Fikhiyah Rohaniyah,2016
ABSTRAK
Fikhiyah Rohaniyah (1103012) Penelitian ini dilakukan di SDN Taman Kecamatan Taktatakan Kabupaten Serang Provinsi Banten pada tanggal 20 April 2015 sampai 06 Mei 2015, dengan judul "pengaruh pendekatan Open Ended
Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi
jaring-jaring tabung" , dilatarbelakangi oleh hasil belajar dan aktifitas proses pembelajaran siswa kelas V SDN Taman pada pembelajaran matematika khususnya pada materi jaring-jaring tabung, siswa cenderung memiliki kemampuan berpikir yakni ide, pendapat, atau gagasan yang cenderung sama antara satu siswa dengan siswa yang lainnya, sesuai dengan hasil studi penjajagan yang telah dilakukan oleh peneliti adanya beberapa faktor yang mengakibatkan permasalahan tersebut diantaranya adalah : 1) pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional dimana metode ceramah adalah suatu metode satu arah, yaitu guru cenderung menyampaikan materi namun tidak adanya interaksi dua arah ataupun interaksi tiga arah, selain itu guru tidak memberikan ruang waktu untuk siswa berpikir lebih konkrit dan memiliki kebebasan dalam mengemukakan atau mengungkapkan sebuah ide yang orisinil, divergen maupun otentik. 2) pasifnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu salah satu solusi yang dilakukan penenliti yaitu mencari dan mengaplikasikan pendekatan lain untuk mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif anak sehingga hasil belajar anakpun akan meningkat seiring dengan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif. Dalam penelitian ini penulis mengambil dan mengaplikasikan pendekatan Open
Ended Learning, pendekatan ini mempunyai karakter dimana proses pembelajaran
diaplikasikan untuk menstimulus pendapat anak menjadi lebih terbuka dalam arti memiliki kebebasan untuk berpikir bebas, beragam dan berbeda. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimental Design Pretest-Postest Control
Group Design. Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel yaitu Purposive
Sampling Sugiyono (2013, hlm 124), antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Fikhiyah Rohaniyah,2016
DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR DIAGRAM ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
G. Definisi Operasional ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw ... 8
B. Konsep Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ... 12
C. Hasil Belajar ... 13
D. Kajian peneliti Terdahulu ... 16
E. Hipotesis Penelitian ... 16
F. Kerangka Berfikir ... 16
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 19
B. Subjek dan Lokasi ... 19
C. Definisi Operasional ... 21
D. Teknik Pengumpulan Data ... 21
E. Teknik Analisis Data……….. F. Prosedur Penelitian G. Instrumen Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Hasil Pelaksanaan Penelitian ... 29
B. Hasil Penelitian ... 30
1. Analisis Data Tes Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif ... 30
2. Analisis Hasil Wawancara ... 67
C. Pembahasan ... 68
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 72
A. Simpulan ... 72
B. Saran ... .73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
SURAT-SURAT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu berhitung, berfikir, dan bernalar yang sangat
erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari terutama dalam kegiatan
perekonomian, selain itu matematika juga merupakan ibu dari segala ilmu yang
ada di alam semesta ini .Matematika merupakan ilmu bernar, sebagai mana
menurut John dan Rising matematika adalah ilmu pengetahuan dengan cara
bernalar atau berfikir, berkaitan dengan hitungan yang ada pada kehidupan
sehari-hari, berasal dari simbol yang padat. menempati posisi mother of scince
(Tiurlina, 2005). "matematika adalah pola berpikir, pola mengirganisasikan,
pembuktian yang logik. Matematika adalah bahasa yang menggunakan simbol
yang padat, jelas, dan akurat. Simbol matematika sangat padat tetapi mempunyai
arti yang sangat luas". Matematika merupakan salah satu bidang studi yang
diajarkan di Sekolah Dasar. Oleh sebab itu seorang guru SD harus lah mengetahui
dan memahami objek yang akan diajarkannya,. Dalam hal ini siswa SD berada
pada tahapan operasional konkrit (6-12 tahun) dimana pada tahap tersebut cara
berfikir anak harus dengan menggunakan benda-benda konkrit. Mengingat hal
tersebut maka guru harus memilih pendekataan yang efektif dan sesuai dengan
hakikat peserta didiknya. Pendekatan merupakan cara yang sistematis dan efektif
untuk menyampaikan informasi dan mampu menerapkannya pada kehidupan
anak. Dengan demikian pembelajaran matematika akan lebih mudah jika
dihubungkan dengan realita atau dihubungkan dengan kenyataan yaitu kehidupan
sehari-hari, menggunakan media yang konkrit sesuai dengan pengalaman dan
pengetahuan siswa mengenai benda yang terdapat dan digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, maka anak akan dapat lebih merasakan makna yang
disampaikan oleh guru.
Tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai :
1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran yang divergen, orisinil, rasa
3. Mengembangkan kemampuan penyampaian informasi atau
mengkomunikasikan gagasan (Depdiknas, 2003:1).
Sesuai fungsi dan tujuan dari pembelajaran matematika, salah satunya yaitu
dengan menerapkan kemampuan berpikir kreatif, berpikir kreatif dapat
menemukan ide atau gagasan yang baru dan divergen ketika menemukan sebuah
masalah yang harus di pecahkan oleh siswa.
Sebagaimana hasil studi penjajagan dalam penelitian ini hasil tes pada
materi jaring-jaring tabung yang dilakukan di Sekolah dasar banyak siswa yang
mendapatkan nilai hasil belajar diatas rata-rata nilai KBM, dengan nilai rata-rata
KKM yaitu (60) dan hanya terdapat dua orang anak yang mendapatkan nilai di
bawah KKM pada hasil ujian semester 2. Hal ini menunjukan hasil belajar yang di
capai siswa telah memenuhi standar KKM yaitu (60) dilihat dari nilai ujian yang
berjalan dengan baik, namun ketika langsung mengobservasi dan mengadakan
suatu pembelajaran langsung dengan meminta guru untuk mencoba mengulang
bagaimana pembelajaran berlangsung mengenai proses pembelajaran materi
jaring-jaring tabung, pembelajaran yang berlangsung memiliki karakteristik
metode konvensional yaitu dengan menggunakan metode ceramah, bahwa
metode konvensional apabila ditanya suatu konsep atau proses siswa tidak
menjawab dengan penuh keyakinan atau malah diam (Marpaung, 2000:264).
Menurut pendapat para ahli lain pembelajaran konvensional (tradisional) pada
umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hafalan dari
pada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan
hasil daripada proses, dan pengajarannya berpusat pada guru, sementara siswa
pasif (Supriadi dari Soekisno dari Russefendi, 2002: 31)
Dengan begitun guru hanya cenderung menyampaikan informasi dengan
menggunakan pembelajaran satu arah atau cara tradisional, pembelajaran ini telah
lama di gunakan. Guru tidak menggunakan media pembelajaran sebagai alat
penyampai informasi, siswa juga tidak diikutserta berpartisipasi dalam proses
pembelajaran dan terlihat pasif. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berpikir kreatif mengembangkan suatu konsep yang berbeda menurut ide
dan pendapat dari masing-masing invidu, sehingga kemampuan siswa tidak
bertanya, rata-rata jawaban siswa tidak divergen atau jawaban siswa tidak berbeda
anatara satu sama lain mengenai sifat-sifat tabung dan jaring-jaring tabung. Siswa
mengalami kesulitan dalam menjelaskan sifat-sifat tabung, dan siswa hanya dapat
menggambarkan satu model jaring-jaring tabung yang di contohkan oleh guru.
Pandangan saya bahwa pada dasarnya guru mengetahui berbagai macam
pendekatan yang ada, namun tidak mengaplikasikan pengetahuannya kedalam
situasi dan proses pembelajaran. disinilah terjadinya penyimpangan dan
kejanggalan data yang diperoleh dari data nilai hasil belajar siswa dengan situasi
belajar yang sedang berlangsung. Antara data dengan situasi tidak signifikan,
mengapa bisa terjadinya hasil belajar yang baik pada rata-ratasiswa sedangkan
hasil data observasi situasi belajar sangat rendah.
