PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
(Kuasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh
NURFITHRIYANI 0806397
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
(Kuasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung)
Oleh:
NURFITHRIYANI
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Nurfithriyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. NURFITHRIYANI
0806397
PENGARUH PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
(Kuasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung)
TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I
Dr. H. Nugraha, SE, AK, M.Si NIP. 19661226 199001 1 002
Pembimbing II
Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si. NIP. 19801112 200501 1 002
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
PERNYATAAN KEASLIAN ISI SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN
MODEL COOPERATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA” (Kuasi Eksperimen di Kelas X SMK Bina Warga Bandung) ini benar-benar karya saya sendiri, dan tidak
ada di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini,
atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2013
Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
Nurfithriyani (2013). Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa (Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK
Bina Warga Bandung)
Pembelajaran akuntansi masih dirasakan sulit oleh mayoritas siswa sehingga siswa tidak menangkap konsep dengan benar. Selain itu, proses pembelajaran yang dilakukan guru pada pelajaran akuntansi biasanya didominasi oleh guru. Akibatnya siswa merasa jenuh dan kurang bersemangat. Untuk mengatasi hal tersebut perlu digunakan strategi yang dapat melibatkan siswa dalam memahami konsep akuntansi sehingga dapat membangkitkan semangat siswa dan membuat siswa aktif. Strategi tersebut adalah dengan model cooperative learning teknik NHT (Numbered Head Together).
Penentuan metode pembelajaran secara tepat dan disesuaikan dengan materi, memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik. Model cooperative learning teknik NHT (Numbered Head
Together) sebagai alat bantu dalam pembelajaran akuntansi yang membuat siswa lebih aktif,
sehingga siswa mampu memahami materi dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 80 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
cluster sampling dan diperoleh dua kelas sampel yaitu kelas X Ak 1 (kelas eksperimen) dan
kelas X Ak 2 (kelas kontrol). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan instrumen tes. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered
Heads Together) dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning
teknik NHT (Numbered Heads Together) atau yang disebut juga dengan pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah.
The Influence Of The Application Of Cooperative Learning Model Of Student Learning Outcomes
(Quasi experiment in Class X Accounting SMK Bina Warga Bandung)
Nurfithriyani
Mentor I : Drs. H. Nugraha, SE, Ak, M.Si
Mentor II : Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si
ABSTRACT
Learning accounting still perceived difficult by the students and so students didn ' t catch the concept of properly. Besides, the learning process undertaken teacher on a lesson accounting usually dominated by the teacher. Consequently students feel saturates and less eager. To overcome the problem should be used strategy that can be involving students in understanding the concept of accounting so as to be stirred up the spirit of students and make students active.
The strategy is on the model of learning techniques cooperative NHT (Numbered Head Together).
The determination of a method of learning precisely and adapted to matter; enables the student to study better. A model cooperative learning techniques NHT (Numbered Head Together) as an auxiliary apparatus in learning accounting make more active, students and so students capable of being comprehended matter with good and will raise study result of the students.
Methods used in this research is a method of quasi experiment. Population in this research is all the students class x accounting smk bina residents lesson bandung year 2012 / 2013 80 students.
The sample done with clusters of sampling techniques and obtained two classes samples namely class x ak 1 (experiment class) and the ak 2 ( class control ). The technique of the collection of data used is with an instrument the test. The data and analysis by the use of statistical test test normality, covering test and test the hypothesis of homogeneity.
On the basis of research results that can be concluded that there are differences study result of the students who use the model of learning cooperative learning techniques NHT (Numbered Heads Together) with that does not use the model of learning cooperative learning techniques NHT (Numbered Heads Together) or which is called also by learning commonly used in school.
i
Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa
(Quasi Eksperimen di Kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung)
Nurfithriyani
Pembimbing I : Drs. H. Nugraha, SE, Ak, M.Si
Pembimbing II : Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si
ABSTRAK
Pembelajaran akuntansi masih dirasakan sulit oleh mayoritas siswa sehingga siswa tidak menangkap konsep dengan benar. Selain itu, proses pembelajaran yang dilakukan guru pada pelajaran akuntansi biasanya didominasi oleh guru. Akibatnya siswa merasa jenuh dan kurang bersemangat. Untuk mengatasi hal tersebut perlu digunakan strategi yang dapat melibatkan siswa dalam memahami konsep akuntansi sehingga dapat membangkitkan semangat siswa dan membuat siswa aktif. Strategi tersebut adalah dengan model cooperative
learning teknik NHT (Numbered Head Together).
Penentuan metode pembelajaran secara tepat dan disesuaikan dengan materi, memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik. Model cooperative learning teknik NHT (Numbered Head Together) sebagai alat bantu dalam pembelajaran akuntansi yang membuat siswa lebih aktif, sehingga siswa mampu memahami materi dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 80 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster sampling dan diperoleh dua kelas sampel yaitu kelas X Ak 1 (kelas eksperimen) dan kelas X Ak 2 (kelas kontrol). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan instrumen tes. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative
Learning teknik NHT (Numbered Heads Together) dengan yang tidak
menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT
(Numbered Heads Together) atau yang disebut juga dengan pembelajaran yang
biasa digunakan di sekolah.
Kata kunci : Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together),
ii
The Influence Of The Application Of Cooperative Learning Model Of Student Learning Outcomes
(Quasi experiment in Class X Accounting SMK Bina Warga Bandung)
Nurfithriyani
Mentor I : Drs. H. Nugraha, SE, Ak, M.Si
Mentor II : Arvian Triantoro, S.Pd, M.Si
ABSTRACT
Learning accounting still perceived difficult by the students and so students didn ' t catch the concept of properly. Besides, the learning process undertaken teacher on a lesson accounting usually dominated by the teacher. Consequently students feel saturates and less eager. To overcome the problem should be used strategy that can be involving students in understanding the concept of accounting so as to be stirred up the spirit of students and make students active.
The strategy is on the model of learning techniques cooperative NHT comprehended matter with good and will raise study result of the students.
Methods used in this research is a method of quasi experiment. Population in this research is all the students class x accounting smk bina residents lesson bandung year 2012 / 2013 80 students. The sample done with clusters of sampling techniques and obtained two classes samples namely class x ak 1 (experiment class) and the ak 2 ( class control ). The technique of the collection of data used is with an instrument the test. The data and analysis by the use of statistical test test normality, covering test and test the hypothesis of homogeneity.
