KATAPENGAI'i'TAR
Puji datl syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,
karena
berkat izin-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan program studi Teknoiogi Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.Adapun judul tesis ini adalah
Pengaruh Strategi Pengorganisasian lsi
Pembelajar!ln dan Kemampuan Awal Terbadap HasH Belajar Bahasa lnggris
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan tesis ini banyak: pihak: yang membantu, disebabkan karena kurangnya ilmu, pengetahuan. wak:tu. dan dana yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Binsar Panjaitan, M.Pd. dan Bapak: Dr. Mukhtar, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan arahan. bimbingan danmotivasi serta meluangkan wak:tunya kepada penulis sejak awal kuliah hingga penyelesaian tesis
ini.
Pada kesempatan i.ll juga penulis ~:1enyampaikan ucapan teri:na kasih kepada:Pertama:
Bapel: Rekt0r lJNIM.hD Prof. Syawal Gultom, M.Pd, Bapak: Prof. D~. Belferik Manullar~, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasrujana lJNIMED, Bapak Prof. Dr. Muhammad Badirar1, M.Pd. selaku Ketua Prodi Teknologi Pe~didikan.da:: Bapak Dr. Sabat Siagian, M.Pd. :::!laku sekretaris Progran1 Studi beserta staf.
Kedua, Bapak. Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd, lbu Prof.
Dr.
Abdul Hamid,masukan pada tesis ini, serta seimu.l-t Bapak dan Ibu Dosen yang teiah rnemberikan ilmu kepada penulis selama penulis rnenempuh pendidikan di Program Pascasrujana UNIMED.
Ketiga: Keluarga Besar Fakultas Ekonomi UMSU Medan, yang telah memberikan izin dan keleluasaan kepada peneliti untuk meiakukan penelitian terhadap mahasiswa semester VI (enam) Fakultas Ekonomi UMSU tv1edan Tahun Pelajaran 2007/2008 yang menjadi populasi serta sampel dalam penelitian ini.
Keempat : Suami tercinta Budiman Dharma dan anak-anak ter~ayang Nuga Aditya Dharma, dan Dito Aditya Dharma, yang telah memberikan dukungan moral dan
materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Pendidikan Magister di Program Pascasatjana UNIMED.
Kelima: Rekan-rekan kuliah khususnya Prodi Tekno!ogi Pendidikan Angkatan V
yang banyak membantu penulis dengan memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Hendaknya semua kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis menjadi ama! kebajikan. Akhirnya, penulis meng:-kui bahwa karya ini ~asih Jauh dari kesempurnaan. Semoga icarya
ini
dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.Medan, Januari 2009 Penulis,
MAIIYAR DIANA
IV
ABSTRACT
MAHY AR DIAt~A. NIM. 045020273. The Influence of Organization Strategy of Learning in North Sumatera Muhammadiyah University (UMSU) Medan 2008.
This research is subjected to : ( 1) Find out the difference result of English learning between students taught by organization strategy learning conten• Elaboration and organization strategy learning content based on textbook sequence, (2) to find out the difference result of English learning of students which have high initial comr-~ence an low initial competence, (3) to find out L~e interaction between organization strategies learning content and initial competence which influence the students' English learning.
This research is an experimental quasi. Pupulation for this resear~.,h were 160 students form 4 (four) different classes at Economy Faculty of North '3umatera Muhammadiyah University. While the samples total 80 students from 2 classes use-:! cluster random sampling. Bdore the treatment, early competency test was conducted to classified the higer and low interest rate of student the learning achievement test Applied in testing hypothesis was tried
to
know the validity and reliability of the test the result is of 45 test items there is37
test items that fulfill the requirement (valid). the data analysis method applied in this research is descriptive statistic to present the data and inferential statistic for testing the hypothesis.the hypothesis was tested using 2 way anova. Before the application of analysis ,the normality test for the data was conducted by Liliefors and variance homogeneity tests by barlett and fisher tests.The result of hypothesis test show that : (1) result of English learning between students taught by organization strategy learning content Elaboration was higher than students with organization strategy learning content based on !extbook sequence. These have been suggested by
Fcount= 52.13
>Ftable= 3.12 in
significant ratea= 0.05
with<!!c =
(1.76).
(2) Students, which have high initial competence higher than student's with low initial competence. These suggested byFcount"" 516.63. FtabJe"" 118.51
>Ftable"" 3.12 in
significant rate= a =
0.05 with dk=
(1.76),
and (3) there are intera:::tion between orgar...:.zation strategie: learning content and iP1tial competence which influence tne students' English learning. These suggested byFcount
=
118.51
>Ftable
=
3.12
m significant rate=a
=0.05
with dk= (1. 76).
The resuits of this research show that in order to cn:.ase the learning language of tnglisn the elaboration in learning strategy is a superior strategy for student who hz. ve the
ABSTRAKSI
MAHY AR DIA.t"'l"A. NIM. 045020273. Pengaruh Strategi Pengo~anisasian lsi Pembelajaran dan Kemampuan Awal Terhadap Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa Sekolah Dasar Negeri No 064813 Kecamatan Medan Barat. Program Pascasatjana : lJNIMED 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perbedaan basil belajar bahasa Inggris mahasiswa yang diajar dengan strategi pengorganisasia.n isi pembelajaran Elaborasi d<m strategi pengorganisasian isi pembelajaran berdasarkan urutan buku teks, (2) mengetahui perbedaan hasil belajar bahasa Inggris mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah, (3) mengetahui interaksi antara strateg.i pengorganisasian isi pembelajaran dan kemampuan awal dalam mempengaruhi belajar baha&l Jnggris mahasiswa.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini
beijumlah 160 orang yang berasal dari 4 (empat) kelas mahasiswa fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sedangkan sampel beijumlah 80 orang yang diambil dari 2 kelas dengan menggunakan
cluster random sampling.