Kondisi tersebut sangat menyimpang dengan berkembangnya teori
pendidikan sekarang, dan harus mendapat perhatian untuk lebih dikembangkan
sesuai dengan harapan pemerintah yaitu ada 4 kemampuan matematik,
kemampuan tersebut adalah kemampuan pemahaman konsep matematik,
komunikasi matematik, penalaran matematik, dan koneksi matematik (Depdiknas,
2003:3)
Seiring perkembangan dunia teknologi dan pendidikan. kurikulum terus
berganti menjadi kurikulum KTSP yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan
dengan menggunakan pendekatan yang terus berkembang pula, dan tidak lagi
menggunakan metode ceramah, ceramah hanya digunakan pada waktu tertentu
ketika guru membutuhkannya, namun tidak semua disampaikan dengan ceramah.
Guru berperan penting dalam proses pembelajaran, khususnya dalam
pembelajaran matematika karena terjadinya sebab-akibat yang guru sampaikan
kepada peserta didik. "Dasar terjadinya belajar adalah pembentukan stimulus dan
respon, dan salah satu koneksionismenya yaitu hukum sebab akibat, dimana
hukum ini adalah suatu tindakan akan menimbulkan pengaruh bagi tindakan yang
serupa" (Thorndike, 1874-1949). Dari berbagai masalah dan teori yang ada, dan
dari berbagai pendekatan matematika yang ada, saya akan melakukan eksperimen
mengenai pendekatan Open Ended Learning. OEL atau pembelajaran terbuka merupakan proses pembelajaran yang didalamnya tujuan individu di capai secara
pembelajaran yang membawa anak pada situasi nyaman dan berkaitan pada
keterbukaan tentang dunia sekitarnya, memanfaatkan benda-benda nyata sebagai
media pembelajaran, sehingga anak dapat merasakan dan mengalami proses
pembelajaran secara kongkrit sesuai dengan tingkatan usia anak Sekolah Dasar.
Dalam OEL pemahaman anak harus di mediasi secara individual, menilai kapan,
apa, dan bagaimana proses pembelajaran itu terjadi. Pemahaman lebih efektif dari
pada hanya sekedar mengetahui.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan melalukan penelitian
eksperimen kuantitatif yang berjudul " Pengaruh Pendekatan Open Ended
Learning (OEL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Jaring-Jaring
Tabung Kelas V SDN Taman Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang Provinsi
Banten".
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan tersebut
dapat diidentifikasi yaitu:
1. Pasifnya aktivitas pembelajaran yang berlangsung, baik guru maupun
siswa.
2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang tidak beragam dan
cenderung paham pada satu konsep yang sudah lumrah dipakai, karena
kurangnya stimulus yang diberikan oleh pengajar.
3. Rendahnya pemahaman siswa tentang materi jaring-jaring tabung.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini terfokus, terarah, tidak meluas dan tidak
menyimpang, penulis membatasi penelitian ini yaitu bagaimana cara untuk
mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam materi jaring
-jaring tabung. Adapun untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa yaitu dengan menggunakan tes subyektif dan wawancara.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang saya jelaskan, maka dapat disimpulkan rumusan
1. Adakah pengaruh pendekatan Open Ended Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi jaring-jaring tabung
pada kelas V Sekolah dasar?
2. Seberapa besar pengaruh positif pendekatan Open Ended Learning
terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi
jaring-jaring tabung pada kelas V Sekolah Dasar?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui adakah pengaruh pendekatan Open Ended Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi jaring-jaring tabung
pada kelas V Sekolah Dasar?
2. Memperoleh data seberapa besar pengaruh pendekatan Open Ended
Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi
jaring-jaring tabung pada kelas V Sekolah Dasar?
F. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan setelah melakukan penelitian
ini yaitu sebagai berikut
A. Manfaat bagi penulis
a) Dapat menemukan bukti kebenaran jawaban dari hipotesis
penelitian.
b) Memberikan gambaran baru untuk melakukan inovasi pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan Open EndedLearning secara langsung sebagai guru pengajar.
B. Manfaat bagi guru
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru sebagai
referensi dalam proses pembelajaran matematika khususnya.
b) Dapat memberikan inspirasi dalam inovasi pembelajaran dengan
penggunaan media yang ada disekitar anak.
c) Dapat mengimplementasikan pendekatan Open Ended Learning. C. Manfaat bagi siswa
a) Hasil penelitian ini diharapakan dapat membantu siswa dalam
pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Open
Ended learning.
b) Dapat membiasakan cara berpikir kreatif matematis siswa dalam
semua materi pembelajaran matematika.