On the basis of research results that can be concluded that there are differences study result of the students who use the model of learning cooperative learning techniques NHT (Numbered Heads Together) with that does not use the model of learning cooperative learning techniques NHT (Numbered Heads Together) or which is called also by learning commonly used in school.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahi.
Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
segala Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat waktu. Skripsi ini merupakan suatu tanda kehormatan yang
diajukan sebagai prasyarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan
Pendidikan Akuntansi FPEB UPI.
Skripsi ini difokuskan untuk menggambarkan pengaruh penerapan
model pembelajaran cooperative learning terhadap hasil belajar siswa sehingga
diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran yang dirasa tepat
untuk membantu mempermudah siswa dalam memahami dan menguasai setiap
materi pelajaran sehingga dapat memperbaiki hasil belajar siswa.
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk karya ilmiah skripsi yang
tersusun menjadi lima bab. Bab I menungkapkan latar belakang, rumusan dan
batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Bab II merupakan sajian
konsep teoritis yang relevan dijadikan landasan operasional penelitian. Bab III
menampikan pendekatan, metode dan teknik penelitian, definisi operasional
variabel, pengembangan instrumen pengumpulan data, penentuan subjek
penelitian dan prosedur analisis data. Bab IV merupakan hasil dari penelitian
yang dilakukan penulis. Bab V menerangkan mengenai kesimpulan dari pada
iv
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mengajukan skripsi
ini ke hadapan yang terhormat Dewan penguji dan pembaca sekalian, dengan
harapan semoga apa yang disajikan dalam skripsi ini dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi dunia pendidikan akuntansi pada umumnya
dan khususnya bagi pengembangan kemampuan pribadi penulis. Amien.
Bandung, Januari 2013
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menyadari dengan sepenuh hati dalam penulisan skripsi ini
tentunya penulis tidak terlepas dari do’a orang-orang sekitar, dorongan,
bantuan, serta amanah yang diberikan kepada penulis agar semangat dan
pantang menyerah untuk terus mencoba menulis sebuah skripsi hingga selesai.
Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih serta penghargaan
setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd, Rektor Universitas
Pendidikan Indonesia.
2. Bapak Dr. H. Edi Suryadi, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
3. Bapak Drs. H. Ajang Mulyadi, MM, Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi.
4. Bapak Dr. H. Nugraha, SE. M.Si. Akt, Pembimbing I, yang dengan penuh
kesabaran dan ketelatenan dalam membimbing, memberikan motivasi,
dukungan, serta arahan yang sangat berarti selama penulisan skripsi ini.
5. Bapak Arvian Triantoro, S.Pd. M.Si, Pembimbing II, yang senantiasa
memberikan arahan, masukan dan motivasi, di tengah kesibukannya, beliau
tak mengenal waktu serta tempat meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan yang sangat berarti bagi penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Drs. Umar faruk, M.Si, Dosen Pembimbing Akademik yang dengan
sabar dan senyum selalu memotivasi, mengarahkan, dan membimbing
vi
7. Dosen – Dosen Pendidikan Akuntansi UPI, yang telah memberikan
pengetahuan dan bimbingan selama belajar di jurusan Pendidikan
Akuntansi.
8. Ibu Dra. Warnengsih, M.Pd, Kepala Sekolah SMK Bina Warga Bandung
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah yang beliau pimpin.
9. Ibu Siti Rochanah, S.Pd dan seluruh Guru Akuntansi SMK Bina Warga
Bandung yang telah memfasilitasi proses penelitian dengan penuh
keikhlasan.
10.Seluruh siswa kelas X Ak 1 dan X Ak 2 SMK Bina Warga Bandung tahun
ajaran 2012/2013 yang telah menjadi responden penelitian. Seluruh
teman-teman seperjuangan PAK 08 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
terimakasih atas semua yang telah kita lakukan bersama, telah berbagi
cerita, pengalaman, suka dan duka, terutama bagi rekan-rekan yang sudah
lulus terlebih dahulu, kalian sungguh membuat penulis iri dan hal itu yang
membuat penulis menjadi bersemangat untuk segera menyusul keberhasilan
kalian.
11.Sahabat – sahabatku tersayang Neneng Mida N, Elva Alviya, dan Reni
Marlina. Terimakasih atas segala perhatian, masukan, motivasi, serta do’a
-do’a kita bersama, akhirnya kita bisa menyelesaikan semua dengan senyum
vii
12.Untuk keponakan-keponakanku, kalian bagaikan obat dikala penulis sedang
mengalami masa jenuh, terimakasih karena selalu membuat penulis bahagia,
dan terimakasih untuk semua senyuman yang indah itu.
13.Untuk kakak-kakakku terimakasih banyak karna kalian yang tak pernah
lelah untuk selalu mengingatkan penulis agar dapat segera menyelesaikan
studi ini.
Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
dan penghormatan kepada Ayah dan Ibu tercinta atas segala pengorbanan dan
kasih sayang yang tak ternilai senantiasa selalu tercurah untuk penulis dengan
do’a - do’a yang takpernah henti agar penulis dapat menyelesaikan studi di
jurusan pendidikan akuntansi dengan sebaik-baiknya.
Akhirnya penulis menyucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan yang telah diberikan
baik selama penyelesaian studi maupun selama penyelesaian skripsi. Jazakillah
Khoirankasira.
