• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP MOTIVASI KERJA MANAJER PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) DI JOMBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP MOTIVASI KERJA MANAJER PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) DI JOMBANG."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

DI JOMBANG

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjanan Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Oleh :

DISUSUN OLEH :

KHUSNUL AFIYAH 0513015 024 /FE/EA

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) Disusun Oleh :

Khusnul Afiyah 01513015024/FE/EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 23 Desember 2009

Pembimbing : TIM Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Prof. Dr. H. Soeparlan P., SE,MM,AK Prof. Dr. H. Soeparlan P., SE,MM,AK

Sekretaris

Drs. Ec. R. Sjarief H. Msi

Anggota

Drs. Ec. Eko Riyadi, MAks

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa timur

(3)

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap

Motivasi kerja Manajer pada PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) di

Jombang”

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya

dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala

ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. EC Saiful Anwar, MSi., selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

4. Ibu Dra. EC. Trisnawati, MSi selaku ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto,SE, MM. AK. Selaku Dosen

Pembimbing yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu serta

dengan kesabaran membimbing penulis sampai selesainya skripsi ini.

(4)

dengan pengetahuan yang sangat berguna dan berharga.

7. Bapak dan ibu dari PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) Di jombang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi ini

8. Buat almarhum bapak H. Sholihin dan Mbak Khusnul Afifah yang di Surga,

dan Ummi Hj. Umayah Kakak Khusnul Afidah dan Zainul Fauzi, adikku

Zainul Muttaqin, Mas Anto yang kusayangi, dan Berserta seluruh keluarga

besarku yang telah memberikan banyak dorongan, semangat serta doa restu,

baik secara moril maupun materiil.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu semua kritik dan saran yang bersifat membangun

guna penyempurnaan skripsi ini sangat diharapkan penulis.

Surabaya,

Penulis

(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN EMPIRIK 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu... 8

2.2 Kajian Teori ... 10

2.2.1Gaya Kepemimpinan ... 10

2.2.1.1. Pengertian Gaya Kepemimpinan ... 10

2.2.1.2. Jenis Gaya Kepemimpinan ... 10

2.2.1.3 Teori-Teori Kepemimpinan………. 12

2.2.1.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Manajer ... 13

2.2.2 Ketidakpastian Lingkungan Manajer... 13

(6)

2.2.2.3 Faktor-faktor Pokok Lingkungan Dalam Organisasi.. 15

2.2.2.4 Macam-Macam Ketidakpastian Lingkungan ... 19

2.2.2.5 Teori-Teori Ketidakpastian Lingkungan ... 21

2.2.2.6 Diagnosa Lingkungan dan Analisis Lingkungan ... 22

2.2.2.7 Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Motivasi Kerja Manajer ... 25

2.2.3 Motivasi Kerja... 26

2.2.3.1 Pengertian Motivasi Kerja ... 26

2.2.3.2 Teori-teori Motivasi Kerja ... 27

2.2.3.3 Teori yang Melandasi Hubungan Karyawan Terhadap Motivasi Kerja Manajer ... 32

2.3 Kerangka Pikir ... 32

2.4 Hipotesis... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 34

3.2Teknik Penentuan Sampel... 36

3.3Teknik Pengumpulan Data... 32

3.3.1Jenis Data ... 36

3.3.2Sumber Data... 37

3.3.3Prosedur Pengumpulan Data ... 36

3.4Uji Analisis Data ... 37

(7)

3.4.3Uji Normalitas... 38

3.5Uji Asumsi Klasik ... 39

3.6Teknik Analisis ... 40

3.7Uji Hipotesis ... 41

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian………. 42

4.1.1 Nama dan Bentuk Perusahaan……….... 42

4.1.2 Bidang Usaha……….. 43

4.1.3 Lokasi Perusahaan……….. 43

4.1.4 Struktur Organisasi………. 44

4.1.5 Proses produksi………... 51

4.2 Destripsi Hasil Penelitian……… 53

4.2.1 Uji Validitas……….... 53

4.2.2 Uji Reliabilitas……… 56

4.2.3 Distribusi Frekuensi……… 57

4.2.3.1 Gaya Kepemimpinan (X1)………. 57

4.2.3.2 Ketidakpastian Lingkungan (X2)………... 58

4.2.3.3 Motivasi Kerja (Y)………. 59

4.4 Analisis dan Uji Hipotesis……….... 60

4.4.1 Uji Normalitas………. 60

4.4.2 Uji Asumsi Klasik………....61

(8)

4.4.4.1 Uji F………. 64

4.4.4.2 Nilai r2 parsial……….. 65

4.5 Pembahasan……… 66

4.5.1 Implikasi Penelitian………... 66

4.5.2 Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terhadulu……… 67

4.5.3 Keterbatasan Penelitian……….. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….. 70

5.2 Saran………. 71

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(9)

Tabel 4.1 Hasil Uji Validisitas Variabel Gaya Kepemimpinan(X1)…………53

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Ketidakpastian Lingkungan(X2) Putaran Ke -1………..54

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Ketidakpastian Lingkungan(X2) Putaran ke -2………...54

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja (Y) Putaran ke-1……….55

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja (Y) Putaran ke-2……….56

Tabel 4.6 Hasil Uji Realibilitas………57

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)…………...57

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Ketidakpastian Lingkungan (X2)…….58

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja (Y)………...60

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas………...61

Tabel 4.11 Nilai VIF (Variance Inflation Factor)……….61

Tabel 4.12 Korelasi Rank Spearman……….62

Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda………..63

Tabel 4.14 Hasil Uji F………...64

Tabel 4.15 Nilai r2 parsial……….65

Tabel 4.16 Rangkuman Perbedaan Penelitan Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu………...68

(10)

Gambar 2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpastian Lingkungan…..14

Gambar 2.2 Ciri-ciri Berbagai Keadaan Lingkungan………19

Gambar 2.3 Kerangka Pikir………....32

Gambar 4.1 PG Djombang Baru Jombang Skema Proses Pembuatan Gula……..52

Gambar Struktur Pabrik Gula Djombang Baru Tahun 2009………...

(11)

ix Lampiran 2 a. Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 2 b. Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3. Uji Validitas dan Reabilitasi Gaya kepemimpinan (X1)

Lampiran 4 a. Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Ketidakpastian Lingkungan

(X2) Putaran ke-1

Lampiran 4 b. Uji Vadilitas dan Reliabititas Variabel Ketidakpastian Lingkungan

(X2) Putaran ke-2

Lampiran 5 a. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja (Y)

Putaran ke-1

Lampiran 5 b. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja (Y)

Putaran ke-2

Lampiran 6. Input Data

Lampiran 7 Uji Normalitas

Lampiran 8 a. Uji Reagresi Linier Berganda

Lampiran 8 b. Uji Regresi Linier Berganda

(12)

Oleh : Khusnul Afiyah

ABSTRAKSI

Lingkungan eksternal yang stabil proses perencanaan dan pengendalian tidak banyak masalah karena perubahan terhadap lingkungan dapat diramalakan secara tetap, namun dalam yang tidak (dinamis) proses perencanaan dan pengendalian akan menjadi lebih sulit dan banyak menghadapi masalah karena kejadian yang akan datang sulit diperkirakan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kabag, ke RC bagian PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) di Jombang yang seluruhnya berjumlah 19 orang dengan variabel gaya kepemimpinan (X1), ketidakpastian lingkungan (X2), motivasi kerja manajer (Y). Teknik pengambilan yang digunkan adalah judgement

sampling atau sensus. Sebagai menjawab perumusan masalah, tujuan dan

hipotesis penelitian, analisis yang digunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan dan ketidakapastian lingkungan memiliki pengaruh terhadap motivasi kerja manajer pada PT.Perkebunan Nusantara X (persero), sehingga hipotesis ke-1 penelitian ini teruji kebenarannya. Gaya kepemimpinan dan ketidakpastian lingkungan mempunyai pengaruh lebih dominan terhadap motivasi kerja manajer dibandingkan dengan gaya kepemimpinan, sehingga hipotesis ke-2 teruji kebenaran Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimipinan dan ketidakpastian lingkungan memberikan kontribusi pada pengaruh terhadap motivasi kerja manajer.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era perdagangan bebas membuat persaingan akan semakin ketat

dan ramai yang dirasakan oleh semua perusahaan baik milik pemerintahan

maupun swasta. Dalam melaksanakan suatu produksi, perusahaan

menentukan faktor-faktor produksi untuk menunjang pelaksanaan tersebut,

manusia sebagai salah satu faktor produksi mempunyai adil yang cukup besar

dan merupakan modal terpenting bagi perusahaan.

