• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN BAGIAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN KESELURUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN BAGIAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN KESELURUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN BAGIAN

DENGAN METODE PEMBELAJARAN KESELURUHAN

TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

(Study Eksperimen di SMA Negeri 2 Ciamis)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh :

Hendra Gunawan

0804148

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Perbandingan Metode Pembelajaran

Bagian Dengan Metode Pembelajaran

Keseluruhan Terhadap Hasil Belajar

Lompat Jauh

Oleh Hendra Gunawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Hendra Gunawan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN HENDRA GUNAWAN

0804148

PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN BAGIAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN KESELURUHAN

TERHADAP HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH.

(Study Eksperimen di SMA Negeri 2 Ciamis)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes., AIFO NIP.196207181988031004

Pembimbing II

Sufyar Mudjianto, M.Pd NIP.197503222008011005

Diketahui oleh, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Hendra Gunawan (0804148). Perbandingan Metode Pembelajaran Bagian Dengan Metode Pembelajaran Keseluruhan Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh. Skripsi. Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK -UPI.

Pembimbing I : Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes., AIFO Pembimbing II : Sufyar Mudjianto, M.Pd

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk melihat apakah terdapat perbedaan dari metode pembelajaran bagian dan metode pembelajaran keseluruhan terhadap hasil belajar lompat jauh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain penelitian pretest-postest group design. Jumlah populasi sebanyak 240 orang siswa dan sampel diambil secara purposive sebanyak 40 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran bagian lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran keseluruhan. Berdasarkan uji hipotesis bahwa thitung metode bagian sebesar 16,462 dan > dari ttabel maka metode

pembelajaran bagian memiliki pengaruh yang signifikan sedangkan thitung metode

keseluruhan sebesar 7,557 dan > dari ttabel maka metode keseluruhan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar lompat jauh. Kesimpulan yang diperoleh adalah kedua metode tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar lompat jauh dikarenakan penghitungan statistika menggunakan uji rata-rata dua pihak. Tetapi, metode bagian lebih unggul dibandingkan dengan metode pembelajaran keseluruhan terhadap hasil belajar lompat jauh.

Kata Kunci : Metode pembelajaran bagian, metode pembelajaran keseluruhan, lompat

(5)

ABSTRACT

Hendra Gunawan (2013). The Comparison Of Part Learning Method With Whole Learning Method Towards Long Jump Learning Output. Minithesis. A Study Program Of PJKR, Department Of Physical Education. FPOK-UPI. Adviser I : Dr. Yudy Hendrayana, M.Kes., AIFO

Adviser II : Sufyar Mudjianto, M.Pd

The aim of this study is to see whether there are differences from part learning method and whole learning method towards long jump learning output. The study method which is used is experiment method with study design pretests postest group design. Population sample is 240 people and sample is taken purposively around 40 people. This study shows that part learning method is better compared with whole learning method. Based on hypotesis test that tcalculation

of part method around 16,462 and > from t-table, so part learning method has significant impact while tcalculation of whole method around 7,557 and > from

t-table, so whole method has significant effect towards long jump learning method. The conclusion which is obtained is part learning method is better compared with whole learning method. Part learning method is more effective to use because part learning method can make better learning output compared with whole learning method towards long jump learning output.

(6)

DAFTAR ISI

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Metode Penelitian ... 6

E. Manfaat penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 8

A. Kajian Teori ... 8

1. Pemahaman dan pengertian lompat jauh ... 8

a. Lompat Jauh ... 9

b. Macam-macam Gaya Dalam Lompat Jauh... 9

c. Teknik Lompat Jauh ... 12

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lompat Jauh ... 18

e. Hal-Hal yang Harus Dihindari Dan Diperhatikan Dalam Lompat Jauh ... 20

2. Metode ... 21

3. Penerapan Metode Bagian Pada Pembelajaran Lompat Jauh ... 28

4. Penerapan Metode Keseluruhan Pada Pembelajaran Lompat Jauh ... 29

B. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A.Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 33

B.Populasi Dan Sampel ... 33

C.Teknik Pengambilan Sampel ... 33

D.Desain Penelitian ... 34

E. Metode Penelitian ... 37

F. Definisi Operasional ... 37

G.Instrumen Penelitian ... 39

H.Teknik Pengumpulan Data ... 39

I. Variabel Penelitian ... 43

J. Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 48

(7)

B. Diskusi Penemuan ... 54

BAB V PENUTUP ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

Dalam Kurikulum SMA, pengertian pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan yang proses pembelajarannya mengutamakan aktifitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat yang

menuju pada pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi dan seimbang. Pembelajaran lompat jauh yang tercantum dalam kurikulum SMA khususnya kelas X dengan kompetensi dasar penguasaan keterampilan, pengetahuan, peraturan yang dimodifikasi serta menanamkan aspek kerjasama, toleransi, percaya diri, semangat dan disiplin.

Kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan untuk SMA meliputi kegiatan pokok dan kegiatan pilihan. Kegiatan pokok terdiri atas atletik, senam, permainan dan pendidikan kesehatan. Sedang kegiatan pilihan disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat, seperti renang, pencak silat, bulu tangkis, tenis meja dan sepak bola. Kegiatan dalam atletik yang termasuk dalam materi kurikulum, salah satunya adalah nomor lompat jauh, sebenarnya siswa sering melakukan berbagai gerakan yang termasuk pada gerakan yang dipelajari dalam atletik, seperti berjalan, berlari dan melompat yang dilakukan dalam aktivitas sehari-hari.

Bentuk gerakan lompat jauh adalah gerakan melompat, mengangkat kaki ke atas dan ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (Aip Syarifuddin, 2002: 90). Lompat jauh dalam pelaksanaannya mempunyai tiga gaya yang sering digunakan oleh para atlet lompat jauh. Gaya tersebut yaitu gaya jongkok ( tuck style), gaya menggantung (hang style) dan gaya berjalan diudara (walking in the air). Tetapi pada pelaksanaan proses belajar siswa

hanya mempelajari salah satu gaya dari ketiga gaya yang dimiliki oleh lompat jauh. Salah satu gaya yang dipelajari oleh siswa SMA adalah gaya lenting atau sering disebut juga gaya gantung. Menurut Ballesteros yang dikutip oleh Yudy

(9)

horizontal yang dibuat sewaktu awalan dengan daya vertikal yang dihasilkan dari kekuatan kaki tolak”. Selain teknik dan gaya pada materi lompat jauh, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil lompatan dalam olahraga lompat jauh. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi prestasi lompat jauh menurut Suharto(2000) sebagai berikut:

1. Kecepatan(speed) adalah kemampuan untuk memindahkan sebagian tubuh atau seluruh tubuh dari awalan sampai dengan pendaratan. Atau bertumpu pada sebuah papan atau balok sewaktu melakukan lompatan, kecepatan banyak ditentukan dari kekuatan dan fleksibilitas.

2. Kekuatan (strength) adalah jumlah tenaga yang dapat dihasilkan oleh kelompok otot pada kontraksi maksimal pada saat melakukan pekerjaan atau latihan dalam melakukan lompatan.

3. Daya ledak merupakan kemampuan otot dalam melakukan tolakan tubuh melayang diudara saat lepas dari balok tumpu.

4. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan suatu sikap tubuh tertentu secara benar dari awal melakukan lompatan sampai selesai melakukan lompatan.

5. Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan suatu gerakan motorik secara benar.

6. Koordinasi hal yang harus dimiliki oleh seorang atlet dalam mengkoordinasikan gerakan maju dengan kebutuhan naik.

Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka banyak sekali hal menarik yang menjadi bahan penelitian tentang lompat jauh, khususnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan aktivitas belajar di sekolah, khususnya di Sekolah

Menengah Atas.

(10)

3

disekolah yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran bagian dan metode pembelajaran keseluruhan. Metode bagian adalah salah satu cara untuk mengatur bahan – bahan pelajaran dengan menitikberatkan pada elemen – elemen dari bahan pelajaran.

Metode bagian pada umumnya diterapkan untuk mempelajari jenis

keterampilan yang cukup sulit atau kompleks. Harsono (1988: 142) menyatakan,

“Pada umumnya guru mengajarkan suatu teknik dengan part method, hal ini disebabkan karena: (1) siswa belum banyak tahu mengenai cara melaksanakan teknik atau keterampilan, (2) agar siswa melakukan teknik sesuai dengan keinginan guru”. Menurut Rusli Lutan (1988: 411) bahwa, “Metode bagian atau parsial dapat diterapkan jika struktur gerak agak kompleks, sehingga

kemungkinan untuk memperoleh hasil belajar yang maksimum akan diperoleh jika komponen-komponen gerak dilatih”. Sedangkan Sugiyanto (1996: 67)

berpendapat, “Yang terpenting untuk dipertimbangkan dalam penerapan metode bagian atau keseluruhan adalah mengenai sifat dari gerakan yang dipelajari yaitu dalam hal tingkat kerumitan organisasi dan tingkat kompleksitas gerakan”.

