• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PTS DENGAN MEMANFAATKAN NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU: Studi Kasus Pengembangan PTS dari Kursus Ahli Teknik Menjadi Institut Teknologi Padang dan dari Akademi Peternakan Menjadi Universitas Tamansiswa Padang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PTS DENGAN MEMANFAATKAN NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU: Studi Kasus Pengembangan PTS dari Kursus Ahli Teknik Menjadi Institut Teknologi Padang dan dari Akademi Peternakan Menjadi Universitas Tamansiswa Padang."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1 B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Tesis... 7

BAB II. KAJIAAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 10

A. Konsep Administrasi Pendidikan ... 10

B. Konsep Pengembangan Perguruan Tinggi ... 15

1. Dasar Pengembangan ... 15

2. Konsep Pengembangan ... 21

3. Pengembang PTS Kursus Ahli Teknik Menjadi Institut dan dari Akademi menjadi Universitas……… 27

C. Kepemimpinan Visioner dan Transformasional ... 31

1. Kepemimpinan Visioner ... 31

2. Kepemimpinan Transformasional ... 33

3. Lingkup Kepemimpinan Visioner dan Tranformasional dalam Pendidikan ... 36

D. Nilai-nilai Sosial Budaya ... 38

1. Budaya Secara Umum ... 38

2. Budaya Organisasi(Organization Culture/Corporate Culture) ... 43

3. Pendekatan Kompetitif Nilai-nilai Budaya ... 45

4. Pengalaman Berbagai Negara Mengakomodasi Nilai-nilai Budaya 50

E. Nilai-Nilai Budaya Minangkabau Dalam Pengembangan PTS... 52

1. Matrilinial ... 60

2. Keterbukaan ... 63

3. Peningkatan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa ... 65

4. Menjunjung Tinggi Budi ... 68

5. Sistem Musyawarah dan Mufakat ... 70

6. Memiliki Kemampuan Beradaptasi Menyesuaikan Diri Dengan Nilai-nilai Lain Melalui Proses Selektif ... 73

7. Memiliki Mobilitas Yang Tinggi Seperti Merantau ... 76

8. Egaliter dan Demokratis ... 78

9. Aktif dan Kreatif ... 82

F. Penelitian Terdahulu Yang Mendukung Pengembangan PTS dengan Memanfatkan Nilai-nilai Budaya Minangkabau ... 85

(2)

BAB III. METODE PENELITIAN ... 94

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 94

B. Kehadiran Peneliti ... 98

C. Lokasi Penelitian ... 99 D. Teknik Pengumpulan Data ... 99

1. Teknik Observasi ... 100

2. Teknik Wawancara ... 101

3. Teknik Dokumentasi ... 104

E. Sumber Data ... 105

F. Analisa Data ... 107

G. Pengecekan Keabsahan Data ... 108

1. Triangulasi ... 109

2. Memberchek ... 110

3. Audit Trail ... 111

4. Pendapat Para Ahli ... 111

5. Pengamatan Berulang ... 112

H. Tahap Penelitian ... 112

1. Tahap Pra Lapangan ... 112

2. Tahap Pengembangan Disain ... 113

3. Pelaksanaan Penelitian ... 114

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANAN PENELITIAN ... 115

A. Hasil Penelitian ... 115

1. Pengembangan PTS dari Kursus Ahli Teknik Menjadi Institut Teknologi Padang ... 115

a. Kursus Ahli Teknik ... 115

b. Akademi Teknik Padang ... 117

c. Sekolah Tinggi Teknik Padang ... 122

d. Institut Teknologi Padang ... 126

e. Institut Teknologi Padang Sekarang ... 128

2. Pengembangan PTS dari Akademi Peternakan Menjadi Universitas Tamansiswa Padang ... 134

a. Pendirian Perguruan Tamansiswa Padang ... 134

b. Akademi Peternakan ... 139

c. Sekolah Tinggi Pertanian Peternakan ... 141

d. Universitas Tamansiswa Padang ... 143

e. Universitas Tamansiswa Padang Sekarang ... 154

3. Nilai-nilai Budaya Minangkabau dalam Pengembangan PTS dari Kursus Ahli Teknik Menjadi Institut Teknologi Padang, dari Akademi Peternakan Menjadi Universitas Tamansiswa Padang ... 164

a. Kerjasama Dengan Masyarakat ... 164

b. Musyawarah dan Mufakat ... 166

(3)

d. Budaya Malu ... 168

e. Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa ... 169

f. Kreatif ... 170

B. Pembahasan ... 173

1. Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta Dimulai dari Kursus Ahli Teknik Menjadi Institut Teknologi Padang dan Dari Akademi Peternakan Menjadi Universitas Tamansiswa Padang ... 173

2. Nilai-nilai Budaya Minangkabau Yang Efektif Dalam Pengembang- an Perguruan Tinggi Swasta Dimulai dari Kursus Ahli Teknik Menjadi Institut Teknologi Padang dan Dari Akademi Peternakan Menjadi Universitas Tamansiswa Padang ... 176

a. Kerjasama Dengan Masyarakat ... 176

b. Musyawarah dan Mufakat ... 181 c. Sopan Santun ... 184

d. Budaya Malu ... 186

e. Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa ... 189

f. Kreatif ... 191

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 194

A. Kesimpulan ... 194

B. Implikasi ... 196

C. Rekomendasi ... 197

DAFTAR PUSTAKA ... 200

(4)

DAFTAR TABEL

[image:4.595.78.523.202.643.2]

Halaman

(5)

DAFTAR GAMBAR

[image:5.595.78.523.202.645.2]
(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1: Riwayat Hidup... 208 Lampiran 2: Jumlah Mahasiswa dan Status Akreditasi Program Studi/Jurusan

Institut Teknologi Padang ... 209 Lampiran 3: Jumlah Mahasiswa dan Status Akreditasi Program Studi/Jurusan

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan memegang peranan dalam mengembangkan sumberdaya manusia.

Demikian juga di Indonesia, kualitas manusia seutuhnya sangat ditentukan oleh kualitas

pendidikan nasionalnya. Pembinaan kualitas manusia, mengingat manusia merupakan

subyek dan obyek pengembangan sumberdaya manusia. Undang-undang Nomor 20 tahun

2003 tentang sistem pendidikan nasional mengungkapkan bahwa pembangunan

pengembangan sumberdaya manusia, terlihat pada tujuan pendidikan nasional sebagai

berikut:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta betanggung jawab. (UUSPN Nomor 20 Tahun 2003:7)

Sejalan dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutama menghadapi

abad ke XXI, ditandai adanya globalisasi, dan persaingan. Maka sektor pendidikan

termasuk pendidikan tinggi, merupakan hal fundamental untuk mengatasinya. Pendidikan

merupakan kunci keberhasilan pembangunan manusia Indonesia yang berkesinambungan,

sehingga sudah sewajarnya penanganan sektor pendidikan mendapat prioritas, dalam

(8)

Menghadapi abad ke-XXI, tuntutan peranan perguruan tinggi mengisi

pembangunan amat menentukan, terutama mengantisipasi peningkatan mutu

pengembangan, pemerataan kualitas pendidikan tinggi, khususnya melalui perguruan

tinggi swasta, sehingga menghasilkan lulusan sesuai kondisi tuntutan pembangunan.

Memenuhi maksud tersebut di atas, perguruan tinggi swasta Institut Teknologi

Padang dan Universitas Tamansiswa Padang, bertahap berusaha mewujudkan tujuan

tersebut. Mengenai hal ini ketua Yayasan Institut Teknologi Padang, (ITP)

mengemukakan;

“Bahwa periode sekarang ini prioritas pengembangan ITP ditujukan pada peningkatan mutu. Seluruh kebijaksanaan pengembangan didasarkan pada prinsip trilogi sasaran yaitu: (1) peningkatan kualitas pendidikan (2) Peningkatan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan dan (3) peningkatan efisiensi pengelolaan”. (Buku pedoman ITP 2009:12)

Kedua lembaga PTS ini telah berupaya mengujud pengembangannya dalam rangka

pencapaian mutu pendidikan sesuai dengan visi, misi dan tujuan yang telah ditetap terlihat

seperti: peningkatan jumlah dosen tetap, pelayanan proses belajar mengajar, kerjasama,

sarana dan prasana, kesejahteraan dosen/karyawan, dan beasiswa kepada mahasiswa.