Kondisi perekonomian yang sedemikian turbulansi tinggi maka

perusahaan dituntut untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal

mungkin agar unggul dalam persaingan, oleh karena itu perusahaan harus

memiliki manajemen yang baik dan tangguh sehingga dapat melihat dan

menggunakan peluang yang ada serta dapat mengidentifikasi masalah dan

menyeleksi serta mengimplementasikannya dengan tepat, untuk dapat

meningkatkan kinerjanya maka manajer harus dapat menjalankan fungsi

manajemen dengan baik yaitu perencanaan, koordinasi, pengorganisasian,

pengarahan dan pengendalian.

Kemudahan pencapaian tujuan tersebut suatu perusahaan

membutuhkan adanya suatu perangkat yang kuat dalam menjalankan

usahanya, antara lain : memiliki permodalan yang kuat, peluang pasar yang

potensial, dan tenaga manajemen yang profesional dalam mengelolah

(14)

tepat dalam hubungan perencanaan dan pengendalian (pengawasan). Selain

itu perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk melihat dan memanfaatkan

peluang, mengidentifikasi masalah dan menyeleksi serta

mengimplementasikan secara tepat, manajemen disini berkewajiban untuk

mempertahankkan kelangsungan hidup perusahaan dan mengendalikan

organisasi sehingga tujuan yang diharapkan tercapai.

PT . Perkebunan Nusanarata X (Persero) Di jombang ini juga

memerlukan perencanaan laba yang matang agar dapat mencapai tujuan

utama perusahaan. Apabila produk utama yang dihasilkan oleh pabrik gula

dijombang adalah gula yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat.

Selain itu, pengaruh yang tidak kalah pentingnya terhadap kebijakan

dan strategi organisasi adalah faktor lingkungan yang baik didalam maupun

diluar organisasi perubahan lingkungan internal dalam bentuk

dilaksanakannya restrurisasi internal yang akan membawa akibat terjadi

perubahan struktur organisasi, proses bisnis, dan pengelolaan, sedangkan

perubahan eskternal adalah peruahan dalam lingkungan bisnis perindustrian

di indonesia pada umumnya yang akan semakin tahun semakin meningkat.

Lingkungan eksternal saat ini sedang bergejolak,

perubahan-perubahan yang terjadi diadalamnya sangat dinamis dan dalam tempo yang

sangat cepat, yang dikarakteristikkan oleh fenomena-fenomena seperti

perdagangan bebas, pasar yang semakin besar, perubahan permintaan

konsumen dan investor serta semakin tingkat persaingan pasar, telah menjadi

(15)

lingkungan terhadap motivasi kerja manajer tersebut, agar mampu bersaing,

perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja mereka, guna untuk

mencapai tujuan pokok tentunya manajer membutuhkan kemampuan untuk

memprediksi masa depan dengan mempertimbangkan berbagai faktor.

Lingkungan yang stabil proses perencanaan dan pengendalian tidak

banyak menghadapai masalah karena perubahan terhadap lingkungan dapat

diramalkan secara tetap, namun dalam yang tidak pasti (dinamis) proses

perencanaan dan pengendalian akan menjadi lebih sulit dan banyak

menghadapi masalah karena kejadian yang akan datang sulit diperkirakan.

Alasan dipilihnya variabel ketidakpastian lingkungan terhadap

motivasi kerja manajer karena dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan

yang tinggi, manajemen akan menghadapi kesulitan untuk memahami

lingkungan yang sangat kompleks. Kapasitas pengelolahan informasi

manajemen menjadi berlebihan bebannya sehingga keputusan perlu

didelegasikan, selain itu lingkungan yang dinamis akan mendorong

perusahaan untuk mengubah sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi, ini

dapat dimengerti karena ketidakpastian lingkungan terhadap motivasi kerja

manajer yang tinggi memerlukan tanggapan yang cepat, sehingga tidak

memungkinkan untuk menstandarisasi aktivitas.

Peran organisasi atau perusahaan merupakan pekerjaan timbulkan

individual oleh karena faktor kepemimpinan menjadi kunci kesuksesan dalam

sebuah kelompok kerja, harapan yang ada adalah bahwa dengan berbagai

(16)

menciptakan dorongan bagi peningkatnya atau orang lain yang ada

disekitarnya, pemimpin sebagai orang bertanggung jawab terhadap jalannya

organisasi, mestinya telah mempunyai banyak strategi dalam melaksanakan

tugasnya antara dengan mensosialisasikan apa yang mereka harapkan agar

tujuan organisasi dapat tercapai dengan sempurna.

Banyak hal yang dituntut kepada seorang pemimpin dalam

melaksanakan tugasnya, namun pada hakekatnya perlu memperoleh

gambaran jelas tentang diri seorang pemimpin. Sering terjadi salah pesepsi

tentang istilah pemimpin karena tidak semua orang dapat dikatakan sebagai

pemimpin kelompok, karena seorang pemimpin memiliki ciri-ciri yang

berbeda dengan yang bukan pemimpin.

Menurutnya motivasi kerja manajer ini akan berkaitan pada

menurunnya kinerja manajer, menurunnya kinerja manajer juga dapat dilihat

menurunnya keputusan manajer untuk menunjukkan bahwa kinerja manajer

tersebut mengalami penurunan. Demikian juga semakin tinggi rendahnya

melalui teguran atasan kepada bawahan mencerminkan bahwa pekerjaan

bawahan banyak kurang baik atau kurang memenuhi syarat (ketetapan waktu

dan kualitas hasil kerja) sehingga dapat dikatakan kinerja manajer bawahan

(manajer) mengalami penurunan, menurunnya kinerja manajer menurut

pengamatan dalam penelitian ini berkaitan dengan gaya kepemimpian dan

ketidakpastian lingkungan terhadap motivasi kerja manajer yang diberikan

oleh perusahaan kepada manajer. Program motivasi kerja seperti gaji yang

(17)

kepemimpinan yang mampu memotivasi semangat kerja bawahan akan

mampu meningkatkan kinerja manajer.

Untuk itu ada beberapa faktor yang menyebabkan motivasi kerja

manajer tersebut tinggi dan rendah, dalam penelitian ini penulis ingin

membahas dua faktor yang mungkin dapat mempengaruhi tinggi rendahnya

gaya kepemimpinan suatu perusahaan tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah

gaya kepemimpinan dan ketidakpastian lingkungan.

Alasan dipilih masalah ini, adanya untuk mengetahui apakah gaya

kepemimpinan dan ketidakpastian lingkungan berpengaruh secara dominan

dan simultan terhadap motivasi kerja manajer.

Dari uraian diatas tampak bahwa agar keefektifan dan keefeksiensi

manajer dalam perusahaan dapat dtingkatkan maka atas dasar tersebut perlu

kiranya adanya penelitian tentang “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan

Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Motivasi Kerja Manajer pada PT.

Perkebunan Nusantara X (Persero) Di jombang”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahannya

dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah pengaruh gaya kepemimpinan dan ketidakpastian lingkungan

terhadap motivasi kerja manajer?

2. Mengapa gaya kepemimpinan dan ketidakpastian lingkungan bisa

(18)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Penyusunan Penelitian adalah :

1. Untuk menganalisis besarnya pengaruh gaya kepemimpinan dan

ketidakpastian lingkungan terhadap motivasi kerja manajer.

2. Untuk menganalisis penyebab pengaruh gaya kepemimpinan dan

ketidakpastian lingkungan terhadap motivasi kerja manajer.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penelitian

Penelitian dilakukan untuk memberikan gambaran secara realistis tentang

permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dalam hubungan dengan

ilmu pengetahuan yang pernah dipelajari sehingga akan membuka

wawasan bepikir dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam

dunia praktek usaha.

2.Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan dan

masukan berarti dalam mengambil keputusana terhadap masalah yang

dihadapi oleh instansi yang bersangkutan.

3. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai tambahan perbendaharaan

(19)

lebih lanjut bagi rekan-rekan yang mengadakan penelitian dalam bidang

(20)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN EMPIRIK

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam skripsi ini menggunakan penelitian terdahulu yaitu :

1. Arief Ridho (2001)

a. Judul penelitian

“Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Ketidakpastian Lingkungan

Terhadap Kinerja Manajerial pada PT GARAM (PERSERO) di

Surabaya”

b. Permasalahan

Apakah evaluasi kerja berdasarkan gaya kepemimpinan dan

ketidakpastian lingkungan mempunyai pengaruh terhadap kinerja

material

c. Hipotesis

Diduga bahwa kinerja berdasarkan gaya kepemimpinan dan

ketidakpastian lingkungan mempunyai pengaruh terhadap kinerja

material

d. Kesimpulan

1. Hipotesis yang menyatakan bahwa di duga dengan adanya motivasi

kerja dapat mempengaruhi kinerja yang telah diuji kebenarannya.

(21)

2. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien kerelasi sebesar

0,685 berarti bahwa antara X dan Y terdapat hubungan yang cukup

kuat dan positif kemudian angka korelasi tersebut diperoleh angka

koefisien determinasi sebesar 0,695 atau 69,5 %. Berarti pengaruh

gaya kepemimpinan dan ketidakpastian lingkungan sebesar 69,5 %

sedangakan sisa sebesar 20,5 % lainnya dipengaruhi oleh faktor atau

variabel lain diluar penelitian ini

2. Gendut Sukarno (2004)

a. Judul penelitian

“Peran Kepuasan Kerja sebagai Variable Intervening dalam Pengaruh

Gaya Kepemimpinan dan Perhubungan Terhadap Motivasi Kerja”

b. Rumusan masalah

1. Apakah variabel indikator yang ada sudah mencerminkan sebuah

faktor gaya kepemimpinan dn perhargaan kepuasan kerja terhadap

motivasi kerja

2. Apakah gaya kepemimpinan dan perhargaan mempengaruhi

kepuasan kerja sebagai variabel intervening terhadap motivasi kerja

c. Kesimpulan

1. Faktor gaya kepemimpinan berpengaruh potisif terhadap faktor

motivasi kerja, dapat diterima

2. Faktor gaya kepemimpinan tidak berpengaruh faktor motivasi kerja

(22)

3. Faktor kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap faktor motivasi

kerja dapat diterima

4. Seluruh indikator pembentuk gaya kepemimpinan penghargaan,

pembentuk motivasi kerja, pembentuk kepuasan kerja sudah unit

nasional, mulai determinan kovarians matrik kebih besar nol

sehingga dapat dikatakan kosfisien-koefisien regresional weight

lagat dapat dipercaya.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Gaya Kepemimpinan

2.2.1.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu unsur yang cukup penting dalam

menyelenggarakan manajemen, maka peranan kepemimpinan

menentukan didalam upaya mencapai sasaran yang ditetapkan. Para

pemegang wewenang harus menpunyai fisik dan mental yang kuat

dalam arti harus mampu mempengaruhi, motivasi kerja dan

mengarahkan bawahan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan

kepemimpinan menurut George Terry seperti yang dikutip oleh Thoha

(1992:5) adalah suatu aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang agar

supaya dapat diarahkan untuk mencapai tujuan.

2.2.1.2 Jenis Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan menurut Kenth Davis dalam Susilowati,

(23)

1. Gaya Autokratik

Para pemimpin autokratik kuasa dan pengambilan keputusan bagi

dirinya sendiri. Mereka menata situasi kerja rumit bagi para

pegawai, yang melakukan apa saja yang diperintahkan.

Pemimpin berwenang penuh dan memikul tamggung jawab

sepenunhnya

2. Gaya partisipatif

Pemimpin partisipatif mendesentraliasasikan wewenang

keputusan partisipatif tidak bersifat sepihak, karena keputusan itu

timbul dari upaya konsulatasi dari para pengikut dan

keikutsertaan mereka. Pemimpin dan bawahan bertindak sebagai

suatu unit sosial, para pegawai memperoleh informasi dari

pemimpin tentang kondisi yang mempengaruhi pekerjaan mereka

dan didorong untuk mengungkapkan gagasan dan mengajukan

saran

3. Gaya Bebas kendali (free rein)

Para pemimpin bebas kendali menghindari kuasa dan

tanggungjawab. Mereka sebagian besar bertangung pada bawahan

untuk menetapkan tujuan menanggulangi masalah sendiri.

Karyawan melatih dan menyediakan motivasi kerja bagi diri

(24)

2.2.1.3 Teori-Teori Kepemimpinan

Beberapa teori kepemimpinan yang melatarbelakangi model

gaya kepepimpinan (Robbins:41), adalah:

1. Teori Ciri

Dalam teori ini dikemukakan beberapa ciri pemimpinan, yaitu :

a. Ambisi dan energy

b. Harsat untuk memimpin

c. Kejujuran dan integritas

d. Percaya diri

e. Kecerdasan dan Pengetahuan yang relevan tentang

pekerjaan

2. Teori Perilaku

Berdasarkan perilaku atau sifat pemimpin dalam melaksanakan

gaya kepemimpinan. Disini perilaku pemimpin dikategorikan

menjadi otokrasi dan demokrasi

3. Teori Kemungkinan

Teori bahwa kelompok efektif tergantung pada padanan yang

tepat antara gaya interaksi dari si pemimpin dengan bawahannya

serta sampai tingkat mana situasi itu memberikan kendali dan

(25)

2.2.1.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motovasi Kerja Manajer

Seorang pemimpin yang mempunyai gaya kepemimpinan

berorientasi pada hubungan pimpinan-bawahan, memberikan

partisiapasi untuk ikut serta dalam penyusunan anggaran. Sehingga

motivasi kerja manajer yang diperoleh karyawan merupakan salah

satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektif dan efisien

dalam struktur organisasi.

2.2.2. Ketidakpastian Lingkungan

2.2.2.1. Pengertian Ketidakpastian Lingkungan

Menurut M.T. Hannan dan J.M Freeman, seperti dikutip oleh

Stoner (1992:139), organisasi dengan lingkungannya akan menghadapi

salah satu dari dua masalah teoritis. Ketidakapstian yang disebabkan

oleh adanya informasi dan ketergantungan pada yang lain untuk

sumber daya yang vital.

Kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi partisipasi

memiliki pengaruh yang semakin besar terhadap sikap dan motivasi

kerja karyawan (Gonvindarajan, 1986), sedangkan Miliken (1987)

menyatakan ketidakpastian lingkungan sebagai rasa ketidakmampuan

individu dalam memprediksi sesuatu secara akurat, dan persepsi

ketidakpastian lingkungan didefinisikan sebagai persepsi individual

(26)

Menurut Steers, R.M (1985:144) ketidakpastian lingkungan

dipandang terdiri dari tiga variabel yang saling berhubungan , yaitu :

1. Besar resiko yang berkaitan dengan hubungan antara organisasi

dan lingkungan

2. Ketergantungan pada lingkungan, atau tingkat ketergantungan

organisasi pada unsur-unsur lingkungan untuk pertumbuhan dan

kelangkungan

3. Sifat yaitu menguntungkan atau tidak hubungan antar organisasi.

Organisasi dalam lingkungan yang tidak pasti menghadapi

bermacam-macam pelanggan, perkenalan produk baru dalam waktu

singkat dan koneksi dengan sejumlah pemasok.

Organisasi lebih tergantung dalam sebuah lingkungan dengan kondisi :

 Sumber daya yang dibutuhkan tidak tersedia secara meluas.

 Sumber data tersebut bahkan tidak disalurkan

 Peningkatan korelasi menganggu unsur-unsur lingkungan dan keterkaitan diantara mereka.

Lingkungan menjadi lebih tidak dan agak tidak mudah dipahami bila :

 Lingkungan itu lebih berangka ragam

 Lingkungan itu sedang berubah, dan

 Ada sejumlah saling keterkaitan di antara berbagai unsurnya

Gambar 2.1: Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatian lingkungan

(27)

2.2.2.2 Sebab-Sebab Ketidakpastian Lingkungan

Menurut Duncan (1972) kutipan Streers (1985:105),

Ketidakpastian Lingkungan disebabkan oleh tiga kondisi, yaitu :

1. Kurangnya informasi mengenai faktor lingkungan yang berkalian

dengan situasi khusus dengan pengambilan keputusan

2. Ketidakpastian secara tepat menetapkan kemungkinan mengenai

cara faktor-faktor lingkungan itu mempengaruhi keberhasilan atau

kegagalan sebuah unit penentu dalam melaksanakan fungsinya.

