• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Kuasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh

NURFITHRIYANI 0806397

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

(2)

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Kuasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung)

Oleh:

NURFITHRIYANI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Nurfithriyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. NURFITHRIYANI

0806397

PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Kuasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung)

TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Dr. H. Nugraha, SE, AK, M.Si NIP. 19661226 199001 1 002

Pembimbing II

Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si. NIP. 19801112 200501 1 002

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN ISI SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN

MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA” (Kuasi Eksperimen di Kelas X SMK Bina Warga Bandung) ini benar-benar karya saya sendiri, dan tidak

ada di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku

dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya

apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini,

atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013

Yang membuat pernyataan,

(5)

ABSTRAK

Nurfithriyani (2013). Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning

Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK

Bina Warga Bandung)

Pembelajaran akuntansi masih dirasakan sulit oleh mayoritas siswa sehingga siswa tidak menangkap konsep dengan benar. Selain itu, proses pembelajaran yang dilakukan guru pada pelajaran akuntansi biasanya didominasi oleh guru. Akibatnya siswa merasa jenuh dan kurang bersemangat. Untuk mengatasi hal tersebut perlu digunakan strategi yang dapat melibatkan siswa dalam memahami konsep akuntansi sehingga dapat membangkitkan semangat siswa dan membuat siswa aktif. Strategi tersebut adalah dengan model cooperative learning teknik NHT (Numbered Head Together).

Penentuan metode pembelajaran secara tepat dan disesuaikan dengan materi, memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik. Model cooperative learning teknik NHT (Numbered Head

Together) sebagai alat bantu dalam pembelajaran akuntansi yang membuat siswa lebih aktif,

sehingga siswa mampu memahami materi dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 80 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

cluster sampling dan diperoleh dua kelas sampel yaitu kelas X Ak 1 (kelas eksperimen) dan

kelas X Ak 2 (kelas kontrol). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan instrumen tes. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered

Heads Together) dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

teknik NHT (Numbered Heads Together) atau yang disebut juga dengan pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah.

(6)

The Influence Of The Application Of Cooperative Learning Model Of Student Learning Outcomes

(Quasi experiment in Class X Accounting SMK Bina Warga Bandung)

Nurfithriyani

Mentor I : Drs. H. Nugraha, SE, Ak, M.Si

Mentor II : Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si

ABSTRACT

Learning accounting still perceived difficult by the students and so students didn ' t catch the concept of properly. Besides, the learning process undertaken teacher on a lesson accounting usually dominated by the teacher. Consequently students feel saturates and less eager. To overcome the problem should be used strategy that can be involving students in understanding the concept of accounting so as to be stirred up the spirit of students and make students active.

The strategy is on the model of learning techniques cooperative NHT (Numbered Head Together).

The determination of a method of learning precisely and adapted to matter; enables the student to study better. A model cooperative learning techniques NHT (Numbered Head Together) as an auxiliary apparatus in learning accounting make more active, students and so students capable of being comprehended matter with good and will raise study result of the students.

Methods used in this research is a method of quasi experiment. Population in this research is all the students class x accounting smk bina residents lesson bandung year 2012 / 2013 80 students.

The sample done with clusters of sampling techniques and obtained two classes samples namely class x ak 1 (experiment class) and the ak 2 ( class control ). The technique of the collection of data used is with an instrument the test. The data and analysis by the use of statistical test test normality, covering test and test the hypothesis of homogeneity.

On the basis of research results that can be concluded that there are differences study result of the students who use the model of learning cooperative learning techniques NHT (Numbered Heads Together) with that does not use the model of learning cooperative learning techniques NHT (Numbered Heads Together) or which is called also by learning commonly used in school.

(7)

i

Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning

Terhadap Hasil Belajar Siswa

(Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung)

Nurfithriyani

Pembimbing I : Drs. H. Nugraha, SE, Ak, M.Si

Pembimbing II : Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si

ABSTRAK

Pembelajaran akuntansi masih dirasakan sulit oleh mayoritas siswa sehingga siswa tidak menangkap konsep dengan benar. Selain itu, proses pembelajaran yang dilakukan guru pada pelajaran akuntansi biasanya didominasi oleh guru. Akibatnya siswa merasa jenuh dan kurang bersemangat. Untuk mengatasi hal tersebut perlu digunakan strategi yang dapat melibatkan siswa dalam memahami konsep akuntansi sehingga dapat membangkitkan semangat siswa dan membuat siswa aktif. Strategi tersebut adalah dengan model cooperative

learning teknik NHT (Numbered Head Together).

Penentuan metode pembelajaran secara tepat dan disesuaikan dengan materi, memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik. Model cooperative learning teknik NHT (Numbered Head Together) sebagai alat bantu dalam pembelajaran akuntansi yang membuat siswa lebih aktif, sehingga siswa mampu memahami materi dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 80 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster sampling dan diperoleh dua kelas sampel yaitu kelas X Ak 1 (kelas eksperimen) dan kelas X Ak 2 (kelas kontrol). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan instrumen tes. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative

Learning teknik NHT (Numbered Heads Together) dengan yang tidak

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT

(Numbered Heads Together) atau yang disebut juga dengan pembelajaran yang

biasa digunakan di sekolah.

Kata kunci : Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together),

(8)

ii

The Influence Of The Application Of Cooperative Learning Model Of Student Learning Outcomes

(Quasi experiment in Class X Accounting SMK Bina Warga Bandung)

Nurfithriyani

Mentor I : Drs. H. Nugraha, SE, Ak, M.Si

Mentor II : Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si

ABSTRACT

Learning accounting still perceived difficult by the students and so students didn ' t catch the concept of properly. Besides, the learning process undertaken teacher on a lesson accounting usually dominated by the teacher. Consequently students feel saturates and less eager. To overcome the problem should be used strategy that can be involving students in understanding the concept of accounting so as to be stirred up the spirit of students and make students active.

The strategy is on the model of learning techniques cooperative NHT comprehended matter with good and will raise study result of the students.

Methods used in this research is a method of quasi experiment. Population in this research is all the students class x accounting smk bina residents lesson bandung year 2012 / 2013 80 students. The sample done with clusters of sampling techniques and obtained two classes samples namely class x ak 1 (experiment class) and the ak 2 ( class control ). The technique of the collection of data used is with an instrument the test. The data and analysis by the use of statistical test test normality, covering test and test the hypothesis of homogeneity.

