2 3 4 3 5 1 1 1 1 1 2
(i) (ii)
3 2 4 5 1 2 6 8 8 7 1 2 2 4
4 7 6 9 2 1 2 1 3 2
(iii) (iv) Gambar 2.10 Pelabelan total pada 𝐺22.
Gambar 2.10(i) merupakan suatu pelabelan-2 total ketidakteraturan titik karena semua bobot titiknya berbeda. Gambar 2.10(iii) merupakan suatu pelabelan-4 total ketidakteraturan titik dan masing-masing titiknya memiliki bobot yang berbeda.
Gambar 2.10(iv) juga merupakan suatu pelabelan-5 total ketidakteraturan titik dan masing-masing titiknya memiliki bobot yang berbeda, sedangkan Gambar 2.10(ii) bukan merupakan pelabelan-2 total ketidkteraturan titik karena terdapat bobot titik yang sama yaitu wt(𝑣4) = wt(𝑣5) = 7.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
13
Definisi 2.6.2 Nilai total ketidakteraturan titik dari G adalah bilangan bulat positif terkecil k sedemikian sehingga G mempunyai suatu pelabelan-k total ketidakteraturan titik, yang dinotasikan dengan tvs(G).
Gambar 2.10(i) merupakan suatu pelabelan-2 total ketidakteraturan titik pada 𝐺22. Gambar 2.10(iii) merupakan pelabelan-4 total ketidakteraturan titik pada 𝐺22. Sedangkan gambar 2.10(iv) merupakan pelabelan-5 total ketidakteraturan titik pada 𝐺22. Namun, 𝐺22 tidak mempunyai suatu pelabelan-1 total ketidakteraturan titik. Sehingga diperoleh k terkecil adalah 2. Dengan demikian nilai total ketidakteraturan titik pada 𝐺22 adalah 2.
Bᾰca dkk. (2007) memberikan batas bawah dan batas atas nilai total ketidakteraturan titik dari sebarang graf 𝐺 sebagai berikut.
Teorema 2.6.1 Misal sebuah graf 𝐺(𝑉, 𝐸) dimana 𝑛 adalah banyaknya titik dengan derajat minimum 𝛿(𝐺) dan derajat maksimum ∆(𝐺), maka berlaku
⌈(𝑛 + 𝛿(𝐺))
(∆(𝐺) + 1)⌉ ≤ 𝑡𝑣𝑠(𝐺) ≤ 𝑛 + ∆(𝐺) − 2𝛿(𝐺) + 1.
Bukti:
Misalkan 𝐺 = (𝑉, 𝐸) adalah graf sebarang berorde 𝑛 dengan derajat titik terbesar ∆= ∆(𝐺) dan derajat terkecil 𝛿 = 𝛿(𝐺) . Karena bobot suatu titik tertentu dari 𝐺 adalah jumlah dari label titik tersebut dan semua label sisi yang terkait dengan titik tersebut, bobot titik terbesar dari 𝐺 tidak kurang dari 𝑛 + 𝛿. Bobot titik ini merupakan jumlah dari paling banyak ∆ + 1 bilangan bulat positif. Karena itu, label terbesar untuk bobot ini tidak kurang dari ⌈(𝑛+𝛿)(∆+1)⌉. Ini berarti bahwa 𝑡𝑣𝑠(𝐺) ≥ ⌈(𝑛+𝛿)(∆+1)⌉.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
14 BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, akan diuraikan bukti hasil yang telah penulis peroleh.
Penentuan nilai ketidakteraturan titik graf grid dilakukan dengan cara menentukan batas bawah terbesar dan batas atas terkecil.
3.1 Graf Grid (𝑮𝒏𝟐).
Sub bab ini membahas definisi himpunan titik dan himpunan sisi pada graf grid 𝑮𝒏𝟐.
Selanjutnya akan didefinisikan himpunan titik dan himpunan sisi dari graf
grid (𝐺𝑛2). Himpunan titik dan himpunan sisi pada graf grid (𝐺𝑛2) untuk 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑛 dan 𝑗 = 1,2,3, … , 𝑛 sebagai berikut
𝑉 = { 𝑥𝑖,𝑗|1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑛; 1 ≤ 𝑗 ≤ 𝑛} dan
𝐸 = { 𝑥𝑖,𝑗𝑥𝑖,𝑗+1|1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑛, 1 ≤ 𝑗 ≤ 𝑛 − 1} ∪ { 𝑥𝑖,𝑗𝑥𝑖+1,𝑗|1 ≤ 𝑗 ≤ 𝑛, 1 ≤ 𝑖 ≤ 𝑛 − 1}.