Suatu metode pembelajaran tidak akan lepas dari kekurangan dan kelebihan, maka seorang guru harus bisa memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan disampaikan pada saat mengajar. Begitu pula dengan metode bagian, diantara kelemahan metode bagian adalah :

1. Peserta didik akan kesulitan apabila guru memberikan tahapan gerakan yang tidak sesuai dengan karakteristik keterampilan yang diajarkan.

2. Dalam pembelajaran ini dibutuhkan waktu yang cukup lama apabila

keterampilan yang diajarkan bersifat kompleks.

Kelebihan metode bagian adalah:

1. Membantu peserta didik memehami dengan jelas jalannya suatu proses gerakan yang akan diajarkan.

(11)

3. Kesalahan – kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki melalui pengamatan dari suatu bagian per bagian gerakan yang terlihat

4. Memberikan informasi yang jelas kepada peserta didik tentang suatu gerakan yang akan dipelajari.

Selain metode bagian yang dapat digunakan dalam pembelajaran penjas,

terdapat juga metode keseluruhan yang bisa digunakan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Metode keseluruhan merupakan bentuk latihan suatu keterampilan yang pelaksanaannya dilakukan secara utuh dari keterampilan yang dipelajari. Berkaitan dengan metode keseluruhan Sugiyanto (1996: 67) menyatakan, “Metode keseluruhan adalah cara pendekatan dimana sejak awal pelajar diarahkan untuk mempraktekkan keseluruhan rangkaian gerakan yang

dipelajari”. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.56) bahwa, “Metode keseluruhan adalah metode yang menitik beratkan kepada keutuhan dari bahan pelajaran yang

ingin disampaikan”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa metode keseluruhan merupakan cara mengajar yang menitik beratkan pada keutuhan dari keterampilan yang dipelajari. Dalam metode keseluruhan, siswa dituntut melakukan gerakan keterampilan yang dipelajari secara keseluruhan tanpa memilah-milah bagian-bagian dari keterampilan yang dipelajari. Metode keseluruhan pada umumnya diterapkan untuk mempelajari suatu keterampilan yang sederhana. Seperti dikemukakan Harsono (1988: 142) bahwa, “Apabila keterampilan olahraga yang diajarkan itu sifatnya sederhana dan mudah dimengerti maka keterampilan tersebut sebaiknya diajarkan secara keseluruhan,

dan setiap teknik bagian hanya dilatih secara khusus apabila siswa atau subyek

selalu membuat kesalahan pada teknik bagian tersebut”. Sedangkan Rusli Lutan (1988: 411) menyatakan, “Metode keseluruhan memberikan keuntungan maksimal jika yang dipelajari ialah gerakan yang sederhana”.

(12)

5

diajarkan secara khusus apabila siswa seringkali melakukan kesalahan. Pada metode keseluruhan terdapat kekurangan yaitu :

1. Peserta didik akan memehami suatu gerakan apabila seorang guru memberikan informasi yang kurang jelas tentang suatu gerakan yang akan diajarkan.

2. Peserta didik akan merasa takut dengan dituntut untuk melakukan suatau

gerakan yang baru mereka pelajari secara utuh atau keseluruhan.

Kelebihan yang dimiliki oleh metode keseluruhan adalah :

1. Keterampilan yang diajarkan tidak memerlukan waktu yang lama. 2. Peserta didik dapat mengetahui secara utuh gerakan yang diajarkan. 3. Memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran

4. Metode ini sangat cocok untuk mempelajari keterampilan yang sederhana.

Berdasarkan penjelasan dan uraian diatas, maka penulis mencoba untuk melihat apakah terdapat perbedaan dari kedua metode diatas yakni membandingkan metode pembelajaran bagian dan metode pembelajaran keseluruhan yang diterapkan pada pembelajaran lompat jauh.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mempunyai keinginan untuk meneliti manakah metode yang lebih efektif dan lebih unggul yang dapat diterapkan pada hasil belajar lompat jauh. Dengan demikian, penulis mengambil

judul ’’ Perbandingan Metode Pembelajaran Bagian Dengan Metode

Pembelajaran Keseluruhan Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh di SMA Negeri 2 Ciamis’’.

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan tersebut diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh dari metode pembelajaran bagian terhadap

(13)

2. Apakah terdapat pengaruh dari metode pembelajaran keseluruhan terhadap

hasil belajar lompat jauh ?

3. Metode manakah yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar lompat

jauh ?

c. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian harus mempunyai tujuan yang hendak dicapai sebagai awal

untuk menentukan kegiatan selanjutnya. Adapun tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari metode pembelajaran

bagian terhadap hasil belajar lompat jauh.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari metode keseluruhan

terhadap hasil belajar lompat jauh.