On the basis of research results that can be concluded that there are differences study result of the students who use the model of learning cooperative learning techniques NHT (Numbered Heads Together) with that does not use the model of learning cooperative learning techniques NHT (Numbered Heads Together) or which is called also by learning commonly used in school.

(9)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahi.

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

segala Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat waktu. Skripsi ini merupakan suatu tanda kehormatan yang

diajukan sebagai prasyarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan

Pendidikan Akuntansi FPEB UPI.

Skripsi ini difokuskan untuk menggambarkan pengaruh penerapan

model pembelajaran cooperative learning terhadap hasil belajar siswa sehingga

diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran yang dirasa tepat

untuk membantu mempermudah siswa dalam memahami dan menguasai setiap

materi pelajaran sehingga dapat memperbaiki hasil belajar siswa.

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk karya ilmiah skripsi yang

tersusun menjadi lima bab. Bab I menungkapkan latar belakang, rumusan dan

batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Bab II merupakan sajian

konsep teoritis yang relevan dijadikan landasan operasional penelitian. Bab III

menampikan pendekatan, metode dan teknik penelitian, definisi operasional

variabel, pengembangan instrumen pengumpulan data, penentuan subjek

penelitian dan prosedur analisis data. Bab IV merupakan hasil dari penelitian

yang dilakukan penulis. Bab V menerangkan mengenai kesimpulan dari pada

(10)

iv

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mengajukan skripsi

ini ke hadapan yang terhormat Dewan penguji dan pembaca sekalian, dengan

harapan semoga apa yang disajikan dalam skripsi ini dapat memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi dunia pendidikan akuntansi pada umumnya

dan khususnya bagi pengembangan kemampuan pribadi penulis. Amien.

Bandung, Januari 2013

(11)

v

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyadari dengan sepenuh hati dalam penulisan skripsi ini

tentunya penulis tidak terlepas dari do’a orang-orang sekitar, dorongan,

bantuan, serta amanah yang diberikan kepada penulis agar semangat dan

pantang menyerah untuk terus mencoba menulis sebuah skripsi hingga selesai.

Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih serta penghargaan

setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd, Rektor Universitas

Pendidikan Indonesia.

2. Bapak Dr. H. Edi Suryadi, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

3. Bapak Drs. H. Ajang Mulyadi, MM, Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi.

4. Bapak Dr. H. Nugraha, SE. M.Si. Akt, Pembimbing I, yang dengan penuh

kesabaran dan ketelatenan dalam membimbing, memberikan motivasi,

dukungan, serta arahan yang sangat berarti selama penulisan skripsi ini.

5. Bapak Arvian Triantoro, S.Pd. M.Si, Pembimbing II, yang senantiasa

memberikan arahan, masukan dan motivasi, di tengah kesibukannya, beliau

tak mengenal waktu serta tempat meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan yang sangat berarti bagi penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Umar faruk, M.Si, Dosen Pembimbing Akademik yang dengan

sabar dan senyum selalu memotivasi, mengarahkan, dan membimbing

(12)

vi

7. Dosen – Dosen Pendidikan Akuntansi UPI, yang telah memberikan

pengetahuan dan bimbingan selama belajar di jurusan Pendidikan

Akuntansi.

8. Ibu Dra. Warnengsih, M.Pd, Kepala Sekolah SMK Bina Warga Bandung

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di

sekolah yang beliau pimpin.

9. Ibu Siti Rochanah, S.Pd dan seluruh Guru Akuntansi SMK Bina Warga

Bandung yang telah memfasilitasi proses penelitian dengan penuh

keikhlasan.

10.Seluruh siswa kelas X Ak 1 dan X Ak 2 SMK Bina Warga Bandung tahun

ajaran 2012/2013 yang telah menjadi responden penelitian. Seluruh

teman-teman seperjuangan PAK 08 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

terimakasih atas semua yang telah kita lakukan bersama, telah berbagi

cerita, pengalaman, suka dan duka, terutama bagi rekan-rekan yang sudah

lulus terlebih dahulu, kalian sungguh membuat penulis iri dan hal itu yang

membuat penulis menjadi bersemangat untuk segera menyusul keberhasilan

kalian.

11.Sahabat – sahabatku tersayang Neneng Mida N, Elva Alviya, dan Reni

Marlina. Terimakasih atas segala perhatian, masukan, motivasi, serta do’a

-do’a kita bersama, akhirnya kita bisa menyelesaikan semua dengan senyum

(13)

vii

12.Untuk keponakan-keponakanku, kalian bagaikan obat dikala penulis sedang

mengalami masa jenuh, terimakasih karena selalu membuat penulis bahagia,

dan terimakasih untuk semua senyuman yang indah itu.

13.Untuk kakak-kakakku terimakasih banyak karna kalian yang tak pernah

lelah untuk selalu mengingatkan penulis agar dapat segera menyelesaikan

studi ini.

Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

dan penghormatan kepada Ayah dan Ibu tercinta atas segala pengorbanan dan

kasih sayang yang tak ternilai senantiasa selalu tercurah untuk penulis dengan

do’a - do’a yang takpernah henti agar penulis dapat menyelesaikan studi di

jurusan pendidikan akuntansi dengan sebaik-baiknya.

Akhirnya penulis menyucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan yang telah diberikan

baik selama penyelesaian studi maupun selama penyelesaian skripsi. Jazakillah

Khoirankasira.