Pendekatan kebudayaan dalam permasalahan pendidikan mampu mengatasinya,

termasuk bermacam persoalan dihadapi di tanah air Indonesia tercinta ini. Dalam

pendekatan kebudayaan Indonesia haruslah lahir sebagai sumbangan dari kantong-kantong

kebudayaan di Nusantara. Menjadikan sentralistik pusat kebudayaan hanya akan

melahirkan kebudayaan Indonesia yang metropolis dan rapuh, secara Individu maupun

kelompok masyarakat, pola pikir dan prilaku hidup sehari-hari sesuai dengan falsafah

(9)

Kebudayaan atau budaya, memberikan sistem manajemen suatu identitas

menyebabkan keunggulan sistem manajemen itu sukar ditiru pihak lain, budaya itu

mempunyai akar dan sejarah yang panjang. Perkataan lain, budaya tradisional merupakan

keunggulan sekaligus menjamin kelanggengan keunggulan, asalkan budaya

diaktualiasikan dalam konteks masa kini. Menjelaskan fenomena ini, Barney (1986) dalam

Hartarto 1991, mengatakan bahwa budaya hanya menjadi keunggulan kompetitif

berkelanjutan bila unsur budaya itu digali dari sejarah, dan pengalaman kehidupan bangsa

atau perusahaan bersangkutan.

Selanjutnya penulis akan mengungkapkan fenomena yang tampak di Propinsi

Sumatera Barat (masyarakat Minangkabau), tidaklah mudah mengembangkan PTS terlihat

banyak PTS yang tidak berkembang, bahkan ada yang ditutup sendiri oleh pengelolanya.

Sedangkan kedua lembaga PTS Institut Teknologi Padang dan Universitas Tamansiswa ini

tetap eksis, dan berkembang. PTS Institut Teknologi Padang satu-satunya Institut

Teknologi di Kopertis Wilayah X (buku Pedoman ITP 2010).

Disadari setiap lembaga/organisasi mempunyai nilai-nilai budaya, termasuk kedua

lembaga PTS ini. Nilai-nilai dimiliki oleh suatu masyarakat disebut dengan budaya

daerah, dapat dikatakan juga sebagai nilai-nilai yang dominan, falsafah yang didukung

oleh nilai suatu masyarakat pada suatu lembaga/organisasi, termasuk kedua lembaga PTS

ini.

Mendasari pemikiran tentang nilai-nilai budaya apa yang dalam pengembangan

pendidikan tinggi, khususnya jika dikaitkan dengan perubahan dan eksistensi kedua

lembaga PTS Institut Teknologi Padang dan Universitas Tamansiswa Padang, yang berada

(10)

fenomenal, mulai dari Kursus Ahli Teknik dan Akademi Peternakan menjadi Intitut

Teknologi Padang (ITP) dan Universitas Tamansiswa Padang. Historis perkembangan

kedua lembaga PTS ini berkembang sejak dasawarsa 1970-an sampai 2000-an dan

selanjutnya dari tahun 2003. Kursus Ahli Teknik berubah menjadi Intitut Teknologi

Padang, dan Akademi Peternakan berubah menjadi Universitas Tamansiswa Padang.

Dalam hal ini pakar manajemen pendidikan Abin Syamsudin mengemukakan,

“Manajemen Pendidikan itu akan berhasil jika mampu mengoptimalkan pemberdayaan

dan pemanfaatan kekuatan dan peluang yang dimiliki serta mampu memimalkan intensitas

pengaruh faktor kelemahan dan hambatan disertai upaya untuk memperbaiki atau

mengatasinya.” (Abin Syamsudin. 1999: 3). Kemampuan mengoptimalkan pemberdayaan

dan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki, berarti juga meliputi bagaimana

pengintegrasian nilai-nilai luhur budaya masyarakat setempat untuk pencapaian dan

peningkatan mutu lembaga pendidikan, termasuk peningkatan mutu manajemen

pendidikan.

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah

Latar belakang masalah di atas, dapat mengidentifikasi bahwa pokok persoalan

dalam penelitian ini, adalah masalah aspek pengembangan PTS dengan memanfaatkan

nilai-nilai budaya masyarakat, apakah nilai-nilai budaya masyarakat telah menjadi

pedoman dan alat kendali dalam mencapai pengembangannya. Benarkah pengembangan

kedua lembaga PTS Institut Teknologi Padang dan Universitas Tamansiswa Padang,

memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau dan telah dijadikan pedoman dalam

(11)

Minangkabau dimiliki oleh pimpinan sungguh sangat diperlukan bagi keberhasilan

pengembangan tersebut. Untuk itu ada baiknya kita masuki kajian tentang pengembangan

kedua lembaga PTS Institut Teknologi Padang dan Universitas Tamansiswa Padang

dengan memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau.

Dimaksud dalam hal ini adalah nilai-nilai budaya Minangkabau, dimiliki oleh

pimpinan kedua lembaga PTS Institut Teknologi Padang dan Universitas Tamansiswa

Padang dalam pengembangan perguruan tinggi swasta. Kedua perguruan tinggi tersebut,

berupaya mengembangkan pendidikannya agar mampu memberikan terbaik bagi

kemajuan pendidikan. Upaya untuk menjawab dugaan seperti ini sangat diperlukan agar

pengembangan yang diharapkan oleh Institut Teknologi Padang dan Universitas

Tamansiswa Padang dapat tercapai. Dalam kaitan ini, perumusan masalah atau "Problem

Issu" yang dirumuskan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Pengembangan PTS dengan memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau di

Institut Teknologi Padang dan Universitas Tamansiswa Padang”

Adapun rincian perumusan masalah itu adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan PTS dari Kursus Ahli Teknik menjadi Institut Teknologi

Padang dan dari Akademi Peternakan menjadi Universitas Tamansiswa Padang?

2. Nilai-nilai budaya Minangkabau apa yang berperan dalam pengembangan Perguruan

Tinggi Swasta (dari Kursus Ahli Teknik menjadi Institut Teknologi Padang dan dari

Akademi Peternakan menjadi Universitas Tamansiswa Padang)?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang

(12)

Teknologi Padang dan Universitas Tamansiswa Padang (dari Kursus Ahli Teknik menjadi

Institut Teknologi Padang dan dari Akademi Peternakan menjadi Universitas Tamansiswa

Padang)

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan umpan balik bagi Institut

Teknologi Padang dan Universitas Tamansiswa Padang, khususnya dalam bidang

pengelolaan pendidikan. Lebih khusus lagi penelitian ini diharapkan dapat menguji

keseluruhan teoritis yang berkaitan dengan sistem pendidikan tinggi, yaitu di Perguruan

Tinggi Swasta. Dapat memberikan gambaran bagaimana aspek kompentensi dan wawasan

menjadi dasar pengembangan perguruan tinggi swasta di Institut Teknologi Padang dan

Universitas Tamansiswa Padang dan tentang bagaimana aspek nilai-nilai budaya

Minangkabau dimiliki oleh pimpinannya.

E. Struktur Organisasi Tesis.

Seluruh kegiatan penelitian dari awal sampai akhir dilaporkan dalam penulisan

tesis ini mencakup paparan sebanyak 5 (lima) bab. Bab I memuat pendahuluan, seperti:

(A) latar belakang penelitian, (B) identifikasi masalah dan perumusan masalah, (C) tujuan

penelitian, (D) manfaat penelitian, dan (E) struktur organisasi tesis.

Bab II memuat kajian pustaka dan kerangka pemikiran seperti : (A) konsep

administrasi pendidikan, (B) konsep pengembangan perguruan tinggi, terdiri dari: (1)

(13)

Ahli Teknik menjadi Institut dan dari Akademi menjadi Universitas (C) kepemimpinan

visioner dan transformasional, terdiri: (1) kepemimpinan visioner, (2) kepemimpinan

transformasional, (3) lingkup kepemimpinan visioner dan tranformasional dalam

pendidikan, (D) nilai-nilai sosial budaya, terdiri dari: (1) budaya secara umum, (2)

budaya organisasi (Organization Culture/Corporate Culture), (3) pendekatan kompetitif

nilai-nilai budaya, (4) pengalaman berbagai negara mengakomodasi nilai-nilai budaya, (E)

nilai-nilai budaya Minangkabau dalam pengembangan PTS, terdiri dari: (1) matrilinial, (2)

keterbukaan, (3) peningkatan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (4) menjunjung

tinggi budi, (5) sistem musyawarah dan mufakat, (6) memiliki kemampuan beradaptasi

menyesuaikan diri dengan nilai-nilai lain melalui proses selektif, (7) memiliki mobilitas

yang tinggi seperti merantau, (8) egaliter dan demokratis, (9) aktif dan kreatif, dan (F)

penelitian terdahulu yang mendukung pengembangan PTS dengan memanfaatkan

nilai-nilai budaya Minangkabau dan (G) kerangka berfikir penelitian.

Bab III memaparkan metode penelitian, seperti: (A) pendekatan dan metode

penelitian, (B) kehadiran peneliti, (C) lokasi penelitian, (D) teknik pengumpulan data,

terdiri dari: (1) teknik observasi, (2) teknik wawancara, (3) teknik dokumentasi, (E)

sumber data, (F) analisa data, (G) pengecekan keabsahan data, terdiri: (1) triangulasi, (2)

memberchek, (3) audit trail, (4) pendapat para ahli, (5) pengamatan berulang, dan (H)

tahap penelitian, terdiri dari: (1) tahap pra lapangan, (2) tahap pengembangan disain, (3).

pelaksanaan penelitian.