G. Definisi Operasional
Adapun variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Open Ended Learning merupakan salah satu inovasi pendekatan
dalam pembelajaran matematika yang pertama kali dilakukan oleh
para ahli matematika jepang. Pendekatan ini lahir sekitar dua puluh
tahun lalu dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Shigemaru
Shimada, Toshio Sawada, Yoshiko Yashimoto, dan Kenichi Shibuya
(Afgani dari Nohda, 2000). Ciri utama open ended adalah suatu
masalah diformulasikan sedemikian sehingga memiliki kemungkinan
variasi jawaban benar baik dari segi aspek cara ataupun hasilnya.
Open ended learning merupakan pembelajaran terbuka, yaitu
merupakan proses pembelajaran yang tujuan didalamnya membangun
tujuan yang diinginkan siswa secara individual (Hannafin, Hall, Land,
dan Hill, 1994). Tidak hanya tujuan OEL juga bisa merujuk pada
cara-cara untuk mencapai maksud pembelajaran itu sendiri(Hannafin, Hall,
Land, dan Hill, 1994). Menurut pendapat beberapa para ahli, maka
dapat disimpulkan bahwa pendekatan Open ended learning adalah pendekatan yang dikhususkan dalam pembelajaran matematika
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran terbuka, dimana
media yang digunakan haruslahlah konkrit untuk mengantarkan anak
ke dalam pemikiran yang terbuka yang memunculkan ide terbuka,
berbeda dan beragam.
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, hasil menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), berpikir adalah bernalar atau pikir, hasil
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kreatif adalah
memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan,
pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Berpikir
mengembangkan suatu permasalahan, melihat sebuah situasi atau
permasalahan dari sisi yang berbeda, terbuka pada berbagai ide
gagasan bahkan yang tidak umum dan mengimplementasikan ide
perbaikan (Supriadi, 2014). Jadi kemampuan berpikir kreatif yaitu
kemampuan berpikir secara otentik, instan, orisinal, spontan, berbeda
dari yang lain.
3. Jaring-Jaring Tabung, menurut KKBI, pengertian jaring-jaring bangun
ruang adalah pembelahan sebuah bangun yang berkaitan sehingga jika
digabungkan akan menjadi sebuah bangun ruang tertentu. Menurut
KBBI, pengertian tabung adalah bangun yang berbentuk 3 dimensi
yang mempunyai selimut dan alas juga atasnya yang berbentuk
lingkaran. Jadi pengertian jaring-jaring tabung adalah suatu kerangka
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Subjek, Populasi dan Sampel Penelitian
1.Lokai subjek
Lokasi penelitian adalah di SDN Taman yang terletak di daerah
perkampungan berdekatan dengan area kopassus Taktakan, Kabupaten Serang
Provinsi Banten. Jarak dari SD tempat penelitian ke Serang kota yaitu sekita 1kg,
lokasi ini cukup jauh dengan keramaian kota, tempatnya sejuk dan nuansanya
masih daerah perkampungan, tidak adanya akses transportasi angkutan umum
yang menuju ke tempat tersebut, hanya ada ojek.
2.Populasi
Sekolah Dasar ini terdiri dari 7 kelas yaitu kelas I sampai kelas VI dimana
kelas II terdiri dari 2 kelas yaitu kels IIA dan IIB, terdapat 10 guru termasuk
didalamnya Kepala Sekolah, 7 Guru kelas, guru agama, dan guru bidang study
olah raga yang semuanya itu adalah guru perempuan. Rata-rata jumlah siswa yang
ada disetiap kelas lebih dari 40 siswa, terkecuali kelas IIA dan IIB yaitu sebanyak
30.
3.Sampel penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kelas V sebagai sampel penelitian
untuk materi jaring-jaring tabung, jumlah siswanya sebanyak 45. Peneliti
mengambil sampel sebanyak 44, dengan kelas eksperimen sebanyak 22 dan kelas
kontrol sebanyak 22 dengan kemampuan awal yang homogen atau sama.
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penenlitian ini yaitu menggunakan Quasi
Eksperimental Design dengan bentuk Non Equivalent Control Group Design.
Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrolvariabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen (Sugiono, 2012:114). Bentuk Non Equivalent Control Group Design
ini merupakan bentuk pretest-postest control group design pada design ini antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen ditentukan secara proporsi
coba pretest. Kelas ekperimen adalah kelas yang diberi perlakuan dengan
pendekatan Open Ended Learning untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh pada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. sedanglan kelas
kontrol tidak diberikan perlakukan melainkan hanya menyampaikan pembelajaran
dengan menggunakan metode konvensional yaitu dengan metode ceramah atau
pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru ajar setiap harinya. Kelas kontrol
dan kelas ekperimen keduanya terlebih dahulu diberikan uji pretest untuk menguji
tingkat awal kemampuan berpikir kreatif siswa, kemudian setelah dilakukan
pretest, kedua kelas tersebut diadakan pembelajaran, setelah itu dilakukan postest
pada kedua kelas tersebut untuk mengetahui adakah pengaruh dan seberapa
pengaruh kelas yyang diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan
Open Ended Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
Desain penelitian yang akan dilakukan dalam penenlitian yaitu:
Keterangan:
= tes awal kelas eksperimen
= tes akhir kelas eksperimen
X = perlakuan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended Learning
= tes awal kelas kontrol
= tes akhir kelas kontrol
X
Tabel 3.1 Desain Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk:
1. Tes subjektif dengan tes tertulis 5 soal uraian untuk mengukur perbedaan
hasil kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas kontrol dengan kelas
eksperimen.
2. Skala sikap untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
matematika menggunakan pendekatan Open Ended Learning.
D. Teknik Analisis Hasil Uji Instrumen
Penentuan subjek penelitian
Penyusunan Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pendekatan Open Ended
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
pendekatan konvensional Menyusun instrumen penelitian,
membuat kisi-kisi soal uji coba instrumen dan uji validitas instrumen
Uji pretest
Pelaksanaan pendekatan pembelajaran Open Ended
Learning pada kelas eksperimen
Pelaksanaan pendekatan pembelajaran konvensional pada
kelas kontrol
Uji postest
Pengumpulan data
Sebelum digunakan dalam penelitian, butir soal instrument tes diuji coba
terlebih dahulu berdasarkan analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan
daya pembeda.
1. Validitas
Suatu tes yang baik akan memiliki tingkat validitas yang tinggi. Validitas
merupakan ketepatan dalam mengungkap data. Disinilah perlunya membuat
kisi-kisi sebagai pedoman penyusunan tes, sehingga soal-soal tidak menyimpang dari
tujuan pengukuran terhadap keseluruhan materi yang akan diungkap. Untuk
mengetahui valid tidaknya suatu butir soal, maka perlu dilakukan uji validitas
butir soal, yaitu salah satu cara dengan menggunakan software anates versi 4.0.2.
Kriteria acual validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini:
Tabel 3.2 Kriteria Acuan Penilaian Validitas
Kriteria Keterangan
0,800 - 1,00 Sangat tinggi
0,600 - 0,799 Tinggi
0,400 - 0,599 Sedang
0,200- 0,399 Rendah
0,00 - 0,199 Sangat rendah (tidak valid)
(Ridwan, 2010: 212)
Berdasarkan hasil uji validitas butir soal dengan menggunakan software
anates versi 4.0.2.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan keajegan hasil tes, artinya soal dapat
memberikan hasil relatif sama jika diberikan pada subjek yang sama meskipun
dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda. Untuk menghitung reliabilitas
digunakan rumus korelasi dengan product moment adalah :
Keterangan :
r xy = Koefisien korelasi antara X dan Y
N = Jumlah peserta tes
X = Skor siswa pada tiap butir soal
Y = Skor total
Reliabilitas dianalisis dapat dihitung juga dengan menggunakan software
anates versi 4.0.2. Nilai reliabilitas yang didapat diklasifikasikan ke dalam kriteria
acuan. Kriteria acuan nilai reliabilitas butir soal dapat dilihat pada di bawah ini:
Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas tes
Rentang Nilai r Kriteria
0,800 - 1,00 Sangat tinggi
0,600 - 0,800 Tinggi
0,400 - 0,600 Sedang
0,200 - 0,400 Rendah
0,00 - 0,200 Sangat rendah
(Arikunto, 2009: 109)
Berdasarkan hasil uji validitas butir soal dengan menggunakan software
anates versi 4.0.2.