Bandung, Januari 2013

(14)

viii

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 10

2.1.2 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

2.1.3 Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

2.1.4 Teknik-Teknik Model Pembelajaran Kooperatif ... 14

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Heads Together) ... 15

2.2.1 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Heads Together) ... 15

2.2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Heads Together) ... 17

2.2.3 Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Heads Together) ... 21

2.3 Hasil Belajar ... 22

2.3.1 Definisi Belajar ... 22

2.3.2 Tujuan Belajar ... 23

2.3.3 Prinsip-Prinsip Belajar ... 25

2.3.4 Definisi Hasil Belajar ... 26

2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 27

2.3.6 Indikator Hasil Belajar ... 30

2.4 Pembelajaran Akuntansi ... 31

(15)

ix

2.4.2 Proses Akuntansi ... 33

2.4.3 Siklus Akuntansi ... 34

2.4.4 Jurnal Penyesuaian ... 35

2.4.5 Pembelajaran Akuntansi... 38

2.4.6 Evaluasi Pembelajaran Akuntansi ... 39

2.5 Kerangka Pemikiran ... 40

2.6 Hasil Penelitian Terdahulu ... 46

2.7 Hipotesis Penelitian ... 49

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan ... 51

3.2 Desain Penelitian ... 52

3.3 Definisi Variabel dan Operasional Variabel ... 54

3.3.1 Definisi Variabel ... 54

3.6.1 Persiapan Penelitian ... 58

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian ... 63

3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 65

3.7.1 Uji Normalitas ... 65

3.7.2 Uji Homogenitas ... 66

3.7.3 Teknik Pengujian Hipotesis ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian ... 69

4.1.1 Sejarah Perkembangan Sekolah ... 69

4.1.2 Profil Sekolah ... 69

4.1.3 Karakteristik Sampel Penelitian ... 70

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 71

4.2.1 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian... 71

4.2.1.1 Tingkat Uji Validitas Soal ... 72

4.2.1.2 Tingkat Uji Reliabilitas Soal ... 73

4.2.1.3 Tingkat Kesukaran ... 74

4.2.1.4 Daya Pembeda ... 75

4.2.2 Hasil Penelitian ... 76

4.2.3 Pengolahan Data Hasil Penelitian ... 78

4.2.3.1 Deskripsi Data Awal Siswa (Pretest) ... 78

4.2.3.2 Hasil Posttest Siswa ... 79

(16)

x

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 86 5.2 saran ... 87

(17)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ujian Akhir semester 1 ... 4

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Heads Together) ... 18

Tabel 2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 46

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 53

Tabel 3.2 Operasional Variabel... 55

Tabel 4.1 Gambaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 71

Tabel 4.2 Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 73

Tabel 4.3 Indeks Kesukaran Instrumen Penelitian ... 74

Tabel 4.4 Daya Pembeda Instrumen Penelitian ... 75

Tabel 4.5 Klasifikasi Skor Pretest dan Posttest ... 76

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Tes Awal ... 78

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Tes Awal ... 79

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Tes Akhir ... 80

(18)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap Model Pembelajaran Kooperatif

NHT (Numbered Heads Together)... 20

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi hal yang sangat penting, suatu bangsa akan dapat

dikatakan maju apabila pendidikannya berkualitas. Bangsa yang memiliki

pendidikan yang berkualitas akan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas pula. Pendidikan merupakan aspek universal yang selalu ada dalam

kehidupan manusia. Di dalamnya terdapat ilmu pengetahuan yang sangat penting

untuk dijadikan pedoman hidup manusia.

Sejalan dengan apa yang menjadi harapan dari sistem pendidikan nasional

terhadap generasi penerus-penerus bangsa di masa yang akan datang, seperti

tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam Bab II pasal 3 dikemukakan:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung

jawab”.

Salah satu aspek yang membantu dalam menghasilkan sumber daya yang

berkualitas dengan adanya proses pendidikan yang terencana. Proses tersebut

tidak semata-mata berusaha mencapai hasil belajar, akan tetapi bagaimana

(20)

2

Masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini ialah mengenai

kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan tidak terlepas dari proses serta

komponen-komponen pembelajaran itu sendiri. Salah satu komponen yang sangat

berpengaruh dalam proses pendidikan ialah komponen tenaga pendidik (guru),

sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa

sebagai subjek dan objek belajar. Seberapapun bagusnya suatu kurikulum serta

lengkapnya sarana dan prasarana tidak akan berarti tanpa diimbangi dengan

kemampuan guru dalam mengimplementasikannya. Salah satu kemampuan yang

harus dimiliki oleh seorang guru adalah bagaimana memilih sekaligus

menerapkan suatu model yang relevan dengan mata pelajaran sehingga dapat

meningkatkan kemampuan pemahaman siswa serta sesuai dengan tujuan atau

kompetensi yang akan dicapai yang nantinya berimbas pada peningkatan prestasi

siswa.

Berdasarkan data yang ada dalam Education For All (EFA) Global

Monitoring Report 2011, UNESCO menyebutkan indeks pembangunan

pendidikan (Education Development Index / EDI) DI Indonesia pada tahun 2008

adalah 0.934. Nilai ini menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di

dunia. Indonesia ini sangat mengalami penurunan tingkat pendidikan yang pada

tahun lalu menempati peringkat ke-65 menjadi peringkat ke-69. (Sumber Kompas,

Kamis, 03 Maret 2011).

Fakta di atas menunjukan bahwa mutu pendidikan masyarakat Indonesia

masih rendah. Mutu pendidikan sering dinilai berdasarkan kualitas hasil

(21)

3

tujuan yang ditetapkan atau tidak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

menilai apakah output sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau belum

adalah melalui pengukuran hasil belajar siswa yang diperoleh setelah melalui

proses belajar dan pembelajaran. Pengukuran tersebut dilakukan terhadap semua

aspek yaitu dalam aspek kognitif, afektif, maupun spikomotorik. Menurut

Syamsudin Makmun, Abin (2004:3) terdapat beberapa bentuk evaluasi hasil

belajar sesuai dengan tujuan-tujuannya :

Tujuan pendidikan nasional dievaluasi melalui evaluasi belajar tahap akhir nasional (EBTANAS), tujuan institusional dievaluasi melalui evaluasi belajar tahap akhir (EBTA), tujuan kurikuler dievaluasi melalui evaluasi belajar Sumatif (UAS), tujuan pengajaran instruksional umum dievaluasi melalui evaluasi belajar Formatif (UTS) dan tujuan instruksional khusus dievaluasi melalui evaluasi belajar formatif perkegiatan/pertemuan.