Bab IV memaparkan tentang hasil penelitian dan pembahasan tentang: (A) hasil

penelitian, terdiri dari: (1) pengembangan PTS dari Kursus Ahli Teknik menjadi Institut

(14)

Tinggi Teknik Padang, (d) Institut Teknologi Padang, (e). Institut Teknologi Padang

sekarang, (2) pengembangan PTS dari Akademi Peternakan menjadi Universitas

Tamansiswa Padang, terdiri dari: (a) pendirian Perguruan Tamansiswa Padang, (b)

Akademi Peternakan, (c) Sekolah Tinggi Pertanian Peternakan, (d) Universitas

Tamansiswa Padang, (e) Universitas Tamansiswa Padang sekarang, (3) nilai-nilai budaya

Minangkabau dalam pengembangan PTS dari Kursus Ahli Teknik menjadi Institut

Teknologi Padang dari Akademi Peternakan menjadi Universitas Tamansiswa Padang,

terdiri dari: (a) kerjasama dengan masyarakat, (b) musyawarah dan mufakat, (c) sopan

santun, (d) budaya malu, (e) ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (f) kreatif. (B)

pembahasan, tentang: (1) pengembangan perguruan tinggi swasta mulai dari Kursus Ahli

Teknik menjadi Institut Teknologi Padang dan dari Akademi Peternakan menjadi

Universitas Tamansiswa Padang dan (2) nilai-nilai budaya Minangkabau apa yang

berperan dalam pengembangan perguruan tinggi swasta mulai dari Kursus Ahli Teknik

menjadi Institut Teknologi Padang dan dari Akademi Perternakan menjadi Universitas

Tamansiswa Padang, terdiri dari: (a) kerjasama dengan masyarakat (kooperatif), (b).

musyawarah dan mufakat (c) sopan santun, (d). budaya malu, (e) ketaqwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, dan (f) kreatif.

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian tentang pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan

nilai-nilai budaya Minangkabau, menggunakan paradigma penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif dapat menggunakan berbagai pendekatan, salah satu diantaranya adalah

pendekatan etnografi dan fenomenologis. Ada tiga alasan mengapa penelitian kualitatif

dipilih untuk meneliti pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai

budaya Minangkabau:.

Pertama, adalah realitas dalam suatu konteks nilai-nilai budaya pada dasarnya

terkontruksi secara holistik (menyeluruh), tidak merupakan bagian yang terpisah-pisah.

Melalui penelitian kualitatif realitis tersebut dapat didalami secara utuh, terfokus dan

sesuai konteks dimana peristiwa nilai-nilai budaya itu terjadi.

Kedua, melalui penelitian kualitatif tersebut dapat disajikan secara hakikat hubungan

antara peneliti dengan subjek diteliti secara lebih peka dan dapat dilakukan penajaman

terhadap pola nilai nilai budaya yang ada.

Ketiga, penelitian kualitatif bersifat natural, deskriptif, induktif dan merupakan suatu

usaha untuk menemukan makna dari suatu fenomena (Nasution, 1998, Muhadjir, 1990,

Bogdan & Biklen, 1998 dan Maleong, 2000).

Pendekatan etnologi dapat juga digunakan, karena pendekatan tersebut mampu

menjelaskan makna yang timbul dalam interaksi proses penyelenggaraan pendidikan dan

(16)

memafaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau, mempunyai ciri sebagaimana penelitian

menggunakan pendekatan etnografi. Ciri-ciri dimaksud antara lain adalah :

1. Produk akhir penelitian tersebut manampilkan kejelasan perincian dan interprestasi,

bersifat pengembangan perguruan tinggi swasta dengan memanfaatkan nilai-nilai

budaya Minangkabau.

2. Oleh karena etnografi merupakan studi lapangan, maka kajian penelitian demikian itu

lebih pada hakikat interprestasi subjek penelitian sebagaimana lazimnya studi

lapangan.

3. Sebagaimana penelitian kualitatif pada umumnya, pendekatan etnografi juga

menggunakan tiga teknik penelitian berorientasi lapangan yaitu mengalami

(experiencing), menyelidiki (enquiring) dan menguji (examining).

Penelitian tentang pengembangan perguruan tinggi swasta dengan memanfaatkan

nilai-nilai budaya Minangkabau, dalam pengembangan perguruan tinggi swasta mulai dari

Kursus Ahli Teknik menjadi Institut Teknologi Padang dan dari Akademi Peternakan

menjadi Universitas Tamansiswa Padang, dapat juga menggunakan pendekatan

fenomenologi.

Penelitian fenomenologi mensyaratkan bahwa :

1. Data penelitian bersifat laten, artinya fakta dan data tampak di permukaan pola prilaku

sehari-hari anggota organisasi sebagai aktor, diteliti hanyalah suatu fenomena dari apa

yang tersembunyi di“kepala” si pelaku, dan masih memerlukan pemahaman dan

permaknaan agar dapat dijelaskan apa yang tersembunyi dalam dunia kesadaran atau

(17)

2. Ditinjau dari kedalamannya penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta dengan

memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau, dalam pengembangan perguruan

tinggi swasta mulai dari Kursus Ahli Teknik menjadi Institut Teknologi Padang dan

dari Akademi Peternakan menjadi Universitas Tamansiswa Padang, dapat

mengungkap perilaku kolektif anggota organisasi di mana kegiatan penelitian

dilakukan oleh aktor penelitian. Aktor penelitian tentang pengembangan perguruan

tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau, dalam pengembangan

perguruan tinggi swasta mulai dari Kursus Ahli Teknik menjadi Institut Teknologi

Padang dan dari Akademi Peternakan menjadi Universitas Tamansiswa Padang,

adalah pimpinan organisasi seperti: (1) Pengurus Yayasan, (2) Rektor, (3) Pembantu

Rektor, (4) Dekan, (5) Pembantu Dekan, (6); Ketua/Sekretaris jurusan, (7) Dosen dan

Karyawan.

3. Ditinjau dari kontinum Ritzer (dalam Dimyati, 2002), data penelitian pengembangan

perguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam

pengembangan perguruan tinggi swasta mulai dari Kursus Ahli Teknik menjadi

Institut Teknologi Padang dan dari Akademi Peternakan menjadi Universitas

Tamansiswa Padang, terletak pada kontinum mesoskopik karena membicarakan

interaksi antara para aktor diteliti dalam konteks organisasi.

4. Fokus penelitian membicarakan hubungan fungsional antara seluruh unit organisasi

antara lain pimpinan lembaga pendidikan dan dosen, karyawan, mahasiswa serta

(18)

5. Data dapat diungkapkan dengan pendekatan fenomenologis, dan dapat di-masukkan ke

dalam kuadran keempat Ritzer sebagai persyaratan penelitian yang memakai

paradigma kualitatif yang berusaha menemukan hakikat makna nilai-nilai budaya.

Pemaknaan pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai

budaya minangkabau, dalam pengembangan perguruan tinggi swasta mulai dari Kursus

Ahli Teknik menjadi Institut Teknologi Padang dan dari Akademi Peternakan menjadi

Universitas Tamansiswa Padang, diteliti diperoleh setelah proses pengamatan dilakukan,

proses interaksi dengan anggota organisasi, pemahaman perilaku, ucapan-ucapan, serta

tafsiran mereka tentang dunia di sekitarnya, khususnya dalam lingkup organisasi diteliti.

Sebagaimana dikatakan Morse (1994) bahwa fokus penelitian kualitatif adalah pada

pemaknaan bersama kelompok orang secara sosial dan budaya dalam suatu situs, suatu

gaya hidup atau filosofi manajemen.

Melalui rancangan yang menggunakan dua pendekatan tersebut diharapkan akan

dapat dideskripsikan minimal tentang bagaimana dan mengapa:

1. Bagaimana pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya

Minangkabau, mulai dari Kursus Ahli Teknik menjadi Institut Teknologi Padang dan

dari Akademi Peternakan menjadi Universitas Tamansiswa Padang

2. Nilai-nilai budaya Minangkabau apa yang diperankan oleh pimpinan dalam

pengembangan perguruan tinggi swasta, mulai dari Kursus Ahli Teknik menjadi

Institut Teknologi Padang dan dari Akademi Peternakan menjadi Universitas

(19)

B. Kehadiran Peneliti

Penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan

hidupnya, berinteraksi dengan mereka serta berusaha memahami bahasa dan penafsiran

mereka tentang dunianya dan dunia sekitarnya. Kehadiran peneliti di dalam latar

penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta dengan memanfaatkan nilai-nilai

budaya Minangkabau di PTS Institut Teknologi Padang dan Universitas Tamansiswa

Padang, diperlukan sebagai instrumen kunci penelitian (key human inctrument).