Sebelum perlakuan diberikan, terlebih dahulu sampel penelitian diberikan tes kemampuan awal untuk membedakan jenis kemampuan awal yang dimili:J. oleh mahasiswa. Tes belajar yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas tes. Hasil yang diperoleh dari 45 soal yang diujikan sebanyak 37 soal saja yang memenuhi persyaratan. Teknik. analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan statistik infetehsial untuk menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan Anava 2 jalur yang sebelumnya, terlebih dahu.iu dilalrukan uji persyaratan analisis data yaitu uj~ Iiormalitas dengan uji Lilliefors dan uji homogenitas varians dengan uji Bartlett dan Uji Fisher.Hasil pengujian hipo:~<>is menunj~ bahwa : (1) basil belajar bahasa lnggris mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pengorganisasian isi pembelajaran EISiborasi lebih tinggi
dari
pada mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pen~organisasian isi pembelajaran berdasarkan urutan buku teks. Hal ini ditunjukkan oleh Fhit11ng = 52,13 > Ftabel = 3,12 pada taraf signifikan a. = 0,05 dengan_ dk = (1 ,76). (2)mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi L ~mperoleh belajar bahasa Inggris yang le!Jih tinggi Jari pada mahasi"wa yang memiliki kemampuan awal ren&..':. Hal ini ditunjuk.l<.an oleh Fhitung= 516,63 > Ftabei = 3,12 pada taraf .,ignifikan a.= 0,05 dengan dk = (1, 76), dan (3) terdapat interaksi antara strategi pengorganisasian isi pembelajaran dan kemampuan awal dalam mempengaruhi belajar bahasa lnggris mahasiswa. Hal i::ci ditunjukkan oleh Fhitung= 118,51 > Ftabei = 3,12 pada taraf signifibn a.= 0,05 dengan dk
= ( 1,7f1).
BABI
PE!'!l>AHULUP....N
A.
Latar Belakang Masalah
Saat ini pendidikan nasionai menghadapi tantangan berat. khususnya dalam
menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing di eC:l global.
Pendidikan yang telah dibangun, ternyata belum mampu sepem:'-:nya
menjawab kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini. Program
pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan yang selama ini merupakan
fokus pembinaan masih menjadi masalah yang paling menonjol dalam dunia
pendidikan kita. Jumlah angka penduduk usia pendidikan dasar yang berada di
Iuar sistem pendidikan nasional masih menunjukan angka yang sangat besar
semen tara itu kualitas pendidikan masih jauh dari yang diharapka'1..
Namun, sejak Mei 1998, bangsa Indonesia dihadapkan pada secercah harapan
untuk memasuki era baru yakni era reformasi yang lahir dari semangat kebangkitan
para pemuda dan mahasiswa untuk menegakkan demokrasi di berbagai bidang
kehidupan. Pemilihan umum yang jujur dan adil tahun 1999 pemerintah baru yang
bertekad untuk memperkaya dan ,nt"lanjutkan agenr1a-agenda reformasi untuk
'Tlencegah berbagai permasalahan bangsa saat ini, termasuk masalah pe"'didikan.
Pembaharuan di bidang pendiuikan merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan
dari gelombang reformasi di atas. Berbagai kegiatan seminar dan diskusi terus
dilaksanakan, demikian pula pengamatan para ahli dan kelompok masyarakat
senantiasa ditampung dan dijadikan sebagai masukan bagi pemerintah dalam
melakukdn pem~aharuan sistem pendidikan secara menyeluruh sesuai tuntutan
modemisasi. Sudah tentu pemikiran-pemikiran tersebut memerlukan pengkajian
Dari sudut pandang pendidikan, ada indikasi bahwa krisis yang melanda ba.'lgsa
selama ini disebabkan belum berhasilnya lembaga pendidikan khususnya lembaga
pendidikan formal "kampus" membentuk pribadi anak bangsa menjadi pribadi yang
tangguh. Oleh karena itu, pendidikan pada millenium ketiga, tidak bisa diiihat sebagai
upaya menyiapkan mahasiswa untuk memasuki masa depan semata, tetapi sebagai
suatu proses untuk membentuk seseorang agar bisa "hidup" kapanpun, di manapun,
dan dalam situasi apapun. Untuk itu, tujuan yang terpenting dari pendidikan adalah
mengembangkan kemampuan mental yang memungkinkan seseorang dapat bel~ar.
Karena bel~ar tidak hanya merujuk pada tujuan pendidikan semata, melainkan juga
merujuk pada basil belajar (Degeng, 1989).
Lembaga atau institusi pendidikan formal seperti kampus misalnya, yang
mestinya berfungsi sebagai ir.stitusi yang melahirkan tenaga kerja yang dapat
mengelola sumber daya alam di republik ini, ternyata belum mampu memproduk
lulusan yang memenuhi tuntutan kualitas pasar kerja yang tersedia, apalagi
menciptakan lapangan kerja baru sebagai presentase penguasaan ilmu yang cliperoieh
dari lembaga pendidikan. tfal ini dapat dilihat data kelulusan hasil ujian di Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiy-~1 Sumatera Utara (UMSU). Data keluluse:1
mahasiswa yang diperoleh berdasarkan hasil ujian mahasiswa untuk berbagai mata
[image:6.537.68.447.466.591.2]kuliah di~ikan pada Tabel l berikut:
Tabel-1 Daftar KolektifData Kelulusao MaholtSiswa Fakultas Ekonomi U. mvers&tas M h u amma d' I!Y~ hS umatera U tar~
i Tahun f . Pengaatar
I
FilsafatI
Ekonomi dan Dasar-Dasar1 Akad .k Bahasa Inggns Ekonorni I Pendidikan Kewirausahaan Ekonomi
1 em1 1
I
I
!
i
' L
I
TL JL L TL JLI
LI
TLj JL L TLI
JL L TL JL '03/04 I 34!