Bandung, Januari 2013
viii
2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 10
2.1.2 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 13
2.1.3 Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Kooperatif ... 13
2.1.4 Teknik-Teknik Model Pembelajaran Kooperatif ... 14
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Heads Together) ... 15
2.2.1 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Heads Together) ... 15
2.2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Heads Together) ... 17
2.2.3 Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Heads Together) ... 21
2.3 Hasil Belajar ... 22
2.3.1 Definisi Belajar ... 22
2.3.2 Tujuan Belajar ... 23
2.3.3 Prinsip-Prinsip Belajar ... 25
2.3.4 Definisi Hasil Belajar ... 26
2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 27
2.3.6 Indikator Hasil Belajar ... 30
2.4 Pembelajaran Akuntansi ... 31
ix
2.4.2 Proses Akuntansi ... 33
2.4.3 Siklus Akuntansi ... 34
2.4.4 Jurnal Penyesuaian ... 35
2.4.5 Pembelajaran Akuntansi... 38
2.4.6 Evaluasi Pembelajaran Akuntansi ... 39
2.5 Kerangka Pemikiran ... 40
2.6 Hasil Penelitian Terdahulu ... 46
2.7 Hipotesis Penelitian ... 49
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan ... 51
3.2 Desain Penelitian ... 52
3.3 Definisi Variabel dan Operasional Variabel ... 54
3.3.1 Definisi Variabel ... 54
3.6.1 Persiapan Penelitian ... 58
3.6.2 Pelaksanaan Penelitian ... 63
3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 65
3.7.1 Uji Normalitas ... 65
3.7.2 Uji Homogenitas ... 66
3.7.3 Teknik Pengujian Hipotesis ... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian ... 69
4.1.1 Sejarah Perkembangan Sekolah ... 69
4.1.2 Profil Sekolah ... 69
4.1.3 Karakteristik Sampel Penelitian ... 70
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 71
4.2.1 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian... 71
4.2.1.1 Tingkat Uji Validitas Soal ... 72
4.2.1.2 Tingkat Uji Reliabilitas Soal ... 73
4.2.1.3 Tingkat Kesukaran ... 74
4.2.1.4 Daya Pembeda ... 75
4.2.2 Hasil Penelitian ... 76
4.2.3 Pengolahan Data Hasil Penelitian ... 78
4.2.3.1 Deskripsi Data Awal Siswa (Pretest) ... 78
4.2.3.2 Hasil Posttest Siswa ... 79
x
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 86 5.2 saran ... 87
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ujian Akhir semester 1 ... 4
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Heads Together) ... 18
Tabel 2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 46
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 53
Tabel 3.2 Operasional Variabel... 55
Tabel 4.1 Gambaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 71
Tabel 4.2 Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 73
Tabel 4.3 Indeks Kesukaran Instrumen Penelitian ... 74
Tabel 4.4 Daya Pembeda Instrumen Penelitian ... 75
Tabel 4.5 Klasifikasi Skor Pretest dan Posttest ... 76
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Tes Awal ... 78
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Tes Awal ... 79
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Tes Akhir ... 80
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahap Model Pembelajaran Kooperatif
NHT (Numbered Heads Together)... 20
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan menjadi hal yang sangat penting, suatu bangsa akan dapat
dikatakan maju apabila pendidikannya berkualitas. Bangsa yang memiliki
pendidikan yang berkualitas akan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas pula. Pendidikan merupakan aspek universal yang selalu ada dalam
kehidupan manusia. Di dalamnya terdapat ilmu pengetahuan yang sangat penting
untuk dijadikan pedoman hidup manusia.
Sejalan dengan apa yang menjadi harapan dari sistem pendidikan nasional
terhadap generasi penerus-penerus bangsa di masa yang akan datang, seperti
tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam Bab II pasal 3 dikemukakan:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung
jawab”.
Salah satu aspek yang membantu dalam menghasilkan sumber daya yang
berkualitas dengan adanya proses pendidikan yang terencana. Proses tersebut
tidak semata-mata berusaha mencapai hasil belajar, akan tetapi bagaimana
2
Masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini ialah mengenai
kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan tidak terlepas dari proses serta
komponen-komponen pembelajaran itu sendiri. Salah satu komponen yang sangat
berpengaruh dalam proses pendidikan ialah komponen tenaga pendidik (guru),
sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa
sebagai subjek dan objek belajar. Seberapapun bagusnya suatu kurikulum serta
lengkapnya sarana dan prasarana tidak akan berarti tanpa diimbangi dengan
kemampuan guru dalam mengimplementasikannya. Salah satu kemampuan yang
harus dimiliki oleh seorang guru adalah bagaimana memilih sekaligus
menerapkan suatu model yang relevan dengan mata pelajaran sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa serta sesuai dengan tujuan atau
kompetensi yang akan dicapai yang nantinya berimbas pada peningkatan prestasi
siswa.
Berdasarkan data yang ada dalam Education For All (EFA) Global
Monitoring Report 2011, UNESCO menyebutkan indeks pembangunan
pendidikan (Education Development Index / EDI) DI Indonesia pada tahun 2008
adalah 0.934. Nilai ini menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di
dunia. Indonesia ini sangat mengalami penurunan tingkat pendidikan yang pada
tahun lalu menempati peringkat ke-65 menjadi peringkat ke-69. (Sumber Kompas,
Kamis, 03 Maret 2011).
Fakta di atas menunjukan bahwa mutu pendidikan masyarakat Indonesia
masih rendah. Mutu pendidikan sering dinilai berdasarkan kualitas hasil
3
tujuan yang ditetapkan atau tidak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
menilai apakah output sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau belum
adalah melalui pengukuran hasil belajar siswa yang diperoleh setelah melalui
proses belajar dan pembelajaran. Pengukuran tersebut dilakukan terhadap semua
aspek yaitu dalam aspek kognitif, afektif, maupun spikomotorik. Menurut
Syamsudin Makmun, Abin (2004:3) terdapat beberapa bentuk evaluasi hasil
belajar sesuai dengan tujuan-tujuannya :
Tujuan pendidikan nasional dievaluasi melalui evaluasi belajar tahap akhir nasional (EBTANAS), tujuan institusional dievaluasi melalui evaluasi belajar tahap akhir (EBTA), tujuan kurikuler dievaluasi melalui evaluasi belajar Sumatif (UAS), tujuan pengajaran instruksional umum dievaluasi melalui evaluasi belajar Formatif (UTS) dan tujuan instruksional khusus dievaluasi melalui evaluasi belajar formatif perkegiatan/pertemuan.