Keterlibatan peneliti lapangan (lokasi penelitian), dalam penelitian kualitatif

pengembangan mperguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau

di PTS Institut Teknologi Padang dan Universitas Tamansiswa Padang, mulai pada saat

studi pendahuluan. Hasil studi pendahuluan dibawa kedalam suatu forum untuk

diseminarkan dan diperbincangkan dalam usaha memperoleh saran-saran dari rekan

seprofesi atau saran dari profesi dan bidang keilmuan berbeda. Apabila data pendukung

diperlukan belum sampai memadai, peneliti sebaiknya kembali ke lapangan sampai

proposal penelitian layak untuk diteliti.

Penelitian kualitatif pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan

nilai-nilai budaya Minangkabau di PTS Institut Teknologi Padang dan Universitas Tamansiswa

Padang, dilakukan selama lebih kurang 6 (enam) bulan secara aktif dan 2 (dua) bulan

secara lepas, dalam arti peneliti tidak terkait dengan jadwal kerja lembaga yang diteliti,

sewaktu-waktu dibutuhkan data tambahan seorang peneliti datang kembali kelokasi

(20)

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai

budaya minangkabau, lokasi strategis di Institut teknologi Padang dan Universitas

Tamansiswa Padang, mudah dijangkau dari tempat peneliti, dan tidak membahayakan

peneliti, lokasi penelitian terkait, berada dalam lingkungan lembaga-lembaga pendidikan

peneliti (Kopertis Wilayah X).

D. Teknik Pengumpulan Data

Seperti telah diuraikan dalam bagian pendekatan penelitian, tentang

pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau,

salah satu karakteristik penelitian ethnography, menggunakan latar alami sebagai sumber

data dan peneliti sendiri sebagai instrumen kunci. Fenomena alami tersebut dapat

dimengerti maknanya secara baik apabila digunakan multi instrumen (Mantja, 1997).

Tujuannya adalah agar data dikumpulkan dan kesimpulan yang diperoleh tidak hanya dari

satu sumber tetapi dari berbagai sumber. Yakni dari apa yang dikatakan orang, dilakukan

orang dan dari artifak digunakan orang.

Untuk mendukung hal itu, digunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Teknik observasi.

(21)

3. Teknik dokumentasi.

1. Teknik Observasi

Teknik observasi membawa penelitian kedalam pengalaman pengembangan

perguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau, secara

mendalam. Dengan demikian melalui observasi dapat ditangkap secara mendalam

mengenai motif, kepercayaan, kerisauan, perilaku dan kebiasaan subjek diteliti.

Teknik tersebut memberi kesempatan untuk melihat dunia pengembangan

perguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau, sebagaimana

subjek melihat. Kehadiran peneliti dapat disesuaikan dengan kerangka waktu subjek

diteliti dan dapat pula ditangkap fenomena menurut pengertian mereka. Disamping itu,

melalui teknik observasi dapat diketahui dan dipahami reaksi emosional mereka dan

mengarahkan peneliti untuk membangun pengetahuan berdasarkan informasi tersebut

(Sonhadji, 1995).

Kegiatan observasi pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan

nilai-nilai budaya Minangkabau, dilakukan secara partisipatif atau nonpartisipasif. Artinya,

peneliti dapat ikut atau tidak ikut terlibat langsung dalam kegiatan mereka, misalnya

peneliti hanya melakukan pengamatan secara pasif.

2. Teknik Wawancara

Teknik kedua adalah wawancara mendalam tentang pengembangan perguruan

tinggi swasta memanfaakan nilai-nilai budaya Minangkabau. Hal mendasar ingin

(22)

dalam memahami orang-orang lain, dan bagaimana mereka memberi makna terhadap

pengalaman-pengalaman mereka berinteraksi tersebut. Dalam wawancara tentang

pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaakan nilai-nilai budaya Minangkabau ini

peneliti dapat menggunakan tiga seri wawancara mendalam sebagaimana dijelaskan

wawancara tersebut adalah :

a. Wawancara sejarah lembaga PTS ITP Padangdan Unitas Padang.

b. Wawancara pengalaman detail.

c. Wawancara yang merefleksikan makna.

Wawancara sejarah dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai pengalaman

subjek berkaitan dengan fokus penelitian menjadi perhatian peneliti tentang

pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaakan nilai-nilai budaya Minangkabau.

Sedangkan wawancara pengalaman detail, adalah menyarikan pengalaman subjek secara

lebih kongkrit dalam hubungannya dengan topik dan fokus diteliti tentang pengembangan

perguruan tinggi swasta memanfaakan nilai-nilai budaya Minangkabau. Wawancara

berikutnya, subjek diminta untuk merefleksikan makna dan arti pengalaman mereka.

Pertanyaan makna tidak berarti pertanyaan tentang kepuasan, dan reward diperoleh subjek

berhubungan dengan pengalaman tersebut, melainkan lebih mengarah kepada hubungan

intelektual dan emosional tentang antara dunia pekerjaan dan kehidupan sehari-hari dalam

subjek pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaakan nilai-nilai budaya

Minangkabau.

Oleh sebab itu, untuk subjek penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta

memafaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau, dilakukan wawancara dua sampai tiga kali,

(23)

santai adakalanya dilakukan di lobi kantor pusat, diruangan dosen, atau dilakukan sambil

bekerja.

Dalam penelitian menyangkut pengembangan perguruan tinggi swasta

memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau, wawancara dilakukan mengacu kepada

fokus penelitian seperti terbentuknya pengembangan perguruan tinggi swasta

memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau, berkaitan dengan nilai, keyakinan,

kebiasaan dan filosofi organisasi termasuk didalamnya visi dan misi organisasi.

Wawancara juga dilakukan untuk mendapatkan keterangan lebih jauh dan mendalam dari

hasil pengamatan terhadap situasi pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan

nilai-nilai budaya Minangkabau, dan kegiatan pendidikan di lembaga pendidikan.

Tujuannya agar diperoleh kejelasan lebih dalam mengenai pola pikir, sikap-sikap, dan

pola tingkah laku subjek penelitian yang teramati tentang. pengembangan perguruan tinggi

swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau.

Wawancara dipilih dalam penelitian, dapat saja dilakukan wawancara semi

terstruktur. Wawancara semi terstruktur diyakini lebih fleksibel dan tanpa kehilangan arah

dan merupakan salah satu jenis wawancara yang baik bagi peneliti pendidikan karena

memungkinkan adanya pendalaman, penyelidikan mendalam tentang. pengembangan

perguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau.

Pemilihan waktu kegiatan wawancara atau observasi partisipatif tergantung pada

situasi yang ada di tempat penelitian. Adakalanya peneliti langsung masuk pada latar

penelitian dan melakukan observasi, kemudian hasil observasi diperdalam dan dipertajam

dengan melakukan wawancara dengan orang-orang terlibat dalam latar itu. Sebaiknya, ada

(24)

mengetahui apakah informasi tersebut memang terjadi dalam bentuk kenyataan

sesungguhnya.

Untuk menentukan siapa-siapa saja akan diwawancarai peneliti dapat

meng-gunakan teknik snowball sampling. Artinya berdasarkan pendapat infoman penelitian

diperoleh subjek lain kira-kira dapat memberikan informasi berkenaan dengan fokus

penelitian misalnya; hal-hal bekenaan dengan filosofi organisasi lebih banyak ditanyakan

kepada pimpinan organisasi dan dosen senior. Sedangkan hal-hal berkaitan dengan

keadilan, tanggung jawab, implementasi filosofi organisasi dalam kehidupan organisasi

lebih banyak ditujukan kepada karyawan di bagian kerumah tanggaan, dosen, dan

pimpinan

Disamping itu, wawancara dilakukan pula dengan pengurus yayasan, pimpinan

Rektorat, pimpinan dekanat, dan ketua/sekretaris jurusan. Misalnya, wawancara pertama

dilakukan dengan ketua yayasan atau pimpinan lembaga yang diteliti. Berdasarkan

informasi dari ketua lembaga pendidikan tersebut dapat dihubungi beberapa orang dosen

senior, dan pimpinan lainnya. Demikian juga halnya dengan karyawan dan mahasiswa,

ikut dilibatkan dalam kegiatan wawancara.

Karyawan yang diwawancarai tidak terbatas pada karyawan yang dinilai “baik”

oleh pimpinan tetapi karyawan yang dinilai “jelek” oleh pimpinan atau pernah mendapat

sanksi pun dimintai pendapatnya. Tujuannya adalah agar ada keseimbangan perolehan

informasi. Demikian seterusnya diperoleh data yang utuh dan terkait dengan penelitian ini.

(25)

Teknik ketiga, adalah teknik dikumentasi. Teknik ini digunakan untuk

mengumpulkan data dari sumber non insani. Sumber tersebut terdiri dari dokumen dan

rekaman Loncoln dan Guba (1985), mengartikan rekaman sebagai setiap tulisan atau

pernyataan dipersiapkan oleh atau untuk individu atau organisasi dengan tujuan

membuktikan adanya suatu peristiwa atau untuk memenuhi accounting (Sonhadji, 1995).