6'05/06
J
36 : 5 '06/07 I 31 I 9SumberData
40 38 4 42
i
39 I 2 I 41 40o
I
40 39 l 40 41 37 3 40I
39I
1I
40 39 2 I -H 4u l 41 i 40 39 l 40l
40J
0j40
39 I.i 40 I 39 l 40Dari tabel di atas dapat diperhatikan bahwa perolehan basil belajar Bahasa
Inggris masib cenderung kurang memuaskan. Hai ini menyebabkan berbagai kaiangan
merasa kecewa dan kurang puas dengan mutu pendidikan tersebut. Ketidakpuasan ini
disebabkan masib adanya basil peserta didik pada pelajaran tertentu yang nilainya
masih jaub dari yang dibarapkan terutama pada pelajaran bahasa lnggris.
Sukmadinata ( 1992) mengatakan, yang paling mendapat sorotan masyarakat
tentang pekeljaan guru adalah mutu pendidikan, lebih khusus adalab mutu lulusannya.
Dahar (1986) juga mengemukakan, sebab-sebab lulusan kurang bennutu atau belum
memenuhi harapan adalah : ( 1) input yang kurang baik kualitasnya, (2) guru dan
personal yang kurang tepat, (3) materi yang tidak atau kurang cocok, (4) metode
mengajar dan sistem evaluasi yang kurang memadai, (5) kurangnya sarana penunjang,
dan (6} sistem administrasi yang kurang tepat.
Dalam rangka mengatasi persoalan perolehan basil balajar bahasa Inggris
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang masih relatif
rendah, berbagai upa:·a telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan
pemahaman mahasiswa. Upaya-upaya ini dilakukan oleh berbagai pihak, baik dosen
pengajar, maupun pihak kampus. Sebagai contob, pihak kau!;J~$ dalam hai in! Dekan
Fakultas Ekonomi C~..1SU telah r.-elakukan berbagai upaya antara lain melaksanakan
seminar-seminar y11ng ~rln>:naan dengan peningkatan kualitas pembelajaran bahasa
Inggris, balk yang dilaksanakan di l;'lgkungan ~tau di luar kaMpus Universitas
Muhammadiyab Sumatera Utara. Selain itu, pihak kampus juga berupaya untuk
membekali dosen-dosen pengajar dengan berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan
yang .e!::·;an, deng::n barapan aga• mahasiswa dan tenaga pendidik memiliki
pemahaman dan wawasan yang memadai tentang bahasa Inggris. Meskipun berbagai
bahasa Inggris tersebut masih tetap rendah dan tidak menunjukkan adanya peningkatan
yang cukup berarti (signifikan).
Dengan melihat fenomena di atas, dibutuhkan peran aktif dan perhatian yang
Iebih serius oleh berbagai pihak terkait untuk dapat meningkatkan hasil beiajar bahasa
Inggris seperri yang diharapkan. Dalam hal ini guru mempunyai tugas yang sangat
berat guna mengatasi persoaian dimaksud, karena dosen memiliki peran strateg1s
dalam kegiatan proses bel<Uar mengajar. Peran strategis ini adalab mentranstonnasikan
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai kepada peserta didik. Banyak faktor yan6
diduga menyebabkan rendahi.ya kualitas pendidikan kita, khususnya hasil belajar
bahasa lnggris yang relatif masih rendah. Satu di antaranya adalah rendahnya kualitas
pembelajaran. Bila pembelajaran itu dilihat sebagai suatu sistem, maka faktor yang
turut mempengaruhi kualitas pembelajaran tersebut harus dipenuhi. Faktor-faktor
tersebut antara lain sebagaimana dikemukakan Hamalik ( 1999), yakni mencakup : (I)
input mentah atau mahasiswa, (2) lingkungan instruksional, (3) proses pembelajaran,
dan (4) keluaran pembelajaran. Hamalik memandang pembelajaran sebagzi suatu
sistem, sedangkan Reigeluth melihatnya dari sisi variabel pembelajaran yang satu sama
lain sa!:ng berpengaruh.
Reigeluth (1983), memandang bahwa ada tiga variabel penting yang f""rlu
c:perli~ . .lt:..an dalam pembelajaran, yakni (I) variabel kondisi pembelajaran, (2)
variabel metode peu1belajaran, dan (3) variauel hasil pembelajaran. Kondisi
pembelajaran merupakan faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan
hasil pembelajaran, dan metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk
mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda Sedangkan
hasi! pembelajar-ctll adalah semua efek yang dijadikan sebagai indikator nilai dari
Memperhatikan variabel-variabel pembelajaran sebagaimana dikemukakan di
atas, dapat diketahui bahwa keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh dua variabel
utama. Pertama adalah variabel kondisi pembelajaran. Variabel ini mencakup (a)
tujuan dan karakteristik isi ajaran, (b) karakteristik mahasiswa dan kendala
pembelajaran lainnya, merupakan sesuatu yang diterima "sebagai adanya" oleh dosen.
Variabe! kedua adalah metode pembelajaran berupa kegiatan dosen baik dalam
penyajian materi aja~.:t11, pengelolaan mahasiswa, maupun mengorganisasikan
pembelajaran (Degeng, 1989).
Menurut Dahar (1989), umumnya dosen dalam melakukan pembelajaran tidak
dapat berbuat banyak terhadap variabel kondisi dalam perbaikan basil belajar. Variabel pembelajaran yang berpeluang dapat memperbaiki hasil belajar siswa adalah variabel
strategi. Sa!ah satu di antaranya adalah strategi pengorganisasian pembelajaran.