Adapun hasil belajar jika ditinjau dari perubahan aspek kognitif maka
lebih dikenal dengan prestasi belajar. Dari adanya upaya pembelajaran ini
khususnya pada mata pelajaran akuntansi seharusnya mampu membantu siswa
agar tidak kesulitan dalam memahami setiap materi-materi ajar di dalamnya
sehingga siswa pun dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Mata pelajaran ini bukan hanya hapalan tetapi memerlukan pemahaman
mendalam dari siswa agar dapat memahaminya. Selain itu mata pelajaran
akuntansi juga merupakan salah satu mata pelajaran kejuruan (vocational), yaitu
mata pelajaran yang menuntut teori dan praktek dilakukan secara seimbang.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bina Warga Bandung merupakan
salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki fenomena rendahnya hasil
4
SMK Bina Warga Bandung memperoleh nilai mata pelajaran akuntansi di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Berikut adalah rekapitulasi nilai Ujian Akhir Semester (UAS) 1 sebelum
diadakan Remidial di kelas X AK 1 dan X AK 2 pada mata pelajaran akuntansi :
TABEL 1.1
Rekapitulasi Nilai Ujian Akhir Semester 1 Kelas X AK 1 Dan X AK 2 SMK Bina Warga Bandung
Nilai X AK 1 X AK 2
Frekuensi Presentase (%) Frekuensi Presentase (%)
≥ 75 10 25% 19 47,5%
< 75 30 75% 21 52,5%
Total 40 100 40 100
(Sumber : Diolah dari daftar nilai siswa sebelum diadakan remedial di kelas X AK 1 dan X AK 2 SMK Bina Warga Bandung tahun ajaran 2012/2013)
Berdasarkan tabel 1.1 dapat terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas X
Akuntansi pada mata pelajaran akuntansi di SMK Bina Warga Bandung masih
rendah. Hasil tersebut dikatakan rendah karena mayoritas hasil belajar masih di
bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan. Kurikulum yang
berlaku saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menganut sistem
mastery learning atau ketuntasan belajar, yang merupakan pencapaian taraf
penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi atau unit bahan ajar
secara perorangan.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata pelajaran
akuntansi di SMK Bina Warga Bandung ini ialah sebesar 75. Sedangkan hasil dari
perhitungan rata-rata nilai UAS siswa sebelum diadakan remidial di dua kelas
tersebut menunjukkan hasil yang kurang baik. Nilai UAS kelas X AK 1 sebelum
5
KKM, sisanya sebesar 75% siswa masih berada di bawah KKM. Begitu pula
dengan kelas X AK 2, hanya 47,5% siswa yang memiliki nilai diatas KKM,
sedangkan sisanya 52,5% masih berada di bawah KKM.
Kasus rendahnya hasil belajar siswa ini sangat penting untuk diperhatikan
khususnya oleh guru sebagai bahan evaluasi karena akan berakibat kepada tidak
tercapainya tujuan-tujuan yang telah dipaparkan di atas serta pada penilaian
terhadap mutu pendidikan. Selain itu, hasil belajar yang rendah tidak hanya dilihat
berdasarkan pemenuhan KKM saja oleh setiap siswa. Tetapi hal itu dapat dilihat
pula melalui keaktifan siswa di dalam kelas. Bedasarkan hasil wawancara dengan
siswa kelas X Ak 1 dan X Ak 2 yang telah dilakukan pertengahan bulan
september 2012 sebagai prapenelitian, penulis menyimpulkan bahwa salah satu
penyebab rendahnya nilai mata pelajaran akuntansi yang selama ini berlangsung
disebabkan oleh kurangnya minat siswa dalam melakukan proses pembelajar
akuntansi sehingga berdampak kepada prilaku siswa yang kurang antusias, dan
bersikap acuh tak acuh dalam melakukan kegiatan pembelajaran ini.
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses sosial yang tidak dapat
terjadi tanpa interaksi antar pribadi. Belajar adalah suatu proses pribadi, tetapi
juga proses sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan
yang lain menjalin komunikasi dan membangun pengetahuan bersama.
Berpijak dari paparan di atas, untuk menciptakan interaksi pribadi antar
siswa, dan interaksi antar guru dan siswa, maka suasana kelas perlu direncanakan
sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu
6
bekerjasama secara gotong royong. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas kerja sama antar siswa serta prestasi belajar siswa adalah
model pembelajaran cooperative learning. Dengan menggunakan model
pembelajaran cooperative learning dapat menyediakan lingkungan belajar yang
kondusif untuk terjadinya interaksi belajar mengajar yang lebih efektif, sehingga
siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya.
Model ini dirasa akan cukup efektif dalam peningkatan hasil belajar siswa
karena model ini mengharuskan siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang diajarkan. Menurut
Isjoni (2010: 20) model pembelajaran cooperative learning adalah suatu
pendekatan mengajar dimana murid bekerja sama diantara satu sama lain dengan
kelompok yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran cooperative learning ini
merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerjasama siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Di era globalisasi ini sangat dibutuhkan model pembelajaran yang
membantu siswa untuk mempunyai keterampilan sosial serta sikap positif sebagai
anggota masyarakat lokal maupun global yang demokratis. Oleh karena itu, model
pembelajaran cooperative learning ini dapat digunakan dalam pembelajaran IPS
(Isjoni, 2010). Selain itu Slavin (2005: 36&84) mengungkapkan beberapa studi
tentang model pembelajaran cooperative learning yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam menunjukkan
7
pembelajaran cooperative learning dengan siswa pada kelompok model
pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah.
Beberapa penelitian mengenai penerapan teknik pembelajaran NHT
(Numbered Heads Together) menemukan bahwa proporsi waktu keterlibatan yang
tinggi pada siswa kelas teknik pembelajaran NHT (Numbered Heads Together)
dibandingkan pada siswa kelas kontrol (Salvin, 2005: 130). Sedangkan penelitian
lainnya Nani Rachanah, dkk, 2009 menunjukan bahwa penerapan teknik
pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) memiliki hubungan dengan hasil
belajar siswa.
Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini merupakan penelitian yang
sejalan dengan hasil-hasil penelitian di atas dengan mencoba pada objek yang
berbeda dan membandingkannya dengan model pembelajaran yang sudah biasa
digunakan dengan tujuan untuk melihat lebih jelas perbedaan hasil belajar siswa
yang diperoleh. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa hal tersebut penting
untuk diadakan penelitian terutama pada mata pelajaran akuntansi, dengan judul
“Pengaruh penerapan model Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa”
(Quasi Eksperimen di kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa sebelum penerapan model
8
2. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa sesudah penerapan model
pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Number Heads Together).