Beberapa contoh rekaman dalam penelitian tentang penelitian pengembangan perguruan

tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau, adalah fenomena yang

tampak di Propinsi Sumatera Barat (masyarakat Minangkabau), tidaklah mudah

mengembangkan PTS terlihat banyak PTS yang tidak berkembang, bahkan ada yang

ditutup sendiri oleh pengelolanya. Sedangkan kedua lembaga PTS Institut Teknologi

Padang dan Universitas Tamansiswa ini tetap eksis, dan berkembang. PTS Institut

Teknologi Padang satu-satunya Institut Teknologi di Kopertis Wilayah X.

Sedangkan kata “dokument” digunakan untuk acuan selain bahan atau rekaman

yang digunakan untuk tujuan tertentu seperti surat-surat keputusan, naskah-naskah pidato

pimpinan, buku pedoman pendidikan,

Alasan dipilihnya sumber tersebut adalah :

b. Sumber dokumen selalu tersedia dan mudah diperoleh

c. Rekaman dan dokumen merupakan sumber yang stabil

d. Kontekstual, sesuai dengan kondisi riil dan terkait dengan pokok persoalan yang

diteliti

e. Rekaman dan dokumen adalah legal dan dapat memenuhi akuntabilitas

(26)

E. Sumber Data

Data penelitian tentang penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta

memanfaatkan nilai-nilai budaya minangkabau, bersumber dari informan, peristiwa dapat

diamati dan dokumen. Jumlah sumber data tidak ditentukan sebelum penelitian, melainkan

berdasarkan “snowball sampling”. Sumber data dipilih secara bergulir sesuai kebutuhan

sampai informasi diperoleh sudah mencapai titik jenuh. Meskipun demikian sumber data

penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya

Minangkabau, tetap dalam lingkungan kajian administrasi pendidikan dan kelembagaan

pendidikan.

Subjek menjadi informan penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta

memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau dapat terdiri dari :

a. Pengurus yayasan.

b. Para pimpinan rektorat.

c. Para pimpinan dekanat.

d. Dosen.

e. Karyawan administrasi dan kerumahtanggaan.

f. Mahasiswa aktif dan mahasiswa yang tidak aktif.

Data bersumber dari informan, peristiwa-peristiwa atau aktivitas informan, situasi

yang ada di dalam latar penelitian merupakan aktivitas-aktivitas terjadi di lingkungan

lembaga pendidikan mencerminkan pola pikir, ucapan, sikap, perasaan-perasaan, tulisan

(27)

Data berupa kata-kata dan tindakan orang-orang diamati atau di wawancarai

merupakan sumber data utama tersebut dicatat melalui catatan tertulis, menggunakan alat

bantu perekam, kemudian dibuat transkripnya untuk dipelajari dan didalami kembali.

Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata-kata dan tindakan merupakan

sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi sumber data, bahan

tambahan berasal dari sumber tertulis, dibagi atas sumber buku, arsip, dan dokumen hasil

studi mahasiswa, jenjang kepangkatan dosen, tingkat pendidikan dosen.

Data lain digunakan adalah data statistik yang telah tersedia, data tersebut

dimanfaatkan sebagai sumber data tambahan. Statistik dapat membantu memberi

gambaran tentang kecenderungan subjek pada latar penelitian, misalnya data statistik

tentang kecenderungan bertambah atau berkurangnya jumlah mahasiswa diterima pada

tiap tahunnya. Jumlah mahasiswa mendaftar tiap semesternya hal ini memberi gambaran

tentang keadaan latar penelitian.

F. Analisa Data

Analisis data adalah suatu proses sistematis pencarian dan penyusunan transkrip

wawancara, catatan lapangan, dan materi lainnya telah terkumpul guna untuk

meningkatkan pemahaman, memungkinkan seseorang menyajikan apa-apa yang telah

ditemukannya kepada orang lain (Bogdan & Biklen, 1997).

Secara umum proses analisis data pengembangan perguruan tinggi swasta

memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau, dimulai sejak peneliti memasuki latar

penelitian dengan cara menelaah setiap data dikumpulkan, baik data diperoleh melalui

(28)

ditranskripsikan ke dalam bentuk ketikan komputer, dokumen resmi, hasil perbincangan

informal dan foto. Semua data sudah dikumpulkan itu dibaca, dipelajari dan ditelaah

secara hati-hati dan mendalam.

Selanjutnya, data pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan

nilai-nilai budaya minangkabau, tersebut direduksi dengan cara melakukan abstraksi berisi

rangkuman inti, proses dan pernyataan-pernyataan dijaga agar tetap berada dalam

konteksnya, serta mempunyai pengertian jelas. Reduksi data merupakan bentuk analisis

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data tidak perlu, dan

mengorganisasikannya sehingga kesimpulan finalnya dapat dibuat. (Miles & Hubernian,

1992). Reduksi data dalam penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta dengan

memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau, dilakukan dengan cara melakukan seleksi

ketat, membuat ringkasan data dan rangkuman inti data.

Langkah berikutnya adalah menyusun data dalam bentuk satuan-satuan untuk

dapat dibuat kategorisasinya. Satuan dalam satu unit analisis adalah satuan tentang suatu

latar sosial mengarah pada suatu pengertian atau tindakan diperlukan peneliti dan menarik

perhatian (Lincoln & Guba 1985). Atau dapat juga disebut sebagai bagian terkecil

mengandung makna yang bulat dan dapat berdiri sendiri terlepas dari bagian lainnya.

Sedangkan kategorisasi adalah penyusunan berdasarkan kelompok, disusun atas

dasar pikiran, intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu (Moleong, 2000). Dalam kategorisasi

penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya

Minangkabau ini, dilakukan pengelompokan satuan-satuan ke-dalam bagian secara jelas

menunjukkan saling keterkaitan antara data diperoleh melalui observasi, wawancara atau

(29)

pemeriksaan terhadap kategori. Bersamaan dengan pengkategorisasian data itu dibuat

koding data. Berdasarkan pengkodean tersebut disusun alur analisis tiap data, kemudian

barulah dilakukan pemeriksaan keabsahan data disusul dengan penafsiran dan

pemaknaannya.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Peneliti kualitatif pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan

nilai-nilai budaya Minangkabau, selalu berupaya menjaga kredilitas hasil penelitian

dilakukan. Beberapa cara dapat dilakukan peneliti untuk menjaga kredibilitas tersebut

adalah melakukan aktivitas:

1. Triangulasi

Triangulasi penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan

nilai-nilai budaya Minangkabau, adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara

melihat fenomena dari beberapa sudut, atau melakukan verifikasi temuan dengan

menggunakan berbagai sumber. Sebagai ilustrasi proses triangulasi dilakukan dalam

penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya

Minangkabau, adalah, suatu ketika peneliti memperoleh data dari Pimpinan Yayasan, dan

seorang Dosen Senior. Teknik digunakan untuk mengungkap data tersebut adalah teknik

wawancara, peneliti tidak berhenti dengan memperoleh data hasil wawancara tersebut.

Data tersebut dilacak lagi dengan mengamati aktivitas karyawan untuk mengetahui

(30)

Pengamatan juga dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh terinternalisasi ke

dalam perilaku karyawan. Tidak berhenti di situ, peneliti melacak lagi ke dokumen resmi

lembaga yang diteliti, apakah dirumuskan dalam bentuk tertulis. Wawancara pun

dilakukan dengan pimpinan lainnya di lingkungan lembaga diteliti untuk memperoleh data

pendukung.

Apabila data didapat dari tangan pertama sama dengan hasil wawancara dengan

karyawan, didukung pula oleh perilaku hasil pengamatan (observasi), dan ada dokumen

tertulis terkait dengan hal itu, barulah peneliti meyakini bahwa apa ditemukannya itu

merupakan data akurat dan terpercaya.

Teknik trianguiasi penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta

memanfaat-kan nilai-nilai budaya Minangkabau, didekati dari dua hal yakni triangulasi metode dan

trianguiasi isi. Triangulasi metode adalah menyesuaikan data dengan pendekatan berbeda.

Umpamanya, data dengan wawancara dicocokkan dengan data dokumen, atau data

observasi. Triangulasi isi adalah temuan mengenai isi atau pemaknaan suatu aktivitas dari

pimpinan dicocokkan dengan temuan atau pemaknaan menurut karyawan atau subjek

lainnya tentang suatu masalah yang sama.

2. Membercheck

Membercheck penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan

nilai-nilai budaya Minangkabau, adalah aktivitas mengecek kebenaran data dengan cara

mengembalikan data tersebut kepada sumber data untuk diperiksa kebenarannya.

Membercheck dilakukan setelah peneliti membuat transkrip wawancara atau membuat

(31)

tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau. Transkrip wawancara dan

telaah dokumen tersebut dideskripsikan, diinterpretasikan, kemudian diberi pemaknaan

secara tertulis. Selanjutnya data tersebut dikembalikan kepada sumbernya untuk diperiksa

kebenarannya, untuk ditanggapi, dan peneliti mengambil data tambahan baru untuk

melengkapi data yang sudah terkumpul.