Kondisi pembelajaran di kampus dewasa ini, umumnya masih jarang
memperhatikan pentingnya pengorganisasian pembelajaran, padahal pengorganisasian
pembelajruan, bukan saja memudahkan proses penerimaz.., dan pemahaman mahasiswa
terhariap materi yang diajarkan, tetapi rlosen selaku pengelola pembelajaran telah
memiliki acuan ).utg jelas dalam pengelolaan proses pembelaj.mm Selanjutnya .Jick
and Carey (I 990) mengemukakan bahwa kurangnya perhatian guru atau dosen terhadap pentingnya pengorganisasian pembelajaran. dapa~ dilihctt pada pemilihan dan
penataan isi ajaran yang masih d;;:;usun berdasarkan urutan topik dalam buku teKs yang
digunakan. Hal tersebut seringkaii menggagalkan upaya memudahkan belajar
mahasiswa. Mahasiswa gaga! memahami pelajaran, karena satuan-satuan isi ajaran
berupa konsep, prinsip, dan prosedur disajikan secara terpisa~-pisah. Akibatnya
pembelajaran menjadi kurar,g bermakna hanya karena struktur isi pembelajaran tidak
Perancang-perancang pembelajaran dewasa ini, di samping mengabaikan strategi
pengorganisasian isi, mereka juga sering mengabaikan anaiisis karakteristik bidang
studi. Kalaupun mereka berhasil melakukan pengorganisasian isi. namun
pengorganisasian isi pembelajaran yang dilakukan tetap belum berpijak pada struktur
isi mata kuliah. Perancangan-perancangan pembelajaran, dengan mengikuti
model-model pengembangan pembelajaran yang tersedia dewasa ini seperti Gerlach dan Ely
(1971), Kemp (i977), Dick and Carey (1978), dan Romizowski (1981) (Miarso, dkk,
1984), termasuk model satuan pembelajaran yang diguhakan secara luas di kampus di
Indonesia, cendenmg mengorganisasi isi pembelajaran yang berkisar pac1 suatu topik,
atau lebih khusus, suatu konsep, di mana prosedur atau prinsip tersebut berdiri sendiri,
sehingga urutan pengorganisasian pembelajaran dari setiap topik pembelajaran secara
keseluruhan perlu ditetapkan.
Praktik yang lebih menyedihkan adalah seorang perancang pembelajaran di
sekolah, ternyata mengorganisasi isi pembelajaran cenderung mengikuti urutan topik
atau bab yang ada dalam satu buku teks. PaGahal buku-buku teks yang diterbitkan
untuk dipakai di kampus sekarang ini, penyusunannya seringkali tanpa
me'tlpertimbangkan struktur isi bidang studi untt1k keperluan pernbelajaran. lsi buk.u
teks lebih banyak disusun dengan mer.ggunakan r-.::ndekatan disiplin, bukan
pendekatan metodologi pembelajaran sehiTtgga ce:-:ng kali terlihat tidak ada kaitan
an tara bab yang s:.
:u
dengan bab yang lain.Apabila buku ~:::ks seperti ini dipakai sebagai dasar untuk mengorganisasi isi
pembelajaran, maka kemungkinan besar mahasiswa akan mengalami banyak kesulitan
dalam memahami struktur isi ntc.~. kuliah. Pcngorganisasian p.:mbelajaran seperti ini,
cenderung w~ngkaji setiap bab satu per-satu secara berurutan sesuai nomor urut bab
tersebut tuntas. Yang lebih parah iagi, kajian satu bah dilakukan dengan mengikuti
nomor urut halaman, tanpa ada yang tertinggal. Kenyataan-kenyataan ini mendorong
perlunya ada langkah pemilihan dan penetapan strategi pengorganisasian pembelajaran
untuk memudahkan mahasiswa memahami struktur isi pembelajaran.
Penelitian ini membahas tentang peran strategi pengorganisasian pembel<Uaran
model elaborasi dan strategi p.;:ngorganisasian pembe!ajaran buku teks dalam
meningkatkan hasil pembelajaran pada mata kuliah bahasa Inggris di Fakultas
Ekonomi UMSU. Pertanyaannya adalah manakah dari dua strategi ini yang berpeluang
dapat meningkatkan basil belajar bahasa Inggris di Fakultas Ekonomi UMSU ?.
V ariabel lain yang turut menentukan keberbasilan pembelajaran banasa lnggris di
antaranya adalah karakteristik mahasiswa. Burce (1980) mengemukakan bahwa para
pakar pembelajaran seperti Piaget (1970), Meril (1977), dan Romiszowski (1981)
menyebutkan bahwa karakteristik yang bersumber dari mahasiswa penting untuk
diperhatikan dan sangat rnenentukan kualitas pembel~aran. Salah satu karakteristik
rnahasiswa adalah kernampuan aw?! rnahas::;wa. Kernampuan awal adalah
kesanggupan, kecakapan, dan sekaligus merupakan kekuatan untuk melakukan
kegiatan selanj umya atau untuk mernahami dan mernpernleh informasi, peng--tahuan,
keterampilan dan perceptual baru. Dick and Carey (1 ;85) menjelaskan bahwa
kemampuan awal adalah kernampuan yang dirniliki seorang siswa pada saat alcan
rnemasuki suatu proses pernbelajaran, di mana kernampuan terseb:...~ merupakan
kernampuan dasar (preriquisite) bagi siswa dalam rnelaksanakan kegiatan b~!ajar yang
akan bermanfaat dalam memaharni pelajaran-pelajaran selanjutnya. Kernampuan awal
mahasiswa ini dipreriiksi akan menentukan keefektifan strategi pengorganisasian
pembelajarau, oleh karena itu kemampuan awal mahasiswa diterup<>tkan sebagai salah
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan antar be!akang masalah, dapat dipahami babwa masalah-masalah
yang essensial dalam dunia pendidikan adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya
di Pendidikan Tinggi. Rendahnya mutu pendidikan ini pada akhimya akan terlihat dari
rendahnya hasil belajar yang diperoleb mahasiswa. Dari fenomena tersebut akan
muncu! berbagai pertanyaan menyangkut lantar belakang rendahhya hasil belajar
Bahasa lnggris mahasiswa antara lain sebagai berikut : (l) Apakah motivasi
berpengaruh terhadap pencapaian hasil mahru.iswa? (2) Apakah lantar belakang
pendidikan mahasiswa ketika SL T A berpengaruh terhadap pencapaian basil mahasiswa
di Fakultas Ekonomi UMSU? (3) Apakah sarana dan fasilitas belajar berpengaruh
teradap pencapaian hasil mahasiswa? (3) Apakah penerapan strategi pengorganisasian
pembelajaran Bahasa Inggris yang dikembangk:an dosen mempunyai pengaruh
terhadap pencapaian hasil mahasiswa? (4) Apakah lingkungan atau suasana belajar di
fakultas Ekonomi UMSU mempunyai pengaruh terhadap pencapaian hasil mahasiswa?