3. Bagaimana pengaruh dari penerapan model pembelajaran Cooperative
Learning teknik NHT (Number Heads Together) terhadap hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran akuntansi kelas X di SMK Bina Warga Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Number Heads Together)
terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi untuk kelas X di
SMK Bina Warga Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui gambaran hasil belajar siswa sebelum penerapan model
pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together).
2. Mengetahui gambaran hasil belajar siswa sesudah penerapan model
pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together).
3. Memperoleh gambaran mengenai bagai mana pengaruh dari penerapan model
pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together)
terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas X di SMK
9
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis
Kegunaan teoritis dari hasil penelitian ini adalah akan diperoleh sebuah
hasil apakah proses belajar-mengajar dengan penerapan model pembelajaran
Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together) akan membuat
siswa lebih mampu untuk memahami pelajaran akuntansi, selain itu siswa juga
belajar bekerjasama, bersosialisasi serta saling membantu sebagai upaya
memahami materi yang diajarkan.
1.4.2 Kegunaan Praktis
a. Bagi Guru
Dapat dijadikan inovasi dalam proses belajar, sehingga dengan adanya
penelitian ini diharapkan model pembelajaran Cooperative Learing teknik NHT
(Numbered Heads Together) dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru dalam
pengembangan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat memaksimalkan
aktivitas kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
b. Bagi siswa
Penerapan model baru dapat membuat siswa lebih bersemangat dalam
proses belajar, karena siswa terlibat langsung secara aktif dalam kegiatan belajar
mengajar, selain itu dapat menumbuhkan karakter bekerjasama dalam diri siswa.
c. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat membantu, baik sebagai referensi, tolak
51
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode yang Digunakan
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang dilakukan oleh peneliti untuk
memperoleh data yang diinginkan. Menurut Mc Millan (dalam Muhadi, 2011:11)
„Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk
memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian‟. Sedangkan
“pengertian metode penelitian ialah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2009:2). Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Menurut Gall dan Borg (dalam
Sugiyono, 2009:5) menegaskan bahwa penelitian kuasi eksperimen merupakan: A
teknik of experiment in wich research participants are not randomly assigned to the
experimental and kontrol group. Dimana individu yang menjadi sampel tidak secara
acak atau sembarangan mempunyai peluang yang sama baik dalam kelas uji-cobanya
maupun dalam kelas kontrolnya.
Sedangkan menurut Imam Ghazali (2008:17) “Pengertian kuasi eksperimen
dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen. Perbedaannya jika
kuasi eksperimen datanya berasal dari satu lingkungan yang telah ada atau dari suatu
kejadian yang timbul tanpa intervensi langsung peneliti”. Lalu menurut Muhadi
52
percobaan terhadap kelas eksperimen, dan tiap kelas eksperimen dikenakan
perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol”.
Dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran, pelaksanaan penelitian
tidak selalu memungkinkan untuk melakukan seleksi subjek secara acak, karena
subjek secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh (naturally formed
intact group), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Dalam keadaan seperti ini
kaidah-kaidah dalam penelitian eksperimen murni tidak dapat dipenuhi secara utuh,
karena pengendalian variabel yang terkait subjek penelitian tidak dapat dilakukan
sepenuhnya, sehingga penelitian harus dilakukan dengan menggunakan eksperimen
semu.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Non equivalent (Pre Test Post Test)
control-Group Design (Sugiyono. 2009:116). Dalam desain tersebut, subjek tidak
dikelaskan secara acak baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrolnya. Hal
ini dikarenakan keterbatasan peneliti jika melakukan pengelompokan secara random
murni atau acak penuh dilapangan. Sehingga dalam penelitian ini terdapat dua kelas
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang kemudian kedua kelas tersebut
diberikan pretest dan posttest, namun bedanya kelas eksperimen diberikan perlakuan
yaitu model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads
53
Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together) dalam penelitian ini,
melainkan menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah.
Adapun gambaran Non equivalent (Pre Test Post Test) control-Group Design
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Tes Awal
(pretest) Model
Tes Akhir (posttest)
Eksperimen T1E1 X1 T2E1
Kontrol T1E2 X2 T1E2
(sumber Sugiyono, 2009:116)
Keterangan :
T1E1 : Tes awal (pretest) pada kelas eksperimen
T1E2 : Tes awal (pretest) pada kelas kontrol
T2E1 : Tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen
T2E2 : Tes akhir (posttest) pada kelas kontrol
X1 : Penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik NHT (Numbered
Heads Together)
X2 : Penerapan model pembelajaran yang biasa digunakan oleh sekolah
Di dalam penelitian ini terdapat kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
keduanya diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
kemampuan diantara kedua kelas tersebut. Hasil pretest dikatakan baik apabila hasil
antara kedua kelas tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Selanjutnya kelas
54
teknik NHT (Numbered Heads Together) sedangkan kelas kontrol belajar dengan
menggunakan model pembelajran yang biasa digunakan oleh sekolah. Kemudian
pada akhirnya kelas eksperimen dan kontrol diberi posttest untuk melihat hasil dari
penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered
Heads Together) pada kelas eksperimen, serta melihat perbedaan hasil belajar apakah
terdapat peningkatan dibandingkan hasil pretest serta membandingkan apakah
terdapat perbedaan nilai posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3.3 Definisi Variabel dan Operasional Variabel 3.3.1 Definisi Variabel
Variabel adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2009:60). Sedangkan menurut Arikunto (2006:
118) “Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
peneliti”. Kegunaan dari definisi variabel adalah untuk mengidentifikasikan
variabel-variabel penelitian menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulakan oleh
peneliti agar pengukuran yang dilakukan dapat lebih mudah. Dengan kata lain
definisi variabel ini dapat dijadikan patokan dalam pengumpulan data.
Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa
adalah merupakan indikator atau gambaran keberhasilan guru dalam melaksanakan
55
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan membandingkan
perbedaan dua model yaitu dengan menggunakan uji beda. Yang dijadikan variabel
yaitu hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning
teknik NHT (Numbered Heads Together) dan hasil belajar yang menggunakan model
pembelajaran yang biasa dipakai di sekolah.