3. Tingkat Kesukaran
Suatu tes yang baik akan memiliki tingkat kesukaran yang seimbang yaitu
pada tes yang mudah, sedang, dan sukar. Memang tidak ada kriteria yang pasti,
namun lazimnya tes yang memiliki tingkat kesukaran sedang lebih banyak dari
pada yang sulit atau yang mudah, yaitu 25% sulit, 50% sedang, 25% mudah.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran yaitu sebagai
berikut:
TK = Ru+RL
2n
Ru = Jumlah testi kelompok unggul yang menjawab benar suatu soal.
RL = Jumlah testi kelompok rendah yang menjawab benar suatu soal.
Tingkat kesukaran juga dapat dihitung dengan menggunakan software
anates versi 4.0.2. Nilai P yang diperoleh kemudian di interpretaikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan kriteria berikut:
Tabel 3.4 Klasifikasi tingkat kesukaran butir soal
Nilai P Kriteria
P 0,00 – 0,30 Sukar
P 0,31 – 0,70 Sedang
P 0,71 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 2009: 210)
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran butir soal, dengan menggunakan
ANATES.
E.Daya Pembeda
Selain memiliki tingkat kesukaran, tes juga harusmemiliki daya pembeda
antara testi yang mampu mengerjakan tes dan testi yang tidak dapat mengerjakan
tes. Hal ini akan ditunjukan oleh adanya perbedaan hasil atau skor yang diperoleh
oleh kelompok unggul dengan skor yang diperoleh oleh kelas rendah. Suatu item
yang memiliki daya pembeda akan ditunjukan oleh pemerolehan hasil kelompok
unggul yang lebih banyak daripada kelompok rendah.
DP = Ru+RL
n
Ru = Jumlah testi kelompok unggul yang menjawab benar suatu soal.
RL = Jumlah testi kelompok rendah yang menjawab benar suatu soal.
n = 27% dari seluruh testi
Daya pembeda dalam bentuk soal pilihan ganda dapat diketahui dengan
menggunakan rumus berikut ini : DB = BA – BB
Keterangan :
BA : Jumlah jawaban benar untuk kelas atas
BB : Jumlah jawaban benar untuk kelas bawah
N : Jumlah peserta tes.
Kriteria acuan untuk daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah
ini:
Tabel 3.5 Kriteria Acuan Daya Pembeda
Nilai DP Kriteria
Negatif Soal dibuang
0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik sekali
(Arikunto, 2009: 218)
Berdasarkan hasil uji daya pembeda butir soal dengan menggunakan
ANATES.
3.4.Teknik Pengolahan Data
1. Penliaian Tes
Skor tes kemampuan berpikir kreatif dengan tes subyektif, jawaban
lengkap diberi skor 20, jawaban sebagian lengkap diberi skor 15 dan jawaban
tidak lengkap diberi skor 10. Kategori acuan tes kemampaun berpikir kreatif
matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 5 berdasarkan kategori menurut
Djamarah (2005: 263) sebagai berikut:
1. Analisis Gain
Untuk memperoleh peningkatan kemampuan berpikir kreatif pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol menggunakan rumus sebagai berikut :
Indeks Gain = Skor postes – Skor pretes
Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan gain
ternormalisasi menurut klasifikasi Meltzer (2002:184) sebagai berikut:
Tabel 3.6 Indeks nilai gain ternormalisasi
Nilai Gain Interpretasi
0,7< g < 1 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
0 < g < 0,3 Rendah
3.5. Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap data-data yang diperoleh dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah
data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk
menguji normalitas digunakan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan dilakukan dengan software SPSS versi 14.
2.Uji Homogenitas
Jika data berasal dari populasi berdistribusi normal, maka selanjutnya akan
diuji apakah data tersebut homogen atau tidak. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui apakah kedua data yang diperoleh berasal dari populasi yang
homogen atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan dengan menggunakan
uji Fdan dilakukan dengan software SPSS versi 14.
F. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, digunakan uji perbedaan dua rata-rata (uji-t). Uji
hipotesis menggunakan uji t dua sampel yang merupakan uji perbandingan (uji
komparatif). Tujuan dari uji komparatif adalah untuk membandingkan apakah
kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Syarat untuk melakukan uji-t ini
adalah ketika uji normalitas dan uji homogenitas terpenuhi. Adapun rumus untuk
̅ ̅
√ (
√ ) (√ )
Keterangan:
r = Nilai Korelasi X1 dengan X2
n1 dan n2 = Jumlah sampel
̅ dan ̅ = Rata-rata sampel ke-1 dan sampel ke-2
1 dan = Standar Deviasi sampel ke-1 dan sampel ke-2
dan = Varians sampel ke-1 dan sampel ke-2
Perhitungan uji t dalam penelitian ini, akan diperoleh menggunakan
software untuk menghitung data statistik, yaitu program SPSS 14.0 setelah
mengatahui normalitas dan homogenitas datanya,dengan cara memasukan input
atau data yang akan diolah pada cell baru (variabel view) kemudian pilih analisis
compare means dan independent–samples t test. Setelah dimasukan data pada
variebel view maka akan keluar output berupa tabel uji t.
G. Uji Anova dan Scheffe
Uji anova dan scheffe dilakukan untuk melihat letak perbedaan kemampuan berpikir kreatif pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok tinggi,
sedang dan rendah. Cara menghitung ujji anova dan scheffe akan dilakukan
dengan bantuan SPSS 14 for windows dengan langkah-langkah adalah masukkan
data, pilih compare means- one way anova untuk mnegetahui niai yang dominan perbedaannya dari ketiga kelompok tinggi, sedang, dan rendah.
H. Pengelompokkan Data
Nilai dikelompokkan berdasarkan nilai kelompok tinggi, sedang dan
rendah. Pengelompokkan nilai tersebut akan menggunakan ketentuan sebagai
berikut:
a. Jika x ≥ (β + std) maka x dikelompokkan kedalam nilai “tinggi”
c. Jika x < (β - std) maka x dikelompokkan kedalam nilai “rendah”
Keterangan :
x = Nilai Siswa
β = Nilai Rata-rata Siswa
std = Standar Deviasi Kelas
I. Perhitungan Gain Ternormalisasi
Uji gain digunakan untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pendekatan Open Ended
Learning. Gain yang diperoleh di normlisasi oleh selisih antara skor masksimal
(Smaks) dengan skor postes. Dimana skor maksimalnya adalah 100. Hal ini
dimaksud untuk menghindari kesalahan menginterpretasikan perolehan gain
siswa. Gain yang dinormalisasi diperoleh dari menghitung selisih antara skor postes (Spost) dan skor pretes (Spre) dibagi oleh selisih antara skor maksimal
dengan skor postes. Peningkatan yang terjadi sebelumnya dan sesudah
pembelajaran menurut Hake (dalam Rostina, 2014, hlm. 151) dihitung dengan
menggunakan rumus seperti di bawah ini:
g = Spos - Spre
Smaks - Spre
Keterangan :
g = Gain
Spre = Skor pretes
Spos = Skor postes
Smaks = Skor maksimal
Dengan kriteria tingkat gain dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.6
Interpretasi N–Gain
-1,00 ≤ g < 0,00 Terjadi Penurunan
g = 0,00 Tidak Terjadi Peningkatan
g > 0,7 Gain Tinggi
0,3 < g ≤0,7 Gain Sedang
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analasis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,
maka pada bab v ini akan dijelaskan mengenai simpulan dan saran atas
penenlitian ini yaitu sebagai berikut:
A. Simpulan
Adapun beberapa kesimpulan penelitian ini yaitu:
1. Terdapat perbedaan antara siswa yang diberikan pendekatan
konvensional dengan siswa yang diberikan pendekatan Open Ended
Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
dalam materi jaring-jaring tabung, hal ini dibuktikan dari hasil ide dan
pendapat siswa dalam mendesain jaring-jaring tabung sangat beragam
dan berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lainnya.
