• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM MATERI JARING-JARING TABUNG PADA SISWA KELAS V SD: Studi Quasi Eksperimen Kelas V SDN Taman Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang Provinsi Banten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM MATERI JARING-JARING TABUNG PADA SISWA KELAS V SD: Studi Quasi Eksperimen Kelas V SDN Taman Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang Provinsi Banten."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Fikhiyah Rohaniyah,2016

ABSTRAK

Fikhiyah Rohaniyah (1103012) Penelitian ini dilakukan di SDN Taman Kecamatan Taktatakan Kabupaten Serang Provinsi Banten pada tanggal 20 April 2015 sampai 06 Mei 2015, dengan judul "pengaruh pendekatan Open Ended

Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi

jaring-jaring tabung" , dilatarbelakangi oleh hasil belajar dan aktifitas proses pembelajaran siswa kelas V SDN Taman pada pembelajaran matematika khususnya pada materi jaring-jaring tabung, siswa cenderung memiliki kemampuan berpikir yakni ide, pendapat, atau gagasan yang cenderung sama antara satu siswa dengan siswa yang lainnya, sesuai dengan hasil studi penjajagan yang telah dilakukan oleh peneliti adanya beberapa faktor yang mengakibatkan permasalahan tersebut diantaranya adalah : 1) pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional dimana metode ceramah adalah suatu metode satu arah, yaitu guru cenderung menyampaikan materi namun tidak adanya interaksi dua arah ataupun interaksi tiga arah, selain itu guru tidak memberikan ruang waktu untuk siswa berpikir lebih konkrit dan memiliki kebebasan dalam mengemukakan atau mengungkapkan sebuah ide yang orisinil, divergen maupun otentik. 2) pasifnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu salah satu solusi yang dilakukan penenliti yaitu mencari dan mengaplikasikan pendekatan lain untuk mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif anak sehingga hasil belajar anakpun akan meningkat seiring dengan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif. Dalam penelitian ini penulis mengambil dan mengaplikasikan pendekatan Open

Ended Learning, pendekatan ini mempunyai karakter dimana proses pembelajaran

diaplikasikan untuk menstimulus pendapat anak menjadi lebih terbuka dalam arti memiliki kebebasan untuk berpikir bebas, beragam dan berbeda. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimental Design Pretest-Postest Control

Group Design. Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel yaitu Purposive

Sampling Sugiyono (2013, hlm 124), antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

(2)

Fikhiyah Rohaniyah,2016

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN

LEMBAR PERNYATAAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR DIAGRAM ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw ... 8

B. Konsep Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ... 12

C. Hasil Belajar ... 13

D. Kajian peneliti Terdahulu ... 16

E. Hipotesis Penelitian ... 16

F. Kerangka Berfikir ... 16

(4)

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 19

B. Subjek dan Lokasi ... 19

C. Definisi Operasional ... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 21

E. Teknik Analisis Data……….. F. Prosedur Penelitian G. Instrumen Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil Pelaksanaan Penelitian ... 29

B. Hasil Penelitian ... 30

1. Analisis Data Tes Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif ... 30

2. Analisis Hasil Wawancara ... 67

C. Pembahasan ... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Simpulan ... 72

B. Saran ... .73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

SURAT-SURAT

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu berhitung, berfikir, dan bernalar yang sangat

erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari terutama dalam kegiatan

perekonomian, selain itu matematika juga merupakan ibu dari segala ilmu yang

ada di alam semesta ini .Matematika merupakan ilmu bernar, sebagai mana

menurut John dan Rising matematika adalah ilmu pengetahuan dengan cara

bernalar atau berfikir, berkaitan dengan hitungan yang ada pada kehidupan

sehari-hari, berasal dari simbol yang padat. menempati posisi mother of scince

(Tiurlina, 2005). "matematika adalah pola berpikir, pola mengirganisasikan,

pembuktian yang logik. Matematika adalah bahasa yang menggunakan simbol

yang padat, jelas, dan akurat. Simbol matematika sangat padat tetapi mempunyai

arti yang sangat luas". Matematika merupakan salah satu bidang studi yang

diajarkan di Sekolah Dasar. Oleh sebab itu seorang guru SD harus lah mengetahui

dan memahami objek yang akan diajarkannya,. Dalam hal ini siswa SD berada

pada tahapan operasional konkrit (6-12 tahun) dimana pada tahap tersebut cara

berfikir anak harus dengan menggunakan benda-benda konkrit. Mengingat hal

tersebut maka guru harus memilih pendekataan yang efektif dan sesuai dengan

hakikat peserta didiknya. Pendekatan merupakan cara yang sistematis dan efektif

untuk menyampaikan informasi dan mampu menerapkannya pada kehidupan

anak. Dengan demikian pembelajaran matematika akan lebih mudah jika

dihubungkan dengan realita atau dihubungkan dengan kenyataan yaitu kehidupan

sehari-hari, menggunakan media yang konkrit sesuai dengan pengalaman dan

pengetahuan siswa mengenai benda yang terdapat dan digunakan dalam

kehidupan sehari-hari, maka anak akan dapat lebih merasakan makna yang

disampaikan oleh guru.

Tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai :

1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.

2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan

penemuan dengan mengembangkan pemikiran yang divergen, orisinil, rasa

(6)

3. Mengembangkan kemampuan penyampaian informasi atau

mengkomunikasikan gagasan (Depdiknas, 2003:1).

Sesuai fungsi dan tujuan dari pembelajaran matematika, salah satunya yaitu

dengan menerapkan kemampuan berpikir kreatif, berpikir kreatif dapat

menemukan ide atau gagasan yang baru dan divergen ketika menemukan sebuah

masalah yang harus di pecahkan oleh siswa.

Sebagaimana hasil studi penjajagan dalam penelitian ini hasil tes pada

materi jaring-jaring tabung yang dilakukan di Sekolah dasar banyak siswa yang

mendapatkan nilai hasil belajar diatas rata-rata nilai KBM, dengan nilai rata-rata

KKM yaitu (60) dan hanya terdapat dua orang anak yang mendapatkan nilai di

bawah KKM pada hasil ujian semester 2. Hal ini menunjukan hasil belajar yang di

capai siswa telah memenuhi standar KKM yaitu (60) dilihat dari nilai ujian yang

berjalan dengan baik, namun ketika langsung mengobservasi dan mengadakan

suatu pembelajaran langsung dengan meminta guru untuk mencoba mengulang

bagaimana pembelajaran berlangsung mengenai proses pembelajaran materi

jaring-jaring tabung, pembelajaran yang berlangsung memiliki karakteristik

metode konvensional yaitu dengan menggunakan metode ceramah, bahwa

metode konvensional apabila ditanya suatu konsep atau proses siswa tidak

menjawab dengan penuh keyakinan atau malah diam (Marpaung, 2000:264).

Menurut pendapat para ahli lain pembelajaran konvensional (tradisional) pada

umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hafalan dari

pada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan

hasil daripada proses, dan pengajarannya berpusat pada guru, sementara siswa

pasif (Supriadi dari Soekisno dari Russefendi, 2002: 31)

Dengan begitun guru hanya cenderung menyampaikan informasi dengan

menggunakan pembelajaran satu arah atau cara tradisional, pembelajaran ini telah

lama di gunakan. Guru tidak menggunakan media pembelajaran sebagai alat

penyampai informasi, siswa juga tidak diikutserta berpartisipasi dalam proses

pembelajaran dan terlihat pasif. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa

untuk berpikir kreatif mengembangkan suatu konsep yang berbeda menurut ide

dan pendapat dari masing-masing invidu, sehingga kemampuan siswa tidak

(7)

bertanya, rata-rata jawaban siswa tidak divergen atau jawaban siswa tidak berbeda

anatara satu sama lain mengenai sifat-sifat tabung dan jaring-jaring tabung. Siswa

mengalami kesulitan dalam menjelaskan sifat-sifat tabung, dan siswa hanya dapat

menggambarkan satu model jaring-jaring tabung yang di contohkan oleh guru.

Pandangan saya bahwa pada dasarnya guru mengetahui berbagai macam

pendekatan yang ada, namun tidak mengaplikasikan pengetahuannya kedalam

situasi dan proses pembelajaran. disinilah terjadinya penyimpangan dan

kejanggalan data yang diperoleh dari data nilai hasil belajar siswa dengan situasi

belajar yang sedang berlangsung. Antara data dengan situasi tidak signifikan,

mengapa bisa terjadinya hasil belajar yang baik pada rata-ratasiswa sedangkan

hasil data observasi situasi belajar sangat rendah.