(5) Apakah penggunaan bahan ajar Bahasa lnggris yang tepat mempunyai pengaruh
t"rhadap pencapaian ha.,;l mahasirwa? (6) Apakah sistem evaluasi Bahasa lnggris yang
diterapkan me~tipunyai pengaruh terhadap pencapaian hasil mahasiswa? (7) Apakah
strategi pengorganisasian pembe!ajaran mempunyai pengaruh terhada;- pencapaian
hasil mahasiswa (8) Apakah tingk:at kemampuan awal mahasiswa berpen~Yaruh
terhadap pencapaian hasi! belajar bahasa Inggris di Fakultas Ekonomi UMSC ? dan (9)
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran dan kemampuan
C.
Pembatasan Masalab
Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, di mana hasil sangat terkait dengan faktor
internal maupun ekstemal dari diri mahasiswa, termasuk di dalamnya kondisi
lingkungan mahasiswa. Namun dalam penelitian ini faktor-faktor tersebut dibatasi
pada dua faktor saja yang dijadikan variabe! penelitian dengan alasan keterLatasan
waktu, tenaga dan biaya serta kemampuan penelitian.
Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dibatasi pada tiga variabel yakni
satu variabel terikat yaitu basil belajar mahasiswa, dan dua variabel bebas yaitu strategi
pen~organisasian isi pembelajaran dan kemampuan awal mahasiswa. Hasil belajar
mahasiswa dapat diperlihatkan dalam berbagai hal, baik perubahan yang tarupak pada
peningk:atan pengetahuannya, pada sikap dan perilaku. Dalam penelitian ini basil
belajar sebagai puncak keberhasilan belajar mahasiswa akan dilihat dari hasil tes basil
belajar mata kuliah Bahasa lnggris.
Str-ategi pengorganisasian isi pembelajaran berdasarkan model elaborasi cape~
dilihat bagaimane seorang dosen mengembangk~, kegiatan tatap muka, penugasan dan
sistem penilaian di kelas. Sementara itu, kemampuan awal yang menjadi variabel bebas
kedua dalam penelitian ini dibatasi dalam hal kemampuan mahasiswa dalam
melakuka.1 aktivitas yang berkaitan dengan tugas belajamya. Walau disadari bahwa
k::::1sep kemampuan awal ini sa::gat luas namun untuk kepentingan penelitian ini
pembatasan masalah dihar.:pkan mampu memberikan fokus penelitian lebih mengarah
pada sasaran yang diinginkan. Jadi dalam penelitian ini akan ditelusuri lebih jauh
tentang konsep kemampuan awal pada mahasiswa khususnya yang terkait langsung
D. Perumusan Masalab
Berdasarkan lantar belakang masa!ah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka rumusan masalab penelitian ini adalah :
a. Apakah kelompok mahasiswa yang diajar dengan strategi pengorganisasian isi
dengan model elaborasi mempero!eb basil belajar bahasa Inggris lebih tinggi
dibandingkan dengan ke!ompok mahasiswa yang diajar dengan strategi
pengorganisasian isi berdasarkan urutan buku teks ?
b. Apakab kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi
memperoleb hasil belajar bahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok mabasiswa yang memiliki kemampuan awal rendah ?
c. Apakab terdapat interaksi antara strategi pengorganisasian isi pembelajaran dan
kemampuan awal mabasiswa dalam mempengaruhi basil belajar bahasa lnggris
mahasiswa?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahu~ perbedaan
pengaruh dari strategi pengorganisasian pembelajaran dan kemampuan awal terbadap
basil belajar Bahasa lnggris Mahasiswa. Sedangkan secara khusus penelitian in.i
bertujuan untuk :
I. Mengetahu: ;>erbedaan basil belajar bahasa Inggris antara kelompok mahasiswa
yang diajar dengan strategi pengorganisasian isi pembelajaran model Elaoorasi
dengan kelompok mabasiswa yang diajar dengan strategi pengorganisasian isi
2. Mengetahui perbedaan has:! belajar bahasa Inggris antara kelompok malmsiswa
yang memiliki kemampuan awal Tinggi dan kelompok mahasiswa yang memiliki
kemarnpuan awal Rendah.
3. Mengetahui interaksi antara Strategi Pengorganisasian lsi Pembell\iaran dan
Kemampuan Awa1 daiam mempengaruhi hasil belajar bahasa Inggris mahasiswa.
F. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara
praktis dan teoretis . Adapun man:aat pra!ctis dari penelitian ini adalah : (I) hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberika'1 manfaat untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, yaitu dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran
yang relevan dalam meningkatkan basil belajar mahasiswa di Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Sumantara Utara, (2) dapat dijadikan landasan empirik
bagi peneliti peneliti berikutnya terutama yang akan mengkaji strategi engorganisaian
isi pembelajaran dan pengaruh tingkat kemampuan awai terhadap basil !y>J<tj?r
mahasiswa.
