A. Latar Belakang Masalah
Perkawinan adalah berkumpulnya dua insan yang semula terpisah dan berdiri sendiri menjadi satu kesatuan yang utuh dan bermitra. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan pernikahan menjadikan seseorang mempunyai pasangan.1 Sebagai tambahan disini bahwa seorang laki-laki yang hidup tanpa seorang perempuan terasa belum lengkap, begitu pula sebaliknya dengan perempuan. Dengan demikian, suami adalah pasangan isteri dan sebaliknya isteri adalah pasangan suami.2
Secara langsung perkawinan adalah dimana bertemunya dua mahluk lawan jenis yang mempunyai kepentingan dan pandangan hidup yang sama-sama sejalan, sedangkan tujuan dari perkawinan itu adalah supaya manusia mempunyai kehidupan yang bahagia, atau dengan kata lain perkawinan yaitu untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah.
Allah menciptakan makhluk serba berpasangan begitupun dengan manusia jadi berkeluarga adalah fitrah hidup. Telah menjadi sunatullah, bahwa setiap orang yang memasuki pintu gerbang pernikahan baik pria maupun wanita atau yang muda dengan yang tua pada dasarnya semuanya ingin menciptakan pernikahan itu menjadi sebuah rumah tangga yang bahagia dan sejahtera.
Perkawinan pun sudah dicatat dalam undang-undang perkawinan pasal 1 no.1 Tahun 1974 tentang perkawinan yang berbunyi : “Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (Rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa”. Adapun tujuan perkawinan yang mulia adalah membina keluarga bahagia, kekal, abadi berdasarkan ketuhanan yang maha esa, maka terdapat pengaturan mengenai hak dan kewajiban suami istri masing-
1 Khoirudin Nasution, Hukum Perkawinan I (Yogyakarta:Acamedia+Tazzafa,2005), 17
2 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Quran: Tafsir Maudhu’I atas pelbagai persoalan Ummat (Bandung: Mizan, 1996), 6.
masing. Istri memiliki hak materil yang berupa mahar dan nafkah serta hak non materil yaitu hubungan yang baik, perlakuan yang baik, dan keadilan dalam berumah tangga. Apabila terpenuhi maka dambaan suami istri dalam kehidupan berumah tangga maka dambaan suami istri dalam kehidupan berumah tangga akan terwujud karena dasar rasa sayang.
Tujuan perkawinan yang mulia adalah membina keluarga bahagia, kekal, abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa maka terdapat pengaturan mengenai hak dan kewajiban suami istri masing-masing. Apabila terpenuhi maka dambaan suami istri dalam berumah tangga akan dapat terwujud krena didasari rasa cinta dan kasih sayang. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ar-Rum ayat 21 yang artinya :
َم ِن ْ ٰيِِٰه هٖٓ َن ٖٓ ل ق َ َكُم ْ َمنِن ٖٓ َكُمِكُمَْ اَزٖٓ ْ َج ٖٓ ٖٓ َٰتُسُمَك ِنِْ ا لَي ِْٖٓ ج ع ز ْ َكُم سَي ْ َوَد تَن َر حَم ة َْ َنِٖٓ َّ َيِْ لِْهَ اٰه ه ٍ اِّ َت ْنِْ ن َْ ُكَم م َِ
Artinya : “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan di jadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda bagi kaum yang berfikir”
Adanya ketentuan-ketentuan mengenai hak dan kewajiban suami istri dalam berumah tangga bertujuan agar pasangan suami dan istri bisa saling mengerti, memahami mana yang menjadi hak masing-masing sesuai dengan pasal 80 Kompilasi Hukum Islam (KHI), tentang kewajiban suami yang berbunyi : suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya. Sehingga dengan adanya aturan tersebut, baik suami ataupun istri masing-masing saling mengetahui hak dan kewajibannya. Hak dan kewajiban suami istri telah diatur oleh dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pada Pasal 34 ayat (1) yang menyatakan bahwa:
Suami wajib melindungi istirnya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
Membina sebuah rumah tangga bukan hanya untuk saling menguasai dan memiliki antara satu pihak dengan pihak yang lain. Karena pernikahan bukan hanya sebagai sarana pemuas nafsu seksual belaka. Didalamnya terdapat banyak tugas dan kewajiban yang besar bagi kedua belah pihak termasuk tanggung jawab ekonomi. Nafkah merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh suami terhadap istrinya, nafkah ini bermacam-macam, bisa berupa makanan, tempat tinggal, pelajaran, perhatian, pengobatan dan juga pakaian meskipun wanita tersebut kaya. Agama islam telah mewajibkan bagi suami untuk menyiapkan kebutuhan istri misalnya nafkah, pakaian ,pengobatan dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan atau dengan ma’ruf3. Suami sebagai tulang punggung keluarga harus mampu bertanggung jawab terhadap keluarganya baik berupa kebutuhan sandang, papan dan pangan. Maupun perlindungan diri. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqoroh ayah 233 :
ِتُي نَأ َداَرَأ ْنَمِل ِنْيَلِماَك ِنْيَلْوَح َّنُهَدَلاْوَأ َنْعِضْرُ ي ُتاَدِلاَوْلٱَو َعاَضَّرلٱ َّم
ُهَل ِدوُلْوَمْلٱ ىَلعَو َة
َلا اَهَعْسُو َّلاِإ ٌسْفَ ن ُفَّلَكُت َلا ِفوُرْعَمْلٱِب َّنُهُ تَوْسِكَو َّنُهُ قْزِر ُلْوَم َلاَو اَهِدَلَوِب ٌ َدِلاَو َّرَّآُت
ُهَّل ٌدو
ِ م ٍضاَرَ ت نَع ًلااَصِف اَداَرَأ ْنِإَف َكِلٰذ ُلْثِم ِثِراَوْلٱ ىَلَعَو ِهِدَلَوِب َمُهْ ن
ِهْيَلَع َحاَنُج َلاَف ٍرُواَشَتَو ا اَم
َّلَس اَذِإ ْمُكْيَلَع َحاَنُج َلاَف ْمُكَدَلاْوَأ ْاۤوُعِضْرَ تْسَت نَأ ْمُّتدَرَأ ْنِإَو َّ تٱَو ِفوُرْعَمْلٱِب مُتْ يَ تت َّّم مُتْم
ْاوُقُو
ٌريِصَب َنوُلَمْعَ ت اَمِب َهَّللٱ َّنَأ ْاۤوُمَلْعٱَو َهَّللٱ
Artinya : Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut.
Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin
3 Yusuf Qardhawi , Fatwa Qardhawi ( Permasalahan, Pemecahan, dan hikmah), Alih Bahasa : Ustad H. Abdurrachman Ali Bausir (Surabaya: Risalah Gusti, 1996) Halaman 276.
menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Selain itu suami juga berkewajiabn menafkahkan keluarga baik istri maupun anaknya. Hal ini di jelaskan dalam surat An-nisa ayat 34 yang berbunyi :
َ ب ٰىَلَع ْمُهَآْعَ ب ُهَّللٱ َلَّآَف اَمِب ِءَّسِ نلٱ ىَلَع َنوُماَّوَ ق ُلاَجِ رلٱ ْمِهِلاَوْمَأ ْنِم ْاوُقُوَفْ نَأ َّمِبَو ٍٍْع
ُتاَحِلاَّصلٱَف َت ىِتَّلالٱَو ُهَّللٱ َظِفَح اَمِب ِبْيَغْلِ ل ٌتاَظِفاَح ٌتاَتِناَق
ُُْهٱَو َّنُهوُظِعَف َّنُهَزوُشُن َنوُفاَخَ
َّنُهوُر
يِبَس َّنِهْيَلَع ْاوُغْ بَ ت َلاَف ْمُكَنْعَطَأ ْنِإَف َّنُهوُبِرْضٱَو ِعِجاَآَمْلٱ ىِف ًاريِبَك ًا يِلَع َناَك َهَّللٱ َّنِإ ًلا
Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain. (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.4
Berdasarkan sabda nabi di atas dapat di pahami bahwa suami dan isteri mempunya hak, kewajibanya, dan tanggungjawab masing masing. Dan harus dijalankan dengan ikhlas. Jika masing masing suami dan isteri menjalankan kewajibannya dan memperhatikan tanggung jawabnya, maka akan terwujudlah ketentraman dan ketenangan hati sehingga kebahagiaan suami dan isteri tersebut menjadi kenyataan.5
Keluarga adalah masyarakat terkecil sekurang-kurangnya terdiri dari pasangan suami istri dan anak anak mereka. Sepasang suami-istri, baik mempunyai maupun anak maupun tidak mempunyai anak tetap saja di sebut sebuah keluarga.
Peran keluarga sangat penting menuntut adanya sebuah tanggung jawab dari setiap anggota keluarga, tidak hanya tanggung jawab kepada Allah SWT, tetapi keluarga dan fungsi-fungsinya merupakan sebuah amanat atau sebuah
4 Kementrian Agama RI, Al-qur’an dan Tafsirnya. Jilid I. Halaman 131.
5Drs Moh Thalib. 1990. Terjemahan Fiqh Sunnah, Jilid VII. Bandung: PT. Al-Ma’arif.
Hlm: 40.
tanggung jawab ke dalam keluarga itu sendiri untuk senantiasa mengembangkan kondisi kehidupan keluarga kepada taraf yang lebih baik. Untuk itu diperlukan adanya sebuah kerja sama dan saling pengertian antara suami istri dalam menjalankan tugas dan kewajiban masing-masing. Hal itu dapat memperkokoh perkawinan dan hidup dalam berkeluarga.
Sedangkan sakinah adalah rasa tentram, rukun dan damai. Seorang akan merasakan sakinah apabila terpenuhinya unsur-unsur hajat hidup spiritual dan material secara layak dan seimbang. Jadi keluarga sakinah adalah satu keluarga yang dalam kehidupan rumah tangganya merasakan, tentram , dan damai, serta mampu memenuhi kebutuhannya secara layak dan seimbang, baik duniawi maupun ukhrawi.
Kata sakinah berarti diam atau tenangnya sesuatu yang bergejolak jadi keluarga sakinah adalah keluarga yang mampu meciptakan suasana kehidupan yang tentram tanpa adanya permasalahan-permasalahan dalam keluarganya.
Keluarga yang baik menurut pandangan islam bisa di sebut dengan keluarga sakinah, ciri utama dari keluarga ini adalah adanya cinta ksih yang permanen antara suami dan istri. Ciri ini juga di bangun atas dasar prinsip bahwa membangun keluarga adalah amanat yang masing-masing terikat untuk menjanlakannya sesuai perintah Allah SWT. Selain itu keluarga sakinah pada dasarnya memperhatikan prinsip terutama saling membantu dan melengkapi dalam pembagian tugas antara suami dan istri dalam domestik maupun publik.
Dalam islam setiap manusia diakui sebagai pemimpin yang masing-masing harus mempertanggung jawabkan kepada istri atau sebaliknya.6
Peran perempuan yang sangat penting dalam sebuah keluarga, yaitu sebagai seorang istri mempunyai tugas dan kewajiban tersendiri yang terkadang tugas tugas itu tidak dapat digantikan oleh orang lain karena itu istri harus benar- benar ikhlas dalam mengerjakan tanggungjawab.
6 Fuaddudin, Pengasuh Anak Dalam Keluarga Islam, (Jakarta: LKA&J, SP,
1999), 6.