Membercheck tersebut dilakukan setelah data ditulis, diringkas, dibuat alur proses

penyelenggaraan aktivitas. Data kemudian diperlihatkan, didiskusikan kepada sumber

data. Peneliti melakukan langkah berbeda, caranya adalah setelah draft setiap bab selesai

ditulis baru dikonsultasikan kepada pemilik data. Misalnya, draft tentang filosofi

organisasi diperiksa oleh 2 (dua) orang pimpinan, yang sudah diwawancarai dan seorang

dosen senior. Sedangkan data mengenai pengamatan dan bagaimana prosedur pelaksanaan

dikembalikan untuk ditanggapi.

3. Audit trail

Audit trail, sesungguhnya adalah suatu upaya untuk memeriksa kesesuaian antara

temuan penelitian dengan data yang terhimpun selama kegiatan pengumpulan data. Dalam

penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya

Minangkabau, caranya adalah melalui pelacakan terhadap catatan lapangan, kesesuaian

antara metode pengumpulan data dan teknik analisisnya.

Kegiatan membuat audit trail sudah dilakukan peneliti sejak peneliti memasuki

area penelitian. Tujuannya agar seluruh aktivitas penelitian dapat ditelusuri kembali dan

(32)

tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau, audit trail terbuka bagi siapa

saja.

4. Pendapat Para Ahli.

Validasi dalam bentuk pendapat para ahli dilakukan dengan cara meminta

pendapat dari para ahli. Dalam konteks penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta

memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau, peneliti menempatkan pembimbing

sebagai ahli. Di samping itu, dosen-dosen senior dalam lingkungan Institut Teknologi

Padang dan Universitas Tamansiswa Padang dimintai pendapatnya tentang hasil dan

temuan penelitian.

5. Pengamatan Berulang

Pengamatan penelitian pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan

nilai-nilai budaya Minangkabau, secara terus menerus dilakukan agar peneliti dapat

mengamati fenomena di latar penelitian secara cermat, terinci, dan mendalam. Untuk itu

dilakukan pengamatan yang lebih lama agar dapat memberi peluang yang lebih besar

untuk membedakan mana fenomena yang esensial dan mana yang tidak untuk dapat

diberikan pemaknaan yang murni pada penelitian. pengembangan perguruan tinggi swasta

(33)

H. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian ini dibagi ke dalam tiga tahapan sebagaimana dijelaskan

oleh Moleong (2000), yaitu (I) tahap pra lapangan, (2) tahap kegiatan lapangan, dan (3)

penelitian sesungguhnya.

1. Tahap Pralapangan

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti melakukan grand tour

observation. Tujuannya adalah untuk penjajakan lokasi penelitian, untuk dapat masuk ke

lokasi penelitian, beberapa cara dilakukan oleh calon peneliti. Satu diantaranya adalah

memanfaatkan fasilitas umum yang ada di lingkungan lembaga hendak diteliti. Fasilitas

dimaksud antara lain adalah: perpustakaan, kantor pimpinan, koridor-koridor di kampus,

kantin, dan lokasi parkir.

Ketika peneliti memanfaatkan fasilitas tersebut, akan terjadi interaksi dengan

pimpinan, atau pegawai di bagian tersebut. Pada saat itulah dilakukan komunikasi yang

baik antara peneliti dengan pimpinan bagian tersebut. Melalui komuniksi itu peneliti

menyampaikan maksud dan tujuan. Apabila pimpinan bagian tersebut tidak dapat

membuat suatu keputusan, pimpinan yang bersangkutan memperkenalkan peneliti dengan

atasannya lagi. Pada kesempatan itu, peneliti melanjutkan komunikasi lebih intensif

dengan pimpinan, lembaga perguruan tinggi swasta Intiut teknologi Padang dan

Universitas Tamansiswa Padang. Pada umumnya mereka mempunyai sifat keterbukaan

yang tinggi, tidak keberatan dijadikan subjek penelitian.

(34)

Berdasarkan kepada kegiatan grand tour observation, studi pendahuluan di latar

penelitian, saran-saran dosen pembimbing, serta masukan yang diperoleh dari rekan

se-profesi atau masukan dari kegiatan seminar awal proposal penelitian tentang

pengembangan perguruan tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau,

dikembangkan sebagai mana layaknya sebuah proposal. Menjadi pertimbangan proposal

kualitatif dapat saja disusun secara berulang, maksud ulang adalah peneliti harus bolak

balik ketempat/lembaga diteliti perguruan tinggi swasta sampai proposalnya layak untuk

diteliti, disebabkan karena belum mantapnya hasil studi pendahuluan, karena belum

berdasarkan konteks penelitian yang akan dilakukan.

3. Pelaksanaan Penelitian Sebenarnya

Tahap ini akan dilakukan setelah proposal penelitian pengembangan perguruan

tinggi swasta memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau, dinilai telah memenuhi

semua persyaratan yang ditentukan. Empat bulan pertama data sudah terkumpul, pada saat

pengumpulan data dilakukan, peneliti sudah mulai melakukan analisis, membuat

ancar-ancar analisis dan koding data.

Kehadiran peneliti di lokasi penelitian dilakukan 2 (dua) jam dalam sehari, dalam

arti penelitian tidak hanya melakukan penelitian pada kegiatan-kegiatan formal saja,

dengan tujuan untuk mengamati bagaimana setting penelitian jika diamati diwaktu

kegiatan informal. Dan bagaimana pula kegiatan-kegiatan orang yang terlibat, demikian

(35)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Bab ini memuat kesimpulan yang dirumuskan atas dasar deskripsi pembahasan hasil

penelitian. Implikasi dan rekomendasi dirumuskan dari kesimpulan tersebut,

diorientasikan untuk mengaplikasikan temuan penelitian untuk memecahkan masalah

pengembangan perguruan tinggi swasta dengan memanfaatkan nilai-nilai budaya

Minangkabau dalam pengembangan perguruan tinggi swasta Institut Teknologi Padang

dan Universitas Tamansiswa Padang.

A.Kesimpulan

1. Yang mendasari dilaksanakan oleh pimpinan dalam pengembangan perguruan tinggi

swasta mulai dari Kursus Ahli Teknik menjadi Institut Teknologi Padang dan dari

Akademi Peternakan menjadi Universitas Tamansiswa Padang. kualitasnya secara

umum cukup baik. Khususnya jika dikaitkan dengan perubahan dan eksistensi kedua

PTS tersebut secara historis mengalami perubahan yang bersifat fenomenal, mulai dari

Kursus Ahli Teknik dan Akademi Peternakan menjadi Institut Teknologi Padang (ITP)

dan Universitas Tamansiswa Padang. Historis perkembangan kedua lembaga PTS ini

berkembang sejak dasawarsa 1970-an sampai 2000-an; dan selanjutnya dari tahun

2003, Kursus Ahli Teknik berubah menjadi Institut Teknologi Padang, dan akademi

(36)

2. Nilai-nilai budaya Minangkabau yang berperan dalam pengembangan perguruan tinggi

swasta mulai dari Kursus Ahli Teknik menjadi Institut Teknologi Padang, dan dari

Akademi Peternakan menjadi Universitas Tamansiswa Padang seperti:

-Kerjasama dengan Masyarakat (kooperatif), terlihat dari pimpinan yang hanya

bermodalkan dedikasi dan semangat dapat membangun kekuatan, dan keinginan

berpartisipasi untuk pembangunan nasional, khususnya pembangunan daerah Propinsi

Sumatera Barat, dalam peningkatan sumberdaya manusia melalui pendidikan.

-Musyawarah dan mufakat, diperlihatkan oleh pimpinan yang mengadakan

pertemuan dengan masyarakat, dosen, mahasiswa, untuk membicarakan masalah dihadapi

dengan musyawarah dan mufakat.

- Sopan santun, terlihat dari pimpinan, sewaktu yayasan menyampaikan keinginan

menunjuk salah seorang untuk menjadi pimpinan Akademi Teknik Padang (ATP), dan

Akademi Peternakan menjadi Universitas Tamansiswa Padang, menyampaikan keinginan

kepada Ketua Umum Majelis Luhur. Sehingga konflik dalam kehidupan kampus tidak

pernah terjadi antara pimpinan dengan yayasan,

- Budaya malu, terlihat dari pimpinan Institut Teknologi Padang, seperti saat

berjanji dalam 6 (enam) bulan untuk memperbaiki dan melakukan perubahan, jika tidak

terdapat maka pimpinan merasa malu, dan akan mengundurkan diri. Diperlihatkan budaya

malu oleh pimpinan Perguruan Tamansiswa Padang kepada pimpinan PTS AKBP Padang,

kenapa tidak dari dahulu melaksanakan pengembangan pendidikannya menjadi

(37)

-Peningkatan KeImanan dan KeTaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

terlihat dalam: (1) mendirikan sarana dan prasarana Surau (mesjid kecil), (2) mengadakan

wirid pengajian bakda shalat Magrib, (3) setiap hari jumat, pimpinan, dosen, karyawan

memakai baju koko, peci bagi pria dan baju kurung bagi wanita,

-Kreatif, terlihat pada strategi pemindahan mahasiswa Akademi Teknik Padang dari

Kantor Depnaker ke-gedung milik Sekolah Cina. dan diperlihatkan juga oleh pimpinan

perguruan Tamansiswa Padang, dalam mengajukan permohonan status Izin Terdaftar

Universitas Tamansiswa Padang.