Adapun hasil belajar jika ditinjau dari perubahan aspek kognitif maka

lebih dikenal dengan prestasi belajar. Dari adanya upaya pembelajaran ini

khususnya pada mata pelajaran akuntansi seharusnya mampu membantu siswa

agar tidak kesulitan dalam memahami setiap materi-materi ajar di dalamnya

sehingga siswa pun dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Mata pelajaran ini bukan hanya hapalan tetapi memerlukan pemahaman

mendalam dari siswa agar dapat memahaminya. Selain itu mata pelajaran

akuntansi juga merupakan salah satu mata pelajaran kejuruan (vocational), yaitu

mata pelajaran yang menuntut teori dan praktek dilakukan secara seimbang.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bina Warga Bandung merupakan

salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki fenomena rendahnya hasil

(22)

4

SMK Bina Warga Bandung memperoleh nilai mata pelajaran akuntansi di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Berikut adalah rekapitulasi nilai Ujian Akhir Semester (UAS) 1 sebelum

diadakan Remidial di kelas X AK 1 dan X AK 2 pada mata pelajaran akuntansi :

TABEL 1.1

Rekapitulasi Nilai Ujian Akhir Semester 1 Kelas X AK 1 Dan X AK 2 SMK Bina Warga Bandung

Nilai X AK 1 X AK 2

Frekuensi Presentase (%) Frekuensi Presentase (%)

≥ 75 10 25% 19 47,5%

< 75 30 75% 21 52,5%

Total 40 100 40 100

(Sumber : Diolah dari daftar nilai siswa sebelum diadakan remedial di kelas X AK 1 dan X AK 2 SMK Bina Warga Bandung tahun ajaran 2012/2013)

Berdasarkan tabel 1.1 dapat terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas X

Akuntansi pada mata pelajaran akuntansi di SMK Bina Warga Bandung masih

rendah. Hasil tersebut dikatakan rendah karena mayoritas hasil belajar masih di

bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan. Kurikulum yang

berlaku saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menganut sistem

mastery learning atau ketuntasan belajar, yang merupakan pencapaian taraf

penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi atau unit bahan ajar

secara perorangan.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata pelajaran

akuntansi di SMK Bina Warga Bandung ini ialah sebesar 75. Sedangkan hasil dari

perhitungan rata-rata nilai UAS siswa sebelum diadakan remidial di dua kelas

tersebut menunjukkan hasil yang kurang baik. Nilai UAS kelas X AK 1 sebelum

(23)

5

KKM, sisanya sebesar 75% siswa masih berada di bawah KKM. Begitu pula

dengan kelas X AK 2, hanya 47,5% siswa yang memiliki nilai diatas KKM,

sedangkan sisanya 52,5% masih berada di bawah KKM.

Kasus rendahnya hasil belajar siswa ini sangat penting untuk diperhatikan

khususnya oleh guru sebagai bahan evaluasi karena akan berakibat kepada tidak

tercapainya tujuan-tujuan yang telah dipaparkan di atas serta pada penilaian

terhadap mutu pendidikan. Selain itu, hasil belajar yang rendah tidak hanya dilihat

berdasarkan pemenuhan KKM saja oleh setiap siswa. Tetapi hal itu dapat dilihat

pula melalui keaktifan siswa di dalam kelas. Bedasarkan hasil wawancara dengan

siswa kelas X Ak 1 dan X Ak 2 yang telah dilakukan pertengahan bulan

september 2012 sebagai prapenelitian, penulis menyimpulkan bahwa salah satu

penyebab rendahnya nilai mata pelajaran akuntansi yang selama ini berlangsung

disebabkan oleh kurangnya minat siswa dalam melakukan proses pembelajar

akuntansi sehingga berdampak kepada prilaku siswa yang kurang antusias, dan

bersikap acuh tak acuh dalam melakukan kegiatan pembelajaran ini.

Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses sosial yang tidak dapat

terjadi tanpa interaksi antar pribadi. Belajar adalah suatu proses pribadi, tetapi

juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan

yang lain menjalin komunikasi dan membangun pengetahuan bersama.

Berpijak dari paparan di atas, untuk menciptakan interaksi pribadi antar

siswa, dan interaksi antar guru dan siswa, maka suasana kelas perlu direncanakan

sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu

(24)

6

bekerjasama secara gotong royong. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat

meningkatkan aktivitas kerja sama antar siswa serta prestasi belajar siswa adalah

model pembelajaran cooperative learning. Dengan menggunakan model

pembelajaran cooperative learning dapat menyediakan lingkungan belajar yang

kondusif untuk terjadinya interaksi belajar mengajar yang lebih efektif, sehingga

siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya.

Model ini dirasa akan cukup efektif dalam peningkatan hasil belajar siswa

karena model ini mengharuskan siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar

mengajar sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang diajarkan. Menurut

Isjoni (2010: 20) model pembelajaran cooperative learning adalah suatu

pendekatan mengajar dimana murid bekerja sama diantara satu sama lain dengan

kelompok yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran cooperative learning ini

merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerjasama siswa untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Di era globalisasi ini sangat dibutuhkan model pembelajaran yang

membantu siswa untuk mempunyai keterampilan sosial serta sikap positif sebagai

anggota masyarakat lokal maupun global yang demokratis. Oleh karena itu, model

pembelajaran cooperative learning ini dapat digunakan dalam pembelajaran IPS

(Isjoni, 2010). Selain itu Slavin (2005: 36&84) mengungkapkan beberapa studi

tentang model pembelajaran cooperative learning yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam menunjukkan

(25)

7

pembelajaran cooperative learning dengan siswa pada kelompok model

pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah.

Beberapa penelitian mengenai penerapan teknik pembelajaran NHT

(Numbered Heads Together) menemukan bahwa proporsi waktu keterlibatan yang

tinggi pada siswa kelas teknik pembelajaran NHT (Numbered Heads Together)

dibandingkan pada siswa kelas kontrol (Salvin, 2005: 130). Sedangkan penelitian

lainnya Nani Rachanah, dkk, 2009 menunjukan bahwa penerapan teknik

pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) memiliki hubungan dengan hasil

belajar siswa.

Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini merupakan penelitian yang

sejalan dengan hasil-hasil penelitian di atas dengan mencoba pada objek yang

berbeda dan membandingkannya dengan model pembelajaran yang sudah biasa

digunakan dengan tujuan untuk melihat lebih jelas perbedaan hasil belajar siswa

yang diperoleh. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa hal tersebut penting

untuk diadakan penelitian terutama pada mata pelajaran akuntansi, dengan judul

“Pengaruh penerapan model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa”

(Quasi Eksperimen di kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa sebelum penerapan model

(26)

8

2. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa sesudah penerapan model

pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Number Heads Together).