3. Kurangnya informasi kerugian yang harus dipikul akibat keputusan

atau langkah yang keliru.

2.2.2.3 Faktor-Faktor Pokok Lingkungan dalam Organisasi

Daft, Richard L (2003:89) membagi lingkungan menjadi

beberapa kelompok antara lain:

1. Lingkungan eksternal

a. Teknologi

Dimensi teknologi meliputi kemajuan ilmiah dan teknilogi

dalam industri secara khusus dan masayarat secara umum.

Dalam kemajuan teknologi, seperti ini yang dapat mengubah

peraturan main, mereka organisasi harus siap menanggapinya

b. Nilai sosial

Dimensi sosial budaya dari lingkungan umum menggambarkan

karakteristik demokratik, norma, kebiasaan serta nilai-nilai

(28)

c. Ekonomi

Dimensi ekonomi menggambarkan kondisi ekonomi umum dari

negara atau wilayah tempat organisasi beroperasi. Daya beli

konsumen, tingkat pengangguran dan tingkat bunga merupakan

bagian dari lingkungan ekonomi sebuah organisasi. Karena

organisasi sekarang beroperasi dalam sebuah lingkungan global

dimensi ekonomi telah terjadi semakin rumit dan menciptakan

ketidakpastian bagi para manajer.

d. Hukum Politik

Dimensi hukum/politih meliputi peraturan pemerintahan daerah

sampai pemerintah pusat serta aktivitas politih yang dirancang

untuk mengaruhi pelaku bisnis.

e. Internasional

Dimensi internasional dari lingkungan mewakili

kejadian-kejadian yang muncul di Negara-negara asing serta

peluang-peluang yang tersedia disana bagi perusahaan domestik

2. Lingkungan Tugas

a. Pelanggan

Merupakan masyarakat dan organisasi dalam lingkungan yang

memperoleh barang atau jasa dari organisasi. Sebagai penerima

hasil organisasi, pelanggan adalah penting karena mereka

(29)

b. Pesaing

Merupakan organisasi / perusahaan lain dalam industri atau tipe

bisnis yang sama, yang menyediakan barang dan jasa pada

kelompok konsumen yang sama. Meskipun peran persaingan

sedang dilakukan seluruh dunia, para pesaing dalam beberapa

industri menyadari bahwa mereka dapat bekerja sama untuk

mencapai tujuan bersama.

c. Pemasok

Bahan baku yang digunakan organisasi untuk menghasilkan

produknya disediakan oleh pemasok. Hubungan antara produsen

dan pemasok serta tradisional berlawanan, namun banyak

perusahaan menemukan bahwa kerja sama adalah kunci untuk

menghemat uang, mempertahankan kualitas dan mempercepat

produk untuk mencapai tujuan pasar

d. Pasar Tenaga Kerja

Menggambarkan orang-orang dilingkungan yang dapat direset

untuk bekerja bagi organisasi. Setiap organisasi memerlukan

pesokan pegawai yang berlebih dan berkualifikasi.

3. Lingkungan Internal

a. Budaya

Merupakan seperangkat nilai-nilai kunci, keyakinan dan norma

(30)

Konsep budaya membantu manajer memahami aspek-aspek

kehidupan organisasi yang rumit dan tersembunyi.

b. Manajemen

Merupakan pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara

yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan dan pengendalian sumber daya organisasi

c.Kemampuan Karyawan

Dalam beberapa perusahaan, ada asumsi dasar bahwa karyawan

pada dasarnya malas dan melalaikan pekerjaan mereka disaat

yang memungkinkan karena itu para karyawan diawasi dengan

ketat dan diberikan sedikit kebebasan dan para rekan kerja salig

mencurigai.

Perusahaan lebih maju beroperasi dengan asumsi dasar

bawah karyawan ingin melakukan suatu pekerjaan yang baik dan

para rekan kerja mempercayai dan saling bekerja sama.

Usaha mengintergarasikan dimensi-dimensi kemantapan dan

kerumitan dengan masalah ketidakpastian dalam pengambilan

keputusan organisasi. Duncan (1972) mengajukan suatu model

yang menjelaskan keadaan lingkungan yang menghasilkan oleh

saling berhubungan. Model ini dibangun berdasarkan formulasi

(31)

Sederhana Rumit

Statis

Sel 1

Tingkat ketidakpastian rendah 1. Jumlah faktor dan

komponen dalam lingkungan kecil

2. Faktor dan kompunen agak mirip satu sama lain. 3. Faktor dan kompunen tetap

sama dan tidak berubah.

Sel 2

Tingkat ketidakpastian rendah

1. Jumlah faktor dan

kompunen dalam lingkkunga besar

2. Faktor dan kompunen tidak mirip satu sama lain. 3. Faktor dan kompunen

pada dasarnya tetap sama.

Dinamis

Tingkat ketidakpastian agak tinggi

1. Jumlah faktor dan

kompunen dalam lingkungan kecil.

2. Faktor dan kompunen agak mirip dengan yang lain.

3. Faktor dan kompunen lingkungan selalu dalam proses perubahan

Tingkat ketidakpastian tinggi

1. Jumlah faktor dan

kompunen dalam lingkungan besar.

2. Faktor dan kompunen tidak mirip satu dengan yang lain.

3. Faktor dan kompunen lingkungan selalu dalam proses perubahan.

Gambar 2.2. Ciri-ciri Berbagai Keadaan Lingkungan

2.2.2.4 Macam-Macam Ketidakpastian Lingkungan

Ketidakpastian Lingkungan terdiri dari :

1. Ketidakpastian Ekonomi

Lingkungan ekonomi meliputi wilayah yang luas penting, artinya

bagi dunia usaha. Lingkungan ekonomi merupakan sumber

peluang yang besar dan juga sumber ancaman yang serius. Tugas

pemimpin dewasa ini jauh lebih rumit dibandingkan dengan tugas

dimasa lampau, yang untuk sebagaian besar karena perubahan

lingkungan ekonomi berlangsung dengan cepat harus beadaptasi

(32)

yang menguntungkan. Perubahan dalam bisnis menimbulkan

ketidakpastian ekonomi, sehingga orang akan mencemaskan

keamanan mereka.

2. Ketidakpastian Politik

Perubahan lingkungan politih dalam beberapa dasawarsa telah

menambah sejumlah faktor baru ke dalam penyusunan dan

penerapan kebijakan atau strategi bagi semua organisasi,

khususnya bagi perusahaan besar, hal ini timbul sebagai

pencerminan langsung drai perubahan sosial dan melalui dampak

tidak langsung dari perubahan sosial dan melalui dampak tidak

langsung dari perubahan sosial terhadap faktor ekonomi teknis dan

politih yang penting bagi dunia usaha, ancaman maupun perubahan

politih atau politih yang tidak stabil akan menimbulkan

ketidakpastian politih.

3. Ketidakpastian Teknologi

Orang-orang yang berkecimpung dalam dunia usaha, tidak dapat

mengelola dari kejutan masa depan (future shock), untuk

melukiskan keadaan stress dan disorientasi menghancurkan yang

kita timbulkan dalam diri orang-orang dengan menghadapkan

mereka pada terlalu banyak perubahan dalam waktu singkat, laju

(33)

2.2.2.5 Teori-Teori Lain Tentang Ketidakpastian Lingkungan

Pada teoritis mengembangkan model-model lingkungan yang

strategis dalam upaya menjelaskan hubungan anatara organisasi dan

lingkungan, yaitu:

1. Seleksi Alamiah

Model ini didasarkan pada teori-teori biologis dari ekologi

kependudukan dan bersama-sama menekankan persaingan demi

sumber daya, dalam taraf variasi, organisasi membuat tanggapan

yang berbeda terhadap tekanan lingkungan dan kesempatan sama

penting dengan kemampuan memecahkan masalah dalam

menentukan organisasi maka memperoleh informasi dan sumber

daya secara lebih efisien.

Taraf seleksi, organisasi yang berharap hidup adalah yang paling

sesuai dengan paksaan yang datang dari lingkungan, pada taraf

roterisasi atau penyimpangan, organisasi pilihan akan bertahan

samapi lingkungan berubah atau munculnya organisasi organisasi

yang berbeda.