3. Untuk mengetahui metode manakah yang lebih berpengaruh terhadap

hasil belajar lompat jauh.

d. Metode Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, tidak akan terlepas dari metode yang digunakan, hal ini terkait dengan keberhasilan penelitian yang ingin dicapai dengan menentukan metode yang tepat sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari mengenai cara melakukan pengamatan dan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari data yang akurat.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2011:72) bahwa “Metode

(14)

7

yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

e. Manfaat penelitian

1. Siswa termotivasi untuk mendapatkan hasil lompatan maksimal dari proses pembelajaran lompat jauh.

2. Siswa mendapatkan gambaran dan pengalaman dengan adanya

perbandingan metode mengajar bagian dengan keseluruhan

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

a. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di :

Lokasi : SMAN 2 Ciamis

Waktu : 2-28 September 2013

b. Populasi dan sampel

Dalam tercapainya suatu tujuan penelitian, maka peranan populasi dan sampel sangat dibutuhkan untuk memperoleh data yang diinginkan. Sugiyono (2011) menjelaskan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan definisi diatas, maka penulis menentukan populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 2 Ciamis. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini, maka penulis mengambil sebagian dari populasi sehingga disebut penelitian sampel. Sugiyono (2011) mengemukakan “ Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan sampling purposive yaitu dengan pertimbangan tertentu (sampling purposive). Mengenai sampling purposive dijelaskan oleh Sugiyono (2011) menjelaskan, bahwa “sampling

purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Sampel pada penelitian ini diambil dari nilai olahraga yang tertinggi dari setiap kelas. Artinya, penulis mengambil sampel berdasarkan nilai olahraga yang paling

(16)

34

c. Teknik pengambilan sampel

Setelah sampel terkumpul secara purposive, maka langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah membagi siswa menjadi dua kelompok. Setelah melakukan tes awal terlebih dahulu maka sampel akan dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan dari hasil tes awal.

Gambar 3.1. Pembagian Jumlah Sampel d. Desain penelitian

Desain penelitian sangat diperlukan dalam melakukan sebuah penelitian karena dengan adanya desain penelitian maka desain tersebut akan menjadi suatu pegangan dalam melakukan penelitian. Desain yang peneliti gunakan ialah Pretest-Posttest Group Design, alasan mengapa penulis menggunakan desain

penelitian ini, karena sebelum diberikan perlakuan (treatment) sampel terlebih dahulu akan diberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mengenai keterampilan melakukan serangkaian gerakan lompat jauh. Dengan menggunakan sampel secara purposive (dengan pertimbangan tertentu) yang akan dibagi menjadi dua kelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Populasi

Sampel

Kel. Metode Bagian

20 orang siswa

Kel. Metode Keseluruhan

(17)

Tabel 3.1 Pretest – Posttest Group Design

Keterangan :

R1 : Sampel metode bagian R2 : Sampel metode keseluruhan O1 : Pretest kelompok metode bagian O2 : Pretest kelompok metode keseluruhan X1 : Treatment kelompok metode bagian X2 : Treatment kelompok metode keseluruhan O3 : Tes akhir kelompok metode bagian O4 : Tes akhir kelompok metode keseluruhan

Adapun langkah-langkah yang akan penulis lakukan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

kelompok Pretest Treatment Posttest

R1 O1 X1 O3

(18)

36

Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian

Adapun mengenai langkah-langkah yang akan penulis lakukan dalam

penelitian ini, dapat di gambarkan sebagai berikut: 1. Menentukan populasi

2. Melakukan tes awal terlebih dahulu 3. Memilih dan menetapkan sampel.

4. Membagi sampel menjadi dua kelompok, yaitu:

Populasi

Tes awal

Treatment kelompok metode bagian

Treatment kelompok metode keseluruhan

Tes akhir Tes akhir

Pengolahan dan analisis data

(19)

a. Kelompok metode bagian b. Kelompok metode keseluruhan

5. Melakukan proses pembelajaran atau perlakuan pada sampel. 6. Melakukan tes akhir.

7. Mengolah data.

8. Melakukan pengujian hipotesis.

9. Mengambil kesimpulan.

e. Metode penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, tidak akan terlepas dari metode yang digunakan, hal ini terkait dengan keberhasilan penelitian yang ingin dicapai dengan menentukan metode yang tepat sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari mengenai cara melakukan pengamatan dan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari data yang akurat.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2011) bahwa “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.” Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Sesuai dengan tujuan tersebut diatas, maka metode penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

f. Definisi operasional

1. Lompat Jauh

(20)