2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa meningkat dengan
menggunakan pendekatan Open Ended Learning lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Sampel yang
diambil dari penelitian ini yaitu terdiri dari 22 siswa dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol, sementara pada pretest kelas eksperimen
dan kelas kontrol memperoleh varians sebesar 208,0628 dan 204,1126
dan pada postest yaitu 316,0714 dan 422,9978 dengan standar deviasi
pretest 14,424 dan 14,2868 serta postest sebesar 13,84242 dan
20,56691.
3. Pendekatan Open Ended Learning, berpengaruh terhadap proses pembelajaran matematika. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil
data perolehan dari pretest dan postest baik pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol. rata-rata kelas eksperimen sebesar 53,4 setelah
diberikan pendekatan Open Ended Learning berubah menjadi 80,2 dan rata-rata nilai kelas kontrol adalah 52,7 setelah diberikan pembelajaran
Fikhiyah Rohaniyah,2016
PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS
dengan menggunakan pendekatan Open Ended Learning, sedangkan yang tidak menggunakan pendekatan OEL sebesar 0,7. Dari hasil
analisis pengolahan data yang telah dilakukan, membuktikan bahwa
pendekatan Open Ended Learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam konsep jaring-jaring tabung pada siswa kelas V,
untuk itu semoga penelitian ini dapat dijadikan panduan atau referensi
bagi pendidik untuk lebih mengembangkan dan mengaplikasikan
berbagai macam metode, strategi, ataupun model pembelajaran yang
efektif.
Adapun kendala yang terjadi ketika penelitian berlangsung, yaitu agak
sulitnya menstimulus cara berpikir anak yang divergen karena adanya
kemungkinan proses pembelajaran yang guru ajarkan setiap harinya
kurang mengasah pada tingkat kemampuan berpikir anak, namun
kendala tersebuh dapat diatasi ketika peneliti membimbing secara
individu.
B. Saran
Pendekatan Open Ended Learning untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa cukup inovatif digunakan
khususnya dalam materi jaring-jaring tabung pada kelas V semester 2.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya
guna mengembangkan dan meningkatkan proses pembelajaran dengan
menggunakan berbagai strategi, metode, maupun model pembelajaran
yang inovatif khususnya bagi anak Sekolah Dasar, sehingga dapat
meningkatkan berbagai kemampuan siswa. semoga penelitian ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi siapa saja yang membacanya.
DAFTRA PUSTAKA
1) Huda, M. 2014. Model-Mode Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2) Susanto, A. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group.
3) Sadulloh, U. 2011. Pedagogik. Bandung : Afabeta.
4) Depdiknas. 2003. Kurikulum Pendidikan Dasar:GBPP Sekolah
Dasar. Jakarta: Depdiknas.
5) Rakhmat, C. 2014. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:
Andira.
6) Yuasnandar, E. 2014. Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang :
Ikhwan Mandiri Press.
7) Tiurlina. 2005. Pendidikan Matematika 1. Serang : Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Serang.
8) Yusnandar, E. 2013. Belajar dan Pembelajaran di SD. Serang :
Ikhwan Mandiri Press.
9) Supriadi. 2014. Kapita Selekta Matematika PGSD. Serang :
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.
10)Mustakim, B. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas
V. Jakarta: Depdiknas.
11)Supriadi. 2011. Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika
Pembelajaran Inquiry Based Learning dan Pendekatan Konvensional.
Jurnal Pendidikan Dasar. 11-24.
12)Setiamiharja, Kusmiyati. 2007. Pendekatan Open Ended di Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan dasar Nomor 8 , 1-5.
13)Sari, Kurniawati, Pramesti. 2013. Penerapan Pendekatan Open Ended
Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Matematis Siswa Ditinjau Dari Respon Siswa Terhadap
Pembealajaran. Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Volume 1
Nomor 1.
14) Margono, S. 2007. Metodologi penelitian pendidikan. Rineka Cipta,
Jakarta : ix + 259 hlm.
15) Nazir, M. 2009. Metode penelitian. Ghalia Indonesia, Bogor : xi +
413 hlm.
16)Purwanto. 2011. Evaluasi hasil belajar. Pustaka Belajar, Yogyakarta:
x + 223 hlm.
17)Sudjana,N. 2005. Metoda statistika. Tarsito, Bandung: x + 348 hlm.
18)Wibowo, H. 2010. Pengantar teori-teori belajar dan model-model
pembelajaran. Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Serang : viii + 152