2. Ketergantungan Sumber Daya

Model ini beranggapan bahwa organisasi tergantung pada

lingkungan karena sumber daya seperti pemasok, pelanggan,

pesaing dan pengatur atau regulator. Organisasi bisa mengambil

tindakan sendiri secara kolektif dengan organisasi-organisasi lain

(34)

mempengaruhi badan pemerintahan dan menatapkan norma-norma

industri formal. Strategi organisasi akan berubah-ubah sesuai

dengan kepentingan relatif dari masing-masing ketergantungan.

Penting atau kurang pentingnya lingkungan luar bagi karyawan

tergantung pada bentuk dan tujuan organisasi, kedudukan dan

fungsi serta tempat mereka dalam hierarki organisasi. Karena

kekuatan yang lebih besar dan pandangan lebih luas, para

pemimpin dari tingkat lebih tinggi memikul tangggung jawab yang

lebih besar dan mengatur relasi dengan lingkungan luar ketimbang

dari lingkungan yang lebih rendah.

2.2.2.6 Diagnosa Lingkungan dan Analisis Lingkungan

Diagnosa lingkungan adalah kegiatan penyusunan strategi yang

terdiri pembuatan keputusan-keputusan pemimpin dalam motivasi

kerja karyawan dengan menilai pentingnya informasi tentang

kesempatan-kesempatan dan tantangan-tantangan yang dikemukan

dalam diagnosa lingkungan.

Analisis lingkungan adalah proses dengan mana penyusunan

tingkat strategi lingkungannya agar penyusunan strategi dapat memberi

kesempatan dan tantangan lingkungan serta untuk menentukan sifat,

fungsi dan saling hubungannya. Analisis lingkungan meliputi kegiatan

mengindentifikasi strategi yang dilaksanakan sekarang dan prekdiksi

lingkungan masa depan, dalam pengumpulan informasi untuk analisis

(35)

informasi tertulis, penyelidikan dan pengamatan, spionase, peramalan

dan studi formal, serta sistem informasi manajemen.

Karakteristik penyusunan strategi yang mempengaruhi

penyusunan strategi dalam mendiagnosis lingkungan meliputi:

1. Intelejensia

Makin tinggi intelejensia penyusunan strategi maka semakin

banyak semakin akurat informasi yang dapat dikelola oleh

penyusunan strategi

2. Kemampuan Berpikir

Beberapa seksekutif memerlukan jumlah yang sedikit. Bersifat

impulsif dapat dengan cepat bertindak, semakin cepat kemampuan

untuk berfikir (refleksi) seorang penyusunan strategi maka semakin

terarah pada diagnosis yang efektif, kecuali pada waktu krisis yang

tidak diharapkan.

3. Dogmatisme

Para eksekutif yang mempunyai sistem kepercayaan tertutup

membuat diagnosis dengan cepat berdasarkan informasi yang tidak

cukup. Diantaranya anggota kelompok-kelompok pada kebanyakan

organisasi ada yang tidak setuju dengan dasar sistem kepercayaan

para eksekutif lainnya, untuk menyakinkan atau kepercayaan yang

(36)

4. Struktur Konseptual Abstrak

Organisasi-organisasi dengan struktur konseptual abstrak

memproses banyak dimensi informasi dan menggunakan suatu

pendekatan komplek untuk intergrasi. Keabstrakan bernilai untuk

diagnosa perubahan lingkungan.

5. Pengamalan dan Umur

Semakin banyak pengamalan relevan para eksekutif dalam

membuat diagnose maka terdapat kecenderungan besar bahwa

eksekutif tersebut mampu mendiagnosis dengan cepat dan kualitas

tinggi. Pengalaman biasanya berhubungan denagan umur.

Eksekutif yang umurnya tua kiranya membuat diagnosis lebih lama

tetapi umumnya dapat melaksanakan tugas tersebut dengan lebih

baik

6. Tingkat Motivasi dan Aspirasi

Para eksekutif dengan tingkat partisipasi lebih tinggi, dengan kata

lain motivasinya juga lebih tinggi, umumnya dapat mendiagnosis

dengan lebih baik. Motivasi dipengaruhi oleh

kebutuhan-kebutuhan penyusuan strategi misalnya : kebutuhan-kebutuhan-kebutuha

prestasi, kebutuhan afiliasi, kebutuhan kekuatan, serta ganjaran

(37)

7. Kemampuan Menghadapi Resiko

Orang-orang menghadapi resiko dan menganalisis resiko serta

konservatif, menekankan analisis dan diagnosisnya pada satu

atribut waktu tertentu.

8. Keadaan Psikologi

Keadaan psikologi atau jiwa pada eksekutif mempengaruhi proses

diagnosis lingkuangan. Jika keadaan psikologi para eksekutif maka

konsekuensinya penyusunan strategi bersifat optimis tetapi jika

psikologinya jelek atau murung hatinya maka mereka bersifat

pesimis.

Diagnosis lingkungan sering dilaksanakan oleh sekelompok

karyawan melalui penyusunan strategi semangat dan ketrepaduan

sekelompok karyawan penyusun strategi sangat mempengaruhi proses

diagnosis pada lingkungan yang tidak pasti dan berubah-ubah lebih

diperlukan diagnosis yang komprehensif dan tepat waktu. Biaya

penyilidikan lingkungan keterbatasan waktu, dan keberuntungan

adalah faktor-faktor terakhir yang mempengaruhi lingkungan.

2.2.2.7 Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Motivasi kerja Manajer

Dalam lingkungan yang dinamis selalu mengalami lebih

banyak ketidakpastian dalam pengambilan keputusan, tidak peduli

apakah lingkungannya sederhana atau rumit. Selisih ketidakpastian

(38)

dengan yang berada dalam lingkungan rumit tidak begitu nyata,

kecuali bila lingkungan unit penentu adalah dinamis juga (Duncan,

1972).

Hal tersebut dapat dikuatkan oleh teori ketidakpastian dan

ketergantungan yang dikemukakan oleh M.T. Hanna dan J.H.Freeman

yang menyatakan bahwa lingkungan secara keseluruhan dapat

dipandang sebagai sumber informasi dan sebagi stock sumber daya

(Stoner / Freeman, 1992: 139).

Dengan didasarkan pada teori yang dibahas diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa teori tersebut mendukung adanya hubungan antara

ketidakpastian lingkungan terhadap motivasi kerja.

2.2.3. Motivasi Kerja

2.2.3.1 Pengertian Motivasi Kerja

Menurut Handoko (1999 : 251) motivasi merupakan kegiatan

yang mengibakitkan dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini

merupakan subyek yang penting bagi para pemimpin, karena menurut

definisi seorang pemimpin harus bekerja dengan dan melalui

organisasi. Selain itu motivasi yang ada pada karyawan merupakan

kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna

mencapai tujuan.

Menurut Robbin (1998 ; 166) motivasi adalah kesediaan untuk

(39)

dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut untuk memenuhi

kebutuhan individual.

Pengertian motivasi ini sendiri adalah suatu yang menimbulkan

semangat atau dorongan untuk bekerja. Timbulkan motivasi

sebenarnya dikarenakan oleh kebutuhan yang harus dipenuhi oleh

manusia itu sendiri, apabila manusia ingin memenuhi kebutuhannya ia

harus berusaha sebaik mungkin agar tercapai keinginannya, maka

timbullah motivasi.

2.2.3.2 Teori-teori Motivasi

Menurut Handoko (1999 : 255-267) teori motivasi

diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu : petunjuk, isi dan proses,

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Teori petunjuk (prescriptive theories) mengemukakan

bagaimana memotivasi para karyawan. Teori-teori ini didasarkan atas

pengalaman coba-coba.

Teori isi (content theories) kadang-kadang disebut teori

kebutuhan (need theories) adalah berkenaan dengan pertanyaan “apa

penyebab atau memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi.

Teori-teori yang sangat terkenal diantaranya:

1. Hierarki kebutuhan Abraham H. Maslow

Menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan

(40)

a. Kebutuhan fisik (phsiologicsl needs) : makanan, perumahan,

kehangatan dan keinginan fisik yang lain.

b. Kebutuhan keamanan dan rasa aman (Safety and security

needs) : keamanan dan perlindungan / proteksi

c. Kebutuhan social (social needs) : cinta, persahabatan, perasaan

memilki dan menerima dalam kelompok.

d. Kebutuhan harga diri dan penemuhan diri (self-actualization

needs) : penggunaan potensi diri, pertumbuhan dan

pengembangan diri

2. Teori Motivasi – pemeliharaan dari Harzberg

Teori motivasi – pemeliharaan disebut juga teori dua faktor

karena mereka menemukan dua faktor yang mempengaruhi situasi

kerja, yang mereka namakan “Satisfiers” dan dissatisfiers”.