38

gerakan melompat, mengangkat kaki keatas kedepan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin diudara (melayang diudara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

2. Metode Bagian

Metode bagian merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan secara bagian per bagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk keterampilan yang dipelajari dipilah-pilah ke dalam bentuk gerakan yang lebih mudah dan sederhana. Berkaitan dengan metode bagian Sugiyanto (1996) menyatakan, “Metode bagian merupakan cara pendekatan dimana mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktekkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan setelah bagian-bagian gerakan dikuasai baru mempraktekkannya secara keseluruhan”. Menurut Andi (1999) bahwa, “Metode bagian adalah satu cara pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitik beratkan pada penyajian elemen-elemen dari bahan pelajaran”. Harsono (1988) menyatakan,“Pada umumnya guru mengajarkan suatu teknik dengan part method, hal ini disebabkan karena: (1) siswa belum banyak tahu mengenai cara melaksanakan teknik atau keterampilan, (2) agar siswa melakukan teknik sesuai dengan keinginan guru”. Menurut Rusli (1988) bahwa, “Metode bagian atau parsial dapat diterapkan jika struktur gerak agak kompleks, sehingga kemungkinan untuk memperoleh hasil belajar yang maksimum akan diperoleh jika komponenkomponen gerak dilatih”. Sedangkan Sugiyanto (1996) berpendapat, “Yang terpenting untuk dipertimbangkan dalam penerapan metode bagian atau keseluruhan adalah

mengenai sifat dari gerakan yang dipelajari yaitu dalam hal tingkat kerumitan organisasi dan tingkat kompleksitas gerakan”.

3. Metode Keseluruhan

(21)

keseluruhan adalah cara pendekatan dimana sejak awal pelajar diarahkan untuk mempraktekkan keseluruhan rangkaian gerakan yang dipelajari”. Menurut Andi (1999) bahwa, “Metode keseluruhan adalah metode yang menitikberatkan kepada keutuhan dari bahan pelajaran yang ingin disampaikan”.

g. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk mengukur data. Menurut Sugiyono (2011) menjelaskan, bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.” Sehingga instrumen diperlukan untuk mengumpulkan data dari sampel. Instrumen pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan Kompetensi Dasar yang sesuai dengan Kurikulum SMA yang akan menjadi alat bantu dalam menilai proses selama mengikuti pembelajaran lompat jauh selain dari bentuk tes lompat jauh yang akan diberikan kepada siswa.

h. Teknik pengumpulan data

Teknik pengambilan data dilaksanakan dengan tes dan pengukuran. Nurhasan (2001) menjelaskan tes adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang obyektif tentang hasil belajar siswa. Sedangkan pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari suatu obyek tertentu dan dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur. Ciri khas dari hasil pengukuran yakni dinyatakan dalam skor kuantitatif yang dapat diolah secara statistik. Tes dan pengukuran dalam penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang hasil lompat jauh gaya lenting yang dilaksanakan dua kali yaitu pada pre-test dan post-test sehingga hasil tes akan dicatat dalam satuan

centimeter.

(22)

40

1. Test Pretest

Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap pembelajaran lompat jauh sebelum diberikannya treatment atau perlakuan.

2. Tes Posttest

Posttest digunakan untuk mengukur kemampuan dan membandingkan peningkatan hasil belajar lompat jauh pada kedua kelompok sesudah pelaksanaan

pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran bagian dan metode pembelajaran keseluruhan pada peningkatan hasil belajar lompat jauh. Masing-masing siswa akan diberi kesempatan melompat sebanyak 3 kali lompatan. Hasil lompatan akan dicatat dan diambil berdasarkan lompatan yang paling jauh. Untuk tes akhir berlaku diskualifikasi artinya apabila siswa tidak tepat menolak pada papan tolak, maka hasil lompatannya tidak akan diukur dan dicatat. Yang dicatat hanya lompatan yang tepat menolak pada papan tolakan yaitu kaki tolak tepat menolak diatas papan tolak dan diukur sampai bekas kaki mendarat.