B. Implikasi

Implikasi hasil penelitian ini, bila Institut Teknologi Padang dan Universitas

Tamansiswa Padang, dalam pengembangannya dengan memanfaatkan nilai-nilai budaya

Minangkabau. menjadi kekuatan (strength), kalau tidak dilaksanakan maka akan terjadi

hal-hal sebagai berikut:

1. Mahasiswa Institut Teknologi Padang dan Universitas Tamansiswa Padang, dikuatirkan

semakin lama semakin berkurang, calon mahasiswa tidak mau mendaftar, serta

selanjutnya ada beberapa Jurusan/Program Studi yang ditutup.

2. Lama kelamaan persepsi masyarakat terhadap Institut Teknologi Padang, dan

Universitas Tamansiswa Padang semakin negatif. Akibatnya akan hilang kepercayaan

masyarakat terhadap Institut Teknologi Padang, dan Universitas Tamansiswa Padang.

3. Tidak akan ada tenaga pengajar yang profesional, mau bekerja keras pada Institut

Teknologi Padang dan Universitas Tamansiswa Padang.

4. Tidak akan ada manejer pendidikan profesional, yang mau bekerja secara terus menerus

(38)

5. Hilang dukungan masyarakat, orang tua mahasiswa, alumni Institut Teknologi Padang

dan Universitas Tamansiswa Padang, dan pemerintah terhadap Institut Teknologi

Padang dan Universitas Tamansiswa Padang.

Peneliti khawatir pada akhirnya, lama kelamaan eksistensi Institut Teknologi

Padang dan Universitas Tamansiswa Padang akan terancam, atau dengan perkataan lain

mahasiswa semakin berkurang.

C. Rekomendasi

Rekomendasi-rekomendasi untuk kedua PTS, yang disajikan berisikan saran-saran

yang bisa ditempuh untuk pengembangan perguruan tinggi swasta dengan memanfaatkan

nilai-nilai budaya Minangkabau dalam pengembangan mulai dari Kursus Ahli Teknik

menjadi Institut Teknologi Padang dan dari Akademi Peternakan menjadi Universitas

Tamansiswa Padang.

1. Kepada Pihak Pengelola (Yayasan, Pimpinan, Rektorat, Pimpinan Dekanat,

Ketua/Sek jurusan)

Pengembangan perguruan tinggi swasta dengan memanfaatkan nilai-nilai budaya

Minangkabau dalam pengembangan mulai dari Kursus Ahli Teknik menjadi Institut

Teknologi Padang dan dari Akademi Peternakan menjadi Universitas Tamansiswa

Padang. merupakan suatu kekuatan positif. perlu dibina dan dikembangkan.

a. Nilai-nilai yang negatif menghambat pengembangan harus ditinggalkan, sehingga

timbul saling percaya, saling menghargai, saling menghormati, saling mengingatkan,

(39)

dijadikan kekuatan, nilai-nilai ini sebaiknya dilaksanakan secara intensif dalam

pengembangan perguruan tinggi swasta. Pimpinan seharusnya menggalakkan nilai-nilai

budaya Minangkabau tersebut dalam rangka menumbuhkan sifat komitmen untuk maju,

guna menghadapi masalah, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

b. Diperlukan pengaturan dan batasan kerja yang tegas, batasan wewenang dan batasan

tanggung jawab antara penyelenggara (yayasan) dengan pengelola (pimpinan PTS).

Kedua unsur ini harus mempunyai visi dan persepsi yang sama tentang peranan

pendidikan tinggi kini dan masa yang akan datang. Tanpa batasan yang jelas dan tegas

serta tiadanya kesamaan visi dan persepsi antara kedua unsur ini, maka sulit untuk

berkembang dengan baik, mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan dan sekaligus

mutu lulusan.

2. Penelitian lebih Lanjut

a. Penelitian ini baru mengungkapkan salah satu aspek yang relevan di bidang

administrasi pendidikan, mengenai masalah pengembangan perguruan tinggi

swasta dengan memanfaatkan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam

pengembang-an mulai dari Kursus Ahli Teknik menjadi Institut Teknologi Padpengembang-ang dpengembang-an dari

Akademi Pertanian menjadi Universitas Tamansiswa Padang. Diperlukan lagi

penelitian lebih lanjut, baik dengan pendekatan yang sama atau berbeda, dengan

tema-tema sama atau berbeda dengan subjek/responden yang sama atupun berbeda.

b. Penelitian ini berlaku juga untuk seluruh budaya-budaya daerah di Indonesia, tetapi

kita perlu menentukan aspek budaya yang positif mana yang dapat memberikan

(40)

daerah-daerah di Indonesia, yang kerapkali hanya menekuni bentuk periferial dari

budaya berupa perilaku sehari-hari mereka masing-masing. Pembahasan seperti ini

peneliti anggap tidak lengkap, karena tidak dapat membedakan mana dari fenomena

yang timbul melalui suatu proses pemberian makna aktual pada tata nilai

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. (2000). Sebuah Diktum Keramat dalam Sejarah Intelektual Minangkabau. Makalah pada Seminar Reaktulisasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dalam Pembangunan Sumatera Barat Tanggal 2-23 Januari di Bukittinggi

Akdon (2004). Pengaruh Implementasi Kebijakan Desentralisasi Pendidikan melalui Kapabilitas Organisasi terhadap Kinerja Manajemen Pendidikan. Disertasi (tidak terbit). Bandung: PPs UPI.

Alma, Buchari, (1990). Strategi Alternatif Perguruan Swasta (PTS) Dalam Menarik Calon

Mahasiswa (Penelitian strategi bauran pemasaran pada universitas swasta di Jawa Barat). Disertasi SPS UPI Bandung

………(2003). Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, Bandung: Alfabeta

………(2008) . Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta

Al Hamdani, M. Djaswidi (2003). Strategi Pengembangan Model Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah Tsanawiyah. Penelitian dan Pengembangan Kepemimpinan Kepala MTs Negeri di Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat (Disertasi PPs UPI, tidak diterbitkan). Bandung: PPs UPI.

Anderson, L. dan Windham, D. M. (1982). Education and Development. Toronto: Lexington Books.

Anwar, M.I. (1990). Kepemimpinan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Angkasa

Barney, JB. (1986). Organizational Culture: Can it be a Source of Sustained Competitive Advantage. Academy of Mannagement Revlew.

Bogdan, R dan Taylor. SJ. (1993), Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Penterjemah A. Khosin Afandi) Surabaya: Usaha Nasional

Brecker, Jeremy; Childs, John Brown; dan Cutler, Jill (Eds.) (1993). Global Visions: Beyond the New World Order. Boston: South End Press

Bass, B.M. (1990). From Transactional to Transformational Leadership: Learning to Share the Vision. Organizational Dynamics.

Bogdan, R dan Taylor. SJ. (1993). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Penterjemah A. Khosin Afandi) Surabaya: Usaha Nasional.

(42)

Brannen, J. (1997). Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitif, (Alih Bahasa oleh Noorhaid. A.H. dkk) Yokyakarta Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Samarinda Bekerjasama dengan Pustaka Pelajar.

Buku Pedoman PTS Institut Teknologi Padang, (2009-2010).

Buku Pedoman Univeritas Tamansiswa Padang (2009-2010).

Dally, Dadang (2005). Pendekatan Manajemen Strategis dan ‘Balanced-ScoreCard dalam memberdayakan Beberapa Kebijakan Manajemen Pendidikan. Disertasi (tidak terbit). Bandung: PPs UPI.

Depdiknas (2007). Buku Pedoman PTS Institut Teknologi Padang, Jakarta: Depdiknas, Ditjendikti

Dimyati, M. (2000). Penelitian Kualitatif: Paradigma, Epistemologi, Pendekatan, Metode dan terapan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Druker, Peter F. (1967), The Efective Executive, Terjemahan 1989, Jakarta: Erlangga.

Ebner, Martin et al. (2010). Microblogs in Higher Education – A Change to Facilitate Informal and Process-Oriented Learning. Computer and Education V. 85, No. 2, pp.95-100.

Esten, M. (2001), Tantangan Budaya Minangkabau Dalam Taib, G. dan Yusra A, Tentang Tantangan Sumatera Barat, Mengembalikan Keunggukan Pendidikan Berbasis Budaya Minangkabau Jakarta; Citra Pendidikan

---,(1999) Desentralisasi Kebudayaan, Bandung; Angkasa.

Ekawahyu Kasih, dkk, (1999). Pendidikan Tinggi Era Indonesia Baru, Jakarta; Grasindo.