“Satisfiers” berkaitan dengan sifat pekerjaan sendiri dan terhadap

ganjanran yang secara langsung dari kinerja pekerjaan tersebut

yaitu :

a. Peluang yang dirasakan untuk pencapaian

b. Pengakuan

c. Tanggung jawab

d. Kemajuan

“ Dissatisfiers” berhubungan dengan konteks daripada isi

pekerjaan :

(41)

b. Hubungan antar pribadi

c. Kondisi kerja

d. Gaji

e. Status, dan

f. Jaminan kerja

3. Teori prestasi dari Mc Clelland

Teori tersebut berusaha mengindentifikasi faktor-faktor apa

dalam individu yang menyebabkan kinerja tinggi. Teori ini

merupakan suatu teori proses dengan arti bahwa teori ini berusaha

menjelaskan dan mendeskripsikan proses bagaimana perilaku

dimulai, dipertahankan dan dihentikan. Ajaran pokok dari teori ini

adalah bahwa seorang individu memilki perilaku dengan dasar :

a. Pengharapan bahwa perilaku demikian akan mengakibatkan

suatu hasil khusus, dan

b. Jumlah dari valensi (Valency), yaitu kegunaan atau ganjaran

pribadi, diperoleh dari hasil

Teori proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana

teori timbul dan dijalankan. Teori proses ini antara lain (Handoko,

1999 : 262-267) :

1. Teori pengaharapan (expectancy theories), konsep ini berhubungan

dengan motivasi, dimana individu diperkirakan akan menjadi

(42)

a. Suatu kemungkinan (probabilitas) tinggi bahwa usaha-usaha

mereka akan mengarah ke prestasi tinggi.

b. Suatu probabilitas tinggi bahwa prestasi tinggi akan mengarah

ke hasil-hasil yang menguntungkan, dan

c. Bahwa hasil-hasil tersebut akan menjadi, pada keadaan

keseimbangan, penarik efektif bagi mereka.

Menurut Victor Vroom (Handoko, 1999 : 263), dikenal

sebagai teori Nilai – Pengharapan Vroom, orang dimotivasi untuk

bekerja bila mereka (1) mengharapkan usaha-usaha yang

ditingkatkan akan mengarahkan ke balas jasa tertentu dan (2)

menilai balas jasa sebagai hasil dari usaha-usaha mereka.

2. Pembentukan perilaku dari Skinner

Dalam bukunya (Handoko, 1999 : 264) B. F. Skinner

mengemukakan pendapat lain terhadap motivasi yang mengaruhi

dan mengubah perilaku kerja. Ada empat teknik untuk mengubah

perilaku bawahan : (1) Penguatan positif misalnya makanan dan

minuman yang memuaskan kebutuhan biologis, penghargaan,

hadiah, promosi dan uang. (2) Penguat negatif misalnya

mempelajari perilaku yang tidak menyenangkan. (3) Pemandaman

dilakukan dengan peniadaan penguatan, dan (4) Hukuman, melalui

manajer mencoba untuk mengubah perilaku bawahan yang tidak

(43)

Menurut W. Clay Hammer (Handoko, 1997 : 265), terdapat

enam teknik pembentukan perilaku yaitu :

a. Jangan memberikan penghargaan yang sama kepada semua

orang.

b. Perhatikan bahwa kegagalan untuk member tanggapan dapat

juga mengubah perilaku.

c. Beritahu karyawan tentang apa yang harus dilakukan untuk

mendapatkan penghargaan

d. Beritahu karyawan tentang apa yang harus dilakukan secara

salah.

e. Jangan memberi hukuman didepan karyawan lain.

f. Bertindak adil.

3. Teori Porter-Lawler

Model teori Porter-Lawler adalah teori penghargaan dari

motivasi dengan versi orientasi masa mendatang, dan juga

menekankan antisipasi tanggapan-tanggapan atau hasil-hasil. Para

manajer tergantung terutama pada penghargaan dimasa yang akan

datang dan bukan pengalaman biasa yang lalu.

4. Teori Keadilan

Teori ini mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung

membandingkan anatara (1) masukan-masukan yang mereka

berikan pada pekerjaannya dalam bentuk pendidikan, pengalaman,

(44)

balas jasa yang diterima karyawan lain dengan yang diterimanya

untuk pekerjaan yang sama.

2.2.3.3 Teori yang Melandasi Hubungan karyawan Terhadap Motivasi Kerja Manajer

Menurut Gary A. Yukl (1994 : 242) yang menyatakan bahwa teori-teori gaya kepemimpinan yang lain terlalu sempit mefokuskan diri pada seleksi dan pelatihan sebagai cara untuk menghadapi masalah-masalah mengenai kurangnya kepemimpinan dan mengabaikan manfaat-manfaat mencarikan subtitusi bagi kepemimpinan formal.

2.3. Kerangka Pikir

Penelitian ini dilakukan pada dasarnya merupakan pengembangan

terhadap teori-teori dan penelitian yang pernah dilakukan.

Gambar 2.3 Kerangka Pikir Uji Statistik Regresi Linier Berganda Gaya Kepemimpinan

(X1)

Motivasi Kerja (Y) Ketidakpastian Lingkungan

(45)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan dari perumusan masalah diatas, maka dapat diungkap

dalam hipotesis sebagai berikut :

1. Gaya kepemimpinan dan ketidakpastian lingkungan mempunyai

pengaruh terhadap motivasi kerja manajer

2. Ketidakpastian lingkungan mempunyai pengaruh lebih dominan terhadap

mativasi kerja manajer dibandingkan dengan gaya kepemimpinan

(46)

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan dua variable, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Gaya kepemimpinan (X1) dan ketidakpastian lingkungan

(X2) sebagai variabel bebas sedangkan variabel terikat (Y) adalah motivasi

kerja. Adapun definisi operasional variabel-variabel tersebut di atas sebagai

berikut :

1. Gaya Kepemimpinan (X1)

Adalah ciri khas yang dipunyai pimpinan dalam memberikan motivasi

kerja dan semangat kepada bawahannya serta sekaligus memberikan

keputusan atau kebijakan yang baik dalam suatu organisasi. Variabel ini

diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Koesmono (2001)

dengan 6 pertanyaan sehingga menghasilkan data skala interval.

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah dengan skala

interval. Skala pengukuran interval :

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat setuju

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan

pertanyaan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat

tidak setuju dengan sangat setuju. Kesimpulannya jawaban 1 dan 3

cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan,

jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung sangat setuju dengan

pertanyaan yang diberikan.

(47)

Menunjukkan persepsi motivasi kerja dari beberapa faktor-faktor diluar

perusahaan seperti lingkungan industri, ekonomis, teknologi, persaingan

dan lingkungan pelanggan. Variabel ini diukur dengan instrumen yang

dikembangkan oleh Duncan (1972) dengan 7 pertanyaan sehingga

menghasilkan data berskala interval. Pengukuran yang digunakan dalam

penelitian adalah dengan skala interval. Skala pengukuran interval :

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat setuju

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan

pertanyaan yang diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat

tidak setuju dengan sangat setuju. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1

samapi 3 cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang

diberikan, jawaban antara 5 samapi 7 berarti cenderung sangat setuju

dengan pertanyaan yang diberikan

3. Motivasi kerja (Y)

Motivasi adalah suatu proses di mana kebutuhan-kebutuhan mendorong

seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke

tercapainya tujuan tertentu (Sanyoto, 2001 : 323). Motivasi yang ada

pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan

suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya. Skala pengukuran

yang digunakan adalah romantic differential dengan 14 pertanyaan.

Adapun teknik pengukurannya menngunakan smantik differensial dengan

skala 7 poin sebagai berikut : 1. Sangat Tidak Setuju, 2. Tidak Setuju, 3.