3.3.2 Operasional Variabel
Adapun indikator dari variabel tersebut adalah nilai tes pada materi atau
bahasan mengenai tahapan siklus akuntansi perusahaan dagang. Indikator variabel
tersebut dapat digambarkan, sebagai berikut:
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Hasil belajar siswa Nilai pretest Nilai pretest Kelas Eksperimen Interval Nilai pretest Kelas Kontrol
Hasil belajar siswa Nilai posttest Nilai posttest Kelas Eksperimen Interval Nilai posttest Kelas Kontrol
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi
Suharsimi Arikunto (2010:172) menyatakan bahwa “populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang
ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Ak SMK Bina Warga
56
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto
2006:131). Tetapi yang harus diingat adalah dalam pengambilan sampel dimana
sampel yang diadakan harus relevan dan dapat mewakili karakteristik populasi.
Untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian, maka
digunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2009: 124) “ sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.” Sehingga dalam penelitian ini semua anggota populasi dijadikan sampel
yaitu seluruh kelas X Akuntansi SMK Bina Warga Bandung yang dibagi kedalam dua
kelas akuntansi.
Kemudian yang harus dilakukan adalah menentukan kelas yang akan
dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peneliti menentukan bahwa kelas yang
akan dijadikan sebagai kelas eksperimen adalah kelas X Ak 1 dan yang menjadi kelas
kontrol adalah kelas X Ak 2. Alasan mengapa memilih kelas X Ak 1 sebagai kelas
eksperimen yaitu karena kelas tersebut merupakan rekomendasi dari guru yang
bersangkutan.
3.5 Instrumen Penelitian
Setiap penelitian, peneliti perlu menggunakan instumen penelitian atau alat
57
Pengumpulan data ini diperlukan cara-cara atau teknik tertentu sehingga data dapat
dikumpulkan dengan baik.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. “Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelas” (Arikunto, 2010:193).
Tes yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan tes hasil belajar yaitu tes
untuk mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu
(Arikunto 2010: 223). Tes ini diberikan pada masing-masing kelas dengan tujuan
untuk melihat perbandingan hasil belajar diantara kedua kelas tersebut, baik sebelum
diadakannya treatment (perlakuan) maupun sesudah diadakannya treatment
(perlakuan).
Tes yang diberikan sebelum proses belajar mengajar berlangsung (pretest)
adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan. Sedangkan tes
akhir (posttest) diberikan untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikannya
perlakuan.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini secara garis
58
3.6.1 Persiapan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan dalam proses persiapan adalah:
1. Studi kepustakaan, dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang relevan.
2. Studi kurikulum, untuk memperoleh data mengenai tuntutan kurikulum yang
harus dukuasai oleh siswa, kedalam dan keluasan materi, serta alokasi waktu yang
diperlukan.
3. Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai
kondisi dilapangan yang mencangkup kondisi lokasi penelitian, perizinan, kondisi
siswa, dan alat-alat bantu pembelajaran.
4. Menusun skenario dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
5. Menyiapkan model pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered
Heads Together)
6. Melakukan uji coba instrumen
Instrumen penelitian yang sudah disusun kemudian diujicobakan kepada objek
diluar kelas eksperimen maupun kelas kontrol, yaitu siswa kelas X A1 SMK
Pasundan 3 Bandung yang berjumlah 40 orang. Tujuan dari pengujian instrumen
adalah untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah data yang valid dan
reliabel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes vormatif
sehingga peneliti harus menguji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
59
a. Uji Validitas
Validitas ialah suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat
tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu,
keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam
melaksanakan fungsinya. Dengan demikian suatu alat evaluasi disebut valid jika
ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu. Untuk mengukur
validitas soal digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu:
∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ]
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
n = banyaknya responden
∑ = jumlah skor X
∑ = jumlah skor Y
∑ = jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden
∑ = kuadrat jumlah skor X
∑ = kuadrat jumlah skor Y
Untuk menentukan valid atau tidaknya butir soal dilihat dari harga korelasi. Batas
harga korelasi dianggap valid adalah 0,30. Sebagaimana yang diungkapkan
60
disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus
diperbaiki atau dibuang”.
Pengukuran validitas soal bertujuan untuk melihat apakah semua item soal yang
diujikan dapat mengukur apa yang harusnya diukur. Dalam penelitian ini untuk
mengukur validitas tiap item soal menggunakan rumus koefisien korelasi Product
Moment dengan angka kasar.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan
hasil yang tetap.
Adapun langkah-langkah dalam menguji reliabilitas instrumen soal menurut R,
Sundayana (2010: 16) adalah sebagai berikut :
1. Menghitung koefisien reliabilitas soal bentuk pilihan ganda menggunakan
Spearman Brown sebagai berikut:
Keterangan :
korelasi reliabilitas keseluruhan
korelasi antar skor setiap belahan tes
2. Mencari rtabel dengan dan derajat kebebasan (dk = N – 2)
61
3. Menentukan kriteria pengujian : Jika rhitung > rtabel, maka data tersebut reliable
Jika rhitung < rtabel, maka data tersebut tidak
reliabel
c. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara testi
(siswa) yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Derajat daya pembeda suatu butir soal dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi
yang bernilai dari -1,00 sampai dengan 1,00.
Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:
B
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
62
Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan
adalah:
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut
indeks kesukaran (Difficulty Index). Bilangan tersebut adalah bilangan real pada
interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran
mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan
indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah.
Rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal, yaitu:
JS
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran yang sering digunakan adalah:
63
3.6.2 Pelaksanaan Penelitian
a. Pelaksanaan Pretest
Pada tahapan ini tes awal dilakukan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang diberikan sebelum pembelajaran materi pelajaran dengan menggunakan
treatment (perlakuan) pada kelas eksperimen. Hasil pretest itu kemudian diuji
bedakan dengan menggunakan t-test. Uji beda ini digunakan untuk mengetahui
kondisi awal kedua kelas.
b. Pelaksanaan Treatment (perlakuan)
Pada pelaksanaan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning teknik
NHT (Numbered Heads Together) dibagi menjadi empat fase diantaranya saja :
a) Fase 1, Penomoran (numbering)
Guru membagi para siswa menjadi beberapa tim yang beranggotakan 4 - 6
orang dan memberi mereka nomor, sehingga tiap siswa dalam tim tersebut
memiliki nomor yang berbeda. Nomor inilah yang akan menjadi identitas
siswa dalam proses pembelajaran.
b) Fase 2, Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi
dari yang bersifat spesifik dengan menggunakan bentuk kalimat tanya, atau
berbentuk arahan hingga yang bersifat umum. Pertanyaan atau masalah yang
diberikan guru dimaksudkan agar para siswa mencari solusi atau jawaban dari
64
c) Fase 3, Berpikir bersama (Heads Together)
Pada fase ini, siswa menyatukan pendapatnya dan meyakini tiap anggota
dalam kelasnya mengetahui jawaban kelas.
d) Fase 4, Pemberian Jawaban
Setelah siswa berdiskusi secara kelas selama beberapa waktu, guru
memanggil suatu nomor (bisa dengan cara diundi), kemudian siswa yang
nomornya sesuai mencoba menjawab pertanyaan/presentasi untuk seluruh
kelas. Karena konsep yang digunakan sebagai jawaban dirangkai
menggunakan bahasa para siswa bukan bahasa bukan bahasa buku atau
bahasa guru maka konsep akan lebih dimengerti.
Berikut tabel pembagian kelas serta pembagian nomor diri pada setiap kelas:
c. Pelaksanaan Posttest
Pelaksanaan posttest dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan waktu yang sama yaitu setelah pembelajaran tahapan siklus akuntansi
perusahaan dagang selesai dilakukan.
3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Data yang diperoleh dari penelitian yaitu nilai pretset dan posttest, agar data
tersebut dapat di interpresentasikan dan memberikan gambaran mengenai hasil
penelitian, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga dapat
65
Setelah melakukan uji coba instrumen penelitian dengan menggunakan uji
validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda, selanjutnya adalah
menganalisis data. Tahap analisis daya antara lain melalui:
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diuji
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Uji Chi Kuadrat. Menurut R, Sundayana (2010:20) perhitungan yang
akan digunakan dalam menghitung uji normalitas data pretest dan postest adalah
dengan menggunakan chi kuadrat sebagai berikut:
a. Menentukan skor terbesar dan skor terendah
b. Menentukan nilai rata-rata dan simpangan baku
c. Mengubah data diskrit (data mentah) menjadi data interval
d. Membuat tabel normalitas data dengan kolom sebagai berikut :
Kelas
Interval Batas kelas
Z Batas kelas (xi)
Luas Z
tabel Ei fi (fi-Ei)2/Ei
e. Menentukan nilai Chi-kuadrat dengan rumus :
∑
f. Menentukan Chi-kuadrat table : X2tabel = X2(1-α) (k-3)
66
g. Menentukan pengujian : Jika2hitung <2tabel maka data berdistribusi normal
Jika2hitung >2tabel
maka data tidak berdistribusi normal
R, Sundayana (2010:20)
3.7.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memeriksa kesamaan kedua kelompok
eksperimen. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians
dalam sampel tersebut homogen atau tidak. Dari kedua kelompok akan dinyatakan
homogen jika variannya relatif sama. Uji homogenitas hanya dilakukan saat pretest,
hal ini dimaksudkan hanya untuk mengetahui apakah dua kelompok sampel yang
diambil tersebut mempunyai kemampuan yang sama atau tidak.
Menurut R, Sundayana (2010:27) berikut adalah langkah-langkah serta
perhitungan dalam pengujian homogenitas :
a. Mencari nilai Fhitung dengan rumus :
F=
b. Menentukan nilai Ftabel dengan rumus Ftabel = Fα(dk nvarians besar – 1/dk nvarians kecil – 1)
c. Kriteria uji : Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima (varians homogen)
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak (varians tidak homogen)
R, Sundayana (2010:27)
67
Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa sesudah penerapan model
pembelajaran cooperative learning type NHT (Numbered Heads Together), maka
dilakukan pengujian hipotesis dengan uji –t sebagai berikut:
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan formulasi hipotesis
b. Menentukan taraf nyata α dan t tabel
c. Menentukan nilai uji statistik yaitu dengan mencari t hitung
(Sumber, Suharsimi Arukunto 2006:311) Keterangan :
M = nilai rata-rata hasil perkelompok
N = banyaknya subjek
x = deviasi setiap nilai x1 dan x2
y = deviasi setiap nilai y1 dan y2
dimana ∑ diperoleh dari ∑ ∑ dan, ∑ diperoleh dari ∑ ∑
pada hipotesis, penelitian merumuskan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
antar siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Oleh karena itu, peneliti
dalam hal ini sudah tidak mempunyai kecenderungan untuk memikah pada hasil tes
sesudah eksperimen. Dengan demikian, menurut Suharsimi Arikunto (2006:312)
pengetesan yang dilakukan harus menggunakan pengetesan dua arah.
Dalam pengetesan dua arah, setelah didapatkan t hitung, peneliti akan
membandingkan dk = keks + kkon– 2.
| |
68
Hipotesis yang digunakan adalah:
tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan kelas kontrol dan kelas eksperimen.
≠ terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan kelas kontrol dan kelas eksperimen.
(H0) = ttabel≤ thitung, diterima.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan di SMK Bina Warga Bandung bertujuan untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang telah diberikan perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran yang berbeda di dua kelas, dimana kelas X Ak
1 sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Cooperative
Learning teknik NHT (Numbered Heads Together) dan kelas X Ak 2 sebagai
kelas kontrol menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah.
Untuk mengetahui hasil dari penelitian tersebut, maka kedua kelas diberikan tes
awal dan tes akhir yang berbentuk soal pilihan ganda sehingga diperoleh data
yang akan diolah dengan menggunakan perhitungan statistika.
Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning
teknik NHT (Numbered Heads Together) dengan yang tidak menggunakan model
pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together)
atau yang disebut juga dengan pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah.
5.2 Saran
Proses perbaikan dalam pencapaian kualitas pembelajaran yang efektif dan
efesien memerlukan analisis yang berkesinambungan tentang model pembelajaran
yang tepat untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun saran yang disampaikan
87
1. Bagi satuan pendidikan diharapkan agar lebih meningkatkan penggunaan
model pembelajaran, karena proses pembelajaran di sekolah dapat membantu
siswa untuk berkembang menjadi aktif, termotivasi dan kreatif terutama jika
guru dapat memfasilitasinya melalui kegiatan belajar yang efektif.