3. Bagaimana pengaruh dari penerapan model pembelajaran Cooperative

Learning teknik NHT (Number Heads Together) terhadap hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran akuntansi kelas X di SMK Bina Warga Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh penerapan model

pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Number Heads Together)

terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi untuk kelas X di

SMK Bina Warga Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui gambaran hasil belajar siswa sebelum penerapan model

pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together).

2. Mengetahui gambaran hasil belajar siswa sesudah penerapan model

pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together).

3. Memperoleh gambaran mengenai bagai mana pengaruh dari penerapan model

pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together)

terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas X di SMK

(27)

9

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis

Kegunaan teoritis dari hasil penelitian ini adalah akan diperoleh sebuah

hasil apakah proses belajar-mengajar dengan penerapan model pembelajaran

Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together) akan membuat

siswa lebih mampu untuk memahami pelajaran akuntansi, selain itu siswa juga

belajar bekerjasama, bersosialisasi serta saling membantu sebagai upaya

memahami materi yang diajarkan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Bagi Guru

Dapat dijadikan inovasi dalam proses belajar, sehingga dengan adanya

penelitian ini diharapkan model pembelajaran Cooperative Learing teknik NHT

(Numbered Heads Together) dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru dalam

pengembangan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat memaksimalkan

aktivitas kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa.

b. Bagi siswa

Penerapan model baru dapat membuat siswa lebih bersemangat dalam

proses belajar, karena siswa terlibat langsung secara aktif dalam kegiatan belajar

mengajar, selain itu dapat menumbuhkan karakter bekerjasama dalam diri siswa.

c. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat membantu, baik sebagai referensi, tolak

(28)

51

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang Digunakan

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan oleh peneliti untuk

memperoleh data yang diinginkan. Menurut Mc Millan (dalam Muhadi, 2011:11)

„Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk

memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian‟. Sedangkan

“pengertian metode penelitian ialah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2009:2). Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Menurut Gall dan Borg (dalam

Sugiyono, 2009:5) menegaskan bahwa penelitian kuasi eksperimen merupakan: A

teknik of experiment in wich research participants are not randomly assigned to the

experimental and kontrol group. Dimana individu yang menjadi sampel tidak secara

acak atau sembarangan mempunyai peluang yang sama baik dalam kelas uji-cobanya

maupun dalam kelas kontrolnya.

Sedangkan menurut Imam Ghazali (2008:17) “Pengertian kuasi eksperimen

dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen. Perbedaannya jika

kuasi eksperimen datanya berasal dari satu lingkungan yang telah ada atau dari suatu

kejadian yang timbul tanpa intervensi langsung peneliti”. Lalu menurut Muhadi

(29)

52

percobaan terhadap kelas eksperimen, dan tiap kelas eksperimen dikenakan

perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol”.

Dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran, pelaksanaan penelitian

tidak selalu memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak, karena

subjek secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh (naturally formed

intact group), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Dalam keadaan seperti ini

kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat dipenuhi secara utuh,

karena pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan

sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen

semu.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Non equivalent (Pre Test Post Test)

control-Group Design (Sugiyono. 2009:116). Dalam desain tersebut, subjek tidak

dikelaskan secara acak baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrolnya. Hal

ini dikarenakan keterbatasan peneliti jika melakukan pengelompokan secara random

murni atau acak penuh dilapangan. Sehingga dalam penelitian ini terdapat dua kelas

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang kemudian kedua kelas tersebut

diberikan pretest dan posttest, namun bedanya kelas eksperimen diberikan perlakuan

yaitu model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads

(30)

53

Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together) dalam penelitian ini,

melainkan menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah.

Adapun gambaran Non equivalent (Pre Test Post Test) control-Group Design

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Tes Awal

(pretest) Model

Tes Akhir (posttest)

Eksperimen T1E1 X1 T2E1

Kontrol T1E2 X2 T1E2

(sumber Sugiyono, 2009:116)

Keterangan :

T1E1 : Tes awal (pretest) pada kelas eksperimen

T1E2 : Tes awal (pretest) pada kelas kontrol

T2E1 : Tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen

T2E2 : Tes akhir (posttest) pada kelas kontrol

X1 : Penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik NHT (Numbered

Heads Together)

X2 : Penerapan model pembelajaran yang biasa digunakan oleh sekolah

Di dalam penelitian ini terdapat kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

keduanya diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan

kemampuan diantara kedua kelas tersebut. Hasil pretest dikatakan baik apabila hasil

antara kedua kelas tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Selanjutnya kelas

(31)

54

teknik NHT (Numbered Heads Together) sedangkan kelas kontrol belajar dengan

menggunakan model pembelajran yang biasa digunakan oleh sekolah. Kemudian

pada akhirnya kelas eksperimen dan kontrol diberi posttest untuk melihat hasil dari

penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered

Heads Together) pada kelas eksperimen, serta melihat perbedaan hasil belajar apakah

terdapat peningkatan dibandingkan hasil pretest serta membandingkan apakah

terdapat perbedaan nilai posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

3.3 Definisi Variabel dan Operasional Variabel 3.3.1 Definisi Variabel

Variabel adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2009:60). Sedangkan menurut Arikunto (2006:

118) “Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

peneliti”. Kegunaan dari definisi variabel adalah untuk mengidentifikasikan

variabel-variabel penelitian menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulakan oleh

peneliti agar pengukuran yang dilakukan dapat lebih mudah. Dengan kata lain

definisi variabel ini dapat dijadikan patokan dalam pengumpulan data.

Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa

adalah merupakan indikator atau gambaran keberhasilan guru dalam melaksanakan

(32)

55

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan membandingkan

perbedaan dua model yaitu dengan menggunakan uji beda. Yang dijadikan variabel

yaitu hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

teknik NHT (Numbered Heads Together) dan hasil belajar yang menggunakan model

pembelajaran yang biasa dipakai di sekolah.

3.3.2 Operasional Variabel

Adapun indikator dari variabel tersebut adalah nilai tes pada materi atau

bahasan mengenai tahapan siklus akuntansi perusahaan dagang. Indikator variabel

tersebut dapat digambarkan, sebagai berikut:

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Hasil belajar siswa Nilai pretest Nilai pretest Kelas Eksperimen Interval Nilai pretest Kelas Kontrol

Hasil belajar siswa Nilai posttest Nilai posttest Kelas Eksperimen Interval Nilai posttest Kelas Kontrol

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Suharsimi Arikunto (2010:172) menyatakan bahwa “populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang

ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Ak SMK Bina Warga

(33)

56

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto

2006:131). Tetapi yang harus diingat adalah dalam pengambilan sampel dimana

sampel yang diadakan harus relevan dan dapat mewakili karakteristik populasi.

Untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian, maka

digunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2009: 124) “ sampling jenuh

adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel.” Sehingga dalam penelitian ini semua anggota populasi dijadikan sampel

yaitu seluruh kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung yang dibagi kedalam dua

kelas akuntansi.

Kemudian yang harus dilakukan adalah menentukan kelas yang akan

dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peneliti menentukan bahwa kelas yang

akan dijadikan sebagai kelas eksperimen adalah kelas X Ak 1 dan yang menjadi kelas

kontrol adalah kelas X Ak 2. Alasan mengapa memilih kelas X Ak 1 sebagai kelas

eksperimen yaitu karena kelas tersebut merupakan rekomendasi dari guru yang

bersangkutan.

3.5 Instrumen Penelitian

Setiap penelitian, peneliti perlu menggunakan instumen penelitian atau alat

(34)

57

Pengumpulan data ini diperlukan cara-cara atau teknik tertentu sehingga data dapat

dikumpulkan dengan baik.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. “Tes adalah

serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelas” (Arikunto, 2010:193).

Tes yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan tes hasil belajar yaitu tes

untuk mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu

(Arikunto 2010: 223). Tes ini diberikan pada masing-masing kelas dengan tujuan

untuk melihat perbandingan hasil belajar diantara kedua kelas tersebut, baik sebelum

diadakannya treatment (perlakuan) maupun sesudah diadakannya treatment

(perlakuan).

Tes yang diberikan sebelum proses belajar mengajar berlangsung (pretest)

adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan. Sedangkan tes

akhir (posttest) diberikan untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikannya

perlakuan.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini secara garis

(35)

58

3.6.1 Persiapan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan dalam proses persiapan adalah:

1. Studi kepustakaan, dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang relevan.

2. Studi kurikulum, untuk memperoleh data mengenai tuntutan kurikulum yang

harus dukuasai oleh siswa, kedalam dan keluasan materi, serta alokasi waktu yang

diperlukan.

3. Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai

kondisi dilapangan yang mencangkup kondisi lokasi penelitian, perizinan, kondisi

siswa, dan alat-alat bantu pembelajaran.

4. Menusun skenario dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

5. Menyiapkan model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered

Heads Together)

6. Melakukan uji coba instrumen

Instrumen penelitian yang sudah disusun kemudian diujicobakan kepada objek

diluar kelas eksperimen maupun kelas kontrol, yaitu siswa kelas X A1 SMK

Pasundan 3 Bandung yang berjumlah 40 orang. Tujuan dari pengujian instrumen

adalah untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah data yang valid dan

reliabel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes vormatif

sehingga peneliti harus menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat

(36)

59

a. Uji Validitas

Validitas ialah suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat

tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu,

keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam

melaksanakan fungsinya. Dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika

ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu. Untuk mengukur

validitas soal digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu:

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ]

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi

n = banyaknya responden

∑ = jumlah skor X

∑ = jumlah skor Y

∑ = jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden

∑ = kuadrat jumlah skor X

∑ = kuadrat jumlah skor Y

Untuk menentukan valid atau tidaknya butir soal dilihat dari harga korelasi. Batas

harga korelasi dianggap valid adalah 0,30. Sebagaimana yang diungkapkan

(37)

60

disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus

diperbaiki atau dibuang”.

Pengukuran validitas soal bertujuan untuk melihat apakah semua item soal yang

diujikan dapat mengukur apa yang harusnya diukur. Dalam penelitian ini untuk

mengukur validitas tiap item soal menggunakan rumus koefisien korelasi Product

Moment dengan angka kasar.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan

hasil yang tetap.

Adapun langkah-langkah dalam menguji reliabilitas instrumen soal menurut R,

Sundayana (2010: 16) adalah sebagai berikut :

1. Menghitung koefisien reliabilitas soal bentuk pilihan ganda menggunakan

Spearman Brown sebagai berikut:

Keterangan :

korelasi reliabilitas keseluruhan

korelasi antar skor setiap belahan tes

2. Mencari rtabel dengan dan derajat kebebasan (dk = N – 2)

(38)

61

3. Menentukan kriteria pengujian : Jika rhitung > rtabel, maka data tersebut reliable

Jika rhitung < rtabel, maka data tersebut tidak

reliabel

c. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi

(siswa) yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Derajat daya pembeda suatu butir soal dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi

yang bernilai dari -1,00 sampai dengan 1,00.

Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:

B

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

(39)

62

Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan

adalah:

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut

indeks kesukaran (Difficulty Index). Bilangan tersebut adalah bilangan real pada

interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran

mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan

indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah.

Rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal, yaitu:

JS

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran yang sering digunakan adalah:

(40)

63

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

a. Pelaksanaan Pretest

Pada tahapan ini tes awal dilakukan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol

yang diberikan sebelum pembelajaran materi pelajaran dengan menggunakan

treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen. Hasil pretest itu kemudian diuji

bedakan dengan menggunakan t-test. Uji beda ini digunakan untuk mengetahui

kondisi awal kedua kelas.

b. Pelaksanaan Treatment (perlakuan)

Pada pelaksanaan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning teknik

NHT (Numbered Heads Together) dibagi menjadi empat fase diantaranya saja :

a) Fase 1, Penomoran (numbering)

Guru membagi para siswa menjadi beberapa tim yang beranggotakan 4 - 6

orang dan memberi mereka nomor, sehingga tiap siswa dalam tim tersebut

memiliki nomor yang berbeda. Nomor inilah yang akan menjadi identitas

siswa dalam proses pembelajaran.

b) Fase 2, Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi

dari yang bersifat spesifik dengan menggunakan bentuk kalimat tanya, atau

berbentuk arahan hingga yang bersifat umum. Pertanyaan atau masalah yang

diberikan guru dimaksudkan agar para siswa mencari solusi atau jawaban dari

(41)

64

c) Fase 3, Berpikir bersama (Heads Together)

Pada fase ini, siswa menyatukan pendapatnya dan meyakini tiap anggota

dalam kelasnya mengetahui jawaban kelas.

d) Fase 4, Pemberian Jawaban

Setelah siswa berdiskusi secara kelas selama beberapa waktu, guru

memanggil suatu nomor (bisa dengan cara diundi), kemudian siswa yang

nomornya sesuai mencoba menjawab pertanyaan/presentasi untuk seluruh

kelas. Karena konsep yang digunakan sebagai jawaban dirangkai

menggunakan bahasa para siswa bukan bahasa bukan bahasa buku atau

bahasa guru maka konsep akan lebih dimengerti.