(48)

Semakin tinggi skor yang dihasilkan menunjukkan tingginya motivasi

kerja.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi menurut Singgih Santono (2001:79) adalah merajuk pada

sekumpulan orang/obyek yang memiliki kesamaan dalam satu atau

beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui responden

(motivasi) sebanyak 26 orang Kabag, ke RC

2.Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 26 karyawan

menurut jenis jabatan pada PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) di

Jombang, sampel ini diambil karena teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah “Sensus” dengan metode pemilihan sampel

berdasarkan pertimbangan (Judgement Sampling), sehingga sampel yang

(49)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer (Nazir, 1988 :58). Data primer yaitu : data utama yang

diambil langsung dari angket yang diisi oleh responden. Hasil

pengumpulan data yng bersifat langsung dari sumber data ini

selanjutnya akan menjadi dasar analisis data untuk keperluan

pengujian hipotesis penelitian pada variabel bebas dan variabel

terikat yang dirumuskan sebelumnya (Nazir, 1988 : 212)

3.3.2 Sumber Data

Sumber data asal mula pengambilan data, dimana sumber data

dalam penelitian ini diambil dari sumber intern perusahaan industri,

yaitu PT. Perkebunan Nusanatara X (Persero).

3.3.3 Prosedur Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan sendiri oleh peneliti

dengan cara memberi daftar pertanyaan yang kemudian diisi

responden dengan batas waktu yang telah ditetapkan oleh

(50)

3.4. Uji Analisis Data 3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui mengatahui

sejauhmana alat pengukur tersebut (kuesioner) mengukur apa yang

diinginkan. Valid atu tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan

mengkorelasi antara skor total yang diperoleh dari penjumlahan

semua skor pertanyaan (Sumarsono, 2004:31)

Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso (2001:277) :

1. Jika r hasil positif serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel

tersebut valid

2. Jika r hasil tidak valid positif dan r hasil < r tabel, maka butir atau

variabel tersebut tidak valid.

3.4.2. Uji Realibilitas

Uji realibitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau kontrak. Suatu kuesioner

dikatakan relibel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali, 2001 :

132)

Munurut Ghozali (2001 : 133) dasar pengambilan keputusan

adalah :

1. Jika r Alpa positif dan r Alpa > 0,60, maka butir dan variabel

(51)

2. Jika r Alpa positif dan r Alpa < 0,60, maka butir atau variabel

tersebut tidak reliable.

3.4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data

mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data

tersebut mengikut sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan

berbagai metode Kolmogotrow Smirnow atau metode Shipiro Wilk

(Sumarsono, 2004 : 32)

Menurut Santoso (2001 : 214) dasar pengambilan keputusan

adalah :

1. Nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal

2. Nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi adalah normal

3.5. Uji Asumsi Klasik

1. Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk meguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas.

Jika variabel saling berkolelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortoginal

(52)

sama dengan nol (Imam Ghozali, 2001 ; 57 – 58). Untuk mendeteksi ada

atau tidaknya multikonearitas didalam model regresi adalah sbb :

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak

tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antara

variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90)

maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

c. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai toleransi dan Variance Inflation

Factor (VIF).

2. Autokorelasi

Uji autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara data

observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (time series) atau data

yang diambil pada waktu tertentu (cross–section). Uji ini untuk mengaruhi

adanya korelasi antara anggota serangkaian data time series maupun data

cross section. Untuk mendeteksi gejala tersebut dapat menggunakan tabel

statistik dari Dulpin Watson dengan tingkat signifikan yang digunakan

0,05.

3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. (Imam Ghozali, 2001 :69). Pada regresi dan

(53)

diidenifikasikan dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara

residual dengan seluruh variabel bebas. Dengan ketentuan nilai

probabilitas/signifikansi harus lebih besar dari 5 %

3.6 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut:

y = a + b1.X1 + b2.x2 + e………..(Anonim…… 2003 : L - 21)

Keterangan :

y = Motivasi kerja manajer

a = Nilai konstanta

b1 = Koefisien regresi variabel x1

b2 = Koefisien regresi variabel x2

x1 = Variabel gaya kepemimpinan

x2 = Variabel ketidakpastian lingkungan

e = Variabel pengganggu

3.7 Uji Hipotesis

Penelitian yang digunakan adalah “sensus” karenan itu seluruh

anggota populasi dijadikan sampel pada penelitian sensus, hipotesis tidak

diterjemahkan kedalam hipotesis, karena itu pengujian signifikan seperti

(54)

Dalam penelitian ini untuk mengetahui korelasi/hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilakukan dengan cara melihat

nilai R (koefisien korelasi) yang diperoleh, sedangkan untuk mengetahui

pengaruh dari variabel bebas dan variabel terikat dapat diperlukan dengan

(55)

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Nama dan Bentuk Perusahaan

Pabrik Gula Djombang Baru berdiri sejak tahun 1895. Dalam

sejarahnya PG. Djombang Baru ini mempunyai dua periode yaitu periode

sebelum diambil alih dan sesudah diambil alih pemerintah Indonesia. Pada

periode sebelum diambil alih PG Djombang Baru dimiliki oleh Belanda atas

nama ANEMAET & CO. Setelah itu pada tahun 1957 diambil alih

pemerintah Indonesia, maka PG Djombang Baru digolongkan dalam

pengawasan PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) baru pusat dengan

cabang-cabang di Jawa Timur yaitu unit gula ditiap daerah bekas

karesidenan. Pada tahun 1963 terjadi reorganisasi PPN dengan peraturan

pemerintah No. 1 dan 2 tahun 1963 yaitu di pusat dibentuk BPU-PPN gula

di Jawa Timur diubah menjadi penasehat BPN-PPN Jawa Timur, dibekas

karesidenan diubah menjadi kantor Direksi, di pabrik gula menjadi BAdan

Hukum yang dipimpin oleh Direktur Pimpinan Pabrik Gula.

Pada periode tahun 1968 sampai 1973 dengan Peraturan Pemerintah

No. 14 tahun 1968, BPU-PPN gula dibubarkan dan di daerah-daerah

dibentuk Direksi PN Perkebunan XXI untuk pabrik gula bekas karesidenan

Kedisi dan PN Perkebunan XXI-XXII pabrik bekas karesidenan Surabaya.

(56)

Berdasarkan akta notaris Lumban Tobing no. 48 pada tanggal 31

Desember 1973 nomor 68 pada 30 Januari 1974 PT. Perkebunan XXI-XXII

(Persero) didirikan. Persero ini bertujuan untuk turut melaksanakan dan

menunjang kebijaksanaan pada umumnya dan disektor pertanian pada

khususnya. Untuk mencapai tujuan seperti diatas, Perseroan menjalankan

usaha-usaha di bidang pertanian, perkebunan dan industri (khususnya

industri gula) dalam arti yang seluas-luasnya.

Dalam rangka menyederhanakan manajemen perusahaan, maka pada

tahun 90-an PTP. XXI-XXII berubah menjadi PTPN X yang saat ini

berkantor pusat di jalan Jembatan Merah No. 3 – 5 Surabaya.

4.1.2. Bidang Usaha

Seperti yang telah dijelaskan di atas tujuan Perseroan adalah

menjalankan usaha-usaha di bidang pertanian, perkebunan dan industri

(khususnya industri gula) dalam arti yang seluas-luasnya. Jadi jika ditinjau

dari bidang usahanya maka, PG Djombang Baru merupakan perusahaan

yang bergerak di bidang perusahaan pabrikasi.

4.1.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi pabrik merupakan faktor yang sangat penting untuk

menentukan keberhasilan pabrik PG Djombang Baru terletak di Desa Pulo

Lor Kecamatan Jombang, KAbupaten Jombang, tepatnya di jalan Panglima

(57)

4.1.4. Struktur Organisasi

Bagi suatu perusahaan struktur organisasi diperlukan sebagai

kerangka untuk menunjukkan fungsi dan hubungan keseluruhan kegiatan

untuk mencapai sarana. Sedangkan arti penting struktur organisasi bagi

sebuah perusahaan adalah untuk membantu mengatur dan mengarahkan

usaha-usaha dalam organisasi. Adanya pembagian yang tercermin dalam

struktur organisasinya merupakan salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Struktur organisasi PG

Djombang Baru merupakan gambaran atau susunan organisasi yang secara

sistematis berisikan tentang pembagian tugas dan tanggung jawab dari

bagian-bagian serta hubungan yang terdapat dalam lembaga atau organisasi

itu sendiri. Pada organisasi ini wewenang atau perintah dari puncak

pimpinan memancar kebawah vertical tanpa dibatasi oleh fungsi-fungsi

tertentu.