Dalam hal ini bukan suami saja yang berperan dalam keluarga tetapi ada peran istri juga. Dan peran istri tidak bisa diganti dengan yang lainnya . seperti sabda nabi Muhammad yang artinya
ع فان ْنَع َةبْقع ن ب ىَسوم انر َب ْخأ و للا د ْبَع انر َبْخأ ن اَدْبَع ان ثَّدَح َلاق َملَس َو و ْيلَع وللا ىلَص ب ي نلا ْن َع اَمه ْنَع وللا َيض ر َرَمع ن با ْنَع ىلَع ع ار ل ج رلا َو ع ار ي م ْْ ْلا َو و تيع ر ْنَع ل و ئْسَم ْم ك لك و ع ار ْم ك لك لك و ع ار ْمك لك ف هد ل َو َو اَهج ْو َز ت ْي ب ىلَع ةيع ار ة أرَملا َو و تْي ب ل ْىأ و تيع ر ْنَع ل و ئْسَم ْمك
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Abdan telah mengabarkan kepada kami Abdullah telah mengabarkan kepada Musa bin Uqbah dari Nafi’ dari Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda :”setiap kalian adalah pemimpin. Dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.
Seorang Amir adalah pemimpin. Seorang suami juga memimpin atas keluarganya. Seorang wanita juga pemimpin atas atas rumah suaminya dan anak-anaknya. Maka setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.” (H.R. Bukhori 4801).7
Dalam hubungan rumah tangga, khususnya suami dan istri mempunyai hak dan kewajiban dalam keluarga. Dengan kaitannya sebagai berikut.
1. Kewajiban suami terhadap istrinya yang merupakan hak istri dari suaminya.
2. Kewajiban istri terhadap suaminya yang merupakan hak suami dari istrinya.
3. Kewajiban bersama suami istri.
4. Hak bersama suami dan istri.
Adapun kewajiban suami terhadap istrinya dapat dibagi ke dalam dua bagian:
7 Abi ‘abdillah Muhammad bin Isma’il Al-Bukhari. Shahih al-bukhrari Juz III, (Bairut:
Dar al-Kutb-‘ilmiyyah tt) 583.
1. Kewajiban yang bersifat materi (kebendaan) yaitu: nafkah dan mahar kewajiban yang bersifat non materi (rohaniah) yaitu : kebutuhan biologis
Jika masing-masing suami istri menjalankan kewajiban dan memperhatikan tanggungjawabnya, akan terwujudlah ketentraman dan ketenangan hati sehingga kebahagiaan suami istri tersebut menjadi kenyataan.
Tulang punggung berasal dari kata dasar tulang, Tulang punggung menurut istilah disebut juga tulang belakang, bersifat kuat tetapi lentur dan menopang hampir dua pertiga dari berat badan. Sehingga tulang punggung yang membuat manusia bisa berdiri tegak. Tulang punggung juga membuat kita bisa melakukan banyak pergerakan tubuh, seperti memutar kepala, menekuk dan sebagainya. Fungsi lain tulang punggung adalah melindungi sumsum tulang belakang, disebut juga saraf-saraf tulang belakang yaitu seikat besar saraf yang bertugas mengirimkan informasi dari otak ke seluruh tubuh8.
Tulang punggung adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Arti dari tulang punggung dapat masuk ke dalam jenis kiasan sehingga penggunaan tulang punggung dapat bukan dalam arti yang sebenarnya. Kata tulang punggung bisa di sebut ungkapan atau idiom adalah gabungan dua atau lebih kata dasar yang memiliki makna baru dan tidak dapat diartikan secara perkata. Ungkapan atau idiom termasuk kedalam makna konotasi atau kias (bukan makna sebenarnya)9.
Sedangakan Tulang punggung keluarga menurut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI adalah seseorang ataupun sesuatu hal yang menjadi pokok kekuatan. Pokok kekuatan dalam hal ini maknanya sebagai penopang ekonomi, sebagai yang menanggung (biaya) kehidupan dan sebagainya.10
8 ttps://www.kompasiana.com/tulangpunggung/5fc9de1b8ede485e6a4b3c73/istilah-tulang- punggung-dalam-keluarga diakses pada hari Jumat 24 Juni 2022 pukul 18.50 Wib
9 https://brainly.co.id/tugas/3764688 diakses pada hari Jumat 24 Juni 2022 pukul 18.50 Wib
10 Abdullah. tanpa thn. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Sandoro Jakarta. Hlm. 35
Dapat disimpulkan menurut penulis bahwa tulang punggung keluarga adalah orang yang menanggung beban dalam aspek rumah tangga meliputi nafkah, tanggungjawab moral, tanggungjawab ekonomi.
Kebutuhan keluarga adalah tanggung jawab suami istri baik lahir maupun batinnya. Pada era modern ini banyak sekali baik laki-laki dan perempuan menjadi PMI (Pekerja Migran Indonesia) untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Dimana kebutuhan semakin banyak, harga pangan semakin mahal.
Dirasa kurang seorang suami belum bisa memenuhi kebutuhan ekonomi sehari hari, maka istri tidak tinggal diam untuk membantu suami dalam mencari nafkah.
Banyak fenomena yang muncul pada masyarakat yang sering dijumpai lebih memilih bekerja menjadi PMI (Pekerja Migran Indonesia). Dalam hal ini, peran perempuan terus mengalami perkembangan tidak hanya dalam keluarga saja tetapi juga dibidang sosial, politik, dan juga bidang ketenaga kerjaan. Banyak pula karena persamaan gender terhadapap kebebasan ruang gerak perempuan mengakibatkan semakin banyaknya PMI (Pekerja Migran Indonesia). Apalagi dijaman sekarang merupakan suatu kewajaran jika perempuan bekerja dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi keluarga.