3. Tes lompat jauh

Tes lompat jauh (Aip,1992) dilakukan untuk mengukur hasil belajar lompat jauh. Sampel melakukan lompat jauh dengan gaya lenting sesuai dengan hasil perlakuan dari metode bagian dan metode keseluruhan sebanyak tiga kali kesempatan lompat. Hasil diukur dari bekas kaki mendarat terdekat dengan bekas kaki tumpuan dan diukur dengan satuan meter. Dari ketiga lompatan tersebut, akan diambil lompatan yang paling jauh karena akan menjadi penentu untuk hasil perbandingan dari kedua metode pembelajaran tersebut dalam pengolahan data. Pelaksanaan untuk tes lompat jauh adalah :

1. Tujuan : Tes ini dipergunakan untuk mengukur hasil belajar lompat jauh. 2. Alat-alat dan perlengkapan :

(23)

3. Pelaksanaan tes

Penelitian akan dilaksanakan selama 12 kali pertemuan karena menurut Tite, dkk (2007) mengatakan bahwa “dalam pelaksanaan pengaturan lama latihan diharuskan untuk mempertimbangkan tingkat kelelahan secara fisiologis. Latihan yang dilakukan dalam waktu yang lama pada setiap kali latihan belum tentu dapat meningkatkan kemampuan atau keterampilan atlet. Hal penting yang perlu

dipertimbangkan dalam pelaksanaan pengaturan lama latihan adalan intensitas latihan harus mencapai batas minimal (training zone), beban latihan sebaiknya dilakukan minimal 3 kali dalam seminggu”. Hal ini sejalan dengan pendapat De Lorme dan Watkin yang dikutip oleh M. Sajoto (1988), program latihan yang dilakukan empat kali seminggu selama enam minggu cukup efektif, namun rupanya pelatih cenderung melaksanakan latihan setiap minggu tiga kali agar tidak terjadi kelelahan yang kronis dengan lama latihan enam minggu atau lebih.

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis mengambil kesimpulan untuk melakukan penelitian ini, akan dilaksanankan sebanyak 3 kali dalam satu minggu selama satu bulan. Jadi jumlah keseluruhan adalah 12x pertemuan.

Tabel 3.2 Kisi-kisi program pembelajaran

No Materi / program pembelajaran

1. Lompat dengan awalan dekat dengan menggunakan irama langkah sebanyak 5-6 langkah.

2. ABC Run

3. Lari Frekuensi dengan ban dalam dan menggunakan permainan

4. Lompat dengan awalan 5-6 langkah dengan alat bantu box pada tolakan

5. Lari dan loncat

6. Permainan dominan langkah dan loncat dengan alat bantu ban dan kardus 7. Lari dengan awalan 6-8 langkah

8. Lari frekuensi

9. Lompat dengan awalan 6-10 dengan alat bantu ban dan kardus

10. Loncat jingkat dengan alat bantu kardus

(24)

42

12. Tes Parameter

13. Lari kombinasi dengan tolakan 14. Lompat pantul

15. Lompat kelinci dalam bentuk permainan

16. Hop step

17. Lompat melewati rintangan

18. Koordinasi menolak

19. Koordinasi menolak dan sikap diudara

20. Kombinasi awalan, tolakan, sikap diudara dan mendarat

Tabel 3.3 Hasil pembelajaran lompat jauh (Aip Syarifudin 1992:91) No Nama siswa Kesempatan

Lompatan

Tabel 3.4 Keterampilan proses belajar lompat jauh

Keterangan penilaian :

(25)

kedua tangan lurus keatas, mendarat dengan kedua kaki secara mengeper dan kedua tangan lurus kedepan.

b. Nilai 3 : Siswa melakukan gerakan lompat jauh dengan adanya awalan, ketepatan menolak, sikap badan diudara tidak melenting, posisi tangan lurus keatas, mendarat dengan kedua kaki mengeper dan posisi kedua tangan lurus kedepan.

c. Nilai 2 : Siswa melakukan gerakan lompat jauh dengan awalan, ketepatan menolak kurang (tidak tepat pada papan tolak), sikap diudara lenting posisi kedua tangan lurus, pendaratan kedua kaki tidak mengeper dan posisi kedua tangan tidak lurus kedepan.

d. Nilai 1 : Siswa melakukan gerakan lompat jauh tanpa awalan, tidak tepat menolak, sikap badan diudara kurang lenting dan pendaratan dengan posisi kedua kaki tidak mengeper dan kedua tangan tidak lurus kedepan.