Struktur organisasi PG Djombang Baru merupakan Perseroan dibawah

naungan PTPN X yang berkantor pusat di jalan Jembatan Merah No. 3 – 5

Surabaya. Pimpinan tertinggi adalah administrator sebagai wakil direksi dari

kantor pusat. Administrator diwakili oleh seorang wakil yaitu Kepala

Bagian tanaman yang sewaktu-waktu dapat menggantikan tugas pimpinan

perusahaan apabila Administratur tidak ada di tempat atau tugas lain

administrator membawahi empat Kepala Bagian yang meliputi Kepala

Bagian Tanaman, Instalasi, Pengolahan dan Kepala Bagian AK & U

(58)

Mengenai gambar dari struktur organisasi yang telah ditentukan oleh

PG Djombang Baru terlampir.

Tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah

sebagai berikut:

1. Administratur

Administratur sebagai pimpinan tertinggi di pabrik gula mempunyai

jabatan sebagai berikut:

a. Melaksanakan program kegiatan secara keseluruhan yang telah

ditetapkan oleh direksi dalam pengelolaan pabrik gula.

b. Memimpin dan mengkoordinir tugas pada kepala bagian agar terdapat

kesatuan tindakan dalam melaksanakan kegiatan operasional terpadu

guna mencapai target produksi secara efektir dan efisien.

c. Mengelola serta mempertanggungjawabkan sumber daya manusia,

sumber dan peralatan pabrik sesuai norma yang berlaku.

d. Bertanggung jawab atas semua tugas dari masing-masing bagian yang

ada di perusahaan.

e. Memelihara keharmonisan dalam hubungan kerja dan pelaksanaan

kegiatan perusahaan sehari-hari dan mempertahankan kesejahteraaan

karyawan.

f. Mewakili perusahaan dalam melakukan hubungan keluar dengan

instalasi lain.

g. bertanggungjawab kepada direksi atas kelancaran pelaksanaan tugas

(59)

2. Kepala Bagian Tanaman

Kepala bagian tanaman mempunyai tugas pokok menjalankan

kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Administratur, mengkoordinir

semua tugas bagian tanaman dan bertindak sebagai wakil administrator

apabila tidak ada di tempat. Demi kelancaran tugas dibantu oleh beberapa

bagian antara lain:

a. Sinder Kebun Kepala Bagian

Sinder kebun wilayah membantu kepala bagian tanaman mempunyai

tugas dan wewenang antara lain:

1) Mengkoordinir semua tugas sinder kebun wilayah sesuai dengan

tanggung jawabnya.

2) Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan rencana kebutuhan

anggaran perusahaan bagian tanaman.

3) Menghimpun data dan informasi untuk kepentingan di bagian

tanaman dan menjamin penyediaan tebu dari rayon sesuai dengan

rencana.

b. Sinder Kebun Kepala Angkutan

Sinder kebun kepala nagkutan mempunyai tugas dan tanggungjawab

antara lain:

1) Melaksanakan dan membantu menyusun rencana kebutuhan

anggaran perusahaan dalam bidang angkutan, tabungan untuk tebu

milik sendiri.

2) Menjamin kelancaran peneydiaan tebu dalam musim giling dapat

(60)

3) Di luar masa giling mengadakan perbaikan dan pembenahan

wilayah emplasemen untuk persiapan giling yang akan datang.

4) Mengatur pelaksanaan tebangan atau jadwal tebang sesuai dengan

kemasakan amsa tanam tebu.

c. Sinder Kebun Wilayah

Tugas dan tanggung jawab antara lain:

1) Melaksanakan policy administrasi cq. Kepala bagian tanaman dan

sinder kebun wilayah baik untuk kegiatan tanaman maupun untuk

tebang angkut tebu.

2) Mengadakan penyuluhan bagi para petani tebu rakyat di wilayah

kerja untuk mencari pemasukan areal tanaman tebu.

3) Memberikan bimbingan kepada para petani tebu rakyat mengenai

cara tanam yang baik agar produksi tebu dapat tinggi.

4) Mengembangkan tanaman tebu rakyat intensitifikasi meliputi Tebu

Rakyat Intensifikasi Non Kredit (TRINK) dan Tebu Rakyat

Intensifikasi Non Kredit (TRIP dan TIRN) sesuai dengan INPRES

No. 9/1975.

5) Mengatur tebang angkut tebu wilayahnya, mulai dari penentuan

jadwal tebang sampai pelaksanaan penebangan sesuai dengan besar

kecilnya bagian yang telah ditentukan wilayah.

3. Kepala Bagian Instalasi

Kepala bagian instalasi mempunyai tugas dan tanggun gjawab semua

(61)

proses produksi dengan mengadakan pemeliharaan dan pengadaan

alat-alat yang diperlukan dalam proses produksi.

Adapun tugas dan tanggung jawabnya meliputi:

a. Melaksanakan policy administrasi tentang jalannya proses produksi.

b. Membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan anggaran perusahaan

untuk keperluan instalasi, yaitu biaya pemeliharaan mesin-mesin dan

perlengkapan dalam satu tahun.

c. Mengusahakan bekerjanya seluruh instalasi pbrik untuk menajamin

kelancaran jalannya produksi (termasuk penyediaan air, penggunaan

uap dan lain-lain)

d. Membina kerjasama yang baik antar bagian, mengingat proses

produksi dilakukan terus menerus dalam musin giling. Apabila terjadi

kerusakan salah satu mesin akan menghentikan kegiatan proses

produksi secara keseluruhan.

4. Kepala Bagian Pengelola

Kepala bagian pengelola mempunyai tugas dan tanggung jawab di bagian

pengolahan yang antara lain meliputi:

a. Melaksanakan policy bagian pengolahan administrasi tentang

pelaksanaan operasional di bagian pengolahan.

b. Menyusun rencana kebutuhan anggaran perusahaan untuk bagian

pengolahan selama satu tahun.

c. Melaksanakan pembinaan kerjasama yang baik dalam proses

pengolahan bahan baku tebu sehingga menjadi gula yang sesuai

(62)

d. Mengusahakan adanya kerjasama dengan bagian instalasi yaitu

masinis kegiatan proses pengolahan gula dapat berjalan dengan lancer,

efisien dan efektif.

e. Menghimpun data dan informasi dalam meningkatkan pengendalian

dan mengadakan evaluasi mengenai besarnya biaya pengolahan

sehingga dapat ditekan biaya produksi.

Kepala bagian pengolahan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

dibantu oleh beberapa chemika atau dokter gula.

5. Kepala Bagian Administrasi Keuangan dan Umum

Kepala bagian administrasi keuangan dan umum mempunyai tugas

pokok melaksanakan kebijakan dari administrasi mengkoordinir semua

kegiatan yang ada di bagian administrasi keuangan dan umum. Untuk

kelancaran tugas yang ada di bagian administrasi keuangan dan umum

dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:

a. Bagian Perencanaan dan Pengawasan mempunyai tugas:

1) Mengkoordinir dalam penyusunan rencana kebutuhan anggaran

perusahaan dari seluruh bagian.

2) Merencanakan kebutuhan penggunaan sumber dana atas dasar

anggaran.

3) Mengadakan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan

sumber dana.

4) Membuat laporan atas penggunaan sumber dana atau realisasi

Gambar

Gambar 4.1 PG Djombang Baru Jombang
Tabel 4.1 : Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) Item Corrected Item Total
Tabel 4.2 : Hasil Uji Validitas Variabel Ketidakpastian Lingkungan (X2) Putaran Ke-1
Tabel 4.4 : Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja (Y) Putaran Ke-1 Item Corrected Item Total
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh stres kerja, gaya kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dikantor PDAM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh stres kerja, gaya kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dikantor PDAM

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah di uraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan transformasional dan

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: gaya kepemimpinan tranformasional dan beban kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja, gaya

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT BANK MUAMALAT KOTA SURAKARTA.. Yang disusun

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yang artinya ada pengaruh antara kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT.. Perkebunan

Rasidin padang tahun 2014 menunjukkan bahwa responden di rumah sakit yang memiliki pendapat kepala ruangan dengan gaya kepemimpinan demokratis memiliki motivasi

iv ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan di Badan Penanggulangan