Sakinah menurut pandangan Ulama di Indonesia. Seperti, Quraish Shihab adalah ketenangan yang dinamis dan aktif. Untuk mencapai sakinah diperlukan kesiapan fisik, mental, dan ekonomi. Karena ketenangan itu memerlukan pemenuhan kebutuhan fisik dan rohani. 11 Kata sakinah berarti diam atau tenangnya sesuatu yang bergejolak, jadi keluarga sakinah adalah keluarga yang mampu menciptakan suasana kehidupan tentram tanpa adanya permasalahan- permasalahan dalam keluarganya. Keluarga yang baik menurut pandangan islam biasa disebut keluarga sakinah, ciri utama dari keluarga ini adalah cinta kasih yang permanen antara suami dan istri. Ciri ini juga dibangun atas prinsip bahwa membangun keluarga adalah amanah yang masing-masing terikat untuk menjalankan sesuai ajaran Allah SWT. Selain itu keluarga sakinah pada dasarnya memperhatikan prinsip terutama saling membantu dan melengkapi dalam
11 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Maudu’i atas berbagai Persoalan umat, (Jakarta: Mizan, 1996), 191
pembagian tugas antara suami dan istri dalam urusan keluarga maupun publik.
Dalam islam setiap manusia diakui sebagai pemimpin yang masing-masing mengharuskan mempertanggung jawabkan kepada istri ataupun sebaliknya.12
Banyak fenomena yang muncul pada masyarakat sekarang seperti kewajiban keluarga dalam mencari nafkah adalah suami, sedangakan peran istri adalah mengurus suami dan anak. Tetapi karena tuntutan zaman dan banyaknya kebutuhan yang harus di penuhi mengakibatkan istri berperan aktif tidak hanya bekerja membantu suami mencari nafkah, tetapi sebagai pencari nafkah utama bagi keluarganya. Hal ini dapat disebabkan suami memiliki keterbatasan kemampuan atau keahlian yang mengakibatkan dirinya tidak mempunyai pekerjaan tetap, sebagian dari mereka bahkan tidak mau bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.13 Beberapa banyak diantaranaya PMI (Pekerja Migran Indonesia) yang bekerja keluar alasannya untuk membantu kesejahteraan keluarga, jika melihat sahabat atau kerabatnya yang baru kembali ke kampung halaman yang bekerja diluar negri menjadi sukses, semakin kuat niat untuk menjadi PMI (Pekerja Migran Indonesia). Dengan bekerja diluar negri harapannya bisa memperbaiki taraf hidup pribadi dan keluarganya. Selain hal itu alasan kenpa para calon PMI (Pekerja Migran Indonesia) meninggalkan kampung halaman karena sukarnya mencari pekerjaan di dalam negri.
Menurut hukum islam mengenai hak wanita karir atau yang bekerja di luar rumah. Harus ditegasan sebelumnya bahwa islam memandang wanita karena peran dan tugasnya dalam masyarakat sebagai ibu dan istri sebagi peran yang mulia. Tetapi tidak ada satupun petunjuk maupun ketetapan dalam agama islam yang meyatakan bahwa wanita dilarang bekerja diluar rumah khususnya jika pekerjaan tersebut membutuhkan peran dan pennaganan wanita. Adapun ulama fiqih meyatakan ada dua alasan dimana seorang perempuan diperbolehkan untuk bekerja diluar rumah untuk mencari nafkah adalah pertama rumah tangga memerlukan banyak biaya untuk kebutuhan sehari hari dan untuk menjalankan fungsi keluarga sementara penghasilan suami belum begitu memadai, suami sakit atau meninggal sehingga ia berkewajiban mencari nafkah bagi dirinya sendiri
12 Fuaddudin, Pengasuhan Anak dalam Keluarga Islam. (Jakarta: LKA&J, SP 1999), 9
13 Mustafa Masyhur, Qudwah di jalan Dakwah (Jakarta: Citra Islami Press,1999) 136
maupun anak anaknya. Kedua masyarakat memerlukan bantuan dan peran wanita untuk melaksanakan tugas tertentu yang hanya dapat dilakukakan oleh seorang wanita. 14
Desa Srengseng adalah sebuah wilayah yang terletak di Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Pada tahun terakhir menurut data statistik jumlah laki-laki nya 894780 dan jumlah perempuan 842844 dengan jumlah keseluruhan 1737624 jiwa. Sedangkan menurut badan pusat statistik (BPS) Januari 2019 jumlah penduduk Indramayu yaitu -+ 1.700.000 jiwa.
Badan nasional penempatan dan perlindungan tenaga kerja indonesia (BNP2TKI) mencatat jumlah tenaga kerja indonesia (TKI) yang ditempatkan diberbagai negara pada 2018 mencapai 283.640 jiwa. Dari jumlah tersebut 47% pekerja bekerja di bidang formal 53% bekerja dibidang informal yang tersebar lebih di 20 jenis pekerjaan.15 Tidak banyak persoalan yang muncul ketika yang pergi bekerja menjadi PMI (Pekerja Migran Indonesia) adalah seorang yang belum berkeluarga, masalah yang muncul adalah ketika seoarang istri bekerja di luar negeri yang mengakibatkan kurang terpenuhinya kebutuhaan biologis dan kurangnya perhatian terhadap anak-anaknya menjadikan konsekuensi tersendiri. Hal ini dapat memicu terjadinya keretakan sebuah keluarga
Desa Srengseng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu yang penduduknya mayoritas pemeluk agama islam dan di Desa Srengseng mayoritas istri sebagai PMI (Pekerja Migran Indonesia) . Desa Srengseng terdiri dari 21 Rt dan 6 Rw dengan penduduk dengan jumlah sekitar 7 Ribu jiwa. Perempuan keluar negri menjadi PMI (Pekerja Migran Indonesia) di Desa Srengseng sudah menjadi kebiasaan ketika usianya sudah menginjak 17 tahun dan tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, karena gaji yang didapat dari PMI (Pekerja Imigran Indonesia) lebih besar daripada bekerja di indonesia.