Sedangkan man!aat praktis dari penelitian ini antara lain dalah : (1) sebagai
bahan pertimbangan dan alternatif b~gi dosen dan perancang pembelajaran dalam
mer.etr.pkan strategi pengorganisasian pembelajaran tertentu bagi kelompok mahasiswa
yang memib.~ tingkat kemampuan awal tertentu, (2) memberikan gambaran bagi
dosen dan para peneliti lainnya tentang efektivitas dan efesiensi strategi
pengorganisasia11 pembelajaran model elabnrasi dan b•tku teks berdasarkan
karakteristik kt>mfimpt.:an awal mahasiswa pada pembelajaran bahasa Inggris untuk
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI
DAI~SARAN
A.
Simpulan
1. Hasil belajar bahasa Inggris mahasiswa fakultas Ekonomi UMSU Medan yang diajar dengan strategi pengorganisasian isi pembeiajaran Elaborasi lebih tinggi dibandingkan dengan jika di~iar dengan menggunakan strategi pengorganisasian isi pembelajaran berdasarkan urutan buku teks.
2. Mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi memperoleh
basil
belajarbahasa
Inggris yang lebihtinggi
dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan awal rendah.3. Terdapat interaksi antara strategi pengorganisasian isi pembelajaran dan kemampuan awal dal~ IT',~mp:!ngaruhi
basil
belaj<trbahasa
lnggris mahasiswa fakultas Ekonomi UMSU Medan. Untuk mahasiswa yang memiliki kemampuan awaltinggi
akan lebih efektifdala.'ll
meningkatkanbasH
belajar ba.hasa lnggris mahasiswa jika menggunakan strategi pengorganisasian isi pembelajaran Elaborasi, sedangkan untuk :nahasiswa yang memiliki kemampuan awal rendah, temyata strategi pengvr~anisasian isi pembelajaran berdasarkan urutan buku teks lebih efektif <klam meningkatkanbasil
belajar bahasa lnggris mahasiswa dibandingkan jika menggunakan strategi pengorganisasian isi pembelajaran Elaborasi.&.
lmplikasi
memiliki hasii beiajar bahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan jika diajar dengan strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan urutan Buk:u Teks. Dengan demikian, diharapkan agar para dosen di fakultas Ekonomi UMSU Medan mempunyai pengetahuan. pemahaman dan wawasan yang luas dalam memilih dan menyusun strategi pengorganisasian pembelajaran khususnya strategi pengorganisasian pembelajaran ba.hasa Inggris. Denga..'1 penguasaan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tersebut, maka seorang dosen diharapkan mampu meranancang suafu disain pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran b~1asa Inggris.
sendrn ~dehan basil belajar dengan cara menentukan dan mengambil materi-materi pentmg r1~ apa yang dipelajarinya.
Pell",aunaan strategi pengorganisasian pembelajaran model Elaborasi sangat tepat untuk pel;,jaran Bahasa Inggris, karena dengan menggunakan strategi pengorganisasian pernbcl?.j;;:an akan berlangsung dengan mangaitkan kesiapan struktur kognitif atau penga!;Jrn;,n belajru- dengan pengt.ahuann baru yang akan diterima mahasiswa dengan menciptakan lingkungan belajar yang merangsang untuk pembelajaran kreatif, sehingga pengctahuan
dati
keterJIDpilatt yang dibutuhkan akan dapat diingat dan dipahami dalam memori jangka panjang, yang s~waktu-waktu dapat dirgunakan sesuai dengan kebutuhan belajar rn,ahasiswa.tmplikasinya dalam memilih strategi pengorganisasian pembelajaran bahwa salah satu faktor yang harus dipertimbangan dalam merancang pelajaran bahasa Inggris adalah kemampuann awal mahasiswa. Dengan adanya kemampuan awal berpikir, seoraog mahasi!iwa ak~>n rru.mpu untuk ;.nengajukan berbagai pendekatan pemecahan masalah-masalah b~ Inggris, marnpu IT'~lahirkan berbagai gagas:m dan mampu mengurulluumya secara terperinci. Dengan kata lain, kemampuan awal merupakan
kesanggupt::~. kecakapan, dan sekaligus kekuatan mahasiswa untuk memahami
pelajaran-p"lajamn sdanju'utya atau untuk memahami dan mempe::-oleh infolli"l!Si, pengetahuan, ketenllltpilnn dan perceptual barn. Kemampuan aw&! merupakan kemampuan yang dimiliki olch peserta didik sebelum memasuki program pendidikan atau keterampilan dan
kemumpunn dasar yang harus dimiliki dan dikuasai oleh mahasiswa untuk mencipt<~~
Mahasiswa yang memiliki kamampuan awal tinggi apabila diberi periakuan. dengan strategi pengorganisasian isi pembelajaran Elaborasi akan memperoleh hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan urutan buku teks, sebab mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi mampu untuk menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya. Artinya, mampu mengaitkan antara pengetahuan da.'l. keterampilan dasar yang telah dimiliki dengan pengetahuan dan keterampilan baru yang dibutuhkannya. Mahasiswa yan,:; memiliki kemampuan awal tinggi akan dapat membangun (mengkonstruk) lingkungan xlajar sedemikian rupa agar terasa lebih alamiah, sehingga mahasiswa mampu menemukan pengetahuan dan keterampilan yang perlu dimiliki serta akan terbiasa untuk menjawab permasalahan-permasalahan belajarnya sendiri. Mahasiswa dengan kemampuan awal tinggi jika dibelajarkan dengan strategi pembelajaran Elaborasi
akan mampu berpikir secara logis dan rasional dalam menyelesaikan soal-soal secara
r~1ci, terurut, dan menggunakan langkah-langkah penyelesaian soal secata sistematis, karena mamou menga:~kan antara materi yang sud:!h Jikuasai dengan materi yang akan dipelajari olehnya.