Tabel 3.5 Penilaian hasil lompat

Perolehan Nilai

Sehubungan dengan adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori,

(26)

44

Tabel 3.6 Variabel penelitian

Variabel bebas Variabel terikat

Metode pembelajaran bagian

Hasil belajar lompat jauh Metode pembelajaran keseluruhan

j. Analisis data

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, pada saat data telah terkumpul maka langkah selanjutnya yaitu dengan menganalisis data tersebut melalui pendekatan statistika. Adapun urutan langkah-langkah dalam pengolahan data pada penelitian ini, sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-rata

Mencari nilai rata-rata dari setiap kelompok data dengan menggunakan

rumus:

̅

(Sudjana, 2005:67)

Keterangan:

̅= Nilai rata-rata yang dicapai

X = Skor mentah yang diperoleh

N = Jumlah sampel ∑ = Jumlah

2. Menghitung simpangan baku

Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus:

(Sudjana, 2005:93)

(27)

Keterangan rumus di atas adalah :

S = simpangan baku yang dicari

= jumlah

= nilai data mentah

= nilai rata-rata yang dicari = jumlah sampel

3. Menghitung uji normalitas menggunakan rumus:

Uji normalitas ini bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran

normal atau tidak. Nurhasan (2006:105-106) caranya sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2 … , Xn jika dijadikan angka baku Z1, Z2, … , Zn dengan

dengan Z1. jika proporsi dinyatakan oleh S(Z1), maka:

S(Z1) =

d. Hitung selisih F(Zi) - S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga-harga tersebut. Sebutlah nilai-nilai terbesar ini Lo.

Kriteria uji normalitas adalah:

 Hipotesis ditolak apabila Lo > Lt, ini berarti populasi berdistribusi tidak normal.

 Hipotesis diterima apabila Lo < Lt, ini berarti populasi berdistribusi normal.

4. Menghitung uji homogenitas menggunakan rumus:

X

X

(28)

46

Uji homogenitas dengan rumus yang digunakan

Variansi terbesar (Sugiyono, 2009:276) Variansi terkecil

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (α) = 0,05.

5. Uji hipotesis peningkatan hasil pembelajaran menggunakan rumus: Pengujian hipotesis terhadap peningkatan hasil pembelajaran, menggunakan uji t dengan rumus dari sebagai berikut:

Sudjana, (2005:239)

Keterangan:

= Nilai kritis

= Simpangan baku gabungan

= Jumlah sampel kelompok bagian

= Jumlah sampel kelompok keseluruhan

= Rata-rata kelompok bagian

= Rata-rata kelompok keseluruhan

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah terima hipotesis, jika t > t1 – α.

Untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0,95 dan derajat kebebasan (dk) = (n1 + n2 - 2).

Jika hasil di atas σ1 ≠ σ2 , maka digunakan satistik t„ dengan rumus sebagai

berikut:

(29)

t„ = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ √ ( ⁄ )( ⁄ )

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis Ho jika t‟ ≥ ,

dengan : W1 = ⁄ , W2 = ⁄ t1 = t (1- 1/2α )

,

( n1 – 1) , t2 = t (1- 1/2α ),( n2 – 1).

peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1 –α) sedangkan dk= n-1. Dengan : W1 = ⁄ ; W2 = ⁄

t1 = t (1- 1/2α )

,

( n1 – 1)

(30)

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyimpulkan bahwa:

1. Metode bagian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar lompat jauh. Karena dengan menggunakan metode bagian, peneliti dapat memberikan contoh secara bagian perbagian mengenai gerakan-gerakan yang terdapat pada lompat jauh dan secara langsung dapat dilakukan oleh siswa. 2. Metode keseluruhan memiliki pengaruh yang signifikan pada hasil belajar

lompat jauh, karena dengan metode keseluruhan peneliti dapat menginstruksikan setiap gerakan dari lompat jauh secara keseluruhan dan dilakukan oleh siswa. Namun, metode keseluruhan kurang memberikan kontribusi yang baik terhadap hasil belajar lompat jauh.

(31)

B. SARAN

Saran atau rekomendasi yang dapat penulis kemukakan setelah kesimpulan maka penulis ingin ditujukan kepada para siswa, pihak sekolah, guru, dan peneliti berikutnya. Setelah mengkaji seluruh permasalahan dan hasil dari penelitian yang dilakukan, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Siswa agar lebih bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran

lompat jauh di sekolah, karena manfaat dari pembelajaran itu sangat positif apalagi bila dipelajari atau dilatih lagi lebih dalam akan mengantarkan siswa pada prestasi apalagi lompat jauh merupakan salah satu nomor perorangan. 2. Pengaturan waktu mengajar untuk pembelajaran atletik agar diperbanyak 3. Guru penjas dianjurkan berinovasi dalam pembelajaran atletik agar

pembelajaran atletik tidak monoton dalam pandangan siswa

4. Pihak sekolah supaya memperbaiki dan memperhatikan fasilitas dan perlengkapan olahraga, agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik. 5. Guru penjas harus menerapkan metode pembelajaran bagian tidak hanya

metode keseluruhan yang diberikan kepada siswa dan menggunakan variasi-variasi yang lebih menarik dan inovatif supaya proses pembelajaran dapat terlaksana dengan optimal.