Permasalahan diatas tentu akan menimbulkan beberapa dampak bagi keluarga yang ditinggalkan, baik dampak positif ataupun negatif. Salah satu
14 http://dalamislam.com/info-islami/wanita-karir-dalam-pandangan-islam diakses tanggal 22 November 2020
15 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/04/09/malaysia-masih-menjadi-tujuan- utama-para-tenaga-kerja-indonesiadiakses tanggal 25 Oktober 2020
dampak positifnya adalah terangkatnya ekonomi keluarga yang lebih baik untuk mencukupi kebutuhan. Sedangkan dampak negatifnya adalah kurang terpenuhinya biologis antara suami istri, perhatian dan pendidikan anak yang kurang.
Berangkat dari latar belakang yang telah di paparkan di atas, penulis merasa perlu untuk meneliti “TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERANAN ISTRI SEBAGAI TULANG PUNGGUNG KELUARGA” (Studi kasus keluarga PMI (Pekerja Migran Indoensia) di Desa Srengseng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu).
B. Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
a. Wilayah Kajian
Penelitian ini termasuk ke dalam wilayah kajian hukum keluarga Islam b. Jenis Masalah
1) Kewajiban suami dalam memberikan nafkan keluarga 2) Pemenuhan hak dan kewajiban suami istri
3) Peran istri sebagai tulang punggung keluarga di Desa Srengseng
4) Dampak istri bekerja sebagai PMI (Pekerja Migran Indonesia) bagi keutuhan rumah tangga di Desa Srengseng
5) Tinjauan hukum Islam terhadap istri yang menjadi tulang punggung keluarga.
2. Batasan Masalah
Penulis sangat perlu untuk membatasi penelitian ini, tentunya agar penelitian lebih terarah, dan permasalahan dalam skripsi ini tidak meluas serta menjaga kemungkinan penyimpangan dalam penelitian skripsi ini, untuk itu peneliti hanya akan memfokuskan pembahasan ini sebagai berikut :
a. Peranan istri sebagai tulang punggung keluarga di Desa Srengseng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu.
b. Tinjauan hukum Islam terhadap istri yang menjadi tulang punggung keluarga di Desa Srengseng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang diharapkan mampu menghantarkan pada pemahaman yang sistematis dan mendalam, yaitu :
1. Bagaimana peranan istri sebagai tulang punggung keluarga di Desa Srengseng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu ?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap istri yang menjadi tulang punggung keluarga di Desa Srengseng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasaran rumusan masalah di atas maka dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peranan istri sebagai tulang punggung keluarga di Desa Srengseng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu
2. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap istri yang menjadi tulang punggung keluarga di Desa Srengseng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan memiliki kegunaan sebagai berikut :
1. Kontribusi Teoritis : Sebagai bentuk usaha dalam mengembangkan khazanah keilmuan, baik penulis maupun mahasiswa Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam.
2. Kontribsi Praktisi : Bagi praktisi hukum, khususnya hakim Pengadilan Agama yang menangani perkara-perkara perdata, khususnya perkara tentang pemenuhan hak dan kewajiban suami istri.
E. Penelitian Terdahulu
Sebagai seorang peneliti yang bijak, sebaiknya memiliki rujukan penelitian terdahulu guna menjadi acuan dalam penelitian yang sekarang.
Untuk itu, peneliti mendapatkan beberapa penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Berdasarkan studi kepustakaan (Library reseach), maka terdapat literature skripsi yang dapat dijadikan sebagai perbandingan yaitu:.
1. Skripsi yang dibuat oleh Rio Ardiyansyah Sitorus dengan NIM 21.131.034 Studi di Universitas Islam Negri Sumatra Utara Fakultas Syariah dan Hukum 2017 yang berjudul tentang “Kewajiban suami terhadap istri (Studi Kasus TKW Di Desa Sijabut Tearatai Kecamatan Air Batu.”
Membahas mengenai suami yang tidak menjalankan kewajibannya sebagai kepala rumah tangga, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan keluarga setiap harinya. sebagaimana yang telah ditetapkan dalam UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974 dan KHI. dan tinjauan UU perkawinan No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) terhadap suami yang melalaikan kewajibannya ialah tidak sesuai dan bertentangan karena dari beberapa pasal tersebut mewajibkan para suami untuk melaksanakan kewajibannya sebagai kepala rumah tangga meskipun istri telah memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, suami boleh, untuk tidak melaksanakan kewajibannya apabila istri telah membebaskan dan kewajiban suami bisa gugur apabila istri nusyuz berdasarkan bukti yang sah.16
Persamaan penelitian peneliti dengan Skripsi ini adalah sama sama istri bekerja diluar negeri. Sedangkan perbedaanya dalam penelitian ini yaitu mengkaji kewajiban suami terhadap istri bukan istri berperan sebagai tulang punggung keluarga.
2. Skripsi yang dibuat oleh Nurul Syarifudin UIN Sunan Gunung Jati Bandung yang berjudul “Peranan istri sebagai kepala rumah tangga di Desa Cinanjung Kecamatan Tanjungsari.” Skripsi tersebut membahas tentang peran isri sebagai pencari nafkah keluarga. Yang dimana seharusnya mencari nafkah adalah kewajiban suami, istri dituntut bekerja untuk membantu perekonomian rumah tangga cenderung didominasi oleh
16 Rio Ardiyansyah Sitorus, “Kewajiban suami terhadap istri (Studi Kasus TKW Di Desa Sijabut Tearatai Kecamatan Air Batu”, (Skripsi UIN Sumatra Utara, 2017).