Gambar 3.1 Graf Grid (𝐺𝑛2)
𝑥𝑛,1 𝑥𝑛,2 𝑥𝑛,3 𝑥𝑛,𝑛
𝑥3,1 𝑥3,𝑛
𝑥2,1 𝑥2,𝑛
𝑥1,1 𝑥1,2 𝑥1,3 𝑥1,𝑛
𝑥2,2 𝑥3,2
𝑥2,3 𝑥3,3
UNIVERSITAS HASANUDDIN
15 Gambar 3.2 Graf 𝐺32.
Pada Gambar 3.2 diberikan contoh graf 𝐺32 dengan himpunan titik dan sisi sebagai berikut:
𝑉(𝐺32) = {𝑥1,1, 𝑥1,2, 𝑥1,3, 𝑥2,1, 𝑥2,2, 𝑥2,3, 𝑥3,1, 𝑥3,2, 𝑥3,3} dan 𝐸(𝐺32) = {𝑥1,1𝑥1,2, 𝑥1,2𝑥1,3, 𝑥2,1𝑥2,2, 𝑥2,2𝑥2,3, 𝑥3,1𝑥3,2, 𝑥3,2𝑥3,3,
𝑥1,1𝑥2,1, 𝑥2,1𝑥3,1, 𝑥1,2𝑥2,2, 𝑥2,2𝑥3,2, 𝑥1,3𝑥2,3, 𝑥2,3𝑥3,3}.
3.2 Nilai Total Ketidakteraturan Titik Graf Grid 𝑮𝒏𝟐.
Sub bab ini membahas tentang hasil penentuan nilai total ketidakteraturan titik graf grid. Dalam penentuan nilai total ketidakteraturan titik graf grid, diawali dengan memberikan label sisi dan label titik pada graf grid (𝐺𝑛2) untuk 𝑛 ≥ 2 dengan mempertimbangkan hal berikut:
1. Batas bawah dengan menggunakan Teorema 2.6.1 2. Batas atas dengan pemberian label pada titik dan sisi 3. Bobot setiap titik berbeda
4. Mempertahankan pola pemberian label titik dan sisi.
𝑥1,1
𝑥1,2 𝑥1,3
𝑥2,1 𝑥2,2 𝑥2,3
𝑥3,1 𝑥3,2 𝑥3,3
UNIVERSITAS HASANUDDIN
16 Kasus I. Untuk 𝑛 genap
Berdasarkan Teorema 2.6.1, untuk 𝑛 = 2,4,6, … batas bawah nilai total ketidakteraturan titik graf grid dapat dilihat pada Tabel 3.1berikut.
Tabel 3.1 Batas bawah nilai total ketidakteraturan titik graf grid (𝐺𝑛2)
𝑛 𝛿(𝐺) ∆(𝐺)
⌈(𝑛2+ 𝛿(𝐺))
(∆(𝐺) + 1)⌉ ≤ 𝑡𝑣𝑠(𝐺)
2 2 2 2
4 2 4 4
6 2 4 8
8 2 4 14
10 2 4 21
12 2 4 30
⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝑛 2 4
⌈(𝑛2 + 2) 5 ⌉ Keterangan:
𝛿(𝐺) = derajat minimum
∆(𝐺) = derajat maksimum
Selanjutnya untuk menentukan batas atasnya, maka titik dan sisi 𝐺𝑛2 untuk 𝑛 = 2,4,6, … diberi label sebagai berikut.
2
1
1 1
2
2 2 1
1
1
Gambar 3.3 Pelabelan-2 total tidak teratur titik graf 𝐺22.