Kondisi tersebut sangat menyimpang dengan berkembangnya teori

pendidikan sekarang, dan harus mendapat perhatian untuk lebih dikembangkan

sesuai dengan harapan pemerintah yaitu ada 4 kemampuan matematik,

kemampuan tersebut adalah kemampuan pemahaman konsep matematik,

komunikasi matematik, penalaran matematik, dan koneksi matematik (Depdiknas,

2003:3)

Seiring perkembangan dunia teknologi dan pendidikan. kurikulum terus

berganti menjadi kurikulum KTSP yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan

dengan menggunakan pendekatan yang terus berkembang pula, dan tidak lagi

menggunakan metode ceramah, ceramah hanya digunakan pada waktu tertentu

ketika guru membutuhkannya, namun tidak semua disampaikan dengan ceramah.

Guru berperan penting dalam proses pembelajaran, khususnya dalam

pembelajaran matematika karena terjadinya sebab-akibat yang guru sampaikan

kepada peserta didik. "Dasar terjadinya belajar adalah pembentukan stimulus dan

respon, dan salah satu koneksionismenya yaitu hukum sebab akibat, dimana

hukum ini adalah suatu tindakan akan menimbulkan pengaruh bagi tindakan yang

serupa" (Thorndike, 1874-1949). Dari berbagai masalah dan teori yang ada, dan

dari berbagai pendekatan matematika yang ada, saya akan melakukan eksperimen

mengenai pendekatan Open Ended Learning. OEL atau pembelajaran terbuka merupakan proses pembelajaran yang didalamnya tujuan individu di capai secara

(8)

pembelajaran yang membawa anak pada situasi nyaman dan berkaitan pada

keterbukaan tentang dunia sekitarnya, memanfaatkan benda-benda nyata sebagai

media pembelajaran, sehingga anak dapat merasakan dan mengalami proses

pembelajaran secara kongkrit sesuai dengan tingkatan usia anak Sekolah Dasar.

Dalam OEL pemahaman anak harus di mediasi secara individual, menilai kapan,

apa, dan bagaimana proses pembelajaran itu terjadi. Pemahaman lebih efektif dari

pada hanya sekedar mengetahui.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan melalukan penelitian

eksperimen kuantitatif yang berjudul " Pengaruh Pendekatan Open Ended

Learning (OEL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Jaring-Jaring

Tabung Kelas V SDN Taman Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang Provinsi

Banten".

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan tersebut

dapat diidentifikasi yaitu:

1. Pasifnya aktivitas pembelajaran yang berlangsung, baik guru maupun

siswa.

2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang tidak beragam dan

cenderung paham pada satu konsep yang sudah lumrah dipakai, karena

kurangnya stimulus yang diberikan oleh pengajar.

3. Rendahnya pemahaman siswa tentang materi jaring-jaring tabung.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terfokus, terarah, tidak meluas dan tidak

menyimpang, penulis membatasi penelitian ini yaitu bagaimana cara untuk

mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam materi jaring

-jaring tabung. Adapun untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis

siswa yaitu dengan menggunakan tes subyektif dan wawancara.

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang saya jelaskan, maka dapat disimpulkan rumusan

(9)

1. Adakah pengaruh pendekatan Open Ended Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi jaring-jaring tabung

pada kelas V Sekolah dasar?

2. Seberapa besar pengaruh positif pendekatan Open Ended Learning

terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi

jaring-jaring tabung pada kelas V Sekolah Dasar?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui adakah pengaruh pendekatan Open Ended Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi jaring-jaring tabung

pada kelas V Sekolah Dasar?

2. Memperoleh data seberapa besar pengaruh pendekatan Open Ended

Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dalam materi

jaring-jaring tabung pada kelas V Sekolah Dasar?

F. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan setelah melakukan penelitian

ini yaitu sebagai berikut

A. Manfaat bagi penulis

a) Dapat menemukan bukti kebenaran jawaban dari hipotesis

penelitian.

b) Memberikan gambaran baru untuk melakukan inovasi pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan Open EndedLearning secara langsung sebagai guru pengajar.

B. Manfaat bagi guru

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan guru sebagai

referensi dalam proses pembelajaran matematika khususnya.

b) Dapat memberikan inspirasi dalam inovasi pembelajaran dengan

penggunaan media yang ada disekitar anak.

c) Dapat mengimplementasikan pendekatan Open Ended Learning. C. Manfaat bagi siswa

a) Hasil penelitian ini diharapakan dapat membantu siswa dalam

(10)

pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Open

Ended learning.

b) Dapat membiasakan cara berpikir kreatif matematis siswa dalam

semua materi pembelajaran matematika.