istri maka nafkah yang seharusnya menjadi kewajiban suami tidak bisa tertunaikan secara penuh.17
Persamaan penelitian peneliti dengan Skripsi ini adalah sama sama istri bekerja diluar negeri. Sedangkan perbedaanya dalam penelitian ini yaitu sebelumnya tidak menjelaskan tentang pendapat atau pandangan ulama tentang suami yang ditinggalkan istri menjadi PMI
3. Skripsi yang dibuat oleh David Adriyanto Studi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang berjudul “Pembentukan keluarga sakinah bagi suami yang ditinggalkan istri menjadi tenaga kerja wanita di luar negeri” Skripsi tersebut membahas tentang para suami yang ditinggalakan suami di dusun sumber sari desa jambe sari kecamatan woncokusumo kabupaten malang ini memberikan pemahamna yang berbeda beda mengenai keluarga sakinah yaitu keluarga yang bisa saling mengerti, damai , bisa membangun rasa saling percaya terhadap pasangan dan bisa menerima apa adanya. upaya yang dilakukan oleh para suami yang ditinggalkan istri menjadi PMI ini untuk membentuk keluarga sakinah adalah dengan berbagai cara dan upaya-upaya hal tersebut dapat dikatkan berhasil dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa para suami yang ditinggal istri menjadi PMI telah dapat memenuhi kriteria sebagai keluarga sakinah.
Persamaan penelitian peneliti dengan Skripsi ini adalah sama sama istri bekerja diluar negeri. Sedangkan perbedaanya dalam penelitian ini yaitu sebelumnya tidak menjelaskan tentang pendapat atau pandangan ulama tentang suami yang ditinggalkan istri menjadi PMI
F. Kerangka Teori
Keluarga adalah unit bangunan dan landasan pembangunan masyarakat, negara dan kehidupan manusia, tulang punggung keluarga adalah seorang yang mencari nafkah sekaligus memenuhi kebutuhan nafkah yang meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan dan biaya pendidikan anak. Seorang istri yang menjadi
17 Nurul Syarifudin, “Peranan istri sebagai kepala rumah tangga di desa cinanjung kecamatan tanjungsari”. (Skripsi IAIN Sunan Gunung Djati, Bansung, 2021).
tulang punggung keluarga ia bertanggung jawab juga atas ekonomi keluarga dikarenakan suaminya tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehingga istri menopang dan membiayai kehidupan keluarga18. Gender digunakan sebagai sebuah teori, alat amalisis yang menyediakan kerangka untuk mendekati, mendeskripsikan dan mengeksplorasi sejumlah, mendeskripsikan dan mengeksplorasi sejumlah mekanisme sosio-kultural dan melahirkan apa yang di sebut “perempuan” dan “feminitas” sebagai alat analisis gender. Gender adalah identitas yang di “peroleh” atau “didapatkan” seseorang dalam proses bersosialisasi dengan masyarakat. Perempuan dibentuk bukan dilahirkan artinya bahwa identitas menjadi “perempuan” dan identasi menjadi “laki-laki” merupakan hasil kontruksi sosial yang disosialisasikan serta ditanamkan secara terus meneus, dan bukan bersifat kodrati19. Teori peran gender peran yang diciptakan oleh masyarakat bagi laki-laki dan perempuan. Laki-laki yang diharapkan melakukan peran yang berorientasi pada pekerjaan untuk memperoleh nafkah. Peran gender terbentuk melalui berbagai sistem nilai termasuk nilai adaptasi, pendidikan, agama, politik, dan ekonomi. Sebagai hasil bentukan sosial, peran gender dapat berubah ubah dalam waktu, kondisi, dan tempat yang berbeda sehingga peran laki-laki dan perempuan mungkin dapat dipertukarkan20.
Kedudukan laki-laki (suami) sebagai pemimpin rumah tangga bukanlah bentuk dari diskriminasi terhadap perempuan (istri) tetapi karena suami mempunyai kewajiban menafkahi istri dan keluarganya. Suami memperoleh hak dari istri dalam keluarga begitu juga istri memperoleh hak dari suami dan oleh itu suami dan istri sama-sama memikul kewajiban . Salah satu kewajiban dalam hubungan keluarga yaitu suami mempunyai kewajiban terhadap perempuan yaitu memberikan mahar pada waktu perkawinan. Dalam perkawinan maka suami bertanggungjawab dalam kehidupan rumah tangga dengan memberi nafkah pada
18 Mansour Fakih, Analisis Gender dan Tranformasi Sosial (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1996), h.71
19 Inayah Rohmaniyah, Konstruksi Patriaki dalam tafsir Agama“Sebuah Jalan Panjang”
(Yogyakarta, Pustaka Indonesia), h. 9
20 Ratna Megawangi, “Membiarkan Berbeda” Dalam
http://www.langitperempuan.com/ratna-mega-wangi-pelopor-pendidikan-holistik-berbasis - karakter, di akses tanggal 23 November 2020, pukul 13.00.
istri dan anak-anak, kadar nafkah yang harus diberikan suami terhadap istri harus harus disesuaikan dengan kemampuan sang suami21.
Dalam Kompilasi Hukum Islam (HKI) sesuai dengan penghasilannya, suami menanggung nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri, biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi istri dan anak dan juga pendidikan bagi anak22. Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), terdapat juga kewajiban istri terhadap suami dan keluarganya yang berkedudukan sebagai ibu rumah tangga. Kewajiban utama istri adalah berbakti lahir dan batin kepada suami di dalam batas-batas yang dibenarkan oleh hukum islam.
Pendapat M. Quraish Shihab bahwa hubungan suami istri seperti hubungan bisnis, maka dapat dikatakan bahwa meskipun bekerja mencari nafkah adalah tugas utama suami, tetapi bukan berarti istri tidak diharapkan bekerja juga. Apabila penghasilan suami tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga maka istri dapat membantu suami. Disisi lain walaupun istri bertanggung jawab menyangkut rumah tangga, kebersihan, menyiapkan makanan, dan mengasuh anak tetapi bukan berarti suami membiarkan melakukan sendiri tanpa membantu istri dalam pekerjaan yang berkaitan dengan rumah tangga23. Islam memberikan toleransi, bahwa seorang istri dapat bekerja mencari nafkah dengan ketentuan tidak meninggalkan kewajiban sebagai istri. Perempuan mepunyai hak untuk berkerja, selama perempuan membutuhkan pekerjaan itu.