Berikut tabel pembagian kelas serta pembagian nomor diri pada setiap kelas:

c. Pelaksanaan Posttest

Pelaksanaan posttest dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan waktu yang sama yaitu setelah pembelajaran tahapan siklus akuntansi

perusahaan dagang selesai dilakukan.

3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Data yang diperoleh dari penelitian yaitu nilai pretset dan posttest, agar data

tersebut dapat di interpresentasikan dan memberikan gambaran mengenai hasil

penelitian, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga dapat

(42)

65

Setelah melakukan uji coba instrumen penelitian dengan menggunakan uji

validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda, selanjutnya adalah

menganalisis data. Tahap analisis daya antara lain melalui:

3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diuji

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan Uji Chi Kuadrat. Menurut R, Sundayana (2010:20) perhitungan yang

akan digunakan dalam menghitung uji normalitas data pretest dan postest adalah

dengan menggunakan chi kuadrat sebagai berikut:

a. Menentukan skor terbesar dan skor terendah

b. Menentukan nilai rata-rata dan simpangan baku

c. Mengubah data diskrit (data mentah) menjadi data interval

d. Membuat tabel normalitas data dengan kolom sebagai berikut :

Kelas

Interval Batas kelas

Z Batas kelas (xi)

Luas Z

tabel Ei fi (fi-Ei)2/Ei

e. Menentukan nilai Chi-kuadrat dengan rumus :

f. Menentukan Chi-kuadrat table : X2tabel = X2(1-α) (k-3)

(43)

66

g. Menentukan pengujian : Jika2hitung <2tabel maka data berdistribusi normal

Jika2hitung >2tabel

maka data tidak berdistribusi normal

R, Sundayana (2010:20)

3.7.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memeriksa kesamaan kedua kelompok

eksperimen. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians

dalam sampel tersebut homogen atau tidak. Dari kedua kelompok akan dinyatakan

homogen jika variannya relatif sama. Uji homogenitas hanya dilakukan saat pretest,

hal ini dimaksudkan hanya untuk mengetahui apakah dua kelompok sampel yang

diambil tersebut mempunyai kemampuan yang sama atau tidak.

Menurut R, Sundayana (2010:27) berikut adalah langkah-langkah serta

perhitungan dalam pengujian homogenitas :

a. Mencari nilai Fhitung dengan rumus :

F=

b. Menentukan nilai Ftabel dengan rumus Ftabel = Fα(dk nvarians besar – 1/dk nvarians kecil – 1)

c. Kriteria uji : Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima (varians homogen)

Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak (varians tidak homogen)

R, Sundayana (2010:27)

(44)

67

Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa sesudah penerapan model

pembelajaran cooperative learning type NHT (Numbered Heads Together), maka

dilakukan pengujian hipotesis dengan uji –t sebagai berikut:

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan formulasi hipotesis

b. Menentukan taraf nyata α dan t tabel

c. Menentukan nilai uji statistik yaitu dengan mencari t hitung

(Sumber, Suharsimi Arukunto 2006:311) Keterangan :

M = nilai rata-rata hasil perkelompok

N = banyaknya subjek

x = deviasi setiap nilai x1 dan x2

y = deviasi setiap nilai y1 dan y2

dimana ∑ diperoleh dari ∑ ∑ dan, ∑ diperoleh dari ∑ ∑

pada hipotesis, penelitian merumuskan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar

antar siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Oleh karena itu, peneliti

dalam hal ini sudah tidak mempunyai kecenderungan untuk memikah pada hasil tes

sesudah eksperimen. Dengan demikian, menurut Suharsimi Arikunto (2006:312)

pengetesan yang dilakukan harus menggunakan pengetesan dua arah.

Dalam pengetesan dua arah, setelah didapatkan t hitung, peneliti akan

membandingkan dk = keks + kkon– 2.

| |

(45)

68

Hipotesis yang digunakan adalah:

tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

≠ terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

(H0) = ttabel≤ thitung, diterima.

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan di SMK Bina Warga Bandung bertujuan untuk

mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang telah diberikan perlakuan dengan

menggunakan model pembelajaran yang berbeda di dua kelas, dimana kelas X Ak

1 sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Cooperative

Learning teknik NHT (Numbered Heads Together) dan kelas X Ak 2 sebagai

kelas kontrol menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah.

Untuk mengetahui hasil dari penelitian tersebut, maka kedua kelas diberikan tes

awal dan tes akhir yang berbentuk soal pilihan ganda sehingga diperoleh data

yang akan diolah dengan menggunakan perhitungan statistika.

Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

teknik NHT (Numbered Heads Together) dengan yang tidak menggunakan model

pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together)

atau yang disebut juga dengan pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah.

5.2 Saran

Proses perbaikan dalam pencapaian kualitas pembelajaran yang efektif dan

efesien memerlukan analisis yang berkesinambungan tentang model pembelajaran

yang tepat untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun saran yang disampaikan

(47)

87

1. Bagi satuan pendidikan diharapkan agar lebih meningkatkan penggunaan

model pembelajaran, karena proses pembelajaran di sekolah dapat membantu

siswa untuk berkembang menjadi aktif, termotivasi dan kreatif terutama jika

guru dapat memfasilitasinya melalui kegiatan belajar yang efektif.

2. Siswa diharapkan lebih bersikap aktif, kreatif, dan inovatif selama

pem-belajaran, sehingga mampu menjadi lulusan yang produktif dan bermanfaat

bagi diri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa, dan negara.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti keberhasilan model

pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together)

yang di kolaborasikan dengan model pembelajaran yang lain yang tidak hanya

(48)

88

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Suprijono. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ajang Mulyadi. (2002). Akuntansi Manajemen. Program Studi Pendidikan. Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia

Ahmad dan Mahmood. (2010). Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction on

Prospective Teachers’ Learning Experience dan Achievement. Universitas Ankara, Jurnal

Fakultas Ilmu Pendidikan.