G. Definisi Operasional

Adapun variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Open Ended Learning merupakan salah satu inovasi pendekatan

dalam pembelajaran matematika yang pertama kali dilakukan oleh

para ahli matematika jepang. Pendekatan ini lahir sekitar dua puluh

tahun lalu dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Shigemaru

Shimada, Toshio Sawada, Yoshiko Yashimoto, dan Kenichi Shibuya

(Afgani dari Nohda, 2000). Ciri utama open ended adalah suatu

masalah diformulasikan sedemikian sehingga memiliki kemungkinan

variasi jawaban benar baik dari segi aspek cara ataupun hasilnya.

Open ended learning merupakan pembelajaran terbuka, yaitu

merupakan proses pembelajaran yang tujuan didalamnya membangun

tujuan yang diinginkan siswa secara individual (Hannafin, Hall, Land,

dan Hill, 1994). Tidak hanya tujuan OEL juga bisa merujuk pada

cara-cara untuk mencapai maksud pembelajaran itu sendiri(Hannafin, Hall,

Land, dan Hill, 1994). Menurut pendapat beberapa para ahli, maka

dapat disimpulkan bahwa pendekatan Open ended learning adalah pendekatan yang dikhususkan dalam pembelajaran matematika

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran terbuka, dimana

media yang digunakan haruslahlah konkrit untuk mengantarkan anak

ke dalam pemikiran yang terbuka yang memunculkan ide terbuka,

berbeda dan beragam.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, hasil menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), berpikir adalah bernalar atau pikir, hasil

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kreatif adalah

memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan,

pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Berpikir

(11)

mengembangkan suatu permasalahan, melihat sebuah situasi atau

permasalahan dari sisi yang berbeda, terbuka pada berbagai ide

gagasan bahkan yang tidak umum dan mengimplementasikan ide

perbaikan (Supriadi, 2014). Jadi kemampuan berpikir kreatif yaitu

kemampuan berpikir secara otentik, instan, orisinal, spontan, berbeda

dari yang lain.

3. Jaring-Jaring Tabung, menurut KKBI, pengertian jaring-jaring bangun

ruang adalah pembelahan sebuah bangun yang berkaitan sehingga jika

digabungkan akan menjadi sebuah bangun ruang tertentu. Menurut

KBBI, pengertian tabung adalah bangun yang berbentuk 3 dimensi

yang mempunyai selimut dan alas juga atasnya yang berbentuk

lingkaran. Jadi pengertian jaring-jaring tabung adalah suatu kerangka

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek, Populasi dan Sampel Penelitian

1.Lokai subjek

Lokasi penelitian adalah di SDN Taman yang terletak di daerah

perkampungan berdekatan dengan area kopassus Taktakan, Kabupaten Serang

Provinsi Banten. Jarak dari SD tempat penelitian ke Serang kota yaitu sekita 1kg,

lokasi ini cukup jauh dengan keramaian kota, tempatnya sejuk dan nuansanya

masih daerah perkampungan, tidak adanya akses transportasi angkutan umum

yang menuju ke tempat tersebut, hanya ada ojek.

2.Populasi

Sekolah Dasar ini terdiri dari 7 kelas yaitu kelas I sampai kelas VI dimana

kelas II terdiri dari 2 kelas yaitu kels IIA dan IIB, terdapat 10 guru termasuk

didalamnya Kepala Sekolah, 7 Guru kelas, guru agama, dan guru bidang study

olah raga yang semuanya itu adalah guru perempuan. Rata-rata jumlah siswa yang

ada disetiap kelas lebih dari 40 siswa, terkecuali kelas IIA dan IIB yaitu sebanyak

30.

3.Sampel penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kelas V sebagai sampel penelitian

untuk materi jaring-jaring tabung, jumlah siswanya sebanyak 45. Peneliti

mengambil sampel sebanyak 44, dengan kelas eksperimen sebanyak 22 dan kelas

kontrol sebanyak 22 dengan kemampuan awal yang homogen atau sama.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penenlitian ini yaitu menggunakan Quasi

Eksperimental Design dengan bentuk Non Equivalent Control Group Design.

Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya

untuk mengontrolvariabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen (Sugiono, 2012:114). Bentuk Non Equivalent Control Group Design

ini merupakan bentuk pretest-postest control group design pada design ini antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen ditentukan secara proporsi

(13)

coba pretest. Kelas ekperimen adalah kelas yang diberi perlakuan dengan

pendekatan Open Ended Learning untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh pada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. sedanglan kelas

kontrol tidak diberikan perlakukan melainkan hanya menyampaikan pembelajaran

dengan menggunakan metode konvensional yaitu dengan metode ceramah atau

pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru ajar setiap harinya. Kelas kontrol

dan kelas ekperimen keduanya terlebih dahulu diberikan uji pretest untuk menguji

tingkat awal kemampuan berpikir kreatif siswa, kemudian setelah dilakukan

pretest, kedua kelas tersebut diadakan pembelajaran, setelah itu dilakukan postest

pada kedua kelas tersebut untuk mengetahui adakah pengaruh dan seberapa

pengaruh kelas yyang diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan

Open Ended Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

Desain penelitian yang akan dilakukan dalam penenlitian yaitu:

Keterangan:

= tes awal kelas eksperimen

= tes akhir kelas eksperimen

X = perlakuan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended Learning

= tes awal kelas kontrol

= tes akhir kelas kontrol

X

(14)

Tabel 3.1 Desain Penelitian

C. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk:

1. Tes subjektif dengan tes tertulis 5 soal uraian untuk mengukur perbedaan

hasil kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas kontrol dengan kelas

eksperimen.

2. Skala sikap untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika menggunakan pendekatan Open Ended Learning.

D. Teknik Analisis Hasil Uji Instrumen

Penentuan subjek penelitian

Penyusunan Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pendekatan Open Ended

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan

pendekatan konvensional Menyusun instrumen penelitian,

membuat kisi-kisi soal uji coba instrumen dan uji validitas instrumen

Uji pretest

Pelaksanaan pendekatan pembelajaran Open Ended

Learning pada kelas eksperimen

Pelaksanaan pendekatan pembelajaran konvensional pada

kelas kontrol

Uji postest

Pengumpulan data

(15)

Sebelum digunakan dalam penelitian, butir soal instrument tes diuji coba

terlebih dahulu berdasarkan analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan

daya pembeda.

1. Validitas

Suatu tes yang baik akan memiliki tingkat validitas yang tinggi. Validitas

merupakan ketepatan dalam mengungkap data. Disinilah perlunya membuat

kisi-kisi sebagai pedoman penyusunan tes, sehingga soal-soal tidak menyimpang dari

tujuan pengukuran terhadap keseluruhan materi yang akan diungkap. Untuk

mengetahui valid tidaknya suatu butir soal, maka perlu dilakukan uji validitas

butir soal, yaitu salah satu cara dengan menggunakan software anates versi 4.0.2.

Kriteria acual validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini:

Tabel 3.2 Kriteria Acuan Penilaian Validitas

Kriteria Keterangan

0,800 - 1,00 Sangat tinggi

0,600 - 0,799 Tinggi

0,400 - 0,599 Sedang

0,200- 0,399 Rendah

0,00 - 0,199 Sangat rendah (tidak valid)

(Ridwan, 2010: 212)

Berdasarkan hasil uji validitas butir soal dengan menggunakan software

anates versi 4.0.2.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berkenaan dengan keajegan hasil tes, artinya soal dapat

memberikan hasil relatif sama jika diberikan pada subjek yang sama meskipun

dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda. Untuk menghitung reliabilitas

digunakan rumus korelasi dengan product moment adalah :

(16)

Keterangan :

r xy = Koefisien korelasi antara X dan Y

N = Jumlah peserta tes

X = Skor siswa pada tiap butir soal

Y = Skor total

Reliabilitas dianalisis dapat dihitung juga dengan menggunakan software

anates versi 4.0.2. Nilai reliabilitas yang didapat diklasifikasikan ke dalam kriteria

acuan. Kriteria acuan nilai reliabilitas butir soal dapat dilihat pada di bawah ini:

Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas tes

Rentang Nilai r Kriteria

0,800 - 1,00 Sangat tinggi

0,600 - 0,800 Tinggi

0,400 - 0,600 Sedang

0,200 - 0,400 Rendah

0,00 - 0,200 Sangat rendah

(Arikunto, 2009: 109)

Berdasarkan hasil uji validitas butir soal dengan menggunakan software

anates versi 4.0.2.

3. Tingkat Kesukaran

Suatu tes yang baik akan memiliki tingkat kesukaran yang seimbang yaitu

pada tes yang mudah, sedang, dan sukar. Memang tidak ada kriteria yang pasti,

namun lazimnya tes yang memiliki tingkat kesukaran sedang lebih banyak dari

pada yang sulit atau yang mudah, yaitu 25% sulit, 50% sedang, 25% mudah.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran yaitu sebagai

berikut:

TK = Ru+RL

2n

Ru = Jumlah testi kelompok unggul yang menjawab benar suatu soal.

RL = Jumlah testi kelompok rendah yang menjawab benar suatu soal.