Mahasiswa dengan kemampuan awal yang tinggi akan merasa lebih siap dan mampu pada saat akan memasuki pembelajaran yang baru atau pada saat akan memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan selanjutnya, sebab mahasiswa tersebut telah memiliki bekal ilmu atau kemampuan dasar pada proses pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian, kemampuan awal tinggi sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris mahasiswa, sebab k.cmampuan awal tinggi akan memberikan bekal dan wawasan ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi mahasiswa guna memecahkan dan menyelesaibn persoalan Lelajamya
Bagi mahasiswa dengan kemampuan awal tinggi, jika dibelajarkan dengan strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan urutan buku teks, akan memperoleh hasil belajar yang kurang maksimal, sebab strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan urutan buku teks berpusat pada dosen (teacher centered), di mana dosen berfungsi
sebagai sumber utama perkuliahan. Strategi pengorganisasian pembelajaran berdasarkan urutan buku teks memberikan tekanan utama pem~lajaran unt..lk seluruh anggota kelas, di mana dosen mengajar kepada seluruh mahasiswa tanpa memandang -:u;pek individual, biologis, intele!ctual, aan psikologis mahasiswa Dosen berLindak sebagai satu-satunya sumber belajar dan sekaligus sebagai peny~ji isi perkulihan, sehingga proses perkuliahan menimbulkan susana belajar yang kurang meharik, di mana mahasiswa tidak terliba~ secara aktif pada proses pembelajaran, tidak atau kurang mendorong dan memberdaya!\.a.n mahasisura dalam membangun pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya untuk memperoleh hasil belajar yang lebir. maksimal.
menii1gkatkan hasil behjarnya, sebab mahasiswa yang memiliki kemampuan awal rendah cenderung ku.'"allg mampu atau lambat untuk beradaptasi dalam menyesuaikan apa-apa yang diketahui dengan apa-apa yang akan dipelajarinya. Dengan kata lain, mahasiswa dengan kemampuan awal rendah tidak memiliki bekal atau wawasan ilmu yang memadai, sehingga dengan sendirinya mahasiswa tersebut akan mengalami kesulitan untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan selanjutnya. Hal tersebut disebabkan mahasiswa dengan kemampuan awal rendah tidak mampu mengaitkan dan tidak mampu mengidentifikasi kei:erampilan · dasar yang telah dimiliki dengan pengetahuan dan keterampilan baru yang dibutuhkannya, selingga mahasiswa pasif dalam menerima materi dan menyelesaikan soal-soal, karena tidak mampu memberikan kontribusi dan ide yang berarti dalam proses pembelajaran.
memberitahukan terlebih dahulu materi-materi penting pada pembe!ajaran yang baru dilakukan. Dengan demikian, meskipun mahasiswa memiliki kemampuan awal rendah, mahasiswa tersebut cenderung dapat menerima dan memahami makna dan esensi materi-materi penting pelajaran tersebut, sebab dosen senantiasa mengarahkan dan membimbing mahasiswa untuk memperoleh basil belajar sesuai dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Mahasiswa diarahkan untuk membuat rangkuman secara individual didampingi oleh dosen untuk mengetahui secara langsung apa yru~g dikeriakan mahasiswa dalam membuat rangkuman, dan apabila mahasiswa kurang mampu untuk mengidentiflkasi materi yang harus dirangkum, maka dosen mengarahkannya. Oleh karena itu perolehan pengetahuan dan keterampilan secara sistematis yang bersumber dari dosen sebagai sumber utama pengetahuan dan sekaligus penyaji isi materi pelajaran masih harus tetap dipertahankan.
C.
Saran
(1 ). Mengupayakan mutu penJidikan di fakultas Ekonomi UMSU Medan dapat dikembangkan melalui proses v~!'lbelajaran yan:;:; bervariasi. Salah satu altereatif penger.:bangannya adalah melalui pemilihan strategi ~ngorganisasian isi J:::::mbelajaran yang tepat dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan, kondisi dan karakterist~ mahasiswa. Strategi yang dapat dipilih antara lain adalah strategi pengorganisasian isi pembelajaran Elaborasi dan strategi pengorganisasian isi pembelajaran berdasarkan urutan buku teks. Unn•k mahasiswa
) ang memiliki kemampuan awal tinggi penggunaan strategi pengorganisasian isi
penggunaan strategi pengorganisasian isi pembei~aran berdasarkan umtan buku teks akan !ebih efektif dalam memberikan hasil belajar bahasa Inggris.
(2) Diharapkan kepada para dosen bahasa Inggris atau tenaga pengajar umumnya agar senantiasa memperhatikan dan mempertimbangkan faktor kemampuan awal mahasiswa sebagai pijakan dalam merancang perkuliahan. Selain itu, dosen perlu melakukan pengkajian yang mendalam temang karakteristik mahasiswa sebelum menentukan strategi pengorganisasian isi pembelajaran Y~2 dianggap sesuai. (3). Dosen perlu memiliki pemahaman dan wawasan yang baik tentang strategi
pengorganisasian isi pembelajaran Elaborasi, sehingga strategi pengorganisasian isi pembelajaran ini dapat dijadikan menjadi salah satu strategi pengorganisasian isi pembelajaran untuk mengoptimalkan hasil belajar bahasa Inggris mahasiswa dengan kemampuan awal tinggi maupun kemampuan awal rendah.
Selanjutnya, penelitian ini perlu ditindaklanjuti untuk setiap jenjang pendidikan dan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, dan Suriyono, (1991). Psikologi Be/ajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Anderson FLH, (1994). Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran,
Jakarta: Rajawali.
Arikunto, S. (1999). Prosedur Penelitian Suatu Pendekafan Praktek. Jakarta: Rinneke Cipta.