Engkoswara,.(1987). Dasar-dasar Adminitrasi Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga pendidikan Dirken Dikti Depdiknas.

…… (1997). Iman Ilmu Indah (Bekal Manusia Berkarya), Bandung: Yayasan Amal Keluarga.

……(2001). Paradigma Manajemen Pendidikan Menyonsong Otonomi Daerah, Bandung, Yayasan Amal Keluaga.

Facione, Peter A; Scherer, Donald, dan Attig, Thomas (1978). Values and Society. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall.

(43)

Fiol. C.M. (1991). Managing Cultuture as a Competitive Resource: An Identity-Based View of Sustainnable Competitive Advantage. Journal of Management.

Franske, R.H. Hofsede, G., dan Bond, M.H. (1991). Culturerotss of economic Performance: A Research Note. Strategic Management Journal 12.

Frans Magnis Suseno. (1992). Berfilsafat dari Konteks. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gibson, James L., Ivancevich, John M., dan Donnell, James H. (1995). Organization (8 Ed). Richard D. Irwin Inc. Alih bahasa oleh: Nunuk Adiarni (1996). Organisasi (edisi 8 jilid I dan II. Jakarta: Binarupa Aksara.

.

Hartanto, FM.’ (1986). A. comparasion of American and Indonesia Follwer’s Preferences for Initiation of Structure and Consideration: A Follower Perspective of Leader Behavior. Disertasi Doktor, University of Minnessota, Minnesota. U.S.A

Hartanto, FM.’(1990a). The Changing Role of Managers In a Canging World: An Indonesian Perspective in Initiating and sustaining Organizational Transformation. Makalah Undangan- disampaikan pa ’22 nd International conference of Aplied Psychology” pada tanggal 22 – 27 Juli 1990 di Kyota , Jepang.

Hartanto, FM.’(1990b). The Challenges Faced by the Management Profesion in the 1990s: A review, Makalah undangan-Disampaikan pada Seminar tentang “Management in the1990s: challenges and oppurtunites” pada tanggal 30 Juli 1990 di Jakarta.

Hartanto, FM.’(1990c). Aktualisasi Nilai-Nilai Budaya dalam rangka Peningkatan Manajemen Perubahan strategik. Makalah Undangan – disampaian pada “Advanced Management Seminar – PERTAMINA” pada tanggal 23 Agustus 1990 di Surabaya.

Hartanto, FM, (1991). Peran Kepemimpinan Transformasional dalam Uapaya Peningkatan Pruduktivitas Tenaga Kerja Indonesia, Makalah Undangan- Disampaikan pada Seminar tentang “Peningkatan Produktivitas Nasional” pada tanggal 26 April 1991 di Jakarta.

Hamka. (t.t) Tafsir Al Azhar. Jakarta. Pustaka Panji Mas.

Harahap, M. B. (2005). Efek Model Pembelajaran Konstruktivis Kognitif-Sosial terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Penelitian terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Program S1 LPTK-FKIP Universitas. Disertasi (tidak terbit). Bandung: PPs UPI.

Harrison, L. E. dan Huntington, Samuel P. (Eds.) (2000). Culture Matter: How Values Shape Human Progress. New York: Basic Books.

(44)

Idrus Hakimi Dt Rajo Penghulu. (1988). Pokok-pokok pengetahuan Adat Alam Minangkabau. Bandung; Penerbit Remaja Karya

---,(1988). Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak di Minangkabau. Bandung: Penerbit Remaja Karya.

---,(1988). 1000 Petatah-Petitih Mamang Bidal Pantun Gurindam. Bandung: Penerbit Remaja Karya.

Ismaun, (2000) Manajemen Strategik dalam Pengembangan Mutu Terpadu Program Pendidikan di Perguruan Tinggi Strategi Alternatif Perguruan Swasta (PTS) Dalam Menarik Calon Mahasiswa (Penelitian strategi bauran pemasaran pada universitas swasta di Jawa Barat) Disertasi PPS UPI Bandung

Ike, Dewi Sartika (1999). Pengaruh Budaya Organisasi Yang berorientasi Manajemen Mutu Total Terhadap Kinerja, Kepuasan Kerja Pengelolaan dan Dosen Tetap STPDN. Disertasi UPI Bandung.

Jalal, Fasli dan Dedi Supriadi (Ed) 2001, Reformasi Pendidikan dalam konteks Otonomi Daerah, Yokyakarta: Adicita Karya Nusa

Kettune, Juha (2010). Cross-Evaluation of Degree Programmes in Higher Education. Quality Assurance of Education. An International Perspective V. 18, No. 1, pp. 34-46.

Kilman, R.H., Saxton, M.J., & Serpa, R. (1986). Gaining Control of the Corporate Culture. San Francisco Jossey-Bass Publishers.

Kettune, Juha (2010). Cross-Evaluation of Degree Programmes in Higher Education. Quality Assurance of Education. An International Perspective V. 18, No. 1, pp. 34-46.

Koencaraningrat. (1981), Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta. Penerbit Jambatan.

---,(1982). Masalah-Masalah Pembangunan Bunga Rampai Antropologi Terapan. Jakarta; LP3ES.

---,(1984), Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia.

Konsep pengembangan pendidikan tinggi. Jakarta, Dirjen Dikti. (1999).

(45)

Madjid, N, (2000). Hubungan Orang Tua dan Anak, Tekad, N029/Tahun II, 22-28 Mei 2000

Makmun, A.S. (1999). Pemberdayaan Sistem Perencanaan dan Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Kearah Peningkatan Kualitas kinerja Pendidikan yang Diharapkan. (pidato pengukuhan Guru Besar Tetap FIP IKIP Bandung), Bandung, Depdikbud IKIP Bandung.

---(1996). Analisis Posisi Pendidikan. Jakarta. Biro Perencanaan Departemen Pendididikan dan kebudayaan.

---(1999). Psikologi Kependidikan. Bandung Remaja Rosdakarya.

……...(1999). Materi kegiatan Seminar dan Lokakara (semiloka) Implementasi SK. Dirjen Dikti. No. 304/Dikti/Kep/1998, bagi pimpinan PTS di Lingkunan Kopertis Wilayah IV. Bandung: Depdikbud, Kopertis Wilayah IV

Mantja, W. (1999). Mencari Format Desentralisasi di Bidang Manajemen Pendidikan Menyonsong Otonomi Daerah. Makalah pada Seminar Nasional Fomula Manajemen Pendidikan Dalam Kerangka Otonomi Daerah di Bidang Pendidikan tanggal, 23 Agustus 1999, Universitas Negeri Malang.

…….(1997). Ethnogrraphy Desain Penelitian Manajemen Pendidikan Malang; Proram Pascasarjana IKIP Malang.

Menteri Pendidikan Nasional (2000). Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi. Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional.

____ (2004). Pedoman Akreditasi Perguruan Tinggi. Jakarta: Depdiknas, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi

Miller, Lawrence M., 1984, American Sprit: Visions of A New Corporate Culture, Terjemahan (1987), Jakarta: Erlangga.

Miles, M.B dan Huberman, AM. (1985). Qualitative Data Analaysis. London Sage Publication.

Misumi, J. (1989). Research on Ledership and Group Decision in Japanese Organizations, Applled Psychology: An International Review, 38 (4).

Moleong, J.L, (1989), Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung; CV. Remaja Karya.

(46)

Muhadjir, N. (1982). Identifikasi Kepemimpinan Adopsi Inovasi untuk Pembangunan Pedesaan. Disertasi tidak diterbitkan. IKIP Yokyakarta.

Mochtar Naim, (1979), Merantau, Pola Migrasi Suku Minangkabau, Yokyakarta Gajah Mada University Press.

---,(1988), Budaya Merantau Pada Masyarakat Minangkabau Serta Proses Alkulturasi di Rantau. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.

M. Hadi Purnomo (2004) Strategi Peningkatan Mutu Madrasah tsanawiya MH (Penelitian Kualitatif terhadap Stra

Gambar

Tabel     2.1 Pola Pengelolaan Berbagai aspek Perusahaan  …………………     149
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Penelitian  .........................................................

Referensi

Dokumen terkait

LearnFrame.Com dalam Glossary of e-learning Terms menyatakan suatu definisi e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 2) Memberikan dukungan kepada seluruh unit organisasi dalam otomatisasi yang telah ditetapkan oleh direksi.. Divisi Pemasaran Ritel.

Perhitungan gas metan maupun gas dinitrogen oksida menggunakan program ALU Tools yang membutuhkan data populasi dari tiap kategori ternak di Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan dari deskriptif data dan analisis data maka dapat diketahui bahwa terdapat atau ada pengaruh yang signifikan antara persepsi pengelompokan peserta

Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah

Skripsi yang berjudul Analisis Wacana Persuasif dalam Iklan Barang Elektronik pada Surat Kabar Suara Merdeka bertujuan untuk (1) mendeskripsikan teknik-teknik

Periklanan tidak hanya bersifat memberitahu saja, tetapi juga bersifat membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan menyatakan bahwa suatu produk