(17)

Tingkat kesukaran juga dapat dihitung dengan menggunakan software

anates versi 4.0.2. Nilai P yang diperoleh kemudian di interpretaikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan kriteria berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi tingkat kesukaran butir soal

Nilai P Kriteria

P 0,00 – 0,30 Sukar

P 0,31 – 0,70 Sedang

P 0,71 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2009: 210)

Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran butir soal, dengan menggunakan

ANATES.

E.Daya Pembeda

Selain memiliki tingkat kesukaran, tes juga harusmemiliki daya pembeda

antara testi yang mampu mengerjakan tes dan testi yang tidak dapat mengerjakan

tes. Hal ini akan ditunjukan oleh adanya perbedaan hasil atau skor yang diperoleh

oleh kelompok unggul dengan skor yang diperoleh oleh kelas rendah. Suatu item

yang memiliki daya pembeda akan ditunjukan oleh pemerolehan hasil kelompok

unggul yang lebih banyak daripada kelompok rendah.

DP = Ru+RL

n

Ru = Jumlah testi kelompok unggul yang menjawab benar suatu soal.

RL = Jumlah testi kelompok rendah yang menjawab benar suatu soal.

n = 27% dari seluruh testi

Daya pembeda dalam bentuk soal pilihan ganda dapat diketahui dengan

menggunakan rumus berikut ini : DB = BA – BB

(18)

Keterangan :

BA : Jumlah jawaban benar untuk kelas atas

BB : Jumlah jawaban benar untuk kelas bawah

N : Jumlah peserta tes.

Kriteria acuan untuk daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah

ini:

Tabel 3.5 Kriteria Acuan Daya Pembeda

Nilai DP Kriteria

Negatif Soal dibuang

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

(Arikunto, 2009: 218)

Berdasarkan hasil uji daya pembeda butir soal dengan menggunakan

ANATES.

3.4.Teknik Pengolahan Data

1. Penliaian Tes

Skor tes kemampuan berpikir kreatif dengan tes subyektif, jawaban

lengkap diberi skor 20, jawaban sebagian lengkap diberi skor 15 dan jawaban

tidak lengkap diberi skor 10. Kategori acuan tes kemampaun berpikir kreatif

matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 5 berdasarkan kategori menurut

Djamarah (2005: 263) sebagai berikut:

1. Analisis Gain

Untuk memperoleh peningkatan kemampuan berpikir kreatif pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol menggunakan rumus sebagai berikut :

Indeks Gain = Skor postes – Skor pretes

(19)

Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan gain

ternormalisasi menurut klasifikasi Meltzer (2002:184) sebagai berikut:

Tabel 3.6 Indeks nilai gain ternormalisasi

Nilai Gain Interpretasi

0,7< g < 1 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

0 < g < 0,3 Rendah

3.5. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap data-data yang diperoleh dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah

data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk

menguji normalitas digunakan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan dilakukan dengan software SPSS versi 14.

2.Uji Homogenitas

Jika data berasal dari populasi berdistribusi normal, maka selanjutnya akan

diuji apakah data tersebut homogen atau tidak. Uji ini dilakukan untuk

mengetahui apakah kedua data yang diperoleh berasal dari populasi yang

homogen atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan dengan menggunakan

uji Fdan dilakukan dengan software SPSS versi 14.

F. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, digunakan uji perbedaan dua rata-rata (uji-t). Uji

hipotesis menggunakan uji t dua sampel yang merupakan uji perbandingan (uji

komparatif). Tujuan dari uji komparatif adalah untuk membandingkan apakah

kedua data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Syarat untuk melakukan uji-t ini

adalah ketika uji normalitas dan uji homogenitas terpenuhi. Adapun rumus untuk

(20)

̅ ̅

√ (

√ ) (√ )

Keterangan:

r = Nilai Korelasi X1 dengan X2

n1 dan n2 = Jumlah sampel

̅ dan ̅ = Rata-rata sampel ke-1 dan sampel ke-2

1 dan = Standar Deviasi sampel ke-1 dan sampel ke-2

dan = Varians sampel ke-1 dan sampel ke-2

Perhitungan uji t dalam penelitian ini, akan diperoleh menggunakan

software untuk menghitung data statistik, yaitu program SPSS 14.0 setelah

mengatahui normalitas dan homogenitas datanya,dengan cara memasukan input

atau data yang akan diolah pada cell baru (variabel view) kemudian pilih analisis

compare means dan independent–samples t test. Setelah dimasukan data pada

variebel view maka akan keluar output berupa tabel uji t.