2. Siswa diharapkan lebih bersikap aktif, kreatif, dan inovatif selama
pem-belajaran, sehingga mampu menjadi lulusan yang produktif dan bermanfaat
bagi diri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa, dan negara.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti keberhasilan model
pembelajaran Cooperative Learning teknik NHT (Numbered Heads Together)
yang di kolaborasikan dengan model pembelajaran yang lain yang tidak hanya
88
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Suprijono. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ajang Mulyadi. (2002). Akuntansi Manajemen. Program Studi Pendidikan. Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia
Ahmad dan Mahmood. (2010). Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction on
Prospective Teachers’ Learning Experience dan Achievement. Universitas Ankara, Jurnal
Fakultas Ilmu Pendidikan.
Anita Lie. (2008). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang
Kelas. PT Grasindo, Jakarta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
____________ (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
____________ (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Baghcheghi, dkk. (2011). A comparison of the cooperative learning dan traditional learning
methods in theory classes on nursing students' communication skill with patients at clinical settings. Saveh School of Nursing, Arak University of Medical Sciences, Arak,
Islamic Republic of Iran.
Ballantine dan McCourt Larres. (2008). Accounting Undergraduates’ Perceptions of
Cooperative Learning as a Model for Enhancing their Interpersonal dan Communication Skills to Interface Successfully with Professional Accountancy Education dan Training.
Sekolah Akuntansi, Universitas Ulster, Shore Road, Jordanstown, Newtownabbey, Co Antrim, Irldania Utara, Inggris.
Buku Nilai Guru Akuntansi Kelas XI SMK Bina Warga.
Caldwell, dkk. (1996). The effect of cooperative learning on student perceptions of accounting in the principles courses. University of Arkansas USA.
Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
89
___________________. (2010). Kurikulumdan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Ernawati, (2010). Penerapan Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Dan Kreativitas
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMPN 1 Ngrambe Ngawi Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Febrianasari, Yety. 2007. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN Tulungagung 2 Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Malang.
Hadiryo, Diwi Astriani. 2005. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning
Teknik Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi (Studi Quasi Eksperimen Siswa Kelas XI Jatitujuh Majalengka). Skripsi. Bandung: Prodi
Pendidikan Akuntansi.
Hamalik, Oemar. (2008). Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
I Ketut Sudani dan I Ketut Parnata. 2008. Implementasi Cooperative Learning Dalam
Pembelajaran Sistem Akuntansi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Ditinjau Dari Prior Knowledge Mahasiswa. Tesis. Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali.
Imam, Ghazali. (2008). Desain Penelitian Eksperimental. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Isjoni. (2010). Cooperative learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
______(2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Isnawi Yoga Saputra. (2008). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together (NHT) Dan Model Konvensional Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Sma Negeri 1 Banyudono. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Isroah (2005). Kompetensi Dasar Akuntansi 1 untuk kelas XI SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Kompas. 2011. Peringkat Pendidikan Indonesia Turun. Online.
http://edukasi.kompas.com/read/2011/03/03/04463810/Peringkat.Pendidikan.Indonesia.T urun. [12 Juli 2012]
M. Dalyono. (2009).Psikologi Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.
Muhadi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Shira Media.
90
Nana Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nani, dkk. (2009). Pengembangan Model Pembelajaran Berorientasi Konstruktivistik Untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Di SMA. Skripsi. Jurusan Akuntansi.
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Putra, Meryawan Sukma. (2007). Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan Metode
Group Investigation (GI) pada Mata Diklat Siklus Akuntansi Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Ardjuna 2 Malang. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Program Studi
Pendidikan Akuntansi FE Universitas Negeri Malang.
Rahmat Moeslihat (2005). Akuntansi untuk SMA Kelas XI. Bandung: Regina.
Rica Sylviana Br Bukit, (2011). Efektivitas Metode Pebelajaran Kooperatif Tipe Nht
(Numbered-Headstogether) Dengan Pemanfaatan Media Pembelajaran Power Point Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Ma Nu Mu’allimat Kudus. Under Graduates thesis, unnes.
Riduwan. (2006). Dasar-dasar Statistika. Bandung :Alfabeta
Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media.
Rostina Sundayana. (2010). Panduan Praktikum Komputasi Data Statistika. Garut: STKIP Garut Press
Salong, Amjad. (2008). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap
Peningkatan Keterampilan Berfikir Rasional Siswa. Tesis. Bandung: Prodi Pendidikan
IPS Pascasarjana UPI
Sardiman A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Shlomo Sharan. (2012). The Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta : Familia.
Slameto (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Sri Herawati, Widya. (2007). Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning
type NHT Terhadap Pemahaman Siswa: Studi Eksperimen Pada Pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA N 6 Bandung. Skripsi. Bandung: Prodi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi
UPI.
91
Sugiyono. (2003). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Syamsudin Makmun, Abin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Teori Online. (2011). Uji beda dua sampel berpasangan. [Online]. Tersedia: http://teorionline.wordpress.com/2011/02/24/paired-sample-t-test-uji-beda-dua-sampel-berpasangan/ [10 April 2012]
Tim Pendidikan Akuntansi UPI. (2007). Pedoman Opersional Penulisan Skripsi (POPS). Bandung: Pendidikan Akuntansi FPEB UPI
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada Media Group, Jakarta.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.
http-://tarbiyahku.wordpress.com/uusisdiknas-2003/. (2 April 2012)
Veronica, Raja Gukguk. (2008). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Lanjutan Di SMK Negeri 1 Bandung.
Skripsi. Pendidikan Akuntansi.
Wahab, A.A. (2009). Metode dan Model-model mengajar. Bandung: Alfabeta.
Woro Setiyati, (2010). Studi Komparasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
(Tps) Dan Numbered Head Together (Nht) Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Di Sma Negeri 5 Magelang Tahun Ajaran 2010/2011. Skirpsi. Jurusan
Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Yudi Munadi (2008). Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.
Yulia, Ratna, (2009). Penerapan Pembelajaran Dengan Model Numbered Heads Together