6. Diharapkan ada untuk penelitian selanjutnya agar dapat memunculkan dan mengembangkan sampel yang lebih banyak ataupun variabel yang lebih luas, metode serta instrumen dan faktor-faktor lain maupun variasi serta inovasi yang lebih baru yang dapat mempengaruhi perkembangan lompat jauh di Sekolah Menengah Atas sehingga akan diketahui secara jelas dan akurat mengenai proses belajar mengajar yang cocok dalam dunia

(32)

60

Implementasi Basic

Setelah dilaksanakannya seluruh proses penelitian dan mengetahui hasil penelitian tersebut, penulis akan mencoba mengaplikasikan atau merealisasikan pada proses pembelajaran yang sebenarnya. Dari semua tingkatan sekolah, dalam kurikulum pembelajaran terdapat materi pembelajaran lompat jauh, sehingga terdapat kesempatan yang sangat besar

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.

Bahagia, Y. dkk. (2000). Atletik. Departemen Pendidikan Nasional.

Bahri-Djamarah, S dan Zain, A. (2006). Strategi belajar mengajar edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Hendrayana, Y dan Rahmat, A. (2007). Modul bermain atletik Prodi PJKR.

M. Saputra, Yudha. (2011). Dasar-dasar keterampilan atletik untuk SLTP. Departemen Pendidikan Nasional

Sagala, S. (2012). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sudjana. (2005). Metoda statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Tite, Juliantine. dkk. (2007). Teori Latihan. Bandung: Departemen Pendidikan Indonesia .

UPI. (2012). Buku pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Zafar-Sidik, D. (2010). Mengajar dan melatih atletik. Bandung: Rosdakarya.

Sumber Internet

Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/)

http://sutisna.com/pendidikan/strategi-belajar-mengajar/macam-macam-metode-mengajar/

wawan-junaidi.blogspot.com › PEMBELAJARAN

carapedia.com/pengertian_definisi_metode_menurut_para_ahli_info...

(34)

62

hipni.blogspot.com/.../pengertian-definisi-metode-pembelajaran.html

http://education-mantap.blogspot.com/2010/05/metode-tugas-dan-resitasi.html

http://www.sarjanaku.com/2011/05/metode-pemberian-tugas.html.

Http://carapedia.com/berbagai_gaya_lompat_jauh_info3598.html

Muryonotianov.blogspot.com/10:37/Metode-tugas-resitasi.html.16-november-2011

Http://carapedia.com/berbagai_gaya_lompat_jauh_info3598.html

Baca-informasi.blogspot.com/.../hal-hal-yang-harus-dihindari-dan.html.16-november-2012.lutfi.akhmad

Phentem-ihdizen.blogspot.com/../macam-macam-gaya-lompat-jauh.htm.

www.sarjanaku.com/.../lompat-jauh-pengertian-teknik-faktor.html.11-september-2011

Gambar

table, so whole method has significant effect towards long jump learning method. The conclusion which is obtained is part learning method is better compared with whole learning method
Gambar  3.1. Pembagian Jumlah Sampel
Tabel 3.1  Pretest – Posttest Group Design
Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan Pengaruh Metode Bagian Dengan Metode Keseluruhan Terhadap Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Bangun Purba Tahun Ajaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui pembelajaran dengan media rintangan pada siswa SMA Negeri 1 Kota

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Dengan Menggunakan Pembelajaran Bermain Lompat Tali pada Siswa Kelas VI SD Negeri 101935 Batang Terap Kecamatan Perbaungan

Pembelajaran Rekaman Visual (video ) lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran Tradisional terhadap kemampuan lompat tinggi gaya flop, hal ini dapat dilihat

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif mempunyai tujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pembelajaran lompat jauh menggunakan alat bantu tali dan

Lompatan kedepan merupakan metode pembelajaran lompat jauh dengan memperhatikan lompatan kedepan, keuntungan pelaksanaan pembelajaran dengan lompatan kedepan adalah merangsang

Terdapat perbedaan yang signifikan antara metode pembelajaran bagian dan metode pembelajaran keseluruhan terhadap peningkatan keterampilan pukulan forehand tenis meja pada siswa

Berdasarkan hasil pengambilan data baik tes awal atau tes akhir penelitian, yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi akhir keadaan kelas pada materi lompat jauh