G. Uji Anova dan Scheffe

Uji anova dan scheffe dilakukan untuk melihat letak perbedaan kemampuan berpikir kreatif pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelompok tinggi,

sedang dan rendah. Cara menghitung ujji anova dan scheffe akan dilakukan

dengan bantuan SPSS 14 for windows dengan langkah-langkah adalah masukkan

data, pilih compare means- one way anova untuk mnegetahui niai yang dominan perbedaannya dari ketiga kelompok tinggi, sedang, dan rendah.

H. Pengelompokkan Data

Nilai dikelompokkan berdasarkan nilai kelompok tinggi, sedang dan

rendah. Pengelompokkan nilai tersebut akan menggunakan ketentuan sebagai

berikut:

a. Jika x ≥ (β + std) maka x dikelompokkan kedalam nilai “tinggi”

(21)

c. Jika x < (β - std) maka x dikelompokkan kedalam nilai “rendah”

Keterangan :

x = Nilai Siswa

β = Nilai Rata-rata Siswa

std = Standar Deviasi Kelas

I. Perhitungan Gain Ternormalisasi

Uji gain digunakan untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan

berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pendekatan Open Ended

Learning. Gain yang diperoleh di normlisasi oleh selisih antara skor masksimal

(Smaks) dengan skor postes. Dimana skor maksimalnya adalah 100. Hal ini

dimaksud untuk menghindari kesalahan menginterpretasikan perolehan gain

siswa. Gain yang dinormalisasi diperoleh dari menghitung selisih antara skor postes (Spost) dan skor pretes (Spre) dibagi oleh selisih antara skor maksimal

dengan skor postes. Peningkatan yang terjadi sebelumnya dan sesudah

pembelajaran menurut Hake (dalam Rostina, 2014, hlm. 151) dihitung dengan

menggunakan rumus seperti di bawah ini:

g = Spos - Spre

Smaks - Spre

Keterangan :

g = Gain

Spre = Skor pretes

Spos = Skor postes

Smaks = Skor maksimal

Dengan kriteria tingkat gain dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.6

Interpretasi N–Gain

(22)

-1,00 ≤ g < 0,00 Terjadi Penurunan

g = 0,00 Tidak Terjadi Peningkatan

g > 0,7 Gain Tinggi

0,3 < g ≤0,7 Gain Sedang

(23)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analasis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,

maka pada bab v ini akan dijelaskan mengenai simpulan dan saran atas

penenlitian ini yaitu sebagai berikut:

A. Simpulan

Adapun beberapa kesimpulan penelitian ini yaitu:

1. Terdapat perbedaan antara siswa yang diberikan pendekatan

konvensional dengan siswa yang diberikan pendekatan Open Ended

Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

dalam materi jaring-jaring tabung, hal ini dibuktikan dari hasil ide dan

pendapat siswa dalam mendesain jaring-jaring tabung sangat beragam

dan berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lainnya.

2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa meningkat dengan

menggunakan pendekatan Open Ended Learning lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Sampel yang

diambil dari penelitian ini yaitu terdiri dari 22 siswa dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol, sementara pada pretest kelas eksperimen

dan kelas kontrol memperoleh varians sebesar 208,0628 dan 204,1126

dan pada postest yaitu 316,0714 dan 422,9978 dengan standar deviasi

pretest 14,424 dan 14,2868 serta postest sebesar 13,84242 dan

20,56691.

3. Pendekatan Open Ended Learning, berpengaruh terhadap proses pembelajaran matematika. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil

data perolehan dari pretest dan postest baik pada kelas eksperimen

maupun kelas kontrol. rata-rata kelas eksperimen sebesar 53,4 setelah

diberikan pendekatan Open Ended Learning berubah menjadi 80,2 dan rata-rata nilai kelas kontrol adalah 52,7 setelah diberikan pembelajaran

(24)

Fikhiyah Rohaniyah,2016

PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

dengan menggunakan pendekatan Open Ended Learning, sedangkan yang tidak menggunakan pendekatan OEL sebesar 0,7. Dari hasil

analisis pengolahan data yang telah dilakukan, membuktikan bahwa

pendekatan Open Ended Learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam konsep jaring-jaring tabung pada siswa kelas V,

untuk itu semoga penelitian ini dapat dijadikan panduan atau referensi

bagi pendidik untuk lebih mengembangkan dan mengaplikasikan

berbagai macam metode, strategi, ataupun model pembelajaran yang

efektif.