UNIVERSITAS HASANUDDIN
17
2 2 3 4 4 2 2
2
1
1 1
1 4
3
2
2 4
1 2
4
4 4
4
4 4
4 1
1 2
4 4 4
2 2
1 1 3 1 4 1
1
1 1 3 1 2 1 3 1 6 1 1
1 1 1 1
2 2
6
3 4 5
1 2
6 2 2 3 4 2
6 2
8 2 8 2
5 2 3 8
2 4 4 2
6 6 6 6
6 6 6
4 8 8 4 6
3 4
3 4
4
7
5 4
5
6
6 7
6
6 7
6 6 6
7 6 6
7 6
7
6 7 7 6
6 7
6
5 6 7
7 8
8 8 8
8
Gambar 3.4 (a) Pelabelan-4 total tidak teratur titik 𝐺42 dan (b) Pelabelan-8 total tidak teratur titik 𝐺62
(a) (b)
1 1
2 2
3 2 3 4 5 8
1 1 1 1 1 1 1
3 4 5 6 7 8 1 1
1 1 1 1
1 2
1 2 3 4 5 6
8 2 8 2 8 2
9 2 3 4 5 14 1
2 10 2 10 2 10 2
8 8 8 8 8 8
8 8 8 8 8 8
2 4 4 4 4 2
4 12 12 12 12 4
8
8 8
8 8 8 8
8 8 8 8 8 8
8 8
8 8
8 8 8
9
9 9 9 9
9 9 9 9 9 9 9
9 9
9 9
14
14 14 14
14 14 14
14 14 14 14 14 14
14 14 14 14
14 14
14 14
14 14
14
5 5
7 8
9 10
6
7 8
6
7 8
6 7 8 9
10 6
7 8 9
11 12 13
10 11 12 13
4 5
6 7
8 9 10 11
Gambar 3.5 Pelabelan-14 total tidak teratur titik 𝐺82
UNIVERSITAS HASANUDDIN
18
3 1
1
3 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 1
2 1
4 1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
1 10
2 2 12 20
2
10
10 2
2
2 10
1
1 1 3 1 2 1 3 1
4 1 5 1 6 1 7 1 10 1 1
13 12 2 2 3 12 4 2
2 5 12 6 2 7 2 2
2
2 1 10 10
2 2 3 2 4 10 10
2 5 6 7 8
2
2 4 4 4 4 4 4 2
10 10 10 10 10 10 10 10
10 10 10 10 10 10 10 10
4 16 16 16 16 16 16 4
10
10 11 10
11 10
11 10
11
10 11 10
11 10
10 10
11 10
11 10
11 10
11 10
11 10
11 10
11 10 11
10 11
10 11
10 11
10 11 10 10 11
10 11
10 11
10 11
10 11
10 11
7 8
7 8
8 9 10 11 12 13
13
8 9 10 11 12
14 15
16 17 18 19
14 15 16 17 18 19
17 17
21
17 21 17
21 17
21 17
17 17
17
17 17 21 17 17
21
17
21 21
21 17 21
17 21
17 21 21
17 21 17
21 17
21
11 12
13 14
5 6 7 8
9 10 11 12
13 14 15 16
17 18 19 20
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
21 21
21
21 21
21
21 21
21 21
21 21 21
21
21 21
21 21 21
21 21 21
21 21
15 16
17 18
Gambar 3.6 Pelabelan-21 total tidak teratur titik 𝐺102 .
UNIVERSITAS HASANUDDIN
19 -
Gambar 3.7 Pelabelan-30 total tidak teratur titik 𝐺122 1
2 2
1 1 1 3 1 1 1 1 7 1 8 1 9 1 12 1 1
1 3
1 3 4
1 3 5 3
1 3 6 3 1 3 7 3
1 3 8 3
1 3 9 3
1 3 10 3 1 3
1 3 11 3 1 3
1 3 12 3 1 3
1 3
2 3
1 3
2 3 2 3
3 3 12 2 3
4 3 5 23 3 6 7 8 9 2 3
2 3
12 12
2 17 14 2 2 3 14 4 5 6 7 8 9
14 14 14
2 2 2 2
2 2
4
4 4 4 4 4 4 4 4
12 12 12
12 12 12 12 12 12
12 12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
20 20 20 20 20 20 20 20 4
15 16
17 18
9 10
11 12
9 10
9 10
15 16
17 18
23 24
25 26
12
12 13
12 15
12 15
12 15
12 15 12
15
12 15
12 13 12
12 12
13 12
15 12
15 12
15 12
15 12
15 12
15 12
13
12 12
13 12
15 15
12 15
12
15 12
15 12
15 12 13
12 12 13
12 15
12 15
12 15
12 15
12 15
12 15
12 13
10 9 10 11 12 13 14 17
10 9 10 11 12 13 14 17
18 17 18 19 20 21 22 25
18 17 18 19 20 21 22 25
5 6 7 8 9 10
11 12 13
14 15 16
17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28
21 21
25
21 25 21
25 21
25 21
25 21
25 21
21 21
25 21
25 21
25 21
25 21
25 21
25 21
2521
25 21
25 21 25
21 25 21
25 21 21 25
21 25
21 25
21 25
21 25
21
9 10 11 12 25
13 14 15 16
17 18 19 20
21 22 23 24
26
26 26
29 29
26 29
26 29 26 26 26
29 26
29 26
29 26
29
26 26
29
26 29
26 29
26 26 29
29 26 29
26 29
26 17 18 29
19 20
21 22
23 24
29
29 29
30 29 30 30
30 30 30 30
30 30
30 30 30
29 29 29
29
30 30 30
30
12 12 10
3 2 4 5 6
UNIVERSITAS HASANUDDIN
20
Berdasarkan pelabelan seperti pada Gambar 3.3 sampai dengan Gambar 3.7 diperoleh suatu pelabelan titik dan sisi untuk 𝑛 = 2,4,6, … sebagai berikut.