Pada zaman nabi Muhamad SAW, perempuan aktif dalam berbagai bidang pekerjaan. Istri nabi Muhamad yang pertama, khodijah binti khowalid tercatat sebagai wanita yang sukses dalam bidang perdagangan. Qilat ummi bani umar yang tercatat sebagai perempuan yang pernah datang kepada Rasulullah meminta petunjuk tentang jual beli, istri sahabat nabi yang bernama Abdullah ibnu mas’ud sangar aktif bekerja, karena suami dan anak-anaknya ketika itu tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
21M.Quraish Shihab,Wawasan Al-Qur‟an Tafsir Maudu‟i atas Berbagai PersoalanUmat, (Bandung: Mizan, 1996),cet.. 3, h. 211
22 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Tahun, Pasal 80 Ayat (4), Tentang Hak dan Kewajiban Suami Istri, (Jakarta,2010), h. 132
23 M. Quraish Shihab, Pengantin Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), cet. 1, h. 113.
Pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa islam membenarkan seorang istri aktif dalam bidang pekerjaan baik diluar maupun didalam rumah tangga, dengan syarat istri melakukan dengan suasana terhormat, serta dapat memelihara agamanya dan dapat menghindarkan dampak-dampak negatif pekerjaan tersebut terhadap, rumah tangga, lingkungan dan tidak meninggalkan kewajiban sebagai seorang istri.
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini berpijak dari realita atas peristiwa yang berlangsung dilapangan. Apa yang dihadapi dalam penelitian adalah sosial kehidupan sehari-hari seperti berupaya memandang apa yang sedang terjadi dalam dunia tersebut dan meletakan temuan-temuan yang diperoleh didalamnya. Oleh karena itu, apa yang dilakukan oleh peneliti selama dilapangan termasuk dalam suatu posisi yang berdasarkan kasus, yang mengarahkan perhatian pada spesifikasi kasus-kasus tertentu.24
Penelitian kualitatif deskriptif juga merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.Misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain- lain secara holistik serta dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu kontekskhusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.25
Penelitian kualitatif deskriptif dapat didesain untuk memberikan sumbangannya terhadap teori, kebijakan dan masalah-masalah sosial. Suatu penelitian kualitatif deskriptif dieksplorasi dan diperdalam dari suatu fenomena sosial atau suatu lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat dan waktu. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang bertujuan. Secara umum penelitian kualitatif deskriptif mempunyai 2
24 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif , cet ke-3 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), 82.
25 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 6.
(dua) tujuan, yaitu : (a) menggambarkan dan mengungkap (to describe dan explore) dan (b) menggambarkan dan menjelaskan (to describe dan explain).26
Maka, penelitian kualitatif desktiptif ini memberikan gambaran dan penjelasan yang sistematis juga natural mengenai “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peranan Istri Sebagai Tulang Punggung Keluarga (Study kasus Keluarga PMI (Pekerja Migran Indonesia) di Desa Srengseng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu).
b. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti pakai adalah penelitian lapangan (Field Research). Dalam penelitian lapangan ini peneliti terjuan langsung ke
“lapangan” untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah. Jenis penelitian ini terkait erat dengan pengamatan berperan ikut serta. 27 Adapun metode penelitiannya adalah dengan menggunakan pendekatan analisis kualitatif deskriptif, yakni data yang diperoleh seperti hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun oleh peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, enemukan pola atas dasar data aslinya.28 Khususnya tentang Peranan perempuan sebagai tulang punggung keluarga. Hal ini dimaksud untuk mengetahui
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peranan Istri Sebagai Tulang Punggung Keluarga (Studi kasus keluarga PMI (Pekerja Migran Indonesia) di Desa Srengseng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu).
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Desa Srengsen Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu. Alasan akademik pemilihan lokasi penelitian ini karena Desa Srengseng adalah salah satu Desa yang sebagain
26 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), 96.
27 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 26.
28 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktif (Jakarta: Bumi Aksara,2015), 87.
besarnya istrinya yang bekerja. Adapun alasan lainnya adalah agar dengan adanya penelitian ini, bisa memberikan manfaat yang lebih bagi Desa tersebut yang dimana bisa dijadikan sebagai solusi atas masalah yang belum terpecahkan.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ialah bahan-bahan yang digunakan sebagai dukungan penelitian sesuai bukti kebenaran. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Dalam penelitian deskriptif analisis, data primer diperoleh dari masyarakat keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI). yakni berupa hasil wawancara dari subjek penelitian.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung. Jenis data ini diperoleh dari hasil referensi, baik berupa jurnal, makalah, buku-buku maupun hasil penelitian relevan.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Agar lebih terfokusnya penelitian ini, objek yang dituju adalah Keluarga (PMI) Pekerja Migran Indonesia di Desa Srengseng Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu. Subjek dalam penelitian penulis adalah penulis sendiri yang berkeinginan untuk mengetahui bagaimana pemahaman tinjauan hukum Islam terhadap peranan istri sebagai tulang punggung keluarga.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Observasi
Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi- informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
Dalam penelitian kali ini penulis melakukan observasi pada satu wilayah yang dituju yakni tinjauan hukum islam terhadap peranan istri sebagai tulang punggung keluarga dengan tujuan memperoleh jawaban atas fokus penelitian yakni mengetahui penerapan istri sebagai tulang punggung keluarga dengan menggali informasi dari keluarga di Desa Srengseng tersebut. Hal ini dilakukan karena berdasarkan pengamatan, belum banyak yang mengetahui bagaimana peranan istri sebagai tulang punggung keluarga di Desa Srengseng.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu..
percakapan itu dilakukan oleh kedua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (informan) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.29
Wawancara sebagai metode yang paling efektif dalam pengumpulan data primer di lapangan karena interviewer dapat bertatap muka langsung dengan responden untuk menanyakan perihal pribadi responden.30
Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada anggota keluarga PMI di Desa Srengseng Kec. Krangkeng Kab. Indramayu.