Adapun kendala yang terjadi ketika penelitian berlangsung, yaitu agak

sulitnya menstimulus cara berpikir anak yang divergen karena adanya

kemungkinan proses pembelajaran yang guru ajarkan setiap harinya

kurang mengasah pada tingkat kemampuan berpikir anak, namun

kendala tersebuh dapat diatasi ketika peneliti membimbing secara

individu.

B. Saran

Pendekatan Open Ended Learning untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif matematis siswa cukup inovatif digunakan

khususnya dalam materi jaring-jaring tabung pada kelas V semester 2.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya

guna mengembangkan dan meningkatkan proses pembelajaran dengan

menggunakan berbagai strategi, metode, maupun model pembelajaran

yang inovatif khususnya bagi anak Sekolah Dasar, sehingga dapat

meningkatkan berbagai kemampuan siswa. semoga penelitian ini dapat

bermanfaat dan berguna bagi siapa saja yang membacanya.

(25)

DAFTRA PUSTAKA

1) Huda, M. 2014. Model-Mode Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2) Susanto, A. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Prenadamedia Group.

3) Sadulloh, U. 2011. Pedagogik. Bandung : Afabeta.

4) Depdiknas. 2003. Kurikulum Pendidikan Dasar:GBPP Sekolah

Dasar. Jakarta: Depdiknas.

5) Rakhmat, C. 2014. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:

Andira.

6) Yuasnandar, E. 2014. Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang :

Ikhwan Mandiri Press.

7) Tiurlina. 2005. Pendidikan Matematika 1. Serang : Universitas

Pendidikan Indonesia Kampus Serang.

8) Yusnandar, E. 2013. Belajar dan Pembelajaran di SD. Serang :

Ikhwan Mandiri Press.

9) Supriadi. 2014. Kapita Selekta Matematika PGSD. Serang :

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.

10)Mustakim, B. 2008. Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas

V. Jakarta: Depdiknas.

11)Supriadi. 2011. Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika

(26)

Pembelajaran Inquiry Based Learning dan Pendekatan Konvensional.

Jurnal Pendidikan Dasar. 11-24.

12)Setiamiharja, Kusmiyati. 2007. Pendekatan Open Ended di Sekolah

Dasar. Jurnal Pendidikan dasar Nomor 8 , 1-5.

13)Sari, Kurniawati, Pramesti. 2013. Penerapan Pendekatan Open Ended

Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Matematis Siswa Ditinjau Dari Respon Siswa Terhadap

Pembealajaran. Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Volume 1

Nomor 1.

14) Margono, S. 2007. Metodologi penelitian pendidikan. Rineka Cipta,

Jakarta : ix + 259 hlm.

15) Nazir, M. 2009. Metode penelitian. Ghalia Indonesia, Bogor : xi +

413 hlm.

16)Purwanto. 2011. Evaluasi hasil belajar. Pustaka Belajar, Yogyakarta:

x + 223 hlm.

17)Sudjana,N. 2005. Metoda statistika. Tarsito, Bandung: x + 348 hlm.

18)Wibowo, H. 2010. Pengantar teori-teori belajar dan model-model

pembelajaran. Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Serang : viii + 152

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Kriteria Acuan Penilaian Validitas
Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas tes
Tabel 3.4 Klasifikasi tingkat kesukaran butir soal
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasar hasil pengamatan kondisi eksisting ruang terbuka hijau yang ada di Kampung Brambangan dan Perumahan Sambak Indah, pada kedua pemukiman tidak ada taman lingkungan yang

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pemberian terapi musik klasik terhadap tingkat kecemasan penderita gagal ginjal kronik yang menjalani

Penerapan Kegiatan Spray Painting Dalam Meningkatkan Kreativitas Seni Rupa Anak Usia Dini Di Kelompok B Kelas Anggur TK PGRI Lembang.... Peningkatan Kreativitas Seni

[r]

Berdasarkan hasil analisis di atas maka memberikan suatu bukti bahwa komunikasi interpersonal single parent secara tidak langsung memberikan pengaruh signifikan

Bila diperlukan, anda dapat mengatur tampilan data yang tersimpan pada suatu sel atau range tertentu agar posisinya ditampilkan rata kanan, kiri, di tengah sel atau di tengah

Didalam pola lampu lalu lintas ini penulis menggunakan metode pewarnaan graf, dimana penulis akan mewarnai simpul dengan warna yang berbeda pada setiap simpul yang berdampingan,

Cara mengatur jarak spasi di ms word - Memberikan spasi pada artikel yang ditulis di ms word bertujuan untuk memberikan jarak antara baris per baris dari setiap paragraf atau