Perhatikan bahwa 𝑡 = ⌈(𝑛25+2)⌉.
Label titik pada lapisan 1
𝑓(𝑥1,1) = 𝑓(𝑥1,𝑛) = 1 𝑛 = 2,4, … 𝑓(𝑥𝑛,1) = 𝑓(𝑥𝑛,𝑛) = 2 𝑛 = 2,4, … 𝑓(𝑥1,𝑗) = {𝑗 + 1
𝑗 − 1
2≤𝑗≤𝑛−1;𝑛=4,𝑗=2,𝑛−1 ;𝑛=6,8,…
3≤𝑗≤𝑛−2;𝑛=6,8,…
𝑓(𝑥𝑖,1) = 𝑖 + 1 2 ≤ 𝑖 ≤ 𝑛 − 1; 𝑛 = 4,6, … 𝑓(𝑥𝑖,𝑛) = 𝑖 − 1 2 ≤ 𝑖 ≤ 𝑛 − 1; 𝑛 = 4,6, …
𝑓(𝑥𝑛,𝑗) = {
𝑗 + 1
2(𝑛 − 4) + (𝑗 − 1) 𝑗 − 1
2≤𝑗≤𝑛−1;𝑛=4 𝑗=2,𝑛−1;𝑛=6,8,…
3≤𝑗≤𝑛−2;𝑛=6,8,…
Label titik pada lapisan 2
𝑓(𝑥2,2) = 𝑓(𝑥𝑛−1,2) = 𝑛 − 3 𝑛 = 4,6, … 𝑓(𝑥2,𝑛−1) = 𝑓(𝑥𝑛−1,𝑛−1) = 𝑛 − 2 𝑛 = 4,6, … 𝑓(𝑥2,𝑗) = {(𝑛 − 5) + 𝑗
𝑗 + 5 3≤𝑗≤𝑛−2;𝑛=6,8,𝑗=3,𝑛−2;𝑛=10,12,…
4≤𝑗≤𝑛−3;𝑛=10,12,…
𝑓(𝑥𝑖,2) = { (𝑛 − 5) + 𝑖
𝑖 + 5 3≤𝑖≤𝑛−2;𝑛=6,8,𝑖=3,𝑛−2;𝑛=10,12,…
4≤𝑖≤𝑛−3;𝑛=10,12,…
𝑓(𝑥𝑖,𝑛−1) = {2(𝑛 − 4) + (𝑖 − 1)
𝑛 + (𝑖 + 1) 𝑖=3,𝑛−2;𝑛=6,8,…,4≤𝑖≤𝑛−3;𝑛=8,10 4≤𝑖≤𝑛−3;𝑛=12,14,…
𝑓(𝑥𝑛−1,𝑗) = {2(𝑛 − 4) + (𝑗 − 1)
𝑛 + (𝑗 + 1) 𝑗=3,𝑛−2;𝑛=6,8,…,4≤𝑗≤𝑛−3;𝑛=8,10 4≤𝑗≤𝑛−3;𝑛=12,14,…
Label titik pada lapisan 3
𝑓(𝑥3,3) = 5 𝑛 = 6,8 𝑓(𝑥3,𝑛−2) = 6 𝑛 = 6,8 𝑓(𝑥𝑛−2,3) = 7 𝑛 = 6,8 𝑓(𝑥𝑛−2,𝑛−2) = 8 𝑛 = 6,8