Anita Lie. (2008). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang

Kelas. PT Grasindo, Jakarta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

____________ (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

____________ (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Baghcheghi, dkk. (2011). A comparison of the cooperative learning dan traditional learning

methods in theory classes on nursing students' communication skill with patients at clinical settings. Saveh School of Nursing, Arak University of Medical Sciences, Arak,

Islamic Republic of Iran.

Ballantine dan McCourt Larres. (2008). Accounting Undergraduates’ Perceptions of

Cooperative Learning as a Model for Enhancing their Interpersonal dan Communication Skills to Interface Successfully with Professional Accountancy Education dan Training.

Sekolah Akuntansi, Universitas Ulster, Shore Road, Jordanstown, Newtownabbey, Co Antrim, Irldania Utara, Inggris.

Buku Nilai Guru Akuntansi Kelas XI SMK Bina Warga.

Caldwell, dkk. (1996). The effect of cooperative learning on student perceptions of accounting in the principles courses. University of Arkansas USA.

Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

(49)

89

___________________. (2010). Kurikulumdan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Ernawati, (2010). Penerapan Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Dan Kreativitas

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMPN 1 Ngrambe Ngawi Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Febrianasari, Yety. 2007. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap

Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN Tulungagung 2 Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Malang.

Hadiryo, Diwi Astriani. 2005. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning

Teknik Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi (Studi Quasi Eksperimen Siswa Kelas XI Jatitujuh Majalengka). Skripsi. Bandung: Prodi

Pendidikan Akuntansi.

Hamalik, Oemar. (2008). Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

I Ketut Sudani dan I Ketut Parnata. 2008. Implementasi Cooperative Learning Dalam

Pembelajaran Sistem Akuntansi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Ditinjau Dari Prior Knowledge Mahasiswa. Tesis. Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali.

Imam, Ghazali. (2008). Desain Penelitian Eksperimental. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Isjoni. (2010). Cooperative learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

______(2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Isnawi Yoga Saputra. (2008). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) Dan Model Konvensional Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Sma Negeri 1 Banyudono. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Isroah (2005). Kompetensi Dasar Akuntansi 1 untuk kelas XI SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Kompas. 2011. Peringkat Pendidikan Indonesia Turun. Online.

http://edukasi.kompas.com/read/2011/03/03/04463810/Peringkat.Pendidikan.Indonesia.T urun. [12 Juli 2012]

M. Dalyono. (2009).Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.

Muhadi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Shira Media.

(50)

90

Nana Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nani, dkk. (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Berorientasi Konstruktivistik Untuk

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Di SMA. Skripsi. Jurusan Akuntansi.

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Putra, Meryawan Sukma. (2007). Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan Metode

Group Investigation (GI) pada Mata Diklat Siklus Akuntansi Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Ardjuna 2 Malang. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Program Studi

Pendidikan Akuntansi FE Universitas Negeri Malang.

Rahmat Moeslihat (2005). Akuntansi untuk SMA Kelas XI. Bandung: Regina.

Rica Sylviana Br Bukit, (2011). Efektivitas Metode Pebelajaran Kooperatif Tipe Nht

(Numbered-Headstogether) Dengan Pemanfaatan Media Pembelajaran Power Point Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Ma Nu Mu’allimat Kudus. Under Graduates thesis, unnes.

Riduwan. (2006). Dasar-dasar Statistika. Bandung :Alfabeta

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media.

Rostina Sundayana. (2010). Panduan Praktikum Komputasi Data Statistika. Garut: STKIP Garut Press

Salong, Amjad. (2008). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap

Peningkatan Keterampilan Berfikir Rasional Siswa. Tesis. Bandung: Prodi Pendidikan

IPS Pascasarjana UPI

Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Shlomo Sharan. (2012). The Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta : Familia.

Slameto (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sri Herawati, Widya. (2007). Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning

type NHT Terhadap Pemahaman Siswa: Studi Eksperimen Pada Pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA N 6 Bandung. Skripsi. Bandung: Prodi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi

UPI.

(51)

91

Sugiyono. (2003). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Syamsudin Makmun, Abin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Teori Online. (2011). Uji beda dua sampel berpasangan. [Online]. Tersedia: http://teorionline.wordpress.com/2011/02/24/paired-sample-t-test-uji-beda-dua-sampel-berpasangan/ [10 April 2012]

Tim Pendidikan Akuntansi UPI. (2007). Pedoman Opersional Penulisan Skripsi (POPS). Bandung: Pendidikan Akuntansi FPEB UPI

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada Media Group, Jakarta.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.

http-://tarbiyahku.wordpress.com/uusisdiknas-2003/. (2 April 2012)

Veronica, Raja Gukguk. (2008). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Lanjutan Di SMK Negeri 1 Bandung.

Skripsi. Pendidikan Akuntansi.

Wahab, A.A. (2009). Metode dan Model-model mengajar. Bandung: Alfabeta.

Woro Setiyati, (2010). Studi Komparasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

(Tps) Dan Numbered Head Together (Nht) Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Di Sma Negeri 5 Magelang Tahun Ajaran 2010/2011. Skirpsi. Jurusan

Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Yudi Munadi (2008). Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.

Yulia, Ratna, (2009). Penerapan Pembelajaran Dengan Model Numbered Heads Together

Gambar

Gambar 2.2 Siklus Akuntansi ...............................................................................
TABEL 1.1 Rekapitulasi Nilai Ujian Akhir Semester 1
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi

BERBAHAN MOCAF, BIT DAN KOLANG-KALING ” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan berdasarkan kondisi fisik alami lokasi penelitian yang dianalisis berdasarkan parameter kajian bahaya kebakara hutan dan

Undang-undangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Pengaruh Penerapan Pendekatan Problem Centered Learning (PCL) Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa SMP.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Bahwa pemberian ganti rugi oleh Pemerintah kepada bekas pemilik tanah kelebihan maksimum dan absentee/guntai yang dikuasai Negara, berdasarkan perhitungan pasal 6

[r]

Untuk menguji apakah matriks korelasi sederhana bukan merupakan suatu matriks identitas, maka digunakan uji Bartlett dengan pendekatan statistik chi square. Berikut ini