Wawancara ini dilakukan secara terstruktur yaitu wawancara yang pewawancaranya menerapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang diajukan.31
c. Studi Pustaka
Dilakukan untuk mendapatkan data tentang teori-teori tentang pemahaman tinjauan hukum islam terhadap pernanan istri sebagai tulang punggung keluarga.
29 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. 27 (Bandung: Rosdakarya, 2010), 186
30 Suratman & Philips Dhillah, Metode Penelitian Hukum, Cet.3 (Bandung: Alfabeta, 2015), 127
31 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2001), 109
d. Dokumentasi
Teknik pengumpulan melalui dokumentasi merupakan pelengkap dalam penelitian kualitatif setelah teknik observasi dan wawancara.
Dokumentasi adalah cara mendapatkan data dengan mempelajari dan mencatat buku-buku, arsip atau dokumen dan hal-hal yang terkait dengan objek penelitian.32 Adapun dokumen yang dibutuhkan disini adalah terkait dengan masalah yang akan diteliti.
6. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, penulis adalah instrumen utama dalam penggalian dan eksplorasi data yang bersifat naturalistrik dilapangan.
Instrument lain yang digunakan adalah:
a. Pedoman wawancara yaitu daftar pertanyaan dalam melakukan tanya jawab atau dialog langsung dengan dengan keluarga yang ditinggalkan istri menjadi PMI serta informan lain sehubungan dengan topik penelitian.
b. Dokumentasi, yaitu: data yang diperoleh di lapangan berupa dokumen-dokumen paling terkait dengan topik penelitian.
7. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini yang dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data dan menelaah seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan keluarga dan ulama yang berada dilingkungan Desa Srengseng Kec. Krangkeng Kab. Indramayu dan dari buku literatur yang berkaitan.
b. Mengklarifikasi data yang diperoleh dari suami dan ulama yang berada dilingkungan Desa Srengseng Kec. Krangkeng Kab.
Indramayu.
c. Setelah data diklarifikasi data tersebut dihubungkan dengan bagian- bagian yang ada sebagaimana yang ditemukan dalam bahan pustaka, sehingga dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian.
32 A. Kadir Ahmad, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif (Makasar: Indobis Media Center, 2003), 106
H. Keabsahan Data
Penelitian kualitatif menghadapi persoalan pentin mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diraukan kebenarannya karena beberapa hal yaitu:
1. Subjektinitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif.
2. Alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi (apapun bentuknya) mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalai tanpa kontrol (dalam observasi partisipan) 3. Sumber data kualitatif yang kurang cridible akan memengaruhi hasil
akurasi penelitian.
Pemeriksaan terhadap keabsahan data merupakan salah satu bagian yang sangat penting di dalam penelitian kualitatif yaitu untuk mengetahui derajat kepercayaan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Apabila peneliti melaksanakan pemeriksaan terhadap keabsahan data secara cermat dan menggunakan teknik yang tepat, maka akan diperoleh hasil penelitian yang benar benar dapat dipertanggungjawabkan dari berbagai segi.
Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
triangulasi juga diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang telah ada.33
Menurut Denzin teknik triangulasi adalah aplikasi studi yang menggunakan multimetode untuk menelaah fenomena yang sama34.
Dalam bukunya Sugiono (2016: 330) triangulasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kedua macam triangulasi tersebut yaitu:
33Sugiono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatam Kuantitatif, Kualitatif, dan RND.
Bandung: Alfabeta. Hlm 330
34 Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya . hlm. 178
Observasi partisipatif
Wawancara mendalam
Dokumentasi
Sumber data sama
Wawancara mendalam
B
C A 1. Triangulasi teknik
Menurut Sugiono (2016: 330) triangulali teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1 triangulasi teknik 2. Triangulasi sumber
Menurut Sugiono (2016: 330) triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda beda dengan teknik yang sama. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.2 triangulasi sumber
Mathinson mengemukakan bahwa “the value of triangulation lies in providing evidence – whether convergent, inconsistent, or contracdictory”.
Nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk ,mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau
kontradiksi. Oleh karena itu dengan menggunakna teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti35
I. Sistematika Penulisan
Sebuah penelitian akan mudah dibaca dan dipahami jika skema yang ditempuh jelas mengarah sesuai tujuan.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, identifikasi masalah, wilayan kajian, jenis masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teori, metode penelitian, jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, Keabsahan data, analisis data, , sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERANAN ISTRI SEBAGAI TULANG PUNGGUNG KELUARGA Bab ini. Bentuk-bentuk kewajiban suami, pengertian nafkah, macam-macam nafkah, kadar nafkah, gugurnya kewajiban nafkah, peran istri dalam keluarga yang berkaitan dengan nafkah.
BAB III : OBYEK PENELITIAN
Bab ini membahas objek penelitian, yaitu gambaran umum desa Srengseng, potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia, potensi kelembagaan, potensi prasarana dan sarana, data penelitian tentang pekerja
35Sugiono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatam Kuantitatif, Kualitatif, dan RND.
Bandung: Alfabeta. Hlm. 332
migran indonesia, pandangan desa srengseng terhadap peranan istri sebagai tulang punggung keluarga.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang analisis terhadap peranan istri sebagai tulang punggung keluarga, analisis hukum islam terhadap peranan istri sebagai tulang punggung keluarga.
BAB V : PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran tentang penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, daftar pustaka, serta lampiran-lampiran.