Ary, D., Jacobs, L.C Razavieh, A. (1982). Pengamar Pene/itian Dalam Pendidikan.
(Penetjemah Furcham, A). Surabaya : Usaha Nasional.
Ausubel, D.P, (1983). The Psikologi of Meaningful Verbal Learning, New York :
Grune & St;rton.
Burns R.B, (1979). Konsep Diri; Teori, Pengalaman, Pe1:rembangan dan Perilaku,
J~:Arcan.
Dahar, R. W. ( 1988). Teori-teori Be/ajar. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Degeng, I.N.S. Nyoman,(1989). limn Pengajaran Taksonomi Variabel, Jakarta
Depdikbud-Dikti.
Dick. W dan Carey, L. (1996). The Systematic Design ofintruction. .fh. Harper Collins Publishes.
Gagne, R.M, (1968). Contributions of Learning to human Development, Psychological
Review, 75 (3).
Gagne, R.M, fl974). The Conditions of Learning and Theory of Instruction, New York
: rlolt Renehart and Winston.
Gagne, R.M, (1977). The Conditions of Learning, New York: Holt, Renehart and
Winston.
Gagne, R.M, (1977). Instructivn Pru§um, New York: Macmillan.
GreUJer, M E.B, ( 1991 ). Be/ajar dan Membelajarkan. Jakarta: Rajawali.
Groun1und, N.E. (1982). Constructing Achievement Test. Engglewood Cliffs News
Jersey : Practice Hall Inc.
Hamalik Oemar, ( 1999). Kuri/Wlum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara.
Hartley, J. (1985). Designing Instructional. London: Kogan Page.
Idi, Abdullah. (1999). Pengebangan Kurikulum Teori dan Praklek, Jakarta : Gaya Media Pratama.
James, R.dan James. (1974). Indtroductory an Infonna! Approach. Belmonth Brooks/Cole Publishing.
Johnson, R.C dan Medinus GR, (1969). Behavior Child Psychology and Development, New YorkJohan Willy & Sons Inc.
Killer, John ( 1983 ), Motivational Design of Insruction, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.
Masrun dkk, ( i 986). Studi Mengenal Kemandirian Pada Penduduk di Tiga Suku
Bangsa (Jawa, Batak, Bugis), Laporan Penelitian, Yogyakarta: FE-UGM.
Mayer, R.E. (1977). "The Sequencing of Instruciton and the Concept of Assimilation to Schema" Instructional Science ",No.
t.
Merril M.David and, Robert 0,(1977). Teaching Concept: An Instructional Design
Guide, New Jersey: Englewood Cliffs.
Miarso Yusufhadi, dkk (1984). Teknologi Komunilcasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press.
Nasution, S, (1995). Asas-Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara.
Piaget J, (1970). Science of Education and the psychology of the child New York :
Wiley.
Plomp, Tjeerd and Ely, Donald P, (1996). International Encyclopedia of Educational
Technology, New York : Pergamon.
Popham, J.W. (19Rl). Modern Edurational MeasureTtwrlt. Loncion : Routledge and Keagen Paul Ltd.
Reigeluth, Charles M, (1983). Trstructional Design Theories and Models: an 0verview of their CuiTPnt ~tatus, Instructional Design: What Is it And Why is it?. New
Je • .;ey : Publishers .i Iildsdale.
Rei&.;luth, Charles M. and Stein, F.S. (1983). The Elaboration Theory of Intruction.
Instractiona/ design Theories and Models : An Overvie of their Current Status.
Edited by Charles M. Reigeluth. Hillsdale, New Lrsey : Lawrence Erlbaum Associates Publishers.
R:s'V:!..'l, (2000). Pengaruh MetOlie Discovery dengan Bimbingan dan Minat Siswa Terhadap Hasil Belajar, dalam Slwlar, Edisi Vo!.l No.2 Desember 2000.
Romyszowski, A. Z. (1981 ). Designing Instruction system : DPrision Making In
Siahaan, A, ((2003). Reinventing Orgai1isasi Perguruan Tinggi, daiam Miqat, Edisi
Vo.XXVII, No.I Jat1uari 2003.
Sitorus, Ramlan (2000). Kontribusi Kebiasaan Belajar, Asai Sekolah dan Jenis Kelamin terhadap Kemandirian Mahasiswa lAIN Sumatera Utara, Tesis, Padang,
PPs.UNP.
Slameto, (1988). Be/ajar dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Bina
Aksara.
Suoandizah, {1994). Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana. ( 1984). Metode Statistika, Bandung: Tarsito.
Sudjana, N dan Rivai A, (1997). Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, N. (1998). Metode Statitis/c. Bandung: Tarsito.
Sukardi D.K, ( 1993). Ana/isis Inventori Minat dan Kepribadian, Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinata. (1992). Teori Be/ajar UrJuk Pengajaran Matematika. Jakarta : P3G
Depdikbud.
Sumanto W, (1990). Psikologi Pendidilcan, Jakarta: Rineka Cipta.
Suryabrata, S. (1997), Pengukuran Dalam Psikologi Kepribadian, Jakarta: Rajawali.
Syah, Muhibbin. (1996). Psikologi Pendidikan ( Suatu Pendelrotan Baru). Bandung:
Re::1aja Rosd.:Jauya
Tilaar HAR, (~002). Perubahan Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Grasindo.
Uno, Hamzah B, (2003). !>engaruh Strategi Pogorganisasian Pembelaj~ran dan Gaya Kognitifterhadap Hasil Belajar Matematika, Disertasi, Jakarta: PPs.UNJ;
Weils, M and Joyce, B.W (1980). Models ofTeaching. Englewood Cliffs. New Jers:::; :
Prentice Hall Inc.
Zainy, Hisyam dkk, (2002). Desain Pem~elajaran di Perguruan Tinggi, Yogyakarta :